Вы находитесь на странице: 1из 18

Analysis of Factors Influencing Self Efficacy of Pulmonary TB Patients at

Puskesmas Mulyorejo and Puskesmas Kenjeran Surabaya

Christina Yuliastuti1)
Imroatul Farida2) and Erlina Dwi Jayanti3)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by mycobacterium tuberculosis with a


treatment program for 6 months. Patients when diagnosed with pulmonary TB will be
surprised, disappointed, sad, and afraid in self efficacy treatment that they have. The
objective of the study was to analyze the factors influencing the self efficacy of
pulmonary tuberculosis patients.

The research design used observational analytic with sample of 47 pulmonary


tuberculosis patients in Puskesmas Mulyorejo and Puskesmas Kenjeran Surabaya was
chosen using simple random sampling technique. The instrument used self efficacy
factor questionnaire and self efficacy questionnaire of pulmonary tuberculosis patients.
Data were analyzed using Spearman Rho test (ρ ≤ 0,05) and Regression Logistic test (ρ
≤ 0,05).

The results showed that there were self efficacy of pulmonary tuberculosis patients,
mastery experience (ρ = 0,001), vicarious experience (ρ = 0,024), verbal persuasion (ρ
= 0,024), emotional/physiological state (ρ = 0,001), and dominant factor influencing
self efficacy is a emotional/physiological state (ρ = 0.006, OR = 0.050).

The implication of this research in the role of health workers at Puskesmas Mulyorejo
and Puskesmas Kenjeran Surabaya giving health education about healthy lifestyle and
prevention of tuberculosis, so it can increase the confidence of pulmonary tuberculosis
patients to recover.

Keywords: tuberculosis, self efficacy, mastery experience, vicarious experience,


verbal persuasion, emotional/physiological state.
1) 2) : Pembimbing
3) : Penulis
PENDAHULUAN yang berlebihan seperti menutup mulut
dan menjauhi penderita TB paru. Hal
Tuberkulosis adalah penyakit tersebut dapat menyinggung perasaan
menular langsung yang disebabkan oleh dan berdampak pada psikologisnya
kuman TB (Mycobacterium salah satunya self efficacy yang dimiliki.
Tuberculosis). Sebagian besar kuman Namun sejauh ini di Puskesmas
TB menyerang paru, tetapi dapat juga Mulyorejo dan Puskesmas Kenjeran
mengenai organ tubuh lainnya Surabaya belum pernah dilakukan
(Kemenkes RI, 2011). Tuberkulosis penelitian mengenai faktor yang
(TB) merupakan penyakit infeksi mempengaruhi self efficacy penderita
menular yang disebabkan oleh TB paru.
Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data dari World
Mycobacterium tuberculosis ini Health Organization (WHO) tahun
ditransmisikan melalui droplet di udara, 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta
sehingga seorang penderita tuberkulosis kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1
merupakan sumber penyebab penularan juta orang (13%) di antaranya adalah
tuberkulosis pada populasi di sekitarnya pasien dengan HIV positif. Sekitar 75%
(Murwani, 2011 dalam Muhith, Saputra, dari pasien tersebut berada di wilayah
& Siyoto, 2017). Self efficacy Afrika, Pada tahun 2012 diperkirakan
merupakan keyakinan seseorang akan terdapat 450.000 orang yang menderita
kemampuannya melakukan suatu TB MDR dan 170.000 di antaranya
perilaku, bahkan ketika dihadapkan meninggal dunia. Indonesia berpeluang
dengan situasi penghalang atau mencapai penurunan angka kesakitan
menghambat (stressful situation) untuk dan kematian akibat TB menjadi
mencapai suatu tujuan yang diinginkan setengahnya di tahun 2015 jika
(Alwisol, 2009 dalam Sapiq, Muhsinin, dibandingkan dengan data tahun 1990
& Juanda, 2015). (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Berdasarkan studi pendahuluan Kesehatan RI, 2016). Hasil Riset
pada tanggal 5 dan 8 Februari 2018 Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun
yang dilakukan oleh peneliti, penderita 2013 prevalensi TB paru berdasarkan
TB paru kategori 1 lebih banyak diagnosis dan gejala provinsi Jawa
dibandingkan dengan TB paru kategori Timur sebesar 0,2% dan hasil Riset
2. Penderita TB paru akan mengalami Kesehatan Dasar (RIKESDAS) dalam
ketakutan tersendiri saat diagnosa oleh angka provinsi Jawa Timur tahun 2013
dokter menderita penyakit tuberculosis kota Surabaya dengan prevalensi
misalnya, kegagalan dalam pengobatan, diagnosis TB yang diobati program ≤ 1
perilaku pencegahan penularan, efek tahun sebesar 0,4% dan ≥ 1 tahun
samping obat dan kematian. Fenomena sebesar 1,4%.
yang saat ini terjadi jika ada seseorang Hasil studi dokumenter yang
penderita TB paru, keluarga atau orang dilakukan peneliti pada tanggal 5
disekelilingnya takut dan tidak ingin Februari 2018 di Puskesmas Mulyorejo
berdekatan, sehingga muncul sikap Surabaya, didapatkan hasil jumlah
penderita TB paru pada tahun 2015 Mulyorejo Surabaya pada tanggal 9
sebanyak 34 (100%) orang dengan Januari 2017, mengatakan bahwa
penderita TB paru kategori 1. Tahun penderita TB merasa lelah harus
2016 sebanyak 24 orang dengan jumlah meminum OAT setiap hari bahkan
penderita TB paru kategori 1 sebanyak terkadang lupa untuk meminum karena
22 orang (91,7%) dan penderita TB tidak ada yang mengingatkan serta
paru kategori 2 sebanyak 2 orang setelah meminum OAT penderita
(8,3%). Pada tahun 2017 jumlah merasakan efek samping obat seperti
penderita TB paru sebanyak 30 orang mual. Selain itu, 3 orang (60%)
dengan penderita TB paru kategori 1 penderita TB paru merasa tidak yakin
sebanyak 24 orang (80%) dan penderita untuk sembuh jika rutin minum obat
TB paru kategori 2 sebanyak 6 orang karena usianya yang sudah tua sekitar
(20%). Jumlah penderita TB paru rata- 50-55 tahun dan 2 orang (40%)
rata dalam tiga bulan yang menjalani penderita TB paru merasa yakin karena
pengobatan di Puskesmas Mulyorejo mendapatkan perhatian dan dukungan
Surabaya sebanyak 19 orang. Hasil dari keluarga untuk rutin minum obat.
studi pendahuluan yang dilakukan di Salah satu faktor yang
Puskesmas Kenjeran Surabaya pada mempengaruhi keyakinan pasien
tanggal 8 Februari 2018, didapatkan terhadap kesembuhan dari suatu
hasil jumlah penderita TB paru pada penyakit adalah self efficacy. Self
tahun 2015 sebanyak 31 (100%) orang efficacy adalah keyakinan pada
dengan penderita TB paru kategori 1. kemampuan seseorang untuk
Tahun 2016 sebanyak 34 orang dengan mengorganisasikan dan melaksanakan
jumlah penderita TB paru kategori 1 arah dari tindakan yang diperlukan
sebanyak 30 orang (88,2%) dan untuk menghasilkan pencapaian yang
penderita TB paru kategori 2 sebanyak diinginkan (Hendiani et.al., 2014).
4 orang (11,8%). Pada tahun 2017 Faktor yang mempengaruhi efikasi diri
jumlah penderita TB paru sebanyak 66 yaitu keberhasilan seseorang
orang dengan penderita TB paru menguatkan keyakinan akan
kategori 1 sebanyak 58 orang (87,9%) kemampuannya, sosok model yang
dan penderita TB paru kategori 2 ideal dapat membangun keyakinan akan
sebanyak 8 orang (12,1%). Jumlah kemampuan dengan meyakini
penderita TB paru rata-rata dalam tiga pengamatan strategi yang efektif untuk
bulan terakhir yang menjalani mengatur situasi yang berbeda, social
pengobatan di Puskesmas Kenjeran persuasions berhubungan dengan
Surabaya sebanyak 34 orang dengan dorongan (Feist & Feist, 2016 dalam
penderita TB paru kategori 1 sebanyak Muhith, Saputra, & Siyoto, 2017), dan
32 orang (94,1%) dan penderita TB keadaan emosi yang kuat, takut, cemas,
paru kategori 2 sebanyak 2 orang stres dapat mengurangi efikasi diri.
(5,9%). Hasil studi wawancara yang Namun bisa terjadi, peningkatan emosi
dilakukan peneliti dengan 5 orang (yang tidak berlebihan) dapat
penderita TB paru di Puskesmas meningkatkan efikasi diri (Alwisol,
2009). Informasi tentang kemampuan persepsi, self efficacy dan pengaruh
yang disampaikan secara verbal oleh interpersonal terhadap pencegahan TB
seseorang yang berpengaruh biasanya paru di puskesmas Muara Kumpeh
digunakan untuk meyakinkan seseorang Jambi pada 54 orang menggunakan
bahwa ia cukup mampu melakukan teknik total sampling memberikan hasil
suatu tugas. Dalam mengerjakan suatu bahwa ada hubungan bermakna antara
tugas, individu yang memiliki self self efficacy terhadap pencegahan TB
efficacy yang tinggi akan cenderung paru.
memilih terlibat langsung, sementara Self efficacy memegang peran
individu yang memiliki self efficacy utama dalam bagaimana seseorang
rendah cenderung menghindari tugas mencapai tujuan, tugas, dan tantangan.
tersebut. Orang dengan self efficacy tinggi yaitu,
Beberapa penelitian mengenai orang-orang yang percaya bahwa
self efficacy telah dilakukan dan mereka dapat melakukan dengan baik
memberikan hasil yang sama. Penelitian tugas-tugas yang sulit sebagai sesuatu
yang dilakukan oleh Hendiani, Sakti, & yang harus dikuasai bukan sesuatu yang
Widayanti (2014) mengenai hubungan harus dihindari (Suharsono &
antara persepsi dukungan keluarga Istiqomah, 2014). Efikasi diri dicapai
sebagai pengawas minum obat dan melalui empat proses. Proses ini terdiri
efikasi diri penderita tuberkulosis di dari kognitif, motivasi, afeksi, dan
BKPM Semarang dengan 44 pasien TB seleksi. Efikasi diri terbentuk dari
yang diambil dengan teknik sampling penilaian diri terhadap kemampuan dan
purposive menunjukkan adanya perasaan terhadap ancaman yang dapat
hubungan positif dan signifikan antara menimbulkan motivasi untuk mengatur
persepsi terhadap dukungan keluarga tindakan. Selain itu, lingkungan
sebagai pengawas minum obat dan berpengaruh pada pembentukan efikasi
efikasi diri. Penelitian yang sama juga diri. Proses seleksi terhadap lingkungan
dilakukan oleh Sapiq, Muhsinin, & dan berbagai tipe tindakan
Juanda (2015) mengenai hubungan self mempengaruhi individu untuk
efficacy dan konsep diri dengan melakukan tindakan yang terarah
kepatuhan minum obat pada penderita (Bandura, 2009 dalam Hendiani et.al.,
Tb paru di wilayah kerja puskesmas 2014).
Pekauman Banjarmasin Selatan pada 27 Peran sebagai konseling yaitu
orang dengan teknik pengambilan perawat kesehatan di masyarakat dapat
sampel menggunakan sampling jenuh. dijadikan sebagai tempat bertanya oleh
Hasil penelitian tersebut menunjukkan individu dan keluarga untuk
bahwa ada hubungan antara self efficacy memecahkan berbagai permasalahan
dan konsep diri dengan kepatuhan dalam bidang kesehatan yang dihadapi.
minum obat pada penderita TB paru. Peran perawat sebagai pendidik dan
Penelitian lain mengenai self efficacy konseling memegang peranan penting
juga dilakukan oleh Octavia (2017) untuk membangun keyakinan diri
mengenai hubungan pengetahuan, dengan mengoptimalkan atau
meningkatkan keyakinan penderita TB yang ditemukan dengan pendekatan
paru untuk sembuh dan hidup secara cross sectional yaitu jenis penelitian
normal, sehingga perlu adanya yang menekankan waktu pengukuran
penelitian lebih lanjut mengenai analisis atau observasi dari variabel independen
faktor yang mempengaruhi self efficacy dan dependen hanya pada satu kali pada
penderita TB paru di Puskesmas satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Mulyorejo dan Puskesmas Kenjeran Instrumen menggunakan kuesioner
Surabaya. faktor self efficacy dan kuesioner self
efficacy penderita TB paru. Teknik
METODE PENELITIAN sampling dalam penelitian ini yaitu
Probability Sampling dengan
Penelitian ini menggunakan pendekatan simple random sampling
rancangan penelitian Non- yang dilakukan di Puskesmas
Eksperimental dengan jenis penelitian Mulyorejo dan Puskesmas Kenjeran
observasional analitik bertujuan untuk Surabaya.
mengembangkan hubungan antar
variabel dan menjelaskan hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy Penderita TB Paru Di Puskesmas


Mulyorejo Dan Puskesmas Kenjeran Surabaya
Self Efficacy
Variabel Rendah Tinggi Total ρ value
N (%) N (%) N (%)
Pengalaman keberhasilan
(mastery experience)
Rendah 12 92,3% 1 7,7% 13 100% 0,001
Tinggi 14 41,2% 20 58,8% 34 100%
Total 26 55,3% 21 44,7% 47 100%
Pengalaman orang lain
(vicarious experience)
Rendah 10 83,3% 2 16,7% 12 100% 0,024
Tinggi 16 45,7% 19 54,3% 35 100%
Total 26 55,3% 21 44,7% 47 100%
Persuasi verbal (verbal
persuasion)
Rendah 8 88,9% 1 11,1% 9 100% 0,024
Tinggi 18 47,4% 20 52,6% 38 100%
Total 26 55,3% 21 44,7% 47 100%
Kondisi emosional/fisiologis
(emotional/physiological state)
Rendah 13 92,9% 1 7,1% 14 100% 0,000
Tinggi 13 39,4% 20 60,6% 33 100%
Total 26 55,3% 21 44,7% 47 100%

Hubungan Pengalaman Keberhasilan ekspektasi efikasi, sedangkan kegagalan


(Mastery Experience) Dengan Self akan menurunkan efikasi. Dalam
Efficacy Penderita TB Paru Di mencapai suatu keberhasilan akan
Puskesmas Mulyorejo dan Puskemas memberikan dampak efikasi yang
Kenjeran Surabaya berbeda-beda, tergantung proses
Pengalaman keberhasilan akan pencapaiannya yaitu : kesulitan tugas,
menaikkan efikasi diri individu kerja secara sendiri dalam menghadapi
(Bandura, 1997 dalam Ghufron, 2010). suatu pekerjaan, kegagalan, dan suasana
Berdasarkan Teori Bandura dalam emosional.
Alwisol (2009) Prestasi yang pernah Penelitian yang dilakukan oleh
dicapai pada masa yang lalu digunakan Permatasari, Lukman, & Supriadi
sebagai pengubah efikasi diri yang (2014) mengenai hubungan antara
paling kuat pengaruhnya untuk dukungan keluarga dan efikasi diri
meningkatkan efikasi diri. Prestasi dengan perawat diri lansia hipertensi,
(masa lalu) yang bagus meningkatkan menjelaskan bahwa pencapaian prestasi
dapat meningkatkan efikasi diri pada Peneliti berasumsi bahwa
lansia dalam melakukan perawatan diri. pengalaman seseorang mampu untuk
Penelitian lain yang dilakukan oleh mengatasi rintangan-rintangan melalui
Uzuntiryaki (2008) pada guru kimia di usaha yang ulet atau terus-menerus.
kota Turkis, bahwa empat sumber Hambatan yang ada akan dianggap
informasi yang dapat mempengaruhi sebagai sebuah tujuan untuk menyadari
self efficacy adalah pengalaman berhasil dibutuhkannya upaya yang terus
yang berperan dalam meningkatkan menerus dalam menghadapinya.
efikasi diri. Hasil yang telah dicapai Pengalaman penderita TB paru yang
(performance accomplishment) tinggi akan mempengaruhi self efficacy
merupakan sumber informasi yang yang dimiliki dalam mencapai
paling berpengaruh karena mampu keberhasilan untuk sembuh dari
memberikan bukti yang paling nyata penyakit TB paru yaitu dengan
tentang kemampuan seseorang untuk mendapatkan informasi dari petugas
mencapai keberhasilan (Mahmudi & kesehatan mengenai tahap-tahap
Suroso, 2014). pengobatan yang dijalani, cara
Dalam kehidupan manusia pencegahan penularan, hasil dari BTA
membentuk efikasi diri, seseorang harus selama pengobatan, dan selesai
pernah mengalami tantangan yang pengobatan sesuai jadwal selama 6
berat, sehingga ia menyelesaikannya bulan dapat meningkatkan self efficacy
dengan kegigihan dan kerja keras. penderita TB paru.
Perkembangan efikasi diri disamping Hubungan Pengalaman Orang Lain
ditentukan oleh keberhasilan dan (Vicarious Experience) Dengan Self
kegagalan yang telah dilakukan juga Efficacy Penderita TB Paru Di
ditentukan oleh kesalahan dalam Puskesmas Mulyorejo dan Puskemas
menilai diri. Apabila dalam kehidupan Kenjeran Surabaya
sehari-hari yang selalu diingat adalah Bandura (1997, dalam Ghufron,
penampilan-penampilan yang kurang 2010) menjelaskan bahwa pengamatan
baik, maka efikasi diri akan rendah terhadap keberhasilan orang lain dengan
(underestimate). Sebaliknya, meskipun kemampuan yang sebanding dalam
kegagalan sering dialami tapi secara mengerjakan suatu tugas akan
terus-menerus selalu berusaha meningkatkan efikasi diri individu
meningkatkan prestasi maka efikasi diri dalam mengerjakan suatu tugas yang
akan meningkat. Kumpulan dari sama. Penelitian yang dilakukan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu akan Utami (2017) mengenai peran orang tua
menjadi penentu efikasi diri melalui terhadap perilaku meniru (modelling)
representasi kognitif, yang meliputi : anak dalam konsep psikologi
ingatan terhadap frekuensi keberhasilan perkembangan menunjukkan bahwa
dan kegagalan, pola temporernya, serta perilaku yang orang tua berikan akan
dalam situasi bagaimana terjadinya menentukan perilaku baik dan buruk
keberhasilan dan kegagalan (Bandura, anak. Selain itu faktor lain untuk
1997 dalam Rustika, 2012). membentuk perilaku dilihat dari faktor
lingkungan sekitar. Hasil penelitian ini Individu melakukan persuasi terhadap
mendukung pendapat Bandura dirinya dengan mengatakan jika
mengenai peran model dalam individu lain dapat melakukannya
mengarahkan perilaku manusia. dengan sukses, maka individu tersebut
Efikasi akan meningkat ketika juga memiliki kemampuan untuk
mengamati keberhasilan orang lain, melakukanya dengan baik. Pengamatan
sebaliknya efikasi akan menurun jika individu terhadap kegagalan yang
mengamati orang yang kemampuannya dialami individu lain meskipun telah
kira-kira sama dengan dirinya ternyata melakukan banyak usaha menurunkan
gagal. Kalau figur yang diamati berbeda penilaian individu terhadap
dengan diri si pengamat, pengaruh kemampuannya sendiri dan mengurangi
vikarius tidak besar. Sebaliknya ketika usaha individu untuk mencapai
mengamati kegagalan figur yang setara kesuksesan. Ada dua keadaan yang
dengan dirinya, bisa jadi orang tidak memungkinkan efikasi diri individu
mau mengerjakan apa yang pernah mudah dipengaruhi oleh pengalaman
gagal dikerjakan figur yang diamatinya individu lain, yaitu kurangnya
itu dalam jangka waktu yang lama pemahaman individu tentang
(Alwisol, 2009). kemampuan orang lain dan kurangnya
Penelitian yang dilakukan oleh pemahaman individu akan
Pratiwi (2013) menjelaskan bahwa kemampuannya sendiri.
interpretasi diperlihatkan vicarious Peneliti berasumsi bahwa
experience efektif untuk meningkatkan pengalaman seseorang dengan melihat
self efficacy berwirausaha dengan orang lain yang serupa dengan dirinya
subjek penelitian 20 siswa SMK kelas mengalami kesuksesan akan
XII. Hasil yang berbeda dari penelitian memotivasi individu untuk mencapai
Wagler (2011) ia berpendapat bahwa hal yang serupa. Semakin besar
vicarious experience tidak kesamaan yang dianggap ada, semakin
mempengaruhi terhadap pengabdian besar pengaruh kesuksesan dan
mengajar pada guru SD pada siswanya. kegagalan model efikasi diri yang
Secara umum, efek pemodelan sosial didapat. Pada tabel 5.21 menunjukkan
tidak sekuat individu dalam bahwa sebagian besar penderita TB
meningkatkan keyakinannya, tetapi paru memiliki pengalaman orang lain
individu dapat memiliki efek yang kuat yang tinggi, hal ini sesuai dengan yang
dimana yang bersangkutan ikut dalam dialami oleh penderita TB paru yang
permodelan tersebut (Feist & Feist, saling bertukar pengalaman saat
2013). bertemu di puskesmas mengenai proses
Muhith, Saputra, & Siyoto pengobatan yang dijalani, dan gaya
(2017) menjelaskan pengamatan hidup serta perilaku yang diterapkan
individu akan keberhasilan individu lain sesama penderita TB paru untuk
dalam bidang tertentu akan mencegah penularan.
meningkatkan efikasi diri individu
tersebut pada bidang yang sama.
Hubungan Persuasi Verbal (Verbal atau keterampilan yang dapat
Persuasion) Dengan Self Efficacy mengaktualisasikan potensi orang
Penderita TB Paru Di Puskesmas tersebut (Bandura, 1997 dalam Rustika,
Mulyorejo dan Puskemas Kenjeran 2012). Efikasi diri juga dapat diperoleh,
Surabaya diperkuat atau dilemahkan melalui
Pada persuasi verbal, individu persuasi sosial. Dampak dari sumber ini
diarahkan dengan saran, nasihat, dan terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat
bimbingan sehingga dapat persuasi dari orang lain dapat
meningkatkan keyakinannya tentang mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu
kemampuan-kemampuan yang dimiliki adalah rasa percaya kepada pemberi
yang dapat membantu mencapai tujuan persuasi, dan sifat realistik dari apa
yang diinginkan. Individu yang yang dipersuasikan (Alwisol, 2009).
diyakinkan secara verbal cenderung Peneliti berasumsi bahwa
akan berusaha lebih keras untuk individu dipersuasi secara verbal
mencapai suatu keberhasilan (Bandura, mereka akan mempunyai kemampuan
1997 dalam Ghufron, 2010). Rustika untuk menguasai aktivitas tertentu
(2012) menjelaskan dorongan semangat dalam meningkatkan efikasi diri.
yang diberikan kepada orang yang Sementara itu, individu yang kurang
mempunyai potensi dan terbuka dipersuasi, cenderung untuk
menerima informasi akan menggugah menghindari aktivitas-aktivitas yang
semangat orang bersangkutan untuk menantang dan mudah menyerah.
berusaha lebih gigih meningkatkan Sebagian besar penderita TB paru yang
efikasi dirinya. diteliti memiliki pengalaman persuasi
Penelitian Melati (2012) yang tinggi, pengalaman tersebut
menunjukan bahwa ada pengaruh verbal didapatkan dari kelurga dan petugas
persuasion terhadap self efficacy pada kesehatan dalam mendukung serta
guru SMA. Pada hasil penelitian memberikan semangat dan dukungan
tersebut, keberadaan verbal persuasion untuk menjalani pengobatan TB sampai
dapat mengubah keyakinan partisipan tuntas serta peran keluarga dalam hal ini
terhadap self efficacy yang dimilikinya. sangat penting karena mendorong
Penelitian lain yang dilakukan oleh penderita TB paru untuk terus
Cham dan Lam (2010, dalam Muhith, meminum OAT setiap hari. Peran
2017) menunjukkan bahwa verbal petugas kesehatan juga turut ikut serta
persuasi kepada mahasiswa yang akan dalam meningkatkan persuasi verbal
mempengaruhi efikasi firi adalah respon penderita TB paru dalam memberikan
dan feedback dari pekerjaannya. saran yang berupa penyuluhan
Persuasi verbal akan berhasil kesehatan mengenai TB paru, perilaku
dengan baik apabila orang yang pencegahan penularan dan gaya hidup
memberikan informasi mampu sehat. Penderita TB paru datang ke
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan Puskesmas untuk mengambil obat dan
orang yang akan ditingkatkan efikasi memeriksakan dahak, peran perawat
dirinya, serta mengetahui pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan pujian bahwa penderita TB pula stres kerja ada karyawan
paru dapat bertahan dalam pengobatan sebaliknya semakin rendah efikasi diri
hingga tuntas dan menjelaskan hasil maka akan semakin tinggi stres kerja
dahak penderita yang negatif atas pada karyawan dan dapat disimpulkan
perilaku sehat yang dijalani. bahwa efikasi diri merupakan salah
Hubungan Kondisi Emosional/ faktor untuk mengurangi stres.
fisiologis (Emotional/physiological Alwisol (2009) menjelaskan
State) Dengan Self Efficacy Penderita keadaan emosi yang mengikuti suatu
TB Paru Di Puskesmas Mulyorejo kegiatan akan mempengaruhi efikasi di
dan Puskemas Kenjeran Surabaya bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat,
Ghufron (2010) menjelaskan takut, cemas, stress, dapat mengurangi
bahwa, dalam suatu aktivitas yang efikasi diri. Namun bisa terjadi,
melibatkan kekuatan dan stamina, orang peningkatan emosi (yang tidak
akan mengartikan kelelahan dan rasa berlebihan) dapat meningkatkan efikasi
sakit yang dirasakan sebagai petunjuk diri. Rangsangan emosional dapat
tentang efikasi dirinya. Individu akan memfasilitasi keberhasilan penyelesaian
mendasarkan informasi mengenai suatu tugas sederhana, tetapi
kondisi fisiologis mereka untuk menilai kemungkinan akan berdampak pada
kemampuannya. Ketegangan fisik tugas yang kompleks (Feist & Feist,
dalam situasi yang menekan dipandang 2013). Orang cenderung membuat
individu sebagai suatu tanda evaluasi diri positif pada waktu suasana
ketidakmampuan karena hal itu dapat hati positif, dan evaluasi negatif pada
melemahkan performansi kerja waktu suasana hati negatif. Mengalami
individu. keberhasilan pada waktu suasana hati
Penelitian yang dilakukan oleh positif akan menimbulkan efikasi diri
Pambajeng & Siswati (2017) mengenai tinggi, sedangkan mengalami kegagalan
hubungan antara psychological well pada waktu suasana hati negatif akan
being dengan efikasi diri pada guru, menimbulkan efikasi diri rendah. Orang
didapatkan hasil ada hubungan positif yang gagal dalam suasan hati gembira
antara psychological well being dengan cenderung overestimate terhadap
efikasi diri. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuannya, sedangkan orang yang
semakin tinggi psychological well sukses dalam suasana hati sedih
being, maka semakin tinggi efikasi diri. cenderung underestimate terhadap
Sebaliknya, semakin rendah kemampuannya (Bandura, 1997 dalam
psychological well being, maka semakin Rustika, 2012).
rendah efikasi diri. psychological well Peneliti berasumsi bahwa
being memberikan sumbangan efektif seseorang bergantung pada keadaan
sebesar 60,4% pada efikasi diri. fisik dan emosional dalam menilai
Penelitian lain dilakukan oleh Ferdianto kemampuan diri. Saat dihadapkan pada
(2014) pada karyawan yang mengalami suatu pekerjaan atau tantangan
stres kerja, menjelaskan bahwa semakin seseorang menginterprestasikan reaksi
tinggi efikasi diri, maka semakin rendah stres dan ketengangan terhadap hasil
kerja yang tidak memuaskan. Suasana penderita takut jika masih ada bakteri
hati juga mempengaruhi penilaian dalam paru-parunya dan rendahnya
seseorang baik positif maupun negatif. kesadaran diri pasien untuk sembuh.
Dalam suatu aktifitas yang memerlukan Disisi lain rasa bosan dan jenuh harus
fisik dan stamina, orang menilai meminum OAT setiap hari dan harus
keadaan kelelahan, rasa sakit dan nyeri merasakan efek samping obat saat awal
adalah sebuah penurunan fisik. pengobatan tentunya membuat
Dikaitkan dengan penderita TB paru penderita TB paru merasa cemas dan
dalam proses pengobatannya tentu akan takut terhadap penyakitnya.
merasa kecemasan saat dihadapkan
hasil pemeriksaan sputum, karena

Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Self Efficacy Penderita TB Paru Di


Puskesmas Mulyorejo dan Puskemas Kenjeran Surabaya
Koefisien Nilai ρ OR IK95%
Min Mak
Pengalaman Keberhasilan 0,000 1,000 1,000 0,000
Pengalaman Orang Lain -1,240 0,334 0,289 0,023 3,572
Persuasi Verbal 19,123 0,999 0,8 0,000
Kondisi Emosional/ -2,996 0,006 0,050 0,006 0,429
Fisiologis
Konstanta 0,431 0,227 1,53

Berdasarkan hasil penelitian Penelitian oleh Rahadianto &


diketahui bahwa faktor dominan yang Yoenanto (2014) menjelaskan self
paling berhubungan dengan self efficacy efficacy membuat perbedaan dalam
penderita TB paru adalah kondisi bagaimana orang merasa, berpikir dan
emosional/fisiologis bertindak. Dalam hal perasaan, rasa
(emotional/physiological state) dengan rendah self-efficacy berhubungan
ρ value = 0,006 dengan nilai OR 0,050, dengan depresi, kecemasan, dan
sedangkan untuk variabel pengalaman ketidakberdayaan. Tingkat self efficacy
keberhasilan (mastery experience), dapat meningkatkan atau menghambat
pengalaman orang lain (vicarious motivasi untuk bertindak. Individu
experience), persuasi verbal (verbal dengan efikasi diri yang tinggi memilih
persuasion) tidak berhubungan. Hal ini untuk melakukan tugas-tugas yang lebih
menunjukkan kondisi menantang. Self efficacy juga dapat
emosional/fisiologis mengurangi fisiologis dan emosional
(emotional/physiological state) dapat yang negatif seperti kecemasan dan
dijadikan faktor prediktor untuk stress. Selain itu, Prestiana &
meningkatkan keyakinan penderita TB Purbandini (2012) menjelaskan secara
paru di Puskesmas Mulyorejo dan fisiologis, seseorang akan merasakan
Puskesmas Kenjeran Surabaya. reaksi pada tubuhnya apabila ia merasa
kurang yakin dengan kemampuan yang
dimilikinya. Reaksi yang sering akan memberikan aliran positif terhadap
ditimbulkan adalah tegang, berkeringat tubuh untuk menjalani pengobatan.
dingin, demam, dan lain sebagainya.
Ketegangan yang berlangsung dan tidak SIMPULAN DAN SARAN
dapat ditanggulangi oleh individu akan
berimbas pada performa kerjanya. SIMPULAN
Sofyandi & Garniwa, 2007 dalam Hasil penelitian dan hasil
Wibowo, dkk (2017) mengemukakan pengujian pada pembahasan yang
kebutuhan dasar manusia menurut dilaksanakan peneliti, maka dapat
Maslow salah satunya yaitu kebutuhan disimpulkan sebagai berikut:
fisiologis. Kebutuhan ini merupakan Self efficacy atau keyakinan diri
salah satu dorongan yang kuat pada diri perlu dimiliki oleh penderita TB paru
manusia, karena merupakan kebutuhan dalam menghadapi proses pengobatan
untuk mempertahankan hidupnya. yang dijalani untuk meningkatkan
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam kualitas hidupnya, dapat disimpulkan
tiga hal pokok, sandang, pangan dan bahwa pengalaman keberhasilan
papan. (mastery experience), pengalaman
Peneliti berasumsi bahwa orang lain (vicarious experience),
kondisi fisiologis tidak terlepas dengan persuasi verbal (verbal persuasion), dan
hirarki kebutuhan dasar manusia kondisi emosional/fisiologis
menurut Maslow yaitu kebutuhan (emotional/physiological state) terdapat
fisiologis, keamanan, sosial, hubungan yang mempengaruhi self
penghargaan, dan aktualisasi diri. efficacy. Faktor yang paling dominan
Kondisi fisiologis termasuk dalam dalam penelitian ini adalah kondisi
kebutuhan fisiologis karena kebutuhan emosional/fisiologis
dasar yang paling dasar yang bersifat (emotional/physiological state) yang
harus dipenuhi lebih dulu oleh seorang dijadikan prediktor terhadap self
individu untuk mempertahankan efficacy penderita TB paru.
hidupmya secara fisik. Sebagai contoh
seorang penderita TB paru akan merasa SARAN
lemah fisiknya saat terdiagnosa TB paru 1. Penderita TB paru perlu memiliki
oleh paru serta menjalani pengobatan self efficacy tinggi berdasarkan
dengan minum OAT yang menimbulkan pengalaman yang diperoleh untuk
reaksi mual dan muntah membuat mencapai keberhasilan dalam
penderita TB akan merasa cemas, takut, pengobatan TB, Penderita TB
dan depresi sehingga mempengaruhi paru yang mengalami kondisi
kualitas hidupnya. Secara garis besar emosional/fisiologis yang rendah
peneliti berpendapat jika kondisi fisik diharapkan mengkondisikan tubuh
penderita TB paru sehat pasti secara dengan rileks terhadap suatu hal
psikologisnya akan sehat, sebaliknya serta berfikir yang positif.
jika secara psikologis sehat maka tubuh 2. Partisipasi orang sekitar selain
keluarga terdekat dapat
meningkatkan self efficacy Universitas Sumatera. Skripsi
penderita TB paru dengan Publikasi.
diberikan dukungan dan motivasi https://bsdarmawan.files.wordpr
ess.com/2017/10/hubungan-
untuk sembuh serta memberikan
antara-self-eficacay-dengan-
dorongan berupa kecemasan-berbicara.pdf,
informasi/pengalaman yang dapat diakses tanggal 18 Februari
menggugah semangat. 2018 jam 10.16 WIB.
3. Perawat dapat memberikan health
education mengenai gaya hidup Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah
sehat dan pencegahan TB untuk Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:
DIVA Press.
meningkatkan pengetahuan
sehingga penderita TB paru dapat Donsu, J. D. (2017). Psikologi
menerapkan dalam kehidupan Keperawatan. Yogyakarta:
sehari-hari. Pustaka Baru Press.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan
melakukan penelitian tentang Dwidiyanti, M. (2015). Efektifitas
“Pengaruh Health Belief Model Program "SOWAN" sebagai
Intervensi Keperawatan Holistik
(HBM) terhadap Self Efficacy
Terhadap Kemandirian Pasien
Penderita TB Paru”. TB Paru. Disertasi Publikasi.
http://eprints.undip.ac.id/51808/
DAFTAR PUSTAKA 2/Proposal_Meidiana.pdf,
diakses tanggal 03 Juni 2018
Adicondro, N., & Purnamasari, A. jam 23.40 WIB.
(2011). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial Keluarga dan Self Feist, J., & Feist, G. J. (2013). Teori
Regulated Learning Pada Siswa Kepribadian. Jakarta: Salemba
Kelas VIII. Humanitas, Vol. VIII Humanika.
No.1.
http://journal.uad.ac.id/index.ph Ferdianto, R. (2014). Hubungan antara
p/HUMANITAS/article/view/44 Efikasi Diri dengan Stres Kerja
8, diakses tanggal 03 Juni 2018 Pada Karyawan Solopos. Skripsi
jam 23.40 WIB. Publikasi.
http://eprints.ums.ac.id/31981/9/
Alsagaff, H., & Mukty, A. (2008). 02.%20Naskah%20Publikasi.pdf
Dasar-dasar Ilmu Penyakit , diakses tanggal 03 Juni 2018
Paru. Surabaya: Airlangga jam 23.40 WIB.
University Press.
Ghufron, M. N., & S, R. R. (2010).
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Teori-teori Psikologi.
Malang: UMM Press. Jogjakarta: Ar. Ruzz.

Anwar, A. D. (2009). Hubungan Antara Hendiani, N., Sakti, H., & Widayanti,
Self eficacy Dengan Kecemasan C. G. (2014, April). Hubungan
Berbicara Di Depan Umum Pada Antara Persepsi Dukungan
Mahasiswa Fakultas Psikolgi Keluarga Sebagai Pengawas
Minum Obat Dan Efikasi Diri 242/Pengaruh_Verbal_Persuasio
Penderita Tuberkulosis Di n_terhadap_Teacher_Self-
BKPM Semarang. Jurnal efficacy, diakses tanggal 30 Juni
Psikologi Undip, Vol.13 No.1. 2018 jam 15.13 WIB.
https://ejournal.undip.ac.id/inde
x.php/psikologi/article/viewFile/ Muhith, A., Saputra, M. H., & Sitoyo,
8340/6871, diakses tanggal 13 S. (2017). Faktor-faktor yang
Februari jam 17.11 WIB. Mempengaruhi Efikasi Diri
Penderita Tuberkulosis Di
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Puskesmas Tikung Lamongan.
Nasional Pengendalian Proceding Nasional Poltekkes
Tuberkulosis. Kemenkes Malang.
http://www.dokternida.rekansejaw http://ejurnalp2m.stikesmajapahit
at.com/dokumen/DEPKES- mojokerto.ac.id/index.php/publika
Pedoman-Nasional- si_stikes_majapahit/article/downl
Penanggulangan-TBC-2011- oad/178/153, diakses tanggal 2
Dokternida.com.pdf, diakses Februari 2018 jam 14.33 WIB.
tanggal 30 Januari 2018 jam 08.05
WIB. Naga, S. S. (2014). Buku Panduan
Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.
Laksmiarti, T., Rachmawati, T., Jogjakarta: DIVA Press.
Angkasawati, T. J., Pramono, M.
S., Kristiana, L., Izza, N., et al. Octavia, D. (2017, Desember).
(2013). Riset Kesehatan Dasar Hubungan Pengetahuan,
Dalam Angka Provinsi Jawa Persepsi, Self Efficacy dan
Timur. Jakarta: Badan Penelitian Pengaruh Interpersonal
dan Pengembangan Kesehatan Terhadap Pencegahan Penularan
Kementerian Kesehatan RI. TB Paru di Puskesmas Muara
http://terbitan.litbang.depkes.go. Kumpeh Jambi. Riset Informasi
id/penerbitan/index.php/lpb/cata Kesehatan, Vol. 6, No. 2.
log/book/114, diakses tanggal 2 http://www.stikes-
Februari 2018 jam 15.01 WIB. hi.ac.id/jurnal/index.php/rik/arti
cle/view/75/40, diakses tanggal
Mahmudi, M., & Suroso. (2014). 11 Februari 17.12 WIB.
Efikasi Diri, Dukungan Sosial
Dan Penyesuaian Diri Dalam Pambajeng, H. S., & Siswati. (2017).
Belajar. Persona, Jurnal Hubungan Antara Psychological
Psikologi Indonesia, Vol. 3, No. Wel Being Dengan Efikasi Diri
02. http://jurnal.untag- Pada Guru Bersertifikasi Di
sby.ac.id/index.php/persona/arti SMA Negeri Kabupaten Pati.
cle/view/382/340, diakses Jurnal Empati, Volume 7 Nomor
tanggal 03 Juni 2018 jam 23.40 3.
WIB. https://media.neliti.com/media/p
ublications/177997-ID-
Melati, L. S. (2012). Pengaruh Verbal hubungan-antara-psychological-
persuasion TerhadapTeacher well-being.pdf, diakses tanggal
Self Efficacy. Skripsi Publikasi. 03 Juni 2018 jam 23.40 WIB.
https://www.academia.edu/6112
http://www.depkes.go.id/downlo
Permatasari, L. I., Lukman, M., & ad.php?file=download/pusdatin/i
Supriadi. (2014). Hubungan nfodatin/InfoDatin-2016-
Antara Dukungan Keluarga Dan TB.pdf, diakses tanggal 3
Efikasi Diri Dengan Perawatan Februari 2018 jam 11.11 WIB.
Diri Lansia Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pusat Kedokteran dan Kesehatan
Ujung Berung Indah Kota POLRI. (2015). Panduan
Bandung. Disertasi Publikasi. Pengendalian Tuberkulosis (TB)
http://repository.unpad.ac.id/200 Dengan Strategi Directly
96/, diakses tanggal 03 Juni Observed Treatment Shortcourse
2018 jam 23.40 WIB. (DOTS) Di Fasilitas Kesehatan
Polri.
Perry, A. G., & Potter, P. A. (2010). http://kink.onesearch.id/Record/I
Fundamental Keperawatan. OS8.DEPKES-
Jakarta: Salemba Medika. OAI:5253#holdings. diakses
tangal 19 Februari 2018 jam
Pratiwi, N. (2013). Pengaruh Vicarious 22.47 WIB.
Experience Terhadap Self
Efficacy Berwirausaha Pada Rahadianto, A. I., & Yoenanto, N. H.
Siswa SMK Negeri 2 Salatiga. (2014). Hubungan Antara Self
Skripsi Publikasi. Efficacy dan Motivasi
http://eprints.ums.ac.id/24069/1/ Berprestasi dengan Kecemasan
03._Halaman_Depan.pdf, Akademik Pada Siswa Program
diakses tanggal 03 Juni 2018 Sekolah RSBI Di Surabaya.
jam 23.40 WIB. Jurnal Psikologi Industri dan
Organisasi, Volume 3 No 3.
Prestiana, N. I., & Purbandini, D. http://journal.unair.ac.id/downlo
(2012). Hubungan Antara ad-fullpapers-
Efikasi Diri (Self Efficacy) Dan jpio5fd3a821c82full.pdf, diakses
Stres Kerja Dengan Kejenuhan tanggal 30 Juni 2018 jam 15.53
Kerja (Burnout) Pada Perawat WIB
IGD dan ICU RSUD Kota
Bekasi. Jurnal Soul, Volume 5 Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas).
No 2. (2013). Badan Penelitian dan
https://qjournal.id/jurnal/paper/0 Pengembangan Kesehatan
008200007/hubungan-antara- kementerian RI Tahun 2013.
efikasi-diri-self-efficacy-dan- http://www.depkes.go.id/resourc
stres-kerja-dengan-kejenuhan- es/download/general/Hasil%20R
kerja-burnout-pada-perawat-igd- iskesdas%202013.pdf, diakses
dan-icu-rsud-kota-bekasi, tanggal 26 Januari 2018 jam
diakses tanggal 30 Juni 2018 12.08 WIB.
jam 15.52 WIB
Rustika, I. M. (2012). Efikasi Diri :
Pusat Data dan Informasi Kementerian Tinjauan Teori Albert Bandura.
Kesehatan RI. (2016). Buletin Psikologi, Vol. 20, No.
Tuberkulosis Temukan Obati 1-2.
Sampai Sembuh. https://journal.ugm.ac.id/buletin
psikologi/article/viewFile/11945 Suharsono, Y., & Istiqomah. (2014,
/8799, diakses tanggal 20 Januari). Validitas dan
Februari 2018 jam 16.23 WIB. Reliabilitas Skala Self Efficacy.
Jurnal Ilmiah Psiologi Terapan,
Sapiq, A. (2015). Hubungan Self Vol. 02, No. 01.
Efficacy dan Konsep Diri http://ejournal.umm.ac.id/index.
Dengan Kepatuhan Minum Obat php/jipt/article/view/1776/1864,
Pada Penderita TB Paru Di diakses tanggal 31 Januari 2018
Wilayah Kerja Puskesmas jam 14.40 WIB.
Pekauman Banjarmasin. Skripsi
Publikasi. Utami, W. D. (2017). Peran Orang Tua
https://id.scribd.com/doc/302891 Terhadap Perilaku Meniru
280/Hubungan-self-efficacy- (Modeling) Anak Dalam Konsep
dan-Konsep-diri-dengan- Psikologi Perkembangan Di
Kepatuhan-minum-obat-pada- Desa Belanti Kecamatan Sirah
penderita-TB-paru-di-wilayah- Pulau Padang KabupateN Ogan
kerja-puskesmas-pekauman- Komering Ilir. Skripsi Publikasi.
banjarmasin-tahun-2015, diakses http://eprints.radenfatah.ac.id/15
tanggal 13 Februari 17.23 WIB. 75/1/Winda%20Defrisa%20Uta
mi%2013210295%20baru.pdf,
Sharma, H. L., & Nasa, G. (2014). diakses tanggal 03 Juni 2018
Academic Self Efficacy : A jam 23.40 WIB.
Reliable Predictor Of
Educational Performances. Uzuntiryaki, E. (2008). Exploring The
British Journal of Education, Sources Of Turkish Pre Service
Vol. 2, No. 3, pp 57-64. Chemistry Teachers Chemistry
http://www.eajournals.org/wp- Self Efficacy Belief. Australian
content/uploads/Academic-Self- Journal Of Teacher Education,
Efficacy-A-Reliable-Predictor- Volume 33 Nomor 6.
of-Educational- http://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcont
Performances1.pdf, diakses ent.cgi?article=1496&context=aj
tanggal 20 Februari 2018 jam te, diakses tanggal 03 Juni 2018
16.25 WIB. jam 23.40 WIB.

Sitanggang, Y. A., Amin, M., & Wagler, R. (2011). The Impact Of


Sukartini, T. (2017, Oktober). Vicarious Experience And Field
Health Coaching Berbasis Experience Classroom
Health Promotion Model Characteristics On Preservice
Terhadap Peningkatan Efikasi Elementary Science Teaching
Diri Dan perilaku Pencegahan Efficacy. Electronic Journal Of
Penularan Pada Pasien TB Paru. Science Education, Volume 15
Jurnal Penelitian Kesehatan Nomor 2.
Suara Forikes, Vol. VIII Nomor http://ejse.southwestern.edu/artic
4. le/viewFile/7336/6993,diakses
http://repository.unair.ac.id/6615 tanggal 03 Juni 2018 jam 23.40
9/, diakses tanggal 1 Februari WIB.
16.25 WIB.
Wibowo, S., Amboningtyas, D.,
Fathoni, A., & Darsin. (2017).
Analisis Pengaruh Kebutuhan
Fisiologis, Kebutuhan
Keamanan, Kebutuhan Sosial,
Kebutuhan. Skripsi Publikasi.
https://jurnal.unpand.ac.id/index.
php/MS/article/view/722,
diakses tanggal 30 Juni 2018
jam 15.49

Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan


Komunitas Dengan Pendekatan
Praktis. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Вам также может понравиться