Вы находитесь на странице: 1из 69

ASUHAN KEPERAWATAN PATENT DUCTS ARTERY

3.1 Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
3.1.1 Anamnesa
• Identitas ( Data Biografi)
Nama: An. A
Umur: 1 tahun
Jenis Kelamin: perempuan
• Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas dan merasa letih
• Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami respiratory distress, dispnea, tacipnea, dan hiposekmia
• Riwayat penyakit terdahulu
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya prematur, usia kelahiran 7 bulan
• Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa riwayat keluarganya ayah menderita PDA
• Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.
3.2 Pemeriksaan fisik (ROS : Review of System)
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas
saat inspirasi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai
3. Persyarafan B3 ( Brain)
, gelisah, menangis,.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
3.3 Analisa Data
Data Etilologi Masalah
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan anaknya gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi naik (150 x/menit)
- Tachyepne
- – Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten) Terbukanya ductus arteriosus
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih kecil (arteri
pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Curah jantung turun Penurunan curah jantung

Data Subjektif:
Ibu klien mengatakan anaknya kesulitan bernafas, Data Objektif :
- RR ( 50/menit)

Data Subjektif:
Pasien rewel tidak mau makan dan minum
Data Objektif:
- Berat 20 kg
-- Biokimia : Hb 8,5gr Hb/dl dan albumin 45%
- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta
descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
Edema paru
Penurunan difusi oksigen
Gangguan pertukaran gas
Curah jantung turun
Suplai oksigen ke jaringan berkurang
Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu
Pembentukan energi berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia

Nutrisi kurang dari tubuh Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Data Subjektif:
Demam, rewel
Data Objektif:
- Jumlah limfosit 40%
- hipertermi (380 C),
RR: 50x/menit
Nadi: 150x/menit Gagal jantung kongestif
Pasien gelisah, stress
Respon imun menurun
Resiko infeksi Resiko infeksi
Data Subjektif :
Orang tua cemas, tidak tenang, dan emosinya labil
Data Objektif:
- Menarik diri
- Tidak ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Dampak hospitalisasi pada anak
Anak menangis dan ketakutan
Kecemasan pada orang tua Kecemasan orang tua

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.
3.4 Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Anak akan
menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung
DS:ibu klien mengatakan klien sudah terlihat jarang menangis dan tidak rewel
DO: - Denyut nadi 110x/menit
- pernafasan 40x/menit
– Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten) berkurang
Intervensi Rasional
Mandiri
• Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
• Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
• Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital
edema, oliguria, dan hepatomegali)
Kolaborasi
• Pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
• Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
• Berikan diuretik sesuai indikasi. Mandiri
• Permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus
cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
• Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidak adekuatan curah
jantung, vasokonstriksi dan anemia.
• Deteksi dini untuk mengetahui
adanya gagal jantung kongestif
Kolaborasi
• Obat ini dapat mencegah semakin memburuknya keadaan klien.
• 2. Obat anti afterload mencegah terjadinya vasokonstriksi
• Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di
jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
Kriteria hasil :setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x24 jam Anak akan
menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
DS: ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami kesulitan dalam bernafas
DO: RR : 40x/menit
-
Intervensi Rasional
• Observasi kualitas dan kekuatan
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
• Atur posisi anak dengan posisi fowler
• Hindari anak dari orang yang terinfeksi
• Berikan istirahat yang cukup
kolaborasi
• Berikan oksigen jika ada indikasi
• Untuk deteksi dini terjadinya gangguan pernapasan • Untuk mengetahui keadaan sirkulasi
darah dalam tubuh

• Untuk memudahkan pasien dalam bernapas


• Agar anak tidak tertular infeksi yang akan memperburuk keadaan
• Menurunkan kebutuhan oksigen dalam tubuh

• Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 2x24 jam nafsu makan timbul kembali dan
status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
DS: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan mulai mau makan
DO- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan 21 kg
- jumlah Hb 12 gr Hb/dl dan albumin 50%

Intervensi Rasional
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2. Mencatat intake dan output makanan klien.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi selama sakit
4. Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
Kolaborasi:

5. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian infus Nacl yg sesui dengan komposisi
tubuh 1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.
2. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.
3. Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien memilih makanan sesuai
dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.
4. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung.
5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang dari pasien
4. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
Tujuan : Mencegah resiko infeksi
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Anak tidak akan
menunjukkan tanda-tanda infeksi
DS:ibu klien mengatakan klien sudah tidak demam dan tidak rewel
DO: Jumlah limfosit menurun
- suhu 37 C, frekwensi nafas 40x/menit, nadi 110x/menit
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
3. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit
4. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik

1. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena
tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan
tanda vital
2. Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial
3. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-
tanda infeksi
4. Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen

Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
Tujuan: kecemasan menurun
Kriteria hasil:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam Orang tua tampak
tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya lagi dan orang tua berpartisipasi dalam proses
perawatan.lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.
DS: Orang tua tidak cemas, tenang, dan emosinya berkurang
DO: tidak menarik diri
ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua
2. Beri penjelasan tentang keadaan anaknya
3. Libatkan keluarga dalam perawatan anaknya.
4. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
5. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang 1.
Pengetahuan orang tua akan
mempengaruhi persepsi dan tingkah
lakunya pada anak
2. Dengan mengetahui kondisi
anaknya, akan mengurangi
kecemasan orang tua.
3. Akan membuat orang tua nyaman
dan lebih tenang jika senantiasa
dekat dengan anaknya.
4. Dukungan dan kasih sayang orang tua akan mempercepat kesembuhan anak.
5. Dengan menambah pengetahuan
orang tua dalam perawatan anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan anak.

BAB III
PEMBAHASAN KELOMPOK

PDA (Patent Ductus Artery) adalah penyakit jantung bawan yang bisa disebabkan karena faktor
genetik dan sebelum hamil ibu sudah terinfeksi rubela dan umur lebih dari 4o tahun. Menurut
kelompok kami, untuk meminimkan Patent Ductus Artery harus memberikan pendidikan kepada
calon ibu supaya tidak sampai terinfeksi rubela dan jika sudah berumur lebih dari 40 tahun
sebisa mungkin untuk tidak hamil. Karena dari penyebab itu yang lebih sering menyebabkan
Patent Ductus Artery.
Untuk faktor yang genetik, kita tidak mencegahnya karena sudah ada gen/bawaan dari ibu atau
ayah. Sehingga yang bisa dilakukan adalah cara yang tepat untuk mengobati Patent Ductus
Artery. Menurut kelompok kami, Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan Pemberian
obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis
dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, adalah yang utama sebelum ke tindakan
pembedahan karena jika beban jantung semakin meningkat resiko terjadi kematian sangat
tinggi sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan konservatif.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan
pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh
PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji
lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan
pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup
dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

KESIMPULAN

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan. Ada faktor prenatal dan faktor genetik.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan
pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh
PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji
lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan
pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup
dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

DAFTAR PUSTAKA
• Ali .Z. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional
• Anonim. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Pusat Kesehatan Jantung
Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
• Betz.,Sowden., 2002, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
• http://www.google.com.id. Tanggal Akses 13 Oktober 2009
www.pediatrik.com/ilmiah/Asuhan Keperawatan Pada Patent ductus Arteriosus. Tanggal Akses
13 Oktober 2009
• Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan(terjemahan)..
Jakarta PT EGC.
• Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
• (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
• ( Betz & Sowden. 2002 : 375 )
• ( Suriadi, Rita Yuliani. 2001; 235 )
https://senyumketiga.blogspot.com/2014/08/makalah-sistem-kardiovaskuler-pad.html

1. BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Pasien

a. Identitas Pengkajian

Nama : Tn.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 60 Tahun

Status Perkawinan : Kawin


Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pensiun

Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan

Tanggal Masuk : 16 April 2012

No.Register : 06-46-47

Ruangan/Kamar : Mengkudu (K2B2)

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 17 April 2012

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Keperawatan : Hipertensi


b. Penanggung Jawab

Nama : Tn.D

Hubungan dengan Pasien : anak

Pekerjaan : PNS

Umur : 25 Tahun

Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan

3.1.2 Keluhan Utama

Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala
disertai leher terasa tegang dan kaku.

3.1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan
keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan
sulit beraktivitas.
3.1.4 Riwayat Masa Lalu

Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus yang
sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan

3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien adalah
faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien juga pernah
menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi.

3.1.6 Riwayat Keadaan Psikososial

Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap penyakitnya, pasien sangat


optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa kepada Allah SWT, pasien
memilki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan saudara.

Genogram
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki exit (meninggal)

: Perempuan exit (meninggal)

: Tinggal satu rumah

: Hubungan / pertalian keluarga

: Penderita / pasien
Dari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah meninggal, orang tua
laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit kanker hati, sedangkan ibu pasien
meninggal karena penyakit hipertensi, dari hasil perkawinan ke-2 orangtua pasien terdapat 10
jumlah saudara pasien, dari kesepuluh jumlah saudara kandung pasien tersebut dirinci sebagai
beriku : anak pertama perempuan, dan anak kedua perempuan, kedua anak perempuan tersebut
meninggal karena menderita penyakit kanker rahim. Kemudian anak ketiga laki-laki adalah
pasien yang menderita penyakit hipertensi yang dirawat dirumah sakit umum Dr.RM.Djoelham.
Anak keempat perempuan, anak kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke,
anak keenam laki-laki, anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak kesembilan laki-
laki dan anak kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini meninggal karena menderita penyakit
stroke.

Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang sudah
menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan, mereka tinggal dalam satu rumah
terkecuali anak pertama yang sudah berumah tangga. Sementara riwayat sang istri pasien, kedua
orang tuanya itu sudah meninggal dan orang tua laki-laki dari istri meninggal dikarenakan
menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara istri pasien ada delapan, belum ada yang
meninggal dari delapan saudara pasien tersebut.

3.1.7 Pemeriksaan Fisik

TD : 170/100 mmHg

Pols : 90 x/i

RR : 22 x/i

Temp : 350c

Keadaan umum : Lemah

Penampilan : Pasien kurang rapi dan bersih

n : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya

TB : 178 cm
BB : 94 Kg

Ciri Tubuh : Gemuk

3.1.8 Pengkajian Pola Fungsional

a. Kepala

Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe

b. Penglihatan

Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak dijumpai

c. Penciuman

Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan

d. Pendengaran

Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya peradangan dan
pendarahan

e. Mulut

Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun peradangan

f. Pernafasan

Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan

g. Jantung

Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak adanya
dijumpai nyeri pada dada

h. Abdomen

Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi

pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit beraktivitas, semua
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat

j. Pola Kebiasaan

1. Nutrisi

Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan kesukaan yang berlemak,
sedangkan makanan pantangan tidak ada.

Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis 1/3 porsi dengan
diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak mengandung minyak dan lemak.

2. Eliminasi

BAB : Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek

Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek

BAK : Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari

Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari

3. Pola Istirahat

Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam,

Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari pasientidak bisa tidur
karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan pucat.

4. Pola Aktivitas

Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan jumlah jam
kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit
tidak terlaksana optimal karena badrest
5. Personal Hygine

Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit kepala
bersih, sikat gigi 2 x sehari.

6. Therapy

Infus RL : 20 gtt/i

Furosemide : 1 amp/12 jam

Amlodepine : 2 x 10 mg

Dulculax syrp :3x1

Cotrimoxazole : 3x4 80 mg

B.Laxadine : 3x1

Ludios : 2x1

Sohobion : 2x1

3.1.9 Data Penunjang

Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :

No Kimia Darah Hasil Normal Unit


1 Bil.total 1,35 <1 Mg/dL
2 Bil.Direk 0,59 <0,25 Mg/Dl
3 SGOT 30,5 <37 U/I
4 SGPT 38,4 <40 U/I
5 Ureum 27,2 10-15 Mg/dL
6 Kreatinim 1,08 0,6-11 Mg/dL
7 Uric acid 7,8 3,4-70 Mg/dL
8 Cholesterol total 129 <200 Mg/dL
9 Mglyceride 93 <150 Mg/dL
10 HDL 38 >55 Mg/dL
11 LDL 72 <150 Mg/dL

No Gula Darah Hasil Normal


1 Puasa 75-115
2 2 Jam pp <120
3 dd random 92
4 serologi

3.1.10 Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 Pasien mengatakan kepala pusing, Peningkatan tekananGangguan rasa nyaman
dan leher terasa tegang. darah nyeri
DO: : Px tampak meringis kesakitan, kondisi
badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C

DS:
2 Pasien mengatakan tidak selera makan Perubahan jenis diet Gangguan pola nutrisi
DO: pasien tampak lemah, Makanan yang di
sajikan habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah tidur Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat tidur
pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam pasien susah tidur
siang
4 : pasien mengatakan kedua kakinya kelemahan fisik Gangguan pola aktivitas
susah digerakkan
: aktivitas pasiens di bantu oleh keluarga
dan perawat

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak meringis kesakitan, kondisi
badan lemah.

TD : 170/100 mmHg

Pols : 90 x/i

RR : 22 x/i

Temp : 370C

2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi

3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur malam + 2 jam,
pasien susah tidur siang

4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
3.1.11 Diagnosa Keperawatan

Nama : Tn.M

Umur : 60 Tahun

Ruang : Mengkudu

No.Reg : 06-46-47

Tabel Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO DATA TUJUAN
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Nyeri  Atur
dan  Dengan mengatur posisi
posisi
kepala pusing, dan leher nyeri b/d peningkatan
pusing semifowler pasien semi fowler pasienp
terasa tegang. tekanan darah hilang  Berikan istirahat yangdiharapkan pasien merasa
d/d pasien tampak cukup nyaman y
DO: : Px tampak meringis meringis kesakitan,  Anjurkan  Dengan
pasien memberikan
kesakitan, kondisi kondisi badan lemah. untuk menghindariistirahat yang cukupu
badan lemah TD : 170/100 mmHg makanan yang diharapkan rasa nyerim
TD : 170/100 mmHg Pols : 90 x/i mengandung garam pasien berkurang m
Pols : 90 x/i RR : 22 x/i  Kolaborasi  Dengan
dengan menghindari
RR : 22 x/i Temp : 370C dokter dalammakanan yang mengndungd
Temp : 37 C 0
pemberian obat garam diharapkan dapatp
menghindari peningkatan
tekanan darah F
 Dengan berkolaborasia
dengan dokter diharapkanA
pasien mendapatm
penanganan lebih lanjut.
DS:
2 Pasien mengatakan tidakGangguan pola nutrisiKebutuhan Beri makan pasien Dengan memberikan 
selera makan b/d perubahan jenisnutrisi sedikit tapi sering makan makan pasienp
diet d/d Makanan yangterpenuhi Beri makanan dalamsedikit tapi serings
DO: pasien tampak lemah, di sajikan habis 1/3 keadaan hangat diharapkan pasien mudah 
Makanan yang di sajikanporsi Beri makanan yangmencerna makanan yangy
habis 1/3 porsi berpariasi dimakannya 
Beri penjelasan Dengan memberikany
tentang manfaatmakanan dalam keadaan 
makanan hangat diharapkan dapatt
menambah nafsu makanm
pasien
Dengan memberikan
makanan yang berpariasi
diharapkan pasien tidak
bosan dengan makanan
yang disediakan
Dengan memberikan
penjelasan makanan pada
pasien, agar pasien
mengetahui manfaat
makanan

3 DS: Pasien mengatakanGangguan istirahatIstirahat  Beri pasien ruangan  Dengan memberikan 


susah tidur tidur b/d efektidur pasienyang nyaman pasien ruangan yangr
hospitalisasi d/dterpenuhi  Batasi jamnyaman diharapkan pasien 
DO: pasien tampakpasien tampak pucat, berkunjung pasien ;merasa nyaman j
pucat, mata cekung,mata cekung, tidur pagi jam 10-12  Dengan membatasi jam 
tidur malam + 2malam + 2 jam susah Sore 16-17 berkunjung diharapkanp
jam pasien susah tidurtidur siang Malam 19-21 pasien dapat beristirahat 
siang  Batasi  Dengan membatasi jumlahk
jumlah
pengunjung pengunjung agar pasien 
 Hindari keributan merasa tenang t
 Rapikan tempat tidur
pasien  Dengan menghindari
keributan diharapkan
pasien dapat beristirahat
dengan nyaman
 Dengan merapikan tempat
tidur pasien setiap hari
diharapkan dapat
meningkatkan
kenyamanan pasien setiap
hari

4 : pasien mengatakan Gangguan pola aktivitas  Bantu aktivitas Dengan


kedua kakinya susah aktivitas b/d pasien pasien membantu pasien untuk p
digerakkan terpenuhi  Beri posisi yangberativitas
kelemahan fisik d/d
: aktivitas paiens di nyaman semi fowler Agar kedua kaki
bantu oleh keluarga dan pasien tampak susah Dekatkan barang- pasien tidak terasa kaku n
perawat melakukan aktivitas, barang dibutuhkan Dengan memberikan
semua aktivitas pasien posisi semifowler di b
dibantu oleh keluarga harapkan dapat d
dan perawat mengurangi rasa nyeri
pada pasien 
Pasien dapat menjangkau
barang-barang yang
diperlukan pasien
https://askep2013.blogspot.com/2013/04/askep-hipertensi.html

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien

Nama : Ny. U

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Desa “P” kecamatan “C” –


Tasikmalaya

No. medrek : 055347

Ruangan : cempaka

Dx. Medis : hipertensi

Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB

Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB


1. b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. E

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi


Tasikmalaya

Hubungan dengan klien : anak

1. c. Keluhan utama

Pusing / sakit kepala

1. d. Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas
seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala,
pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang
dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air
dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga
klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam
09.00 WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan
pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang
dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat
klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu
sebagian oleh keluarga.
1. e. Riwayat kesehatan dahulu

Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun


yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan
darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri
dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya
170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan
yang tidak teratur.

1. f. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai


riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit
kronis lainnya, seperti TBC, DM, asma dan lain-lain.

1. g. Aspek psikologis

keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.

1. h. Aspek social

Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian


menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan
juga sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,

1. i. Aspek spiritual

Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya


klien rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.

1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum

– Keadaan umum : lemah

– Kesadaran : compos mentis


Nilai GCS : 15

Respon membuka :4

Respon motorik :6

Repon verbal :5

– TD : 180/100 mmHg

– R : 25x/menit

– N : 85x/menit

– S : 36 Co

1. b. System pengindraan

1) Sistem penglihatan

Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik,
saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik.

Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri


tekan.

2) System pendengaran

Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup
baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman

Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan
kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk
dengan tepat bau yang dirasakan.

4) System pengecapan

Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan
gula disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat
apa yang dirasakan.

5) System integument

Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke


semuala +/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit
putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata.

6) System pencernaan

Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah
gigi sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar
2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan
ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.

7) System pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping


hidung, retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada
benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan
kanan, tidak ada wheezing.

8) System kardiovaskuler

Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat


peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi tambahan.

9) System perkemihan

Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada
nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi
tidak terasa nyeri.

10) System persarafan

N (olfaktorius)
1 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih

N (optikus)
2 : lapang pandang klien agak berkurang
behubungan dengan penuaan,

N (okulomotorius)
3 : normal (bila terkena cahaya miosis dan
midriasis bila tidak terkena cahaya)

N (trakelis)
4 : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.

N (trigeminus)
5 : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+),
rahang dapat mengatup secara simetris

N (abdusen)
6 : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan
ke kanan.
N (fasialis)
7 : klien dapat menggerakan muka.

N (cochlealis)
8 : pendengaran baik.

N (glosopharingeus)
9 : ada reflek menelan.

N (vagus)
10 : kemampuan menelan baik.

N (accesorius)
11 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan
dengan cukup baik.

N (hipoglosus)
12 : pergerakan lidah normal.

11) System musculoskeletal

Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada
nyeri dan tidak ada luka.

1. C. Kebiasaan sehari-hari

ADL(Activity Daily
No. Sebelum Masuk RS Di RS
Living)

1. Nutrisi 3x/hari Kalori


1. Makan
Nasi dan lauk-pauk (sayur, Diet rendah
– Frekuensi ikan, tempe, dll) garam 1.500
kall/hari
– Jenis Tidak Ada
– Porsi/Jumlah 6-7 gls/hari

– Makanan ± 1.500 – 1.750 ml/hari


pantangan

1. Minum

– Frekuensi

– Jumlah

2. Eliminasi 1-2 x/hari 1 x/hari


1. BAB
Lembek Lembek
– Frekuensi
/ -1 cc/kg berat badan/jam
1
2 Tidak tentu
– Konsistensi
± 900 – 1.000 ml/hari ± 900 – 1.000
1. BAK ml/hari
Jernih
– Frekuensi Jernih
Tidak
– Jumlah urine Ya
output

– Warna

– Terpasang
kateter

3. Istirahat Tidur 21.00 – 05.00 WIB 21.00 – 05.00 WIB

– Waktu Tidur : 12.00 – 13.00 WIB 11.30 – 13.30 WIB


Malam
± 8 jam ± 8 jam
Siang ± 1 jam ± 2 jam

– Lama Tidur : Tidak Tidak


Malam

Siang

– Masalah tidur

4. Personal Hygiene 2x sehari 2x sehari


1. Mandi
Ya Ya
– Frekuensi
Sendiri Sendiri
– Penggunaan
Sabun 2x sehari Tidak

– Cara Ya Tidak

1. Oral Hygiene Sendiri –

– Frekuensi
2x Seminggu Belum cuci
rambut
– Penggunaan
pasta gigi Ya

– Cara Sendiri
melakukan –
Tidak tentu
1. Pemeliharaan Tidak tentu
Rambut sendiri

– Frekuensi

– Penggunaan
shampoo

– Cara
melakukan

1. Pemeliharaan
Kuku

– Frekuensi

– Cara
melakukan

5. Aktivitas Klien mengatakan mulai Klien melakukan


beraktivitas pada jam 05.30 – aktivitasnya
16.30 WIB sebagai Petani Sendiri

1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011

Hb = 11,5 gr/dl (13,5 – 18 gr/dl)

L = 5.900/mm 3
(4.500 – 10.000/mm ) 3

T = 155.000/mm 3
(150.000 – 400.000/mm ) 3

Ht = 30 % (40 – 48 %)

GD puasa = 105 mg/dl (75 – 105 mg/dl)

Kalium = 4,05 (3,5 – 5,1 mmol/l)

Natrium = 146 (135 – 148 mmol/l)


1. b. Terapi 08-04-2011

Clorotiazid 2×1

Ctm 3×1

Antasida doen 3×1

Pct 3×1

B1 3×1

1. E. Analisa data

No. Data fokus Etiologi masalah

1. DS: Medulla Peningk


atan TD
– Saraf simpatis
Keluarga klien
mengatakan Ganglia simpatis
klien
mempunyai
Tekanan darah
riwayat
hipertensi
Kontriksi
DO:
Peningkatan tekanan
darah
– TD
klien
meningkat

2. DS: Saraf simpatis Sakit


kepala
– Ach
Keluarga klien
mengatakan Saraf pasca ganglion
klien merasa
sakit kepala
yang sangat
hebat

DO:
Aorepinefrine
– Klien
meringis Konriksi
sampai
menangis Sakit kepala
menahan
sakit kepala
yang
dirasakan

– TD:
170/100
mmHg

– ADL
klien sedikit
terhambat

3. DS: Peningkatan tekanan Ganggu


vaskular serebral an pola
– istirahat
Keluarga klien Saraf simpatis
mengatakan
klien tidak Tidak mampu
tidur mengatasi nyeri
semalaman
dan terus
merasakan Gangguan pola
sakit kepala istirahat
nya.

DO:

– TD:
170/100
insomnia
mmHg

– Mata
klien tampak
cekung

4. DS: Tidak ada makanan Nyeri


masuk ke lambung abdome
– nalis
Keluarga klien Tidak ada proses
mengatakan pencernaan
klien merasa
sakit perut Peningakatan asam
karena klien lambung
tidak makan
apapun dan
Peningkatan
hanya minum
peristaltik usus
saja sejak
sakit kepala
dirasakan. Nyeri abdomenalis

DO:


Peristaltik
usus
12x/menit

Terpasang
infus

1. F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah


2. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung

3. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular


serebral

4. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri

5. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya


kebutuhan nutrisi

1. G. Perencanaan

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


.

1. Peningakatan Setelah 1. Pantau TD klien


TD dilakukan
berhubunagn tindakan
dengan keperawat
penurunan an selama
curah jantung 1×24 jam
TD klien
DS: dapat
kembali
normal 1. Adanya

pucat,
Keluarga
dingin, kulit
klien
lembab, dan
mengatakan
masa
klien
pengisian
mempunyai
kapiler
riwayat Tupan: lambat
hipertensi mungkin
Berpartisip berkaitan
DO: asi dalam dengan
aktivitas vasokontriks
yang i atau
TD klien
menurunka mencermink
meningkat
n TD/beban an
kerja deskompens
jantung asi /
penurunan
CO.

Tupen: 1. Amati warna kulit,


kelembaban , suhu, dan
masa pengisian.

Keluarga
klien
mengataka
n sakit
kepala
yang
dirasakna
klien
berkurang

1. Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatka
n relaksasi.

1. Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi aktivitas/
keributan lingkungan.
Batasi jumlah
pengunjung dan
lamanya tinggal.

1. Menurunka
n stresss
1. Pertahankan dan
pembatasan aktivitas, ketegangan
spt. Istirahat di tempat yang
tidur/kursi; jadwal mempengaru
periode istirahat tanpa hi tekanan
gangguan; bantu klien darah dan
melakukan aktivitas perjalanan
perawatan diri sesuai penyakit
kebutuhan. hipertensi

1. Lakukan tindakan-
tindakan yang nyaman
seperti pijatan
punggung dan leher,
meninggikan kepla
tempat tidur
1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/h
idroDIURIL)
1. Mengurangi
2. Perbandingan dari ketidaknyam
tekanan memberikan anan dan
gambaran yang lebih dapat
lengkap tentang menurunkan
keterlibatan/ bidang rangsangan
masalah vascular simpatis.

1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien
dengan
fungsi ginjal
relative
normal.

2. Nyeri/ sakit Setelah 1. Mempertahankan tirah


kepala dilakukan baring selama fase
berhubungan tindakan akut
dengan keperawat
peningkatan an selama 1. Tindakan
vascular 1×24 jam yang
serebral dengan 1. Berikan tindakan menurunkan
criteria: nonfarmakologis untuk tekanan
DS: menghilangkan sakit vascular
kepala, mis. Kompres serebral dan
– dingin pada dahi pijat yang
Keluarga Tupan: punggung bdan leher, memperlamb
klien redupkan lampu kamar, at/ memblok
mengatakan Klen dapat teknik relaksasi, dan respon
klien merasa kembali aktivitas di waktu simpatis
sakit kepala beraktifita senggang efektif dalam
yang sangat s dengan menghilangk
hebat normal an sakit
kepala dan
DO: 1. Kolaborasi dalam komplikasiny
pemberian analgesic a.

– Klien Tupen: 2. Meminimalkan


meringis
stimulasi/meningakatk
sampai
– an relaksasi
menangis
Keluarga
menahan
klien
sakit kepala
mengataka
yang
n sakit
dirasakan
kepala
yang
– TD: dirasakan
170/100 klien
mmHg berkurang.
– ADL
klien sedikit
terhambat 1. Menurunka
n/
mengontrol
nyeri dan
menurunkan
rangsang
system saraf
simpatis

3. Insomnia Setelah 1. Batasi jumlah


berhubungan dilakukan pengunjung dan
dengan tindakan lamanya tinggal
ketidakmamp keperawat
uan an selam
mengatasi 1×24 jam,
nyeri dengan 1. Kolaborasi dalam 1. Vasodilatasi
criteria: pemberian antihistamin pada system
DS:
saraf
simpatis

Keluarga Tupan: 1. Membacakan aya suci
klien al-quran sebelum
mengatakan Tidak waktu tidur
klien tidak mengalami
tidur lagi 2. Agar klien dapat
semalaman istirahat 1. Memberika
gangguan
dan terus n
pola
merasakan ketenangan
aktifitas
sakit kepala batin pada
nya. klien dan
memperkuat
keimanan
DO:
Tupen: klien
sebagai
– TD: umat islam.

170/100
Keluarga
mmHg
klien
mengataka
Mata klien n klien
tampak tidak
cekung terbangun
lagi pada
malam
hari.

4. Nyeri Setelah 1. Kolaborasi dalam


abdomenalis klien Pemberian antasida 1. Merangsang
berhubungan diberikan dan antimual peristaltic
dengan tidak tindakan usus
terpenuhinya keperawat sehingga
kebutuhan an selama gerakan
nutrisi. 1×24 jam, 1. Memberikan ko,pres peristaltikny
dengan hangat di nagian perut a kembali
DS: criteria: klien normal


Keluarga
klien Tupan: 1. Memenuhi
mengatakan kebutuhan
klien merasa Nutrisi nutrisi klien
1. Berikan makanan
sakit perut terpenuhu sesuai dengan diet
karena klien sehingga yang disarankan
tidak makan metabolis
apapun dan m tubuh 2. Menirmalkan kadar
hanya minum kembali asam lambung
saja sejak normal sehingga dapat
sakit kepala
mengurangi kembung
dirasakan.
dan mual

DO:
Tupen:



Peristaltik
Keluarga
usus
klien
12x/menit
mengataka
n klien
Terpasang sudah mau
infuse makan
kembali
sesuai diet
yang
disarankan

1. H. Implementasi

No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf

1. Senin, I T = mengakaji TTV,

08-04-2011 TD:170/100 mmHg

07.30 WIB R = klien kooperatif

T = mengamati warna kulit (sedikit


pucat), kelembaban(berkeringat
sehingga lembab), dan suhu (36 C)
o

R = klien kooperatif

08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di


perut klien

R = klien mau dikompres

T = memberikan antasida dan antimual


½ jam sebelum makan
R = klien mau minum obat

08.30 WIB T = menyajikan dan memberikan


makana rendah garam

R = klien mau makan

08.45 WIB I T = memberikan obat oral klorotiazid


2×1

R = klien mau minum obat

II T = memberikan obat oral pct 3×1

R = klien mau minum obat

IV T = memberikan obat oral Ctm 3×1

R = klien mau minum obat

11.30 WIB I T = meninggikan kepala tempat tidur


dan menganjurkan klien untuk ROM

R = klien kooperatif dan mau melakukan


apa yang disuruh

I T = melakukan pijitan di punggung dan


leher klien

R = klien mau dipijit dan merasa


nyaman sampai tertidur

12.00 WIB III T = menyajikan dan membari makanan


rendah garam dan menyajikan obat
sesuai resep

R = klien kooperatif

13.00 WIB I T = mengaji TTV klien

TD: 150/95 mmHg

R = klien kooperatif

16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk


membatasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal

R = klien kooperatif

18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien

TD: 140/90 mmHg

R = klien kooperatif

20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk


membacakan ayat suci al-qur’an kepada
klien

R = keluarga kooperatif

2. Selasa, I T = mengkaji TTV klien


09-04-2011 TD: 140/80 mmHg

07.30 WIB R = klien kooperatif

III T = menyaajikan dan memberikan


makanan rendah garam dan menyiapkan
obat sesuai resep

R = klien kooperatif

10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada


klien dan keluarga sebelum pulang

R + klien dan keluarga kooperatif

1. I. Evaluasi

No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf

1. Selasa, I S : keluarga klien mengatakan TD klien


sudah normal
09-04-2011
O : TD: 140/90 mmHg

10.30 WIB
A : masalah teratasi

P:–

I:–

E : terapi cukup berhasil dan klien


pulang

II S : keluarga klien mengatakan klien


tidak mengeluj sakit kepala lagi

O : TD: 140/90 mmHg

A : masalah teratasi

P:–

I:–

E : terapi cukup berhasil dan klien


pulang

III S : keluarga klien mengatakan kliem


tidak lagi susah tidur

O : TD: 140/90 mmHg

Mata klien tidak cekumg.

A : masalah teratasi

P:–

I:–

E : terapi cukup berhasil dan klien


pulang

IV S :keluarga klien mengatakan klien


tidak mengeluh sakit perut lagi
O : perut tidak kembung

Peristaltic usus 8x/menit]

A : masalah teratasi

P:–

I:–

E : terapi cukup berhasil dank lien


pulang.

https://stnj.wordpress.com/2012/01/09/asuhan-keperawatan-pada-ny-u-
dengan-hipertensi/

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 Mei 2012 di bangsal


multazam B11, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Data
diperoleh dari pasien, keluarga, dan catatan medik 1. Identitas diri pasien
Nama Tn. H, Umur 60 tahun, jenis kelamin laki – laki. Alamat betongan,
01/07, mangu, ngemplak, boyolali, status perkawinan sudah menikah,
agama Islam, suku jawa, pendidikan SD, pekerjaan sebagai petani, No. RM
068309, Diagnosa medik Hipertensi. 2. Keluhan utama Pasien mengeluh
kepalanya pusing. Riwayat kesehatan sekarang sebelum dibawa ke
Rumah Sakit pasien mengeluhkan kepalanya terasa pusing, perut terasa
mual,muntah bercampur darah, dan tangan terasa kesemutan. Kemudian
oleh keluarga Tn. H langsung di bawa ke Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta agar segera mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Riwayat kesehatan dahulu 9 tahun yang lalu Tn. H pernah di rawat
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta karena kecelakan.
B. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi 1. DS : Pasien mengatakan kepala terasa


pusing, tengkuk terasa kaku, tangan terasa kesemutan ( jimpe – jimpe )
DO : Pasien tampak lemas, mata sulit untuk di buka, Tekanan darah
170/110 mmHg, Nadi; 92 x/mennit, pernapasan; 24 x/menit, suhu 36,8˚ c
Gangguan perfusi jaringan serebral Peningkatan tekanan Intrakranial

2. DS : Pasien mengatakan makan hanya habis ½ porsi tenggorokanya


sakit saat menelan. DO : Mukosa bibir kering, Berat badan sebelum sakit
75 kg. Status nutrisi: a. Antropometri: Berat badan:75kg, Tinggi badan:
170 cm Indeks Masa Tubuh ( IMT )

22

100 170 75

100

)( TB kgBB

=
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Intake yang tidak adekuat

= = 25,95 b. Biochemical Data: Hb 14,6 g/dl., Hematokrit 42,7,


Trombosit 285.000, GDS 152 mg/dl. c. Clinical Sign:Kesadaran compos
mentis, keadaan lemah,turgor kulit baik d. Dietary:BRG 1

3 DS : Pasien mengatakan tangan kirinya sulit untuk digerakkan


(mengeggam ), belum bisa duduk, kaki juga masih kaku untuk
digerakkan, belum bisa banyak gerak DO : Semua kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga

Intoleransi aktivitas

Kelemahan fisik

C. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas

Berdasarkan analisa data yang penulis peroleh, maka prioritas


masalah yang dapat

ditegakkan ;
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan

intrakranial

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang

tidak adekuat

3. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

D. Intervensi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Paraf

9 Mei 2012

1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi
kerusakan organ, dengan kriteria hasil ; tekanan darah dalam batas

1. Pantau tekanan darah 2. Pertahankan tirah baring selama fase akut 3.


Ajari teknik relaksasi 4. Beri tindakan nonfarmakologis untuk
menghilangkan rasa sakit misal; kompres dingin pada dahi, pijat

Riza
normal ( 130/90 mmHg – 140/95 mmHg )

punggung atau leher 5. Anjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas


yang dapat menyebabkan kepala pusing misal ; mengejan saat buang air
besar, batuk panjang, membungkuk 6. Bantu pasien dalam ambulasi
sesuai kebutuhan 7. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
9 Mei 2012

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam kebutuhan nutrisi


pasien dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil ; mukosa bibir lembab, diit
dari rumah sakit bisa habis 2/3 porsi

1. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering 2. Motivasi pasien untuk
menghabiskan makanannya 3. Beri higien oral sebelum dan sesudah
makan 4. Awasi pemasukan diit 5. Kaji ulang pola makan 6. Berikan
diet,makanan ringan tambahan yang disukai pasien 7. Kolaborasi dengan
ahli gizi

Riza

9 Mei 2012

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan


pasien dapat memenuhi kebutuhannya secara optimal, dengan kriteria
hasil; aktivitas dapat dilakukan secara mandiri

1. Observasi keadaan umum 2. Kaji tingkat aktivitas pasien 3. Bantu


pasien dalam melakukan aktivitas 4. Beri support kepada pasien 5.
Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhannya 6. Instruksikan pasien tentang teknik penghemat energi. 7.
Beri dorongan untuk

Riza

melakukan aktivitas/perawatan diri

http://eprints.ums.ac.id/21288/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

pemberian deuritika.

BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian

2.1.1 Biodata

Nama : Ny. S No. Reg : 65-53-48

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : GP. Rejo – Kediri

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Ibu RT

Diagnosa Medis : PJK

Tanggal MRS : 4 Maret 2010


Tanggal Pengkajian : 5 Maret 2010

2.1.2 Keluhan Utama

Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak ± 3 hari yang lalu. Nyeri
bertambah bila dibuat aktivitas dan berkurang bila dibuat istirahat. Skala nyeri 5.

2.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Tanggal 4 Maret 2010 pasien dibawa ke RS. Baptis Kediri. ± 3 hari yang lalu pasian mengeluh
dada nyeri sebelah kiri tembus punggung, mual, pusing keringat dingin. Setelah periksa oleh
dokter pasien di diagnosa dengan PJK. Oleh dokter disuruh opname.

2.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernag menderita / mempunyai riwayat HT dan DM 1 tahun yang lalu dan pasien
belum pernah poname.

2.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien tidak mempunyai penyakit PJK.

Genogram
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

X = Meninggal

= Garis Keturunan

= Garis Perkawinan

2.1.6 Riwayat Psikososial Dan Spiritual

– Psikososial : pasien dapat berhubungan baik denagn pasien, perawat maupun anggota
keluarga.

– Spiritual : Pasien beragama islam dan rutin menjalankan sholat 5 waktu. Di rumah
sakit tidak pernah menjalankan sholat karena sedang sakit.

2.1.7 Pola Aktivitas Sehari – Hari

Pola
Di Rumah Di RS
Aktivitas
Nutrisi Makan biasa 3 x/hari dengan Lunak jantung 3x/hari. Pasien
nasi, lauk dan sayur hanya menghabiskan 2-3 sendok
makan karena passion mengeluh
mual

Minum air putih ± 5-6 gelas/hari

Minum air putih ± 6-7 gelas/hari BAK : 4-5 x/hari

BAK : 4-5 x/hari BAB : 1-3 x/ hari konsistensi


lembek
BAB : 3 x/hari konsistensi keras
Siang ± 2 jam/hari
Eliminasi Tidur Siang ± 1 jan/hari
Malam ± 6 jam/hari
Malam ± 7 jam/hari
Mandi 2 x/hari diseka ditempat
Mandi 2 x/hari, ganti baju dan tidur, ganti baju dan gosok gigi
gosok gigi dilakukan sendiri dibantu perawat / keluarga.
Istirahat
Lebih banyak di tempat tidur
karena pasien bedrest
Sebagai Ibu RT
Hygiene

Aktivitas

2.1.8 Keadaan/Penampilan/Kesan Umum Pasien

Keadaan umum pasien kelihatan pucat, menyeringai kesakitan tapi sadr baik.

2.1.9 Tanda – Tanda Vital

Suhu tubuh : 37 º C

Denyut nadi : 92 x/menit

Tensi / TD : 160 / 100 mmHg


Respirasi : 22 x/menit

TB/BB : –

2.1.10 Pemeriksaan Fisik ( diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan
penyakitnya ).

1. Pemeriksaan Kepala Dan Leher

Kepala

Inspeksi : kulit kepala bersih, rambut warna hitam

Palpasi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan tapi pasien mengeluh pusing

Mata

Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih

Telinga

Inspeksi : Telinga luar bersih, tidak ada lesi, kedua telinga simetris

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan atau massa

Hidung

Inspeksi : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang hidung, pasien dapat
mengidentifikasi bau dengan benar

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis

Mulut

Inspeksi : Membran mukosa bibir kering, pucat, gusi tidak ada lesi

Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid, tidak ada nyeri tekan

2. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku

Kulit

Inspeksi : warna sawo matang, tidak ada kemerahan, kulit kering

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terjadi pitting oedem

3. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

Tidak terkaji

4. Pemeriksaan Thorax / Dada

Inspeksi thorax : Pergerakan thoraks saat ekspirasi dan inspirasi kanan dan kiri bersamaan, ada
nyeri tekan karena pasien mengeluh nyeri dada

Paru : Perkusi : Bunyi sonor / timpani pada lapang kanan dan kiri

5. Pemeriksaan Jantung

Palpasi : tidak ada bunyi tambahan ronchi, wheezing, rales

Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal

6. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Tidak terlihat adanya luka

Palpasi : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : bunyi abdomen timpani

Auskultasi : Terdengar bising usus 8 x/menit.

7. Pemeriksaan Muskuloskeletal

Tonus otot

MMT 5 4
5 4

Ket : 4 : Gerakan normal, mampu melawan gravitasi dan mampu menahan beban minimal

5 : Gerakan normal penuh, dan mampu melawan gaya gravitasi dengan tekanan penuh

8. Pemerikasaan Neurologi

Reflek patela : +/+

Reflek pupil : +/+

GCS : 4 – 5 – 6

4 : Bingung

5 : Gerakan spontan atau mampu mengikuti perintah

6 : Mengikuti perintah

9. Pemeriksaan Status Mental

– Kesadaran composmentis

10. Pemeriksaan Penunjang Medis

Kimia darah tanggal 4 Maret 2010

B.U.N 11 N : 10-23 mg/dl

Glucose sesaat 92 mg/dl

Creatinine 0.72 mg/dl N : 0.5-1.1 mg/dl

Na+ 138 mEq/L N : 136-145 mg/dl

K+ 3.74 mEq/L N : 3.6-5.0 mEq/L


Uric Acid 3.4 mg/dl N : 3.4-7.0 mg/dl

Darah Lengkap tanggal 4 Maret 2010

WBC 6.3 K/Ul

RBC 4.69 M/Ul

HGB 12.1 G/Dl

HCT 35.4 %

MCV 75.5 Fl

MCH 25.8 pg

MCHC 34.2 g/dL

RDW 13.8 %

11. Pelaksanaan/Terapi

– Vaclo 4 tab 1x

– Vaclo 1 tab 1-0-0

– Inj. Mufitrasi prn

– Bisoptolol 2.5 mg -0-0

– Adalat 30 mg -0-0

– Simuastatin 0-0-10

– Inj. Arixtra 0.6 v Qh

12. Harapan Klien / Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya

– Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan bias cepat pulang
2.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 50 tahun

No. Reg : 65-53-40

DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF

Data Subyektif : Gangguan rasa nyaman Iskemia jaringan jantung atau


nyeri sumbatan pada arteri
Pasien menyatakan nyeri koronaria
pada dad sebelah kiri

Data Obyektif :

– Pasien kelihatan
menyeringai kesakitan

– Pasien tampak pucat

– TD : 160/100 mmHg

– Skala nyeri 5

Data Subyektif :

Pasien mengeluh lemah, Menurunnya kontraksi


sesak nafas, sulit Penurunan cardiac output jantung
melakukan aktivitas yang
berlebih, sering terbangun
pada malam hari karena
sesak dan nyeri dada
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF

Data Obyektif :

– TD : 160/100 mmHg

– P : 96 x/mnt

– Kulit dingin

– N : 22 x/mnt

Data Subyektif :

Pasien mengeluh sesak bila


bangun dari posisi tidur

Ketidakseimbangan antara
Data Obyektif : suplai dan kebutuhan oksigen
Intoleransi aktivitas
– Berkeringat dingin bila
merubah posisi dari tidur
langsung duduk

– tanda vital setelah bangun

TD : 170/100 mmHg

P : 100x/mnt

N : 28x/mnt
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF

2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 50 tahun

No. Reg : 65-53-48

TANGGAL TANGGAL TTD


NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI
1. 5-3-2010 Gangguan nyaman nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan atau sumabtan
pada arteri koronaria yang ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri, pasien kelihatan
menyeringai kesakitan, pasien tampak
pucat, TD : 160/100 mmHg, P : 96x/mnt,
skala nyeri 5

Penurunan cardiac output berhubungan


dengan menutunnya kontraksi otot yang
ditandai dengan pasien mengeluh lemah,
sesak napas, sulit melakukan aktivitas
yang berlebih, sering terbangun pada
malam hari karena sesak dan nyeri dada,
TD : 160/100 mmHg, P : 96x/mnt, kulit
TANGGAL TANGGAL TTD
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI

2. 5-3-2010 dingin, N : 22 x/mnt

Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen yang ditandai
dengan pasien mengeluh sesak bila
angun dari posisi tidur, berkeringat
dingin bila merubah posisi dari tidur
langsung duduk, Tanda vital setelah
bangun tidur TD : 170/100 mmHg, P :
100x/mnt. N : 28x/mnt

3. 5-3-2010

2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 50 Tahun

No. Reg : 65-53-48

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI R


1. Gangguan nyaman nyeri Setelah dilakukan 1. Monitor dan kaji 4. Varias
berhubungan dengan iskemia tindakan keperawtan karakteristik dan lokasi nyeri perilaku pas
jaringan atau sumabtan pada arteri dalam waktu 2 x 24 jam terjadi sebag
koronaria yang ditandai dengan pasien mampu pengkajian
pasien mengatakan nyeri dada menunjukkan rasa nyeri
sebelah kiri, pasien kelihatan dada dengan 2. Monitor tanda-tanda vital 5. Pening
menyeringai kesakitan, pasien ( tekanan darah, nadi) dan nadi me
tampak pucat, TD : 160/100 Kriteria hasil : akibat nyeri
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI R
mmHg, P : 96x/mnt, skala nyeri 5
– Pasien tampak rileks dengan cem

– Skala nyeri 0 3. Menuru


eksternal dim
– TD : 120/80 mmHg regangan jan
keterbatasan
–P : 80 x/mnt 3. Ciptakan suasana dan keputus
lingkungan yang tenang dan saat ini
nyaman
4. Membant
persepsi/resp

5. Pilihan un
nyeri hebat,
dan mnegura

4. Ajarkan dan anjurkan pada


pasien untuk melakukan tehnik
relaksasi 1. Perub
( hipertensi
5. Kolaborasi dengan deokter karena respo
dalam pemberian analgesik

Penurunan cardiac output


berhubungan dengan menutunnya 2. Sirkula
kontraksi otot yang ditandai 1. Lakukan pengukuran bila curah ja
dengan pasien mengeluh lemah, tekanan darah ( bandingkan membuat ke
sesak napas, sulit melakukan kedua lengan pada posisi berdiri, menungkat
aktivitas yang berlebih, sering Setelah dilakukan duduk, dan tiduran jika
terbangun pada malam hari karena tindakan keperawtan memungkinkan 3. S3 dan
sesak dan nyeri dada, TD : dalam waktu 2×24 jam terjadi deng
160/100 mmHg, P : 96x/mnt, kulit tidak terjadi penurunan 2. Kaji kualitas nadi jantung atau
dingin, N : 22 x/mnt cardiac output dengan
criteria hasil : 4. Pemer
2. untuk mengi
– Pasien tampak iobstruksi at
semangat koroner yan
intervensi be
– tidak sesak napas
3. auskultasi bunyi nafas dan
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI R

– TD : 120/80 mmHg bunyi jantung

– P : 80 x/mnt 1. Kecender
respon pasie
– kulit normal tidak dan dapat m
dingin penurunan o
4. Kolaborasi dengan dokter yang memer
– N : 20 x/mnt dalam pemeriksaan serial EGC, tingkat aktiv
foto thorax, pemberian obat-
obatan anti disritmia 2. Menurunk
konsumsi ok
resiko komp

3. Aktifitas y
Intoleransi aktivitas berhubungan menahan na
dengan ketidakseimbangan antara 1. Catat irama jantung, ( manuverva
suplai dan kebutuhan oksigen tekanan darah dan nadi sebelum mengakibatk
yang ditandai dengan pasien dan sesudah melalukan aktivitas menurunkan
mengeluh sesak bila angun dari takikardi de
posisi tidur, berkeringat dingin bila TD
merubah posisi dari tidur langsung
duduk, Tanda vital setelah bangun Setelah dialkukan 4. Aktivitas
tidur TD : 170/100 mmHg, P : tindakan keperawtan memberikan
100x/mnt. N : 28x/mnt dalam waktu 2×24 jam, meningkatka
pasien menunjukkan mencegah a
peningkatan kemampuan 2. Anjurkan pasien agar lebih
dalam melakukan banyak beristirahat terlebih
aktivitas dengan criteria dahulu
hasil ;

– TD : 120/80 mmHg

– P : 80 x/mnt
3. Anjurkan pasien
– N : 20 x/mnt menghindari peningkatan
tekanan abdomen contoh
– Pasien nyaman dalam mengejan saat defekasi
tidur
3.
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI R

4. Jelaskan pada pasien tentang


taha-tahap aktivitas yang boleh
dilakukan oleh pasien

2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 50 tahun

No. Reg : 65-53-48

No. No. DX TGL/JAM TINDAKAN TTD


1. 1 6-3-2010 1. Memantau tanda-tanda vital:

9 am S : 37oC N : 22 x/menit

P : 96 x/menit TD : 160/100 mmHg

2. Membersihkan lingkungan tempat


tidur pasien dan merapikannya

3. Mengajarkan tehnik relaksasi napas


dalam

1. Melakukan auskultasi bunyi nafas dan


bunyi jantung pada pasien
2 2 6-3-2010
2. Melakukan pengukuran tekanan
10 am darah :

TD : 160/100 mmHg

P : 96 x/mnt

N : 22 x/mnt

1. Memberitahu pasien untuk beristirahat


lebih banyak

2. Memberitahu pasien untuk tidak


3 3 6-3-2010 mengejan saat BAB

11 am

2.6 EVALUASI

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 50 tahun

Tanggal : 6-3-2010

No. NO. DX JAM EVALUASI TTD


1. 1 12 am S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : – Pasien tampak rileks

– Skala nyeri 0

– TD : 140/90 mmHg

A : Tujuan tercapai

P : Hentikan intervensi

12 am
2. 2 S : Pasien mengatakan sesak berkurang

O : – Pasien tampak
semangat

– tidak sesak

– N : 20 x/mnt

A : Tujuan tercapai

P : Hentikan intervensi

12 am
3. 3
S : Pasien mengatakan sudah mengalami
peningkatandalam aktivitas

O : – Pasien sudah nyaman dalam tidur

– Sudah bias duduk dengan tenang

A : Tujuan tercapai

P : Hentikan intervensi

https://hafidnurse.wordpress.com/2013/04/21/asuhan-keperawatan-pada-ny-s-
dengan-penyakit-jantung-koroner-pjk/

Вам также может понравиться