Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
1. VEVTI AL PUTRIANA. A
2. LOVIA ANGRAINI
3. WIKA AGUSTINA
4. RINI PUTRI
5. KRISE YUSIANA
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu bahan kajian pelajaran yang
harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi , adapun judul dalam makalah ini adalah
mengenai ”pre eklampsia dalam kehamilan “.
Tim penulis
2|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 4
B. Perumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Preeklamsia 6
B. klasifikasi preeklamsia 7
E. Pencegahan Preeklamsia 11
F. Pengelolaaan Preeklamsia 12
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,
intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan preklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi
beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab
seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak
mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010). Preeklampsia (dahulu
disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan terjadi pada 5-
20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil dengan kehamilan kembar, ibu
yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi essensial. Bahaya dari preeklampsia
meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal, jantung, hemorargi serebral, insupisiensi
placenta dan gangguan pertumbuhan janin (Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan proteinuria yang masif.
Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di samping ketiga
tanda khas PEB. Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya
berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar
6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-
eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda,
2008). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-
rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran
hidup. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2010, penyebab
4|Page
langsung kematian ibu di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu
perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan abortus 5%.
Di Indonesia, angka kejadian preeklamsi berkisar antara 2,1-8,5% dan
kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%),
setelah pendarahan (Depkes RI, 2001). Untuk angka kejadian di RSUP Sanglah
Denpasar, periode 2002-2003
dilaporkan kejadian preeklamsi sebesar 5,83% (Oka dan Surya, 2004), pada
periode 2004-2005 sebesar 6,06% (Sudarmayasa dan Surya, 2006), sementara pada
periode 2009-2010, dilaporkan sebesar 7,31% (Lidapraja dan Surya, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul laporan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsi berat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu preeklamisa?
2. Apa saja klasifikasi preeklamsia?
3. Apa saja faktor resiko preeklamisa?
4. Apa saja pereriksaan pemeriksaan janin?
5. Apa saja pencegahan preeklamsia?
6. Bagaimana pengelolaaan preeklamsia?
7. Bangaimanakah penanganan pada kasus preeklamsia?
C. Tujuan
Tujuannya adalah :
1. Untuk mengetahui itu preeklamisa
2. Apa saja klasifikasi preeklamsia
3. Apa saja faktor resiko preeklamisa
4. Apa saja pereriksaan pemeriksaan janin
5. Apa saja pencegahan preeklamsia
6. Bagaimana pengelolaaan preeklamsia
7. Bangaimanakah penanganan pada kasus preeklamsia
5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Evidence Based adalah cara yang untuk membantu tenaga kesehatan dalam
membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan Kebutuhan pasien dan
keahlian klinis tenaga kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew
warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi
dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang
dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat (geogre, 2007).
Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a) Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pelaksanaan 6 jam.
b. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pelaksanaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif
plus 1 sampai 2 urin keteter atau midstream.
6|Page
e) Terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar,
MPH, 1998).
Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, July
2000)
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur
kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia – eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20
minggu.
3. Hipertensi kronik (superimposed preeklamsi)
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria
4. Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga
12 minggu pascapersalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan,
maka dapat disebut juga “Hipertensi Transien”.
B. KLASIFIKASI
Disadur bebas dari Report on the National High Blood Pressure Education
Program Working Group on High Blood Pressure in pregnancy (AJOG Vol.183 : S1,
July 2000)
7|Page
1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama
kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan desakan
darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi
a. Kriteria minimum
Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick
≥ 1+
b. Eklamsi
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi
Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil
yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya
timbul setelah kehamilan 20 minggu.
4. Hipertensi kronik
Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum
kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang
setelah 12 minggu pasca persalinan.
a. Indikasi ibu
8|Page
b. Indikasi janin
- IUGR berat
- Oligohidramnion.
9|Page
Faktor yang mengurangi risiko terjadinya preeklamsi
1. Seks oral
2. Merokok
2. Hipertensi ringan
1. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air
ketubannya.
2. Bila hasil normal, pengulangan pemeriksaan dilakukan tiap 3
minggu
3. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis. Bila NST non
reaktif dan desakan darah meningkat, ulangi NST tiap
minggu.NST segera diulangi bila terjadi perubahan memburuk
pada ibu.
4. Bila dengan USG didapatkan perkiraan berat janin < 10th
percentile dari umur kehamilan atau didapatkan oligohidramion
: AFI ≤ 5, pemeriksaan dilakukan sekurang2nya 2 minggu
sekali.
3. Preeklamsi berat
Pemeriksaan NST dilakukan tiap hari
10 | P a g e
E. PENCEGAHAN PREEKLAMSI
Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya
preeklamsi pada wanita hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklamsi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Non medical
2. Medikal
11 | P a g e
1. Aspirin dosis rendah : rata2 dibawah 100 mg/hari, tidak
terbukti mencegah preeklamsi.
2. Dipyridamole
h. Asam lipoik.
F. PENGELOLAAN PREEKLAMSI
a. PREEKLAMSI RINGAN
Definisi klinik
Kriteria diagnostic
a) Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diatolik ≥ 90 mmHg.
b) Desakan darah : ≥ 30 mmHg dan kenaikan desakan diastolic ≥ 15
mmHg, tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklamsi, tetapi
perlu observasi yang cermat
c) Proteinuria : ≥ 300 mg/ 24 jam jumlah urine atau dipstick : ≥ 1+
d) Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik
kecuali edema anasarka.
Pengelolaan
Pengelolaan preeklamsi ringan dapat secara :
12 | P a g e
Vitamin prenatal
Tidak perlu restriksi konsumsi garam
Tidak pelu pemberian diuretic, antihipertensi dan sedativum.
Kunjungan ke rumah sakit tiap mingg
2. Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi)
1. Indikasi preeklamsi ringan dirawat inap (hospitalisasi)
c. Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
d. Proteinuria menetap selama > 2 minggu
e. Hasil test laboratorium yang abnormal
f. Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklamsi berat
2. Pemeriksaan dan monitoring pada ibu
a. Pengukuran desakan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
b. Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan
abdomen
c. Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah
sakit dan penimbangan dilakukan setiap hari
d. Pengamatan dengan cermat gejala preeklamsi dengan
impending eklamsi:
3. Nyeri kepala frontal atau oksipital
4. Gangguan visus
5. Nyeri kuadran kanan atas perut
6. Nyeri epigastrium
b.PREEKLAMSI BERAT
1. Definisi klinik
13 | P a g e
d. Kenaikan kreatinin serum
e. Edema paru dan sianosis
f. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan
abdomen : disebabkan teregangnya kapsula
Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur
hepar.
g. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran,
nyeri kepala, skotomata, dan pandangan kabur.
h. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanin atau
aspartat amino transferase
i. Hemolisis mikroangiopatik
j. Trombositopenia : < 100.000 cell/ mm3
k. Sindroma HELLP
3. Pemeriksaan laboratorium
Lihat pemeriksaan laboratorium pada no. V.C. Tabel 2
14 | P a g e
Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi
medikamentosa dengan pemberian obat2an untuk penyulitnya
Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya :
Sikap terhadap kehamilannya dibagi 2, yaitu :
1.Ekspektatif ; konservatif :
2.Aktif, agresif ;
15 | P a g e
darah serta untuk pemeriksaan adanya oligohidramnion dan pertumbuhan janin
apakah terdapat PJT/IUGR.
Tindakan yang dapat diberikan setelah ditemukan adanya predictor
preeclampsia seperti Tekadan darah meningkat, BB meningkat 1 kilo gram dalam
seminggu atau lebih, agregasi platelet, notch dan lain sebagainya dapat diberikan
intervensi untuk mencegah terjadinya eklmapsia maupun mengurangi kejadian
mortalitas janin. Dibawah ini akan dijelaskan intervensi tersebut dari berbagai sumber
antara lain:9, 13, 14
16 | P a g e
menurunkan kejadian preeklampsia sebesar 65%. Dosis yang dianjurkan adalah dua
kali dosis untuk mencegah neural tube defect yaitu 1 mg.
Pemberian Isosorbid Dinitrat (ISDN) secara transdermal pada ibu dengan PE
dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki sirkulasi darah uteroplasenta.
17 | P a g e
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
39 MINGGU DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
A.SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. M Tn. M
Umur 25 tahun 32 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia Banjar/ Indonesia
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat Sukawati Gianyar Bali
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan hamil ±9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya mengeluh nyeri
perut bagian bawah sejak tadi malam.
3. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, pertama kali kawin umur 20 tahun dengan
suami sekarang sudah 5 tahun.
4. Riwayat haid
a. Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : 29 hari
c. Teratur / tidak : teratur
d. Lamanya :3-5 hari
e. Banyaknya : ± 2-3 kali ganti pembalut/hari
f. Dysmenorrhea : tidak
g. HPHT : 04-02-2014
h. Taksiran Partus : 11-11-2014
5. Riwayat Obstetri :
No Tahun Kehamilan Persalinan Bayi Penyulit Ket.
18 | P a g e
Penyu- Tempat / Penyu- Keadaan Nifas
UK UK Cara BB PB Seks
lit Penolong lit Lahir
39 39 BPM /
1. 2009 - Normal - - - lk meninggal - IUFD
mgg mgg Bidan
40 40 RS / 2,7 50
2. 2010 - Normal - pr meninggal - IUFD
mgg mgg Dokter kg cm
3. 2014 Ini
7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan pernah menderita hipertensi saat kehamilan pertama,
tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit keturunan
seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada riwayat kembar.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita hipertensi, dari pihak
keluarga lain tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit
keturunan seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada riwayat
kembar.
19 | P a g e
No Keluhan Umur Tindakan Dan Oleh Ket.
Kehamilan Terapi
1. Mual 11 minggu KIE, makan sedikit Bidan Masalah
tapi sering, hindari teratasi
makanan yang
berbau menyengat,
B6, Kalk, Asam
folat, Fe.
2) BAK
a) Frekuensi : 4-5 kali sehari
b) Warna : kuning keruh
c) Bau : khas urin
d) Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi : 2 kali sehari
2) Frekuensi gosok gigi : 2 kali sehari
3) Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
d. Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil masih dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah dan lain-lain.
a. Tidur dan istirahat
b. 1) Siang hari : 1-2 jam
c. 2) Malam hari : 7-8 jam
20 | P a g e
d. 3) Masalah : Tidak ada
e. Pola seksual
f. Masalah : Tidak ada
B. OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 70 kg
2) Sekarang : 85 kg
d. Tinggi badan : 153 cm
e. LILA : 33 cm
f. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 170/100 mmHg
2) Respirasi : 20 kali/menit
3) Nadi : 80 kali/menit
4) Suhu : 36,8 oC
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
21 | P a g e
1) Kepala :Kulit kepala tampak bersih, tidak berketombe, rambut
hitam dan tidak rontok.
2) Muka :Tidak tampak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma
Gravidarum.
3) Mata :Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak kuning.
4) Telinga :Simetris, tidak ada pengeluaran serumen.
5) Hidung :Tidak ada polip, tidak ada pergerakan cuping hidung.
6) Mulut :Tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
sariawan, tidak ada caries gigi, gigi tidak berlubang.
7) Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
8) Dada :Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada saat
inspirasi dan ekspirasi.
9) Mamae :Simetris, puting susu menonjol, terdapat
Hiperpigmentasi pada areola.
10) Perut :Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, tidak
ada jaringan parut, tidak ada luka bekas operasi.
11) Genetalia :Tidak ada keluar cairan atau keputihan.
12) Tungkai :Tampak oedem dan tidak tampak varises.
b. Palpasi
1) Leher :Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
2) Mamae :Tidak ada nyeri tekan dan massa.
3) Abdomen
a) Leopold I :Pertengahan antara pusat dan prosesus xifoideus, teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
b) Leopold II :Bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan (pu-ki) dan bagian kanan perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
c) Leopold III :Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan tidak
melenting (preskep)
d) Leopold IV :Bagian terbawah janin masuk PAP (divergen)
e) TFU : 30 cm
4) TBJ : (TFU-12)×155=2945 gram
5) Tungkai : Teraba adanya oedem dan tidak teraba varises
c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas dengan frekuensi 145 kali/menit
22 | P a g e
d. Perkusi
1) Reflek Patella : kiri/kanan, (+)/(+)
2) Cek Ginjal : kiri/kanan, (-)/(-)
e. Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum : Tidak dilakukan
2) Distansia kristarum : Tidak dilakukan
3) Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
4) Lingkar panggul : Tidak dilakukan
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : GIIIP0AII hamil 39 minggu dengan preeclampsia
berat, janin tunggal hidup intra uteri.
2. Masalah : Cemas menghadapi kondisi kehamilannya
3. Kebutuhan : KIE, kolaborasi dengan dokter Sp.OG., teknik
Relaksasi
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 170/100 mmHg,
Pernapasan : 20 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit, Suhu : 36,8oC, UK : 39 minggu, DJJ =
145 kali/menit, dan taksiran partus : 11-11-2014.
“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat dengan di tandai oleh
Tekanan darah : 170/100 mmHg, Oedem pada tungkai, protein urine positif (++++) serta
kenaikan berat badan 15 kg dari berat badan sebelum hamil.
“Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini”
3. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG. :
a. Pdx : pemeriksaan HB , protein urine
b. Tx : Nifedipine 10 mg per oral
c. Mdx : -
d. KIE :
1) Penanganan nyeri
2) Penanganan cemas
3) Rencana tindakan persalinan melalui operasi section caesarea
Penatalaksanaan :
23 | P a g e
1. Mengatasi nyeri perut bagian bawah dengan cara mengajarkan teknik relaksasi yaitu
menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluarkan secara perlahan melalui mulut
agar mengurangi rasa cemas ibu.
“Ibu mengerti dan merasa lebih tenang”
2. Memotivasi ibu dalam mengahadapi kehamilannya yaitu dengan menganjurkan ibu
untuk berdoa agar mengurangi rasa cemas.
“Ibu merasa lebih tenang”
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu HB dan
protein urine.
“Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium, HB 12 gr%, Protein urine positif
(++++)”.
4. Memberitahu ibu bahwa akan diantar ke ruang VK bersalin untuk dilakukan
tindakan persalinan melalui operasi sectio caesarea.
“Ibu setuju diantar ke VK bersalin”
5. Memberikan terapi nifedipine 10 mg per oral 1 tablet.
“Terapi sudah diberikan”
6. Rencana operasi section caesarea Jumat, 07 November 2014
24 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria > 5 gr/24 jam atau
oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Jumat 07 November 2014, Ny. M datang ke Poliklinik Kebidanan bersama
suaminya ingin memeriksakan kehamilannya atas rujukan dari bidan. Berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu mempunyai riwayat
preeklampsi, tekanan darah 170/100 mmHg, oedema pada tungkai dan protein urine
positif (++++). Ibu diantar ke Ruang VK Bersalin, ibu mendapatkan terapi Nifedipine
10 mg per oral dan akan direncanakan untuk dilakukan tindakan persalinan melalui
operasi section caesarea pada hari Jumat 07 November 2014.
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. M umur 25 tahun GIIIP0AII hamil 39
minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi bagiinstitusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutupendid
ikan dimasa yang akan datang.
25 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. ECG. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
YBP. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta.
Romauli, Suryati. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Nuha Mediha : Yogyakarta.
Taber B-Z. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1994. Available from:.
Ananth CV, Keyes KM, Wapner RJ. Pre-eclampsia rates in the United States 1980-2010: age
period- cohort analysis. the bmj. 2013;347. Epub 7 November 2013.
Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 3 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.
Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
http://www.perkinelmer.com/Content/RelatedMaterials/BKT_Preeclampsia.pdf.
Bilano VL, Ota E, Ganchimeg T, Mori R, Souza JP. Risk Factor of Pre-Eclampsia and its
adverse outcomes in low- and middle income countries : a WHO secondary analysis. PLOS
one. 2014;9(3). Epub March 2014.
Sumber: https://moudyamo.wordpress.com/2016/01/08/preeklampsia/
Mariam siti, Makalah pre-eklampsia, 14 april 2013, diakses tanggal 27 juni 20013 dari,
http://sitimaryamhsb.makalah-pre-eklamsia.html
26 | P a g e