Вы находитесь на странице: 1из 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya seluruh kegiatan dan aktifitas pelaksanaan kunjungan studi serta penyusunan laporan dapat
terlaksana sesuai dengan jadwal yang di tetapkan.
Untuk keperluan pembentukan laporan ini, kami melaksanakan kunjungan studi
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Adipala dengan pematangan pembelajaran tentang
system distribusi system pembelajaran yang diterapkan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (
PLTU ) Adipala pada khususnya
Banyak manfaat yang penulis rasakan selama mengikuti kegiatan kunjungan studi, selain
dapat mengenal secara langsung pekerjaan yang ada di Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik
Tenaga Uap ( PLTU ) Adipala kami juga dapat mengetahui secara langsung beberapa
pekerjaan yang dikerjakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Adipala Dalam
pelaksanaan kunjungan studi maupun dalam penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari bantuan
semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memenuhi persyaratan untuk memenuhi tugas kuliah dan dapat
berguna bagi kita semua, walaupun penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna. Oleh
kerena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.

Penulis,

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teknik industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan
pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral
dari manusia,pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses. Kami sebagai
mahasiswa teknik industri mengadakan kunjungan industri yang mengharuskan setiap
mahasiswa untuk mengikutinya. Kunjungan industri ini kita juga dapat melakukan tanya-
jawab kepada narasumber secara langsung. Kesempatan kali ini, pihak Perguruan Tinggi
mengadakan kegiatan kunjungan industri di UJP PLTU ADIPALA CILACAP pada
tanggal 14 januari 2019.

B. TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI


1. Sebagai wawasan informasi serta memperbanyak pengetahuan
2. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.
3. Untuk memenuhi sebagian syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. SIKLUS PLTU

Pada PLTU, uap dihasilkan dengan jalan memanaskan air pada boiler. Dari air
yang dipanaskan pada boiler inilah akan dihasilkan uap yang akan digunakan untuk
menggerakkan turbin. Air untuk mengisi boiler tersebut memerlukan persyaratan kimia
khusus dan untuk menghasilkannya membutuhkan treatment (kimia) yang khusus pula.
Untuk itu perlu dilakukan penanganan yang khusus terhadap air pengisi boiler tersebut.
Pada boiler dikenal adanya close loop system. Dalam close loop system berarti air
yang telah menjadi uap akan di kondensasikan untuk digunakan kembali sebagai bahan
baku uap. Dengan menggunakan air yang sama, maka akan mengurangi biaya operasi.
Dalam proses ini tetap diperlukan air penambah (make-up water) dengan jumlah sesuai
dengan water losses yang terjadi selama siklus air.
Pada PLTU, bagian yang mengatur penggunaan kembali air pengisi boiler ini
adalah condensate system. Condenser merupakan bagian utama dari condensate system.
Pada condenser ini uap akan dikondensasikan menjadi air, dimana air ini akan digunakan
lagi sebagai feedwater. Sedangkan uap yang telah terkondensasi akan dikumpulkan di
hotwell. Hotwell ini merupakan awal dari siklus air pada sistem kondensate.

B. SISTEM AIR KONDENSAT


Sistem air kondensat adalah sumber pasokan utama untuk sistem air pengisi.
Ruang lingkup sistem air kondensat adalah mulai dari hotwell sampai ke Dearator. Air
kondensat berasal dari proses kondensasi uap bekas didalam kondensor. Di dalam sistem
air kondensat, air mengalami 3 proses utama yaitu mengalami pemanasan, pemurnian
dan deaerasi.
1. Pemanasan

3
Pada saat melintasi sistem air kondensat, air mengalami pemanasan pada
berbagai komponen antara lain di gland steam condensor dan dibeberapa pemanas
awal air pengisi tekanan rendah/ LPH (Low Pressure Heater). Tujuannya untuk
meningkatkan efisiensi siklus serta menghemat pemakaian bahan bakar. Bila air
kondensat tidak dipanaskan, berarti membutuhkan lebih banyak bahan bakar
untuk menaikkan temperatur air didalam ketel/Boiler.
Selain itu, air kondensat juga mengalami proses pemurnian untuk
mengurangi pencemar-pencemar padat dan cair yang terkandung dalam air
kondensat.

2. Pemurnian
Pemurnian air yang dilakukan didalam sistem air kondensat termasuk
sistem pemurnian didalam siklus (Internal Treatment), pemurnian dilakukan
dengan cara mengalirkan air kondensat melintasi penukar ion (Condensate
Polishing ) dan injeksi kimia, agar pencemar yang dapat mengakibatkan deposit
maupun korosi pada komponen-komponen ketel dapat dihilangkan sehingga
kualitas air kondensat menjadi lebih baik.
Terjadinya deposit di ketel yang disebabkan oleh kualitas air yang buruk,
dapat mengakibatkan terhambatnya proses perpindahan panas didalam ketel dan
pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan bocornya pipa-pipa ketel akibat over
heating.

3. Deaerasi
Deaerasi adalah proses pembuangan pencemar gas dari dalam air
kondensat seperti oksigen (O2), carbondioksida (CO2) dan non condensable gas
lainnya. Pencemar gas dapat menyebabkan korosi pada saluran dan komponen-
komponen yang dilaui air kondensat. Ilustarsi sistem air kondensat terlihat seperti
pada gambar berikut.

4
C. SISTEM AIR PENAMBAH ( MAKE UP WATER )
Secara teoritis, air di dalam siklus PLTU akan terus bersirkulasi tanpa terjadi
pengurangan massa air sehingga tidak memerlukan penambah dari luar siklus. Tetapi
pada prakteknya, banyak terjadi kehilangan massa air yang antara lain disebabkan oleh
adanya kebocoran-kebocoran di dalam sistem, spray ( Tempering ) dan pembuangan gas
yang masih mengandung air oleh karena itu harus ada tambahan air
Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan fluida
kerja tersebut. Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama baiknya dengan
kualitas air yang telah berada dalam siklus tersebut, maka sistem air penambah
dilengkapi dengan unit pengolahan air (demineralizer plant) yang berfungsi untuk
mengolah air sumber (raw water) menjadi air penambah (make up water).
Air condensate atau demin dari condensate storage tank (CST) ditransfer ke
kondensor hotwell menggunakan condensate transfer pump. Sistem pengoperasian dari
condensate transfer pump hanya digunakan pada saat awal pengoperasian.
Aliran air penambah yang masuk ke hotwell diatur oleh katup air penambah
(make up valve). Pembukaan katup dikendalikan oleh level Transmitter (LT) yang
menggunakan Parameter Level Hotwell sebagai set point, karena variasi level hotwell
merepresentasikan kebutuhan air penambah. Bila level hotwell turun menjadi lebih
rendah dari semestinya, maka katup air penambah akan membuka sehingga air penambah
dari tangki air penambah (Condensate Storage Tank) akan mengalir kedalam hotwell
menggunakan CTP ( pada saat awal start unit) dan vaccum line (normal operasi). Hal
yang perlu diperhatikan oleh operator adalah bahwa jangan biarkan level tangki air
penambah terlalu rendah. Bila level hotwell tinggi, maka hotwell level transmitter (LT)
akan memerintahkan katup pelimpah (Spill Valve) untuk membuka dan sebagian air
hotwell akan mengalir melalui pompa kondensat dan kembali ke tangki air
penambah/Condensate Storage Tank menggunakan Condensate Pump.

5
D. KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSINYA
SISTEM AIR KONDENSAT

1. Hotwell Kondensor
Sebagai penampung air hasil kondensasi uap bekas turbin

2. Condensate Pump
Berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari hotwell melintasi sistem air
kondensat menuju ke deaerator. Sistem kondensat memiliki 2 buah pompa
kondensat yaitu 1 untuk cadangan (stand by) dan satu lagi beroperasi. Jenis
pompa yang banyak dipakai adalah pompa sentrifugal bertingkat (multy stage).
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sisi hisap pompa kondensat
berhubungan dengan hotwell yang vakum. Untuk menjamin kontinuitas aliran air
ke sisi hisap (suction) pompa, maka tekanan pada sisi hisap pompa paling tidak
harus sama dengan tekanan kondensor. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sisi
hisap pompa dilengkapi dengan saluran penyeimbang tekanan (Equalizing /
Balancing Line) agar tekanan pada sisi hisap pompa selalu sama dengan tekanan
kondensor. Faktor yang perlu diperhatikan oleh operator adalah bahwa katup
isolating (manual valve) pada saluran penyeimbang ini harus selalu terbuka
selama pompa beroperasi. Kavitasi ini juga dapat timbul bila temperatur air
kondensat didalam hotwell terlalu tinggi. Pompa kondensat juga dilengkapi oleh
saringan (strainer) pada sisi hisapnya.

3. Condensate Polishing
Condensate Polishing berfungsi untuk memurnikan air menggunakan bahan
kimia, agar pencemar yang terkandung di air kondensat serta dapat
mengakibatkan korosi pada komponen-komponen boiler dapat dihilangkan,
sehingga kualitas air kondensat menjadi lebih baik.
Terdiri dari :
a. Ion exchanger

6
Sebagai Wadah resin tempat pertukaran ion terjadi
b. Resin trap
Berfunsi Sebagai penyaring resin agar tidak terbawa sistem
c. Anion regeneration dan sparation vessel
Sebagai tempat terjadinya regenerasi resin (kation)
d. Kation regeneration dan separation vessel
Sebagai tempat terjadinya regenerasi resin (anion)

4. GSC (Gland Steam Condensor)


Gland steam condensor adalah penukar panas untuk mengkondensasikan
uap bekas dari perapat turbin dan BFPT. Uap bekas ini akan memanaskan air
kondensat dari pompa kondensat yang dialirkan melintasi gland steam condensor.
Karena panasnya diserap oleh air kondensat, uap bekas dari perapat poros akan
mengembun dan selanjutnya dialirkan ke hotwell. Didalam gland steam
condensor, air kondensat mengalir dibagian dalam pipa sedang uap bekas perapat
berada diluar pipa. Gland Steam Condensor dilengkapi dengan Fan penghisap
(exhauster Fan) yang berfungsi untuk membuat tekanan Gland Steam Condensor
sisi uap menjadi vacum. Dengan kevacuman ini, maka uap bekas perapat turbin
akan mudah terkondensasi di dalam gland steam condensor.
5. Deaerator Level Control
Deaerator Level Control terdiri dari dua buah Control Valve (Big dan
Small) dan satu buah isolating valve pada satu line Bypass. Berfungsi sebagai
pengatur level air di Deaerator, apabila level air di deaerator levelnya rendah,
maka Small control valve akan membuka dan membantu Big untuk mengisi air
pada deaerator hingga pada level yang dibutuhkan. Setelah level air pada
deaerator telah normal maka small control valve ini akan menutup.

7
6. Minimum Flow
Minimum Flow berfungsi untuk menjamin aliran/pressure air kondensate
agar tetap stabil/normal. Dengan minimum flow ini, jika air kondensat
pressurenya rendah akan di kembalikan kembali ke hotwell (resirkulasi).

7. Low Pressure Heater


Berfungsi untuk pemanas air kondensat, menggunakan Excause Steam
dari Low Pressure Turbin. Tujuannya untuk efisiensi siklus dan menghemat
bahan bakar.

8. DEAERATOR
Berfungsi membuang gas-gas yang tidak dibutuhkan dari dalam air
kondensat seperti oksigen (O2), carbondioksida (CO2) dan non condensable gas
lainnya

9. Kondensor
Berfungsi untuk merubah uap bekas turbin menjadi air kondensat dengan
media pendinginnya air laut. Uap bekas expansi turbin dikondensasikan di
ruangan kondensor yang vaccum dan berkontraksi langsung dengan tube-tube
berisi air laut, Sehingga terjadi pertukaran panas antara uap dan air.

E. SISTEM AIR PENDINGIN BANTU (CLOSE CIRCULATION COOLING WATER)

1. ExpansionTank
Merupakan sarana penampung air pendingin bantu yang diisi air demin
(make up water) dimana umumnya diletakkan pada tempat yang cukup tinggi dari
permukaan tanah dengan maksud untuk memberikan tekanan pada sisi hisap
pompa air pendingin bantu/C3W PUMP. Untuk mengantisipasi kebocoran-
kebocoran dalam sistem, maka disediakan sistem kontrol otomatis untuk menjaga
agar level Expansion Tank tetap konstan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut,

8
pada tangki disediakan saluran untuk menambah air yang berasal dari
percabangan sisi tekan pompa air condensate. Pada saluran ini dipasang katup
pengatur (control valve) yang dikendalikan oleh level tangki (LT). Bila level
tangki turun dari semestinya, katup pengisian ini akan membuka sehingga air dari
sisi tekan pompa condensate akan mengalir mengisi tangki. Biasanya untuk
pengisian expansion tank ini bersumber dari CST menggunakan CTP.

2. Pompa air pendingin bantu (C3W Pump)


Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air C3W. Biasanya disediakan
dua buah yang satunya untuk normal operasi sedang satunya untuk cadangan
(stand by). Masing-masing pompa dilengkapi dengan saringan (strainer) pada sisi
hisapnya. Sisi tekan masing-masing pompa dilengkapi katup satu arah (check
valve) untuk mencegah aliran balik manakala pompa sedang dalam keadaan stop.
Kedua pompa juga dilengkapi dengan transmiter yang dipasang pada saluran
tekan air pendingin bantu. Transmiter ini berfungsi untuk memberikan sinyal pada
PLC untuk star otomatis terhadap pompa. Bila tekanan saluran tekan air
pendingin utama turun hingga batas tertentu, maka PLC akan memerintahkan
pompa yang stand by untuk start secara otomatis.

3. Penukar panas air pendingin bantu (Auxiliary Cooling Waterheat


Exchanger)

9
Merupakan penukar panas tipe permukaan (surface type) yang berfungsi
untuk mendinginkan air pendingin bantu dengan air pendingin utama (air
laut)sebagai media pendinginnya. Pada penukar panas ini, air C3W (air DEMIN )
mengalir di luar tube-tube pendingin sedangkan media pendingin ( air Laut )
mengalir di dalam tube-tube pendingin.

10
F. PRINSIP KERJA PLTU ADIPALA CILACAP
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Siklus fluida kerja PLTU merupakan siklus tertutup, yaitu menggunakan fluida
yang sama secara berulang-ulang. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi seluruh
luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas
hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. Uap hasil
produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk melakukan kerja
di turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Uap bekas keluar turbin
masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah menjadi air.
Air kondensat ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini
berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Gambar 1 menunjukkan diagram siklus
tertutup fluida kerja PLTU.

Gambar 1. Siklus fluida kerja (air uap) PLTU


Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan turbin
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang
hilang, maka perlu ditambahkan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up
water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

G. KOMPONEN UTAMA PLTU


PLTU merupakan mesin pembangkit termal yang terdiri dari komponen utama
dan komponen bantu (sistem penunjang) serta sistem-sistem lainnya. Komponen utama
terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Boiler (ketel uap)
2. Turbin uap
3. Kondensor
4. Generator

11
H. BOILER
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi
uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air yang berada
didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan
udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur
yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju
aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-
pipa berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air).

Gambar 2. Boiler

I. TURBIN UAP
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi
diarahkan untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros
turbin berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar
turbin turun hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor,
sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator. Saat ini
hampir semua mesin turbin uap adalah dari jenis turbine condensing atau uap keluar
turbin (exhaust steam) dialirkan ke kondensor.

12
Gambar 3. Turbin Uap

J. KONDENSOR
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahannya
dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa
(tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin
digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara
luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.

Gambar 4. Kondensor

K. GENERATOR
Tujuan utama dari kegiatan proses di PLTU adalah energi listrik. Energi listrik
dihasilkan dari peralatan pembangkit listrik yang disebut generator. Generator berfungsi

13
mengubah energi mekanik berupa putaran menjadi energi listrik dengan menerapkan
prinsip induksi magnet.
Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar disebut
rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang merupakan medan
magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.

Gambar 5. Generator

1. Penyediaan batu bara


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan
menetapkan harga batu bara khusus untuk pembangkit listrik sebesar US$ 70/ton.
Aturan tersebut menindaklanjuti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2018
yang disebut-sebut sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor
1395K/30/MEM/2018 Tentang Harga Batubara untuk Penyediaan Tenaga Listrik
untuk Kepentingan Umum.
"Pemerintah menetapkan harga jual batu bara untuk PLTU dalam negeri
senilai US$ 70/ton atau menggunakan harga batu bara acuan (HBA)," kata Kepala
Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja sama ESDM Agung
Pribadi di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018).
Jika nanti harga batu bara acuan (HBA) turun di bawah US$ 70/ton maka
yang diikuti adalah harga terendah tersebut, bukan sebesar US$ 70/ton.
"Bila ke depan di bahwa US$ 70/ton maka yang diambil yang lebih
rendah," jelasnya.
Dia mengatakan ketetapan harga ini berlaku mulai 1 Januari 2018 hingga 31
Desember 2019. Selanjutnya, akan ada evaluasi lagi mengenai harga batu bara.
"Penetapan harga khusus tersebut akan berlaku sejak 1 Januari 2018
hingga Desember 2019 dan berlaku surut. Artinya, kontrak-kontrak penjualan
yang sudah berjalan sejak 1 Januari 2018 harus disesuaikan kembali," lanjutnya.
Untuk diketahui, aturan tersebut merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.

14
Revisi dilakukan di Pasal 85 PP Nomor 23 Tahun 2010 dengan
memberikan kewenangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) menetapkan harga batu bara untuk ketenagalistrikan dalam negeri.

2. Electrostatic precipitator
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap
debu dengan effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang
didapat cukup besar. Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini,
jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 %
(efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%).
Salah satu komponen terpenting dalam proses produksi di Pabrik Gula dan
PLTU adalah boiler. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk memanaskan air,
sehingga menghasilkan uap yang nantinya akan digunakan untuk proses
selanjutnya. Pada PLTU, uap ini digunakan untuk memutar turbin uap sebagai
penggerak generator.Untuk melakukan kerjanya, boiler membutuhkan adanya
panas yang digunakan untuk memanaskan air. Panas ini disuplai dari bagian yang
disebut dengan ruang bakar atau furnace, dimana pada ruang bakar ini dilengkapi
dengan alat pembakaran atau burner. Hasil pembakaran di ruang bakar tersebut
mengandung banyak debu mengingat bahan bakar yang digunakan adalah
batubara, dan debu tersebut akan terbawa bersama gas buang menuju cerobong.
Sebelum gas buang tersebut keluar melalui cerobong, maka gas buang tersebut
akan melewati kisi-kisi suatu electrostatic precipitator (ESP).

Gambar 1. Electrostatic precipitator overview.

Gambar 2. Persentase penangkapan partikel debu pada ESP.

15
L. CARA KERJA ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
Cara kerja dari electro static precipitator (ESP) adalah (1) melewatkan gas buang (flue
gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan
collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral
dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga
partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-). (2) Partikel debu yang sekarang
bermuatan negatif (-) kemudian menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate),
lihat gambar 4. Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara
periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke
bak penampung (ash hopper), lihat gambar 1 dan 2, dan ditransport (dipindahkan) ke
flyash silo dengan cara di vakum atau dihembuskan.

Gambar 3. Bagian-bagian dari electrostatic precipitator.

Gambar 4. Proses ionisasi.

M. PROSES PEMBENTUKAN MEDAN LISTRIK


Proses pembentukan medan listrik; (1) Terdapat dua jenis electrode, yaitu
discharge electrode yang bermuatan negatif dan collector plate electrode bermuatan
positif. (2) Discharge electrode diletakkan diantara collector plate pada jarak tertentu
(memiliki jarak antara discharge electrode dengan collector plate). (3) Discharge
electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan muatan minus (lihat gambar 3), pada
level tegangan antara 55 – 75 KvDC (sumber listrik awalnya adalah 380 volt AC,
kemudian dinaikkan oleh transformer menjadi sekitar 55 – 75 Kv dan dirubah menjadi
listrik DC oleh rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja). (4) collector plate
ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif. (5) Dengan demikian, pada saat
discharge electrode diberi arus DC maka medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi

16
tirai-tirai electrode tersebut dan partikel-partikel debu akan tertarik pada pelat-pelat
tersebut, Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap.
Electrostatic precipitator merupakan salah satu cara agar Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) ataupun industri lainnya yang berpotensi menghasilkan limbah debu
menjadi ramah lingkungan, setidaknya dapat mengurangi kandungan polutan yang
dibuang melalui cerobong.

1. Turbine generator
Generator turbin berpendingin udara seri baru yang menggunakan tiang yang
menonjol.

Generator Turbin 4-Pole


Ini adalah generator turbin yang menggunakan desain rotor silinder dan
penggerak utamanya adalah turbin uap atau turbin gas, dll.

Generator Turbin 2-Pole


Ini adalah generator turbin yang menggunakan desain rotor silinder dan
penggerak utamanya adalah turbin uap atau turbin gas, dll.

Generator sinkron kapasitas kecil dan menengah


Di bawah 5.000 kVA generator untuk turbin gas, dll.

17
2. condenser & water cooling system
Chilled Water atau DX Water cooled systems mengeluarkan panas melalui
kondensor dengan dua metode.Salah satu metode adalah pendingin udara di mana
refrigeran didinginkan oleh udara yang dipaksa melewati gulungan tabung
bersirip dan metode kedua adalah sistem pendingin air, yang menolak panas
menjadi air yang disirkulasikan kembali melalui menara pendingin. Sistem
pendingin air menggunakan kondensor tipe shell dan tube. Sebagian besar sistem
DX menggunakan kondensor bersirip tabung berpendingin udara untuk
mengeluarkan panas. Pendingin udara kemasan yang lebih besar mungkin
berpendingin air atau didinginkan udara.
Ekonomi dari sistem pendingin air v / s sistem pendingin udara dapat
diringkas sebagai berikut:
a. Aplikasi bervariasi dari perkantoran, ritel, hotel, apartemen mewah, industri,
gedung baru dan gedung baru.
b. Pada kondisi beban puncak, mesin berpendingin udara mengonsumsi daya
lebih dari 30% dibandingkan unit berpendingin air.
c. Kapasitas kompresor turun lebih dari 10% untuk mesin berpendingin udara
dibandingkan dengan air yang didinginkan.
d. Kurangnya air lunak berkualitas baik membuatnya sangat penting untuk
memilih sistem pendingin udara di sebagian besar instalasi.
e. Kondensor berpendingin udara harus secara umum dijaga sangat dekat
dengan unit evaporator dan untuk peralatan berukuran lebih kecil,
panjangnya harus 30 hingga 40 kaki sedangkan untuk sistem yang lebih
besar dapat naik hingga 3 hingga 4 kali angka ini. Dalam hal peralatan yang
didinginkan air, menara pendingin yang merupakan titik penolakan panas
akhir sebenarnya dapat ditempatkan pada jarak berapa pun dari peralatan
pendingin.

18
N. WATER TREATMENT PLANT
Pengolahan air adalah setiap proses yang meningkatkan kualitas air agar lebih
dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Penggunaan akhir dapat berupa minum ,
pasokan air industri, irigasi , pemeliharaan aliran sungai, rekreasi air atau banyak
kegunaan lain, termasuk dikembalikan ke lingkungan dengan aman. Pengolahan air
menghilangkan kontaminan dan komponen yang tidak diinginkan, atau mengurangi
konsentrasinya sehingga air menjadi cocok untuk penggunaan akhir yang diinginkan.
Perawatan untuk produksi air minum melibatkan penghilangan kontaminan dari
air mentah untuk menghasilkan air yang cukup murni untuk konsumsi manusia tanpa
risiko jangka pendek atau jangka panjang dari efek kesehatan yang merugikan. Zat yang
dihilangkan selama proses pengolahan air minum termasuk padatan
tersuspensi , bakteri , ganggang , virus , jamur , dan mineral seperti besi dan mangan .
Proses yang terlibat dalam menghilangkan kontaminan meliputi proses fisik
seperti pengendapan dan penyaringan , proses kimia seperti desinfeksi dan koagulasi dan
proses biologis seperti penyaringan pasir lambat
Langkah-langkah yang diambil untuk memastikan kualitas air tidak hanya terkait
dengan pengolahan air, tetapi juga untuk pengangkutan dan distribusi setelah
pengolahan. Oleh karena itu adalah praktik umum untuk menyimpan residu desinfektan
dalam air yang diolah untuk membunuh kontaminasi bakteriologis selama distribusi.
Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah seperangkat standar umum
yang dimaksudkan untuk diterapkan di mana standar lokal yang lebih baik tidak
diterapkan. Standar yang lebih ketat berlaku di Eropa, Amerika Serikat dan di sebagian
besar negara maju lainnya. diikuti di seluruh dunia untuk persyaratan kualitas air minum.

O. KOMPONEN PENDUKUNG SYSTEM HYDROGEN GENERATOR


Sistem pertama yang kita bahas adalah sistem supply hidrogen. Sistem ini
berfungsi sebagai jalur untuk memasukkan hidrogen ke dalam generator pada saat
pengisian awal, sekaligus ia akan menjaga tekanan hidrogen di dalam generator agar
selalu berada di atas nilai yang ditentukan. Satu hal yang menarik adalah, hidrogen sangat
dilarang untuk mengalami kontak langsung dengan udara. Sehingga pada saat pengisian
hidrogen awal dimana generator masih berisikan udara, digunakan gas inert tertentu yang
berfungsi untuk 'mengusir' udara dari dalam generator sebelum gas utama yakni hidrogen
masuk ke dalam generator.
Demikian pula pada saat proses pembuangan hidrogen dari generator, gas inert
akan mengusir hidrogen terlebih dahulu sebelum akhirnya udara dimasukkan ke
dalamnya. Gas inert yang paling umum digunakan untuk proses ini adalah gas karbon
dioksida. Untuk mendukung proses yang biasa dikenal dengan istilah gassing-
degassing ini, sistem supply hidrogen dilengkapi dengan purity meter yang dapat

19
membaca purity hidrogen di dalam udara, sekaligus purity karbon dioksida di dalam
udara.

Gambar di atas adalah sebuah gambaran sederhana sistem supply hidrogen untuk
generator.
Pada proses pengisian awal hidrogen, generator masih dipenuhi udara. Untuk
membuang udara dibutuhkan gas CO2 sebagai inert. Gas CO2yang memiliki massa jenis
lebih berat daripada udara, masuk melalui sisi bawah generator dan mendorong udara ke
jalur pembuangan (venting) yang berada di bagian atas generator. Setelah persentase
jumlah CO2 terhadap udara berada di atas 99%, barulah hidrogen dapat dimasukkan ke
dalam generator. Karena massa jenis hidrogen lebih ringan daripada CO2, maka injeksi
hidrogen dilakukan melalui sisi atas generator dan CO2 dikeluarkan melewati sisi bawah.
Injeksi dilakukan hingga persentase hidrogen terhadap CO2 mencapai angka di atas 99%.
Setelah itu injeksi hidrogen terus dilakukan hingga mencapai tekanan tertentu sesuai
dengan spesifikasi generator.

1. hydrogen cooler
Peralatan pendingin ini dipasang di generator daya untuk mencegah panas
berlebih akibat kenaikan suhu pada bahan isolasi bagian dalam.
Dengan menggunakan hidrogen atau udara sebagai refrigeran dan sistem sirip
yang dirancang khusus, mesin ini secara efektif mentransfer panas dan
mendinginkan generator listrik.
a. Melakukan desain dasar dan terperinci untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
b. Banyak kinerja pendingin H2 / Air dengan pengetahuan dan teknologi
sendiri di dalam negeri dan luar negeri
c. Desain dan manufaktur dengan menerapkan kode ASME, TEMA, PED,
DOS
d. Tersedia untuk teknik dan manufaktur dengan lead time pendek

20
e. Bahan Utama
f. Tabung (CuNi90 / 10, Stainless Steel, Tembaga)
g. Lembar tabung (Baja Karbon, Baja Tahan Karat, Kuningan Angkatan Laut)
h. Plat FINS (Aluminium, Tembaga)
i. Jenis Pendingin
j. Vertikal / Horisontal

21
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/doc/249006350/Makalah-Siklus-Rankine-Dalam-Sistem-
Pembangkit-Tenaga-Uap
2. http://www.rider-system.net/2011/10/siklus-pltu-pembangkit-listrik-tenaga.html
3. https://www.nahodaku.com/2015/10/profil-gambar-umum-pltu-tanjung-jati-b-jepara.html
4. www.wikipedia.com
5. Profil company PT Indonesia Power PLTU 2 Adipala
6. PT PLN (Persero) Pembangkitan

22

Вам также может понравиться

  • Dapus
    Dapus
    Документ4 страницы
    Dapus
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • Proposal Penkes Prin
    Proposal Penkes Prin
    Документ10 страниц
    Proposal Penkes Prin
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • PKM Kesugihan2 HT
    PKM Kesugihan2 HT
    Документ16 страниц
    PKM Kesugihan2 HT
    Fina Khotidjah Safinaturrohmah
    Оценок пока нет
  • HT Intervensi
    HT Intervensi
    Документ11 страниц
    HT Intervensi
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • Keterangan Genogram
    Keterangan Genogram
    Документ1 страница
    Keterangan Genogram
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • Format Pengkajian Keluarga
    Format Pengkajian Keluarga
    Документ4 страницы
    Format Pengkajian Keluarga
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • HT Intervensi
    HT Intervensi
    Документ11 страниц
    HT Intervensi
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет
  • Etika Profesi
    Etika Profesi
    Документ20 страниц
    Etika Profesi
    Krisnandika Arash
    Оценок пока нет