Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut masih merupakan hal yang perlu diperhatikan, hal

ini terlihat bahwa 90% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut,

adapun karies gigi merupakan masalah utamanya. Menurut hasil pemeriksaan

RIKESDAS tahun 2013, prevalensi DMF-T berdasarkan provinsi, Kalimantan

Selatan menempati urutan kedua dengan prevalensi indeks DMF-T tertinggi di

Indonesia setelah Bangka Belitung sebesar 7,2 dan sebanyak 89% anak-anak di

bawah usia 12 tahun mengalami karies gigi.

Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi yaitu

enamel, dentin dan sementum, berupa daerah yang membusuk pada gigi terjadi

akibat proses secara bertahap melarutkan mineral permukaan gigi dan terus

berkembang kebagian dalam gigi (Kumala, 2006). Terdapat empat faktor utama

yang menjadi penyebab langsung terjadinya karies, yaitu host, agen, substrat, dan

waktu (Diana dkk, 2005). Karies gigi menjadi penting dalam dunia kedokteran

gigi karena karies dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia termasuk

anak-anak dan jika dibiarkan berlanjut akan menjadi sumber infeksi dalam rongga

mulut (Damanik, 2009).

Prevalensi karies secara nasional sebesar 46,5%. Sebanyak 19 provinsi

mempunyai prevalensi karies diatas dari prevalensi nasional yang telah

ditetapkan. Berdasarkan hasil yang di laporkan oleh Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) pada tahun 2013, Kalimantan Selatan termasuk salah satu dari tiga

provinsi terbesar di Indonesia yang mempunyai masalah dalam kesehatan gigi dan

mulut, yaitu menunjukan sebesar 36,1%, dengan persentase tertinggi terdapat di

daerah kabupaten Banjar dan Barito Kuala sebesar 48,6%.

Puskesmas Martapura 1 adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

wilayah Kelurahan Tanjung Rema, Kelurahan Jawa, Kelurahan Sungai Paring,

dan Kelurahan Sekumpul.

Berdasarkan data hasil survey yang di lakukan ke sekolah didapatkan hasil

bahwa penggunaan sumber air bersih yang di gunakan untuk kebutuhan sehari-

hari pada masing-masing wilayah berbeda. Menurut data kesehatan lingkungan

puskesmas Martapura 1 tahun 2016 bahwa pemakaian air bersih pada wilayah

kerja puskesmas martapura 1 sekitar 90% telah menggunakan air PDAM untuk

kebutuhan sehari-hari. (Puskesmas Martapura 1, 2018).

Pada wilayah kerja puskesmas Martapura 1 terdapat sebanyak 30 Sekolah

Dasar (SD), 18 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 7 Pondok Pesantren. SDN

Jawa 2 merupakan Sekolah Dasar (SD) di wilayah kerja Puskesmas Martapura 1

yang berasal dari Kelurahan Tanjung Rema.

SDN Jawa 2 merupakan salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Tanjung

Rema dan termasuk di daerah kabupaten banjar. Daerah kabupatan banjar pun

sendiri memiliki angka kejadian bermasalah gigi dan mulutnya yang tertinggi

dibandingkan dengan daerah lain yaitu sebesar 48,6%. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian di SDN Jawa 2 Kelurahan Tanjung Rema

Kabupaten Banjar.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat keparahan karies dan kebersihan gigi dan mulut pada

siswa umur 6-7 tahun di SDN Jawa 2 Kelurahan Tanjung Rema Kabupaten

Banjar ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keparahan karies

dan kebersihan gigi mulut pada siswa umur 6-7 tahun di SDN Jawa 2 Kelurahan

Tanjung Rema Kabupaten Banjar

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat keparahan karies pada siswa umur 6-7 tahun di

SDN Jawa 2 Kelurahan Tanjung Rema Kabupaten Banjar.

2. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut sebelum menyikat gigi pada

siswa umur 6-7 tahun di SDN Jawa 2 Kelurahan Tanjung Rema

Kabupaten Banjar.

3. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut sesudah menyikat gigi pada

siswa umur 6-7 tahun di SDN Jawa 2 Kelurahan Tanjung Rema

Kabupaten Banjar
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan referensi perpustakaan

untuk fakultas kedokteran gigi. Diharapkan juga dapat meningkatkan pengetahuan

peneliti tentang gambaran kebersihan rongga mulut dan menambah pengalaman

dalam melakukan penelitian.

1.4.2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi lembaga-lembaga pemerintah dan

dinas kesehatan untuk menentukan kebijakan dalam penanggulangan masalah

kesehatan gigi dan mulut.

Вам также может понравиться