Вы находитесь на странице: 1из 7

PENDIDIKAN VOKASI SEBAGAI PONDASI

BANGSA MENGHADAPI GLOBALISASI

Oleh:
Kuntang Winangun, M.Pd.
Email: Kuntangwinangun@gmail.com

Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Jl. Budi Utomo No. 10 Ponorogo

ABSTRACT

One indicator of the era of globalization is characterized by the emergence of free trade, free
goods out of the country knows no bounds (borderless), this indication shows that the workforce with
professional qualifications are highly demanded in the world of work in this era of globalization.
In the organization of education systems-oriented world of work in Indonesia, there are two
terms used education, namely: vocational education and vocational education. In Article 15 of Law No.
20 of 2003 on National Education System explained vocational education is secondary education that
prepares students primarily for work in a particular field, while vocational education is higher
education that prepares students to have a job with a certain applied skills equivalent to the maximum
degree program. Thus, vocational education is provision of formal education which was held in higher
education, such as: polytechnic, diploma, or the like which are directly related to the advancement of
knowledge and skills necessary for candidates for employment in the field of engineering and industrial
services. Vocational education building 8 Competency, namely: Communication Skills, Critical and
Creative Thinking, Information/ Digital Literacy, Inquiry/ Reasoning Skills, Interpersonal Skills,
Multicultural/ Multilingual Literacy, Problem Solving, Technological Skills.
With vocational education effective and efficient is expected to generate prospective workers
who have the soft skills and hard skills with critical thinking ability and skill in solving problems to face
the world of work in the era of globalization.

Keywords: Vocational Education, Globalization

72 Jurnal Taman Vokasi Vol. 5, No. 1, Juni 2017


Abstrak

Salah satu indikator era globalisasi adalah ditandai dengan munculnya perdagangan bebas,
barang-barang bebas keluar masuk tidak mengenal batas negara (borderless), Indikasi ini menunjukkan
bahwa tenagakerja dengan kualifikasi profesional sangat dituntut dalam dunia kerja di era globalisasi
ini.
Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan berorientasi dunia kerja di Indonesia, terdapat dua
istilah pendidikan yang digunakan, yaitu: pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi. Dalam Pasal 15
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu,
sedangkan pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Dengan
demikian, pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang
diselenggarakan pada pendidikan tinggi, seperti: politeknik, program diploma, atau sejenisnya yang
berkaitan langsung dengan kemajuan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi calon tenaga
kerja di bidang rekayasa maupun industri jasa. Pendidikan vokasi membangun 8 Kompetensi Lulusan,
yakni: Communication Skills, Critical and Creative Thinking, Information/Digital Literacy,
Inquiry/Reasoning Skills, Interpersonal Skills, Multicultural/Multilingual Literacy, Problem Solving,
Technological Skills.
Dengan pendidikan vokasi yang efektif dan efisien ini diharapkan dapat menghasilkan calon
tenaga kerja yang memiliki soft skills dan hard skills dengan kemampuan berfikir kritis dan ketrampilan
dalam memecahkan masalah untuk menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi.

Kata Kunci : Pendidikan Vokasi, Globalisasi

PENDAHULUAN Dengan demikian kualitas SDM


Salah satu indikator era globalisasi merupakan salah satu faktor penentu terpenting
adalah ditandai dengan munculnya dalam mencapai keberhasilan program
perdagangan bebas, barang-barang bebas keluar pembangunan. SDM yang berkualitas akan
masuk tidak mengenal batas negara mampu mengelola sumber daya alam dengan
(borderless). Di sisi lain, era globalisasi baik dan efisien. Masalah SDM tidak bisa lepas
tersebut menimbulkan persaingan yang makin dari masalah tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja
ketat dalam hal barang, jasa, modal maupun sangat tergantung pada kualitas SDM. Oleh
tenaga kerja/sumberdaya manusia. Untuk dapat karena itu, kualitas SDM harus mendapatkan
berkiprah dalam era tersebut diperlukan prioritas utama untuk ditingkatkan dan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikembangkan guna mendapatkan kualitas
mempunyai daya saing secara terbuka dengan tenaga kerja yang baik. Tenaga kerja yang
negara lain, adaptif dan antisipatif terhadap berkualitas dan memiliki etos kerja yang tinggi
berbagai perubahan dan kondisi baru, terbuka akan memperkuat posisi industri yang pada
terhadap perubahan, mampu belajar bagaimana akhirnya akan mempekuat perekonomian
belajar (learning how to learn), memiliki negara.
berbagai keterampilan, mudah dilatih ulang, Peningkatan kemampuan dan
serta memiliki dasar-dasar kemampuan luas, keterampilan SDM bagi generasi muda calon
kuat, dan mendasar untuk berkembang di masa tenaga kerja merupakan tanggung jawab dunia
yang akan datang. Indikasi ini menunjukkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun
bahwa tenaga kerja dengan kualifikasi non formal. Pendidikan merupakan bagian
profesional sangat dituntut dalam dunia kerja di integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses
era globalisasi ini. penyiapan SDM yang berkualitas, tangguh dan
terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan

Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi 73


akan diperoleh calon tenaga kerja yang mampu bersaing dengan rekan mereka dari
berkualitas sehingga lebih produktif dan negara lain.
Sistem pendidikan nasional berfungsi Pendidikan profesional ini termasuk dalam
untuk mengembangkan kemampuan serta kategori penyelenggaan pendidikan yang
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat berorientasi dunia kerja.
manusia Indonesia dalam rangka upaya Dalam sistem penyelenggaraan
mewujudkan tujuan nasional. Sesuai dengan pendidikan berorientasi dunia kerja di
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun Indonesia, terdapat dua istilah pendidikan yang
2003, sistem pendidikan nasional dibedakan digunakan, yaitu: pendidikan kejuruan dan
menjadi satuan pendidikan, jalur pendidikan, pendidikan vokasi. Dalam Pasal 15 Undang-
jenis pendidikan, dan jenjang pendidikan. undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
Satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan
belajar-mengajar yang dilaksanakan di sekolah pendidikan menengah yang mempersiapkan
atau di luar sekolah. Penyelenggaraan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, bidang tertentu, sedangkan pendidikan vokasi
yaitu: jalur pendidikan sekolah dan jalur merupakan pendidikan tinggi yang
pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
sekolah merupakan pendidikan yang pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan maksimal setara dengan program sarjana.
belajar mengajar secara berjenjang dan Dengan demikian, pendidikan kejuruan
berkesinambungan. Jalur pendidikan luar merupakan penyelenggaraan jalur pendidikan
sekolah merupakan pendidikan yang formal yang dilaksanakan pada jenjang
diselenggarakan di luar sekolah melalui pendidikan tingkat menengah, yaitu:
kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk
berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Selanjutnya, dalam sistem pendidikan Pendidikan vokasi merupakan penyelenggaraan
nasional di Indonesia, penyelenggaraan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan
pendidikan dapat dibedakan dalam dua pada pendidikan tinggi, seperti: politeknik,
kelompok pendidikan, yaitu: (1) pendidikan program diploma, atau sejenisnya.
akademik, dan (2) pendidikan profesional. Uraian di atas menunjukkan bahwa
Pendidikan akademik merupakan pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi
penyelenggaraan program pendidikan yang merupakan penyelenggaraan program
bertujuan mempersiapkan peserta didik pendidikan yang terkait erat dengan
mengembangkan potensi akademik untuk ketenagakerjaan. Menurut Sapto Kuntoro
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang sebagaimana dikutip Soeharsono (1989),
lebih tinggi. Pendidikan profesional merupakan hubungan antara jenjang pendidikan di sekolah
penyelenggaraan program pendidikan yang dengan ketenagakerjaan dapat diilustrasikan
mempersiapkan peserta didik meningkatkan seperti Gambar 1.
potensi kompetensi sesuai bidang keahliannya.

74 Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan jenjang
pendidikan yang selalu dinamis dalam
melakukan perubahan kurikulum pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan pasar kerja dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti
pendidikan vokasi akan selalu mengalami
pergeseran paradigma. Menurut Pavlova (2009)
dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi
sangat ditentukan adanya perubahan teknologi
yang cepat pada masa mendatang, maka
orientasi pendidikan vokasi diarahkan menjadi
pendidikan bekerja (work education) atau
pendidikan teknologi (technology education).
Gambar 1. Piramida Ketenagakerjaan dan Selanjutnya, menurut Pavlova (2009)
Jenjang Pendidikan Sekolah pendidikan bekerja merupakan program
Kondisi di atas menunjukkan bahwa pendidikan dengan tiga komponen yang saling
pendidikan vokasi harus mampu memenuhi terkait, yaitu: pembelajaran untuk bekerja
permintaan masyarakat pengetahuan (learning for work), pembelajaran tentang
(knowledge society) pada era ekonomi kreatif. bekerja (learning about work), dan pemahaman
Dengan pendidikan vokasi yang efektif dan sifat dasar bekerja (understanding the nature of
efisien ini diharapkan dapat menghasilkan work). Secara tradisional, menurut Pavlova
calon tenaga kerja yang memiliki soft skills dan (2009) pendidikan vokasi merupakan
hard skills dengan kemampuan berfikir kritis pendidikan dengan tujuan utama
dan ketrampilan dalam memecahkan masalah mempersiapkan untuk bekerja dengan
untuk menghadapi dunia kerja dalam era menggunakan pendekatan pendidikan berbasis
globalisasi. Berdasarkan latar belakang di atas kompetensi.
maka peneliti melakukan penelitian dengan Pendidikan teknologi merupakan
judul” Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi program pendidikan yang mengembangkan
Bangsa Menghadapi Globalisasi” pengetahuan, keterampilan, sikap (attitudes),
dan nilai (values) yang memungkinkan siswa
METODE dapat memaksimalkan keluwesan dan
Pendekatan yang digunakan dalam beradaptasi dengan pekerjaan di masa
penelitian adalah penelitian deskriptif dan studi mendatang. Teknologi dalam pendidikan
pustaka. teknologi digunakan dalam empat kajian, yaitu:
1. Penelitian deskriptif teknologi sebagai obyek (technology-as-
Penelitian deskriptif merupakan sebuah object), teknologi sebagai pengetahuan
metode penelitian yang bertujuan untuk (technology-asknowledge), teknologi sebagai
menjelaskan fenomena-fenomena yang proses (technology-as-process), dan teknologi
ada dan yang sedang berlangsung saat ini sebagai kemauan (technology-as-volition).
maupun yang lampau. Komponen pembelajaran untuk bekerja
2. Studi pustaka mencakup pengetahuan dan praktik yang
Yaitu mencari data serta mengambil data berkaitan dengan pekerjaan, komponen
dari referensi buku-buku atau sejenisnya pembelajaran tentang bekerja meliputi situasi
yang terkait dengan objek yang sedang dan kondisi (setting and condition), dan
dicari informasinya. komponen pemahaman sifat dasar bekerja
berkaitan dengan sosial-budaya, tekanan

Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi 75


ekonomi dan politik yang
mempengaruhi pekerjaan.
Teknologi sebagai obyek dimaksudkan
sebagai utilitas, alat, mesin, dan piranti
cybernetik. Teknologi sebagai pengetahuan
digunakan sebagai hukum, teori, dan
pengetahuan teknik. Teknologi sebagai proses
dimanfaatkan sebagai perencanaan, pembuatan,
pemakaian, dan pemeliharaan. Teknologi
sebagai kemauan dimaksudkan sebagai alasan,
kebutuhan, dan perhatian. Uraian di atas
menunjukkan bahwa orietasi pendidikan
bekerja dan pendidikan teknologi merupakan
alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan
untuk menghadapi tantangan spektrum
pekerjaan pada era ekonomi kreatif.

Model Pendidikan Vokasi yang Efektif dan


Efisien
Yang menjadi tujuan utama dalam Gambar 2. Tiga Jalur Alternatif Model
pendidikan vokasi adalah membangun Delapan Pendidikan Vokasi
Kompetensi Lulusan, yakni : Keterangan :
1. Communication Skills DUDI : Milik pihak ketiga
2. Critical and Creative Thinking Teaching factory : Milik bersama
3. Information/Digital Literacy beberapa sekolah
4. Inquiry/Reasoning Skills Sifat pendidikan formal, jenjang SMK, tempat
5. Interpersonal Skills pendidikan sekolah dan DUDI atau teaching
6. Multicultural/Multilingual Literacy factory.
7. Problem Solving Jalur 1.
8. Technological Skills Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan
Kompetensi 1 s.d. 7 disebut soft skills, vokasi. Pendidikan aspek soft skills ditambah
sedangkan Kompetensi 8 disebut hard skills. dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan
Untuk menghasilkan calon tenaga keja yang dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan
memiliki Delapan Kompetensi Lulusan aspek hard skills dilaksanakan di DUDI.
sebagaimana dirumuskan di atas, model
Jalur 2.
pendidikan vokasi yang efektif dan efisien
Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan
seperti pada Gambar 2 berikut.
vokasi. Pendidikan aspek soft skills saja yang
dilaksanakan di sekolah. Pendidikan aspek
lainnya (aspek hard skills, dasar-dasar
kejuruan, dan kewirausahaan) dilaksanakan
langsung sambil praktek kerja di DUDI.
Jalur 3.
Siswa baru (input) terdaftar di pendidikan
vokasi. Pendidikan aspek soft skills saja yang
dilaksanakan di sekolah. Pendidikan aspek
lainnya (aspek hard skills, dasar-dasar
kejuruan, dan kewirausahaan) dilaksanakan
langsung sambil praktek kerja di teaching
factory.

76 Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi


Struktur Kurikulum Pendidikan Vokasi sekolah/kampus pendidikan vokasi, maka
Berdasarkan tuntutan kompetensi yang strategi-strategi di bawah ini relevan untuk
seperti dituliskan di atas, maka untuk dipakai. Namun, jika tempat pendidikan di
mencapainya disusun kurikulum yang DUDI dan di teaching factory, maka strategi
sesederhana mungkin. Jenis mata pelajaran yang paling tepat adalah learning by doing,
yang diajarkan meliputi : dengan diikuti metode evaluasi performance
1. Mata pelajaran wajib berdasar Kurikulum test.
Nasional Untuk memberikan gambaran strategi
2. Dasar-dasar Komunikasi pembelajaran mana yang akan dipilih di
3. Matematika Terapan sekolah, di bawah ini diberikan contoh-contoh
4. Komputer strategi pembelajaran yang bisa dipakai.
5. Metoda Ilmiah 1. Teori dan praktek komunikasi (presentasi
6. Bahasa Indonesia dan diskusi)
7. Bahasa Inggris 2. Aplikasi teori matematika dalam kehidupan
8. Project Work and Enterpreneurship sehari-hari
9. Praktek Kejuruan 3. Teori dan aplikasi computer untuk berbagai
keperluan
Tabel 1. Struktur Kurikulum dan Tempat 4. Melakukan penelitian
Pendidikan laboratorium/lapangan
5. Membuat karya ilmiah dalam bahasa
Indonesia Baku
6. Teori dan praktek bahasa Inggris (reading,
listening, conversation)
7. Project work dan praktek kewirausahaan
8. Praktekkejuruandibengkel/laboratorium/la
pangan

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di
atas, maka dapat diketahui bahwa potensi pasar
tenaga kerja lulusan pendidikan vokasih masih
sangat luas. Kompetensi yang dibutuhkan
secara garis besar meliputi soft skills dan hard
skills yang dirumuskan ke dalam Delapan
Kompetensi Lulusan. Untuk menghasilkan
Nama-nama mata pelajaran itu sifatnya tenaga kerja yang memilik kompetensi tersebut
tidak mengikat. Yang penting esensi silabus dapat ditempuh melalui tiga Jalur Alternatif.
mata pelajaran tersebut tercermin dari namanya. Ketiga jalur tersebut jika dilaksanakan dengan
Sesungguhnya nama-nama mata pelajaran di struktur kurikulum yang sederhana dan strategi
atas diperlukan untuk proses pendidikan di pembelajaran yang produktif, serta didukung
sekolah. Jika proses pendidikan pembentukan oleh guru/instruktur yang kreatif diyakini
kompetensi dilakukan di DUDI atau teaching efektif dan efisien bila dibanding dengan sistem
factory, mata pelajarannya melebur dengan yang sekarang ini berjalan. Efektifitasnya
kegiatan sehari-hari yang dilakukan siswa di berada pada simplisitas sistem yang ditawarkan
tempat kerja. yang bercirikan to the point. Efisiensi bisa
dicapai dengan optimalisasi kerja sama dengan
Strategi Pembelajaran Pendidikan Vokasi DUDI dan learning by doing in the teaching
Strategi pembelajaran yang diterapkan factory, maka dihasilkan calon tenaga kerja
sangat tergantung dimana tempat pendidikan yang memiliki soft skills dan hard skills dengan
berlangsung. Jika tempat pendidikan di kemampuan berfikir kritis dan ketrampilan

Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi 77


dalam memecahkan masalah untuk Membangun Bangsa di Masa Depan.
menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi. Diambil pada tanggal 27 Februari 2015,
dari www.setneg.go.id.
DAFTAR PUSTAKA Marzuki Usman. (2005). Kualifikasi
Depdikbud, 1997. Keterampilan Menjelang Profesional dan Globalisasi. Diambil
2020 untuk Era Global. Jakarta. pada tanggal 4 Februari 2015, dari
Depdiknas, 2002. Pendidikan Berorientasi http://www.sinarharapan.co.id/berita/
Kecakapan Kidup (Life Skills) melalui 0504/04/eko02.html
Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas. Pavlova, M. (2009). Technology and vocational
Jakarta. education for sustainable development:
Heru Subroto, 2004. Kinerja Unit Produksi Empowering individuals for the future.
SMK Negeri kelompok Teknologi dan Australia: Springer.
Industri di Jawa Tengah. Tesis. Soeharsono Sagir. (1989). Membangun
Program Pascasarjana Universitas manusia karya, masalah
Negeri Yogyakarta. ketenagakerjaan dan pengembangan
M. Hatta Rajasa. (2008). Menggagas Sumber sumberdaya manusia. Jakarta: Pustaka
Daya Manusia Kreatif Dalam Sinar Harapan.

78 Pendidikan Vokasi Sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi

Вам также может понравиться