Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1 Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
3.1.1 Anamnesa
• Identitas ( Data Biografi)
Nama: An. A
Umur: 1 tahun
Jenis Kelamin: perempuan
• Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas dan merasa letih
• Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami respiratory distress, dispnea, tacipnea, dan hiposekmia
• Riwayat penyakit terdahulu
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya prematur, usia kelahiran 7 bulan
• Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa riwayat keluarganya ayah menderita PDA
• Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.
3.2 Pemeriksaan fisik (ROS : Review of System)
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas
saat inspirasi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai
3. Persyarafan B3 ( Brain)
, gelisah, menangis,.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
3.3 Analisa Data
Data Etilologi Masalah
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan anaknya gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi naik (150 x/menit)
- Tachyepne
- – Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten) Terbukanya ductus arteriosus
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih kecil (arteri
pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Curah jantung turun Penurunan curah jantung
Data Subjektif:
Ibu klien mengatakan anaknya kesulitan bernafas, Data Objektif :
- RR ( 50/menit)
Data Subjektif:
Pasien rewel tidak mau makan dan minum
Data Objektif:
- Berat 20 kg
-- Biokimia : Hb 8,5gr Hb/dl dan albumin 45%
- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta
descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
Edema paru
Penurunan difusi oksigen
Gangguan pertukaran gas
Curah jantung turun
Suplai oksigen ke jaringan berkurang
Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu
Pembentukan energi berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia
Nutrisi kurang dari tubuh Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
Data Subjektif:
Demam, rewel
Data Objektif:
- Jumlah limfosit 40%
- hipertermi (380 C),
RR: 50x/menit
Nadi: 150x/menit Gagal jantung kongestif
Pasien gelisah, stress
Respon imun menurun
Resiko infeksi Resiko infeksi
Data Subjektif :
Orang tua cemas, tidak tenang, dan emosinya labil
Data Objektif:
- Menarik diri
- Tidak ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Dampak hospitalisasi pada anak
Anak menangis dan ketakutan
Kecemasan pada orang tua Kecemasan orang tua
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 2x24 jam nafsu makan timbul kembali dan
status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
DS: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan mulai mau makan
DO- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan 21 kg
- jumlah Hb 12 gr Hb/dl dan albumin 50%
Intervensi Rasional
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2. Mencatat intake dan output makanan klien.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi selama sakit
4. Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
Kolaborasi:
5. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian infus Nacl yg sesui dengan komposisi
tubuh 1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.
2. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.
3. Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien memilih makanan sesuai
dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.
4. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung.
5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang dari pasien
4. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
Tujuan : Mencegah resiko infeksi
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Anak tidak akan
menunjukkan tanda-tanda infeksi
DS:ibu klien mengatakan klien sudah tidak demam dan tidak rewel
DO: Jumlah limfosit menurun
- suhu 37 C, frekwensi nafas 40x/menit, nadi 110x/menit
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
3. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit
4. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
1. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena
tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan
tanda vital
2. Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial
3. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-
tanda infeksi
4. Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen
Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
Tujuan: kecemasan menurun
Kriteria hasil:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam Orang tua tampak
tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya lagi dan orang tua berpartisipasi dalam proses
perawatan.lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.
DS: Orang tua tidak cemas, tenang, dan emosinya berkurang
DO: tidak menarik diri
ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua
2. Beri penjelasan tentang keadaan anaknya
3. Libatkan keluarga dalam perawatan anaknya.
4. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
5. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang 1.
Pengetahuan orang tua akan
mempengaruhi persepsi dan tingkah
lakunya pada anak
2. Dengan mengetahui kondisi
anaknya, akan mengurangi
kecemasan orang tua.
3. Akan membuat orang tua nyaman
dan lebih tenang jika senantiasa
dekat dengan anaknya.
4. Dukungan dan kasih sayang orang tua akan mempercepat kesembuhan anak.
5. Dengan menambah pengetahuan
orang tua dalam perawatan anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan anak.
BAB III
PEMBAHASAN KELOMPOK
PDA (Patent Ductus Artery) adalah penyakit jantung bawan yang bisa disebabkan karena faktor
genetik dan sebelum hamil ibu sudah terinfeksi rubela dan umur lebih dari 4o tahun. Menurut
kelompok kami, untuk meminimkan Patent Ductus Artery harus memberikan pendidikan kepada
calon ibu supaya tidak sampai terinfeksi rubela dan jika sudah berumur lebih dari 40 tahun
sebisa mungkin untuk tidak hamil. Karena dari penyebab itu yang lebih sering menyebabkan
Patent Ductus Artery.
Untuk faktor yang genetik, kita tidak mencegahnya karena sudah ada gen/bawaan dari ibu atau
ayah. Sehingga yang bisa dilakukan adalah cara yang tepat untuk mengobati Patent Ductus
Artery. Menurut kelompok kami, Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan Pemberian
obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis
dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, adalah yang utama sebelum ke tindakan
pembedahan karena jika beban jantung semakin meningkat resiko terjadi kematian sangat
tinggi sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan konservatif.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan
pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh
PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji
lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan
pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup
dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.
KESIMPULAN
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan. Ada faktor prenatal dan faktor genetik.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan
pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh
PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji
lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan
pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup
dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.
DAFTAR PUSTAKA
• Ali .Z. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional
• Anonim. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Pusat Kesehatan Jantung
Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
• Betz.,Sowden., 2002, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
• http://www.google.com.id. Tanggal Akses 13 Oktober 2009
www.pediatrik.com/ilmiah/Asuhan Keperawatan Pada Patent ductus Arteriosus. Tanggal Akses
13 Oktober 2009
• Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan(terjemahan)..
Jakarta PT EGC.
• Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
• (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
• ( Betz & Sowden. 2002 : 375 )
• ( Suriadi, Rita Yuliani. 2001; 235 )
https://senyumketiga.blogspot.com/2014/08/makalah-sistem-kardiovaskuler-pad.html
1. BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pengkajian
Nama : Tn.M
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiun
No.Register : 06-46-47
Golongan Darah : O
Tanggal Operasi : -
Nama : Tn.D
Pekerjaan : PNS
Umur : 25 Tahun
Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala
disertai leher terasa tegang dan kaku.
Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan
keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan
sulit beraktivitas.
3.1.4 Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus yang
sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien adalah
faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien juga pernah
menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita / pasien
Dari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah meninggal, orang tua
laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit kanker hati, sedangkan ibu pasien
meninggal karena penyakit hipertensi, dari hasil perkawinan ke-2 orangtua pasien terdapat 10
jumlah saudara pasien, dari kesepuluh jumlah saudara kandung pasien tersebut dirinci sebagai
beriku : anak pertama perempuan, dan anak kedua perempuan, kedua anak perempuan tersebut
meninggal karena menderita penyakit kanker rahim. Kemudian anak ketiga laki-laki adalah
pasien yang menderita penyakit hipertensi yang dirawat dirumah sakit umum Dr.RM.Djoelham.
Anak keempat perempuan, anak kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke,
anak keenam laki-laki, anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak kesembilan laki-
laki dan anak kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini meninggal karena menderita penyakit
stroke.
Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang sudah
menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan, mereka tinggal dalam satu rumah
terkecuali anak pertama yang sudah berumah tangga. Sementara riwayat sang istri pasien, kedua
orang tuanya itu sudah meninggal dan orang tua laki-laki dari istri meninggal dikarenakan
menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara istri pasien ada delapan, belum ada yang
meninggal dari delapan saudara pasien tersebut.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350c
n : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
TB : 178 cm
BB : 94 Kg
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya peradangan dan
pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun peradangan
f. Pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak adanya
dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit beraktivitas, semua
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan kesukaan yang berlemak,
sedangkan makanan pantangan tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis 1/3 porsi dengan
diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak mengandung minyak dan lemak.
2. Eliminasi
BAB : Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
3. Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari pasientidak bisa tidur
karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan pucat.
4. Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan jumlah jam
kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit
tidak terlaksana optimal karena badrest
5. Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit kepala
bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6. Therapy
Infus RL : 20 gtt/i
Amlodepine : 2 x 10 mg
Cotrimoxazole : 3x4 80 mg
B.Laxadine : 3x1
Ludios : 2x1
Sohobion : 2x1
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
DS:
2 Pasien mengatakan tidak selera makan Perubahan jenis diet Gangguan pola nutrisi
DO: pasien tampak lemah, Makanan yang di
sajikan habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat tidur
pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam pasien susah tidur
siang
4 : pasien mengatakan kedua kakinya kelemahan fisik Gangguan pola aktivitas
susah digerakkan
: aktivitas pasiens di bantu oleh keluarga
dan perawat
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis kesakitan, kondisi
badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur malam + 2 jam,
pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
3.1.11 Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn.M
Umur : 60 Tahun
Ruang : Mengkudu
No.Reg : 06-46-47
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO DATA TUJUAN
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Nyeri Atur
dan Dengan mengatur posisi
posisi
kepala pusing, dan leher nyeri b/d peningkatan
pusing semifowler pasien semi fowler pasienp
terasa tegang. tekanan darah hilang Berikan istirahat yangdiharapkan pasien merasa
d/d pasien tampak cukup nyaman y
DO: : Px tampak meringis meringis kesakitan, Anjurkan Dengan
pasien memberikan
kesakitan, kondisi kondisi badan lemah. untuk menghindariistirahat yang cukupu
badan lemah TD : 170/100 mmHg makanan yang diharapkan rasa nyerim
TD : 170/100 mmHg Pols : 90 x/i mengandung garam pasien berkurang m
Pols : 90 x/i RR : 22 x/i Kolaborasi Dengan
dengan menghindari
RR : 22 x/i Temp : 370C dokter dalammakanan yang mengndungd
Temp : 37 C 0
pemberian obat garam diharapkan dapatp
menghindari peningkatan
tekanan darah F
Dengan berkolaborasia
dengan dokter diharapkanA
pasien mendapatm
penanganan lebih lanjut.
DS:
2 Pasien mengatakan tidakGangguan pola nutrisiKebutuhan Beri makan pasien Dengan memberikan
selera makan b/d perubahan jenisnutrisi sedikit tapi sering makan makan pasienp
diet d/d Makanan yangterpenuhi Beri makanan dalamsedikit tapi serings
DO: pasien tampak lemah, di sajikan habis 1/3 keadaan hangat diharapkan pasien mudah
Makanan yang di sajikanporsi Beri makanan yangmencerna makanan yangy
habis 1/3 porsi berpariasi dimakannya
Beri penjelasan Dengan memberikany
tentang manfaatmakanan dalam keadaan
makanan hangat diharapkan dapatt
menambah nafsu makanm
pasien
Dengan memberikan
makanan yang berpariasi
diharapkan pasien tidak
bosan dengan makanan
yang disediakan
Dengan memberikan
penjelasan makanan pada
pasien, agar pasien
mengetahui manfaat
makanan
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Agama : islam
Ruangan : cempaka
Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
1. c. Keluhan utama
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas
seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala,
pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang
dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air
dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga
klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam
09.00 WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan
pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang
dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat
klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu
sebagian oleh keluarga.
1. e. Riwayat kesehatan dahulu
1. g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
1. h. Aspek social
1. i. Aspek spiritual
1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
– TD : 180/100 mmHg
– R : 25x/menit
– N : 85x/menit
– S : 36 Co
1. b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik,
saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup
baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan
kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk
dengan tepat bau yang dirasakan.
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan
gula disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat
apa yang dirasakan.
5) System integument
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah
gigi sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar
2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan
ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7) System pernafasan
8) System kardiovaskuler
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada
nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi
tidak terasa nyeri.
N (olfaktorius)
1 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
N (optikus)
2 : lapang pandang klien agak berkurang
behubungan dengan penuaan,
N (okulomotorius)
3 : normal (bila terkena cahaya miosis dan
midriasis bila tidak terkena cahaya)
N (trakelis)
4 : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N (trigeminus)
5 : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+),
rahang dapat mengatup secara simetris
N (abdusen)
6 : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan
ke kanan.
N (fasialis)
7 : klien dapat menggerakan muka.
N (cochlealis)
8 : pendengaran baik.
N (glosopharingeus)
9 : ada reflek menelan.
N (vagus)
10 : kemampuan menelan baik.
N (accesorius)
11 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan
dengan cukup baik.
N (hipoglosus)
12 : pergerakan lidah normal.
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada
nyeri dan tidak ada luka.
1. C. Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
No. Sebelum Masuk RS Di RS
Living)
1. Minum
– Frekuensi
– Jumlah
– Warna
– Terpasang
kateter
Siang
– Masalah tidur
– Cara Ya Tidak
– Frekuensi
2x Seminggu Belum cuci
rambut
– Penggunaan
pasta gigi Ya
–
– Cara Sendiri
melakukan –
Tidak tentu
1. Pemeliharaan Tidak tentu
Rambut sendiri
–
– Frekuensi
– Penggunaan
shampoo
– Cara
melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
– Frekuensi
– Cara
melakukan
1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011
L = 5.900/mm 3
(4.500 – 10.000/mm ) 3
T = 155.000/mm 3
(150.000 – 400.000/mm ) 3
Ht = 30 % (40 – 48 %)
Clorotiazid 2×1
Ctm 3×1
Pct 3×1
B1 3×1
1. E. Analisa data
DO:
Aorepinefrine
– Klien
meringis Konriksi
sampai
menangis Sakit kepala
menahan
sakit kepala
yang
dirasakan
– TD:
170/100
mmHg
– ADL
klien sedikit
terhambat
DO:
– TD:
170/100
insomnia
mmHg
– Mata
klien tampak
cekung
DO:
–
Peristaltik
usus
12x/menit
–
Terpasang
infus
1. G. Perencanaan
1. Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatka
n relaksasi.
1. Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi aktivitas/
keributan lingkungan.
Batasi jumlah
pengunjung dan
lamanya tinggal.
1. Menurunka
n stresss
1. Pertahankan dan
pembatasan aktivitas, ketegangan
spt. Istirahat di tempat yang
tidur/kursi; jadwal mempengaru
periode istirahat tanpa hi tekanan
gangguan; bantu klien darah dan
melakukan aktivitas perjalanan
perawatan diri sesuai penyakit
kebutuhan. hipertensi
1. Lakukan tindakan-
tindakan yang nyaman
seperti pijatan
punggung dan leher,
meninggikan kepla
tempat tidur
1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/h
idroDIURIL)
1. Mengurangi
2. Perbandingan dari ketidaknyam
tekanan memberikan anan dan
gambaran yang lebih dapat
lengkap tentang menurunkan
keterlibatan/ bidang rangsangan
masalah vascular simpatis.
1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien
dengan
fungsi ginjal
relative
normal.
–
Keluarga
klien Tupan: 1. Memenuhi
mengatakan kebutuhan
klien merasa Nutrisi nutrisi klien
1. Berikan makanan
sakit perut terpenuhu sesuai dengan diet
karena klien sehingga yang disarankan
tidak makan metabolis
apapun dan m tubuh 2. Menirmalkan kadar
hanya minum kembali asam lambung
saja sejak normal sehingga dapat
sakit kepala
mengurangi kembung
dirasakan.
dan mual
DO:
Tupen:
–
–
Peristaltik
Keluarga
usus
klien
12x/menit
mengataka
n klien
Terpasang sudah mau
infuse makan
kembali
sesuai diet
yang
disarankan
1. H. Implementasi
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = keluarga kooperatif
R = klien kooperatif
1. I. Evaluasi
10.30 WIB
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
https://stnj.wordpress.com/2012/01/09/asuhan-keperawatan-pada-ny-u-
dengan-hipertensi/
22
100 170 75
100
)( TB kgBB
=
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
Kelemahan fisik
ditegakkan ;
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan
intrakranial
tidak adekuat
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi Paraf
9 Mei 2012
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi
kerusakan organ, dengan kriteria hasil ; tekanan darah dalam batas
Riza
normal ( 130/90 mmHg – 140/95 mmHg )
1. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering 2. Motivasi pasien untuk
menghabiskan makanannya 3. Beri higien oral sebelum dan sesudah
makan 4. Awasi pemasukan diit 5. Kaji ulang pola makan 6. Berikan
diet,makanan ringan tambahan yang disukai pasien 7. Kolaborasi dengan
ahli gizi
Riza
9 Mei 2012
Riza
http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
pemberian deuritika.
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
2.1.1 Biodata
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu RT
Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak ± 3 hari yang lalu. Nyeri
bertambah bila dibuat aktivitas dan berkurang bila dibuat istirahat. Skala nyeri 5.
Tanggal 4 Maret 2010 pasien dibawa ke RS. Baptis Kediri. ± 3 hari yang lalu pasian mengeluh
dada nyeri sebelah kiri tembus punggung, mual, pusing keringat dingin. Setelah periksa oleh
dokter pasien di diagnosa dengan PJK. Oleh dokter disuruh opname.
Pasien pernag menderita / mempunyai riwayat HT dan DM 1 tahun yang lalu dan pasien
belum pernah poname.
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
X = Meninggal
= Garis Keturunan
= Garis Perkawinan
– Psikososial : pasien dapat berhubungan baik denagn pasien, perawat maupun anggota
keluarga.
– Spiritual : Pasien beragama islam dan rutin menjalankan sholat 5 waktu. Di rumah
sakit tidak pernah menjalankan sholat karena sedang sakit.
Pola
Di Rumah Di RS
Aktivitas
Nutrisi Makan biasa 3 x/hari dengan Lunak jantung 3x/hari. Pasien
nasi, lauk dan sayur hanya menghabiskan 2-3 sendok
makan karena passion mengeluh
mual
Aktivitas
Keadaan umum pasien kelihatan pucat, menyeringai kesakitan tapi sadr baik.
Suhu tubuh : 37 º C
TB/BB : –
2.1.10 Pemeriksaan Fisik ( diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan
penyakitnya ).
Kepala
Palpasi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan tapi pasien mengeluh pusing
Mata
Telinga
Inspeksi : Telinga luar bersih, tidak ada lesi, kedua telinga simetris
Hidung
Inspeksi : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang hidung, pasien dapat
mengidentifikasi bau dengan benar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis
Mulut
Inspeksi : Membran mukosa bibir kering, pucat, gusi tidak ada lesi
Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid, tidak ada nyeri tekan
Kulit
Tidak terkaji
Inspeksi thorax : Pergerakan thoraks saat ekspirasi dan inspirasi kanan dan kiri bersamaan, ada
nyeri tekan karena pasien mengeluh nyeri dada
Paru : Perkusi : Bunyi sonor / timpani pada lapang kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Jantung
6. Pemeriksaan Abdomen
Palpasi : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak terdapat nyeri tekan
7. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Tonus otot
MMT 5 4
5 4
Ket : 4 : Gerakan normal, mampu melawan gravitasi dan mampu menahan beban minimal
5 : Gerakan normal penuh, dan mampu melawan gaya gravitasi dengan tekanan penuh
8. Pemerikasaan Neurologi
GCS : 4 – 5 – 6
4 : Bingung
6 : Mengikuti perintah
– Kesadaran composmentis
HCT 35.4 %
MCV 75.5 Fl
MCH 25.8 pg
RDW 13.8 %
11. Pelaksanaan/Terapi
– Vaclo 4 tab 1x
– Adalat 30 mg -0-0
– Simuastatin 0-0-10
– Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan bias cepat pulang
2.2 ANALISA DATA
Umur : 50 tahun
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
Data Obyektif :
– Pasien kelihatan
menyeringai kesakitan
– TD : 160/100 mmHg
– Skala nyeri 5
Data Subyektif :
Data Obyektif :
– TD : 160/100 mmHg
– P : 96 x/mnt
– Kulit dingin
– N : 22 x/mnt
Data Subyektif :
Ketidakseimbangan antara
Data Obyektif : suplai dan kebutuhan oksigen
Intoleransi aktivitas
– Berkeringat dingin bila
merubah posisi dari tidur
langsung duduk
TD : 170/100 mmHg
P : 100x/mnt
N : 28x/mnt
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
Umur : 50 tahun
3. 5-3-2010
Umur : 50 Tahun
5. Pilihan un
nyeri hebat,
dan mnegura
– P : 80 x/mnt 1. Kecender
respon pasie
– kulit normal tidak dan dapat m
dingin penurunan o
4. Kolaborasi dengan dokter yang memer
– N : 20 x/mnt dalam pemeriksaan serial EGC, tingkat aktiv
foto thorax, pemberian obat-
obatan anti disritmia 2. Menurunk
konsumsi ok
resiko komp
3. Aktifitas y
Intoleransi aktivitas berhubungan menahan na
dengan ketidakseimbangan antara 1. Catat irama jantung, ( manuverva
suplai dan kebutuhan oksigen tekanan darah dan nadi sebelum mengakibatk
yang ditandai dengan pasien dan sesudah melalukan aktivitas menurunkan
mengeluh sesak bila angun dari takikardi de
posisi tidur, berkeringat dingin bila TD
merubah posisi dari tidur langsung
duduk, Tanda vital setelah bangun Setelah dialkukan 4. Aktivitas
tidur TD : 170/100 mmHg, P : tindakan keperawtan memberikan
100x/mnt. N : 28x/mnt dalam waktu 2×24 jam, meningkatka
pasien menunjukkan mencegah a
peningkatan kemampuan 2. Anjurkan pasien agar lebih
dalam melakukan banyak beristirahat terlebih
aktivitas dengan criteria dahulu
hasil ;
– TD : 120/80 mmHg
– P : 80 x/mnt
3. Anjurkan pasien
– N : 20 x/mnt menghindari peningkatan
tekanan abdomen contoh
– Pasien nyaman dalam mengejan saat defekasi
tidur
3.
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI R
Umur : 50 tahun
9 am S : 37oC N : 22 x/menit
TD : 160/100 mmHg
P : 96 x/mnt
N : 22 x/mnt
11 am
2.6 EVALUASI
Umur : 50 tahun
Tanggal : 6-3-2010
– Skala nyeri 0
– TD : 140/90 mmHg
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
12 am
2. 2 S : Pasien mengatakan sesak berkurang
O : – Pasien tampak
semangat
– tidak sesak
– N : 20 x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
12 am
3. 3
S : Pasien mengatakan sudah mengalami
peningkatandalam aktivitas
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
https://hafidnurse.wordpress.com/2013/04/21/asuhan-keperawatan-pada-ny-s-
dengan-penyakit-jantung-koroner-pjk/