Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
kerja.
terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta pekerja kehilangan
(ILO, 2011).
masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita
tidak hanya berupa kerugian materi, namun lebih dari itu adalah timbulnya korban
jiwa. Kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar
karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh
penyakit akibat kerja adalah biaya pengobatan dan kompensansi. Biaya tidak
1
2
dan kesehatan kerja yang baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu
Heinrich pada tahun 1930 yang disempurnakan oleh Frank E. Bird pada tahun
1985 menyatakan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah kondisi
tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman pekerja (unsafe action).
dengan tindakannya yang tidak aman. Faktor penyebab kecelakaan kerja harus
kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.
pekerjanya dari bahaya kecelakaan kerja. Perilaku tidak aman merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, hal ini menjadi penting untuk
kecelakaan kerja adalah 88% karena perilaku tidak aman (unsafe behavior), 10%
karena kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan 2% tidak diketahui
penyebabnya. Perilaku tidak aman terjadi karena persepsi dan keyakinan tenaga
kerja bahwa mereka merasa ahli di bidangnya dan merasa belum pernah
dengan baik dan benar. Selain itu, peran manajer dan pengawas yang kurang
peduli akan pentingnya perilaku aman pada tenaga kerja menjadi salah satu
penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Secara umum, tenaga kerja akan lebih
cenderung memilih jalan pintas dan cara praktis dalam melakukan pekerjaannya,
misalnya dengan sering bersikap acuh atau mengabaikan perilaku yang berbahaya
Safety Intervention Strategies yang telah dilakukan dalam beberapa penelitian dan
berada pada peringkat pertama yaitu dengan persentase sebesar 59,6% pada 7
penelitian dan 2.444 subyek. Hal ini berarti bahwa penggunaan pendekatan
4
menghilangkan faktor penyebab kecelakaan yang disebut tindakan tidak aman dan
menyangkut berbagai unsur yang saling terkait mulai dari penyebab langsung,
tenaga kerja dengan fokus yang berkelanjutan terhadap perhatian dan tindakan
terhadap setiap orang dan orang lain, serta upaya untuk berperilaku selamat. Salah
satu cara untuk mengidentifikasi unsafe act dan unsafe behavior yaitu dengan
Safety). Perilaku aman adalah bentuk dari perilaku manusia dan menjadi salah
peningkatan perubahan perilaku dari yang tidak aman menjadi perilaku aman
Behavior based safety (BBS) adalah aplikasi sistematis dari riset psikologi
dasarnya metode ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan kinerja keselamatan
5
yang lebih baik melalui promosi perilaku yang aman pada semua tingkatan di
tempat kerja. Metode ini juga telah banyak digunakan oleh manajemen untuk
mengurangi rasio kecelakaan kerja dengan cara melibatkan seluruh pekerja untuk
mengenali perilaku kerja tidak aman melalui observasi, timbal balik, intervensi
dan perubahan perilaku. Metode ini ternyata terbukti mampu menjadikan setiap
pekerja bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan orang lain yang berada di
tempat kerja tersebut. Riset yang dilakukan oleh para ahli behavior di banyak
negara ini juga telah membuktikan bahwa penerapan teknik BBS dapat
mengurangi kecelakaan antara 40-75% dalam waktu 2-16 bulan (Cooper, 1999).
sebagian besar tenaga kerjanya memiliki sikap dan efikasi diri yang baik, namun
PT. Denso Indonesia dapat menurunkan jumlah perilaku tidak aman dan angka
tersebut.
Gilang, Sidoarjo, PT Santos Jaya Abadi mewarisi tradisi sekental kopinya. Dalam
rentang waktu tak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi kopi dengan merk
dan kemewahan pada zaman tersebut. Lebih dari itu, inspirasi untuk senantiasa
6
dan berkelanjutan yang mempumyai potensi bahaya yang cukup besar. Oleh
Kerja (SMK3) yang lebih baik lagi dapat tercapai dan berusaha untuk menekan
keselamatan kerja dalam suatu perusahaan, Oleh sebab itu, PT. Santos Jaya Abadi
menerapkan BBS.
Menurut laporan kecelakaan kerja PT. Santos Jaya Abadi tercatat angka
kecelakaan kerja pada tahun 2014-2015 yaitu tertabrak (5%), kejatuhan benda
(6%), tidak mengikuti prosedur kerja (6%), ceroboh (11%), terkena benda panas
(11%), lantai kerja (17%) dan mesin (44%). Oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk setiap pekerja
kecelakaan kerja yang penyebab terbesarnya adalah unsafe action atau unsafe
proses peningkatan perilaku kerja yang aman. Program behavior based safety di
kesehatan dan keselamatan (K3) sehinggga tercipta kerja yang lebih aman.
Dimana pelaksanaan program behavior based safety ini dilaksanakan oleh seluruh
aman pekerja. Sasaran dari program behavior based safety ini adalah untuk
mengetahui secara dini perilaku tidak aman sebelum cidera terjadi dan mengubah
perilaku kerja yang lebih aman. Jika suatu tindakan tidak aman diobservasi dan
behavior based safety ini, pekerja akan merasa aman, terlindungi, dan terjamin
efisiensi baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
(BBS). BBS di PT. Santos Jaya Abadi merupakan program baru, maka hal ini
yang menjadi latar belakang penulis mengambil tema ini karena penulis ingin
menggali lebih dalam tentang penerapan BBS di PT. Santos Jaya Abadi.
1.2 Tujuan
Abadi
telah dijalankan.
dijalankan.
1.3 Manfaat
safety yang telah dilakukan oleh PT. Santos Jaya Abadi sebagai suatu
9