Вы находитесь на странице: 1из 10

Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....

(Eli Pujiati)

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL


GURU TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJAS DI SEKOLAH
DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL

THE IMPLEMENTATION OF PEDAGOGIC COMPETENCE AND PROFESSIONAL


TEACHERS TOWARD THE LEARNING PROCESS OF PHYSICAL EDUCATION IN
ELEMENTARY SCHOOL OF KRETEK BANTUL DISTRICT

Oleh : Eli Pujiati, PGSD Penjas FIK UNY


Email : elipujiati88@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik implementasi kompetensi pedagogik
dan profesional guru terhadap proses pembelajaran penjas di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan
Kretek, Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan
adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini
adalah guru penjas Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul yang berjumlah 18 guru penjas dan
digunakan sebagai sampel, sehingga disebut penelitian populasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat implementasi kompetensi pedagogik dan profesional guru terhadap proses
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kretek berada pada kategori “tidak baik”
sebesar 5,56% (1 guru), “kurang baik” sebesar 22,22% (4 guru), “cukup baik” sebesar 33,33% (6
guru), “baik” sebesar 38,89% (7 guru), dan “sangat baik” sebesar 0% (0 guru).

Kata Kunci: implementasi, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, guru pendidikan jasmani,
pembelajaran penjas.

Abstract
This research aimed to find out the the implementation of pedagogic competence and
professional teachers toward the learning process of physical education in elementary school of
kretek Bantul district. This research was descriptive research. The method used was survey using
questionnaire as the data collection technique. The population in this research was physical
education teacher of elementary school of kretek bantul district in the amount of 18 teachers used as
sample, so it is called population research. The data analysis technique using quantitative descriptive
analysis in the form of percentage. The results showed that the level of implementation of pedagogic
competence and professional teachers toward the learning process of physical education in
elementary school of kretek bantul district were in the “very bad" category for5.56% (1 teacher),
"bad" category for 22.22% 4 teachers), "enough" category for 33.33% (6 teachers), "good" for
38.89% (7 teachers), and "very good" for 0% (0 teachers).

Keywords: implementation, pedagogic competence, professional competence, physical education


teacher, learning physical education

1
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

PENDAHULUAN kualitas akademik, kompetensi, sertifikat


Pendidikan merupakan kebutuhan pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
bagi setiap orang dalam kehidupannya. memiliki kemampuan untuk mewujudkan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tujuan pendidikan nasional”. Dalam ayat 1
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem lebih dijelaskan mengenai kompetensi yang
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa dimaksud yaitu meliputi kompetensi
pendidikan nasional bertujuan profesional, kompetensi kepribadian,
mengembangkan potensi peserta didik agar kompetensi sosial, dan kompetensi
menjadi manusia yang beriman dan pedagogis yang diperoleh melalui
bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, pendidikan profesi. Diharapkan seorang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, guru pendidikan jasmani yang profesional
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara selalu memperhatikan metode mengajar
yang demokrasi serta bertanggungjawab yang diterapkan kepada peserta didik
dalam rangka mencerdaskan kehidupan dengan melihat karakteristiknya. Setiap
bangsa. tercapainya tujuan pembelajaran merupakan
Salah satu komponen pendidikan sesuatu yang sangat penting, karena
yang sangat penting dalam rangka mencapai tercapainya tujuan pembelajaran adalah
tujuan pendidikan adalah guru. Guru tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam
merupakan pelaksana utama dalam proses mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut,
pembaharuan pendidikan untuk menjawab demikian halnya dalam pembelajaran
kebutuhan akan kualitas sumber daya pendidikan jasmani.
manusia yang bisa berperan secara Berdasarkan PPL dan observasi yang
profesional dalam masyarakat. Sebagai dilakukan sebelumnya, ditemui guru penjas
seorang guru pendidikan jasmani, yang tidak sepenuhnya memahami
hendaknya menguasai semua hal terkait kompetensi yang dimiliki dalam proses
dengan pendidikan jasmani atau aktivitas pembelajaran penjas. Hal ini, tidak sesuai
olahraga yang akan diajarkan di sekolah. dengan upaya pemerintah dalam
Selain itu seorang guru pendidikan jasmani mengembangkan profesi guru melalui
bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu penetapan sejumlah kompetensi yang mutlak
namun juga nilai. Oleh karena itu, dalam dikuasai oleh seorang guru menjalankan
menghadapi peserta didiknya guru juga profesinya. Sehubungan dengan masalah ini,
harus paham dengan tingkat perkembangan guru penjas dalam pelaksanaan mengajar
peserta didiknya. penjas belum memperhatikan ke-empat
Proses pembelajaran akan kompetensi yang dimiliki, khususnya
berlangsung dengan baik, bila didukung oleh kompetensi profesional dan pedagogik.
guru yang memiliki kompetensi dan kinerja Hasil observasi pada beberapa Sekolah
yang tinggi, karena merupakan ujung Dasar Negeri di Kecamatan Kretek
tombak dan pelaksana paling depan menunjukkan pembelajaran tidak sesuai
pendidikan peserta didik disekolah dan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
sebagai pengembang kurikulum. Menurut (RPP) dan standar kompetensi peserta didik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Pada saat menyajikan pembelajaran
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pendidikan jasmani, guru penjas harus
dalam Marseulus R. Payong, (2011: 49) menyusun RPP terlebih dahulu kedalam tiga
menyatakan bahwa “Guru wajib memiliki struktur dasar yaitu bagian pendahuluan,

3
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

bagian inti, dan bagian penutup. Namun pendidikan jasmani mampu menguasai
fakta dilapangan menunjukkan bahwa proses semua kompetensi tersebut dengan baik
pembelajaran yang terjadi tidak sesuai maka proses pembelajaran pendidikan
dengan struktur dasar dalam penyusunan jasmani dapat terlaksana dengan baik pula
rangkaian kegiatan pembelajaran. serta menjadikan peserta didik yang
Khususnya pada bagian inti, pada bagian ini kompetitif.
guru penjas harus mempertimbangkan 4 hal Dilihat dari sisi pedagogis seorang
seperti ruang lingkup materi, hubungan guru penjas seharusnya mempunyai
materi, teknik penyajian serta perihal pemahaman wawasan atau landasan
memotivasi peserta didik. Tetapi pada hal terhadap kependidikan dan peserta didik,
hubungan materi masih kurang sesuai. pengembangan kurikulum/silabus,
Dalam hal terkait hubungan materi, guru perancangan pembelajaran, pelaksanaan
penjas kurang memahami hubungan materi pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
yang satu dengan yang lainnya. pemanfaatan teknologi pembelajaran,
Dilihat dari standar kompetensi dan evaluasi pembelajaran, terakhir
kompetensi dasar kelas bawah (1,2,3) materi pengembangan peserta didik untuk
yang disampaikan berupa pengenalan gerak mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dasar melalui permainan sederhana, dimilikinya. Perancangan pembelajaran
sedangkan untuk standar kompetensi dan merupakan salah satu kompetensi pedagogis
kompetensi dasar kelas atas (4,5,6) materi yang harus dimiliki guru, oleh karena itu
gerak dasar yang disampaikan adalah sebelum proses pembelajaran berlangsung
berbagai variasi gerak dasar berupa variasi guru harus menyiapkan seperangkat rencana
teknik dasar. Namun praktikknya, materi pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih
gerak dasar bagi kelas 2 dan kelas 4 dahulu.
penekanannya sama. Seharusnya penekanan Dilihat dari sisi kompetensi
materi gerak dasar cenderung berbeda bagi profesionalnya, seorang guru harus
peserta didik kelas 2 dengan kelas 4 dan mengerti, menguasai, dan dapat menerapkan
proses belajar gerak peserta didik harus teori belajar sesuai taraf perkembangan
melewati tahapan yang sesuai dengan fase peserta didik serta mengelola program
belajar gerak (kognitif, asosiatif, dan pembelajaran. Sesuai dengan pengertian
otomatisasi). Hal ini bertujuan agar materi kompetensi profesional yaitu kemampuan
yang tersampaikan berlangsung secara penguasaan materi pembelajaran secara luas
sistematis kepada peserta didik namun dan mendalam yang memungkinkan
kenyataannya tidak demikian. membimbing peserta didik memenuhi
Secara pedagogis, kompetensi guru standar kompetensi yang ditetapkan dalam
penjas dalam mengelola pembelajaran perlu Standar Nasional Pendidikan, sedangkan
mendapat perhatian yang serius. Menurut kompetensi profesional merupakan
Mulyasa (2008: 76) pendidikan di Indonesia kompetensi yang harus dikuasai guru dalam
dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian kaitannya dengan pelaksanaan tugas
masyarakat serta dinilai kering dari aspek utamanya mengajar. Seorang guru yang
pedagogis, dan sekolah nampak lebih memiliki kompetensi profesional harus
mekanis sehingga peserta didik cenderung mampu memilah dan memilih serta
kerdil karena tidak mampu memiliki mengelompokkan materi pembelajaran yang
dunianya sendiri. Apabila setiap guru

4
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

akan disampaikan kepada peserta didik perkembangan profesi yang dituangkan


sesuai dengan jenis tingkatan kelasnya. dalam bentuk angket.
Dari latar belakang tersebut perlu
diteliti mengenai “Implementasi Kompetensi Subjek Penelitian
Pedagogik dan Profesional Guru Terhadap Menurut Arikunto (2006: 174)
Proses Pembelajaran Penjas Di Sekolah “sampel adalah sebagian atau wakil populasi
Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek yang diteliti”, sedangkan menurut Sugiyono
Kabupaten Bantul”. (2009: 215) “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
METODE PENELITIAN populasi, maka sampel dapat diambil dari
sebuah populasi”. Populasi dalam penelitian
Jenis Penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani Se-
Penelitian ini termasuk jenis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul yang
penelitian deskriptif kuantitatif. Metode berjumlah 18 orang. Pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini dilakukan dengan total
metode survei. sampling. Dalam penelitian ini semua
populasi guru pendidikan jasmani dari 14
Tempat dan Waktu Penelitian Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kretek
Penelitian ini dilakukan di seluruh Kabupaten Bantul sebanyak 18 guru
Sekolah Dasar Negeri di se-Kecamatan pendidikan jasmani menjadi sampel
Kretek Kabupaten Bantul. Jumlah seluruh penelitian. Rincian sampel penelitian
sekolah tempat penelitian yaitu 14 Sekolah disajikan pada tabel sebagai berikut:
Dasar Negeri. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 22 September sampai dengan 2
Tabel 2. Data Guru Pendidikan Jasmani
Oktober 2017. Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Kretek Kabupaten
Definisi Operasional Variabel Bantul
Adapun definisi operasional masing-
masing variabel dalam penelitian ini adalah No. Responden Sekolah
1. A1
kemampuan guru dalam pengelolaan SD TIRTOMULYO
2. A2
pembelajaran dan pelaksana proses 3. B SD SONO1
pembelajaran yang memiliki kompetensi 4. C1
SD SONO 2
pedagogik yaitu kemampuan dalam 5. C2
6. D1
memahami peserta didik, kemampuan dalam SD DONOTIRTO 1
7. D2
membuat perancangan pembelajaran, 8. E SD DONOTIRTO 2
kemampuan melaksanakan pembelajaran 9. F1
SD CIMPON
kemampuan dalam mengevaluasi hasil 10. F2
belajar, dan kemampuan dalam 11. G SD KAREN
12. H SD 1 KRETEK
mengembangkan peserta didik untuk
13 I SD 2 KRETEK
mengaktualisasikan berbagai potensi yang 14. J SD BUNGKUS
dimiliknya serta kompetensi profesional 15. K SD TIRTOSARI
yang meliputi kemampuan penguasaan 16. K SD TIRTOHARGO
materi dan pemahaman terhadap 17. L SD PARANGTRITIS 1
18. M SD PARANGTRITIS 2

5
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data deskriptif dengan persentase. Implementasi


Pengumpulan data dalam penelitian dalam penelitian ini dikategorikan
ini berupa angket tertutup. Arikunto (2006: menggunakan rumus dari Saifuddin Azwar
102-103), menyatakan angket tertutup (2016: 163) untuk menentukan kriteria skor
adalah angket yang disajikan dalam bentuk dengan menggunakan Penilaian Acuan
sedemikian rupa sehingga responden tinggal Norma (PAN) pada tabel 5 sebagai berikut:
memberikan tanda check list (√) pada kolom
atau tempat yang sesuai, dengan angket Tabel 5. Norma Penilaian
langsung menggunakan skala bertingkat.
Interval Kategori
Pengujian validitas instrumen dalam Sangat
M + 1,5 SD > X
penelitian ini dilakukan oleh professional Baik
judgment, menurut Purwanto (2007: 126) M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
“Professional judgment adalah orang yang Cukup
M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD
menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai Baik
dengan wilayah kajian instrumen, misalnya Kurang
M - 1,5 SD < X ≤ M - 0,5 SD
Baik
guru, mekanik, dokter, dan sebagainya dapat X ≤ M - 1,5 SD Tidak Baik
dimintakan pendapatnya untuk ketepatan (Sumber: Azwar, 2016: 163)
instrumen”. Pengujian instrumen akan
menggunakan pendapat para ahli (experts Keterangan:
judgement) yaitu Bapak Agus Sumhendartin M : Nilai rata-rata (Mean)
S., M.Pd. dan AM. Bandi Utama, M.Pd. Hal X : Skor
tersebut dapat diartikan bahwa instrumen SD : Standar Deviasi
yang dibuat berdasarkan atas teori dan
faktor-faktornya, selanjutnya Data yang sudah didapatkan
dikonsultasikan pada ahlinya. Setelah kemudian dianalisis menggunakan analisis
penguji dari ahli tersebut selesai, instrumen deskriptif kuantitatif dengan presentase
yang disetujui tersebut dilanjutkan dengan untuk hasil akhir penelitian ini. Cara
langsung pengambilan data. perhitungan analisis data mencari besarnya
Penelitian ini tidak menggunakan uji frekuensi relatif persentase. Dengan rumus
coba instrumen, karena dalam penelitian ini sebagai berikut (Sudijono, 2009: 40):
teknik yang digunakan adalah teknik one
shoot. Menurut Arikunto (2006: 122), teknik 𝐹
P = 𝑁 𝑋 100%
“one shoot” model yaitu model pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan
Keterangan:
data pada “suatu saat”. Artinya ketika
P =Persentase
pertama kali menyebarkan angket ke F = Frekuensi
responden, maka hasil dari satu kali N = Jumlah Responden
penyebaran angket dipakai dalam subjek
penelitian yang sesungguhnya. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini adalah Hasil Penelitian
kuantitatif dan teknik analisis yang Berikut ini adalah hasil analisis
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif implementasi kompetensi

6
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

pedagogik dan profesional guru terhadap Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kretek
proses pembelajaran penjas di Sekolah Kabupaten Bantul berada pada kategori
Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek “tidak baik” sebesar 5,56% (1 guru),
Kabupaten Bantul dengan 18 responden: “kurang baik” sebesar 22,22% (4 guru),
“cukup baik” sebesar 33,33% (6 guru),
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Implementasi “baik” sebesar 38,89% (7 guru), dan “sangat
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru baik” sebesar 0% (0 guru). Berdasarkan nilai
terhadap Proses Pembelajaran Penjas di rata-rata, yaitu 117,11, hasil tersebut dapat
Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek diartikan implementasi kompetensi
Kabupaten Bantul
pedagogik dan profesional guru terhadap
Frekue proses pembelajaran penjas di Sekolah
Interval Kategori %
nsi
Sangat Dasar Negeri se-Kecamatan Kretek
130,11 < X 0 0%
Baik Kabupaten Bantul dalam kategori “cukup
121,44 < X ≤ baik”.
Baik 7 38,89%
130,11
112,78 < X ≤ Cukup Hasil penelitian implementasi
6 33,33%
121,44 Baik kompetensi pedagogik dan profesional guru
104,12 < X ≤ Kurang terhadap proses pembelajaran penjas di
4 22,22%
112,78 Baik
X≤ Tidak Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek
1 5,56%
104,12 Baik Kabupaten Bantul dalam penelitian ini
Jumlah 18 100%
didasarkan pada faktor sebagai berikut:
Apabila ditampilkan dalam diagram
1. Faktor Pedagogik
terlihat pada gambar di bawah ini:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Implementasi
Implementasi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Proses
Profesional Guru terhadap Proses Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar
Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek Kabupaten
Negeri Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul
Bantul
Interval Kategori Frekuensi %
100,00% Sangat
80,00% 88,71 < X 0 0%
Persentase

Baik
60,00% 82,50 < X ≤ 33,33
33,33% 38,89% Baik 6
40,00% 22,22% 88,71 %
20,00% 5,56% 0,00% 76,28 < X ≤ Cukup 33,33
0,00% 6
82,50 Baik %
Tidak Kurang Cukup Baik Sangat 70,07 < X ≤ Kurang 27,78
Baik Baik Baik Baik 5
76,28 Baik %
Kategori X≤
Tidak Baik 1 5,56%
70,07
Jumlah 18 100%
Gambar 2. Diagram Batang Implementasi
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Apabila ditampilkan dalam diagram
terhadap Proses Pembelajaran Penjas di terlihat pada gambar di bawah ini:
Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Kretek
Kabupaten Bantul

Berdasarkan tabel dan gambar di atas


menunjukkan bahwa implementasi
kompetensi pedagogik dan profesional guru
terhadap proses pembelajaran penjas di

7
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru 2. Faktor Profesional


terhadap Proses Pembelajaran Penjas di
Sekolah Dasar Negeri Tabel 8. Distribusi Frekuensi Implementasi
Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Kompetensi Profesional Guru terhadap
Proses Pembelajaran Penjas Sekolah Dasar
100,00%
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten
90,00%
80,00%
Bantul
Persentase

70,00%
60,00%
50,00%
27,78%33,33%33,33%
Freku
40,00% Interval Kategori %
30,00% -ensi
20,00% 5,56%
10,00% 0,00% 42,68 < X Sangat Baik 1 5,56%
0,00% 39,37 < X ≤ 27,78
Baik 5
42,68 %
36,07 < X ≤ 22,22
Cukup Baik 4
39,37 %
Kategori 32,77 < X ≤ 38,89
Kurang Baik 7
36,07 %
X ≤ 32,77 Tidak Baik 1 5,56%
18 100%
Gambar 3. Diagram Batang Implementasi
Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Proses Apabila ditampilkan dalam diagram
Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar
Negeri Se-Kecamatan Kretek Kabupaten terlihat pada gambar di bawah ini:
Bantul
Implementasi Kompetensi Profesional Guru
Berdasarkan tabel dan gambar di atas terhadap Proses Pembelajaran Penjas Sekolah
Dasar Negeri
menunjukkan bahwa implementasi Se- Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul
kompetensi pedagogik guru terhadap proses 100,00%
Persentase

pembelajaran penjas Sekolah Dasar Negeri 80,00%


60,00% 38,89%
40,00% 22,22% 27,78%
se- Kecamatan Kretek berada pada kategori 20,00% 5,56% 5,56%
“tidak baik” sebesar 5,56% (1 guru), 0,00%
Tidak Kurang Cukup Baik Sangat
“kurang baik” sebesar 27,78% (5 guru), Baik Baik Baik Baik
“cukup baik” sebesar 33,33% (6 guru), Kategori
“baik” sebesar 33,33% (6 guru), dan “sangat
baik” sebesar 0% (0 guru). Berdasarkan nilai
Gambar 4. Diagram Batang Implementasi
rata-rata, yaitu 79,39, implementasi Kompetensi Profesional Guru terhadap
kompetensi pedagogik guru terhadap proses Proses Pembelajaran Penjas Sekolah Dasar
pembelajaran penjas Sekolah Dasar Negeri Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten
Bantul
se- Kecamatan Kretek dalam kategori
“cukup baik”. Berdasarkan tabel dan gambar di atas
menunjukkan bahwa implementasi
kompetensi profesional guru terhadap proses
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten
Bantul berada pada kategori “tidak baik”
sebesar 5,56% (1 guru), “kurang baik”
sebesar 38,89% (7 guru), “cukup baik”
sebesar 22,22% (4 guru), “baik” sebesar
27,78% (5 guru), dan “sangat baik” sebesar
5,56% (1 guru). Berdasarkan nilai rata-rata,

8
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

yaitu 37,72, implementasi kompetensi pembelajaran. Di dalam pembelajaran yang


profesional guru terhadap proses paling mempengaruhi efektivitas
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar pembelajaran adalah kompetensi pedagogik.
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten Kompetensi pedagogik ini pada dasarnya
Bantul dalam kategori “cukup baik” adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran mulai dari persiapan,
Pembahasan pelaksanaan, evaluasi, dan penilaian
Hasil penelitian di atas menunjukan pembelajaran bagi peserta didik.
implementasi kompetensi pedagogik dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
profesional guru terhadap proses implementasi kompetensi pedagogik guru
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar terhagdap proses pembelajaran penjas di
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan
Bantul berada pada kategori “tidak baik” Kretek Kabupaten Bantul pada faktor
sebesar 5,56% (1 guru), “kurang baik” kompetensi pedagogik pada kategori “tidak
sebesar 22,22% (4 guru), “cukup baik” baik” sebesar 5,56% (1 guru), “kurang baik”
sebesar 33,33% (6 guru), “baik” sebesar sebesar 27,78% (5 guru), “cukup baik”
38,89% (7 guru), dan “sangat baik” sebesar sebesar 33,33% (6 guru), “baik” sebesar
0% (0 guru). Berdasarkan nilai rata-rata, 33,33% (6 guru), dan “sangat baik” sebesar
yaitu 117,11, implementasi kompetensi 0% (0 guru). Berdasarkan nilai rata-rata,
pedagogik guru terhadap proses yaitu 79,39, implementasi kompetensi
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar pedagogik guru terhadap proses
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten pembelajaran penjas Sekolah Dasar Negeri
Bantul Kabupaten Bantul dalam kategori Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul
“cukup baik”. Paling tinggi yaitu pada Kabupaten Bantul dalam kategori “cukup
kategori baik sebesar 38,89% atau sebanyak baik”. Hasil penelitian paling tinggi pada
7 guru mampu mengimplementasikan kategori cukup baik dan baik, yaitu sebesar
dengan baik kompetensi pedagogik dan 33,33%. Artinya bahwa guru penjas Sekolah
profesional terhadap proses pembelajaran Dasar Negeri Se- Kecamatan Kretek
penjas Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Kabupaten Bantul sudah cukup baik dalam
Kretek Kabupaten Bantul, berikutnya diikuti mengimplemetasikan kompetensi pedagogik
kategori cukup baik yaitu sebesar 33,33% saat proses pembelajaran penjas.
atau sebanyak 6 guru. Selanjutnya yaitu kategori kurang baik
Implementasi kompetensi pedagogik sebesar 27,78% atau 5 guru dan kategori
dan profesional guru terhadap proses tidak baik sebesar 5,56% atau 1 guru.
pembelajaran penjas di Sekolah Dasar Artinya bahwa guru penjas Sekolah Dasar
Negeri Se- Kecamatan Kretek Kabupaten Negeri Se-Kecamatan Kretek Kabupaten
Bantul dalam penelitian ini didasarkan pada Bantul sudah cukup baik dalam
faktor kompetensi pedagogik dan mengimplemetasikan kompetensi pedagogik
kompetensi profesional. saat proses pembelajaran penjas.
1. Faktor Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah 2. Faktor Profesional
kemampuan mengelola pembelajaran Kompetensi profesional guru
peserta didik mulai dari persiapan, merupakan kemampuan yang harus dimiliki
pelaksanaan, evaluasi, dan penilaian sebagai dasar dalam melaksanakan tugas

9
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

profesional yang bersumber dari pendidikan dan profesional guru terhadap proses
dan pengalaman yang diperoleh. pembelajaran penjas di Sekolah Dasar
Kompetensi profesional tersebut berupa Negeri se-Kecamatan Kretek berada pada
kemampuan dalam memahami landasan kategori “tidak baik” sebesar 5,56% (1
kependidikan, kemampuan merencanakan guru), “kurang baik” sebesar 22,22% (4
proses pembelajaran, kemampuan guru), “cukup baik” sebesar 33,33% (6
melaksanakan proses pembelajaran, dan guru), “baik” sebesar 38,89% (7 guru), dan
kemampuan mengevaluasi proses “sangat baik” sebesar 0% (0 guru). Hasil
pembelajaran. penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan besar implementasi kompetensi profesional
bahwa implementasi kompetensi profesional dan pedagogik guru terhadap proses
guru terhadap proses pembelajaran penjas di pembelajaran penjas di sekolah dasar negeri
Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Se-Kecamatan Kretek adalah cukup baik.
Kretek Kabupaten Bantul berada pada
kategori “tidak baik” sebesar 5,56% (1 Saran
guru), “kurang baik” sebesar 38,89% (7 Berdasarkan hasil penelitian dan
guru), “cukup baik” sebesar 22,22% (4 kesimpulan di atas, maka penulis
guru), “baik” sebesar 27,78% (5 guru), dan mengajukan saran sebagai berikut:
“sangat baik” sebesar 5,56% (1 guru). 1. Bagi guru pendidikan jasmani Sekolah
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 37,72, Dasar Negeri Se- Keccamatan Kretek
implementasi kompetensi profesional guru Kabupaten Bantul secara keseluruhan
terhadap proses pembelajaran penjas di kompetensi pedagogik dan kompetensi
Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan profesional sudah dapat
Kretek Kabupaten Bantul dalam kategori diimplementasikan dengan cukup baik.
“cukup baik”. Hasil penelitian paling tinggi Akan tetapi perbaikan diri harus terus
pada kategori kurang baik yaitu sebesar ditingkatkan untuk menjadi pribadi
38,89%, hal ini dikarenakan guru belum yang lebih baik lagi
melakukan pengembangan keprofesionalan 2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya
secara berkelanjutan dengan melakukan melakukan penelitian tentang
tindakan reflektif dan juga guru belum implementasi kompetensi pedagogik
melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan profesional guru terhadap proses
dan komunikasi untuk pengembangan diri. pembelajaran penjas di Sekolah Dasar
Kemudian diikuti kategori baik sebesar Negeri se- Kecamatan Kretek dengan
27,78%. Artinya bahwa guru penjas di menggunakan metode penelitian yang
Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan berbeda dan lebih luas, sehingga
Kretek Kabupaten Bantul sudah cukup baik kompetensi guru dapat diketahui lebih
dalam mengimplemetasikan kompetensi luas.
profesional dalam pembelajaran penjas.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian
Kesimpulan
Suatu Pendekatan Praktik.
Berdasarkan hasil analisis data dan Jakarta: Rineka Cipta.
pembahasan dapat diambil kesimpulan,
bahwa: Implementasi kompetensi pedagogik Azwar, S. (2016). Fungsi dan
Pengembangan Pengukuran Tes

10
Impelemntasi Kompetensi Pedagogik....(EliPujiati)

dan Prestasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar Offset.
Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk
Instrumen Angket, Tes dan Skala
Nilai. Yogyakarta. Andi Offset.
Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Payong, M.P. (2011). Sertifikasi Profesi
Guru. Jakarta: PT. Indeks
Jakarta.
Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Frafinbdo Persada.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

11

Вам также может понравиться