Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 HIPERTENSI

2.1.1 Definisi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah

tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas

batas normal atau optimal yaitu ≥ 140 mmHg untuk sistolik dan ≥ 90 mmHg

untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent dis-ease karena

penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebe-lum

memeriksakan tekanan darahnya (Purnomo, 2009).

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanann darah di dalaam arteri.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

tekanan yang abnormal tinggi didalam arteti menyebabkan meningkatnya

resiko tekanan stroke, aneurisma, gagaal jantung, serangan jantung dan

kerusakan ginjal (Faqih, 2007). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah

suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya (Sustrani,2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana


seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau

mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama(

Saraswati,2009).

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.

Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan

normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari

satu periode. Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol kontriksi. Kontriksi arteriol

membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding

arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut

dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2011).

2.1.2 Etiologi Hipertensi

2.1.2.1 Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan tekanan

arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol

homeostatik normal tanpa subjek yang jelas atau tidak diketahui


penyebabnya. Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90% dari

seluruh pasien hipertensi. Beberapa faktor diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini :

a. Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi, berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.

b. Jenis kelamin dan usia

Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause

berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

c. Diet

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Menurut Widharto

(2007) sebenarnya, bukanlah garam (garam dapur) yang tidak baik

bagi tekanan darah, tetapi kandungan natrium (Na) dalam darah yang

dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang. Namun, Na yang

masuk dalam darah secara berlebihan dapat menahan air sehingga

meningkatkan volume darah. Meningkatkannya volume darah

mengakibatkan meningkatnya tekanan pada dinding pembuluh darah

sehingga kerja jantung dalam memompa darah semakin meningkat.

Sebagian besar hipertensi juga disebabkan adanya penebalan dinding


pembuluh arteri oleh lemak atau kolesterol. Jika penderita hipertensi

mengonsumsi makanan berlemak, kadar kolesterol dalam darahnya

dapat meningkat sehingga dinding pembuluh darah makin menebal.

Dampak yang semakin parah, pembuluh darah tersebut menjadi

tersumbat

d. Berat badan

Obesitas (>25% di atas berat badan ideal) dikaitkan dengan

berkembangnya hipertensi. Orang yang kelebihan berat badan,

tubuhnya bekerja keras untuk membakar berlebihnya kalori yang

masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam

darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin

banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan

darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya,

tekanan darah orang gemuk cenderung tinggi (Widharto, 2007).

e. Gaya hidup

Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah jika gaya hidup tersebut menetap.


2.1.2.2 Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit lain yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan

lain-lain. Sekitar 10% dari pasien hipertensi tergolong hipertensi

sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya

adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah

kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pemakaian

pil KB). Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain:

penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor

otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume

intravaskuler, luka bakar, dan stress (Udjianti, 2011).

2.1.4 Gejala Hipertensi

Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal ini

diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan

gejala yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Gejala-

gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo),

jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging

(tinnitus), dan mimisan.


Namun demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung

lama dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti: sakit

kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, terengah-engah, pandangan

mata kabur dan berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan

pergelangan kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan

kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian

muncul gejala yang menyebabkan gangguan psikologis seperti: emosional,

gelisah dan sulit tidur (Ira, 2014).

2.1.5 Komplikasi Hipertensi

Menurut Corwin (2005) komplikasi hipertensi terdiri dari stroke,

infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy-

included hypertension (PIH). Adapun komplikasi yang mungkin timbul

tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah dialami,

adakah faktor-faktor risiko lain dan bagaimana penyakit tersebut ditangani

a. Stroke

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut,

lebih dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan

disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit

neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau


perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh

darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian

otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003).

Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan

tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri

yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga

aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri

otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga

meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin, 2005).

b. Infark miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

arterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau

apabila terbentuk trombus yang menyumbat aliran darah melalui

pembuluh tersebut. Akibat hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel,

maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan

dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga,

hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran

listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung

dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2005).


c. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang

progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada

bagian yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi

pada gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau

sistem renin angiotensin aldosteron (RAA). hipertensi berisiko 4 kali lebih

besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang yang

tidak mengalami hipertensi Menurut Mansjoer (2001)

d. Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada

hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang

sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan

kapiler dan mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan

saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat

menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak jarang juga koma serta

kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan

hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak

dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin,

2005).
2.2 Pengetahuan

2.2.1 Difinisi

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan

menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak

aspek positif dari objek di ketahui maka menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tesebut.

2.2.2 Klasifikasi Pengetahuan

Riyanto (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya

sebagai berikut:
2.2.1.1 Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-

faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,

perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit

untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya

bahkan bisa tidak disadari.

2.2.2.2 Pengetahuan Eksplisit

Pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam

wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam

tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2012), tahap pengetahuan di dalam domain

kognitif terdiri dari 6 tingkat, yaitu :

2.2.3.1 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini


adalah mengingat kembali (recall) terhadap yang spesifik dari

seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di

terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2.2.3.2 Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

2.2.3.3 Aplikasi (aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


2..2.3.4 Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan,

dan sebagainya

2.2.3.5 Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Riyanto (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:


2.2.4.1 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik

formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup.

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah

untuk menerima informasi.

2.2.4.2 Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi

adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu

2.2.4.3 Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan


tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu

sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan

seseorang.

2.2.4.4 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

2.2.4.5 Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.


2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan suatu reaksi atau

respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap adalah suatu tingkatan

afeksi yang baik yang bersifat positif maupun dalam hubungannya dengan

objek-objek psikologis. Sikap juga sebagai tingkatan kecenderungan yang

bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Sikap

merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

stimulus objek dan tidak langsung terlihat yang berarti seseorang mempunyai

kesiapan untuk bertindak, tetapi belum melakukan aktifitas yang disebabkan

oleh penghayatan pada suatu objek

Thomas dan Znaniecki dalam Wawan dan Dewi (2010)

menyatakan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi

internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state),

tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual.


2.3.2 Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi)

orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Вам также может понравиться

  • Tugas 1 ApliKom
    Tugas 1 ApliKom
    Документ16 страниц
    Tugas 1 ApliKom
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Kep Peliatif
    Kep Peliatif
    Документ3 страницы
    Kep Peliatif
    Dewi
    Оценок пока нет
  • .Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif-1
    .Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif-1
    Документ47 страниц
    .Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif-1
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Makalah 1
    Makalah 1
    Документ9 страниц
    Makalah 1
    Adrian Fatahillah
    Оценок пока нет
  • Makalah 1
    Makalah 1
    Документ9 страниц
    Makalah 1
    Adrian Fatahillah
    Оценок пока нет
  • LP Trombositopenia
    LP Trombositopenia
    Документ29 страниц
    LP Trombositopenia
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Keberimbangan Dalam Berita Pelecehan Pasien PDF
    Keberimbangan Dalam Berita Pelecehan Pasien PDF
    Документ112 страниц
    Keberimbangan Dalam Berita Pelecehan Pasien PDF
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Makalah Abortus Patway
    Makalah Abortus Patway
    Документ28 страниц
    Makalah Abortus Patway
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan
    Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan
    Документ27 страниц
    Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ1 страница
    Dokumen
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ11 страниц
    Dokumen
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Документ19 страниц
    Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Lenny Jullyta Simanullang
    100% (1)
  • Kumpulan Soal
    Kumpulan Soal
    Документ9 страниц
    Kumpulan Soal
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ1 страница
    Dokumen
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Kumpulan Soal
    Kumpulan Soal
    Документ9 страниц
    Kumpulan Soal
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Tutorial Aplikom
    Tutorial Aplikom
    Документ31 страница
    Tutorial Aplikom
    Dewi
    Оценок пока нет
  • 1911102411132
    1911102411132
    Документ38 страниц
    1911102411132
    Dewi
    Оценок пока нет
  • 05.soal Hipertensi
    05.soal Hipertensi
    Документ2 страницы
    05.soal Hipertensi
    Abi Faiz
    75% (4)
  • Cover
    Cover
    Документ10 страниц
    Cover
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Tugas Muhammadiyah Kel. 3 New-1
    Tugas Muhammadiyah Kel. 3 New-1
    Документ15 страниц
    Tugas Muhammadiyah Kel. 3 New-1
    Dewi
    Оценок пока нет
  • LP Trombositopenia
     LP Trombositopenia
    Документ29 страниц
    LP Trombositopenia
    novita
    Оценок пока нет
  • Klompok 3
    Klompok 3
    Документ4 страницы
    Klompok 3
    Dewi
    Оценок пока нет
  • LP
    LP
    Документ32 страницы
    LP
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ5 страниц
    Tugas
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Soal Kasus Acs (Acute Coronary Syndrome
    Soal Kasus Acs (Acute Coronary Syndrome
    Документ4 страницы
    Soal Kasus Acs (Acute Coronary Syndrome
    Verya sn
    Оценок пока нет
  • Klompok 3
    Klompok 3
    Документ4 страницы
    Klompok 3
    Dewi
    Оценок пока нет
  • Aktualisasi Diri
    Aktualisasi Diri
    Документ1 страница
    Aktualisasi Diri
    Dewi
    Оценок пока нет
  • LP Tumor Otak
    LP Tumor Otak
    Документ18 страниц
    LP Tumor Otak
    INDAH ARMADANI RAHBI
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Документ19 страниц
    Laporan Pendahuluan Tumor Otak
    Lenny Jullyta Simanullang
    100% (1)
  • Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Документ84 страницы
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Dewi
    Оценок пока нет