Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SESEORANG
Dhivia Fardhotul Nur Azifah
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
Email: dhiviaazifah07@gmail.com
Abstrak: Bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri
sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas
diri. Melalui bahasa, seseorang dapat menunjukkan sudut
pandang, pemahaman atas suatu hal, pendidikan, bahkan sifat
dan watak seseorang. Bahasa dapat menjadi cermin diri
maupun sebagai masyarakat sosial. Agar komunikasi yang
dilakukan berjalan dengan lancar dan baik, penerima dan
pengirim bahasa harus menguasai bahasanya. Selain memiliki
fungsi utama sebagai wahana berkomunikasi, bahasa juga
memiliki peran sebagai alat ekspresi budaya yang
mencerminkan penuturnya. Kecakapan bahasa mencerminkan
watak yang terwujud dalam sikap berbahasa itu sendiri.
Dengan demikian, bahasa adalah yang menjadi wahana
komunikasi dan alat ekspresi diri.
Kata Kunci: bahasa, bahasa yang baik, watak seseorang.
Abstract: Language is a communication tool between members
of the community in the form of sound symbols produced by
human utterances. Language is also tool for selfexpression as
well a tool for showing selfidentity. Through language, one can
show the point of view, understanding something, education,
even the nature and character of a person. Language can be a
mirror of one self and as a social society. So that
communication is a carried out smoothly and well, the recipient
and sender of the language must master the language. Besides
having the main function as a vehicle for communication,
language also has a role as a cultural expression tool that
reflects its speakers. Language skills reflect the attitude of
language it self. Thus, language is the vehicle of
communication and means of self expression.
Keywords: Language, good language, someones character.
Pendahuluan
Bahasa adalah bentuk interaksi antara manusia. Bahasa
juga dipandang sebagai cerminan watak seseorang karena bahasa
sebagai refleksirasa, fikiran dan tingkah laku. Dengan
mendengarkan bahasa yang digunakan oleh seseorang, maka
secara tidak langsung dapat diketahui sebagai identitas
seseorang tersebut. Ketika bahasa digunakan, maka seseorang
akan berkepribadian, berperilaku, dan berbudi sesuai dengan
bahasa dan asal identitas. Namun tidak hanya itu, kemampuan
berbahasa mencerminkan watak seseorang. Jika kemampuan
berbahasa menggunakan bahasa yang baik dan penuh
kesantunan, akan mencitrakan watak yang baik dan berbudi.
Melalui bahasa juga, suatu bangsa akan dikenal oleh masyarakat
dunia. Seperti indonesia, yang selama ini dikenal sebagai bangsa
yang ramah, sopan, dan santun karena kemampuan berbahasa
yang santun atau lebih dikenal dengan budaya timur. Dengan
berbahasa menunjukkan cerminan watak seseorang. Karakter,
watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan
yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan,
santun, sistematis, teratur jelas, dan lugas mencerminkan watak
penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa
yang menghujat, memaki, memfitnah, memprovokasi, mengejek,
atau melecehkan, akan mencitrakan watak yang tak berbudi.
Rumusan Masalah
Apa pengertian bahasa ?
Apa pengertian bahasa yang baik ?
Apa pengertian watak seseorang ?
Bagaimana penggunaan berbahasa yang baik dan benar itu ?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian bahasa.
Untuk mengetahui pengertian bahasa yang baik.
Untuk mengetahui pengertian watak seseorang.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan berbahasa yang
baik dan benar.
Pembahasan
Bahasa
Bahasa adalah csarana komunikasi utama, dengan bahasa
manusia mampu mencapai tujuan dengan diungkapkan pikiran
dan perasaan kepada seseorang. Dengan kemampuan manusia
dapat di bedakan dengan makhluk hidup lainnya. Bahasa
merupakan alat yang dibutuhkan oleh orang yang melakukan
hubungan sosial dengan yang lainnya. Dengan katakata bahasa
apa saja yang ingin kita utarakan dapat disampaikan dengan
baik. Bahasa sendiri merupakan alat pemersatu bangsa.
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Menurut Harimurti Kridalaksana (1985) bahasa adalah
sistem bunyi yang memiliki makna dan digunakan oleh kelompok
manusia untuk berkomunikasi.
Menurut Carol (1961) yakni bahasa adalah urutan bunyi atau
sistem bunyi vokal yang diolah secara struktur sehingga bisa
digunakan oleh kelompok manusia untuk berkomunikasi. Sistem
bunyi ini juga bisa dipakai untuk mengungkapkan suatu proses
dan peristiwa yang terjadi di sekitar manusia.
Menurut H.G. Brown (1987) pun menyatakan bahwa
pengertian bahasa adalah sistem komunikasi dengan
memanfaatkan bunyi yang dikeluarkan atau diucapkan melalui
alat pengucap kemudian didengar oleh anggotaanggota dalam
masyarakat.
Menurut Hasan Alwi menyatakan bahwa bahasa merupakan
sistem lambang bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk
dimanfaatkan semua orang dalam berinteraksi, bekerja sama,
serta mengenali diri terhadap percakapan yang baik serta
tingkah laku dan sopan santun.
Menurut Bill Adamss menyatakan bahwa bahasa merupakan
system pengembangan psikologi setiap individu dalam konteks
yang intersubjektif.
Menurut D.P. Tambul menyatakan bahwa bahasa ialah suatu
cara guna memahami pikiran dan perasaan manusia serta untuk
menyatakan isi dari pikiran dan perasaan tersebut.
Menurut MC. Carthy menyatakan bahwa bahasa merupakan
praktik yang sangat tepat untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir.
Menurut Syamsudin menyatakan bahwa bahasa adalah alat
yang digunakan dalam membentuk perbuatan, pikiran, perasaan
serta keinginan dimana menggunakan alat untuk mempengaruhi
dan dipengaruhi.
Sedangkan pengertian bahasa secara umum adalah alat
yang dibutuhkan oleh orang yang melakukan hubungan sosial
dengan yang lainnya. Dengan katakata bahasa apa saja yang
ingin kita utarakan dapat disampaikan dengan baik. Bahasa
sendiri merupakan alat pemersatu bangsa. Alat ini dapat
digunakan untuk berkomunikasi dalam satu sama lain yang
masingmasing memiliki budaya yang berbeda. Dalam hidup,
seharusnya berkomunikasi untuk terus berkomunikasi, karena
komunikasi adalah dasar atau langkah awal dalam manusia
untuk dapat hidup. Seperti yang kita tahu dan kita lihat,
indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa dan suku bangsa.
Dengan bahasa, semua orang yang berhubungan dengan suku
dan daerah yaang berbeda dapat menggunakan bahasa dan
melakukan komunikasi.
Fungsi Bahasa
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan
fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu:
Sebagai alat berkomunikasi
Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradabtasi sosial
Sebagai alat kontrol sosial
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa
yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota
masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita
ketahui, ilmu tentang cara berpikir, bahasa selalu hadir bersama
logikauntuk merumuskan konsep, proporsi, dan simpulan. Segala
kegiatan yang menyangkut perhitungan atau kalkulasi,
pembahasan atau analisis, bahkan beranganangan atau
berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses
berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Jika dilihat secara umum, bahasa memiliki beberapa fungsi.
Salah satu fungsinya adalah sebagai alat komunikasi yang dapat
melahirkan sebuah perasaan sehingga sesama manusia bisa
melakukan kerja sama. Seperti yang diketahui bahwa
komunikasi adalah akibat dari ekspresi diri manusia. Saat
komunikasi tersebut dikemukakan dengan katakata yang
sistematis dan mudah dimengerti, maka pendengar dapat
memahami maksud dari tujuan pembicaraan tersebut.
Fungsi bahasa lainnya adalah untuk mengungkapkan
perasaan. Kumpulan kata yang diucapkan dapat menunjukkan
maksud, gambaran, perasaan, gagasan, dan watak pembicaranya.
Fungsi selanjutnya adalah sebagai alat kontrol sosial. Rangkaian
kata dalam bahasa seringkali diterapkan pada kegiatan sosial
manusia mulai dari ceramah agama, bukubuku pelajaran,
diskusi, orasi ilmiah, dan lain sebagainya.
Sejalan dengan uraian diatas dapat di formulasikan bahwa
makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula
kemampuan berpikirnya: makin teratur bahasa seseorang, makin
teratur cara berpikirnya. Dengan berpegang pada formula itulah
seseorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti
memerlukan bahasa.
Pentingnya Bahasa
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu
diragukan lagi. Hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan
menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan seharihari,
tetapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya
perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa. Bahasa
sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para
ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek
studi karena mreka memerlukan bahasa sekurangkurangnya
sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata
atau kalimat dan gaya bahasa yang dapat menyentuh hati nurani
orangorang disekitarnya sehingga dapat memengaruhi mereka.
Gambaran diatas mengindikasikan betapa bahasa sangat
diperlukan oleh manusia untuk menjalankan aktivitas hidupnya.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai
mitra komunikasi, manusia memang memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan
alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi
secara nonverbal dilakukan dengan menggunakan media selain
bahasa. Namun, alat komunikasi nonverbal yang wujudnya
beraneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi. Hal itu menunjukkan
bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting bagi
manusia.
Ragam Bahasa
Ragam bahasa menjadi banyak jumlahnya karena pemilihan
corak bahasa yang dipakai oleh seseorang untuk
mengomunikasikan sesuatu bergantung kepada tiga hal berikut
ini:
Cara berkomunikas:i lisan atau tulis
Dua macam cara berkomunikasi ini melahirkan dua
ragam utama dalam berbahasa yaitu ragam lisan dan
ragam tulis.
Cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya
Sebelum menemukan pilihan ragam yang akan dipakai,
seorang penutur akan melihat dahulu apakah mitranya
itu sedaerah/satu suku dengannyaatau tidak; apakah
mitranya itu orang yang perlu dihormati atau tidak; dan
bagaimana pendidikannya, rendah atau tinggi? Cara
pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam kedaerahan
(dialek), ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam
takresmi.
Topik yang dibicarakan/dituliskan
Pembicaraan tentang topik tertentu mengakibatkan
terbentuknya ragam bahasa yang mempunyai ciri khas
sesuai dengan bidang topik yang dibicarakan, misalnya
ragam hukum, ragam bisnis, ragam sastra, ragam
kedokteran, dan lain sebagainya.
Bahasa Yang Baik
Pada bagian ini, perlu dijelaskan secara singkat
dari ungkapan bahasa yang baik. Bahasa sudah dapat
dikatakan baik apabila maknanya dapat dimengerti oleh
komunikan dan ragamnya sudah sesuai situasi dengan
situasi pada saat bahasa itu di gunakan. Bahasa dengan
ragam dialek yang dipakai oleh mahasiswa sewaktu
mengobrol dengan temannya, adalah salah satu contoh
bahasa yang baik. Bahasa yang dikatakan baik kalau sulit
dimengerti oleh komunikan.
Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan
lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam
pembicaraan). Ada lima laras bahasa yang dapat
digunakan sesuai situasi. Berturutturut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi
hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan
pengadilan, dan upacara pernikahan.
Ragam resmi (formal); digunakan dalam
komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi,
dan jurnal ilmiah.
Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam
pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau
pertukaran informasi seperti dalam percakapan di
sekolah dan di pasar.
Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana
tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang
belum tentu saling kenal dengan akrab.
Ragam akrab (intimate); digunakan diantara orang
yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan
intim.
Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang.
Kepribadian, karakter, atau watak seseorang dapat
diidentifikasi dari perkataan yang diucapkan.
Penggunaan bahasa yang baik dan santun
mencerminkan pribadi penutur yang berbudi.
Upaya untuk menciptakan lingkungan masyarakat
yang tutur santun sangatlah penting karena
masyarakat mampu menggunakan bahasa yang
benar tetapi dalam bertutur belum tentu memenuhi
prinsipprinsip kesantunan.
Dalam berkomunikasi, diperlukan kesantunan
berbahasa agar terjalin komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik terjadi jika penutur dan
mitra tutur saling mengerti maksud yang
dibicarakandan informasi yang disampaikan
penutur diterima dan dipahami dengan baik.
Kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi
hendaknya mendapat perhatian. Terkadang
penutur bahasa mengungkapkan perasaan dan
pemikiran tanpa memperhatikan prinsip
kesantunan. Oleh sebab itu, mitra tutur terkadang
menemukan pemakaian bahasa yang benar, tetapi
nilai rasa yang terkandung dalam tuturan
menghina atau menyinggung perasaan mitra
tuturnya.
Ketika berkomunikasi, penggunaan bahasa yang
baik belumlah cukup. Seseorang yang mampu
berbahasa secara baik berarti sudah mampu
menggunakan bahasa yang sesuai dengan ragam
dan situasi.
Faktor Penentu Kebahasaan
Faktor Kebahasaan
Ketika penutur sedang bertutur, pemilihan
kata atau diksi dan ketepatan penggunaan gaya
bahasa merupakan faktor yang sangat penting yang
akan membuat tuturan memiliki kadar
kesantunan. Kadar kesantunan dapat diukur
dengan pemakaian kata. Efek yang ditimbulkan
tuturan kepada mitra tutur akan membuat mitra
tutur diposisikan sebagai orang yang dihormati.
Pada kegiatan ceramah tidak terlepas dari
penggunaan diksi atau pemilihan kata. Pemilihan
kata yang tepat dapat mencerminkan kepribadian
penutur.
Faktor Non Kebahasaan
Faktorfaktor yang menjadipenunjang kebahasaan
meliputi:
Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
Sikap ini sangat penting sekali untuk
membangun kesan pertama bagi penampilan
berbicara, dan kesan pertama yang menarik ini
sangat diperlukan untuk menjamin adanya
kesinambungan perhatian dari pendengar. Sikap
ini banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan
penguasaan materi. Untuk itu diperlukan latihan.
Karena sikap ini merupakan modal utama dan
kalau sudah bisa maka perasaan gugup akan
hilangdan akan timbul sikap tenang dan wajar.
Kesediaan menghargai orang lain
Dalam penyajian lisan sering terjadi tanya
jawab, sanggahan, kritikan dan sebagainya.
Sebagai seorang pembicara hendaknya memiliki
sikap terbuka artinya dapat menerima pendapat
orang lain, bersedia menerima kritikan, sepanjang
pendapat atau kritikan tersebut bersifat
membangun dan mempunyai argumen yang kuat.
Kalau terpaksa ada perbedaan pendapat sebaiknya
disampaikan dengan sopan dan rendah hati, jangan
sampai menyinggung perasaan orang lain.
Watak seseorang
Bahasa adalah cerminan dari watak seseorang.
Sudah sewajarnya orang yang wataknya pemarah
memakai bahasabahasa kasar. Begitu juga orang yang
berhati lemah lembut sering menggunakan bahasa yang
halus juga. Dalam lingkup yang lebih luas filosof juga
menyatakan bahasa adalah cerminan budaya suatu
bangsa. Bahasa juga dapat memengaruhi sikap orang
lain.
Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi
pikiran, budi pekerti dan tingkah laku/ tabiat manusia
tersebut.
Pengertian watak manusia adalah karakter bawaan
dari lahir, selaku sifat yang turun dari gen ayah dan ibu
ke anaknya yang yang sifatnya dominan. Watak bisa
mempengaruhi tingkah laku, dan tingkah laku terwujud
dalam perilaku. Walaupun demikian, perilaku seseorang
bisa diatur dan dibentuk, tergantung oleh lingkungan di
mana manusia tersebut tinggal dan berinteraksi.
Pengertian Watak Menurut Para Ahli:
Menurut Kerchensteiner (18541932) mengatakan
bahwa watak manusia terbukti dalam kemauan dan
perbuatannya. Ia membagi watak manusia menjadi
dua, yaitu yaitu watak biologis dan watak intelijibel.
Watak biologis bersifat insting dan nafsu, yang
tersusun untuk kejasmanianatau kehidupan
fisiologisnya. watak ini dapat diubah dan dididik.
Sedangkan watak intelijibel berhubungan dengan
kesadaran dan daya pikir manusia. Watak inilah yang
dapat diubah dan dididik lebih lanjut. Ia menekankan
bahwa, untuk mendidik watak seseorang dengan baik,
didiklah kemauan, cara berpikir, dan kehalusan
perasaannyake arah yang baik.
Menurut IR Pedjawijatna mengatakan bahwa
watak dapat teks dan dididik, namun itu adalah
pendidikan yang sangat invidual. Ia tergantung pada
kehendak bebas dari orang yang didikannya tersebut.
Sartain mengemukakan, bahwa untuk mempelajari
tingkah laku atau watak secara lebih efektif, ahli
psikologi hendaknya membedakan dua faktor, yakni
faktor biologis dan faktor kultural. Menurut sartain,
sifatsifat dan watak seseorang itu merupakan hasil
interaksi antara pembawaan dan lingkungan orang
itu. Jadi yang ditekankan disini bukanlah pembawaan
dan bukan pula lingkungan kulturalnya, melainkan
interaksi keduanya,
Lain lagi Allport (18971967) yang beranggapan
bahwa watak dan uang adalah satu dan sama, bagian
yang berbeda. Jika kita menginginkan seseorang, maka
yang dipakai adalah watak. Tapi jika kita ingin
mengetahui bagaimana seseorang yang dipakai adalah
kepribadian.
Contohnya watak; pemarah, penyabar,penyayang,
ceria, pemaaf, bijaksana, tidak percaya diri, pendiam,
pendendam, jujur, tamak, licik, eksentrik, penakut,
pembenci, pemalas, rajin, sombong, penghianat, cuek,
penghina, munafik, egois, iri, setia, buas, jinak, hemat,
boros, pelit.
Kesimpulannya:
Watak bisa dididik dan diubah, seperti watak
pemarah jadi penyabar.
Jati diri seseorang saja dilihatdari wataknya, ada
kemapanan perilakunya; artinya ia dapat berperilaku
baik dan benar.
Watak tidak bisa menentukan pengembangan diri
dan masa depan seseorang, tetapi perilaku karena
perilaku dapat diubah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, watak
merupakan sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain.
Berbahasa Baik dan Benar
Sesungguhnya dakam ungkapan bahasa yang baik
dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan
satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan
ungkapan “Bahasa yang baik”. Sebutan baik atau
tepat disini berkaitan dengan soal soal keserasian
atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan
situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan
istilah “Bahasa yang Benar”. Sebutan benar atau betul
di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan
kaidah. Penggunaan bahasa yang benar adalah
penggunaan bahasa yang menaati kaidah tata bahasa.
Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa
baku atau yang dianggap baku. Dalam menggunakan
bahasa, terdapat aturanaturan dalam memakai
bahasa secara baik dan benar. Maksud dari kata baik
adalaah bahasa yang sering digunakan sebagai alat
komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi
agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan
bicara, baik dari laras bahasa maupun dari katakata
yang digunakan harus disesuaikan dengan lawaan
bicara agar mudah dipahami. Dengan penjelasan ini
tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar
mengenai sasarannya, tidak selalu beragam baku.
Berbahasa yang baik dan benar meliputi:
kesantunan berbahasa, santun di Era digital, dan
keteladan anak.
Kesantunan Berbahasa
Merupakan aturan perilaku yang ditentukan
dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat
tertentu sehingga kesantunan sekaligus
menjadi prasyarat yang disepakati oleh
perilaku sosial. Kesantunan tercermin dalam
tatacara berkomunikasi, kesopansantunan
adalah adalah tatacara, adat, atau kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena
itu, kesantunan ini biasa disebut “tatakrama”.
Berdasarkan pengertian tersebut,
kesantunan dapat dilihat dari berbagai segi
dalam pergaulan seharihari. Pertama,
kesantunan memperlihatkan sikap yang
mengandung nilai sopan santun atau etika
dalam pergaulan seharihari. Ketika orang
dikatakan santun, maka dalam diri seorang itu
tergambar nilai sopan santun yang berlaku
baik di masyarakat.
Kesantunan berbahasa tercermin dalam
tatacara berkomunikasi lewat tanda verbal
atau tatacara berbahasa. Ketika
berkomunikasi, kita tunduk pada normanorma
budaya, tidak hanya sekedar menyampaikan
ide yang kita pikirkan. Tatacara berbahasa
harus sesuai dengan unsurunsur budaya yang
ada dalam masyarakat tempat hidup dan
dipergunakannya suatu bahasa dalam
berkomunikasi. Apabila tatacara berbahasa
seseorang tidak sesuai dengan normanorma
budaya, maka ia akan mendapatkan nilai
negatif.
Nilai kesantunan berkaitan dengan konvensi
masyarakat atau komunitas tertentu berada.
Secara konvensi tersebut disepakati sehingga
menjadi norma yang berlaku. Setiap anggota
masyarakat percaya bahwa kesantunan yang
diterapkan mencerminkan watak seseorang
dan tingkat budaya masyarakat, termasuk
kesantunan berbahasa.
Tujuan utama kesantunan berbahasa adalah
memperlancar komunikasi. Oleh karena itu,
pemakaian bahasa yang sengaja dibelit
belitkan, yang tidak tepat sasaran, atau yang
tidak menyatakan yang sebenarnya karena
enggan kepada orang yang lebih tua juga
merupakan ketidaksantunan berbahasa.
Kenyataan ini sering dijumpai di masyarakat
indonesia karena terbawa oleh budaya lain dan
menonjolkan perasaan.
Berbahasa santun pada dasarnya adalah
keterampilan, yang merupakan akumulasi dari
penghayatan terhadap nilai atau dengan kata
lain, adalah bentuk tingkah laku yang telah
melalui proses penghayatan dan pemaknaan
terhadap norma luhur. Sebagai bahasa,
kesantunan itu harus dilaksanakan dalam
kehidupan seharihari dalam konteks
komunikasi sosial. Karena itu, pendidikan
terkait bertutur kata atau menyampaikan
gagasan melalui media, perlu dilaksanakan
secara praktis dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain, pembinaan bahasa santun
adalah pembelajaran yang aplikatif sekaligus
kongkret manfaatnya.
Dilihat dari segi keterampilan, berbahasa
santun merupakan keterampilan yang harus
dimiliki setiap orang sebagai warga dan
anggota masyarakat yang bertata nilai. Bahasa
santun menjadi ciri manusia yang memahami
dan menghayati norma budaya dan agama.
Orang yang berbahasa santun akan mampu
menempatkan dirinya di tengahtengah
masyarakat sebagai elemen yang baik dan
dapat diterima khalayak.
Santun di Era Digital
Pada era digital seperti ini, pengaruh penggunaan bahasa
sudah tidak bisa dihindarkan. Munculnhya bahasabahasa gaul
atau alay sangat mudah diakses melalui internet atau bisa
melalui media sosial yang merebak di kalangan pelajar. Bahkan,
tidak hanya bahasabahasa gaul dan alay saja yang sering kita
jumpai. Akan tetapi, tidak jarang di media sosial kita menjumpai
istilah “membully” yaitu, di mana orangorang saling menghujat
dan berbicara kurang sopan dengan menjatuhkan lawan bicara.
Hal yang di anggap salah (bagi mereka) akan mendapatkan
hujatan seakan kesalahan itu wajar untuk dihina.
Bagi mereka, bahasabahasa tersebut terkesan unik dan
menarik. Padahal, bahasa gaul dan alay tersebut memberikan
akibat pemilihan kosa kata yang tidak wajar dan tidak sesuai jika
diterapkan di masyarakat, khususnya dalam lingkungan
pendidikan. Hal ini memberikan kesan bahwa tidak adanya
norma atau etika dalam berbahasa jika penggunaan bahasa
tersebut dilakukan pada guru, orang tua, atau orang yang lebih
tua dalam masyarakat.
Dengan semakin canggihnya media komunikasi, nilainilai
yang dahulu sangat dijunjung tinggi seperti etika dan sopan
santun bisa jadi mulai bergeser. Munculnya bahasa gaul dan
sejenisnya bisa jadi adalah dampak dari cara komunikasi yang
serba instan. Globalisasi sangat melekat dengan kalangan
remaja, terlebih penggunaan teknologi informasi. Perubahan cara
berkomunikasi di kalangan remaja yang seringkali kehilangan
kesantunannya terhadap yang lebih tua.
Dengan begitu, cara untuk menyikapinya adalah dengan
memakai digital itu dengan bijaksana dan tidak
menggunakannya secara berlebihan dan tetap sopan santun
terhadap orang yang lebih tua dalam berbahasa.
Keteladanan Anak
Keteladanan adalah tindakan atau segala sesuatu yang
dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang
melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti
disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud
disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan, khususnya pendidikan islam, yaitu keteladanan yang
baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan
adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi
contohcontoh (teladan) yang baik yang berupa perilaku nyata.
Semua orang pasti memimpikan anakanak atau generasi
penerus yang baik. Termasuk, baik dalam berbahasa. Lebih dari
itu, para bibit unggul bangsa itulah yang akan memenuhi negeri
ini di masa yang akan datang.
Terwujudnya pendidikan santun berbahasa bermula dari
keteladanan, baik keteladanan dari guru ataupun dari orang tua.
Di lingkungan sekolah, keteladanan guru sangat diperlukan
dengan cara menggunakan bahasa santun dalam mengajar atau
dalam interaksi dengan siswa. Jika guru memberikan contoh cara
berbahasa yang santun, maka siswa akan mengikuti apa yang
diucapkan dan dilakukan oleh gurunya. Jadi sumbangsih guru
dalam pembentukan karakter dan watak siswa dapat
mewujudkan dalam kebiasaan santun berbahasa.
Tidak hanya di sekolah, peran orang tua juga ikut
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan
watak dan karakter berbahasa anak. Orang tua dapat
memberikan tuntunan berkomunikasi dengan memilih kosakata
yang baik dan santun saat berbicara dengan anak.
Keteladanan memiliki definisi yang sangat kompleks,
yaitu bagaimana memberi contoh yang benar dalam berbicara,
benar dalam bersikap, benar dalam berfikir, dan benar dalam
berupaya.
Dengan demikian berharap generasi muda saat ini akan
terhindar dari budaya bahasa gaul, alay, atau kadang terkesan
kotor yang banyak tercermin dalam media sosial. Perlu adanya
sinergi dalam membekali anak dengan pendidikan santun
berbahasa agar menjadi habituasi yang positif untuk menekan
pengaruh budaya yang kurang baik di zaman kekinian.
Kesimpulan
Setelah membaca dan memahami berbahasa yang baik
cerminan watak seseorang, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahasa merupakan sarana komunikasi terhadap sesama
manusia, karena bahasa slah satu fungsi kognisi tertinggi yang
tidak dimiliki oleh hewan. Bahasa memiliki lambang bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk mencapai kerja sama
dan sebagai identifikasi diri. Dengan berbahasa, masyarakat
dapat bertukar pikiran dan ide. Dengan berbahasa terbentuklah
watak seseorang yang memunculkan perasaan, pemikiran, dan
perilaku. Bahasa juga merupakan suatu hal yang dianggap perlu
untuk dilaksakan pada lingkungan pendidikan dan masyarakat,
karena bahasa diberikan pada lingkungan pendidikan dan
masyarakat dan dimulai dari usia anakanak. Karena pada
dasarnya bahasa yang dimiliki manusia dan digunakan oleh
manusia tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk.
Saran
Dalam pembentukan suatu watak sangatlah penting
pengaruh peran dalam lingkungan sekitar terutama keluarga
sehingga sejak dini dibentuk, diajarkan dan dibiasakan
kepribadian yang baik. Keluarga memberikan teladan, sikap,
tingkah laku, berkomunikasi yang baik dengan tetangga serta
lingkungan masyarakat. Mari kita pelajari tentang kepribadian
diri dan watak, agar kita dapat bersikap baik,sopan, dan tidak
bersikap kasar terhadap orang lain. Dengan mempelajari kita
dapat mengubah diri kita menjadi orang yang profesional. Dan
perlu adanya semangat dalam diri setiap orang membangun
karakter diri yang baik.
Daftar Pustaka
https://beritagar.id.artikel.tabik
https://brainly.co.id
https://semestaacak.tumblr.com
https://asaduddin.blogspot.com
www.pengertianmenurutparaahli.com
siap,R.(2000). Kepribadian dan interaksi dengan tempramen anak
sebagai prediktor perilaku. Jurnal kepribadian dan watak
psikologi sosial, 79 , 274285.
Sugono, D. Mahir berbahasa indonesia dengan benar. Banyuwangi:
Gramedia, 2009.