Вы находитесь на странице: 1из 7

Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

KORELASI SIKAP DAN PENGETAHUAN DENGAN INDEKS DMF-T


PADA MURID SEKOLAH DASAR

Nova Arikhman1*), Suherman2), Eliza Arman3)


1
Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Syedza Saintika
2
Puskesmas Air Santok, Pariaman Timur, Kota Pariaman
3
Program Studi D3 Kebidanan, STIKes Syedza Saintika
*email: arikhmannova@gmail.com

Submitted :23-01-2018, Reviewed:07-02-2018, Accepted:23-03-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.3067

ABSTRACT
Preliminary study showed that from 11 people examined was found DMF-T index 2,.81. The objectives
of the study were to know the correlation between the level of knowledge and attitude of the children in
maintaining dental and mouth health with DMF-T index. The type of this research is analytic with cross
sectional design. The study population is all students of class V and VI SDN X totaling 56 people and
taking with total population. Data collection using questionnaires and DMF-T index checks. Data were
analyzed univariat in the form of frequency distribution and bivariate with Chi-Square test. The results
showed 28,6% with poor DMF-T index, 26.8% had low knowledge level, 44,6% had negative attitude.
Chi-Square test results obtained p value: 0,02 for knowledge level and 0,046 for attitude. The findings
show that there is a significant relationship between the level of knowledge and attitude of the child in
maintaining oral and dental health with DMF-T index. It is recommended that schools and Puskesmas
improve the cooperation of the UKGS program, to improve knowledge and improve the attitude of
children in maintaining oral health, so that the DMF-T index becomes better.

Keywords: Knowledge, Attitude, DMF-T Index

ABSTRAK
Studi pendahuluan menunjukan dari 11 orang yang di periksa ditemukan indeks DMF-T 2,81. Tujuan
penelitian mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut dengan indeks DMF-T. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional.
Populasi penelitian adalah semua murid kelas V dan VI SDN X berjumlah 56 orang dan pengambilan
dengan total populasi. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan pemeriksaan indeks
DMF-T. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji Chi-
Square. Hasil penelitian menunjukkan 28,6% dengan indeks DMF-T buruk, 26,8% memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah, 44,6% memiliki sikap yang negatif. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value:
0,02 untuk tingkat pengetahuan dan 0,046 untuk sikap. Temuan menunjukan terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dengan indeks DMF-T. Disarankan agar sekolah dan pihak Puskesmas meningkatkan kerjasama
program UKGS, untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, agar indeks DMF-T menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Indeks DMF-T

penyakit gigi dan mulut serta promosi


PENDAHULUAN kesehatan gigi dan mulut. Indikator GOHP
Program teknis kesehatan gigi dan 2020 adalah berkurangnya rasa sakit yang
mulut secara global dalam Global Oral dinilai dari berkurangnya hari absen di
Health Promotion (GOHP), sekolah karena sakit, peningkatan proporsi
mengembangkan kebijakan pencegahan bebas karies pada anak usia enam tahun,

Kopertis Wilayah X 342


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

penurunan komponen D dari Decay, Pembangunan di bidang kesehatan gigi


Missing, Filled-Teeth (DMF-T) pada usia adalah bagian integral dari pembangunan
12 tahun, berkurangnya gigi yang diekstrasi kesehatan secara umum. Penyakit gigi dan
karena karies pada usia 18 tahun (Hobdell mulut merupakan penyakit yang tersebar
M, et al., 2003). luas di masyarakat Indonesia. Faktor
penyebab dari penyakit gigi dan mulut
Penilaian status kesehatan gigi-mulut
dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
pada dasarnya dilakukan dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku dan
menghitung prevalensi karies gigi dan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
penyakit periodontal, hal ini menjadi acuan
karena karies gigi dan penyakit periodontal Studi awal kepada 11 orang murid kelas
dialami oleh sebagian masyarakat di V dan VI Sekolah Dasar menunjukan
seluruh dunia (Carranza FA., 2006). bahwa 73% pernah mengalami sakit gigi,
penanganan sakit gigi ke dokter gigi
Menilai status kesehatan gigi dan mulut
sebesar 46% sementara penanganan sendiri
digunakan nilai DMF-T. Nilai DMF-T
54%. Pada umumnya mereka mengetahui
adalah angka yang menunjukkan jumlah
jenis makanan yang berbahaya bagi gigi
gigi dengan karies pada seseorang atau
dan kapan waktunya menyikat gigi, namun
sekelompok orang. Angka D adalah gigi
setelah makan mereka tidak melakukan
yang berlubang karena karies gigi, angka M
perawatan menghindari kerusakan gigi
adalah gigi yang dicabut karena karies gigi,
yaitu kumur-kumur, dan 54% tidak
angka F adalah gigi yang ditambal atau
melakukan sikat gigi setelah makan.
ditumpat karena karies dan dalam keadaan
Pemeriksaan indeks DMF-T menunjukan
baik. Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+
hasil D-T: 29, M-T: 2, F-T: 0, jadi indeks
F+ T (Notohartojo I.T & Magdarina D.A,
akhir sebesar 2,81.
2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka
Hasil riset kesehatan dasar menunjukan
peneliti tertarik untuk membuktikan
bahwa prevalensi karies penduduk
melalui penelitian ini tentang “Korelasi
Indonesia sebesar 72,6%, dengan
antara pengetahuan dan sikap anak tentang
kecenderungan indeks DMF-T 4,5
pemeliharaan kesehatan gigi dengan
(Kemenkes RI, 2015). Karies memberikan
kejadian kerusakan gigi yang dicerminkan
dampak yang luas, yaitu gangguan pada
kualitas hidup berupa keterbatasan fungsi dalam sistem penilaian yang dikenal
dengan indeks DMF-T”. Tujuan penelitian
gigi, disabilitas fisik, keluhan rasa sakit,
ini adalah: memperoleh angka DMF-T,
dan disabilitas psikis. Gangguan akibat
pengetahuan, dan sikap anak, serta
karies berpengaruh terhadap produktivitas
membuktikan korelasi antara pengetahuan
anak dalam belajar.
dengan indeks DMF-T, dan sikap dengan
Sesuai perkembangannya bahwa indeks DMF-T pada murid kelas V dan VI
kesehatan gigi dan mulut telah mengalami Sekolah Dasar.
peningkatan, tetapi prevalensi terjadinya
karies gigi pada anak tetap merupakan METODE PENELITIAN
masalah klinik yang signifikan. Indeks Penelitian ini menggunakan pendekatan
DMF-T anak umur 12 tahun menunjukkan cross sectional. Alat ukur yang digunakan
rata-rata belum mencapai target nasional berupa 20 item kuesioner untuk mengukur
dan WHO. Status kesehatan gigi dan mulut pengetahuan dan 22 item untuk sikap anak
pada anak kelompok usia 12 tahun sebagai variabel bebas, serta form
merupakan indikator utama dalam kriteria nomenklatur pemeriksaan untuk mengukur
pengukuran pengalaman karies gigi indeks DMF-T sebagai variabel terikat, alat
(Alhamda, S, 2011). yang dipakai untuk pemeriksaan berupa
kaca mulut dan sonde. Penelitian ini

Kopertis Wilayah X 343


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

dilakukan pada 56 orang murid kelas V dan masing individu. Oleh karena itu, perilaku
VI Sekolah pada tahun 2017, dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
mengambil keseluruhan populasi sebagai yang kurang baik harus diubah (Sutjipto
sampel penelitian. dkk, 2013).
Pengumpulan data dilakukan dengan Indeks DMF-T yang buruk dipengaruhi
pengisian kuesioner yang langsung oleh ketidaktahuan anak tentang jenis
didampingi oleh peneliti. Selanjutnya makanan yang mudah merusak gigi, hampir
langsung dilakukan pemeriksaan DMF-T separoh dari responden (48%) tidak tahu
berbasiskan nomor id responden pada jenis makanan yang mudah merusak gigi.
kuesioner. Analisa data dilakukan dengan Selain itu anak juga tidak tahu berapa
program komputerisasi, baik untuk lamanya menyikat gigi, lebih dari separoh
univariat berupa distribusi frekuensi (59%) menyikat gigi kurang dari 5 menit.
maupun bivariat dengan menggunakan uji Menyikat gigi dengan waktu yang
Chi-Square. Hipotesis dalam penelitian ini
singkat akan menyebabkan seluruh
adalah: Ada hubungan tingkat pengetahuan permukaan gigi tidak akan tersikat dengan
dan sikap anak dalam pemeliharaan sempurna dan mengakibatkan penumpukan
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks sisa makanan yang merupakan sumber
DMF-T. energi bagi kuman sehingga menjadi
pencetus untuk terbentuknya karies gigi
HASIL DAN PEMBAHASAN dan menambah besarnya indeks DMF-T.
Indeks DMF-T
Dari hasil penelitian yang dilakukan Tingkat Pengetahuan
pada murid kelas V dan VI SD ditemukan Temuan tabel 2 berikut ini menunjukan
indeks DMF-T seperti pada tabel 1 dibawah bahwa masih cukup besarnya angka tingkat
ini. pengetahuan anak yang rendah, dimana
Tabel 1 ditemukan 26,8% anak dengan tingkat
Distribusi Frekuensi Indeks DMF-T pengetahuan yang rendah dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
No Indeks DMF-T f %
1 Buruk 16 28.6 Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat
2 Baik 40 71.4 Pengetahuan Anak dalam Pemeliharaan
Jumlah 56 100 Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 1 di atas menunjukan bahwa No Tingkat
28,6% anak mempunyai angka DMF-T f %
Pengetahuan
yang buruk. Hal ini sejalan dengan
1 Buruk 16 28.6
penelitian yang dilakukan oleh Purwoko
(2011) mengenai hubungan pengetahuan 2 Baik 40 71.4
dan sikap dengan status kesehatan gigi pada Jumlah 56 100
anak usia sekolah dasar di wilayah kerja Sejalan dengan hasil penelitian Lintang
Puskesmas Sawit I Surakarta didapatkan et.al (2015) tentang hubungan tingkat
bahwa dari 33 responden yang diperiksa 14 pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi
responden (42,4%) mempunyai angka dan tingkat keparahan karies gigi siswa SD
DMF-T buruk. Tumaluntung Minahasa Utara menyatakan
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat kurang dari separoh (11,1%) memiliki
hubungannya dengan perilaku. Perilaku tingkat pengetahuan rendah.
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Pengetahuan merupakan domain yang
yang baik akan sangat berperan dalam sangat penting untuk terbentuknya tindakan
menentukan derajat kesehatan dari masing- seseorang. Pengetahuan siswa sangat

Kopertis Wilayah X 344


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

penting dalam mendasari terbentuknya sangat erat hubungannya dengan perilaku.


perilaku yang mendukung kebersihan gigi Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
dan mulutnya. Pengetahuan mengenai mulut yang baik akan sangat berperan
kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam menentukan derajat kesehatan dari
untuk terbentuknya tindakan menjaga masing-masing individu. Oleh karena itu
kebersihan gigi dan mulut. perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut yang kurang baik harus diubah
Kurangnya pengetahuan seseorang
(Sutjipto dkk, 2013).
terhadap pentingnya kesehatan gigi,
merupakan salah satu faktor pendukung Sikap negatif dalam pemeliharaan
berkembangnya karies gigi. Sebagian besar kesehatan gigi dan mulut disebabkan
masyarakat Indonesia mengaggap bahwa karena sikap responden yang langsung
kebersihan gigi dan mulut tidak terlalu makan setelah menyikat gigi (37,5%).
penting, mereka baru merasakan penting Selain itu responden lebih suka menyikat
setelah penyuluhan, dengan tujuan dapat gigi waktu mandi karena lebih praktis
mengubah pandangan mereka tentang (50%). Padahal setelah menyikat gigi kita
pentingnya kesehatan gigi dan mulut. dilarang untuk makan dan minum agar fluor
yang ada dalam pasta gigi bisa bekerja
Penyebab dari rendahnya tingkat
optimal sehingga dianjurkan waktu yang
pengetahuan disebabkan karena rendahnya
tepat untuk menyikat gigi adalah setelah
tingkat keterpaparan anak dengan informasi
sarapan pagi dan sebelum tidur malam agar
mengenai kesehatan gigi, anak jarang
tidak ada sisa makanan yang melekat pada
memeriksakan giginya (84%) dan tidak
permukaan gigi sehingga fluor dapat
mengetahui frekuensi harus memeriksakan
bekerja lebih optimal.
gigi, serta kebanyakan responden datang ke
pusat pelayanan kesehatan gigi jika sudah Korelasi Tingkat Pengetahuan dengan
ada keluhan. Padahal ini penting sekali Indeks DMF-T
untuk meningkatkan pengetahuan, karena Korelasi tingkat pengetahuan anak
anak akan diberi pengetahuan tentang dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
bagaimana merawat gigi, makanan apa mulut dengan indeks DMF-T sesuai tabel 4
yang baik untuk gigi dan makanan apa yang di bawah ini.
dapat merusak gigi sehingga dapat
mencegah terjadinya lubang gigi. Tabel 4
Korelasi Tingkat Pengetahuan dengan
Sikap Indeks DMF-T
Tabel 3 berikut ini menunjukan Tingkat Indeks DMF-T Jumlah p-
gambaran sikap anak dalam pemeliharaan Pengeta Buruk Baik value
kesehatan gigi dan mulut. huan n % n % N %
Tabel 3 Rendah 8 53,3 7 46,7 15 100
Distribusi Frekuensi Sikap Anak dalam Tinggi 8 19,5 33 80,5 41 100 0,02
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Jumlah 16 28,6 40 71,4 56 100
Mulut Tabel 4 di atas menunjukan bahwa dari
anak dengan tingkat pengetahuan rendah
No Sikap f %
terdapat lebih dari separoh (53,3%) dengan
1 Negatif 25 44.6 indeks DMF-T buruk dan sisanya (46,7%)
2 Positif 31 55.4 dengan indeks DMF-T baik. Uji statistik
Jumlah 56 100 membuktikan bahwa terbukti terdapat
Tabel 3 dia atas menunjukan bahwa korelasi yang signifikan antara tingkat
hampir separoh (44,6%) mempunyai sikap pengetahuan anak dalam pemeliharaan
yang negatif dalam pemeliharaan kesehatan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks
gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut DMF-T (p-value= 0,02). Dimana semakin

Kopertis Wilayah X 345


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

positif sikap anak maka semakin bain memiliki pengetahuan tentang berapa lama
indeks DMF-T. menyikat gigi dan 69,6% yang memiliki
pengetahuan tentang meyikat gigi yang
Sejalan dengan penelitian Purwoko
benar ternyata mereka memiliki angka
(2011) yang meneliti tentang karies pada
DMF-T dengan kategori baik.
anak usia SD. Memperoleh hasil p-value
0,05 yang berarti adanya hubungan yang Korelasi Sikap dengan Indeks DMF-T
bermakna antara pengetahuan kesehatan Korelasi anak dalam pemeliharaan
gigi dan mulut dengan pengalaman karies. kesehatan gigi dan mulut dengan indeks
Pengetahuan seorang akan menentukan DMF-T sesuai tabel 5 di bawah ini.
perilakunya dalam kesehatan. Seseorang
yang mempunyai pengetahuan yang baik, Tabel 5
maka akan tahu tindakan yang tepat apabila Korelasi Sikap dengan Indeks DMF-T
terserang suatu penyakit. Sikap Indeks DMF-T Jumlah p-
Buruk Baik value
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
n % n % N %
hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan angka DMF-T, Negatif 11 44,0 14 66,0 25 100 0,046
dimana semakin tinggi nilai pengetahuan Positif 5 16,1 26 83,9 31 100
maka semakin rendah nilai DMF-T. Jumlah 16 28,6 40 71,4 56 100
Pengetahuan kesehatan gigi yang baik akan Tabel 5 di atas menunjukan bahwa dari
terjadinya perilaku sehat seseorang dalam anak dengan sikap negatif dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut. pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya pengetahuan terhadap terdapat 66% dengan indeks DMF-T buruk
kesehatan dan penyakit, menyebabkan dan 44% dengan indeks DMF-T baik. Uji
seseorang tidak mampu untuk mencegah statistik membuktikan bahwa ada korelasi
penyakit (karies) sehungga akan menambah yang signifikan (p-value= 0,046) antara
nilai D. sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan
Setelah seseorang menderita penyakit gigi dan mulut dengan angka DMF-T,
gigi dan mulut maka penyakit tersebut perlu dimana semakin positif sikap maka
mendapat perawatan, sehingga penjalaran semakin baik indeks DMF-T.
penyakit gigi dan mulut dapat dicegah. Sejalan dengan penelitian yang
Perawatan yang sebaiknya dilakukan dilakukan oleh Arifah, AN (2016) pada
setelah adanya penyakit adalah penambalan pelajar SMP/MTS pondok Pesantren Putri
sehingga akan menambah nilai F. Tanpa Ummul Mukminin Makassar yang
pengetahuan tentang perawatan penyakit menunjukan ada hubungan antara sikap
gigi dan mulut, maka penyakit yang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dideritaya akan semakin parah sehingga dengan indeks DMF-T (p-value= 0,00).
gigi harus hilang dan menambah nilai M Sikap merupakan reaksi atau respon
karena pencabutan. seseorang yang masih tertutup terhadap
Indeks DMF-T dipengaruhi oleh tingkat suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak
pengetahuan responden mengenai kapan dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat
waktunya menyikat gigi, permukaan gigi ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
mana yang harus disikat, berapa lamanya yang tertutup. Sikap secara nyata
menyikat gigi dan menyikat gigi secara menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
benar. Dari 57,1% anak yang memiliki reaksi yang bersifat emosional terhadap
pengetahuan tentang kapan waktu yang stimulus.
tepat menggosok gigi, 62,5% yang Berdasarkan hasil penelitian terdapat
memiliki pengetahuan tentang permukaan korelasi yang bermakna antara sikap dalam
gigi yang harus disikat, 33,9% yang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Kopertis Wilayah X 346


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

dengan angka DMF-T, dimana semakin yang telah banyak membantu dalam
tinggi nilai sikap maka semakin baik indeks penelitian ini. Tanpa bantuan dan masukan
DMF-T dan sebaliknya indeks DMF-T berbagai pihak, peneliti tentu tidak akan
yang buruk dipengaruhi oleh sikap dapat menyelesaikan dan sampai pada
responden yang negatif. Hal ini tahap publikasi. Sekali lagi terima kasih
menunjukkan bahwa sikap anak yang kepada semua pihak yang telah
positif akan berdampak pada status karies mendukung, yang tidak dapat peneliti
yang baik, membentuk perilaku positif sebutkan satu persatu pada space yang
terhadap kesehatan gigi dalam bentuk terbatas ini.
pencegahan penyakit karies gigi, sehingga
indeks DMF-T dapat semakin diperbaiki. DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, S (2011) Status kebersihan gigi
SIMPULAN dan mulut dengan status karies gigi
Kesimpulan penelitian ini terdiri dari (kajian pada murid kelompok umur 12
kesimpulan atas temuan pada identifikasi tahun di sekolah dasar negeri kota
variabel yang diteliti, dan temuan bukittinggi). Berita kedokteran
berdasarkan pembuktian korelasi antar masyarakat 27(2) Juni 2011, p. 108-15.
variabel. Yaitu masih besarnya (28,6%) Angrainy, R. (2017). Hubungan
indeks DMF-T pada anak dengan kategori Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil
buruk, hampir sepertiga (26,8%) anak dalam Pencegahan Anemia Pada
memiliki tingkat pengetahuan rendah Kehamilan Di Puskesmas Rumbai
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan Bukit Tahun 2016. Jurnal Endurance,
mulut, dan hampir separoh (44,6%) 2(1), 62-67.
memiliki sikap negatif dalam pemeliharaan doi:http://dx.doi.org/10.22216/jen.v2i
kesehatan gigi dan mulut. 1.1654
Terbukti terdapat korelasi yang Arifah, AN. (2016) Hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan anak pengetahuan, sikap dan tindakan
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan kesehatan gigi mulut terhadap status
mulut dengan indeks DMF-T (p-value= kesehatan gigi pelajar smp/mts pondok
0,02), semakin positif sikap anak maka pesantren putri ummul mukminin.
semakin baik indeks DMF-T. Serta ada FKG Unhas, Makasar.
korelasi yang signifikan (p-value= 0,046)
antara sikap anak dalam pemeliharaan Arikunto (2006) Prosedur penelitian suatu
kesehatan gigi dan mulut dengan angka pendekatan praktik, Jakarta: Rineka
DMF-T, dimana semakin positif sikap Cipta.
maka semakin baik indeks DMF-T. Azhary, R et.al, (2016) Hubungan tingkat
Rekomendasi yang peneliti ajukan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
kepada instansi terkait adalah Sekolah dan terhadap angka karies gigi di smpn 1
pihak Puskesmas. Perlu meningkatkan marabahan. Dentino jurnal Kedokteran
kerjasama dalam program UKGS, Gigi Vol. I No. 2 September 2016.
menggalakkan kegiatan diklat dan Carranza FA., (2006) Glickman’s clinical
penyuluhan dalam rangka memperbaiki periodontology. 10thedition,
pengetahuan dan sikap anak serta kegiatan Philadelphia W.B. Saunders, p. 110-
lainnya, agar indeks DMF-T menjadi baik. 19, 344-70.
UCAPAN TERIMAKASIH Hiranya, PM, Eliza, H, Neneng, N (2010).
Ilmu pencegahan penyakit jaringan
Peneliti menyampaikan terima kasih
keras dan jaringan pendukung gigi,
kepada kepala sekolah, guru uks SDN Air
Jakarta: EGC.
Santok Pariaman Timur, serta semua pihak

Kopertis Wilayah X 347


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (342-348)

Hobdell M, et.al (2003) Global goals for Widiawati, S., Yan, L., & Endah, E. (2016).
oral health 2020. International Dental RELATIONSHIP
Journal 53, p. 285-8. CHARACTERISTICS,
KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF
Kemenkes RI (2012) Pedoman usaha
COMMUNICATION WITH
kesehatan gigi sekolah di smp dan sma
NURSES IN THE THERAPEUTIC
atau yang sederajat. Jakarta.
INPATIENT. Jurnal Endurance, 1(3),
Kemenkes RI (2013) Riset kesehatan dasar 107-112.
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan doi:http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i
Pengembangan Kesehatan. 3.989
Larasati (2012) Hubungan kebersihan
mulut dengan penyakit sistemik dan
usia harapan hidup. Jurnal Skala
Husada Volume 9 Nomor 1 April
2012: 97-104.
Lintang, JP. (2015) Hubungan tingkat
pengetahuan pemeliharaan kesehatan
gigi dan tingkat keparahan karies gigi
siswa sdn tumaluntung minahasa utara.
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor
2, Juli-Desember 2015.
Listrianah (2015) Gambaran dmf-t dan
tingkat pencapaian pti (performed
treatment index) pada siswa siswi sdn
94 palembang tahun 2012. Jurnal
Poltekkes Palembang.
Notoatmodjo, S (2007) Metodologi
penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notohartojo, I.T & Magdarina, D.A (2013)
Penilaian indeks dmf-t anak usia 12
tahun oleh dokter gigi dan bukan
dokter gigi di kabupaten ketapang
propinsi kalimantan barat. OJS Media
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Volume 23, no. 1
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
dex.php/MPK/article/view/3064/3033.
p. 41-6.
Sutjipto (2013) Gambaran tindakan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia 10-12 tahun di sd kristen
eben haezar 02 manado. Jurnal e-
Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1,
Maret 2013, p. 697-706.
Tarigan, R (2013) Karies gigi. Edisi 2
cetakan 2014, Jakarta: EGC.

Kopertis Wilayah X 348

Вам также может понравиться