Вы находитесь на странице: 1из 4

2.

2 Pengukuran Kedalaman dan Ketebalan


2.2.1 Ketebalan
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang
merupakan lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan denganbeberapa
cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum, pengukuran-pengukuran ketebalan dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
a. Pengukuran Langsung

Ketebalan lapisan dapat diukur secara langsung dilapangan dengan kondisi


yang khusus, misalnya lapisan horizontal yang tersingkap berada pada tebing
vertikal dan tebing horizontal sedangkan pada topografi yang miring dapat
digunakan alat “Jacob’s Staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan
“handlevel’”, klinometer atau kompas pada bagian atasnya.

b. Pengukuran Tidak Langsung


Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan
sederhana yang tersingkap pada permukaan yang horizontal, dimana lebar
singkapan diukur tegak lurus, yaitu w dengan mengetahui kemiringan lapisan
() maka ketebalannya t = W. Sin  dan apabila pengukuran tidak tegak lurus,
maka W = l. Sin α sehingga ketebalan menjadi t = l. Sin α. Sin (180 – β - ).

Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik,


yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus. Pengukuran ini
dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur bisa juga menghitung ketebalan
lapisan dari peta geologi.

Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan


tertentu, misalnya lapisan horisontal yang tersingkap pada tebing vertikal atau
lapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar.
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau ketebalan alat yang
dipakai tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, tetapi sebaiknya
diusahakan pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung
yang paling sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada permukaan
horisontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w dengan
menggunakan kemiringan lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ
Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar
sebenarnya harus dikoreksi lebih dulu w = I sin β, dimana β adalah sudut antara
jurus dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah T = I sin β sin δ
panjang.
Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar
singkapan dilakukan permukaan miring. Dalam hal ini ketebelan merupakan
fungsi dari sudut miring (δ) dan sudut lereng (σ). Pendekatan lain
untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara
mengukur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan
tegak lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur.
Bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi.Untuk mengukur
ketebalan pada lereng, apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus digunaka
persamaan trigonometri berikut

T = I [ sin δ cos σ sin β = sin σ cos δ ]

Dimana :
δ = Kemiringan lereng terukur
d = Sudut kemiringan lapisan
σ = Sudut lereng terukur
β = Sudut antara jurus dan arah pengukuran

2.2.1 Kedalaman

Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya


permukaan bumi) kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang.
Menghitung ketebalan lapisan ada beberapa cara, diantaranya:
 Menghitung secara matematis
 Alignment diagram
 Secara grafis
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik
tertentu. Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung
dengan rumus:
D = m tag δ
Dimana:
M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = ketinggian lapisan
Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai
adalah kemiringan semu
D = m [sin σ = cos σ tan δ]
m = jarak
σ = kemiringan lereng
δ = kemiringan lapisan
jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah
terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pada permukaan horizontal, kedalaman
lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus d = m Tan .
Cara pengukuran kedalaman :
1. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada
medan datar/topografi tidak berelief. (Gambar 3.3)

d  m . tan  d  m' . tan  . sin 

2. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada
medan/topografi dengan slope.
(a) (b)

Gambar 3.4
Kedalaman Lapisan pada Topografi Miring

a. Dip searah dengan slope. (Gambar 3.4.a)

d  l cos  . tan   sin 

b. Dip berlawanan dengan slope. (Gambar 3.4.b)

d  l cos  . tan   sin 

c. Dip searah dengan slope.

d  l tan  . cos  . sin   sin 

d. Dip berlawanan arah dengan slope.

d  l tan  . cos  . sin   sin 

senin, 07 mei 2018

IBRAHIM HAFID

Вам также может понравиться