Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
ii
2.9 Value Chain Analysis ....................................................................................... 13
iii
5.1.5 Legal ........................................................................................................ 33
9.4 Indi................................................................................................................... 60
iv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
ABSTRAK
Kata kunci : The Foodhall, Strategic Management, market penetrationm product development,
balance score card.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang erat dengan konsumen (mind connectivity). Hal ini perlu disadari oleh setiap retail
sehingga konsumen akan membeli produk yang ditawarkan bukan hanya untuk sekali
saja, tapi berulang-ulang. Selain itu potensi pertumbuhan retail yang terus meningkat
membuat retail harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat tetap bersaing dan
memenangkan pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Pertumbuhan kelas menengah atas yang berdampak pada meningkatnya
kebutuhan akan kehadiran toko-toko retail membuat pemain bisnis retail harus
memiliki strategi yang tepat untuk dapat tetap bersaing dan mampu memenangkan
pasar. Pemahaman akan kondisi persaingan eksternal dan sumber daya internal yang
dimiliki perusahaan dapat menjadi suatu kekuatan dan dapat membantu perushaan
dalam memaksimalkan kekuatan bersaing yang dimilikinya. Sehingga rumusan
masalah dalam kasus ini adalah :
1. Strategi apa yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing dan
memenangkan pasar?
2. Apa potensi sumber daya internal perusahaan yang dimiliki yang dapat
digunakan untuk mendukung kesuksesan strategi tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari kasus ini adalah:
1. Menentukan strategi yang tepat yang dapat digunakan perusahaan untuk
memenangkan persaingan di bisnis retail
2. Menemu kenali potensi sumber daya internal yang dimiliki perusahaan untuk
meningkatkan daya saing perusahaan di industry retail khususnya retail kelas
menengah atas
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
Lingkup penulisan ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang tepat yang
dapat dipilih perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan dibisnis retail dan
apa saja potensi sumber daya internal yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan
daya saing perusahaan di bisnis retail di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan (disesuaikan)
Adanya sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Gambaran tersebut berisi
informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
- BAB I PENDAHULUAN
2
Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek penelitian, latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, serta sistematika penulisan.
- BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan penjelasan mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait
dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian tentang tinjauan pustaka
penelitian yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian serta ruang lingkup penelitian.
- BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan uraian tentang jenis penelitian, variable operasional, tahapan
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, serta teknik analisis data dan
pengujian hipotesis.
- BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan struktur organisasi perusahaan The Foodhall serta
memberikan informasi lingkup apa saja yang perusahaan lakukan dibidangnya.
- BAB V ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Bab ini menjelaskan dengan analisis dari landasan teori yang ada dengan
kaitannya untuk lingkungan eksternal.
- BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Bab ini menjelaskan dengan analisis dari landasan teori yang ada dengan
kaitannya untuk lingkungan internal.
- BAB VII PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI, DAN
FORMULASI STRATEGI USAHA
Bab ini menjelaskan
- BAB VIII PETA STRATEGI DAN INISIATI STRATEGI
Bab ini menjelaskan strategi yang akan dilakukan dari hasil analisis yang telah
dilakukan, yaitu dengan menggunakan balance scorecard sehingga muncul hasil
yang akan dicapai.
- BAB XI PEMBELAJARAN YANG DAPAT DITARIK
Bab ini menjelaskan pembelajaran yang didapat dari mata kuliah DOMS yang
sudah dilaksanakan sampai menghasilkan paper ini.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini akan membahas terkait dengan teori – teori yang digunakan peneliti di
dalam penulisan paper ini. Berikut adalah penjelasan dari teori – teori yang digunakan di
dalam penulisan penelitian singkat ini.
2.1 Manajemen Strategik
Manajemen stratejik merupakan seni dan ilmu pengetahuan dalam
merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan yang membantu organisasi
dalam mencapai tujuannya. Manajemen stratejik berfokus pada proses penerapan
tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi (David, 2017:33).
Menurut Thomas Wheelen (2010:105) dikutip dari kajianpustaka, manajemen
stratejik adalah serangkaian dari keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri
dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.
Kutipan guru pendidikan dari Nawawi, manajemen stratejik adalah
perencanaan berskala besar (perencanaan strategis) yang berorientasi untuk
mencapai masa depan yang jauh (visi), dan didefinisikan sebagai keputusan pemimpin
tertinggi ini (keputusan fundamental dan pokok), sehingga memungkinkan organisasi
untuk berinteraksi secara efektif (misi), dalam upaya untuk menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta layanan)
berkualitas, yang diarahkan pada pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan sasaran
(tujuan operasional) suatu organisasi.
2.2 Visi dan Misi
2.2.1 Visi
Menurut para penulis terdapat beberapa pengertian dari visi, diantaranya yaitu:
1. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisi cita maupun citra yang ingin diwujudkan. Menurut Rahardjo yang dikutip
oleh Alihamdan, visi juga merupakan bayangan tentang masa depan suatu
organisasi, baik perusahaan atau lembaga (https://alihamdan.id/apa-itu-visi-dan-
misi/).
4
BAB II – LANDASAN TEORI
2. Menurut Wibisono (2006, p.43) yang dikutip oleh Alihamdan, visi merupakan
rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.
3. Visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan
apa yang tampak dalam khayal, penglihatan atau pengamatan. Atau kemampuan
melihat gambaran / wawasan masa depan yang diinginkan berdasar penglihatan
/ pengamatan / perbandingan kondisi yang ada / keadaan sekarang. (Dikutip oleh
Alihamdan.id dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998)
2.2.2 Manfaat Visi
Menumbuhkan standar kerja yang prima. Jika karyawan memahami dia
bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan
1
meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.
Menumbuhkan komitmen dan semangat kerja karyawan. Karyawan biasanya
tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja.
Menurut para ahli, misi adalah mendeklarasikan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh organisasi atau lembaga dalam mewujudkan visi. Misi perusahaan
adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada (alihamdan.id). Misi juga suatu
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan atau lembaga dalam
usaha mewujudkan visi tersebut. Misi perusahaan diartikan sebagai tujuan dan alasan
mengapa perusahaan atau lembaga itu dibuat. Misi juga memberikan arah sekaligus
batasan-batasan proses pencapaian tujuan 2. Menurut Drucker (2000:87) yang dikutip
dari temukanpengertian, misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu
organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan
batas dan maksud dari aktivitas bisnis suatu perusahaan. Perumusan misi merupakan
realisasi yang akan menjadi suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa
berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggannya.
Menurut Wheelen yang dikutip oleh Wibisono, misi merupakan rangkaian
kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa
yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat baik berupa produk ataupun
jasa. Kutipan dari gurupendidikan, misi adalah “What be believe we can do”, apa saja
yang dapat dilakukan untuk mencapai visi, misi merupakan langkah, cara ataupun
strategi apa yang perlu dilakukan untuk mencapai visi.
1
https://alihamdan.id/apa-itu-visi-dan-misi/
2
http://www.gurupendidikan.co.id/visi-misi-pengertian-tujuan-contoh-perbedaan/
5
BAB II – LANDASAN TEORI
2.3 PESTLE
PESTLE merupakan suatu teknik dalam manajemen strategis dimana
digunakan untuk melihat faktor – faktor yang ada pada lingkungan luar / eksternal
bisinis serta berpengaruh terhadap suatu hal (perusahaan, projek, masalah, dan lain
– lain). Sebagai salah satu cara yang berguna untuk mengetahui suasana lingkungan
secara makro seperti helicopter view terhadap keseluruhan faktor yang
mempengaruhi.
Gambar 2. 1 Pestel
1. Political
Faktor politik dapat meliputi hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah, dan aturan
formal atau informal di lingkungan perusahaan.
2. Economic
Faktor ekonomi dapat meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan akan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan.
3. Social
Faktor sosial dalam hal ini meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan dari pelanggan dan dapat mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa
pasar yang ada.
4. Technological
Faktor teknologi dalam hal ini meliputi semua hal yang dapat membantu untuk
menghadapi tantangan bisnis serta mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.
5. Legal
Faktor legal dalam hal ini meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-
undang yang ada atau yang akan datang.
6
BAB II – LANDASAN TEORI
6. Environment
Faktor lingkungan dalam hal ini dapat digunakan ketika melakukan perencanaan
strategis atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli.
2.4 Matriks External Factor Evaluation
Eksternal faktor evaluation dalam hal ini digunakan untuk mengidentifikasi
faktor eksternal yang diklasifikasikan ke dalam bentuk peluang dan ancaman yang
dimiliki suatu organisasi atau perusahaan. Dimana akan digunakan untuk
mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal ini
akan dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di
pasar industri dimana perusahaan berada serta data eksternal relevan lainnya.
Hal tersebut penting karena faktor eksternal akan berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Identifikasi dari faktor-faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Pemberian bobot
berdasarkan pada pengaruh faktor-faktor terhadap posisi strategis dengan skala mulai
dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Penghitungan untuk
masing-masing faktor eksternal atau kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dengan memberikan skala mulai 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi, dimana
nilai 2.5 menunjukkan perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara rata-
rata. Nilai 1 menunjukan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman yang ada. Sedangkan nilai 4 menunjukkan perusahaan
merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan baik.
2.5 Five Forces Porter
Five forces model atau yang lebih dikenal dengan istilah porter five forces
merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menganalisa sebuah industri
maupun pengembangan strategi bisnis, yang dimana metode ini dipublikasikan oleh
Michael E Porter. Menurut Five Forces Model terdapat lima hal yang dapat
menentukan tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu industri. Daya tarik
yang dimaksud adalah konteks yang mengacu pada profitabilitas industri secara
keseluruhan. Hasil dari analisa dengan menggunakan metode ini adalah apakah
industri tersebut masih “menarik” atau “tidak menarik”.
Menurut Five Forces Model, sebuah industri disebut “tidak menarik” bila
kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah
industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang
menjanjikan. Tiga dari lima Five Forces merujuk pada persaingan dari sumber
7
BAB II – LANDASAN TEORI
8
BAB II – LANDASAN TEORI
9
BAB II – LANDASAN TEORI
10
BAB II – LANDASAN TEORI
11
BAB II – LANDASAN TEORI
12
BAB II – LANDASAN TEORI
13
BAB II – LANDASAN TEORI
Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah
menjadi output yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter
menggambarkan rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka
ke dalam kegiatan primer dan dukungan.
Primary Activies - Kegiatan utama berhubungan langsung dengan
penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk
atau jasa. Mereka terdiri dari:
o Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima,
menyimpan, dan mendistribusikan input internal.
o Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi
output yang akan dijual kepada pelanggan.
14
BAB II – LANDASAN TEORI
15
BAB II – LANDASAN TEORI
Gambar 2. 4 Matriks IE
Divest, yaitu retrenchment atau divestiture. Nilai EFE/IFE yang tinggi menandakan
bahwa perusahaan mampu menangkap dan memanfaatkan kondisi eksternal/ nternal
dengan baik (maksimal). Sedangkan nilai EFE dan IFE yang rendah mencerminkan
perusahaan belum mampu memanfaatkan kondisi ekternal/ internal dengan baik
(maksimal).
16
BAB II – LANDASAN TEORI
yang muncul dari faktor eksternal. Strategi SO ini biasa disebut dengan strategi
agresif.
Strategi ST (Strengths-Threats), strategi yang menggunakan kekuatan internal
yang ada dalam menghadapi ancaman dari ekternal. Strategi ST ini biasa disebut
dengan strategi diversifikasi.
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi dengan meminimalisir atau
bahkan menghilangkan kelemahan yang ada pada internal dengan memanfaatkan
peluang eksternal. Strategi WO ini biasa disebut dengan strategi berbalik arah
(turn around strategy).
Strategi WT (Weaknesses-Threats), strategi untuk meminimalisir kelemahan
internal yang ada dalam mengatasi ancaman eksternal yang muncul. Strategi WT
ini biasa disebut dengan strategi bertahan.
Untuk lebih sederhana, hubungan dari strategi ni dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2. 1 Hubungan strategi TOWS
Strength Weakness
Opportunity Menggunakan kekuatan Memanfaatkan peluang
untuk mendapatkan untuk menghadapi
opportunity kelemahan internal
Threat Menggunakan kekuatan Memanfaatkan kelemahan
untuk meminimalisir threat untuk mengatasi ancaman
eksternal
2.12 Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan salah satu analisis
yang digunakan untuk menentukan strategi mana yang paling menarik dari berbagai
pilihan strategi yang ada. Penilaian strategi alternatif dilakukan berdasarkan dari
faktor-faktor yang telah dirumuskan pada analisis internal (IFE) dan eksternal (EFE).
QSPM memerlukan intuisi keputusan yang baik. Kolom pada QSPM menggambarkan
faktor internal dan eksternal, sedangkan baris atas menggambarkan pilihan strategi.
Secara konsep, QSPM akan dapat menentukan strategi mana yang paling menarik
berdasarkan kunci sukses internal dan eksternal yang telah dijabarkan sebelumnya.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam mengembangkan QSPM:
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal dari perusahaan pada kolom sebelah kiri tabel. Data ini langsung diambil
dari tabel EFE dan IFE
2. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal tersebut. Bobot pada
QSPM sama dengan bobot yang ada pada analisis IFE dan EFE.Menganalisis
17
BAB II – LANDASAN TEORI
pilihan strategi yang dapat diambil oleh perusahaan dan menempatkannya pada
baris di atas
3. Menetapkan nilai daya tarik (AS), nilai ini menggambarkan daya tarik setiap faktor
internal dan eksternal dengan strategi alternatif yang ada. Nilai daya tarik ini
didefinisikan dengan nilai seperti berikut:
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik
4. Menghitung total nilai daya tarik (TAS), total nilai daya tarik ditetapkan dari hasil
perkalian bobot dengan nilai daya tarik disetiap baris. Semakin tinggi total daya
tarik, maka semakin menarik strategi tersebut untuk diterapkan
2.13 Teori Analisis Fungsional
Analisis fungsional (functional analysis) adalah pendekatan pengambilan
keputusan yang diuraikan menjadi fungsi-fungsi dalam perusahaan. Fungsi-fungsi ini
kemudian diuraikan lagi ke sub-fungsi dan sub-sub fungsi sampai ke tingkat yang
sesuai untuk menyelesaikan masalah. Beberapa fungsi yang berkaitan dengan
analisis fungsional adalah sebagai berikut:
ii. Pengorganisasian
Melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab kepada para
karyawan yang ditunjuk melakukan pekerjaan tertentu demi mencapai
tujuan organisasi.
iii. Pengarahan
Melakukan pengarahan kepada para karyawan agar setiap
pekerjaan yang telah didelegasikan dapat dikerjakan dengan efektif.
iv. Pengendalian
Mengatur setiap pekerjaan yang telah didelegasikan agar dapat
dikerjakan sesuai dengan rencana.
18
BAB II – LANDASAN TEORI
b. Fungsi Operasional
i. Pengadaan Tenaga kerja atau Pengadaan sumber daya manusia
Memperoleh karyawan dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan
oleh unit-unit kerja di dalam perusahaan. Penentuan sumber daya manusi
diperlukan agar yang dipilih pada saat rekrutmen merupakan orang-orang
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
ii. Kompensasi
Penentuan pemberian balas jasa yang memadai dan layak
kepada seluruh karyawan.
iii. Pengintegrasian
Dalam kegiatan di organisasi seringkali terjadi benturan
kepentingankepentingan karyawan. Fungsi integrasi sangat penting agar
setiap benturan kepentingan dapat mencapai kesepakatan bersama.
iv. Pemeliharaan
Keahlian (skill) dari sumber daya yang ada di perusahaan harus
dipelihara. Keahlian tersebut merupakan aset perusahaan yang
bermanfaat bagi terlaksananya tugas dan tercapainya tujuan organisasi.
v. Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja
Seorang karyawan pada ketentuan yang diatur oleh undang-
undang ketenagakerjaan akan ada saat mereka harus pensiun.
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap karyawan tersebut dengan
ketentuan dan kesepakatan bersama di perusahaan.
2.13.2 Operasional (Operational)
Manajemen operasional merujuk pada sebuah bentuk dari pengelolaan yang
menyeluruh dan optimal pada masalah tenaga kerja, barang, mesin, peralatan, bahan
baku, atau produk apapun yang dapat dijadikan sebuah barang atau jasa yang
tentunya dapat di perjual-belikan. Beberapa aktivitas operasional yaitu:
1. Perancangan atau perencanaan sistem produksi dan operasi
Perencanaan sistem produksi diawali dari proses perencanaan produksi,
Tujuan dari perencanaan sistem produksi ini adalah untuk menghasilkan produk
atupun jasa yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen nantinya,
baik itu meliputi kualitas, harga dan waktu. Dalam perencanaan sistem produksi
ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, diantaranya meliputi: Seleksi dan
perancangan desain dari produk, Seleksi maupun perancangan proses dan
peralatan, Pemilihan lokasi pabrik, Tata letak dari fasilitas pabrik, Perencanaan
lingkungan kerja, Persoalan standar.
19
BAB II – LANDASAN TEORI
2. Pengendalian produksi
Proses produksi yang dijalankan manajemen operasi yaitu pengendalian
berdasarkan pada perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Perencanaan
produksi adalah dasar dalam melakukan pengendalian produksi yang di dalamnya
terdapat berbagai kebijakan yang harus di penuhi. Akan tetapi, proses produksi
yang sedang dijalankan harus diawasi agar tidak keluar jalur dari perencanaan
yang telah disusun sebelumnya dan dapat terkendali. Dan harus di ingat juga,
bahwa semua langkah pengendalian bertujuan untuk mengoptimalkan keuntungan
yang dapat diperoleh oleh perusahaan, dengan cara menghindari kesalahan yang
dapat merugikan perusahaan.
3. Sistem informasi produksi
2.13.3 Pemasaran (Marketing)
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi (Kotler, 2005 : 15):
1. Konsep Produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk
yang tersedia dimana - mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada
produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk
tinggi yang didistribusi dengan luas. Disini tugas manajeman adalah memproduksi
barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk
yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep Produk
Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performasi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajeman disini
adalah membuat membuat produk berkualitas karena konsumen dianggap
menyuaki produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri - ciri terbaik.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen dibiarkan begitu saja maka
organisasi harus berupaya melaksanakan penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep Pemasaran
Konsep ini mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
5. Konsep Pemasaran Sosial
20
BAB II – LANDASAN TEORI
3 http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/balanced-scorecard-definisi-konsep-dan.html
21
BAB II – LANDASAN TEORI
Definisi lain dari Balance Scorecard adalah konsep untuk mengukur apakah
aktivitas operasional suatu organisasi dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan
sasaran yang lebih besar pada hal visi dan strategi organisasi 4. Balanced scorecard
merupakan suatu sistem untuk mengelola, implementasi strategi, mengukur kinerja
secara utuh, visi, strategi dan sasaran kepada para stakeholders. Kata Balanced
merujuk kepada konsep keseimbangan pada berbagai perspektif, jangka pendek atau
panjang, lingkup di eksternal dan internal. Kata scorecard merujuk kepada rencana
kinerja suatu perusahaan serta bagian-bagiannya maupun ukuran secara kuantitatif
(ekasulistiyana.web.id).
Beberapa manfaat dari Balanced scorecard bagi organisasi adalah:
menguraikan visi organisasi, mengarahkan organisasi agar mencapai visi-nya,
menyatukan perencanaan strategi dan alokasi sumber daya, meningkatkan
keefektivitas manajemen organisasi dengan cara memberikan informasi yang tepat
untuk menuju perubahan (ekasulistiyana.web.id). Menurut Robert Kaplan dan David
Norton yang dikutip oleh ekasulistiyana.web.id, ada 5 (lima) prinsip utama untuk
menerapkan Balanced scorecard, yaitu: menerjemahkan sistem manajemen strategi
berbasis balanced scorecard ke dalam operasional sehingga semua orang dapat
memahami; menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi-nya,
4
https://www.ekasulistiyana.web.id/artikel/kuliah/empat-perspektif-dalam-penerapan-balance-
scorecard/
22
BAB II – LANDASAN TEORI
agar dapat memberikan arah dari posisi atas kepada staf-nya; membuat strategi
adalah pekerjaan bagi semua orang untuk berkontribusi dalam implementasi strategis;
membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi
organisasi dan melaksanakan agenda perubahan oleh posisi atas guna memobilisasi
perubahan (ekasulistiyana.web.id).
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III ini akan dibahas terkait dengan metodologi penelitian yang digunakan
untuk penelitian ini. Gambar III.1 adalah metodologi yang digunakan di dalam penelitian ini,
berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah yang dilakukan di dalam penelitian ini.
Metode penelitian yang digunakan di dalam penulisan paper ini adalah metode deskriptif.
Metode ini dapat diartikan sebagai sebuah metode untuk mendeskripsikan sebuah kondisi
atau fenomena, hubungan yang ada dengan prosedur ilmiah untuk mendapatkan solusi.
Berikut adalah penjelasan dari langkah-langkah yang telah dilakukan.
Start
Studi Literatur
Perumusan dan
Pembatasan Masalah
Kerangka Penyusunan
Strategi
Pembelajaran yang
dapat ditarik
End
24
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
telah diaudit, situs internet. Selain itu studi literatur ini juga mencari mengenai dengan
teori-teori yang akan digunakan untuk penelitian ini.
3.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi masalah dan penentuan
rumusan masalah untuk penelitian ini. Identifikasi dapat dilakukan dengan cara melihat
permasalahan yang ada pada industri retail khususnya di Indonesia. Selanjutnya
adalah menentukan rumusan masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini.
Selain itu pembatasan masalah ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian tidak
terlalu kompleks, mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.
3.3 Analisis Eksternal & Analisis Internal
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan analisa
terhadap lingkunan eksternal dan lingkunan internal. Untuk analisis eksternal dibagi
menjadi 2 yaitu :
3.3.1 Analisis Lingkungan Umum
Analisis lingkungan umum ini bersifat makro atau umum, yang dimana nantinya
analisis lingkungan umum dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu politik, ekonomi, sosial,
teknologi, lingkungan, hukum atau yang biasa dikenal dengan istiiah PESTLE.
3.3.2 Analisis Lingkungan Industri
Analisis ini dilakukan dengan melihat dari 5 faktor yang ada, yang dimana
analisis ini sering dikenal istilah Porter’s Five Forces. Faktor-faktor tersebut adalah
intensitas persaingan antar perusahaan di dalam industri saat ini, potensi masuknya
kompetitor baru, potensi pengembangan dari produk substitusi, adanya bargaining
power dari pemasok, dan adanya bargaining power dari konsumen.
3.3.3 Analisis Internal
Analisis internal ini dilakukan guna memahami lingkungan internal perusahaan.
Analisis internal ini juga melihat bagaimana respon perusahaan terhadap isu-isu terkini
yang terjadi di lingkungan yang berpengaruh terhadap perusahaan tersebut. Analisis
internal yang dilakukan adalah analisis fungsional, value chain analysis, serta analisis
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3.4 Kerangka Penyusunan Strategi
Di dalam menyusun strategi yang akan digunakan oleh The Foodhall
digambarkan pada gambar III.2.
25
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Competitive Profile
Matrix
Matrisk IE
TOWS Analysis
Matrisk IE
QSPM
Balance Scorecard
26
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
dilanjutkan dengan analisa internal, dimana analisa internal yang digunakan adalah
analisa fungsional dan value chain analysis. Hasil dari analisa internal itu adalah
gambaran terkait dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang nantinya akan
menjadi input untuk CPM (Competitive Profile Matrix).
Selanjutnya adalah mengevaluasi dari hasil analisis internal dengan
menggunakan IFE. Dari EFE dan IFE yang sudah dihasilkan tersebut kemudian
dilakukan compile dimana outputnya adalah IE Matriks yang akan memetakan tipe
strategi apa yang cocok untuk diimplementasikan pada perusahaan. Berangkat dari
Matriks IE, selanjutnya adalah melakukan TOWS Analysis yang dimana output dari
TOWS Analysis adalah strategi alternatif untuk perusahaan dan kemudian akan
dilanjutkan dengan menggunakan QSPM untuk strategi terpilih. Setelah itu, dari
strategi yang sudah dipilih pada QSPM akan dilanjutkan untuk membuat rencana
implementasi dengan menggunakan Balance Scorecard.
27
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum dari perusahaan yaitu dari
The Foodhall Indonesia. Gambaran umum ini terdiri dari riwayat singkat dari perusahaan, visi
dan misi perusahaan, serta struktut organisasi dari perusahaan.
28
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
29
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
General
Manager
Supervisor and Supervisor and Supervisor and Supervisor and Supervisor and
Quality Quality Quality Quality Quality
Assurance Assurance Assurance Assurance Assurance
30
BAB V
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Pada bab ini akan dibahas terkait dengan analisa lingkungan eksternal yang telah
dilakukan. Adapun analisa terhadap lingkungan eksternal yang telah dilakukan menggunakan
dengan PESTEL dan metode Five Forces Porter. Berikut adalah penjelasan dari hasil analisa
lingkungan eksternal.
5.1 Hasil Analisa PESTEL
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab II bahwa untuk analisa lingkungan
eksernal dapat menggunakan alat bantu yang disebut PESTEL. Adapun PESTEL ini
merupakan kepanjangan dari politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan legal.
Berikut adalah penjelasan untuk masing – masing poin tersebut.
5.1.1 Politik
Pada tahun 2018 ini akan diadakan pilkada serentak di seluruh Indonesia,
dimana dalam pilkada ini akan memilih calon gubernur yang akan menjadi aparatur
negara di ibukota propinsi Indonesia. Pada portal KPU juga telah di tampilkan waktu –
waktu dalam melakukan proses pilkada sampai hasil pengambilan suara.
5.1.2 Ekonomi
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun
2017 akan mencapai 5,1 persen secara tahunan. Gubernur BI Agus DW Martowardojo
mengungkapkan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2016 yang tercatat sebesar 5,02 persen. Kemudian Badan Pusat Statistik
( BPS) melaporkan, produk domestik bruto ( PDB) atau pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,07 persen. Kepala BPS Suhariyanto
menyebut, angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 tersebut lebih rendah dari
target yang dipasang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni
5,2 persen. Namun demikian, ia optimistis ekonomi Indonesia ke depan bisa tumbuh
lebih tinggi. Bank sentral sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2018 akan berkisar pada level 5,1 hingga 5,5 persen. Gambar V.1
menunjukkan pertumbungan ekonomi Indonesia dalam persen.
31
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
5.1.3 Sosial
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal
pertama ini jika dilihat year on year, ditopang oleh beberapa sektor, salah satunya
adalah informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,01%. Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, mengakui memang masyarakat
tengah mengalami perubahan perilaku, khususnya dalam pola belanja. Saat ini
masyarakat, banyak memilih bertransaksi online dibanding secara konvensional.
Bahkan Roy mengatakan, dari catatannya jumlah volume transaksi secara online telah
meningkat 1,5% di atas transaksi konvensional.
5.1.4 Lingkungan
Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah telah
mendorong peningkatan konektivitas internet serta penggunaan smartphone. Hal ini
turut mendorong perilaku berkonsumsi via internet. Mengacu pada data yang dirilis
oleh statista, nilai penjualan ritel ecommerce Indonesia di tahun 2016 mencapai 5.65
milyar USD, atau meningkat sebesar 23%. Menurut PFS, sebuah lembaga konsultan
ecommerce global, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu pasar eCommerce
dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik di tahun-tahun mendatang. Di
tahun 2018, pasar diperkirakan akan meningkat lebih dari 239%, dengan total
penjualan sekitar $ 11 miliar.
32
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
33
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Hasil analisa di atas merupakan hasil analisa dari PESTEL yang telah
dilakukan, Tabel 5.1 menunjukkan hasil analisa PESTEL yang sudah dilakukan.
Table 5. 1 PESTEL
List Factor Issue Trends Impact Conclusion
Politic Akan diadakan investor cenderung terhambatnya Threat
pilkada pada tahun menunggu moment pertumbuhan
2018 untuk ber investasi industri ritel
Economic Pertembuhan Naik dari 5,1 ke Daya beli Opportunity
ekonomi indonesia 5,5% pada tahun masyarakat
meningkat(3 tahun 2018 meningkat
kebelakang)
Social Perubahan Perlilaku belanja Semakin sedikit Threat
perilaku belanja online meningkat masyarakat ke
masyarakat toko
Technology Pertumbuhan Munculnya Masyarat lebih Threat
pengguna internet perusahaan E- memilih
di indonesia commerce menggunakan
jasa e-commerse
Environment Kemacetan dikota Tingkat kemacetan Masyarat Threat
besar semakin meningkat cenderung
berbelanja online
Legal Regulasi Peraturan Membatasi Threat
Pemerintah pemerintah yang ekspansi
mengatur jarak perusahaan
minimal dan jumlah Minimalisir Opportunity
antara pasar pendatang baru
modern dengan
pasar tradisional
34
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
35
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
middle low maka akan sangat mudah bagi mereka karena tidak dibutuhkan usaha
yang membutuhkan susah payah. Hal ini penyebabkan ancaman.
2. Harga produk pengganti
Bedasarkan produk sejenis yang Dijual ditempat retail yang berbeda
misalkan yang satu premium dan yang satu lagi middle low maka harganya pun
berbeda dimana pasti lebih mahal yang dipremium sehingga customer akan
memilih yang lebih murah yaitu kelas middle low dimana hal ini menjadi ancaman
bagi retail premium.
3. Performa dari produk pengganti
Kualitas dari produk yang dijual di supermarket retail premium lebih bagus
dari segi kuliatasnya dibanding dengan produk middle low retail. Hal itu
menyebabkan peluang bagi retail premium.
5.2.4 Bargaining Power of Supplier
1. Jumlah pemasok
Jumlah pemasok barang barang yang berkualitas tinggi sudah sangat
banyak terutama brand luar yang sangat cocok dengan industri retail premium.
Dengan banyaknya pemasok ini sehingga foodhall tidak perlu takut kehabisan
stock barang barang yang mereka jual dimana ini adalah peluang untuk foodhall.
2. Jumlah pemasok pengganti
Dalam menjalankan bisnis retail supermarket premium foodhall sangat
mengandalkan barang barangnya dari pemasok oleh karena itu jumlah pemasok
pengganti sangat penting untuk foodhall agar tidak bergantung dengan suplier
tertentu. Hal ini menjadi peluang untuk foodhall.
3. Penting tidaknya kualitas pemasok
Karena foodhall bermain di industri supermarket retail premium maka
kualitas dari produk yang dijual atau dipasarkan harus benar-benar diperhatikan
kualitasnya oleh foodhall. Dimana ini menjadi ancaman bagi foodhall karena
kualitas pemasok sangat berpengaruh.
5.2.5 Bargaining Power of Consumer
1. Jumlah customer
Data penghasilan masyarakat di kota besar di indonesia rata rata diatas
7,5 jt rupiah per bulan. Dimana itu adalah peluang untuk industri supermarket retail
premium, namun jika dibandingkan dengan retail supermarket yang middle low
maka angkanya masih rendah.
2. Ukuran dari customer
36
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
37
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
38
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
39
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Dari hasil analisa menggunakan metode Five Forces Porter itu maka dihasilkan
lah tiga Key Success Factor yaitu brand awareness, produk yang bervariasi, dan
Loyalty Program.
5.3 EFE Matrix
Berdasarkan dari hasil analisis lingkungan eksternal yang telah dilakukan yaitu
PESTLE dan Five Porters, maka dihasilkan EFE Matrix yang digunakan untuk
mengamati pengaruh peluang dan ancaman terhadap kesiapan organisasi dan
industri dalam mengalami dampak perubahan. Tabel 5.3 adalah EFE Matrix untuk The
Foodhall.
Dari analisis diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dipilih 7 faktor (peluang dan ancaman) dimana memiliki peran yang cukup
berpengaruh dalam premium supermarket.
2. Pembobotan dilakukan berdasarkan diskusi dalam kelompok ini
40
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
3. Untuk peringkat didapat dari informasi sekunder yang sering muncul dalam
media.
41
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Dan dari hasil tersebut didapat total nilai EFE Matrix dengan nilai 1,653 dimana
kemampuan perusahaan untuk menangkap peluang dan menghindari ancaman dalam
industri dibawah rata-rata yang berarti kurang.
42
BAB VI
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Pada bab ini akan membahas terkait dengan analisa dari hasil analisis lingkungan
internal yang telah dilakukan untuk The Foodhall. Pembahasan ini akan dibagi menjadi
beberapa bahasan, berikut adalah pembahasan untuk masing – masing bahasan tersebut.
6.1 Key Success Factor
Berdasarkan hasil dari analisis Five Force Porter yang menghasilkan
ancaman,maka perusahaan perlu mengatasi hal tersebut menjadi hal-hal yang harus
dimiliki agar perusahaan mampu memenangkan persaingan dengan perusahaan lain
dalam industri. Foodhall memiliki tiga key success factor (KSF), yaitu Brand
Awareness, produk yang bervariasi , dan loyalty program. Ketiga faktor tersebut akan
dianalisa lagi untuk mendapatkan critical success factor melalui analisis fungsional
dan value chain analysis.
6.2 Analisis Fungsional
Pada analisis fungsional,dilakukan analisis menggunakan aspek KSF yang
diimplementasikan dalam aspek fungsional perusahaan, meliputi aspek sumber daya
manusia, aspek produksi, aspek pemasaran dan aspek finansial. Tabel 6.1 adalah
hasil dari analisa fungsional dengan membandingkan milik kompetitor.
Table 6. 1 Analisa Fungsional The Foodhall
KSF 1 BRAND AWARENESS
ASPEK RANCH MARKET FOODHALL MARKET HERO MARKET
Menggunakan teknik
Menggunakan teknik
promosi ATL-BTL
Menggunakan teknik promosi ATL-BTL
dengan memanfaatkan
promosi ATL-BTL dengan
media melalui; brosur,
dengan memanfaatkan memanfaatkan
sosial media (ig,
media melalui; brosur, media melalui;
facebook, twitter),
Pemasaran sosial media (ig, brosur, sosial media
website dan event
facebook, twitter), (ig, facebook,
dengan konsep fresh,
website dan event, twitter), website dan
quality, service,
dengan konsep fresh event dengan
premium, dan go green
dan premium. konsep fresh dan
serta dengan diskon
premium.
dan gift menarik.
43
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Membagi produk
Membagi produk kedalam 5 kategori
kedalam 6 kategori yaitu: Fresh Products,
Hero memiliki
yaitu: Fresh Product, Be Foodhall Be
Pemasaran produk food dan
Organic, Dry Ageed Healthy, Food
non food
Beef, BBQ Service, Products, Non Food
Daily dan Healthy Food Products dan Private
Labels.
Modal dari Supra Boga Modal dari PT. Mitra Modal dari HERO
Finansial
Lestari Adi Perkasa GROUP
Tata letak produk diatur Tata letak produk diatur Tata letak produk
Operasional berdasarkan kategori berdasarkan kategori diatur berdasarkan
produknya. produknya. kategori produknya
44
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
- MAP Gift
- Melalui Trust Voucher tersedia dalam
Permata Hero Card
Card dengan ketentuan 2 denomination yaitu
(PHC) merupakan
Setiap pembelanjaan IDR50K dan IDR100K
produk perbankan
IDR50 K, maka - Untuk MAP
berupa kartu kredit
konsumen akan Club Poin, 1 MAP Club
Pemasaran yang dapat
mendapatkan 500 point, Poin bernilai Rp 1 dan
digunakan untuk
dan untuk setiap 50.000 dapat digunakan untuk
berbelanja dan akan
point, konsumen akan melakukan
mendapat diskon
mendapatkan voucher pembayaran di lebih
menarik.
belanja senilai IDR50K dari 2000 MAP retail
stores.
Modal dari Supra Boga Modal dari PT. Mitra Modal dari HERO
Finansial
Lestari Adi Perkasa GROUP
Operasional - - -
Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa untuk mensolusikan KSF 1 yaitu brand
awareness, dari aspek marketing perlu dilakukan promosi yang lebih gencar baik
melalui media online maupun offline. Jika foodhall menginginkan untuk
45
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
mempertahankan konsumen yang sudah ada, maka disarankan untuk memilih teknik
promosi BTL, namun untuk konsumen baru, maka disarankan untuk menggunakan
teknik promosi ATL dengan lebih memperkuat konsep promosi yang diusung yaitu
Fresh, Quality, Service. Dari aspek operasional disarankan untuk memperkuat konsep
Go Green dalam desain tokonya namun tetap nyaman, elegan dan tetap berkesan
ekslusif atau premium. Dari aspek SDM, perlunya dilakukan training untuk seluruh
karyawan agar memahami culture, produk dan standarisasi pelayanan yang
ditetapkan.
KSF 2 yaitu produk bervariasi dalam aspek marketing perlu dilakukan
melakukan kategorisasi produk. Untuk produk-produk yang bersifat private label,
direkomendasikan untuk diberikan standarisasi atau ukuran jaminan yang jelas agar
kepercayaann konsumen terhadap kualitas produk yang bersifat private label tetap
terjaga, serta dapat menambah variasi jenis dari produk private label tersebut. Dalam
hal operasional, direkomendasikan agar penataan produk dapat dengan mudah
dijangkau, ditempatkan berdasarkan kategori dan produk-produk yang saling memiliki
keterkaitan. Untuk SDM khususnya orang-orang yang berada di front liner agar dapat
diberikan training khususnya untuk product knowledge agar karyawan dapat
memberikan penjelasa yang jelas kepada konsumen ketika konsumen bertanya,
selain itu direkomendasikan agar karyawan tidak hanya sebatas menjawab
pertanyaan konsumen tetapi juga memberikan edukasi.
KSF 3 yaitu Loyalty Program pada aspek marketing direkomendasikan untuk
lebih mengedukasi dan memperkenalkan loyalty program foodhall berupa MAP gift
voucher dan MAP club point dengan keuntungan-keuntungan yang ada pada program
loyalty tersebut. Dan untuk dukungan SDMnya, direkomendasikan agar para
karyawan memiliki pemahaman tentang loyalty program (loyalty program knowladge)
tersebut agar dengan mudah konsumen mendapatkan informasi tanpa harus bingung
harus mencari informasi.
46
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
47
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
48
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
nilai 4 (empat) yang didapat oleh FoodHall sebanyak empat faktor, keunggulan nilai
tinggi yang didapat FoodHall adalah dari jumlah cabang, brand awareness yang kuat,
promosi iklan dan loyalty program berupa reward point. Sedangkan market yang
mendapat nilai 4 (empat) lainnya didapat oleh Hero Market.
Hero Market mendapat nilai empat pada variasi produk dan promo (discount
produk). FoodHall-pun mendapat score yang paling tinggi dibanding kedua
kompetitornya, yaitu sebesar 3,55. Tempat kedua ditempati oleh Hero Market sebesar
2,8 dan ketiga adalah Ranch Market sebesar 2,68.
Nilai unggul yang didapat FoodHall selanjutnya ada pada bagian promosi
(promo, discount produk) yaitu ber-rating 3. Walaupun nilai promosi FoodHall dibawah
Hero, namun masih berada di tengah-tengah kompetitor. Yang masih perlu
ditingkatkan oleh FoodHall adalah variasi produk. Rating variasi produk yang didapat
oleh FoodHall adalah nilai 2. Nilai variasi produk pada The FoodHall merupakan yang
paling rendah diantara ketiga market.
6.5 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)
Sesuai dengan kerangka penyusunan strategi yang sudah dijelaskan pada
Gambar.II.2 dapat dilihat bahwa setelah penentuan Cmpetitive Profile Matrix
kemudian akan diturunkan menjadi Internal Factor Evaluation Matrix. Tabel 6.4 adalah
hasil dari evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan dari The Foodhall Indonesia.
Table 6.4 Internal Factor Evaluation Matrix (IFE)
Peringka Skor
Faktor Internal Utama (kekuatan) Bobot
t Bobot
1 Memiliki Brand Awareness yang kuat 0,175 4 0,70
2 Memiliki cabang yang banyak di Jabodetabek 0,145 4 0,58
Iklan melalui media online (IG, Website) dan offline
3 0,200 4 0,80
(flyer)
Adanya sistem reward point dengan menggunakan
4 0,160 3 0,48
MAP Point
Faktor Internal Utama (kekuatan)
1 Belum fokus di digital (e-commerce) 0,180 2 0,36
2 Variasi produk terbatas 0,140 2 0,28
Total 1 3,20
49
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
50
BAB VII
PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN
FORMULASI STRATEGI USAHA
Pada bab VII ini akan dibagi menjadi tiga bahasan, penetapan sasaran,
pengembangan strategi dan formulasi strategi usaha. Berikut adalah penjelasan dari masing
– masing bahasan tersebut.
7.1 Penetapan Sasaran
Untuk penetapan sasaran yang akan dipilih oleh The Foodhall Indonesia ini
dapat dilihat dengan cara mengkonsolidasikan hasil evaluasi eksternal dan evaluasi
internal yang telah dilakukan. Penetapan sasaran oleh The Foodhall ditentukan dari
hasil evaluasi eksternal dan internal. Evaluasi Eksternal dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yang
didapatkan dari analisis terhadap kondisi Makro dengan menggunakan pendekatan
dari aspek Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal dan Environmental (PESTLE).
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap faktor eksternal (EFE) diperoleh skor
sebesar 1,913 dan skor yang diperoleh dari hasil evaluasi terhadap faktor internal (IFE)
yaitu sebesar 3,20 menunjukkan bahwa The Foodhall berada pada kuadran VII.
Strategi pada kuadran VII menunjukkan kondisi perusahaan dalam pilihan hold dan
maintain. Dalam menghadapi kondisi perusahaan pada kuadran VII, alternatif strategi
yang dapat dipilih yaitu market penetration dan product development. Penetapan
sasaran foodhall dapat terlihat pada gambar VII.1. yang dimana strategi pada kuadran
VII adalah hold and maintain. Strategi hold and maintain ini tersdiri dari beberapa
strategi yaitu market penetration dan product development. Gambar VII.1 adalah
gambar IE Matrix dari The Foodhall.
Adapun hasil dari IE masuk ke kuadran ke VII adalah dikarenakan The
Foodhall memiliki EFE yang rendah dan memiliki IFE yang kuat. Hal itu disebabkan
karena memang pada evaluasi eksternal dapat dilihat bahwa hasilnya rendah adalah
dikarenakan kurangnya respon yang dilakukan oleh industri terhadap faktor – faktor
eksternal seperti regulasi pemerintah. Dan memang respon The Foodhall terhadap
digitalisasi masih rendah sehingga menyebabkan skor pada EFE rendah. Hasil
evaluasi kondisi eksternal (EFE) yang rendah menunjukkan bahwa respon The
Foodhall terhadap kondisi eksternal, baik dalam memanfaatkan peluang ataupun
meminimalisir dampak ancaman masih rendah.
51
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
The IFE
Total
Weighted Scores
Strong Average Low
3.0 - 4.0 2.0 - 2.99 1.0 - 1.99
High I
3.0 - 4.0
II III
The EFE
Total Medium
Weighted 2.0 -
Scores 2.99
IV V VI
Low
1.0 -
1.99
VII VIII IX
52
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
3.Pertumbuhan e-commerce di
Indonesia secara revenues
untuk kategori food & personal
care tumbuh ± 22 % per
tahunnya
5. Pertumbuhan kepemilikan
kendaraan pribadi di Jakarta
9,5% - 10%/ tahun sedangkan
jalan bertumbuh 0,01%/tahun
Setelah melakukan klasifikasi terhadap strategi yang akan digunakan oleh The
Foodhall berikutnya akan dipertajam dengan QSPM yang akan dibahas pada poin
berikutnya. Tabel 7.2 adalah klasifikasi terhadap strategi yang didapat melalui TOWS
Analysis yang telah dilakukan.
53
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
54
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
55
BAB VIII
PETA STRATEGI DAN INISIATIF STRATEGI
Pada bab ini akan dibahas terkait dengan peta strategi untuk The Foodhall serta
inisiatif strategi yang akan digunakan oleh The Foodhall. Pembahasan dalam bab ini akan
dibagi menjadi dua yaitu peta strategi dan inisiatif strategi. Berikut adalah penjelasan untuk
masing – masing poin.
8.1 Peta Strategi dan Inisiatif Strategi
Peta strategi dalam hal ini digunakan untuk menjabarkan strategi secara visual,
yang menunjukkan strategi perushaan The Foodhall sehingga terangkai dalam
hubungan sebab akibat serta memudahkan dalam mengkomunikasikan strategi. Peta
strategi dapat menggambarkan cara pandang organisasi dari berbagai perspektif.
Inisiatif strategis atau bisa disebut program kerja yang akan dijalankan guna
mencapai tujuan dari peta strategi dalam hal inin untuk menutup perbedaan yang
diebut dengan istilah performance gap.
Dalam peta strategi terdiri dari 4 perspektif dalam BSC yaitu:
1. Financial
Perspektif ini akan menjadi pucuk semua perspektif dimana dari segi keuangan
akan berpengaruh ke pemegang saham atau pemilik, dimana tujuan nya untuk
mendapatkan keuntungan dari operasional perusahaan.
2. Customer
Perspektif ini akan menjadi indikator untuk bagaimana meningkatkan kenyamanan
konsumen terhadap layanan yang diberikan sehingga para konsumen tetap
memilih produk layanan tersebut serta dapat menarik pangsa pasar terhadap
konsumen lainnya.
3. Internal Process
Perspektif ini diwujudkan untuk melakukan peningkatan disisi internal perusahaan
supaya layanan yang akan diberikan menjadi lebih baik serta tetap terjaga
kualitas nya.
4. Learning and Growth
Perspektif ini sebagai dasar dimana sumber daya manusia disiapkan guna
menunjang perspektif selanjutnya supaya berjalan dengan baik.
56
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
4 Learning Staff Develop the Consumer Idle Zero Set the max.
& Growth Competency employee Time Consumer Consumer idle
competences Complain time
(front liner)
Product Understanding Zero Miss Training
Knowladge Product Understandi
Employee ng Product
Balanced Score Card diatas dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut ini:
1. Financial Perpective – EBIT
Tujuan dari perspective financial adalah untuk menciptakan dan
menumbuhkan profit, hal ini dapat diukur dengan melihat nilai dan jumlah
penjualan yang dilakukan. Target dari perspective ini adalah pertumbuhan revenue
dengan target minimal pertumbuhan yaitu 5% mengikuti perkiraan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang berada angka 5% - 6%. Langkah inisiatif yang dilakukan
yaitu dengan menargetkan minimum margin untuk mendukung pencapaian target
pertumbuhan revenue juga dapat dilakukan dengan mengurangi beban
operasional yang tinggi.
57
BAB VII – PENETAPAN SASARAN, PENGEMBANGAN STRATEGI DAN FORMULASI STRATEGI USAHA
58
BAB IX
PEMBELAJARAN YANG DAPAT DITARIK
59
9.3 Dadang Budi Setiawan (2017070665)
Dalam pembelajaran Diagnosis Organisasi dan Manajemen Strategik, banyak
pembelajaran yang didapat dimana banyak tools dan metode baru yang dipelajari.
Saya merasa banyak mendapatkan ilmu dalam melakukan banyak hal dan keseharian
secara tidak langsung, dimana sehari – hari menjadi terpola dalam menganalisis suatu
masalah maupun dalam akan melakukan pengambilan keputusan maupun tindakan.
Belajar dengan banyak tools seperti PESTLE, Five Force Porter, Matrix IFE – EFE,
Value Chain Analisyst, Balance Score Card, serta lain nya membantu pola pikir
manjadi lebih tertata serta terperinci dalam menghadapi dinamika yang ada.
Walaupun belajar cukup banyak tools maupun metode membuat otak terasa
penuh, tetapi manfaat dari hasil pembelajaran mungkin tidka langsung terasa
melankan bertahap seiring dengan selalu dipakai pembelajaran ini dalam pikiran kita
untuk di implementasi dalam dinamika kehidupan. Sehingga mungkin tidak semua
metode secara langsung digunakan bersamaan, bisa jadi beberapa metode yang
relevan membuat penyelesaian yang sedang dihadapi dapat dilakukan lebih cepat dari
biasanya.
60
sistematis, yang dimaksud sistematis disini adalah di saat penentuan sebuah strategi
tidak langsung jump to conclusion. Tidak semata-mata penentuan strategi langsung
menggunakan metode seperti SWOT dll. Karena di dalam menentukan strategi perlu
adanya langkah demi langkah dimulai dari analisa lingkungan eksternal dan internal
hingga pengembangan strategi.
61
DAFTAR PUSTAKA
“Apa itu Visi dan misi,” Alihamdan, accessed Maret 26, 2018, https://alihamdan.id/apa-itu-visi-
dan-misi/
“Apa yang Dimaksud dengan Balanced Scorecard?,” last modified Agustus 2017, accessed
April 11, 2018, https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-balanced-
scorecard/4048/3
“Apakah yang dimaksud dengan Analisis Pestle?,” accessed April 10, 2018,
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-analisis-pestle/2270
“ANALISIS KONDISI EKSTERNAL DAN INTERNAL,” April 10, 2018,
http://unida.ac.id/bppi/detailpost/analisis-kondisi-eksternal-dan-internal
“BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,1 Persen di Tahun 2017,” accessed April 11, 2018,
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/02/173622526/bi-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-51-persen-di-tahun-2017
“Balanced Scorecard, Definisi, Konsep dan Perspektif,” Denny Bagus, 2009, accessed
April 11, 2018, http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/balanced-scorecard-definisi-
konsep-dan.html
“COMPETITIVE PROFILE MATRIX DAN MCKINSEY CAPACITY ASSESSMENT
GRID SEBAGAI PERANGKAT ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS,” April 10, 2018,
https://danang651.wordpress.com/2010/02/22/competitive-profile-matrix-dan-mckinsey-
capacity-assessment-grid-sebagai-perangkat-analisis-manajemen-strategis/
“David (Manajemen Strategik, 2006, p169)”
“Empat Perspektif Dalam Penerapan Balanced Scorecard,” last modified April 22,
2012, accessed April 11, 2018, https://www.ekasulistiyana.web.id/artikel/kuliah/empat-
perspektif-dalam-penerapan-balance-scorecard/
“Ekonomi Indonesia 2017 Tumbuh 5,07 Persen, Tertinggi Sejak Tahun 2014,” accessed April
11, 2018, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/05/113820026/ekonomi-
indonesia-2017-tumbuh-507-persen-tertinggi-sejak-tahun-2014
“ https://brainly.co.id/tugas/10647548”
“http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-manajemen-operasional-dan-ruang-
lingkupnya.html”
“https://aansubhan.wordpress.com/2009/07/21/key-success-factors/
“http://jinggasuci.blogspot.co.id/2011/07/matriks-evaluasi-faktor-interal.html
“http://www.mapgiftvoucher.com/?page=about”
“https://www.mapclub.com/id/dapat-dan-gunakan”
62
“Kenali Kekuatan Pesaing Dengan Matrix CPM,” April 10, 2018,
https://slcmarketinginc.com/kenali-kekuatan-pesaing-dengan-matrix-cpm/
“Konsep Dasar dan Langkah dalam Analisis SWOT,” April 10, 2018,
https://perencanaankota.blogspot.co.id/2011/11/konsep-dasar-dan-langkah-dalam-
analisis.html
“Ketentuan tentang Jarak Minimarket dari Pasar Tradisional,” accessed April 11, 2018,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4fceff7b57828/ketentuan-tentang-jarak-
minimarket-dari-pasar-tradisional
“Marak e-Commerce, Konsumen Mulai Beralih ke Belanja Online,” accessed April 11, 2018,
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3493664/marak-e-commerce-
konsumen-mulai-beralih-ke-belanja-online
“Pengertian Manajemen Strategi,” last modified Januari 11, 2016, accessed Maret 26, 2018,
http://www.gurupendidikan.co.id/17-definisi-pengertian-manajemen-strategi-menurut-
para-ahli/
“Pengertian Misi,” accessed Maret 26, 2018,
http://www.temukanpengertian.com/2014/03/pengertian-misi.html?m=0
“Pengertian, Tujuan dan Proses Manajemen Strategi,” last modified November 6, 2017,
accessed Maret 26, 2018, https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-tujuan-
dan-proses-manajemen-strategi.html
”PESTLE ANALYSIS – analisa makro lingkungan organisasi bisnis,” accessed Maret 18,
2018, https://ipqi.org/pestle-analysis-analisa-makro-lingkungan-organisasi-bisnis/
”Pengertian efe,” April 10, 2018, http://www.academia.edu/9742185/Pengertian_efe
“Prentice-Hall, Inc. (n.d.). THE FUNCTIONAL AREAS. Retrieved from Pearson Higher
Education: http://www.prenhall.com/divisions/bp/app/stratplus/html/function.html”
“Soal Kemacetan, Jakarta Duduki Peringkat Ke-22 di Dunia” accessed April 11, 2018,
https://internasional.kompas.com/read/2017/02/21/15251811/soal.kemacetan.jakarta.d
uduki.peringkat.ke-22.di.dunia
“Sopian, S. (n.d.). Fungsi manajemen sumber daya manusia ( SDM ). Retrieved from
ACADEMIA:
http://www.academia.edu/4968574/Fungsi_manajemen_sumber_daya_manusia_S”
“The FoodHall Indonesia,” last modified 2017, accessed Maret 2018, http://foodhall.co.id/
“Visi dan Misi Pengertian dan (Tujuan-Contoh-Perbedaan),” last modified Juni 16, 2017,
accessed Maret 26, 2018, http://www.gurupendidikan.co.id/visi-misi-pengertian-tujuan-
contoh-perbedaan/
“VALUE CHAIN ANALYSIS,” April 10, 2018, https://sis.binus.ac.id/2017/04/20/value-chain-
analysis/
63
64