Вы находитесь на странице: 1из 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi di negara-negara berkembang

mengakibatkan transisi demografi dan epidemiologi yang

ditandai dengan perubahan gaya hidup dan tumbuhnya

prevalensi penyakit tidak menular (PTM).Saat masyarakat

telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat, misalnya

merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak

dan kalori, serta konsumsi alkohol yang diduga perupakan

faktor risiko PTM.WHO memperkirakan, pada tahun 2020 PTM

akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan

di dunia. Diperkirakan negara yang paling merasakan

dampaknya adalah negara berkembang termasuk Indonesia.

Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang

sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut

sebagai the silent killer (Satria Putra & Yonata, 2016).

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi

hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang didapat

melalui jawaban pernah didiagnosis tenaga kesehatan

sebesar 9,4 persen, sedangkan yang pernah didiagnosis

tenaga kesehatan atau sedang minum obat hipertensi

sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen

penduduk yang minum obat sendiri, meskipun tidak pernah

didiagnosis hipertensi oleh nakes. Prevalensi hipertensi


2

di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18

tahun sebesar 25,8%, tertinggi Bangka Belitung 30,0%

diikuti Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Selatan

30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat 29,4% dan

daerah Aceh 21,8%. Jadi cakupan nakes hanya 36,8 persen,

sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat

tidak terdiagnosis. Prevalensi DM, hipertiroid, dan

hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi dari

pada laki-laki (Parlindungan, Lukitasari, & Mudatsir,

2016).

Gangguan kardio vaskuler yang sering di alami oleh

masyarakat salah satunya adalah hipertensi. Banyak

terapi komplamenter yang bisa menurunkan riwayat

hipertensi diantaranya adalahterapi herbal, rebusan daun

alvokat dan seduhan bawang putih.

Daun alpukat (Persea americana miller) rasanya

pahit berkhasiat sebagai diuretik dan menghambat

pertumbuhan beberapa bakteri seperti Staphylococcus sp,

Pseudomonas sp, Proteus sp, Escherichea sp,dan Bacillus

sp. Selain itu, berkhasiat untuk menyembuhkan kencing

batu, darah tinggi, dan sakit kepala(Ana Anggorowati, Priandini,

& Thufail, 2016).

Bawang putihdi kenal dengan nama latin “Allium

sativum” ini termasuk bumbu dapur yang sangat popular di

Asia. Ia memberikan rasa harum yang khas pada masakan,

sekaligus menurunkan kadar kolesterol yang terkandung


3

dalam bahan makanan yang mengandung lemak. Maka jangan

heran jika pada masakan Cina, Korea dan Jepang banyak

menggunakan bawang sebagai bumbu utamanya ( Untari,

2010).

Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan

diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran

dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup

istirahat (kesehatanRI 2014).Hipertensi belum diketahui

faktor penyebabnya, namun ditemukan beberapa faktor

risiko.Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau

kecenderungan seseorang menderita hipertensi,

diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis

kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor lingkungan

yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok,

konsumsi alkohol, dan sebagainya. Beberapa faktor yang

mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi

biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-

sama. Teori mozaik menjelaskan bahwa terjadinya

hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling

mempengaruhi, dimana faktor utama yang berperan dalam

patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit

tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan

obesitas(Satria Putra & Yonata, 2016).

Terapikomplementer adalah terapi yang digunakan

sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang di


4

rekomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan

individu (Sulistiawati, Prapti, & Lestari, 2015). Terapi

dengan tanaman herbal merupakan salah satu bagian dari

terapi komplementer yang telah dikembangkan dan

dipergunakan secara luas di seluruh dunia

(Sulistiawati, Prapti, & Lestari, 2015).

Beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan

baku obat tekanan darah tinggi salah satunya Daun

Alpukat (Persea americana Mill) (Alfaqih, 2016).Tanaman

alpukat tentu saja sudah dikenal baik oleh masyarakat,

hanya saja orang hanya mengenal buahnya.

Pemanfaatannyapun hanya sebatas untuk jus atau campuran,

minuman-minuman. Padahal selain buah daun alpukatpun

berguna bagi kesehatan. Daun alpukat mengandung

polifenol, quersetin, gulaalkohol persiit yang mana

kandungan tersebut dapatdigunakan untuk pengobatan

penyakit hipertensi (Tamsuri & Windarti, 2012). Bawang

putih (Allium sativum L.) mempunyai sejumlah khasiat

yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu khasiat

bawang putih adalah dapat menurunkan tekanan darah

tinggi. Bawang putih merupakan obat alami penurun

tekanan darah karena bawang putih memiliki senyawa aktif

yang diketahui berpengaruh terhadap ketersediaan ion

untuk kontraksi otot polos pembuluh darah yang berasal

dari kelompok ajoene (Mohanis, 2015).Sebagai pendamping

obat medis,konsumsi bawang putih bahkan telah disarankan


5

oleh para dokter di Australia untuk para pasien

hipertensi. Catherine Hood juga menemukan bukti bahwa

bawang putih dapat mengurangi aktivitas

angiotensincoverting enzyme(ACE). Ini merupakan

mekanisme di mana obat inhibitor ACE berperan dalam

menurunkan tekanan darah dengan meminum satu gelas air

seduhanbawang putih rutin setiap pagi selama 7

hari.Hasilnya menunjukkan pengurangansignifikan pada

tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 6-10 mmHg

dan tekanan diastol 6-9 mmHg (Mohanis, 2015). Di

Indonesia, jumlah penderita hipertensi mencapai 17-21%

dari jumlah itu 60% penderita hipertensi berakhir pada

stroke.

Diperkirakan hipertensi yang ada di Indonesia

mencapai 15 juta jiwa tetapi hanya 4% yang merupakan

hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada lanjut

usia, 50% tidak menyadari sebagai penderita hipertensi

sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena

tidak menghindari dan tidak mengetahui factor resiko,

dan 90% merupakan hipertensiesensia (Mohanis, 2015).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan

calon peneliti di Pustu Banyu Urip Desa Tempos Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat, masyarakat yang menderita

hipertensi dari bulan januari sampai juni 2017 adalah

240 orang, upaya pengobatan yang di lakukan sebagian

besar masyarakat menggunakan pengobatan farmakologi.


6

Sedangkan pengobatan non farmakologi dengan terapi

tanaman herbal merupakan salah satu bagian dari terapi

komplementer yang telah dikembangkan dan dipergunakan

secara luas di seluruh dunia (Sulistiawati, Prapti, &

Lestari, 2015). Salah satu terapi yang di maksud adalah

pemberian rebusan daun alpukat dan seduhan bawang putih.

Berdasarkan uraian data dan fakta di atas peneliti

ingin membuktikan kebenaran khasiat Pengaruh rebusan

daun alpukat dan seduhan bawang putih terhadap

penatalaksanaan klien dengan riwayat hipertensi di

wilayah kerja Pustu Banyu Urip Desa Tempos Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat.


7

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka

dapat dirumuskan rumusan masalah dalam Penelitian ini

sebagai berikut :

“Apakah ada Pengaruh rebusan daun alpukat dan seduhan

bawang putih terhadap penatalaksanaan klien dengan

riwayat hipertensi di wilayah kerja Pustu Banyu Urip

Desa Tempos Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah

peneliti ingin mengetahui Pengaruh rebusan daun

alpukat dan seduhan bawang putih terhadap

penatalaksanaan klien dengan riwayat hipertensi di

wilayah kerja Pustu Banyu Urip Desa Tempos Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari Penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi tekanan darah pada masyarakat

dengan riwayat hipertensi di wilayah kerja Pustu

Banyu Urip Desa Tempos Kecamatan Gerung Kabupaten

Lombok Barat sebelum di lakukan Terapi Rebusan

Daun Alpukat dan Bawang putih.


8

b. Mengidentifikasi tekanan darah pada masyarakat

dengan riwayat hipertensi di wilayah kerjaPustu

Banyu Urip Desa Tempos Kecamatan Gerung Kabupaten

Lombok Barat setelah di lakukan Terapi Rebusan

Daun Alvokad dan Bawang putih.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah :

1. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Mataram

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan refrensi, dan dapat pula dijadikan sebagai

bahan pertimbangan materi yang akan diberikan.

2. Bagi Peneliti

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan peneliti dalam bidang keperawaan dan peneliti

dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut pada

masyarakat.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaranatau informasi bagi pembaca atau

peneliti selanjutnya.

4. Bagi Desa

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu terapi yang dapat di jadikan acuan

dan tambahan dalam menyelesaikan masalah hipertensi.


9

5. Bagi Masyarakat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuanmasyarakatagartidak hanya mengandalkan

pengobatan secara medis tetapi non medis juga

perlu digunakan supaya tingkat kesejahteraan

menjadi lebih baik.

6. Bagi Responden

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah

kesadaran responden itu sendiri akan pentingnya

pengobatan secara non medis yaitu dengan terapi

herbal seperti rebusan daun alpukat dan bawang putih.

E. Keaslian Penelitian

NO Penelitian Penelitian Rencana


Sebelumnya sebelumnya Peneliti

1 Nama Dian Faridah Alfiana Nur Muhammad


peneliti (2011) S (2012) Iswahyudin
(2017)
2 Judul Pengaruh Perbedaan Pengaruh
penelitian pemberian efektifitas rebusan daun
bawang putih pemberian alpukat dan
(allium kombinasi seduhan
sativum) terapi bawang putih
terhadap farmakologi terhadap
penurunan dan penurunan
tekanan darah komplementer tekanan
pada lansia (jus tomat) darah pada
dengan di riwayat
hipertensi di bandingkan hipertensi
PSTW dengan diwilayah
“Puspakarma” terapi kerja
Mataram farmakologi puskesmas
saja gerung desa
terhadap banyu urip
perubahan tempos
10

tekanan
darah pada
lansia
penderita
hipertensi
3 Jumlah 22 orang 24 orang 30 orang
sampel
4 Tehnik Total sampling Purposive purposive
sampling sampling sampling
5 Desain Quasi Quasi Quasi
penelitian eksperimen eksperimen eksperimen
(group control (one the (two the
desing) group group
pretest-post pretest-
test desing) posttest
desing)
6 Tehnik Uji t-test Uji wilcoxom Paired t-
analisa signed rank test
data tes dan uji
mann-whitney
U
7 Variable Pemberian Kombinasi Pemberian
bebas bawang putih pemberian rebusan daun
(independen terapi alpukat dan
farmakologi seduhan
dan bawang putih
komplementer
jus tomat
8 Variable Penurunan Tekanan Penurunan
(dependen) tekanan darah darah pada tekanan
pada lansia lansia darah pada
dengan penderita riwayat
hipertensi hipertensi hipertensi
9 Hasil Ada pengaruh Ada pengaruh
penelitian pemberian perbedaan
bawang putih efektifitas
(allium pemberian
sativum) kombinasi
terhadap terapi
penurunan farmakologi
tekanan darah dan
pada lansia komplementer
dengan (jus tomat)
hipertensi di dibandingkan
11

PSTW dengan
“Puspakarma” terapi
Mataram farmakologi
saja
terhadap
perubahan
tekanan
darah pada
lansia

Вам также может понравиться