Вы находитесь на странице: 1из 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari berbagai cabang ilmu tumbuan yang sekarang telah berdiri sendiri

adalah Morfologi Tumbuan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan

susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat berkembangnya hingga


dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja (morphology in sensu stricto

= dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan

(Tjitrosoepomo, 2011; 1).

Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk

dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah

fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga

berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan rubuh yang demikian tadi.

Selain dari itu morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan

mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang

beraneka ragam itu (Tjitrosoepomo, 2011; 2).

Tumbuhan memiliki tiga bagian penting yaitu Akar, Batang, dan Daun.

Kedudukan batang pada tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada manusia

dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan. Batang

mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan zat-zat hara dari akar ke

daun dan sebaliknya (Rosanti, 2005; 56).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada pada percobaan ini akan diamati

ciri-ciri dan fungsi dari beberapa macam batang tumbuhan.


B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami struktur morfologi batang pada tumbuhan

2. Tujuan Percobaan

Mengenal dan mengamati macam-macam morfologi batang, sifat batang,

bentuk batang dan modifikasinya.

C. Prinsip Percobaan

Penentuan struktur morfologi batang, sifat batang, bentuk batang, dan

modifikasi batang dari anggur (Vitis vinifera caulis), bambu (Bambusa SP. caulis),

Bandotan (Ageratum conyzoides caulis), bayam duri (Amaranthus spinosus caulis),

jambu biji (Psidium guajava caulis), kacang tanah (Arachis hipogea caulis), kaktus

(Opuntia vulgaris caulis), kamboja (Plumeria acuminate caulis), kol (Brassica

oleracea caulis), labu (Cucurbita moschata caulis), markisa (Passiflora foetida

caulis), padi (Oryza sativa caulis), pare (Momordica charantica caulis), patikan kebo

(Euphorbia hirta caulis), rumput belulang (Eulisine indica caulis), serai

(Cymbopogon citrates caulis), sirih (Piper betle caulis), ubi jalar (Ipomoema batatas

caulis), vanili (Vanilla planifolia caulis), zebrakraut (Zebrina pendula caulis) dengan

cara batang sampel dipotong secara melintang kemudian diamati struktur

morfologinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Dan

mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat

disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2011; 76).


Batang pada umumnya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat

padanya. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah mendukung daun sehingga berada

dalam keadaan yang sesuai untuk berfotosintesis dan berlaku sebagai jalur

translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik-titik tumbuh, dan bahan

organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian dari tubuh.

Disamping itu batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk

keperluan tugas khusus seperti menimbun cadagan makanan untuk, berfotosintesis

dan sebagainya (Hidayat, 1995; 58).

Pada umumnya batang mempunyai sifat berbentuk panjang bulat seperti

silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, terdiri atas ruas-ruas yang mesing-

masing dibatasi oleh buku-buku, tumbuhnya bbiasanya ke atas, selalu bertambah

panjang di ujungnya, mengadakan percabangan, umumnya tidak bewarna hijau

(Rosanti, 2005; 43).

Batang adalah organ yang terdiri dari sistem nodus yang berselang-seling,

titik tempat daun melekat, dan internodus, segmen batang antara nodus-nodus. Pada

sudut teratas ( aksil ) yang terbentuk oleh setiap daun dan batang terdapat kuncup

aksilaris, struktur yang dapat membentuk tunas lateral, biasa disebut cabang.

Sebagian besar kuncup aksilaris suatu tunas muda bersifat dorman (tidak
bertumbuh). Dengan demikian, pemanjangan tunas muda biasanya terkonsentrasi di

dekat ujung tunas, yang terdiri dari kuncup apikal, atau kuncup terminal, dengan

dedaunan yang berkembang dan serangkaian nodus dan internodus yang tersusun

rapat. Kedekatan kuncup aksilaris dengan kuncup apikal merupakan sebagian

penyebab dormansi kuncup aksilaris. Penghambatan kuncup aksilaris oleh kuncup

apikal disebut dominansi apikal. Dengan memusatkan sumber daya pada

pemanjangan tunas, adaptasi evolusioner dari dominansi apikal meningkatkan

paparan tumbuhan terhadap cahaya. Jika seekor hewan memakan pucuk tunas, atau

jika bagian samping tumbuhan memperoleh lebih banyak cahaya kerana bagian

pucuk ternaungi, maka dormansi kuncup aksilaris akan berakhir, dengan kata lain,

mereka mlai tumbuh. Kuncup aksilaris yang tumbuh memunculkan tunas lateral,

lengkap dengan kuncup apikal, daun, dan kuncup aksilarisnya sendiri (Campbell,

2008; 318).

Batang dapat dibedakan seperti berikut (Tjitrosoepomo, 2011; 78) :

1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair.

2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena

sebagian besar terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon-pohon dan semak-semak

pada umumnya.

3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-

ruas yang nyata dan seringkali berongga.

4. Batang mendong (calamus), yaitu batang seperti batang rumput, tetapi

mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang.

Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah

bentuk batang pada penampang melintangnya, ini dapat dibedakan bermacam-


macam bentuk batang, antara lain yaitu bulat (teres), bersegi (angularis), segitiga

(triangularis), segiempat (quadrangularis), filoklaida (phyllocladium), kladoida

(cladodium). Dilihat permukaannya, batang tumbuhan-tumbuhan juga

memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan

batang yaitu licin (laevis), berusuk (costacus), beralur (sulcatus), bersayap (alatus),

berambut (pilosus), berduri (spinosus), memperlihatkan bekas-bekas daun,

memperlihatkan banyak lentisel (Hariana, 2006, 89).

Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah

cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan

variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhan

(Tjitrosoepomo, 2011; 81-82):

1. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas.

2. Menggantung (dependens), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-

tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang.

3. Berbaring (humifusus), jika batang trletak pada permukaan tanah, hanya

ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas.

4. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring, tetapi dari buku-

bukunya kelaur akar-akar.

5. Serong ke atas (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi

bagian lainnya lalu membelok ke atas.

6. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan

menggunakan penunjang.

7. Membelit (volubilis), batangnya naik sendiri dengan melilit penunjangnya.


B. Uraian Sampel

1. Anggur (Sudarsono. 2005: 8)

a. klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rhamnales

Family : Vitaceae

Genus : Vitis

Species : Vitis vinifera

b. Morfologi

Anggur merupakan tumbuhan dengan morfologi berbatang jelas (plania

caulis), bentuk penampang melintang batang bulat (teres), permukaan batang berbulu

(pilosus), arah tumbuh batang memanjat, pola percabangan simpodial, dan lama

hidupnya termasuk semusim (annual) ( Tjitrosoepomo, 2013; 74-83 ).

2. Bambu (Sudarsono, 2005; 19)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales
Family : Poaceae

Genus : Bambusa

Species : Bambusa sp

b. Morfologi

Bambu memiliki morfologi berbatang jelas (Planta acaulis), sifat batangnya

berkayu (lignonus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres), permukaan

batang licin (laevis), pola percabangan dikotom (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

3. Bandotan (Sudarsono, 2005; 21)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Family : Asteraceae

Genus : Ageratum

Species : Ageratum conyzoides

b. Morfologi

Bandotan memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batang

basah (herbaceous), bentuk penampang melintang bulat (teres), permukaan batang

berambut (pilosus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patent) (Tjitrosoepomo,

2013; 74-83).

4. Bayam Duri (Sudarsono, 2005; 25)

a. Klasifikasi
Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Caryophyllales

Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Species : Amaranthus spinosus

b. Morfologi

Bayam duri memiliki morfologi tumbuhan berbatang jelas (planta acaulis),

sifat batang basah (herbaceus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

permukaan batang berduri (spinosus), pola percabangan batang dikotom, arah

percabangan condong ke atas (patent) (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

5. Jambu Biji (Arief. 2015: 57)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myratales

Family : Myrtaceae

Genus : Psidium

Species : Psidium guajava


b. morfologi

Jambu bji mempunyai morfologi berbatang jelas (planta acaulis), sifat

batangnya berkayu (lignonus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

Permukaan batang keadaan lain seperti lepasnya kerak, pola percabangan batang

yaitu dikotom, arah tumbuh cabang condong ke atas (patent) (Tjitrosoepomo, 2013;

74-83).

6. Kacang Tanah (Vyan, 2009; 7)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Leguminales

Family : Papilionaceae

Genus : Arachis

Species : Arachis hipogea

b. Morfologi

Tanaman kacang tanah memiliki batang yang kerdil dan berbuku-buku. Pada

mulanya batang tanaman kacang tanah tumbuh tunggal, namun selanjutnya akan

tumbuh cabang-cabang. Secara umum, tanaman kacang tanah tumbuh tinggi sekitar

30-50 cm, namun bisa lebih tinggi lagi sesuai dengan jenis kacang tersebut

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).


7. Kaktus (Sudarsono. 2005: 60)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Cactales

Family : Cactaceae

Genus : Opuntia

Species : Opuntia vulgaris

b. Morfologi

Kaktus memiliki morfologi berbatang jelas (planta acaulis), berbatang basah

(herbaceous), bentuk penampang melintang setengah bulat (semitris), permukaan

batang berduri (spinotus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patent)

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

8. Kamboja (Arief, 2015; 75)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Gentianales

Family : Apocynaceae
Genus : Plumeria

Species : Plumeria acuminate

b. Morfologi

Kamboja memiliki morfologi berbatang jelas (planta acaulis), sifat batangnya

berkayu (lignosus), bentuk penampang melintang bulat (teres), pola percabangan

dikotom, arah tumbuh cabang condong ke atas (patent) (Tjitrosoepomo, 2013; 74-

83).

9. Kol (Sudarsono, 2005; 65)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Papavorales

Family : Cruciferae

Genus : Brassica

Species : Brassica oleracea

b. Morfologi

Kol memiliki morfologi tak berbatang, bentuk penampang melintang batang

bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), percabangan batang simpodial, arah

tumbuh cabang tegak (fastigiatus) (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

10. Labu (Arief, 2015; 82)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Cucurbitales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Cucurbita

Species : Cucurbita moschata

b. Morfologi

Labu merupakan batang jelas terlihat (planta caulis), sifat batangnya basah

(herbaceus), bentuk penampang melintang batang segilima (pentangularis),

permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan batang dikotom

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

11. Markisa (Arief, 2015; 89)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Violales

Family : Passifloraceae

Genus : Passiflora

Species : Passiflora foetida


b. morfologi

Markisa memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batang

basah (herbaceous), bentuk penampang melintang bulat (teres), permukaan batang

berambut (pilosus), pola percabangan batang dikotom (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

12. Padi (Sudarsono, 2005; 103)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Family : Graminae

Genus : Oryza

Species : Oryza sativa

b. Morfologi

Padi memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), dan sifat batangnya

merupakan batang rumput (calmus), yakni batang-batangnya tidak keras, dan

mempunyai ruas-ruas nyata yang berongga. Bentuk penampang melintang batang

padi bulat (teres) (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

13. Pare (Sudarsono. 2005: 109)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Cucurbitales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Species : Momordica charantia

b. Morfologi

Pare memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batangnya

basah (herbaceus), bentuk penampang melintang segilima (pentangularis),

permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan batang dikotom

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

14. Patikan Kebo ( Sudarsono, 2005; 112)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Species : Euphorbia hirta

b. Morfologi

Patikan kebo memiliki morfologi batang jelas terlihat (planta caulis), sifat

batangnya rumput (calmus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),


permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan dikotom (Tjitrosoepomo,

2013; 74-83).

15. Rumput Belulang (Arief, 2015; 127)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Graminales

Family : Graminaceae

Genus : Eulisine

Species : Eulisine indica

b. Morfologi

Rumput belulang memiliki morfologi batang jelas terlihat (planta caulis),

sifat batangnya batang rumput (calmus), bentuk penampang melintang batang bulat

(teres), permukaan batang licin (laevis), pola percabangan batang dikotom

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

16. Serai (Arief, 2015; 130)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Poales
Family : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon citratus

b. Morfologi

Serai memiliki morfologi batang jelas (planta caulis), sifat batang serai

batang rumput (calmus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

permukaan batang beralur (gulgatus), pola percabangan batang dikotom

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

17. Sirih (Arief, 2015; 135)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper betle

b. Morfologi

Sirih memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batang berkayu

(Lignous), bentuk penampang melintang bulat (teres), permukaan batang licin

(laevis), pola percabangan simpodial (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).


18. Ubi Jalar (Sudarsono, 2005; 131)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Convolvulales

Family : Convolvulaceae

Genus : Ipomoema

Species : Ipomoema batatas

b. Morfologi

Ubi jalar memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batangnya

basah (herbaceus), bentuk penampang melintang batang bersegi (angularis),

memiliki permukaan batang yang memperlihatkan berkas-berkas daun, pola

percabangan dikotom (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

19. Vanili (Arief, 2015; 146)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Orchidales

Family : Orchidaceae

Genus : Vanilla
Species : Vanilla planifolia

b. Morfologi

Vanili memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batangnya

basah (herbaceus), bentuk penampang melintang bulat (teres), dilihat dari

permukaannya batang vanili bersifat licin (laevis), pola percabangan dikotom

(Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).

20. Zebrakraut (Sudarsono, 2005; 149)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Commolinales

Family : Commolinaceae

Genus : Zebrina

Species : Zebrina pendula

b. Morfologi

Zebrakraut memiliki morfologi berbatang jelas (planta cailis), sifat batangnya

basah (herbaceus), bentuk penampang melintang bulat (teres), pola percabangan

dikotom (Tjitrosoepomo, 2013; 74-83).


BAB III

METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah Bolpoin (Standard®), Pensil warna

(Faber Castle®), Silet (Gilette®).


2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yakni anggur (Vitis vinifera caulis), bambu

(Bambusa SP. caulis), Bandotan (Ageratum conyzoides caulis), bayam duri

(Amaranthus spinosus caulis), jambu biji (Psidium guajava caulis), kacang tanah

(Arachis hipogea caulis), kaktus (Opuntia vulgaris caulis), kamboja (Plumeria

acuminate caulis), kol (Brassica oleracea caulis), labu (Cucurbita moschata caulis),

markisa (Passiflora foetida caulis), padi (Oryza sativa caulis), pare (Momordica

charantica caulis), patikan kebo (Euphorbia hirta caulis), rumput belulang (Eulisine

indica caulis), serai (Cymbopogon citrates caulis), sirih (Piper betle caulis), ubi jalar

(Ipomoema batatas caulis), vanili (Vanilla planifolia caulis), zebrakraut (Zebrina

pendula caulis).

B. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dipotong melintang batang sampel dengan menggunakan silet

3. Diamati dan diidentifikasi bagian morfologi batang

4. Digambar dan diberi keterangan

5. Dideskripsikan morfologi batang


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Nama Gambar Keterangan

Sampel

Anggur Tanaman anggur memiliki

(Vitis batang beruas-beruas atau

vinifera) berbuku, berkayu dengan

bentuk batang yang bulat

berwarna kehijauan hingga

kecolatan.

Bambu batang bambu mempunyai

(Bambusa bentuk silinder memanjang dan

sp) terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi

tanaman ini sekitar 0,3-30 m,

dan diameter batangnya kira-

kira 0,25-25 cm.

Bandotan Batang tumbuhan bandotan

(Ageratum berbentuk bulat dan berambut

conyzoides) panjang, jika batang menyentuh

tanah akan mengeluarkan akar.


Nama Gambar Keterangan

Sampel

Kaktus Bentuk batang kaktus

(Opuntia umumnya bulat, silindris

vulgaris) dan tampak seperti tiang.

Ukurannya bervariasi, ada

yang pendek sampai lebih

dari 20 m.

Kamboja Kamboja memiliki batang

(Plumeria yang berkayu, keras,

acuminate) tinggi, bulat, yang

tingginya mencapai 6 m.

Kol (Brassica Batang tanaman kol

oleracea) tumbuh tegak dan pendek .

batangnya berwarna hijau,

tebal, dan lunak namun

cukup kuat.
Nama Gambar Keterangan

Sampel

Labu Batang tanaman labu

(Cucurbita berbentuk melingkar

moschata) seperti spiral. Batangnya

memiliki warna hijau muda

dan mempunyai bulu-bulu

halus serta berakar lekat.

Markisa Batang markisa berukuran

(Passiflora kecil, langsing, berbentuk

foetida) persegi, semu, lunak, halus,

dan berwarna hijau

kecoklatan.

Padi (Oryza Batang tanaman padi

sativa) terdiri dari beberapa ruas-

ruas.
Nama Gambar Keterangan

Sampel

Bayam Duri batang tanaman bayam duri

(Amaranthus ini kecil, lunak, dan berair.

spinosus) Batangnya berwarna merah

kecoklatan. Yang menjadi

ciri khas dari tanaman ini

adalah adanya duri yang

terdapat pada pangkal

batang.

Jambu Biji Memiliki batang yang

(Psidium bawahnya lebih besar dan

guajava) akan semakin mengecil.

Bentuk cabang pada jambu

biji yaitu berkayu dan

permukaannya licin dan

terlihat lepasnya kerak.


Kacang tanah Tanaman kacang tanah

(Arachis memiliki batang yang

hipogea) kerdil dan berbuku-buku

dengan tinggi sekitar 30-50

cm.

Petikan Kebo Batang petikan kebo

(Euphorbia memiliki ruas-ruas,

hirta) berbentuk bulat silinder,

memiliki bulu-bulu halus

diseluruh permukaannya,

serta batangnya berwarna

ungu.

Rumput Batang rumput belulang

Belulang membentuk rumpun yang

(Eulisine kokoh dengan perakaran

indica) yang lebat.


Nama Gambar Keterangan

Sampel

Serai Batang tanaman sereh

(Cymbopogo bergerombol dan berumbi

n citratus) serta lunak dan berongga.

Tanaman sereh memiliki

batang yang berwarna

putih.

Sirih (Piper tanaman sirih adalah

betle) tanaman yang tumbuh

memanjat atau merambat

dengan tinggi tanaman 5-

15 cm. batang tanaman

sirih berbentuk bulat,

bersulur, dan beruas

dengan jarak antar buku 5-


10 cm.
Ubi Jalar Batang tanaman ubi jalar

(Ipomoema berbentuk bulat, tidak

batatas) berkayu, berbuku-buku dan

tumbuh dengan merambat.

Panjang batang tanaman ini

sekitar 2-3 m, serta

memiliki warna batang

hijau tua dan ada juga yang

berwarna keunguan.

Vanili (Vanilla Batang vanili berbentuk bulat

planifolia) yang beruas-ruas dan berbuku-

buku dengan panjang ruas 5-15

cm. batang vanili gemuk,

bersifat sukulen, agak lunak dan

batangnya berwarna hijau.

Zebrakraut Zebrakraut memiliki morfologi

(Zebrina berbatang jelas (planta cailis),

pendula) sifat batangnya basah

(herbaceus), bentuk penampang

melintang bulat (teres), pola

percabangan dikotom.
B. Pembahasan

Batang pada umumnya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat

padanya. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah mendukung daun sehingga berada

dalam keadaan yang sesuai untuk berfotosintesis dan berlaku sebagai jalur

translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik-titik tumbuh, dan bahan

organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian dari tubuh.

Disamping itu batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk

keperluan tugas khusus seperti menimbun cadagan makanan untuk, berfotosintesis

dan sebagainya (Hidayat, 1995; 58).

Adapun alasan perlakuan sampel dipotong secara melintang adalah agar

struktur morfologi dari batang dapat diamati dengan jelas bagian-bagiannya.

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah Anggur (Vitis

vinifera) dikenal juga dengan nama Anggur (Melayu, Jawa, Sunda, Bugis), dan

Anggoro (Bone) memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan jantung, melindungi dari

radiasi, membantu pemulihan otot, sebagai sumber vitamin dan anti mikroba. Anggur

merupakan tumbuhan dengan morfologi berbatang jelas (plania caulis), bentuk

penampang melintang batang bulat (teres), permukaan batang berbulu (pilosus), arah

tumbuh batang memanjat, pola percabangan simpodial, dan lama hidupnya termasuk

semusim (annual)

Bambu (Bambusa sp) yang dikenal juga dengan nama Pring (Jawa), Aur

(Sumatra), Awo (Bugis), Swanggi (Papua), dan Aor Selat (Kalbar) memiliki khasiat

untuk menurunkan kolesterol darah, meringankan gejala asam urat, menunda

penuaan dini, meningkatkan kinerja hati dan mengobati asma. Bambu memiliki

morfologi berbatang jelas (Planta acaulis), sifat batangnya berkayu (lignonus),


bentuk penampang melintang batang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis),

pola percabangan dikotom.

Bandotan (Ageratum conyzoides) yang dikenal dengan nama Babandotan

(Sunda), Wedusan (Jawa), Rumput bulu (Dayak), dan Dus bedusan (Madura)

memiliki khasiat untuk mengobati bisul, mengatasi rematik, meredakan radang

telinga, mengobati luka berdarah, mengatasi sariawan. Bandotan memiliki morfologi

berbatang jelas (planta caulis), sifat batang basah (herbaceous), bentuk penampang

melintang bulat (teres), permukaan batang berambut (pilosus), arah tumbuh cabang

condong ke atas (patent).

Bayam duri (Amaranthus spinosus) yang dikenal dengan nama Bayam kerui

(Lampung), Senggang cucuk (Sunda), Baya (Ternate), Bayam kikihan (Bali), Bayam

eri (Jawa) memiliki khasiat mengatasi kencing tidak lancer, mengatasi demam,

mengatasi gangguan pernapasan, mempercepat produksi ASI, mengatasi anemia.

Bayam duri memiliki morfologi tumbuhan berbatang jelas (planta acaulis), sifat

batang basah (herbaceus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

permukaan batang berduri (spinosus), pola percabangan batang dikotom, arah

percabangan condong ke atas (patent).

Jambu biji (Psidium guajava) yang dikenal dengan namaGiawas (Papua),

Bender (Madura), Klutuk (Sunda), Tokal (Jawa), Glimeu beru (Gayo) memiliki

khasiat mengobati sembelit, menyehatkan tiroid, mengobati diare, mengobati

hipertensi, dan mengatasi diabetes. Jambu bji mempunyai morfologi berbatang jelas

(planta acaulis), sifat batangnya berkayu (lignonus), bentuk penampang melintang

batang bulat (teres), Permukaan batang keadaan lain seperti lepasnya kerak, pola

percabangan batang yaitu dikotom, arah tumbuh cabang condong ke atas (patent).
Kacang tanah (Arachis hipogea) yang dikenal dengan nama Kacang taneuh

(Sunda), Kacang jawa (Manado), Aneue kacang (Aceh), Otak cena (Madura), Bonci

(Ternate). Tanaman kacang tanah memiliki batang yang kerdil dan berbuku-buku.

Pada mulanya batang tanaman kacang tanah tumbuh tunggal, namun selanjutnya

akan tumbuh cabang-cabang. Secara umum, tanaman kacang tanah tumbuh tinggi

sekitar 30-50 cm, namun bisa lebih tinggi lagi sesuai dengan jenis kacang tersebut.

Kaktus (Opuntia vulgaris) yang dikenal dengan nama Kaktus (Jawa), Bunga

duri (Sumatra), Kaktusu (Bugis), Kalembola (Sunda) memiliki khasiat mengatasi

penuaan dini, mengobati diabetes, Sebagai penghalus kulit, dan mencegah jerawat.

Kaktus memiliki morfologi berbatang jelas (planta acaulis), berbatang basah

(herbaceous), bentuk penampang melintang setengah bulat (semitris), permukaan

batang berduri (spinotus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patent).

Kamboja (Plumeria acuminate) yang dikenal dengan nama Pandam

(Minangkabau), Semboja (Jawa), Kanioja (Sunda), Tintis (Minahasa) memiliki

khasiat sebagai antibiotik, mengobati sakit gigi, mengobati bisul, mengobati kaki

bengkak, mengobati gonorrhea. Kamboja memiliki morfologi berbatang jelas

(planta acaulis), sifat batangnya berkayu (lignosus), bentuk penampang melintang

bulat (teres), pola percabangan dikotom, arah tumbuh cabang condong ke atas

(patent).

Kol (Brassica oleracea) yang dikenal dengan nama Kolo (Enrekang), Kolu

(Bantaeng), Setilo (Lampung), Kul (Sumbawa) memiliki khasiat mencegah kanker,

menjaga kesehatan jantung, meredakan payudara bengkak, mengontrol tekanan

darah, baik untuk otak. Kol memiliki morfologi tak berbatang, bentuk penampang
melintang batang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), percabangan batang

simpodial, arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus).

Labu (Cucurbita moschata) yang dikenal dengan nama Waluh (Sunda), Labu

parang (Melayu), Watuh (Jawa Tengah), Pundu (Toraja) memiliki khasiat menjaga

kesehatan mata, sebagai anti radikal bebas, mencegah hipertensi, mengobati

sembelit, dan membantu pertumbuhan tulang. Labu merupakan batang jelas terlihat

(planta caulis), sifat batangnya basah (herbaceus), bentuk penampang melintang

batang segilima (pentangularis), permukaan batang berambut (pilosus), pola

percabangan batang dikotom.

Markisa (Passiflora foetida) yang dikenal dengan nama Markisa (Sunda),

Rubis (Palembang), Beitewa (Melayu), Marakisa (Toraja), Markisa (Jawa) memiliki

khasiat mencegah anemia, menjaga kesehatan sel tubuh, menyehatkan tulang,

mengobati penyakit ginjal, mengontrol tekanan darah. Markisa memiliki morfologi

berbatang jelas (planta caulis), sifat batang basah (herbaceous), bentuk penampang

melintang bulat (teres), permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan

batang dikotom.

Padi (Oryza sativa) yang dikenal dengan nama Pagri (Sumatra), Ase

(Makassar), Samasi (Maluku), Parai (Kalimantan), Pari (Jawa) memiliki khasiat

mengobati gangguan pencernaan, mengobati kesemutan, mengobati radang

payudara, mengobati rematik, dan mengobati keseleo. Padi memiliki morfologi

berbatang jelas (planta caulis), dan sifat batangnya merupakan batang rumput

(calmus), yakni batang-batangnya tidak keras, dan mempunyai ruas-ruas nyata yang

berongga. Bentuk penampang melintang batang padi bulat (teres).


Pare (Momordica charantica) yang dikenal dengan Paria (Enrekang), Pipareh

(Jawa), Pricu (Sumatera), Truwuk (Nusa Tenggara) memiliki khasiat mencegah

masalah kulit, anti penuaan, menjadikan rambut berkilau, anti ketombe, mengatasi

rambut berminyak. Pare memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat

batangnya basah (herbaceus), bentuk penampang melintang segilima

(pentangularis), permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan batang

dikotom.

Petikan Kebo (Euphorbia hirta) yang dikenal dengan Sosononga

(Halmehera), Isu gibi (Tidore), Gendong anak (Jakarta), daun biji kacang (Melayu)

memiliki khasiat bersifat sebagai deuretik untuk melancarkan saluran kemih,

mencegah peradangan, pereda batuk, menghilangkan gatal pada kulit, menghentikan

pendaharan. Petikan kebo memiliki morfologi batang jelas terlihat (planta caulis),

sifat batangnya rumput (calmus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

permukaan batang berambut (pilosus), pola percabangan dikotom.

Rumput belulang (Eleusine indica) yang dikenal dengan nama Reu

(Enrekang), Carulang (Sunda), Suket lulangan (Jawa), Serri (Bugis) yang memiliki

khasiat mengobati diare, mengobati masuk angin, mengobati kembung. Rumput

belulang memiliki morfologi batang jelas terlihat (planta caulis), sifat batangnya

batang rumput (calmus), bentuk penampang melintang batang bulat (teres),

permukaan batang licin (laevis), pola percabangan batang dikotom.

Serai (Cymbopogon citratus) yang dikenal dengan nama Serreh (Bone), Sereh

(Sumbawa), Sere (Jawa), Hisa (Maluku), Sange-sange (Sumatra) memiliki khasiat

mengatasi diabetes, anti kanker, mengatasi anemia, mengatasi masuk angin,

mengeluarkan racun dalam tubuh. Serai memiliki morfologi batang jelas (planta
caulis), sifat batang serai batang rumput (calmus), bentuk penampang melintang

batang bulat (teres), permukaan batang beralur (gulgatus), pola percabangan batang

dikotom.

Sirih (Piper betle), yang dikenal dengan nama Ita (Sumbawa), Ranub (Aceh),

Belo (Batak), Kahi (Bima), dan Sirih (Jawa) memiliki khasiat yakni mengobati asma,

mengobati radang tenggorokan, mengobati batuk, mengobati demam berdarah. Sirih

memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat batang berkayu (Lignous),

bentuk penampang melintang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis), pola

percabangan simpodial.

Ubi jalar (Ipomoea batatas), yang dikenal dengan nama Setilo (Lampung),

Uwi (Bima), Gadong (Aceh), Telo (Madura), Katila (Dayak) memiliki khasiat yakni

menurunkan tekanan darah, meningkatkan imunitas, mengatasi peradangan, menjaga

kesehatan mata, menyehatkan pencernaan. Ubi jalar memiliki morfologi berbatang

jelas (planta caulis), sifat batangnya basah (herbaceus), bentuk penampang

melintang batang bersegi (angularis), memiliki permukaan batang yang

memperlihatkan berkas-berkas daun, pola percabangan dikotom.

Vanili (Vanilla planifolia) yang dikenal dengan nama Panili (Sunda dan

Jawa), Panile (Enrekang) memiliki khasiat yakni sebagai anti inflamasi, sebagai

antioksidan alami, meredakan stress dan depresi serta melakukan perbaikan terhadap

sistem saraf. Vanili memiliki morfologi berbatang jelas (planta caulis), sifat

batangnya basah (herbaceus), bentuk penampang melintang bulat (teres), dilihat dari

permukaannya batang vanili bersifat licin (laevis), pola percabangan dikotom.

Zebrakraut (Zebrina pendula) yang dikenal dengan nama Rumput belang

(Melayu), Ginje (Jawa), dan Ki hujan (Sunda) memiliki khasiat yakni mengobati
disentri kronis, mengatasi batuk dan muntah darah, mengobati bisul, melancarkan

sekresi urin. Zebrakraut memiliki morfologi berbatang jelas (planta cailis), sifat

batangnya basah (herbaceus), bentuk penampang melintang bulat (teres), pola

percabangan dikotom.

Hubungan praktikum ini dengan ayat-ayat al-quran yaitu terdapat dalam urah

Thaha ayat 53:


‫ل الَّذِي‬ ََ ‫سلَكََ َم أهدًا أاْل َ أر‬
ََ َ‫ض لَ ُك َُم َجع‬ َ ً ‫سب‬
َ ‫ُل فِي َها لَ ُك أَم َو‬ ََ َ‫اء ِمنََ َوأ َ أنز‬
ُ ‫ل‬ َّ ‫بِ َِه فَأ َ أخ َرجأ نَا َما ًَء ال‬
َِ ‫س َم‬
‫ن أ َ أز َوا ًجا‬
َ‫شتَّىَ نَبَاتَ ِم أ‬ َ
Terjemahnya:

“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.” (Kementrian Agama RI. 2015; 314)

Penafsiran dari ayat di atas yaitu :

Dia (yang telah menjadikan bagi kalian) di antara sekian banyak makhluk-

Nya (bumi sebagai hamparan) tempat berpijak (dan Dia memudahkan)

mempermudah (bagi kalian di bumi itu jalan-jalan) tempat-tempat untuk berjalan

(dan Dia menurunkan dari langit air hujan) yakni merupakan hujan. Allah berfirman

menggambarkan apa yang telah disebutkan-Nya itu sebagai nikmat dari-Nya, kepada

Nabi Musa dan dianggap sebagai khithab untuk penduduk Mekah. (Maka Kami

tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis) bermacam-macam (tumbuh-

tumbuhan yang beraneka ragam). Lafal Syattaa ini menjadi kata sifat daripada lafal

Azwaajan, maksudnya, yang berbeda-beda warna dan rasa serta lain-lainnya. Lafal

syattaa ini adalah bentuk jamak dari lafal Syatiitun, wazannya sama dengan lafal
Mardhaa sebagai jamak dari lafal Mariidhun. Ia berasal dari kata kerja Syatta artinya

Tafarraqa atau berbeda-beda (Ibnu Katsir, 2002; 354).

Adapun hubungan ayat di atas dengan proses praktikum kali ini yaitu dimana

pada ayat diatas dijelaskan bahwa telah ditumbuhkan dari air hujan itu jenis-jenis

tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Sehingga ketika kita ingin membuat

suatu obat kita bisa menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan sesuai dengan

khasiat dari tumbuhan tersebut.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah batang

memiliki bentuk penampang yang beragam sebagai contoh pada praktikum Anggur

memiliki bentuk penampang melintang batang bulat (teres), bentuk penampang

melintang batang bambu bulat (teres), Bandotan memiliki bentuk penampang

melintang bulat (teres), Bayam duri memiliki bentuk penampang melintang batang

bulat (teres), Jambu bji mempunyai bentuk penampang melintang batang bulat

(teres), Kaktus memiliki bentuk penampang melintang setengah bulat (semitris),

Kamboja memiliki bentuk penampang melintang bulat (teres), Kol memiliki bentuk

penampang melintang batang bulat (teres), Labu memiliki bentuk penampang

melintang batang segilima (pentangularis), Markisa memiliki bentuk penampang

melintang bulat (teres), Padi memiliki Bentuk penampang melintang batang padi

bulat (teres), Pare memiliki bentuk penampang melintang segilima (pentangularis),

Petikan kebo memiliki bentuk penampang melintang batang bulat (teres), Rumput

belulang memiliki bentuk penampang melintang batang bulat (teres), Serai memiliki

bentuk penampang melintang batang bulat (teres), Sirih memiliki bentuk penampang

melintang bulat (teres), Ubi jalar memiliki bentuk penampang melintang batang

bersegi (angularis), Vanili memiliki bentuk penampang melintang bulat (teres),

Zebrakraut memiliki bentuk penampang melintang bulat (teres).


B. Kritik dan Saran

1. Untuk Laboratorium

Diharapkan agar fasilitas di dalam laboratorium lebih ditingkatkan lagi baik

dari kualitas alat yang digunakan maupun dari segi kuantitas agar praktikum yang

dilakukan hasilnya lebih maksimal.

2. Untuk Asisten

Diharapkan agar asisten laboratorium senantiasa mendampingi dan

membimbing praktikan agar kesalahan yang dilakukan oleh praktikan saat praktikum

dapat lebih diminimalisir.


KEPUSTAKAAN

Arief, H. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya. 2015

Arywina, Diah. Biologi 3. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. 2006

Campbell, Neil A. Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2008

Dalimartha, Setiawan. 36 Tumbuhan Obat. Jakarta: Trubus Agriwidya. 2009

Furqonita, Deswati. Seri IPA Biologi. Jakarta : Yudistira. 2007

Hariana, A. Atlas Tumbuhan Dunia. Bandung. Jakarta : Penebar Swadaya. 2006

Hidayat, Estiti B. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Proyek Pendidikan Tenaga Guru.


1995

Al - Jalalain. Buku Tafsir Jalalain Jilid 3. Jakarta : ELBA. 2010

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : 2015

Latief, Abdullah. Obat Tradisional. Jakarata: Buku Kedokteran. 2012

Mulyani, Sri. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kansius. 2006

Nisa, Intan. Ajaibnya Terapi Herbal. Bogor: Greenpress. 2012

Raharjo, Tendi. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. 2006

Rosanti. Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Trubus Agriwidya. 2006

Setiowati, Tetty. Biologi Interaktif. Jakarta : Azka Press. 2007

Sunarta, Neni. Ensiklopedia Tanaman Obat. Malang: Rumah Ide. 2013


Tjitrosoepomo, Gembong. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. 2013

Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. 2011

LAMPIRAN

SKEMA KERJA

Skema kerja morfologi batang


Siapkan alat dan bahan

Dipotong melintang batang menggunakan silet

Diamati dan diidentifikasi bagian morfologi batang

Dideskripsikan morfologi batang

Вам также может понравиться