Вы находитесь на странице: 1из 19

TUGAS 1 MATA KULIAH KOMPUTASI GIZI

Oleh:

Himaya 101511233055

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

1
NAMA : HIMAYA

NIM : 101511233055

TUGAS : KOMPUTASI 1

Responden terdiri dari 61 mahasiswa Gizi FKM Unair angkatan tahun 2015/2016. Data
responden yang diamati mulai dari nama, jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, dan
lingkar lengan. Selain itu juga, responden disuruh memilih lauk favorit, buah favorit, sayur
favorit, dan kebiasaan mengonsumsi (harian, mingguan, bulanan, musiman, dan tidak pernah)
bahan makanan yang berhubungan dengan zat besi (bayam, hati ayam, daging, ayam, telur, ikan,
jeruk, jambu biji, cabe, teh, kopi, dan susu). Kemudian data diolah untuk dicari nilai status gizi
pada semua responden dan status kekurangan energy kronis pada responden perempuan.

Cut off point (menurut BMI ASIA) dari status gizi adalah :

Underweight < 18.5

Normal 18.5-22.9

Overweight 23-27.49

Obese >= 27.5

Cut off point status KEK (Gibson, 2005) adalah :

Lila : < 23.5 KEK

Lila : >=23.5 Tidak KEK

*NB :

Mahasiswa= semua jenis kelamin dari responden

Mahasiswi= khusus jenis kelamin perempuan dari responden

2
1. Apakah status gizi berhubungan dengan konsumsi lauk favorit ?

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 14.819a 15 .465


Likelihood Ratio 15.227 15 .435
Linear-by-Linear Association 1.304 1 .254
N of Valid Cases 61

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap Status Gizi dengan konsumsi lauk
favorit (p=0.465). Kemudian berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang
memiliki status gizi underweight mempunyai lauk yang paling disukai dan dikonsumsi
minimal sehari adalah lauk tahu sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 25%,
tempe sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 25%, ayam sebanyak 2 mahasiswa
mempunyai persentase 25%, lele hanya 1 mahasiswa mempunyai persentase 12.5%, dan
lobser hanya 1 mahasiswa mempunyai persentase 12.5%. Total ada 8 mahasiswa yang
memiliki status gizi underweight. Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang
memiliki status gizi normal mempunyai lauk yang paling disukai dan dikonsumsi
minimal sehari adalah lauk tahu sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 2.6%,
tempe sebanyak 6 mahasiswa mempunyai persentase15.8%, ayam sebanyak 20
mahasiswa mempunyai persentase 52.6%, lele sebanyak 3 mahasiswa mempunyai
persentase 7.9%, telur sebanyak 6 mahasiswa mempunyai persentase 15.8%, dan lobster
hanya 2 mahasiswa mempunyai persentase 5.3%. Total ada 38 mahasiswa yang memiliki
status gizi normal. Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang memiliki
status gizi overweight mempunyai lauk yang paling disukai dan dikonsumsi minimal
sehari adalah lauk tahu sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 9.1%, tempe
sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 9.1%, ayam sebanyak 6 mahasiswa
mempunyai persentase 54.5%, lele sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 18.2%,
dan telur sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 9.1%. Total ada 11 mahasiswa
yang memiliki status gizi overweight. Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa
yang memiliki status gizi obesitas mempunyai lauk yang paling disukai dan dikonsumsi

3
minimal sehari adalah lauk ayam sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 50%, lele
sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 25%, dan lobster hanya 1 mahasiswa
mempunyai persentase 25%. Total ada 4 mahasiswa yang memiliki status gizi obesitas.

2. Apakah status gizi berhubungan dengan konsumsi buah favorit ?

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 9.010a 15 .877


Likelihood Ratio 11.381 15 .725
Linear-by-Linear Association .347 1 .556
N of Valid Cases 61

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap Status Gizi dengan konsumsi buah
favorit (p=0.877). Kemudian berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang
memiliki status gizi underweight mempunyai buah yang paling disukai dan dikonsumsi
minimal sehari adalah semangka sebanyak 3 mahasiswa mempunyai persentase 37.5%,
jeruk sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 25%, apel sebanyak 1 mahasiswa
mempunyai persentase 12.5%, dan pisang sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase
25%. Total ada 8 mahasiswa yang memiliki status gizi underweight. Berdasarkan jumlah
responden dari 61 mahasiswa yang memiliki status gizi normal mempunyai buah yang
paling disukai dan dikonsumsi minimal sehari adalah semangka sebanyak 7 mahasiswa
mempunyai persentase 18.4%, jeruk sebanyak 9 mahasiswa mempunyai persentase
23.7%, apel sebanyak 4 mahasiswa mempunyai persentase 10.5%, pepaya sebanyak 3
mahasiswa mempunyai persentase 7.9%, pisang sebanyak 10 mahasiswa mempunyai
persentase 26.3%, dan melon sebanyak 5 mahasiswa mempunyai persentase 13.2%. Total
ada 38 mahasiswa yang memiliki status gizi normal. Berdasarkan jumlah responden dari
61 mahasiswa yang memiliki status gizi overweight mempunyai buah yang paling
disukai dan dikonsumsi minimal sehari adalah semangka sebanyak 3 mahasiswa
mempunyai persentase 27.3%, jeruk sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase
23.7%, apel sebanyak 3 mahasiswa mempunyai persentase 27.3%, pepaya sebanyak 1

4
mahasiswa mempunyai persentase 9.1%, dan pisang sebanyak 2 mahasiswa mempunyai
persentase 18.2%. Total ada 11 mahasiswa yang memiliki status gizi overweight.
Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang memiliki status gizi obesitas
mempunyai buah yang paling disukai dan dikonsumsi minimal sehari adalah semangka
sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 50%, jeruk sebanyak 1 mahasiswa
mempunyai persentase 25%, dan pisang sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase
25%. Total ada 4 mahasiswa yang memiliki status gizi obesitas.

3. Apakah status gizi berhubungan dengan konsumsi sayur favorit ?

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 20.413a 21 .495


Likelihood Ratio 22.057 21 .396
Linear-by-Linear Association .304 1 .581
N of Valid Cases 61

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap Status Gizi dengan konsumsi sayur
favorit (p=0.495). Kemudian berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang
memiliki status gizi underweight mempunyai sayur yang paling disukai dan dikonsumsi
minimal sehari adalah bayam sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 12.5%,
wortel sebanyak 4 mahasiswa mempunyai persentase 50%, kubis sebanyak 1 mahasiswa
mempunyai persentase 12.5%, sawi sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase
12.5%, dan terong sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 12.5% .Total ada 8
mahasiswa yang memiliki status gizi underweight. Berdasarkan jumlah responden dari 61
mahasiswa yang memiliki status gizi normal mempunyai sayur yang paling disukai dan
dikonsumsi minimal sehari adalah bayam sebanyak 10 mahasiswa mempunyai persentase
26.3%, wortel sebanyak 11 mahasiswa mempunyai persentase 28.9%, kubis sebanyak 1
mahasiswa mempunyai persentase 2.6%, sawi sebanyak 4 mahasiswa mempunyai

5
persentase 10.5%, terong sebanyak 8 mahasiswa mempunyai persentase 21.1%,
kangkung sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 5.3%, buncis sebanyak 1
mahasiswa mempunyai persentase 2.6%, dan 1 mahasiswa yang tidak memiliki kesukaan
pada sayur. Total ada 38 mahasiswa yang memiliki status gizi normal. Berdasarkan
jumlah responden dari 61 mahasiswa yang memiliki status gizi overweight mempunyai
sayur yang paling disukai dan dikonsumsi minimal sehari adalah bayam sebanyak 2
mahasiswa mempunyai persentase 18.2%, wortel sebanyak 2 mahasiswa mempunyai
persentase 18.2%, kubis sebanyak 3 mahasiswa mempunyai persentase 27.3%, sawi
sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 9.1%, dan kangkung sebanyak 3
mahasiswa mempunyai persentase 27.3%. Total ada 11 mahasiswa yang memiliki status
gizi overweight. Kemudian berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang
memiliki status gizi obesitas mempunyai sayur yang paling disukai dan dikonsumsi
minimal sehari adalah bayam sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 25%, wortel
sebanyak 2 mahasiswa mempunyai persentase 50%, dan kangkung sebanyak 1
mahasiswa mempunyai persentase 25%. Total ada 4 mahasiswa yang memiliki status gizi
obesitas.

4. Adakah konsumsi bahan makanan (berhubungan dengan anemia) hubungannya


dengan KEK ?

Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan


konsumsi bayam oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.391a 4 .664


Likelihood Ratio 2.260 4 .688
Linear-by-Linear Association 1.484 1 .223
N of Valid Cases 57

6
Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi bayam (p=0.664). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi
bayam harian sebanyak 3 mahasiswi mempunyai persentase 15.8%, konsumsi mingguan
sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 47.4%, konsumsi bulanan sebanyak 3
mahasiswi mempunyai persentase 15.8%, konsumsi musiman sebanyak 2 mahasiswa
mempunyai persentase 10.5%, dan jumlah mahasiswi yang tidak pernah memiliki
kebiasaan konsumsi bayam sebanyak 2 mahasiswi. Total ada 19 mahasiswi yang
mempunyai status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi bayam harian sebanyak 6 mahasiswi mempunyai
persentase 15.8%, konsumsi mingguan sebanyak 23 mahasiswi mempunyai persentase
60.5%, konsumsi bulanan sebanyak 6 mahasiswi mempunyai persentase 15.8%,
konsumsi musiman sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 2.6%, dan jumlah
mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi bayam sebanyak 1
mahasiswi. Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan


konsumsi hati ayam oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.193a 4 .700


Likelihood Ratio 2.153 4 .708
Linear-by-Linear Association 1.234 1 .267
N of Valid Cases 57

7
Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi hati ayam (p=0.700). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi hati
ayam harian sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 5.3%, konsumsi mingguan
sebanyak 5 mahasiswi mempunyai persentase 26.3%, konsumsi bulanan sebanyak 5
mahasiswi mempunyai persentase 26.3%, konsumsi musiman sebanyak 1 mahasiswi
mempunyai persentase 5.3%, dan jumlah mahasiswa yang tidak pernah memiliki
kebiasaan konsumsi hati ayam sebanyak 7 mahasiswi. Total ada 19 mahasiswi yang
mempunyai status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi hati ayam harian sebanyak 1 mahasiswi mempunyai
persentase 2.6%, konsumsi mingguan sebanyak 15 mahasiswi mempunyai persentase
39.5%, konsumsi bulanan sebanyak 12 mahasiswi mempunyai persentase 31.6%,
konsumsi musiman sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 5.3%, dan jumlah
mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi hati ayam sebanyak 8
mahasiswi. Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan


konsumsi daging oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.143a 4 .710


Likelihood Ratio 2.613 4 .625
Linear-by-Linear Association 1.851 1 .174
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi daging (p=0.710). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi
8
daging harian sebanyak 1 mahasisw1 mempunyai persentase 5.3%, konsumsi mingguan
sebanyak 12 mahasiswi mempunyai persentase 63.2%, konsumsi bulanan sebanyak 5
mahasiswa mempunyai persentase 26.3%, konsumsi musiman sebanyak 1 mahasiswi
mempunyai persentase 5.3%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai status
Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi daging harian sebanyak 1 mahasiswi mempunyai
persentase 2.6%, konsumsi mingguan sebanyak 20 mahasiswa mempunyai persentase
52.6%, konsumsi bulanan sebanyak 10 mahasiswa mempunyai persentase 26.3%,
konsumsi musiman sebanyak 6 mahasiswa mempunyai persentase 15.8%, dan jumlah
mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi daging sebanyak 2
mahasiswi. Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan


konsumsi ayam oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.507a 2 .064


Likelihood Ratio 5.976 2 .050
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi ayam (p=0.064). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi
ayam harian sebanyak 11 mahasiswi mempunyai persentase 57.9%, konsumsi mingguan
sebanyak 6 mahasiswi mempunyai persentase 31.6%, dan konsumsi bulanan sebanyak 2
mahasiswi mempunyai persentase 10.5%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai
status Kekurangan Energi Kronis.

9
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi ayam harian sebanyak 18 mahasiswi mempunyai
persentase 47.4% dan konsumsi mingguan sebanyak 20 mahasiswi mempunyai
persentase 52.6%. Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan


konsumsi telur oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .958a 2 .619


Likelihood Ratio 1.264 2 .531
Linear-by-Linear Association .766 1 .381
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi telur (p=0.619). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi telur
harian sebanyak 10 mahasiswi mempunyai persentase 52.6% dan konsumsi mingguan
sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 47.4%. Total ada 19 mahasiswi yang
mempunyai status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi telur harian sebanyak 16 mahasiswi mempunyai persentase
42.1%, konsumsi mingguan sebanyak 21 mahasiswi mempunyai persentase 55.3%, dan
konsumsi bulanan sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 2.6%. Total ada 38
mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

10
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi ikan oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.791a 3 .285


Likelihood Ratio 3.608 3 .307
Linear-by-Linear Association 1.264 1 .261
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi ikan (p=0.285). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi ikan
harian sebanyak 4 mahasiswi mempunyai persentase 21.1%, konsumsi mingguan
sebanyak 11 mahasiswi mempunyai persentase 57.9%, konsumsi bulanan sebanyak 3
mahasiswi mempunyai persentase 15.8%, konsumsi musiman sebanyak 1 mahasiswi
mempunyai persentase 5.3%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai status
Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi ikan harian sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase
5.3%, konsumsi mingguan sebanyak 27 mahasiswi mempunyai persentase 71.1%,
konsumsi bulanan sebanyak 5 mahasiswi mempunyai persentase 13.2%, dan konsumsi
musiman sebanyak 4 mahasiswi mempunyai persentase 10.5%. Total ada 38 mahasiswi
yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

11
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi jeruk oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.797a 4 .147


Likelihood Ratio 7.429 4 .115
Linear-by-Linear Association .085 1 .771
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi jeruk (p=0.147). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi
jeruk harian sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 10.5%, konsumsi mingguan
sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 47.4%, konsumsi bulanan sebanyak 4
mahasiswi mempunyai persentase 21.1%, dan konsumsi musiman sebanyak 4 mahasiswi
mempunyai persentase 21.1%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai status
Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi jeruk harian sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase
7.9%, konsumsi mingguan sebanyak 22 mahasiswi mempunyai persentase 57.9%,
konsumsi bulanan sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 23.7%, konsumsi
musiman sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 2.6%, dan jumlah mahasiswi
yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi jeruk sebanyak 3 mahasiswi. Total ada
38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

12
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi jambu biji oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.171a 4 .530


Likelihood Ratio 3.055 4 .549
Linear-by-Linear Association 1.045 1 .307
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi jambu biji (p=0.530). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi
jambu biji harian sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 10.5%, konsumsi
mingguan sebanyak 4 mahasiswi mempunyai persentase 21.1%, konsumsi bulanan
sebanyak 6 mahasiswi mempunyai persentase 31.6%, konsumsi musiman sebanyak 5
mahasiswi mempunyai persentase 26.3%, dan jumlah mahasiswi yang tidak pernah
memiliki kebiasaan konsumsi jambu biji sebanyak 2 mahasiswi. Total ada 19 mahasiswi
yang mempunyai status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi jambu biji harian sebanyak 3 mahasiswi mempunyai
persentase 7.9%, konsumsi mingguan sebanyak 11 mahasiswi mempunyai persentase
28.9%, konsumsi bulanan sebanyak 17 mahasiswi mempunyai persentase 44.7%,
konsumsi musiman sebanyak 6 mahasiswi mempunyai persentase 15.8%, dan jumlah
mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi jambu biji sebanyak 1
mahasiswi. Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

13
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi cabe oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.442a 4 .169


Likelihood Ratio 7.282 4 .122
Linear-by-Linear Association .877 1 .349
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi cabe (p=0.169). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi cabe
harian sebanyak 13 mahasiswi mempunyai persentase 68.4%, konsumsi mingguan
sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 5.3%, konsumsi bulanan sebanyak 2
mahasiswi mempunyai persentase 10.5%, dan jumlah mahasiswi yang tidak pernah
memiliki kebiasaan konsumsi cabe sebanyak 3 mahasiswi. Total ada 19 mahasiswi yang
mempunyai status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi cabe harian sebanyak 28 mahasiswi mempunyai persentase
73.7%, konsumsi mingguan sebanyak 6 mahasiswi mempunyai persentase 15.8%,
konsumsi musiman sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 2.6%, dan jumlah
mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi cabe sebanyak 3 mahasiswi.
Total ada 38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

14
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi teh oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.321a 4 .256


Likelihood Ratio 5.734 4 .220
Linear-by-Linear Association .409 1 .523
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi teh (p=0.256). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi teh
harian sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 10.5%, konsumsi mingguan
sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 47.4%, konsumsi bulanan sebanyak 5
mahasiswi mempunyai persentase 26.3%, dan konsumsi musiman sebanyak 3 mahasiswi
mempunyai persentase 15.8%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai status
Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi teh harian sebanyak 3 mahasiswi mempunyai persentase
7.9%, konsumsi mingguan sebanyak 25 mahasiswi mempunyai persentase 65.8%,
konsumsi bulanan sebanyak 7 mahasiswi mempunyai persentase 18.4%, konsumsi
musiman sebanyak 1 mahasiswi mempunyai persentase 2.6%, dan jumlah mahasiswi
yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi teh sebanyak 2 mahasiswi. Total ada 38
mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

15
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi kopi oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 11.403a 4 .022


Likelihood Ratio 11.242 4 .024
Linear-by-Linear Association 5.699 1 .017
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis (KEK)
dengan kebiasaan konsumsi kopi (p=0.022). Kemudian berdasarkan jumlah responden
dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi kopi harian
sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 10.5%, konsumsi mingguan sebanyak 3
mahasiswi mempunyai persentase 15.8%, konsumsi bulanan sebanyak 4 mahasiswi
mempunyai persentase 21.1%, konsumsi musiman sebanyak 6 mahasiswi mempunyai
persentase 31.6%, dan jumlah mahasiswi yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi
kopi sebanyak 4 mahasiswi. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai status Kekurangan
Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi kopi harian sebanyak 4 mahasiswi mempunyai persentase
10.5%, konsumsi mingguan sebanyak 16 mahasiswi mempunyai persentase 42.1%,
konsumsi bulanan sebanyak 13 mahasiswi mempunyai persentase 34.2%, konsumsi
musiman sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 5.3%, dan jumlah mahasiswi
yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi kopi sebanyak 3 mahasiswi. Total ada
38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

16
Keadaan Responden Kekurangan Energi Kronis berhubungan dengan Kebiasaan
konsumsi susu oleh responden yang ditanyakan menggunakan FFQ

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.703a 4 .448


Likelihood Ratio 4.545 4 .337
Linear-by-Linear Association 2.130 1 .144
N of Valid Cases 57

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap status Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan kebiasaan konsumsi susu (p=0.448). Kemudian berdasarkan jumlah
responden dari 57 mahasiswi yang berstatus KEK dan memiliki kebiasaan konsumsi susu
harian sebanyak 7 mahasiswi mempunyai persentase 36.8%, konsumsi mingguan
sebanyak 9 mahasiswi mempunyai persentase 47.4%, dan konsumsi bulanan sebanyak 3
mahasiswi mempunyai persentase 15.8%. Total ada 19 mahasiswi yang mempunyai
status Kekurangan Energi Kronis.
Berdasarkan jumlah responden dari 57 mahasiswi yang tidak berstatus KEK dan
memiliki kebiasaan konsumsi susu harian sebanyak 7 mahasiswi mempunyai persentase
18.4%, konsumsi mingguan sebanyak 23 mahasiswi mempunyai persentase 60.5%,
konsumsi bulanan sebanyak 5 mahasiswi mempunyai persentase 13.2%, konsumsi
musiman sebanyak 2 mahasiswi mempunyai persentase 5.3%, dan jumlah mahasiswi
yang tidak pernah memiliki kebiasaan konsumsi susu sebanyak 1 mahasiswi. Total ada
38 mahasiswi yang tidak Kekurangan Energi Kronis.

17
5. Buatlah histogram untuk status gizi dengan kebiasaan konsumsi susu ?

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 29.179a 12 .004


Likelihood Ratio 30.126 12 .003
Linear-by-Linear Association 1.447 1 .229
N of Valid Cases 61

Berdasarkan uji Deskriptif Statistik Crosstab Chi-Square Test diperoleh bahwa


terdapat hubungan yang signifikan terhadap Status Gizi dengan kebiasaan konsumsi susu
(p=0.004).

18
Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang status gizinya
underweight memiliki kebiasaan konsumsi susu harian sebanyak 4 mahasiswa
mempunyai persentase 50% dan konsumsi bulanan sebanyak 4 mahasiswa mempunyai
persentase 50%. Total ada 8 mahasiswa yang memiliki status gizi underweight.
Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang status gizinya normal
memiliki kebiasaan konsumsi susu harian sebanyak 8 mahasiswa mempunyai persentase
21.1%, konsumsi mingguan sebanyak 27 mahasiswa mempunyai persentase 71.1%,
konsumsi bulanan sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 2.6%, konsumsi
musiman sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 2.6%, dan hanya 1 mahasiswa
yang tidak pernah mengonsumsi susu. Total ada 38 mahasiswa yang memiliki status gizi
normal.
Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang status gizinya overweight
yang memiliki kebiasaan konsumsi susu harian sebanyak 1 mahasiswa mempunyai
persentase 9.1%, konsumsi mingguan sebanyak 7 mahasiswa mempunyai persentase
63.6%, dan konsumsi bulanan sebanyak 3 mahasiswa mempunyai persentase 27.3%.
Total ada 11 mahasiswa yang memiliki status gizi overweight.
Berdasarkan jumlah responden dari 61 mahasiswa yang status gizinya obesitas
yang memiliki kebiasaan konsumsi susu harian sebanyak 1 mahasiswa mempunyai
persentase 25%, konsumsi mingguan sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase
25%, konsumsi bulanan sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 25%, dan
konsumsi bulanan musiman sebanyak 1 mahasiswa mempunyai persentase 25% . Total
ada 4 mahasiswa yang memiliki status gizi obesitas.

19

Вам также может понравиться