Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NIM : 16602241055
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat di identifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana dalam proses melatih atletik khususnya
lompat jauh di daerah Kabupaten Cilacap.
2. Metode yang digunakan dalam proses mengajar/melatih lompat
jauh di daerah Kabupaten Cilacap sehingga atlet itu sendiri sering
jenuh.
3. Masi sering muncul beberapa kesalahan dalam tahapan lompat jauh
di daerah Kabupaten Cilacap.
C. Rumusan Masalah
Masalah dalam skripsi ini dapat di rumuskan apakah penggunaan
metode latihan resisten dan power dapat meningkatkan prestasi lompat
jauh di deaerah kabupaten cilacap?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
Untuk mengetahui apakah metode latihan resisteen dan power dapat
meningkatkan prestasi lompat jauh pada atlet di daerah Kabupaten
Cilacap.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bisa kita dapatkan yaitu:
1. Bagi atlet untuk menemukan pengetahuan baru mengenai
penggunaan metode latihan resisten dan power dalam
pembelajaran lompat jauh.
2. Bagi Pelatih memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran
dan latihan atletik khususnya lompat jauh dan meningkatnya
prestasi atlet.
3. Bagi peneliti memberikan masukan tentang gagasan baru mengenai
proses pembelajaran lompat jauh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Lompat Jauh
Olahraga lompat jauh telah eksis sejak jaman Yunani kuno dan
pada awalnya olahraga ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk latihan
militer untuk melatih dan menguji kelincahan para prajurit ketika melewati
rintangan seperti parit, jurang dll.Pada masa itu, teknik permainan lompat
jauh berbeda dengan yang kita kenal sekarang, para jumper harus berlari
dengan mengangkat beban di kedua tangannya. ini dibuktikan berdasarkan
lukisan- lukisan kuno yang telah ditemukan.Lompat jauh pertama kali
dipertandingkan pada Olimpiade 1896. dan telah menorehkan rekor- rekor
jarak lompatan, Pada tahun 1935 Jesse Owen mencatatkan loncatan 8,13
meter sebelum dipecahkan oleh Bob Beamon pada 1968 dan dipecahkan
kembali oleh Mike Powell pada 1991 dengan rekor lompatan 8.95 meter.
2. Teknik Lompat Jauh
Teknik awalan
Teknik tumpuan
Teknik melayang dan
Teknik mendarat
a. Teknik Awalan
Jumper melakukan ancang-ancang sekitar 20-30 meter dari garis
lompat kemudian mendekati garis tersebut sambil meningkatkan
kecepatan lari. Namun jumper harus bisa mengendalikan kecepatan lari,
terutama di 3-5 akhir sebelum garis lompat dan mempersiapkan untuk
melakukan pengalihan dari kecepatan lari awalan (gerak
horizontal) menuju tolakan/loncatan (gerek vertikal).
b. Tumpuan
tahap dimana kaki melakukan lompatan di garis lompat untuk
mengangkat tubuh ke atas dan melayang di udara sebelum nanti mendarat.
c. Teknik Melayang
Gerakan kaki seperti berjalan ketika posisi tubuh melayang, itu
akan memudahkan dan memperluas jarak pendaratan anda.Selain itu ada
beberapa hal yang harus di perhatikan berada di posisi melayang:
d. Teknik Mendarat
Pendaratan dilakukan dengan cara menundukan kepala,
mengayunkan lengan dan menggerakan pinggang ke arah depan. Hal ini
dilakukan agar ketika proses pendaratan, Anggota badan lain tidak
menyentuh pasir lebih belakang daripada kaki.
b. Papan Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat dari kayu atau bahan lain
yang sesuai dan di cat warna putih. Papan tolakan ditanam tak kurang
dari 1 meter dari tepi dekat tempat pendaratan. Jarak papan tolak dengan
sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m.
Panjang =1,21–1,22 m
Lebar =1,98–2,02 dm
Tebal =1,00 dm
Papan tolak ditanam ditanah dan bagian tanahnya rata dengan tanah
lintasan. Di belakang garis tolakan/loncatan tersebut kemudian dipasang
papan plastisin atau bahan lainnya. yang akan membuat tanda apabila
jumper meloncat melewati garis loncatan.
c. Tempat Pendaratan
6. Prinsip Latihan
a. Prinsip Persiapan
Pada prinsip persiapan, materi dan dosis latihan harus
disesuaikan dengan usia olahragawan. Oleh karena itu, usia
berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis dari setiap
olahragawan. Artinya, pelatih harus mempertimbangkan dan
memperhatikan tahapan pertumbuhan dan perkembangan dari
setiap olahragawan.
b. Prinsip Individual
Dalam merespon beban latihan untuk setiap olahragawan
tentu akan berbeda-bedaBeberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan kemampuan anak dalam merespons beban latihan,
diantaranya adalah faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu
istirahat dan tidur, kebugaran, lingkungan, sakit cidera, dan
motivasi. Agar para pelatih berhasil dalam melatih, perlu
menyadari bahwa setiap anak memiliki perbedaan.
c. Prinsip Adaptasi
Organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi
terhadap perubahan lingkungannya. Keadaan ini menguntungkan
untuk proses berlatih-melatih, sehingga kemampuan manusia dapat
dipengarungi dan ditingkatkan melalui latihan.
d. Prinsip Beban Berlebih
Beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit di
atas batas ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan
mengakibatkan tidak mampu didapatkan oleh tubuh, sedang bila
terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat.
e. Prinsip Progresif
Latihan yang bersifat progresif, latihan dilakukan dari yang
mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus,
bagian ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke
kualitas, dan dilaksanakan secara teratur, tertahap, cermat,
berkelanjutan, dan tepat.
f. Prinsip Spesifikasi
Setiap bentuk latihan yang dilakukan olahragawan memiliki
tujuan yang khusus. Oleh karena setiap bentuk rangsangan akan
direspon secara khusus pula oleh olahragawan, sehingga materi
latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya.
g. Prunsip Variasi
Program latihan yang baik harus disusun secara variasi untuk
menghindari kejenuhan. Keengganan dan keresahan yang
merupakan kelelahan secara psikologis. Untuk itu program latihan
perlu disusun lebih variasi agar tetap meningkatkan keterampilan
olahragawan terhadap latihan, sehingga tujuan latihan tercapai.
h. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan
Dalam satu unit latihan terdiri dari pengantar, pemanasan, latihan
inti, latihan suplemen otot dan kebugaran energi, dan yang terakhir
penutupan atau pendinginan.
7. Pengertian Power
Menurut Harsono (1988: 24) power adalah produk dari kekuatan
dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat. Sedangkan menurut
Sukadiyanto (2005: 117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan
kecepatan. Artinya bahwa latihan kekuatan dan kecepatan sudah dilatihkan
terlebih dahulu, walaupun dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan
sudah ada unsur latihan power.
Power merupakan unsur tenaga yang sangat banyak dibutuhkan
dalam berbagai cabang olahraga khususnya sepakbola, walaupun tidak
semua cabang olahraga tidak membutuhkan power sebagai komponen
energi utamanya. Adapun wujud gerak dari power adalah selalu bersifat
eksplosif.
8. Manfaat Power
untuk mencapai prestasi maksimal,
dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan
gerak mendadak,
memantapkan mental bertanding atlet,
simpanan tenaga anaerobik cukup besar (Suharno, 1985: 59).
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,
artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalitas atau
sebab-akibat. Penelitian eksperimen biasanya diakui sebagai penelitian
paling mudah dari seluruh tipe penelitian karena peneliti dapat
memanipulasi perlakuan yang menyebabkan terjadinya sesuatu (Setyo
Nugroho, 1993: 36). Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab-akibat (hubungan kausa) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor yang
menganggu, eksperimen selalu dengan maksud untuk akibat dari suatu
perkara (Suharsimi Arikunto, 1997: 3) Menurut Suharsimi Arikunto (1995:
273) menjelaskan bahwa, “dua jenis penelitian eksperimen, yaitu:
eksperimen betul (true exsperiment) dan eksperimen tidak betul- betul tetapi
hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini
dikenal sebagai “penelitian pura- pura” atau quasi exsperiment”. Dalam
penelitian ini adalah penelitian pura- pura (quasi exsperiment) dengan
menggunakan model one group pre-test post-test design yaitu eksperimen
yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan menggunakan “pre-test dan post-test design”.
B. Deskripsi Penelitian dan Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stadion Wijaya Kusuma Cilacap Jawa
Tengah.Treatment yang dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan
frekuensi tiga kali per minggu. Data prestasi lompat jauh diambil dua kali,
yaitu data pre-test dan post-test. Saat pre-test dan post-test siswamelakukan
test lompat jauh sebanyak 3 kali kemudian diambil prestasi yang terbaik.
C. Populasi Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. purposive sampling adalah teknik pengumpulan
sampel dengan pertimbangan tertentu, dalam hal ini peneliti menentukan
sampel yang mengikuti kegiatan latihan resisten dan power di daerah
kabupaten cilacap.
Beberapa syarat yang digunakan dalam pengambilan sampel
penelitian ini antara lain:
1. Masih mengikuti kegiatan latihan atletik
2. Aktif selama penelitian
Sampel yang di lakukan dalam penelitian ini adalah 4 atlet dari 4 atlet
tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 1 pereempuan.
D. Variabel Penelitian
Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam Penelitian ini variabelnya adalah metode latihan
resisten dan power terhadap peningkatan preastasi lompat jauh