Вы находитесь на странице: 1из 26

MAKALAH

PRE-EKLAMPSIA DALAM KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING

LUSI ANDRIANI, SST. M.Kes

DISUSUN OLEH

1. VEVTI AL PUTRIANA. A
2. LOVIA ANGRAINI
3. WIKA AGUSTINA
4. RINI PUTRI
5. KRISE YUSIANA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu bahan kajian pelajaran yang
harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi , adapun judul dalam makalah ini adalah
mengenai ”pre eklampsia dalam kehamilan “.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan
hati kepada Bunda Lusi Andriani, SST. M.Kes dan teman-teman semua yang telah senantiasa
mendukung kami. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi
keikhlasan dan ketulusan atas dukungannya. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik
yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Bengkulu , Februari 2018

Tim penulis

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 4

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Preeklamsia 6
B. klasifikasi preeklamsia 7

C. faktor resiko preeklamisa 9

D. pereriksaan pemeriksaan janin 10

E. Pencegahan Preeklamsia 11

F. Pengelolaaan Preeklamsia 12

G. Penanganan Pada Kasus Preeklamsia 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 25

B. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,
intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan preklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi
beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab
seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak
mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010). Preeklampsia (dahulu
disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan terjadi pada 5-
20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil dengan kehamilan kembar, ibu
yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi essensial. Bahaya dari preeklampsia
meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal, jantung, hemorargi serebral, insupisiensi
placenta dan gangguan pertumbuhan janin (Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan proteinuria yang masif.
Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di samping ketiga
tanda khas PEB. Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya
berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar
6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-
eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda,
2008). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-
rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran
hidup. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2010, penyebab

4|Page
langsung kematian ibu di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu
perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan abortus 5%.
Di Indonesia, angka kejadian preeklamsi berkisar antara 2,1-8,5% dan
kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%),
setelah pendarahan (Depkes RI, 2001). Untuk angka kejadian di RSUP Sanglah
Denpasar, periode 2002-2003
dilaporkan kejadian preeklamsi sebesar 5,83% (Oka dan Surya, 2004), pada
periode 2004-2005 sebesar 6,06% (Sudarmayasa dan Surya, 2006), sementara pada
periode 2009-2010, dilaporkan sebesar 7,31% (Lidapraja dan Surya, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul laporan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsi berat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu preeklamisa?
2. Apa saja klasifikasi preeklamsia?
3. Apa saja faktor resiko preeklamisa?
4. Apa saja pereriksaan pemeriksaan janin?
5. Apa saja pencegahan preeklamsia?
6. Bagaimana pengelolaaan preeklamsia?
7. Bangaimanakah penanganan pada kasus preeklamsia?
C. Tujuan
Tujuannya adalah :
1. Untuk mengetahui itu preeklamisa
2. Apa saja klasifikasi preeklamsia
3. Apa saja faktor resiko preeklamisa
4. Apa saja pereriksaan pemeriksaan janin
5. Apa saja pencegahan preeklamsia
6. Bagaimana pengelolaaan preeklamsia
7. Bangaimanakah penanganan pada kasus preeklamsia

5|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Evidence Based adalah cara yang untuk membantu tenaga kesehatan dalam
membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan Kebutuhan pasien dan
keahlian klinis tenaga kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew
warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi
dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang
dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat (geogre, 2007).
Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a) Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pelaksanaan 6 jam.
b. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pelaksanaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif
plus 1 sampai 2 urin keteter atau midstream.

b. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :


a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b) Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam
c) Proteinuria lebih dari 3gr/liter
d) Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di
epigastrium.

6|Page
e) Terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar,
MPH, 1998).

 Faktor Risiko Preeklamsia


· Kehamilan pertama
· Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
· Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
· Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
· Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine,
dan tekanan darah tinggi)
· Kehamilan kembar

Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, July
2000)
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur
kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia – eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20
minggu.
3. Hipertensi kronik (superimposed preeklamsi)
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria
4. Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga
12 minggu pascapersalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan,
maka dapat disebut juga “Hipertensi Transien”.

B. KLASIFIKASI

Disadur bebas dari Report on the National High Blood Pressure Education
Program Working Group on High Blood Pressure in pregnancy (AJOG Vol.183 : S1,
July 2000)

7|Page
1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama
kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan desakan
darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi
a. Kriteria minimum
Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick
≥ 1+
b. Eklamsi
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi
Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil
yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya
timbul setelah kehamilan 20 minggu.
4. Hipertensi kronik
Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum
kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang
setelah 12 minggu pasca persalinan.

Indikasi persalinan pada preeklamsi dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Indikasi ibu

- Usia kehamilan ≥ 38 minggu

- Hitung trombosit < 100.000 sel/mm3

- Kerusakan progresif fungsi hepar

- Kerusakan progresif fungsi ginjal

- Suspek solusio plasenta

- Nyeri kepala hebat persisten atau gangguan penglihatan

- Nyeri epigastrium hebat persisiten, nausea atau muntah

8|Page
b. Indikasi janin

- IUGR berat

- Hasil tes kesejahteraan janin yang non reassuring

- Oligohidramnion.

C. FAKTOR RISIKO PREEKLAMSI


Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya preeklamsi
1. Risiko yang berhubungan dengan partner laki
a. Primigravida
b. Primipaternity
c. Umur yang ekstrim : terlalu muda atau terlalu tua
untuk kehamilan
d. Partner laki yang pernah menikahi wanita yang
kemudian hamil dan mengalami preeklamsi.

e. Pemaparan terbatas terhadap sperma.


f. Inseminasi donor dan donor oocyte
2. Risiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan
riwayat penyakit keluarga
1. Riwayat pernah preeklamsi
2. Hipertensi kronik
3. Penyakit ginjal
4. Obesitas
5. Diabetes gestational, diabetes mellitus tipe 1
6. Antiphospholipid antibodies dan hiperhomocysteinemia
3. Risiko yang berhubungan dengan kehamilan
1. Mola hidatidosa
2. Kehamilan ganda
3. Infeksi saluran kencing pada kehamilan
4. Hydrops fetalis

9|Page
Faktor yang mengurangi risiko terjadinya preeklamsi
1. Seks oral
2. Merokok

D. PEMERIKSAAN KESEJAHTERAAN JANIN


1. Hipertensi gestasional
Pada waktu pertama kali diagnosis :
1) Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air
ketubannya. Bila hasil normal, dilakukan pemeriksaan ulang,bila
terjadi perubahan pada ibu.
2) NST harus dilakukan pada waktu diagnosis awal. Bila NST non
reaktif dan desakan darah tidak meningkat, maka NST ulang
hanya dilakukan bila ada perubahan pada ibu.

2. Hipertensi ringan
1. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air
ketubannya.
2. Bila hasil normal, pengulangan pemeriksaan dilakukan tiap 3
minggu
3. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis. Bila NST non
reaktif dan desakan darah meningkat, ulangi NST tiap
minggu.NST segera diulangi bila terjadi perubahan memburuk
pada ibu.
4. Bila dengan USG didapatkan perkiraan berat janin < 10th
percentile dari umur kehamilan atau didapatkan oligohidramion
: AFI ≤ 5, pemeriksaan dilakukan sekurang2nya 2 minggu
sekali.

3. Preeklamsi berat
Pemeriksaan NST dilakukan tiap hari

10 | P a g e
E. PENCEGAHAN PREEKLAMSI
Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya
preeklamsi pada wanita hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklamsi.
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Non medical
2. Medikal

a. Pencegahan dengan non medical


1. Restriksi garam : tidak terbukti dapat mencegah terjadinya
preeklamsi.
2. Suplementasi diet yang mengandung :
a) Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh,
misalnya omega-3 PŲFA
b) Antioksidan : vitamin C, vitamin E, ßeta-carotene, CoQ10, N-
Acetylcysteine, asam lipoik.
c) Elemen logam berat : zinc, magnesium, calcium.
3. Tirah baring tidak terbukti :
a. Mencegah terjadinya preeklamsi
b. Mencegah persalinan preterm
Di Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang
mempunyai risiko tinggi terjadinya preeklamsi.

b.Pencegahan dengan medikal

a. Diuretik : tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi


bahkan memperberat hipovolemia
b. Anti hipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi
c. Kalsium : 1500 – 2000 mg/ hari, dapat dipakai sebagai
suplemen pada risiko tinggi terjadinya preeklamsi, meskipun
belum terbukti bermanfaat untuk mencegah preeklamsi.
d. Zinc : 200 mg/hari
e. Magnesium : 365 mg/hari
f. Obat anti thrombotik :

11 | P a g e
1. Aspirin dosis rendah : rata2 dibawah 100 mg/hari, tidak
terbukti mencegah preeklamsi.
2. Dipyridamole

g. Obat2 : vitamin C, vitamin E, ßeta-carotene, CoQ10, N-


Acetylcysteine,

h. Asam lipoik.

**pencegahan medical diatas merupakan evidence medicine


practice(yang sering dikerjakan) akan tetapi belum terbukti
memberikan manfaat secara EBM.

F. PENGELOLAAN PREEKLAMSI
a. PREEKLAMSI RINGAN
Definisi klinik
Kriteria diagnostic
a) Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diatolik ≥ 90 mmHg.
b) Desakan darah : ≥ 30 mmHg dan kenaikan desakan diastolic ≥ 15
mmHg, tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklamsi, tetapi
perlu observasi yang cermat
c) Proteinuria : ≥ 300 mg/ 24 jam jumlah urine atau dipstick : ≥ 1+
d) Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik
kecuali edema anasarka.

Pengelolaan
Pengelolaan preeklamsi ringan dapat secara :

1.Rawat jalan ( ambulatoir )

2.Rawat inap ( hospitalisasi )

1. Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir)


o Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai keinginannya. Di
Indonesia tirah baring masih diperlukan.
 Diet reguler : tidak perlu diet khusus

12 | P a g e
 Vitamin prenatal
 Tidak perlu restriksi konsumsi garam
 Tidak pelu pemberian diuretic, antihipertensi dan sedativum.
 Kunjungan ke rumah sakit tiap mingg
2. Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi)
1. Indikasi preeklamsi ringan dirawat inap (hospitalisasi)
c. Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
d. Proteinuria menetap selama > 2 minggu
e. Hasil test laboratorium yang abnormal
f. Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklamsi berat
2. Pemeriksaan dan monitoring pada ibu
a. Pengukuran desakan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
b. Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan
abdomen
c. Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah
sakit dan penimbangan dilakukan setiap hari
d. Pengamatan dengan cermat gejala preeklamsi dengan
impending eklamsi:
3. Nyeri kepala frontal atau oksipital
4. Gangguan visus
5. Nyeri kuadran kanan atas perut
6. Nyeri epigastrium

b.PREEKLAMSI BERAT

1. Definisi klinik

Preeklamsi berat ialah preeklamsi dengan salah satu atau lebih


gejala dan tanda dibawah ini :
a. Desakan darah : pasien dalam keadaan istirahat
desakan sistolik ≥ 160 mmHg dan atau desakan
diastolik ≥ 110 mmHg
b. Proteinuria : ≥ 5 gr/ jumlah urin selama 24 jam.
Atau dipstick : 4 +
c. Oliguria : produksi urin < 400-500 cc/ 24 jam

13 | P a g e
d. Kenaikan kreatinin serum
e. Edema paru dan sianosis
f. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan
abdomen : disebabkan teregangnya kapsula
Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur
hepar.
g. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran,
nyeri kepala, skotomata, dan pandangan kabur.
h. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanin atau
aspartat amino transferase
i. Hemolisis mikroangiopatik
j. Trombositopenia : < 100.000 cell/ mm3
k. Sindroma HELLP

2. Pembagian preeklamsi berat


Preeklamsi berat dapat dibagi dalam beberapa kategori :
a. Preeklamsi berat tanpa impending eklamsi
b. Preeklamsi berat dengan impending eklamsi, dengan
gejala2
impending :
- nyeri kepala
- mata kabur
- mual dan muntah
- nyeri epigastrium
- nyeri kuadran kanan atas abdomen

3. Pemeriksaan laboratorium
Lihat pemeriksaan laboratorium pada no. V.C. Tabel 2

4. Dasar pengelolaan preeklamsi berat


Pada kehamilan dengan penyulit apapun pada ibunya,
dilakukan pengelolaan dasar sebagai berikut :

14 | P a g e
 Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi
medikamentosa dengan pemberian obat2an untuk penyulitnya
 Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya :
Sikap terhadap kehamilannya dibagi 2, yaitu :

1.Ekspektatif ; konservatif :

bila umur kehamilan < 37 minggu, artinya :

kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil


memberikan terapi medikamentosa

2.Aktif, agresif ;

bila umur kehamilan ≥ 37 minggu, artinya kehamilan dikahiri


setelah mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.

 Deteksi Dini Preeklampsia


Deteksi dini terhadap kasus preeklampsia dapat dilakukan melalui beberapa
cara mulai dengan cara yang sederhana seperti pengkajian yang komprehensif agar
semua riwayat dan faktor risiko dapat diketahui, sehingga diagnosis dini dapat
ditegakkan dan intervensi yang tepat dapat diberikan. Deteksi dini terhadap
preeklampsia dapat juga dilakukan melalui intervensi medis baik invasive maupun
non invasive. Berikut ini dijelaskan beberapa cara deteksi dini preeklampsia dari
berbagai sumber di berbagai negara antara lain:6, 12-15

Pengkajian yang komprephensif pada saat pemeriksaan kehamilan, dan jika


ditemukan tanda-tanda preeklampsi ringan maka kunjungan ANC perlu di lakukan
lebih sering dengan panduan dari NICE dianjurkan mengkaji tekanan darah dan
dipstik urine pada usia kehamilan 16,28,34,36,38 dan 41 minggu pada secundipara
dan seterusnya, sedangkan kunjungan tambahan diperlukan pada nulipara di usia
kehamilan 25 dan 31.
Peningkatan berat badan 1 kg dalam seminggu atau lebih
Agregasi platelet yang meningkat secara signifikan.
Pemeriksaan ultrasonografi dengan doppler pada arteri uterine untuk
menemukan adanya notch pada usia kehamilan 20-24 minggu, juga kecepatan aliran

15 | P a g e
darah serta untuk pemeriksaan adanya oligohidramnion dan pertumbuhan janin
apakah terdapat PJT/IUGR.
Tindakan yang dapat diberikan setelah ditemukan adanya predictor
preeclampsia seperti Tekadan darah meningkat, BB meningkat 1 kilo gram dalam
seminggu atau lebih, agregasi platelet, notch dan lain sebagainya dapat diberikan
intervensi untuk mencegah terjadinya eklmapsia maupun mengurangi kejadian
mortalitas janin. Dibawah ini akan dijelaskan intervensi tersebut dari berbagai sumber
antara lain:9, 13, 14

Pemberian asetilsalisilat (aspirin) 100 mg sebelum 16 minggu kehamilan dapat


menurunkan kejadian preklampsia (RR 0,1 IK 95%; 0,1 – 0,74). Di Prancis pemberian
aspirin 75-160 mg/hari dimulai sebelum kehamilan 20 minggu. Penelitian RCT
melaporkan bahwa dari 1317 ibu yang diteliti, terjadi penurunan risiko preeklampsia
sebesar 52% ibu pada kelompok intervensi aspirin yang dimulai pada usia kehamilan
16 minggu. Tetapi pada kelompok ibu yang diberikan aspirin setelah 16 minggu
kehamilan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tehadap penurunan risiko
preeklampsia.
Pemberian antioksidan, di Prancis pemberian antioksidan tidak
direkomendasikan. Pemberian antioksidan dari dark chocolate dapat menginduksi
nitrit oxide karena mengandung efek antioksidan, dapat juga mengurangi agregasi
platelet dan meningkatkan fungsi endothelial. Sebaliknya studi lain juga melaporkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan penurunan risiko preeklampsi dengan
konsumsi coklat hitam.
Pemberian magnesium lebih banyak dilaporkan diberikan pada ibu dengan
PEB. Dilaporkan magnesium dapat menurunkan risiko eklampsi sebesar 50%.
Rekomendasi WHO dalam pemberian magnesium adalah diberikan pada PEB untuk
mencegah eklampsi dan pada pasien eklampsi untuk mencegah kejang.
Pemberian kalsium diberikan pada ibu dengan defisiensi kalsium (Prancis).
Rekomendasi WHO, kalsium perlu diberikan pada ibu dengan asupan kalsium yang
rendah. Dosis yang dianjurkan 1,5 – 2 elemen kalsium/hari.
Pemberian asam folat dapat menurunkan risiko preeklampsi. Studi di Kanada
melaporkan bahwa ibu hamil yang diberikan asam folat sebelum hamil atau sejak
trimester I kehamilan dan terus mengkonsumsinya hingga trimester III dapat

16 | P a g e
menurunkan kejadian preeklampsia sebesar 65%. Dosis yang dianjurkan adalah dua
kali dosis untuk mencegah neural tube defect yaitu 1 mg.
Pemberian Isosorbid Dinitrat (ISDN) secara transdermal pada ibu dengan PE
dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki sirkulasi darah uteroplasenta.

17 | P a g e
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
39 MINGGU DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT

DI POLIKLINIK KEBIDANAN RSUP SANGLAH DENPASAR


Hari/Tanggal : Jumat, 07 November 2014 Nama : Putri Mayang Sari
Pukul : 09.30 WITA NIM : S.12.1093

A.SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. M Tn. M
Umur 25 tahun 32 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia Banjar/ Indonesia
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat Sukawati Gianyar Bali

2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan hamil ±9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya mengeluh nyeri
perut bagian bawah sejak tadi malam.

3. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, pertama kali kawin umur 20 tahun dengan
suami sekarang sudah 5 tahun.

4. Riwayat haid
a. Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : 29 hari
c. Teratur / tidak : teratur
d. Lamanya :3-5 hari
e. Banyaknya : ± 2-3 kali ganti pembalut/hari
f. Dysmenorrhea : tidak
g. HPHT : 04-02-2014
h. Taksiran Partus : 11-11-2014

5. Riwayat Obstetri :
No Tahun Kehamilan Persalinan Bayi Penyulit Ket.

18 | P a g e
Penyu- Tempat / Penyu- Keadaan Nifas
UK UK Cara BB PB Seks
lit Penolong lit Lahir
39 39 BPM /
1. 2009 - Normal - - - lk meninggal - IUFD
mgg mgg Bidan
40 40 RS / 2,7 50
2. 2010 - Normal - pr meninggal - IUFD
mgg mgg Dokter kg cm
3. 2014 Ini

6. Riwayat keluarga berencana


a. Jenis : suntik 1 bulan
b. Lama : 5 bulan
c. Masalah : tidak ada

7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan pernah menderita hipertensi saat kehamilan pertama,
tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit keturunan
seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada riwayat kembar.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita hipertensi, dari pihak
keluarga lain tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, penyakit
keturunan seperti asma, diabetes mellitus dan penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lainnya serta tidak ada riwayat
kembar.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di : BPM
b. Mulai periksa sejak kehamilan : 11 minggu
c. Frekuensi periksa
1) Trimester I : 2 kali
2) Trimester II : 3 kali
3) Trimester III : 2 kali
d. Imunisasi TT : Lengkap
e. Keluhan selama hamil

19 | P a g e
No Keluhan Umur Tindakan Dan Oleh Ket.
Kehamilan Terapi
1. Mual 11 minggu KIE, makan sedikit Bidan Masalah
tapi sering, hindari teratasi
makanan yang
berbau menyengat,
B6, Kalk, Asam
folat, Fe.

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Makanan Minuman
Jenis Nasi, Lauk-pauk, sayur Air putih, teh
Frekuensi 2 kali sehari 7-8 kali sehari
Porsi 1 piring 1 gelas
Masalah Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB
a) Frekuensi : 1 kali sehari
b) Konsistensi : lembek
c) Warna : kuning kecokelatan
d) Masalah : Tidak ada

2) BAK
a) Frekuensi : 4-5 kali sehari
b) Warna : kuning keruh
c) Bau : khas urin
d) Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi : 2 kali sehari
2) Frekuensi gosok gigi : 2 kali sehari
3) Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
d. Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil masih dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah dan lain-lain.
a. Tidur dan istirahat
b. 1) Siang hari : 1-2 jam
c. 2) Malam hari : 7-8 jam

20 | P a g e
d. 3) Masalah : Tidak ada
e. Pola seksual
f. Masalah : Tidak ada

10. Data psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan kehamilannya : cemas
b. Tanggapan keluarga terhadap kehamilannya : Senang
c. Ketaatan ibu dalam beribadah : Shalat 5 waktu
d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Orang tua dan Bidan
f. Budaya yang dipercayai selama kehamilan : tidak ada
g. Lingkungan yang berpengaruh
1) Ibu tinggal bersama : Suami
2) Hewan peliharaan : Tidak ada
h. Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik
i. Jumlah penghasilan : Mencukupi
j. Penentu pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
k. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami

B. OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
1) Sebelum hamil : 70 kg
2) Sekarang : 85 kg
d. Tinggi badan : 153 cm
e. LILA : 33 cm
f. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 170/100 mmHg
2) Respirasi : 20 kali/menit
3) Nadi : 80 kali/menit
4) Suhu : 36,8 oC
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi

21 | P a g e
1) Kepala :Kulit kepala tampak bersih, tidak berketombe, rambut
hitam dan tidak rontok.
2) Muka :Tidak tampak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma
Gravidarum.
3) Mata :Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak kuning.
4) Telinga :Simetris, tidak ada pengeluaran serumen.
5) Hidung :Tidak ada polip, tidak ada pergerakan cuping hidung.
6) Mulut :Tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
sariawan, tidak ada caries gigi, gigi tidak berlubang.
7) Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
8) Dada :Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada saat
inspirasi dan ekspirasi.
9) Mamae :Simetris, puting susu menonjol, terdapat
Hiperpigmentasi pada areola.
10) Perut :Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, tidak
ada jaringan parut, tidak ada luka bekas operasi.
11) Genetalia :Tidak ada keluar cairan atau keputihan.
12) Tungkai :Tampak oedem dan tidak tampak varises.
b. Palpasi
1) Leher :Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
2) Mamae :Tidak ada nyeri tekan dan massa.
3) Abdomen
a) Leopold I :Pertengahan antara pusat dan prosesus xifoideus, teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
b) Leopold II :Bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang
seperti papan (pu-ki) dan bagian kanan perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
c) Leopold III :Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan tidak
melenting (preskep)
d) Leopold IV :Bagian terbawah janin masuk PAP (divergen)
e) TFU : 30 cm
4) TBJ : (TFU-12)×155=2945 gram
5) Tungkai : Teraba adanya oedem dan tidak teraba varises
c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas dengan frekuensi 145 kali/menit

22 | P a g e
d. Perkusi
1) Reflek Patella : kiri/kanan, (+)/(+)
2) Cek Ginjal : kiri/kanan, (-)/(-)
e. Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum : Tidak dilakukan
2) Distansia kristarum : Tidak dilakukan
3) Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
4) Lingkar panggul : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang tanggal 07 November 2014


a. HB : 12 gr% nilai normal 12-16gr%
b. Protein urine : positif (++++)

C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : GIIIP0AII hamil 39 minggu dengan preeclampsia
berat, janin tunggal hidup intra uteri.
2. Masalah : Cemas menghadapi kondisi kehamilannya
3. Kebutuhan : KIE, kolaborasi dengan dokter Sp.OG., teknik
Relaksasi

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 170/100 mmHg,
Pernapasan : 20 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit, Suhu : 36,8oC, UK : 39 minggu, DJJ =
145 kali/menit, dan taksiran partus : 11-11-2014.
“Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat dengan di tandai oleh
Tekanan darah : 170/100 mmHg, Oedem pada tungkai, protein urine positif (++++) serta
kenaikan berat badan 15 kg dari berat badan sebelum hamil.
“Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini”
3. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG. :
a. Pdx : pemeriksaan HB , protein urine
b. Tx : Nifedipine 10 mg per oral
c. Mdx : -
d. KIE :
1) Penanganan nyeri
2) Penanganan cemas
3) Rencana tindakan persalinan melalui operasi section caesarea
Penatalaksanaan :

23 | P a g e
1. Mengatasi nyeri perut bagian bawah dengan cara mengajarkan teknik relaksasi yaitu
menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluarkan secara perlahan melalui mulut
agar mengurangi rasa cemas ibu.
“Ibu mengerti dan merasa lebih tenang”
2. Memotivasi ibu dalam mengahadapi kehamilannya yaitu dengan menganjurkan ibu
untuk berdoa agar mengurangi rasa cemas.
“Ibu merasa lebih tenang”
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu HB dan
protein urine.
“Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium, HB 12 gr%, Protein urine positif
(++++)”.
4. Memberitahu ibu bahwa akan diantar ke ruang VK bersalin untuk dilakukan
tindakan persalinan melalui operasi sectio caesarea.
“Ibu setuju diantar ke VK bersalin”
5. Memberikan terapi nifedipine 10 mg per oral 1 tablet.
“Terapi sudah diberikan”
6. Rencana operasi section caesarea Jumat, 07 November 2014

24 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria > 5 gr/24 jam atau
oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Jumat 07 November 2014, Ny. M datang ke Poliklinik Kebidanan bersama
suaminya ingin memeriksakan kehamilannya atas rujukan dari bidan. Berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu mempunyai riwayat
preeklampsi, tekanan darah 170/100 mmHg, oedema pada tungkai dan protein urine
positif (++++). Ibu diantar ke Ruang VK Bersalin, ibu mendapatkan terapi Nifedipine
10 mg per oral dan akan direncanakan untuk dilakukan tindakan persalinan melalui
operasi section caesarea pada hari Jumat 07 November 2014.
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. M umur 25 tahun GIIIP0AII hamil 39
minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi bagiinstitusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutupendid
ikan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Petugas Kesehatan


Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan mutu pelayanan yang profesional
oleh tenagakesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil
dengan preeklampsia berat.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat
menambah wawasan keilmuan danpengalaman serta keterampilan dalam melakukan a
suhan kebidanan pada ibu dengan preeklampsia berat.
4. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama
masa hamil dengan preeklampsi berat.

25 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. ECG. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
YBP. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta.
Romauli, Suryati. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Nuha Mediha : Yogyakarta.
Taber B-Z. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1994. Available from:.

Ananth CV, Keyes KM, Wapner RJ. Pre-eclampsia rates in the United States 1980-2010: age
period- cohort analysis. the bmj. 2013;347. Epub 7 November 2013.

Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 3 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.

Pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Edisi 2. Batam: Pokja


Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia. Himpunan
Kedokteran Feto Maternal; 2005.

Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.

http://www.perkinelmer.com/Content/RelatedMaterials/BKT_Preeclampsia.pdf.

Bilano VL, Ota E, Ganchimeg T, Mori R, Souza JP. Risk Factor of Pre-Eclampsia and its
adverse outcomes in low- and middle income countries : a WHO secondary analysis. PLOS
one. 2014;9(3). Epub March 2014.

Sumber: https://moudyamo.wordpress.com/2016/01/08/preeklampsia/

Mariam siti, Makalah pre-eklampsia, 14 april 2013, diakses tanggal 27 juni 20013 dari,
http://sitimaryamhsb.makalah-pre-eklamsia.html

Prawirohardjo S, Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam Ilmu Kebidanan, edisi ke-3,


Wiknjosastro H, Saifuddin A, Rachimhadhi T, penyunting, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2005: 281-301

26 | P a g e

Вам также может понравиться

  • Sop Bimbingan Pengguna
    Sop Bimbingan Pengguna
    Документ2 страницы
    Sop Bimbingan Pengguna
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Tilik Kjang Demam
    Tilik Kjang Demam
    Документ2 страницы
    Tilik Kjang Demam
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • NN
    NN
    Документ17 страниц
    NN
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Sop
    Sop
    Документ3 страницы
    Sop
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Patologi Ilmu Penyakit
    Patologi Ilmu Penyakit
    Документ5 страниц
    Patologi Ilmu Penyakit
    Faisal
    100% (1)
  • untuk soal perpindahan panas
    untuk soal perpindahan panas
    Документ1 страница
    untuk soal perpindahan panas
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Konsep Patologi
    Konsep Patologi
    Документ21 страница
    Konsep Patologi
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Sop
    Sop
    Документ3 страницы
    Sop
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Makalah Teknologi BND Lela Kelompok 4
    Makalah Teknologi BND Lela Kelompok 4
    Документ20 страниц
    Makalah Teknologi BND Lela Kelompok 4
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Asuhan Kebidanan
    Asuhan Kebidanan
    Документ4 страницы
    Asuhan Kebidanan
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Kegawatdaruratan Kebidanan
    Patofisiologi Kegawatdaruratan Kebidanan
    Документ43 страницы
    Patofisiologi Kegawatdaruratan Kebidanan
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • JBJBMN
    JBJBMN
    Документ12 страниц
    JBJBMN
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Patologi Ilmu Penyakit
    Patologi Ilmu Penyakit
    Документ5 страниц
    Patologi Ilmu Penyakit
    Faisal
    100% (1)
  • Poltekkes Kemenkes Bengkulu 2019: Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana
    Poltekkes Kemenkes Bengkulu 2019: Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana
    Документ18 страниц
    Poltekkes Kemenkes Bengkulu 2019: Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Teknologi Pelayanan Kebidanan
    Teknologi Pelayanan Kebidanan
    Документ7 страниц
    Teknologi Pelayanan Kebidanan
    Nurfijrin Ramadhani
    0% (1)
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • MBMM
    MBMM
    Документ3 страницы
    MBMM
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Soap B.rahma
    Soap B.rahma
    Документ9 страниц
    Soap B.rahma
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Distosia 2
    Distosia 2
    Документ11 страниц
    Distosia 2
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Документ9 страниц
    Kelompok 4
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • N, M.JK
    N, M.JK
    Документ5 страниц
    N, M.JK
    yv
    Оценок пока нет
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Документ8 страниц
    Kejang Demam
    Ira Abdullah
    Оценок пока нет
  • 5 Ruang Lingkup
    5 Ruang Lingkup
    Документ2 страницы
    5 Ruang Lingkup
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • PKM 2
    PKM 2
    Документ6 страниц
    PKM 2
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 1 BND Eli
    Kelompok 1 BND Eli
    Документ39 страниц
    Kelompok 1 BND Eli
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • KB IMPLAN
    KB IMPLAN
    Документ5 страниц
    KB IMPLAN
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Varney BND Ratna
    Varney BND Ratna
    Документ10 страниц
    Varney BND Ratna
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Varney 1
    Varney 1
    Документ10 страниц
    Varney 1
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 1 BND Eli
    Kelompok 1 BND Eli
    Документ39 страниц
    Kelompok 1 BND Eli
    Nurfijrin Ramadhani
    Оценок пока нет