Вы находитесь на странице: 1из 7

ISSN 2088 – 5369

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKELAT OLAHAN


BERBASIS KELOMPOKTANI DI KELURAHAN KAPALO KOTO
KOTA PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

AGROINDUSTRY DEVELOPMENT OF STRATEGY PROCESSED CHOCOLATE


FARMER GROUPS IN KAPALO KOTO VILLAGE PAYAKUMBUH CITY
WEST SUMATERA

Henita Astuti 1* dan Nofialdi 2


1
Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung
2
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas
*E-mail: henitaastuti@gmail.com

ABSTRACT

Cocoa is the agricultural product that has some characteristic are perishable, seasonal and diverse,
so need the processing of cocoa beans and have a higher sale value. Some important issues that
need to be addressed include the availability of raw materials, process of production, marketing
and supportly other aspect, so it is necessary to identify all these aspects, with resulted in a decision
that processed cocoa agroindustry based farmer groups in villages is Kapalo Koto can be
developed, after considering the result of several formulations subsystems needed include raw
matherials, operating (process of production), marketing and support, but need goverment support
to help by providing incentives, can be either capital to develop cocoa farming and processing on
the processed cocoa industry chocolate in Kapalo Koto villages, Payakumbuh City West Sumatera.
So as to sensure the sustainability of the availability of raw matherials for agroindustry production
process by optimizing the role and functions of farmer groups which in turn can improve the
welfare of the farmer members.
Keywords : agroindustry, development strategy, chocolate, farmer groups

ABSTRAK

Kakao adalah produk pertanian yang memiliki karakteristik mudah rusak, bersifat musiman dan
beragam, sehingga perlu dilakukan pengolahan biji kakao dan mempunyai nilai jual yang lebih
tinggi. Beberapa permasalahan dihadapi meliputi aspek ketersediaan bahan baku, proses produksi,
pemasaran dan aspek penunjang lainnya, sehingga perlu dilakukan identifikasi kesemua aspek yang
menghasilkan suatu keputusan bahwa agroindustri cokelat olahan berbasis kelompok tani dapat
dikembangkan setelah mempertimbangkan formulasi beberapa subsistem yang dibutuhkan antara
lain bahan baku, operasional (proses produksi), pemasaran dan penunjang namun perlu dukungan
pemerintah untuk membantu d e n g a n memberikan insentif dapat berupa bantuan modal untuk
mengembangkan usaha tani kakao maupun pengolahan pada agroindustri cokelat olahan Chokato
di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh Sumatera Barat
sehingga dapat menjamin keberlangsungan ketersediaan bahan baku untuk proses produksi
agroindustri dengan mengoptimalkan peran dan fungsi kelompok tani yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani anggota.
Kata Kunci : Strategi pengembangan agroindustri, cokelat olahan, kelompok tani.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKELAT OLAHAN

PENDAHULUAN menghasilkan sebesar 72 hektar, saat


inipun telah tum-buh agroindustri yang
Kakao merupakan tanaman sektor menggunakan merk Chokato yang
perkebunan dimana pengembangan kakao berlokasi di Kelurahan Kapalo Koto (Nesa,
menghasilkan produk industri pertanian 2014).
yang memiliki peluang untuk dapat me- Ketersediaan bahan baku biji kakao
ningkatkan pendapatan petani dan devisa dapat dipenuhi oleh petani dalam kelom-
negara (Wahyudi dan Misnawi, 2007). Ka- pok tani Tanjung Subur, namun karena
kao adalah produk pertanian yang memiliki kakao merupakan tanaman musiman yang
beberapa karakteristik yaitu mudah rusak, tidak dapat menghasilkan setiap saat untuk
bersifat musiman dan beragam, jika buah memenuhi kebutuhan agroindustri, biji ka-
kakao yang dihasilkan tidak segera diolah kao dapat didatangkan dari petani lain yang
maka dapat menyebabkan kerusakan akibat tidak tergabung dalam kelompok namun
pengaruh fisik, kimia dan biologi sehingga berasal dari kelurahan Kapalo Koto bahkan
biji kakao kering tidak dapat disimpan dapat didatangkan dari kecamatan lain atau
lama (Munarso et al., 2012), untuk itu per- kabupaten terdekat lainnya.
lu dilakukan pengolahan biji kakao men- Dalam melaksanakan proses pro-
jadi produk cokelat olahan selain produk duksi cokelat olahan, diperlukan peren-
dapat lebih lama disimpan juga mempunyai canaan produksi secara keseluruhan meli-
nilai jual yang lebih tinggi. puti aspek antara lain : 1) modal keuang-
Saat ini,petani dituntut untuk an, merupakan aspek terpenting sebelum
mampu mengolah kakao menjadi bahan membangun suatu agroindustri, 2) keter-
setengah jadi atau bahan jadi, yang dapat sediaan bahan baku, untuk memenuhi
dikembangkan oleh petani, dimana agroin- permintaan dan kebutuhan pelanggan, 3)
dustri cokelat olahan yang berlokasi di operasi (proses produksi), meliputi keter-
Kelurahan Kapalo Koto dibentuk berda- sediaan alat mesin pengolahan cokelat, 4)
sarkan prakarsa kelompok tani Tanjung tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian
Subur, namun dalam melaksanakan unit tenaga kerja yang terlibat di dalam agro-
usaha agroindustri, kelompok tani tersebut industri, dan aspek 5) pemasaran, untuk
masih memiliki beberapa kendala terkait dapat mengetahui kekuatan dan kelemah-
dalam menjalankan peran, fungsi dan sis- an pesaing sehingga agroindustri dapat
tem komunikasi antar anggotanya. Sub- berkembang sesuai yang diharapkan.
sistem agroindustry dapat menjadi wadah Dengan menguasai faktor internal dan
pembangunan pertanian, dengan cara mem- eksternal agroindustri cokelat olahan di
berdayakan kelompok tani yang berada Kelurahan Kapalo Koto, akan sangat
disuatu daerah, hal inisaling berkaitan mempengaruhi pengembangan usaha
karena kegiatan agroindustry tidak terlepas agroindustry berbasis kelompok tani.
dari pengadaan bahan baku yang dapat Hal ini yang menjadi alasan dalam
diperoleh dari petani. mengambil lokasi penelitian di Kelurahan
Di Sumatera Barat, telah dilakukan Kapalo Koto karena pabrik agroindustry
pengembangan tanaman kakao, salah satu cokelat olahan di Kota Payakumbuh hanya
kota yang mengembangkan adalah Kota terdapat di Kelurahan Kapalo Koto.
Payakumbuh, iklim dan tekstur tanah di Kelurahan Kapalo Koto diharapkan
daerah inisangatcocok untuk mengem- dapat meningkatkan daya saing untuk
bangkan tanaman kakao sebagai komoditi menghasilkan produk biji kakao kering
unggulan dengan luas wilayah Kelurahan yang berkualitas. Beberapa permasalahan
Kapalo Koto 216 hektar dan luas yang dihadapi oleh kelompok tani Tanjung
arealtanaman kakao yang sudah Subur adalah fungsi kelompok tani yang

2 | Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7


H. Astuti dan Nofialdi

kurang aktif dan kurangnya komunikasi utamanya adalah produk pertanian.


yang baik antar anggota kelompok tani Menurut Mulato dan Widyotomo
terkait teknis pengelolaan agroindustri. (2003), proses pengolahan kakao menjadi
Kurang tersedianya bahan bakukakao yang biji kakao kering merupakan kegiatan
difermentasi yang dihasilkan dari kebun penanganan pascapanen meliputi : peme-
anggota kelompok saat dibutuhkan, sarana tikan, sortasi buah, pembelahan dan penge-
dan prasarana untuk mengembangkan luaran biji, fermentasi, pengeringan, sortasi
budidaya kakao masih terbatas, sehingga biji, pengepakan dan penggudangan.
dapat menghambat proses produksi yang Mutu biji kakao kering sangat dipengaruhi
akan berdampak pada kerugian dan ber- oleh beberapa faktor yaitu 75% oleh teknik
pengaruh terhadap menurunnya kapasitas pascapanen dan 25% oleh jenis kakao
produksi untuk memenuhi permintaan serta situasi dan kondisi iklim di daerah
pelanggan. Penggunaan mesin pengolahan penghasil kakao (Badrun, 1999). Syarat
dengan kapasitas produksi terbatas rata- mutu biji kakao kering berdasarkan SNI
rata 12 – 16 kg sehari, jangkauan pema- No. 2323-2008terdiri dari beberapa kriteria
saran yang kurang luas, permintaan pasar antara lain : bebas dari serangga hidup,
dan selera konsumen yang selalu berubah- mengandung kadar air maksimal 7,5%,
ubah yang belum dapat dipenuhi oleh tidak berbau asap atau berbau asing, dan
agroindustri, jenis produk yang dihasilkan tidak tercampur benda asing.
dan legalitas produk masih minim, harga Pembangunan agroindustri diartikan
yang kurang bersaing dengan produk sebagai suatu tahapan pembangunan
sejenis, kurangnya tenaga penjualan untuk pertanian (Soekartawi, 2001 dalam Maria,
mendistribusikan produk ke konsumen, 2013).Pengembangan agroindustri meru-
transportasi yang digunakan masih seder- pakan tindakan dalam pembangunan perta-
hana belum didukung oleh penggunaan alat nian yang tidak hanya memandang per-
teknologi, serta promosi yang dilakukan tanian sebagai hasil produksi primer di
belum optimal. Pemecahan masalah ada- tingkat usaha tani yaitu sebagai penyedia
lah dengan melakukan identifikasi dari se- bahan baku, melainkan juga mencakup
mua aspek antara lain ketersediaan bahan proses produksi, pemasaran dan aspek
baku, proses manajemen produksi, pema- penunjang lainnya.
saran dan aspek penunjang lainnya. Penentuanagroindustriunggulan
Adapun tujuanpenelitianadalah: 1) dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria
Menggambarkan sistem pengembangan berupa: (1) kondisi bahan baku, 2) modal
agroindustri cokelat olahan di Kota Paya- dan investasi, (3) tenaga kerja, (4) peralatan
kumbuh tepatnya di Kelurahan Kapalo dan teknologi proses, (5) manajemen, (6)
Koto; 2) Memformulasikan strategi- pasar dan harga, (7) kelayakan usaha dan
strategi pengembangan agroindustri yang nilai tambah produk, (8) kebijaksanaan
berada di Kelurahan Kapalo Koto pemerintah, dan (9) kondisi sosial budaya
Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota dan lingkungan (Kustanto, 1999; dan Tim
Payakumbuh Sumatera Barat. Agroindustri Fateta IPB, 2001 dalam
Agroindustri adalah industry berba- Nofialdi, 2007).
han baku utama dari produk pertanian atau Dalam rangka pengembanganagro-
industry yang mengolah hasil-hasil per- industri sebagai motor penggerak ekonomi,
tanian menjadi produk lain (Austin, 1992 perlu memperhatikan kemampuan : (1)
dalam Nofialdi, 2007). Studi agroindustry kompentensi inti (core competency) dan
pada konteks menekankan pada food keunggulan komparatif yang dimiliki, (2)
processing management dalam suatu peru- bertumbuh, (3) bertahan (market intelli-
sahaan produk olahan yang bahan baku gence dan antisipasi pesaing potensial),

Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7 | 3


STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKELAT OLAHAN

dan (4) cepat tanggap dan penyesuaian strategi sebagai berikut: 1) secara
terhadap perubahan. Strategi pengembang- umumstrategi adalah proses penentuan
an agroindustri global adalah membangun rencana para pemimpin yang berfokus pada
industri dengan : (1) lini pemasaran yang tujuan jangka panjang organisasi, disertai
luas, (2) segmen tertentu dengan fokus pa- penyu-sunan cara atau upaya bagaimana
sar global, (3) kebutuhan pasar domestik agar tujuan tersebut dapat dicapai dan 2)
(terutama subsitusi impor), dan(4)meman- secarakhusus strategi merupakan tindakan
faatkan proteksi pemerintah (terutama yang yang bersifat incremental (senantiasa
menyangkut hajat hidup orang banyak) mening-kat) dan terus-menerus, serta
(Didu, 2000 dalam Nofialdi, 2007). dilakukan berdasarkan sudut pandang
Karakteristik agroindustri didapat- tentang apa yang diharapkan oleh para
kan dengan mengetahui perkembangan dari pelanggan di masa depan.
agroindustri itu sendiri. Menurut Alex dan Menurut Rangkuti (2005), analisis
Umar (2004) dalam Maria (2013), aspek SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
pemasaran merupakan titik tolak kerangka secara sistematis untuk merumuskan stra-
dalam suatu studi kelayakan karena aspek tegi. Analisis ini didasarkan pada logika
inilah yang akan menentukan apakah yang dapat memaksimalkan kekuatan dan
penjajakan aspek-aspek lainnya perlu peluang, namun secara bersamaan dapat
diteruskan atau tidak. meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Menurut Mardikanto (2008), ke- Proses pengambilan keputusan selalu ber-
lompok tani pada dasarnya adalah organi- kaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
sasi non formal di pedesaan yang ditum- strategi, dan kebijakan perusahaan. Ada
buhkembangkan dari, oleh dan untuk peta- pun proses penyusunan perencanaan stra-
ni, memiliki karakteristik sebagai berikut : tegis melalui dua tahap yaitu :1) pengum-
1) Ciri Kelompok tani yaitu saling menge- pulan data, dan 2) analisis.
nal akrab dan saling percaya diantara
sesama anggota, mempunyai pandangan METODE PENELITIAN
dan kepentingan yang sama dalam beru-
sahatani, memiliki kesamaan pemukiman, Penelitian menggunakan metode
hamparan usaha, jenis usaha, pendidikan, survey yaitu pengamatan langsung
dan ada pembagian tugas dan tanggung dilapangan dengan mewawancarai respon-
jawab sesama anggota berdasarkan kesepa- den. Pengambilan sampel dilakukan secara
katan bersama, 2) Unsur Pengikat Kelom- purposive sampling.
pok tani yaitu adanya kepentingan yang Sumber data adalah memilih krite-
sama diantara para anggotanya, adanya ka- ria pengambilan sampel pada kelompok
wasan usaha tani yang menjadi tang- tani Tanjung Subur yang beradadi
gung jawab anggotanya, adanya kader Kelurahan Kapalo Koto yaitu 3 (tiga)
tani yang berdedikasi untuk menggerakkan orang pengurus yang terlibat dalam
para petani dan kepemimpinannya agar agroindustry (bagian fermentasi, pengolah-
diterima oleh sesama petani lainnya, ada- an dan pemasaran) dan 2 (dua) orang
nya kegiatan yang dapat dirasakan man- anggota kelompok tani yang mengusa-
faatnya oleh sekurang-kurangnya sebagian hakan bidang budidaya, diambil secara
besar anggotanya, dan adanya dorongan random. Dari lima responden yang diambil
atau motivasi dari tokoh masyarakat setem- semuanya termasuk anggota kelompok tani
pat, 3) Fungsi Kelompok tani yaitu sebagai Tanjung Subur di Kelurahan Kapala Koto.
kelas belajar; wahana kerjasama, dan unit Analisis datamenggunakan metode
produksi. deskriptif, yaitu suatu metode atau cara
Menurut David (2004), pengertian menganalisa dan menguraikan data-data

4 | Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7


H. Astuti dan Nofialdi

yang ada, dan dikaitkan dengan teori-teori nomor : P-IRT No 2.10.1376.01.143.


yang ada hubungannya dengan permasa- Harga: Hargajual untuk 1 kg
lahan guna menarik suatu kesimpulan yang pralin/permen cokelat yaitu Rp100.000,
disajikan (Sugiono, 2003 dalam Maria, sedangkan kem asan per 250 gram dijual
2013). Analisis deskriptif menyangkut dengan harga Rp30.000,-, untuk produk
gambaran tentang karakteristik kelompok minuman bubuk cokelat kemasan per 250
tani dan agroindustri kakao untuk gram dijual dengan harga Rp25.000,-
menjawab tujuan penelitian pertama. sedangkan produk kosmetik berupa lulur
cokelat dihargai Rp. 10.000 per kemasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemasan menggunakan bahan aluminium
foil yang dibeli dari luar Provinsi Suma-
Ketersediaan Bahan Baku tera Barat yang telah diberi label agro-
Aspek ketersediaan bahan baku pa- industri tersebut.
da agroindustri cokelat olahan Chokato di Distribusi :ProdukChokato, selain dijual di
kelurahan Kapalo Koto Kota Payakumbuh tokonya yang merangkap rumah produksi,
meliputi aspek-aspek sumber bahan baku, produknya juga dipasarkan ke pasar
peta sebaran, serta sarana dan prasarana Payakumbuh dan beberapa pengecer di
pengadaan bahan baku pendukung. wilayah seperti Kota Padang, Bandung dan
Lampung.
Manajemen Produksi Transportasi : Sarana transportasi yang
Dalam mengusahakan dan menge- umumnya digunakan dalam hal penye-
lola agroindustri Chokato dibutuhkan diaan bahan baku yang diantar oleh petani
beberapa aspek yang sangat penting antara langsung biasanya menggunakan sepeda
lain aspek proses produksi, manajemen, motor dengan kapasitas yang sedikit karena
tenaga kerja, dan aspek teknologi. hasil yang diperoleh setiap periode panen
tidak begitu banyak, sedangkan sarana
Pemasaran transportasi yang digunakan untuk meme-
Kegiatan pemasaran agroindustri nuhi permintaan pelanggan, umumnya
Chokato harus memberikan kepuasan ke- menggunakan kendaraan umum seperti
pada konsumen bila ingin mendapatkan tranek atau bis ke tempat tujuan dengan
tanggapan yang baik.Agroindustri harus alat teknologi yang sangat sederhana.
secara penuh bertanggung jawab mempro- Promosi : Selama ini promosi produk
duksi produk yang kriterianya diinginkan cokelat diperkenalkan ke masyarakat luas
dan dibutuhkan konsumen.Dengan demi- melalui acara-acara yang diikuti oleh ang-
kian, dalam segala aktivitas agroindustri, gota kelompok tani tersebut, baik di
selalu diarahkan untuk dapat memuaskan lingkungan kota Payakumbuh atau diluar
konsumen yang pada akhirnya bertujuan daerah Sumatera Barat seperti ajang pame-
untuk memperoleh laba. ran tingkat provinsi maupun nasional.

Faktor Penunjang Strategi Pengembangan Agroindustri


Produk: Klasifikasi produk agroindustri Cokelat Olahan Berbasis Kelompok
Chokato terdiri dari : a) produk makanan tani
seperti cokelat batangan dan pralin/permen, Fungsi strategi-strategi yang di-
b) produk minuman yaitu cokelat bubuk, formulasikan bertujuan agar dapat me-
dan produk kosmetik yaitu lulur cokelat. ngembangkan agroindustri yang berada di
Agroindustri Chokato yang berlokasi di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Paya-
Kelurahan Kapalo Koto telah memiliki kumbuh Selatan Kota Payakumbuh Suma-
sertifikat dari dinas kesehatan yaitu dengan tera Barat, dimana Strategi Sub Sistem

Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7 | 5


STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKELAT OLAHAN

Bahan Baku meliputi : 1) mengembangkan berupa menghubungi dan meminta masuk-


usaha budidaya tanaman kakao yang lebih an dari pelanggan sehingga mereka selalu
intensif dengan memperhatikan kondisi di mengikuti perkembangan produk agroin-
lapangan dengan sistem pengelolaan dustri dan terus membeli karena produk
tanaman terpadu sehingga dapat mening- tersebut mereka sukai dan butuhkan.
katkan produksi juga mempertahankan Strategi Subsistem Pemasaran meliputi : 1)
kelangsungan persediaan bahan baku yang menjual produk yang dihasilkan di lokasi
dibutuhkan oleh agroindustri melalui pariwisata yang berasal dari pengunjung
petani anggota kelompok maupun di luar domestik dengan harga yang jauh lebih
kelompok, 2) meningkatkan sarana dan murah dibanding produk dari agroindustri
prasarana pendukung agar ketersediaan pesaing sejenis, dan 2) memperluas daerah
bahan baku dari lahan petani anggota dapat pemasaran di beberapa daerah di luar
ditingkatkan, upaya petani anggota dapat Sumatera Barat dengan memperkerjakan
memenuhi kebutuhan bahan baku agro- tenaga penjual di luar daerah tersebut yang
industri, seperti memberikan insentif dibayar/digaji berdasarkan komisi penjual-
bantuan melalui subsidi pupuk untuk an serta mengoptimalkan cara pendistribu-
meningkatkan produktivitas, alat fermen- sian barang yang tepat sehingga produk
tasi dan pelatihannya, serta alat tetap aman saat sampai ke tangan
pengeringan yang memadai, 3) memper- konsumen. Strategi Subsistem Penunjang
tahankan dan menyediakan biji kakao yang meliputi : 1) mengoptimalkan sarana infra-
diusahakan oleh petani baik secara struktur yang ada, dan 2) pemerintah dapat
kualitas, kuantitas dan kontinuitas, 4) membantu mengoptimalkan dan mempro-
mengusulkan melalui program pemerintah mosikan produk olahan unggulan Kota
baik dengan pendanaan APBD maupun Payakumbuh melalui pembangunan lapau-
APBN agar kelompok tani mendapatkan lapau cokelat di sekitar tempat wisata
alat pengemas produk sebagai bahan baku Lembah Arau dan di daerah Sumatera
pendukung, agar agroindustri bisa Barat lainnya, sehingga produk dapat lebih
membuat sendiri hanya membeli bahan dekat dan lebih dikenal oleh konsumen
baku pengemasannya saja sehingga tidak domestik yang berasal dari Sumatera Barat
tergantung dan dapat memperkecil biaya pada umumnya.
yang dikeluarkan, dan 5) melakukan
promosi lebih intensif sehingga konsumen KESIMPULAN
mengetahui kelebihan dari produk agro-
industri tentang keaslian & kualitas bahan Strategi pengembanganagroindustri
baku biji kakao. Strategi Subsistem cokelat olahan berbasis kelompok tani di
Operasional (Proses Produksi) meliputi : Kelurahan Kapalo Koto dapat berkembang
1) mengoptimalkan karyawan agroindustri setelah memformulasikan beberapa subsis-
untuk meningkatkan keahliannya dengan tem yang dibutuhkan antara lain subsistem
cara mengakses di internet bagaimana cara bahan baku, subsistem operasional (proses
membuat beragam jenis produk cokelat produksi), subsistem pemasaran dan
olahan yang menarik sehingga disukai oleh subsistem penunjang.
konsumen, 2) mengoptimalkan tenaga
kerja bagian pengemasan dengan membuat UCAPAN TERIMA KASIH
sendiri bahan kemasan sesuai spesifikasi
produk, dan 3) menjaga kualitas produk , Penulis mengucapkan terima kasih
menciptakan desain produk baru yang kepada Badan Penyuluhan dan
mempunyai ciri khas yang unik dan mem- Pengembangan Sumber Daya Manusia
berikan servis kepada pelanggan, dapat Pertanian (BPPSDMP) Kementerian

6 | Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7


H. Astuti dan Nofialdi

Pertanian RI dan Bupati Lampung Barat paten Kampar. Di download


sebagai sumber pembiayaan dan telah tanggal 5 Desember 2013.
memberikan kesempatan cuti tugas belajar Mulato, S. dan Widyotomo. 2003. Teknik
melalui Program Magister (S2) bagi Budidaya dan Pengolahan Hasil
Penyuluh Pertanian Tahun Angkatan 2012- Tanaman Kakao. Pusat Penelitian
2014 di Universitas Andalas Padang. Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Munarso, J., S. Damanik, E.
DAFTARPUSTAKA Hadipoentyanti dan Miskiyah.
2012. Panduan. Sistem Budidaya
Badrun, M. 1991. Program Pengembangan Kakao yang Baik. Pusat Penelitian
Kakao di Indonesia. Prosiding dan Pengembangan Perkebunan.
Konferensi Nasional Kakao III, Bogor. ISBN : 978-979-8451-82-9.
Medan. Buku 2: 1-9. Nesa, M. 2014. Jadikan Payakumbuh
David, F. 2004. Business Policy and Sentra Kakao Sumbar. Website
Strategic Management. http : Pemerintah Kota Payakumbuh.
//jurnal-sdm.blogspot.com/ Diberitakan pada tanggal 17 Januari
2009/08/konsep-strategi-definisi- 2014.
perumusan.html. Diakses pada Nofialdi, 2007. Disertasi. Model Strategi
tanggal 7 Oktober 2011 . Pengembangan Agroindustri Berba-
Mardikanto, T. 2008. Refleksi dan Reko- sis Nagari. Sekolah Pascasarjana
mendasi Implementasi Penyuluhan IPB. Bogor.
Pembangunan Peratanian dalam Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT.
Pemberdayaan Manusia Pemba- Teknik Membedah Kasus Bisnis.PT
ngunan yang Bermartabat. Pustaka Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Bangsa Press. Medan Wahyudi, T. dan Misnawi.2007. Fasilitasi
Maria, G.B. 2013. Strategi Pengembangan Perbaikan Mutu dan Produktifitas
Agroindustri Nenas Berbasis Kakao Indonesia.Warta Pusat
Kelompok tani Di Desa Kualu Penelitian Kopi dan Kakao
Nenas Kecamatan Tambang Kabu- Indonesia 23 (1) : 32 – 43.

Jurnal Agroindustri, Vol. 4 No. 1, Mei 2014: 1-7 | 7

Вам также может понравиться