Вы находитесь на странице: 1из 14

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

(GLOBAL WARMING)

DISUSUN OLEH:
NAMA : LALE ZERIN SMESTA WATU
KELAS : XI IPA 3
ABSEN : 17

SMA NEGERI 4 PRAYA


2018/2019
KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Pemanasan Global” dengan lancar. Kami pun
menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….ii

Daftar Isi………………………………………………………………………..iii

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………….1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………..1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………….1

1.3. Tujuan……………………………………………………………………....1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global……………………………………………....2

B. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca………………..2

C. Penyebab Pemanasan Global………………………………………………..2

D. Dampak Pemanasan Global………………………………………………....7

E. Solusi Pemanasan Global…………………………………………………….7

BAB III

PENUTUP……………………………………………………………………….10

A. KESIMPULAN……………………………………………………………...10

B. SARAN……………………………………………………………………….10

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan yang sedang hangat dibicarakan
oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya. Disini
penulis berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat
menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang salah satu fenomena dunia
yang saat ini mengancam yaitu Pemanasan Glogal. Dalam pembahasannya, penulis akan
membahas banyak tentang :
a. Pengertian Pemanasan Global
b. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
c. Penyebab Pemanasan Global
d. Dampak Pemanasan Global
e. Solusi dari Pemanasan Global

1.3. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu
penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat
ini seperti masalah Pemanasan Global yang sudah hampir kita rasakan. Dalam penulisan
makalah ini penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian, hubungan
pemansan global dengan efek rumah kaca, penyebab, dampak dan mencari solusi bagaimana
mengatasi pemanasan global. Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat
bagi dirinya sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk referensi
ataupun bahan bacaan semata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering
yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

B. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca


Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang
masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali
ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat
pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.
Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata
di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di
atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.

C. Penyebab Pemanasan Global


1. EFEK RUMAH KACA

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Segala sumber energi yang terdapat di
Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi
akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana
yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15
°C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika
tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer,
akan mengakibatkan pemanasan global.(ERLANGGA;400).

2. INDUSTRI PETERNAKAN

Gas metana setidaknya 23 kali lebih kuat daripada CO2 dalam rentang waktu 100 tahun,
tetapi 72 kali lebih kuat daripada CO2 dalam rentang waktu 20 tahun. Satu-satunya sumber
terbesar

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan
maupun di atmosfer bumi. Penelitian para ahli yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam
kurun waktu seratus tahun terakhir ini, Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-
rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
metana saat ini adalah peternakan. Menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang
peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri
peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (51%), jumlah ini lebih banyak
dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia. " Hampir seperlima
(20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi
gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia..

Peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan
37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola
makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet
vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti makan daging untuk mengerem
pemanasan global

3. EFEK UMPAN BALIK

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan
lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya
suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan
air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena
udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila
dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan
memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada
beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan
dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km
untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian,
umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empa. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di
dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan
menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es
yang meleleh juga akan melepas CH4yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal
ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

4. VARIASI MATAHARI

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Ada
beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan
dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari
mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama
periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya
mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi
berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka
juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah
dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

5. AKTIVITAS MANUSIA

Dalam poin 1 dan 2 telah di jelaskan beberapa dampak aktivitas manusia yang
menyebabkan pemanasan global. Banyak factor penyebab seperti:

a). Pembangkit Energi

Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi dihasilkan
dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan
untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai
25,9%.

b). Industri

Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Sebagian besar
sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan
listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja
dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri
besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.

c). Pertanian

Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas
rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya,
berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain.
Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan
menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari
pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.

d). Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan

Sumber lain C02 berasal dari alih fungsi lahan di mana ia bertanggung jawab sebesar 17.4%.
Pohon dan tanaman menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika pohon atau tanaman
membusuk atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka simpan dilepaskan kembali ke
atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan
itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2.

e). Transportasi

Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%. Sektor
transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Sumbangan
terbesar terhadap perubahan iklim berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh
transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).

f). Hunian dan Bangunan Komersial

Sektor hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Namun, bila dipandang dari
penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah
kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan
mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan
sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga mempengaruhi
tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi gas rumah
kaca.

g). Sampah

Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas r limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang
berperan terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.

D. Dampak Pemanasan Global


Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna
dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi
prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko
kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap
dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Dampak-dampak lainnya :
a. Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
b. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
c. Mencairnya es dan glasier di kutub
d. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan
e. Kenaikan permukaan laut hinggan menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan
permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
f. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan
terumbu karang di seluruh dunia.
g. Meningkatnya frekuensi kebakaran kebakaran hutan.
h. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, kedaerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
i. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.

E. Solusi Pemanasan Global


Jadilah Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO₂ dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan.
Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang
18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transfortasi di dunia (13,5%).
Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa
peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 lebih kuat dari CO₂) dan 37% gas
metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO₂). Selain itu, United Nations Environment Programme
(UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit” 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging
untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO₂, sementara diet vegan per orangnya
hanya menyumbang 190 kg CO₂. Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang
merupakan ketua Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra
Pachauri, menganjurkan orang untuk makan daging.
Tanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO₂ per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO₂ United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah
kaca. Sepertin yang kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan
kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar
Anda.Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan
seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila
Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya.
Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta
api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah
kaca.
Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil
sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh
karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi
barang menyumbang CO2.
Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26%
CO2 yang disumbang oleh pertanian.
Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar
biasa.
Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena
itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur
pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak
menyebabkan polusi udara.
Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui
metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa
membantu mengurangi masalah ini!
Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi
kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg
plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang,
Anda menghemat 900 kg
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya
diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat
keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit
diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita
terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung
atau tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang
terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak
bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan pengembangan teknologi
yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan kembali
barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

B. SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.
Daftar Pustaka
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yushistira.

Ford, Harry. 2005. Topik Paling Seru: CUACA. Jakarta: Erlangga

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/pemanasan-global-global-warming.html
elfilah.mutiply.com/journal/item/06
http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Вам также может понравиться