Вы находитесь на странице: 1из 9

Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

PERBANDINGAN KEBOCORAN MIKRO ANTARA BASIS GIC CONVENTIONAL


DAN RMGIC PADA RESTORASI RESIN KOMPOSIT NANOFILLER
DENGAN TEKNIK SANDWICH

Iin Sundari, Diana Setya Ningsih, Citra Feriana Putri

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Glass Ionomer Cement (GIC) Conventional dan Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC)
merupakan material kedokteran gigi yang sering digunakan sebagai basis pada restorasi resin
komposit. Penggunaan basis di bawah restorasi resin komposit dikenal dengan teknik sandwich.
Restorasi dengan menggunakan teknik sandwich dapat mengurangi terjadinya kebocoran mikro pada
restorasi resin komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kebocoran
mikro antara basis GIC Conventional dan RMGIC pada restorasi resin komposit nanofiller dengan
teknik sandwich. Penelitian ini menggunakan 20 spesimen gigi premolar dengan kavitas klas 1
kemudian direstorasi dengan teknik sandwich, lalu dibagi menjadi dua kelompok perlakuan.
Kelompok A adalah teknik sandwich yang menggunakan resin komposit nanofiller dengan basis GIC
Conventional dan kelompok B adalah teknik sandwich yang menggunakan resin komposit nanofiller
dengan basis RMGIC. Seluruh spesimen direndam dalam larutan pewarna biru metilen selama 24 jam
kemudian dilakukan pengamatan untuk pengukuran skor kebocoran mikro dengan menggunakan
stereomikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basis GIC Conventional memiliki rerata skor
kebocoran mikro sebesar 0,20 ± 0,422 dan basis RMGIC 0,00 ± 0,00. Sedangkan hasil penelitian pada
teknik sandwich kelompok A (nanofiller dan GIC Conventional) menunjukkan rerata skor kebocoran
mikro sebesar 0,60±0,843 dan kelompok B (nanofiller dan RMGIC) sebesar 0,30±0,483. Hasil uji
statistik non parametrik Mann Whitney antara basis GIC Conventional dan RMGIC serta antara
kelompok A dan B menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05). Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kebocoran mikro yang tidak bermakna pada kelompok
teknik sandwich dengan basis GIC Conventional dan basis RMGIC.

Kata Kunci: teknik sandwich, GIC conventional, RMGIC, resin komposit nanofiller, kebocoran
mikro

ABSTRACT
Conventional Glass Ionomer Cement (GIC) and Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) are
dental materials that widely used as a base under composite resin restoration. The use of base under
composite restoration are known as sandwich technique. Restoration using sandwich technique is
known to reduce microleakage in composite resin restoration. The aim of this study was to compare
the microleakage between Conventional GIC and RMGIC base under nanofiller composite resin
restoration using sandwich technique. This study used 20 human premolars with class 1 cavity design
and restore with sandwich technique. Then its divided into two groups as follows: group A was
sandwich technique using nanofiller composite resin-conventional GIC base and group B was
sandwich technique using nanofiller composite resin-RMGIC base. Each specimen was immersed in
methylene blue solution among 24 hours then its microleakage score evaluated using
stereomicroscope. The result was showed that conventional GIC base has microleakage mean score
0,20 ± 0,422 and RMGIC base 0,00 ± 0,00. Therefore, group A (nanofiller and Conventional GIC)
has a microleakage mean score 0,60±0,843 and group B (nanofiller and RMGIC) 0,30±0,483. The
statistical analysis result using non parametric Mann Whitney test showed that no significant
differences (p > 0,05) between conventional GIC and RMGIC base and between group A and group
B. In conclusion, there is no significant differences between sandwich technique using conventional
GIC and RMGIC base.

Keywords: sandwich technique, conventional GIC, RMGIC, nanofiller composite resin, microleakage

610
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

PENDAHULUAN meminimalkan kebocoran mikro pada teknik


Resin komposit nanofiller merupakan sandwich.9-11
salah satu bahan restorasi yang sering Beberapa penelitian telah dilakukan
digunakan di bidang kedokteran gigi. Resin untuk melihat rata-rata nilai kebocoran mikro
komposit nanofiller ini memiliki nilai estetika pada dua jenis basis ini. Penelitian Masih et al
dan kekuatan yang baik sehingga dapat menyebutkan bahwa teknik sandwich pada
digunakan sebagai restorasi gigi anterior dan kavitas klas V resin komposit microfiller
posterior.1,2,3 Resin komposit nanofiller juga dengan basis GIC Conventional memiliki rata-
memiliki derajat shrinkage polimerisasi yang rata nilai kebocoran mikro yang lebih rendah
rendah sehingga dapat meminimalkan (1,17) daripada basis RMGIC (1,33).12
kebocoran mikro.1,4 Penelitian Gupta et al Penelitian Upadhyay dan Rao juga
menyatakan bahwa resin komposit nanofiller menyatakan hal yang sama bahwa rata-rata
mengalami kebocoran mikro dengan rata-rata nilai kebocoran mikro teknik sandwich pada
nilai sebesar 0,05 pada kavitas klas I. Rata-rata kavitas klas V resin komposit hybrid dengan
nilai tersebut lebih rendah dibandingkan basis GIC Conventional (2,6) lebih rendah
dengan rata-rata nilai kebocoran mikro resin dibandingkan basis RMGIC (3,2).13 Penelitian
komposit jenis microfiller yaitu 0,35.5 lainnya ternyata menunjukkan hasil yang
Kebocoran mikro pada restorasi resin berbeda. Penelitian Khadim menyatakan
komposit, termasuk resin komposit nanofiller bahwa teknik sandwich pada kavitas klas V
terjadi di area antara restorasi dengan struktur kompomer dengan basis RMGIC memiliki
gigi yaitu email dan dentin. Penelitian rata-rata nilai kebocoran mikro yang lebih
Hamouda et al menyebutkan bahwa kebocoran rendah (0,2) daripada basis GIC Conventional
mikro resin komposit nanofiller lebih besar (3,2).14 Penelitian Loguercio et al juga
terjadi di daerah dentin dibandingkan email menyatakan bahwa rata-rata nilai kebocoran
gigi.6 Hal ini disebabkan karena kandungan air mikro teknik sandwich pada kavitas klas II
yang tinggi pada dentin dapat melemahkan resin komposit hybrid dengan basis RMGIC
ikatan resin komposit dengan struktur dentin.7 (0,33) lebih rendah daripada basis GIC
Kebocoran mikro ini dapat mengakibatkan Conventional (0,59).15
terjadinya perubahan warna pada tepi restorasi,
sensitivitas pulpa, peradangan pulpa, karies BAHAN DAN METODE
sekunder, dan gagalnya suatu restorasi.8 Jenis penelitian yang digunakan adalah
Kebocoran mikro yang terjadi tersebut penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian
dapat diminimalkan menggunakan restorasi ini menggunakan gigi premolar yang sudah
dengan teknik sandwich.9 Teknik sandwich diekstraksi untuk perawatan ortodonti dan
merupakan teknik yang menggabungkan dua telah dibersihkan dari debris dan kalkulus.
macam bahan yaitu bahan restorasi utama Kriteria dari gigi yang dipilih harus bebas
yakni amalgam atau resin komposit dan bahan karies, tidak ada erosi, atrisi, serta tidak ada
basis untuk membentuk satu restorasi.10 Bahan kelainan pertumbuhan dan perkembangan.
basis yang sering digunakan pada teknik Spesimen dipreparasi dengan bentuk kavitas
sandwich adalah Glass Ionomer Cement (GIC) klas 1 dengan ukuran panjang 4 mm, lebar 2
Conventional dan Resin Modified Glass mm, dan kedalaman 4 mm. Spesimen yang
Ionomer Cement (RMGIC).11 Kedua material akan diteliti berjumlah 20 spesimen dan dibagi
basis ini memiliki kandungan yang sama yaitu menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A
kaca aluminosilikat dan asam polialkenoat. (jumlah 10 spesimen, ditumpat dengan teknik
Adapun perbedaan dari keduanya adalah pada sandwich, GIC Conventional-Resin komposit
RMGIC diberikan penambahan resin yaitu 2- nanofiller) dan kelompok B (jumlah 10
hydroxy-ethyl methacrylate (HEMA). Selain spesimen, ditumpat dengan teknik sandwich,
itu, perbedaan lainnya yaitu pada proses RMGIC-Resin komposit nanofiller).
pengerasannya (setting reaction) di mana GIC Alat yang digunakan dalam penelitian
Conventional mengalami proses pengerasan ini adalah diamond Bur, jenis round,
secara kimiawi sedangkan RMGIC cylindrical, dan fissure, mikromotor (Strong
pengerasannya dibantu oleh sinar. Perbedaan- 204), prob periodontal (Osung, UNC 15),
perbedaan tersebut dapat mempengaruhi sonde half moon, syringe, chip BLOWER,
keberhasilan kedua basis ini dalam microapplicator, mixing slab dan paper pad,
semen spatula plastic, plastic filling instrument,

611
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

instrumen plastis, halogen light curing Setelah itu, semua gigi yang telah
(selector curing light), vial plastic, incubator, dipreparasi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
carborundum disc, stereomikroskop kelompok A dan kelompok B, dengan jumlah
(Bellstone), dan lensa okuler micrometer. gigi pada masing-masing kelompok adalah 10
Bahan yang digunakan pada penelitian gigi.
ini adalah gigi premolar rahang atas (20 gigi),
air, cotton pellet, dentin kondisioner, asam Pembuatan Spesimen Kelompok A
poliakrilik 10% (C Dentin, GC Corp.), GIC Pembuatan spesimen kelompok A
konventional (Fuji II, GC Corp.), RMGIC diawali dengan mengaplikasikan asam
(Fuji II LC, GC Corp.), etsa asam fosfor 37% poliakrilik 10% yang berfungsi sebagai dentin
(Scotchbond Etchant, 3M ESPE), bonding kondisioner pada dentin spesimen
(Single Bond 2, 3M ESPE), resin komposit menggunakan microapplicator selama 20
nanofiller (Filtek Z350, 3M ESPE), enhance, detik. Setelah itu, spesimen dibilas
akuades, stiker label, varnish nail, dan larutan menggunakan air yang disemprotkan melalui
pewarna biru metilen 1%. syringe dan dikeringkan menggunakan cotton
pellet atau semprotan udara ringan dengan
Persiapan Spesimen chip blower, namun tidak sampai terlalu
Spesimen disiapkan yaitu 20 gigi kering.
premolar rahang atas. Kemudian spesimen Setelah dilakukan pemberian dentin
dipreparasi dengan bentuk kavitas klas 1 kondisioner, GIC Conventional disiapkan
dengan ukuran panjang 4 mm, lebar 2 mm, dengan rasio bubuk dan cairannya adalah 1:1
dan kedalaman 4 mm menggunakan (2,7g/1,0g) yaitu 1 sendok takar untuk
mikromotor dengan round bur, cylindrical bubuknya dan 1 tetes untuk cairannya pada
bur, dan fissure bur (Gambar 1). Round bur Paper Pad di atas Mixing Slab. Kemudian,
digunakan untuk mendapatkan kedalaman dengan menggunakan semen spatula plastik,
kavitas, cylindrical bur digunakan untuk bubuk dibagi menjadi dua bagian yang sama.
melebarkan kavitas, dan fissure bur digunakan Kemudian sebagian bubuk diaduk dengan
untuk membevel sudut tepi preparasi dengan cairan selama 10 detik dengan gerakan rolling
kemiringan sudut 450. Perkiraan kedalaman (melipat), lalu memasukkan sisa bubuk ke
kavitas diukur menggunakan prob periodontal dalam adukan dan aduk keseluruhan bahan
dan memastikan kehalusan preparasi dinding dengan luas daerah pengadukan diusahakan
aksial dan dinding pulpa menggunakan sonde untuk tidak meluas dan adukan selalu
half moon. Kemudian kavitas dibersihkan dari dikumpulkan menjadi satu dalam waktu 20
debu dan kotoran dengan menggunakan air detik, sehingga total lama waktu pengadukan
yang disemprotkan melalui syringe dan adalah 30 detik sampai mendapatkan
menggunakan udara dengan chip blower. konsistensi kira-kira seperti dempul. Adukan
Disemprotkan melalui syringe dan GIC Conventional tersebut kemudian diambil
menggunakan udara dengan chip blower. dengan menggunakan plastic filling instrument
dan diaplikasikan ke dalam kavitas sebagai
basis dengan ketebalan kira-kira 2 mm dari
dasar kavitas, hingga menutupi dentin, diikuti
dengan kondensasi saat memasukkan GIC
4
4 mm mm Conventional ke dalam kavitas. Pengerasan
GIC Conventional terjadi selama 7 menit sejak
2 dimulai pengadukan. Setelah itu,
mm
pengaplikasian bahan adhesif dapat dilakukan.
Setelah GIC Conventional mengeras,
bahan adhesif diaplikasikan dengan jenis two
step total etch yang diawali dengan aplikasi
etsa asam fosfor 37% pada seluruh permukaan
gigi dan permukaan GIC Conventional selama
Gambar 1. Bentuk preparasi kavitas klas 1 pada
15 detik menggunakan microapplicator.
spesimen
Kemudian dibilas menggunakan air yang
disemprotkan melalui syringe selama 15 detik.
Segera setelah pemberian etsa, bahan bonding

612
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

diaplikasikan pada seluruh permukaan yang dengan kondensasi saat memasukkan RMGIC
dietsa selama 15 detik menggunakan ke dalam kavitas. Lalu, dilakukan penyinaran
microapplicator. Lalu dipolimerisasi dengan Halogen Light Curing selama 20 detik.
menggunakan Halogen Light Curing selama Sumber cahaya diletakkan sedekat mungkin
10 detik. dengan permukaan semen. Setelah itu, bahan
Kemudian, resin komposit nanofiller adhesif dapat diaplikasikan.
diaplikasikan selapis demi selapis Bahan adhesif jenis two step total etch
(incremental) dengan ketebalan maksimum 2 diaplikasikan yakni diawali dengan aplikasi
mm menggunakan instrumen plastis dan setiap etsa asam fosfor 37% pada seluruh permukaan
lapisnya dilakukan penyinaran dengan gigi dan permukaan RMGIC selama 15 detik
Halogen Light Curing selama 20 detik, dengan menggunakan microapplicator. Kemudian
jarak ujung cahaya sedekat mungkin dengan dibilas menggunakan air yang disemprotkan
bahan restorasi. Setelah itu, penyelesaian akhir melalui syringe selama 15 detik. Segera
dilakukan dengan merapikan seluruh setelah pemberian etsa, bahan bonding
permukaan resin komposit nanofiller yang diaplikasikan pada seluruh permukaan yang
berlebihan dan dilakukan pemolesan dengan dietsa selama 15 detik menggunakan
menggunakan Enhance pada bagian oklusal microapplicator. Lalu dipolimerisasi
spesimen. Kemudian tiap spesimen disimpan menggunakan Halogen Light Curing selama
dalam vial plastik, dimana setiap vial plastik 10 detik.
diberi penomoran dari A1 sampai dengan A10, Kemudian, resin komposit nanofiller
yang berisi akuades 10 ml pada suhu 370C diaplikasikan selapis demi selapis
selama 24 jam dalam inkubator. (incremental) dengan ketebalan maksimum 2
mm menggunakan instrumen plastis dan setiap
Pembuatan Spesimen Kelompok B lapisnya dilakukan penyinaran dengan
Pembuatan spesimen kelompok B Halogen Light Curing selama 20 detik, dengan
diawali dengan mengaplikasikan asam jarak ujung cahaya sedekat mungkin dengan
poliakrilik 10% yang berfungsi sebagai dentin bahan restorasi. Penyelesaian akhir dilakukan
kondisioner pada dentin spesimen dengan merapikan seluruh permukaan resin
menggunakan microapplicator selama 20 komposit nanofiller yang berlebihan dan
detik. Kemudian dibilas menggunakan air dilakukan pemolesan dengan menggunakan
yang disemprotkan melalui syringe dan Enhance pada bagian oklusal spesimen.
dikeringkan menggunakan cotton pellet atau Kemudian tiap spesimen disimpan dalam vial
dengan semprotan udara ringan dengan chip plastik, dimana setiap vial plastik diberi
blower, namun tidak sampai terlalu kering. penomoran dari B1 sampai dengan B10, berisi
Setelah itu, RMGIC disiapkan dengan akuades 10 ml pada suhu 370C selama 24 jam
rasio bubuk dan cairannya adalah 1:2 dalam inkubator.
(3,2g/1,0g) yaitu 1 sendok takar untuk
bubuknya dan 2 tetes untuk cairannya pada Pengujian Kebocoran Mikro
Paper Pad di atas Mixing Slab. Kemudian, Semua permukaan spesimen dilapisi
dengan menggunakan semen spatula plastik, dengan varnish nail kecuali pada bagian
bubuk dibagi menjadi dua bagian yang sama. tumpatan resin komposit nanofiller dan 2 mm
Lalu, cairan dilebarkan sebesar koin (diameter permukaan gigi dari tepi tumpatan. Lalu,
3 cm). Kemudian, sebagian bubuk diaduk setiap gigi direndam dalam vial plastik yang
dengan cairan selama 15 detik dengan gerakan berisi larutan pewarna biru metilen 1 %
rolling (melipat), lalu memasukkan sisa bubuk sebanyak 10 ml dan disimpan dalam inkubator
ke dalam adukan dan aduk keseluruhan bahan dengan suhu 370C selama 24 jam.
dengan luas daerah pengadukan diusahakan Setelah itu, gigi dibilas dengan akuades
untuk tidak meluas dan adukan selalu dan dikeringkan perlahan dengan chip blower.
dikumpulkan menjadi satu dalam waktu 25 Kemudian, setiap gigi dibelah menjadi dua
detik, sampai mendapatkan konsistensi yang bagian secara longitudinal dari arah buko-
mengkilap. Adukan RMGIC diambil dengan lingual menggunakan mikromotor dengan
menggunakan plastic filling instrument dan carborundum disc (Gambar 2).
diaplikasikan ke dalam kavitas sebagai basis
dengan ketebalan kira-kira 2 mm dari dasar
kavitas, hingga menutupi dentin, diikuti

613
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

lebih besar daripada basis RMGIC. Perbedaan


kebocoran mikro yang terjadi tersebut,
kemudian dianalisis dengan uji statistik non
parametrik Mann Whitney dan didapatkan
bahwa perbedaan skor kebocoran mikro yang
terjadi antara basis GIC Conventional dan
RMGIC tidak bermakna (p > 0,05) seperti
terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Skor Kebocoran Mikro dan Hasil


Uji Statistik Non Parametrik Mann
Gambar 2 Spesimen dibelah menjadi dua
Whitney pada Basis GIC Conventional
bagian
dan RMGIC
Rerata Skor
Setelah dibelah, setiap spesimen diamati
Kebocoran
kebocoran mikronya di bawah Basis N p
Mikro
stereomikroskop dengan perbesaran 25x dan Rerata ± SD
lensa okuler mikrometer untuk mengukur
penetrasi yang terjadi pada tumpatan. GIC Conventional 10 0,20 ± 0,422
0,146
RMGIC 10 0,00 ± 0,00
Skoring Kebocoran Mikro
Hasil gambaran kebocoran mikro p = nilai kemaknaan uji Mann Whitney (p < 0,05)
diamati dengan stereomikroskop dan dinilai
tingkat kebocoran mikronya. Agar Pengukuran Kebocoran Mikro pada Teknik
mempermudah penilaian, diberikan skoring Sandwich Resin Komposit Nanofiller dengan
terhadap tingkatan kebocoran mikro yang Basis GIC Conventional dan RMGIC
terjadi, sebagai berikut:16 Pengukuran kebocoran mikro teknik
Skor 0 : tidak ada penetrasi sandwich resin komposit nanofiller dan basis
Skor 1 : Penetrasi mencapai setengah dinding pada seluruh dinding tambalan digunakan
aksial pengelompokan dengan skor dari 0 sampai 4.
Skor 2 : Penetrasi melebihi setengah dinding 0 = tidak ada penetrasi, 1 = penetrasi mencapai
aksial tanpa mengenai dinding pulpa setengah dari dinding aksial tanpa mengenai
Skor 3 : Penetrasi mencapai dinding pulpa dinding pulpa, 2 = penetrasi melebihi setengah
Skor 4 : Penetrasi mencapai seluruh dinding dari dinding aksial tanpa mengenai dinding
aksial dan dinding pulpa pulpa, 3 = penetrasi mencapai dinding pulpa,
dan 4 = penetrasi mencapai seluruh dinding
HASIL PENELITIAN aksial dan dinding pulpa.16
Pengukuran Kebocoran Mikro pada Bahan Hasil penelitian melalui pengamatan
Basis GIC Conventional dan RMGIC dengan stereomikroskop, diketahui bahwa pada
Pengukuran kebocoran mikro bahan kedua kelompok perlakuan terjadi kebocoran
basis pada penelitian ini menggunakan mikro. Kelompok A (GIC Conventional dan
pengelompokan dengan skor dari 0 sampai 4. Nanofiller) memiliki rerata skor kebocoran
0 = tidak ada penetrasi pada basis, 1 = mikro sebesar 0,60 ± 0,843, dan kelompok B
penetrasi mencapai setengah dari dinding (RMGIC dan Nanofiller) memiliki rerata skor
aksial basis tanpa mengenai dinding pulpa, 2 = kebocoran mikro sebesar 0,30 ± 0,483 (Tabel
penetrasi melebihi setengah dari dinding aksial 2). Data tersebut menunjukkan bahwa skor
basis tanpa mengenai dinding pulpa, 3 = kebocoran mikro kelompok B lebih rendah
penetrasi mencapai dinding pulpa basis, dan 4 daripada kelompok A.
= penetrasi mencapai seluruh dinding aksial Data hasil penelitian kemudian diuji
dan dinding pulpa basis.16 melalui analisa statistik dengan menggunakan
Ditinjau dari penggunaan basis saja, uji non parametrik Mann Whitney. Hasil uji
didapatkan bahwa basis GIC Conventional statistik non parametrik Mann Whitney
memiliki rerata kebocoran mikro sebesar 0,20 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak
± 0,133 dan RMGIC sebesar 0,00 ± 0,00. Hal bermakna (p > 0,05) pada rerata kebocoran
ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini mikro yang terjadi antara kelompok A dan
kebocoran mikro basis GIC Conventional kelompok B (Tabel 2).

614
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

Tabel 2. Rerata skor kebocoran mikro dan hasil hampir sama yaitu kaca fluoroaluminosilikat
uji statistik non parametrik Mann dan asam poliakrilat. Komposisi dasar yang
Whitney pada teknik sandwich resin sama tersebut mengandung ion COO- serta
komposit nanofiller dengan Ca2+ dan Al3+ yang dapat bereaksi secara kimia
menggunakan basis GIC Conventional
untuk membentuk ikatan silang pada kedua
dan RMGIC
basis. Selain ikatan silang, komposisi yang
Rerata Skor
Kebocoran hampir sama juga memungkinkan terjadinya
Kelompok n p pertukaran ion yang sama pada kedua basis
Mikro
Rerata ± SD dengan dentin secara kimia. Terbentuknya
Kelompok A reaksi ikatan silang dan pertukaran ion dengan
(GIC Conventional 10 0,60 ± 0,843 dentin yang sama pada kedua basis diduga
dan Nanofiller)
0,473
mempengaruhi tidak adanya perbedaan
Kelompok B kebocoran mikro yang bermakna pada kedua
(RMGIC dan 10 0,30 ± 0,483 basis.11
Nanofiller) Selain karena komposisi dari kedua
p = nilai kemaknaan uji Mann Whitney (p < 0,05) bahan basis yang hampir sama, perlakuan yang
sama saat pengkondisian dentin diduga juga
PEMBAHASAN dapat mempengaruhi tidak adanya perbedaan
Kebocoran mikro merupakan celah yang kebocoran mikro yang bermakna antara basis
terbentuk di antara restorasi dan gigi yang
GIC Conventional dan RMGIC. Pada
memungkinkan masuknya bakteri, cairan, dan penelitian ini, sebelum aplikasi basis GIC
molekul ke dalam celah tersebut. Hasil Conventional (kelompok A) dan basis RMGIC
pengamatan dengan stereomikroskop, (kelompok B) digunakan dentin kondisioner
beberapa spesimen yang telah direndam yang sama pada permukaan dentin yaitu asam
dengan larutan pewarna biru metilen terlihat
poliakrilat 10%. Penggunaan asam poliakrilat
mengalami kebocoran mikro yang ditandai
10% berfungsi untuk menghilangkan smear
dengan adanya garis biru yang terbentuk di
layer dan meninggalkan smear plug pada
antara restorasi dan gigi akibat penetrasi dari
permukaan dentin.17 Smear plug merupakan
larutan pewarna biru metilen, seperti terlihat lapisan yang dapat membantu proses adhesi
pada Gambar 3.
antara basis dengan dentin secara kimiawi.
Pada penelitian ini diduga terbentuk smear
plug pada dentin spesimen sehingga
menyebabkan terjadinya adhesi secara kimia
yang sama pada basis GIC Conventional dan
RMGIC dengan dentin. Adhesi yang sama ini
a b menyebabkan kebocoran mikro yang terjadi
Gambar 3 Hasil pengamatan kebocoran mikro antara kedua basis tersebut tidak berbeda
pada spesimen melalui secara signifikan.
stereomikroskop. Spesimen yang Kebocoran mikro pada kedua basis
mengalami kebocoran mikro berdasarkan hasil pengukuran melalui
ditandai dengan terbentuknya garis pengamatan dengan stereomikroskop diketahui
biru di antara restorasi dan gigi (a);
bahwa terdapat perbedaan rerata skor
Spesimen yang tidak mengalami
kebocoran mikro, tidak ada garis
kebocoran mikro antara basis GIC
biru di antara restorasi dan gigi (b). Conventional dan basis RMGIC. Rerata skor
kebocoran mikro basis GIC Conventional
Kebocoran Mikro pada Basis GIC lebih tinggi daripada rerata skor kebocoran
Conventional dan RMGIC mikro basis RMGIC (Tabel 1). Hal ini diduga
Hasil uji statistik non parametrik Mann terjadi karena sifat GIC Conventional yang
Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan lebih sensitif terhadap air dibandingkan
kebocoran mikro yang bermakna antara basis RMGIC. Pada penelitian ini ditemukan
GIC Conventional dan RMGIC dengan p > kebocoran mikro yang melibatkan basis GIC
0,05 (Tabel 1). Perbedaan rerata skor Conventional yaitu pada spesimen nomor A2
kebocoran mikro yang tidak bermakna tersebut dan A6 (Gambar 3).
diduga karena basis GIC Conventional dengan
basis RMGIC memiliki komposisi dasar yang

615
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

Berbeda dengan GIC Conventional,


pada RMGIC ditambahkan resin yaitu HEMA
(Hydroxyethyl Methacrylate) sebesar 15-20%
untuk mengurangi sensitivitas air saat proses
pengerasan RMGIC.17,19 Adanya HEMA pada
RMGIC menghasilkan efek payung sehingga
dapat melindungi semen dari kehilangan air
a b atau kelebihan air.11 Oleh karena itu, efek
Gambar 4 Spesimen yang mengalami kebocoran cracking karena kekurangan air saat
mikro pada basis GIC Conventional. pemberian etsa pada RMGIC tidak terjadi
Spesimen A2 (a) dan Spesimen A6 (b) sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro
pada RMGIC.
Kebocoran mikro pada spesimen Selain untuk mengurangi sensitivitas air,
tersebut diduga terjadi karena ikatan antara HEMA pada RMGIC juga berperan dalam
GIC Conventional dan dentin yang lemah. adhesi dengan dentin. Ikatan yang terbentuk
Lemahnya ikatan ini diduga karena adanya antara RMGIC dengan dentin tidak hanya
pengaruh penggunaan etsa pada GIC secara kimiawi, tetapi juga secara
20
Conventional yang dilakukan ketika initial mikromekanik. Ikatan mikromekanik diduga
setting dari GIC Conventional (7 menit) pada terjadi karena terbentuknya resin tag pada
saat akan dilakukan penumpatan resin tubulus dentin akibat penetrasi HEMA yang
komposit nanofiller. Pemberian etsa pada GIC bersifat hidrofilik ke dalam tubulus dentin. Hal
Conventional ini pada dasarnya bertujuan ini sesuai dengan penelitian Mauro et al yang
untuk membentuk mikroporositas yang dapat menyebutkan bahwa terjadi ikatan secara
meningkatkan ikatan mikromekanik antara mikromekanik dan interaksi ion antara RMGIC
resin komposit nanofiller dengan GIC dengan dentin sehingga bond strength pada
Conventional pada teknik sandwich. Hal ini RMGIC terhadap dentin lebih baik.17 Ikatan
sebenarnya akan mengganggu proses yang baik ini diduga dapat membantu
pengerasan GIC Conventional, melemahkan mengurangi kebocoran mikro antara RMGIC
ikatan antara GIC Conventional dan dentin dengan dentin.
serta dapat meningkatkan terjadinya kebocoran
mikro.18 Kebocoran Mikro pada Teknik Sandwich
Ikatan antara GIC Conventional dan gigi Resin Komposit Nanofiller dengan basis
terjadi secara kimiawi. Ikatan kimia tersebut GIC Conventional dan RMGIC
yaitu ikatan ionik yang terjadi antara ion Penggunaan basis GIC Conventional
karboksil (COO-) dari asam pada semen dan RMGIC pada teknik sandwich dapat
dengan kalsium (Ca2+) pada email dan dentin. mengurangi kebocoran mikro yang terjadi
Pertukaran ion ini terjadi selama 24 jam pada resin komposit nanofiller. Berdasarkan
sampai GIC Conventional mengeras hasil pengamatan dengan stereomikroskop
sempurna. Jika etsa (asam fosfat) diberikan didapatkan perbedaan rerata kebocoran mikro
sebelum 24 jam (7 menit), maka ion H+ dari resin komposit nanofiller dengan basis GIC
asam fosfat akan mengganggu ikatan antara Conventional dan basis RMGIC. Resin
COO- dengan Ca2+ pada gigi. Terganggunya komposit nanofiller dengan basis GIC
ikatan ini dapat melemahkan daya adhesif dari Conventional (Kelompok A) lebih tinggi rerata
GIC Conventional dengan gigi sehingga dapat kebocoran mikronya dibandingkan resin
meningkatkan terjadinya kebocoran mikro.18 komposit nanofiller dengan basis RMGIC
Selain itu, ion H+ dari etsa juga dapat (Kelompok B). Akan tetapi, berdasarkan hasil
mengganggu proses pengerasan pada GIC uji statistik menunjukkan perbedaan yang
Conventional karena rusaknya ikatan silang tidak bermakna antara kedua kelompok
antara COO- dengan ion Ca2+ dan Al3+ di (Gambar 5). Hal ini dikarenakan komposisi
dalam GIC Conventional itu sendiri sehingga dan sifat yang dimiliki kedua basis dapat
GIC Coventional belum mengeras sempurna berinteraksi dengan baik dengan struktur
saat penumpatan resin komposit nanofiller dentin seperti yang telah dijelaskan
yang dapat meningkatkan terjadinya sebelumnya.
kebocoran mikro.17,18

616
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

dengan resin komposit nanofiller. Hal ini


p = 0,473 diduga dapat mengurangi intensitas cahaya
0,6 yang diterima oleh resin komposit nanofiller
0,6 sehingga polimerisasi yang terjadi tidak
Kelompok A (GIC optimal. Polimerisasi yang tidak optimal
Conventional dan
0,4 0,3
Nanofiller) mengakibatkan terbentuknya celah di antara
gigi dan resin komposit sehingga
0,2 Kelompok B
(RMGIC dan meningkatkan terjadinya kebocoran mikro.
0 Nanofiller) Selain jarak cahaya, jenis sumber
Rerata Skor cahaya juga dapat mempengaruhi intensitas
Kebocoran Mikro cahaya yang dihasilkan. Pada penelitian ini,
sumber cahaya yang digunakan adalah halogen
Gambar 5 Perbandingan Kebocoran Mikro curing light. Menurut Fitriyani dan Herda,
antara Kelompok A dan Kelompok B halogen memiliki kelemahan yaitu panas yang
dihasilkan menyebabkan degradasi komponen
Berdasarkan hasil pengamatan dengan sumber cahaya terhadap waktu sehingga waktu
stereomikroskop, kebocoran mikro yang hidup efektifnya terbatas, sekitar 50 jam. Hal
terjadi pada penelitian ini terjadi pada resin ini dapat mempengaruhi efektifitas sumber
komposit nanofiller. Semua spesimen yang cahaya yang akan menghasilkan sifat fisik dan
mengalami kebocoran mikro terjadi penetrasi mekanik yang rendah dan meningkatkan
warna pada dinding aksial antara resin resiko kegagalan restorasi lebih awal.
komposit nanofiller dengan permukaan gigi. Polimerisasi yang tidak sempurna tersebut
Hal ini diduga karena terjadinya shrinkage dapat menurunkan sifat fisik dan mekanik
polimerisasi dari resin komposit nanofiller. material sehingga meningkatkan terjadinya
Resin komposit nanofiller dapat mengalami kebocoran mikro di antara gigi dan resin
shrinkage polimerisasi sebesar 1,4-1,6%.21,22 komposit nanofiller pada penelitian ini.23,24
Sebagaimana pada penelitian yang dilakukan
oleh Hamouda dkk. menunjukkan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
masih terdapat kebocoran mikro pada resin Kesimpulan
komposit nanofiller bahkan tidak ada Terdapat perbedaan yang tidak
perbedaan kebocoran mikro yang signifikan bermakna antara kebocoran mikro pada teknik
antara resin komposit nanofiller dengan resin sandwich resin komposit nanofiller dengan
komposit hibrida.6 basis GIC Conventional dan teknik sandwich
Selain karena shrinkage polimerisasi, resin komposit nanofiller dengan basis
intensitas cahaya juga dapat mempengaruhi RMGIC, meskipun teknik sandwich dengan
terjadinya kebocoran mikro pada resin basis RMGIC memiliki rerata skor kebocoran
komposit nanofiller. Intensitas cahaya yang mikro yang lebih rendah daripada teknik
kurang optimal dapat mengurangi kualitas sandwich dengan basis GIC Conventional.
polimerisasi resin komposit sehingga
meningkatkan terjadinya kebocoran mikro. Saran
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Adanya keterbatasan dalam penelitian ini,
intensitas cahaya yaitu jarak sumber cahaya diharapkan dapat memicu peneliti lainnya
dengan resin komposit.19 Penelitian Diansari untuk mengembangkan penelitian ini.
menyebutkan bahwa cahaya harus berada Beberapa hal yang dapat dikembangkan dari
sedekat mungkin dengan resin komposit, penelitian ini seperti:
namun tidak menyentuh resin komposit 1. Penelitian lanjutan mengenai adaptasi
sehingga intensitas cahaya dapat optimal dan interfasial dan kebocoran mikro antara
polimerisasi resin komposit yang baik dapat GIC Conventional dan/atau RMGIC
terjadi.4 Pada penelitian ini, jarak cahaya yang dengan resin komposit nanofiller atau
sedekat mungkin dengan resin komposit dengan dentin melalui pengamatan SEM
nanofiller sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan (Scanning Electron Microscopy).
ujung light curing terhalang oleh cusp gigi 2. Penelitian lanjutan mengenai pengaruh
premolar yang tingginya sekitar 1-2 mm dari bahan adhesif terhadap ikatan antara GIC
permukaan resin komposit nanofiller sehingga Conventional dan/atau RMGIC dengan
cahaya tidak dapat berada sedekat mungkin resin komposit.

617
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

DAFTAR PUSTAKA 13. Upadhyay S, Rao S. Nanoionomer:


1. Andrade AKM, Duarte RM, Silva Evaluation of Microleakage. Journal of
FDSCM, Batista AUD, Lima KC, Montes Indian Society of Pedodontics and
MAJR. Clinical Trial With Nanoparticle Preventive Dentistry 2011; 29(1): 20-24
Composite in Posterior Teeth: A 14. Khadhim AJ. An In Vitro Comparative
Systematic Literature Review. Braz J Evaluation of Microleakage in Open
Oral Sci 2009; 8: 114-118 Sandwich Technique in Class V
2. Schirrmeister, Jorg F, Huber K, Hellwig Restoration (A Dye Penetration Study). J
E, Hahn P. Four Year Evaluation of Resin Bagh College Dentistry 2011; 23: 1-4
Composite Including Nanofillers in 15. Loguercio AD, Reis A, Mazzocco KC,
Posterior Cavities. J Adhes Dent 2009; Dias AL, Busato ALS, Singer JM, Rosa
11: 399-404 P. Microleakage in Class II Composite
3. Claus PE, Brandenbusch M, Meyer G, Resin Restorations: Total Bonding and
Canbek K, Gottschalk F, Willershausen Open Sandwich Technique. J Adhes Dent
B. Two Year Clinical Performance of a 2002;4 :137-144
Nanofiller vs a Fine Particle Hybrid Resin 16. Mattei FP, Prates LHM, Chain MC. Class
Composite. Clin Oral Invest 2006;10: I and Class V Composite Restorations:
119-125 Influence of Light-Curing Techniques on
4. Diansari V. Studi Kebocoran Mikro pada Microleakage. Rev Odonto Ciênc 2009;
Restorasi Komposit Resin dengan 24(3) : 299-304
Berbagai Sistem Adhesif dan Jarak 17. Mauro SJ, Sunfeld RH, Bedran RAKB,
Sumber Sinar (Tesis). Jakarta: Universitas Fraga BALF. Bond Strength of Resin-
Indonesia; 2008 Modified Glass Ionomer to Dentin: The
5. Gupta KV, Verma P, Trivedi A. Effect of Dentin Surface Treatment. J
Evaluation of Microleakage of Various Minim Interv Dent 2009; 2(1): 45-53
Restorative Materials: An in Vitro Study. 18. Bona AD, Pinzetta C, Rosa V. Effect of
J Life Sci 2011; 3(1): 29-33 Acid Etching of Glass Ionomer Cement
6. Hamouda IM. Elkader HA. Badawi MF. Surface on The Microleakage of
Microleakage of Nanofilled Composite Sandwich Restoration. J Appl Oral Sci
Resin Restorative Material. JBNB 2011; 2007; 15(3) :230-234
2: 329-334 19. Albers HF. Tooth Colored Restoratives
7. Alex G. Adhesive Consideration in The Principles and Techniques 9yh ed.
Placement of Direct Composite London; BC Decker 2002: 56-67
Restoration. Functional Esthetics and 20. Tyas MJ. Milestones in Adhesion: Glass-
Restorative Dentistry 2009;1: 19-25 Ionomer Cements. J Adhes Dent 2003; 5:
8. Simi B, Suprabha BS. Evaluation of 259-266
Microleakage in Posterior Nanocomposite 21. Kaur P, Luthra R, Puneet.
Restoration With Adhesive Liners. Nanocomposite-A Step Towards
Journal of Conservative Dentistry 2011; Improved Restorative Dentistry. Indian
14(2): 178-181 Journal of Dental Science 2011; 3: 28-30
9. Dharsono HAD. Restorasi Resin Komposit 22. Braga RR, Ballester RY, Ferracane JL.
dengan Teknik Laminasi. Bandung: Factor Involved in Development of
Universitas Padjajaran; 2007: 1-8 Polymerization Shrinkage Stress in Resin-
10. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Composite: A Systematic Review. Elsevier
Restoration of Tooth Structure 2nd ed. Dental Material 2005; 21: 962-970
Australia: Quintessence 2005: 193-196 23. Fitriyani S, Herda E. Perkembangan
11. Mount GJ. An Atlas of Glass-Ionomer Sumber Cahaya dalam Bidang
Cements A Clinician’s Guide 2nd ed. Kedokteran Gigi. Dentika Dental Journal
London; Martin Dunitz 1994: 1-5, 76-77 2008; 13(1): 98-101
12. Masih et al. Comparative Evaluation of 24. Mills RW, Jandt KD, Ashworth SH.
The Microleakage of Two Modified Glass Dental Composite Depth of Cure with
Ionomer Cement on Primary Molar. An Halogen and Blue Light Emmitting Diode
In Vitro Study. Journal of Indian Society Technology. British Dental Journal 1999;
of Pedodontics and Preventive Dentistry 186(8): 388-391.
2011; 29(2): 135-139

618

Вам также может понравиться