Вы находитесь на странице: 1из 10

TUGAS 3

TINJAUAN PUSTAKA JURNAL MULTINATIONAL


TRANSFER PRICING

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

DIBUAT OLEH:
NAMA : WALFRIK ZEBUA
NIM : 500014245
UPBJJ : 12 MEDAN
POKJAR : GUNUNGSITOLI

UNIVERSITAS TERBUKA
2014
Judul : “Length Principle In International Transfer Pricing And The Arm's
Tax Law.”
Penulis : Wittendorff, Jens
Penerbit : Kluwer Law International
Tujuan jurnal : Untuk menggambarkan tranfer pricing Internasional, prinsip pajak dan
Hukum Pajak Internasional.

Teori yang digunakan:


1. “...Transfer pricing is a major issue in the field of taxation during the period of the last
2 years happens to multinationals worldwide . Therefore many public accounting firm
to audit compliance, to examine the transfer pricing issues that affect the amount of tax
to be paid...”(Ernest & Young LLp 2008)
2. “...In a multinational company environment and konglomerasiserta divisionalisasi
transactions occur between members (division) which covers the sale of goods and
services , licensing rights and other intangible assets, provision of loans and so forth.
Transactions within a corporate environment like this will be difficult in a transferred
yangharus pricing. Pricing on a variety of transactions between members or divisi
commonly known as transfer pricing...”(Manggoting 2000)
3. “...as an excuse for making the same decision . as an example transfer pricing will be a
guide for managers in making decisions relating to the sale and purchase of goods or
services to another division within the company or from outside parties . In the end
multinational companies will use transfer pricing to minimize the global corporate
tax...” (Hongren 2006)
4. “...stakeholder salience depends on the interplay of three potential stakeholder
characteristics: power, legitimacy, and urgency. Where “power” is defined as “the
probability that one actor within a social relationship would be in a position to carry
out his own will despite resistance”…”legitimacy” is defined as “a generalized
perception or assumption that the actions of an entity are desirable, proper or
appropriate within some socially constructed system of norms, values, beliefs, and
definitions”…”urgency” defined as a situation that is time-intensive and critical…
stakeholders possessing all three characteristics (power, legitimacy, and urgency) will
have a high level of salience. Stakeholders possessing only two characteristics will
have moderate levels of stakeholder salience, while, stakeholders with only one of
these characteristics will have low levels of salience...” (Zyglidopoulous, 2002).
5. “...The results for our baseline regression, as well as the variations we considered,
suggest that income shifting is both statistically and economically significant: a back-
of-the-envelop calculation for our baseline estimates indicate that at the margin more
than 65% of the additional revenue resulting from a unilateral tax increase is lost
because of income shifting...” Bartelsman & Beetsma, 2003).
6. “...Purpose of holding a bilateral tax treaty the most important is to eliminate double
taxation (avoid double taxation) Tax treaty known as one of the effective international
mechanisms to prevent double taxation caused by the diversity of the tax system that is
used by the countries in the world...” (Brian J. Arnold and Michael J McIntyre 2002)

Hipotesis:
 What is the level of the main values related to the transfer price ?
 To get the price of the transfer situation compared to the main situation?

Alat analisis:
Analysis of the list of cases multinationals ( MNE ) with tax authorities in some cases the
list Analysis multinationals ( MNE ) with the tax authorities in several countries

Perusahaan Pihak
Klaim Hasil
Multi Nasional Penuntut
Hallmark Mktg. Divisi Pajak Transfer prices are not Court punishes
satisfactory companies 5 years
Corp. New York
The denial of the
Otoritas Pajak transfer price of USD 40 2 years in the process
Sony BMG
Jepang jt in taxes

Otoritas Pajak USD 500 Mt of tax


2 years in the process
Motorola disputes
AS
Recovered 7.8 Billion
Glaxo SmithKline Otoritas Pajak Transfer price is below
USD and a fine of 3
standard
(Pharm.) AS dan Inggris years

Honda/Nissan Otoritas Pajak 716jt Poundsterling


in the process
kerugian overinflated
(EU/UK) Inggris

Pembahasan:
Dalam melakukan perencanaan pajak, perusahaan multinasional memiliki
keunggulan tertentu atas perusahaan yang murni domestik karena memiliki fleksibelitas
geografis lebih besar dalam menentukan lokasi produksi dan system distribusi.
Fleksibelitas ini memberikan peluang tersendiri untuk memanfaatkan perbedaan antar yuris
diksi pajak nasional sehingga dapat menurunkan beban pajak perusahaan secara
keselurahan. Pergeseran beban dan pendapatan melalui ikatan-ikatan dalam perusahaan
juga memberikan peluang tambahan bagi perusahaan multinasional untuk
meminimalkan pajak global yang dibayarkan. Sebagai respons atas hal ini, pemerintahan
nasional senantiasa merancangkan aturan hukum untuk meminimalkan kesempatan
melakukan arbitrase yang melibatkan beberapa yurisdiksi pajak nasional yang berbeda.
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak ini dimulai dengan dua hal dasar: 1.
Pertimbangan pajak seharusnya tidak pernah mengendalikan strategi usaha; 2. Perubahan
hukum pajak secara konstan membatasi manfaat perencanaan pajak dalam jangka panjang.
Dalam penelitian menjelaskan bahwa perencanaan pajak untuk suatu operasi yang
bersifat multinasional merupakan pekerjaan yang kompleks, tetapi di lain pihak
mengandung aspek yang vital bagi bisnis internasional. Pajak berdampak terhadap
keputusan penanaman modal di luar egeri, struktur keuangan, ketetapan besarnya biaya
modal, manajemen valutaasing, manajemen modal kerja dan pengendalian keuangan.
Dalam rangka mengevaluasi kebijakan perdagangan dan efektivitas lalulintas
modal internasional, adalah kurang efisien apabila hanya difokuskan secara sempit pada
tarif, kuota dan subsidi-subsidi non-pajak saja, sebab faktor pajak puntidak sedikit
perannya dalam evaluasi kebijakan dimaksud. Kebijakan perpajakan kadang-kadang sangat
berperan dalam pengambilan keputusan mengenai penanaman dan pembiayaan
perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri. Sedangkan perusahaan
multinasional untuk operasionalnya di luar negeri, kadang-kadang harus mendirikan
beberapa negara yang tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan
nasional
Sebagian besar transaksi yang terjadi antar anggota grup perusahaan multinasional
tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa transaksi, seperti penjualan barang dan
jasa, lisensi, paten, penjamin utang dan seterusnya. Harga-harga yang dibebankan pada
transaksi tersebut, tidaklah perlu sama dengan hargayang berlaku di pasaran bebas. Oleh
karena perusahaan multinasional memiliki posisi yang menentukan dalam hal
prinsip apa yang akan digunakannya yangtentunya menguntungkan bagi grupnya, maka
dapat saja perusahaan multinasional tersebut menggunakan harga yang menyimpang dari
harga yang berlaku umum. Penyimpangan harga dimaksud adalah penyimpangan dari
harga yang disebut sebagai “arm’s length price” yang lazimnya berlaku dan disetujui oleh
kedua belah pihak yang melakukan transaksi terhadap barang yang sama dan dalam
kondisi yang sama pula, apabila perusahaan tersebut tidak mempunyai hubungan istimewa
perusahaan multinasional tersebut dapat saja menggunakan transfer pricing yang lebih
rendah dari arm’s length price untuk tujuan mengefisienkan beban pajaknya atau
menggunakan harga yang lebih tinggi dari arm’s length price untuk tujuan tertentu. Apabila
terjadi transaksi yang menyimpang dari arm’s length price, apakah harga lebih tinggi atau
rendah, hal ini dianggap sebagai usaha untuk menggeser laba perusahaan dari satu grup ke
grup lainnya dan hal ini berarti pula bahwa pajak yang terutang di kedua grup yang
terlibat tersebut akan mengalami perubahan.
Dilihat dari segi kepentingan perusahaan multinasional, dalam rangka
mengorganisir transaksi antar unit dalam grupnya, memang masalah transfer pricing
merupakan masalah yang harus dipertimbangkannya, dengan catatan
bahwa penyesuaian harga sebenarnya dengan harga pasaran bebas dalam rangka
menentukan penghasilan kena pajak yang wajar tidak perlu memperhatikan kewajiban-
kewajiban berdasarkan perjanjian yang ada yang harus dipenuhi oleh negara yang
bersangkutan untuk memenuhi harga-harga atau maksud-maksud tertentu dari negara yang
bersangkutan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.
Banyak permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan multinasional dalam
perencanaan perpajakannya yang berbeda dengan yurisdiksi pajaknya. Solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah perusahaan multinasional memecah-mecah
penghasilan dan biaya yang dialokasikan di berbagai yurisdiksi untuk menghindari adanya
pajak berganda, melalui perjanjian penghindaran pajak berganda.
Penghindaran pajak berganda dapat dihindari dengan: 1) penghasilan yang dikenakan
sebaiknya hanya satu negara saja; 2) perhitungan untuk kredit pajak dapat dilakukan
dengan pajak yang terutang
Pajak berganda dapat dikurangi dengan banyak berbagai cara melaluikredit pajak
(tax credit ), perjanjian perpajakan (tax treaties), surga pajak (taxhavens), pengecualian
pajak (tax exemption) dan prinsip penangguhan (thedeferral principle). Dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1) Kredit Pajak, wajib pajakyang dapat mengurangi jumlah pajak
terutangnya yang di luar negeri dari jumlah pajak yang berdasarkan penghitungan
peraturan pajak domestik. Penguranganyang sifatnya langsung dari jumlah pajak terutang,
sehingga mengurangi pajak berganda; (2) Perjanjian Perpajakan, mengatur tentang
penghasilan dari antarnegara yang dikenakan pajak atau tidak dikenakan pajak oleh
otoritas negara dari pengahsilan yang diperoleh atau tidak diperoleh; (3) Surga Pajak,
suatu Negara yang penghasilannya rendah atau tidak ada pengenaan pajak atas
penghasilan yang diperoleh. Kebanyakan perusahaan multinasional yang mempunyai
investasiatau transfer pengahasilan yang rendah menggunakan negara tax havens
untukmenggeser penghasilannya dari negara yang tarif pajaknya tinggi ke negara
taxhavens melalui transfer pricing ; (4) Pengecualian Pajak, perusahaan tertentu yang tidak
perlu membayar pajak penghasilan dari penghasilan yang diperolehnya; (5) Prinsip
Penangguhan, penundaan pajak penghasilan bagi perusahaan induk yang mempunyai
penghasilan di luar negeri, sampai perusahaan induk tersebutditerima

Ketentuan Peraturan Perpajakan Tentang T r a n s f e r P r i c i n g


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah bila satu pihakmempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pihak lain, atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam
mengambil keputusan. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah suatu pengalihan sumberdaya, atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa,tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan
Direktorat Jenderal Pajak menentukan wewenang dalam penentuan besarnya
penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modaluntuk menghitung
besarnya jumlah Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajakyang mempunyai hubungan
istimewa sesuai dengan kewajaran usaha yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Dari
pasal tersebut yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sesuai dengan pasal 8
ayat (4) UU Pajak Penghasilan yaitu hubungan istimewa yang timbul karena adanya tiga
hal, yaitu: (1) Penyertaan modal langsung atau tidak langsung sebesar 25% atau lebih pada
Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan 25% atau lebih
pada dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; atau (2) Penguasaan Wajib Pajak
kepada Wajib Pajak lainnya, atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan
secara langsung atau tidak langsung; atau (3) Adanya hubungan sedarah ataupun
dalamgaris lurus satu derajat.

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dalam T r a n s f e r P r i c i n g


Kredit pajak luar negeri dapat melindungi sumber pajak luar negeri dari
pengenaan pajak berganda, perjanjian pajak dapat melakukan lebih dari itu. Para
penandatangan perjanjian itu umumnya menyetujui bagaimana pajak dan insensif pajak
akan dikenakan, dihormati, dibagi, atau yang lain dihapuskan terhadap pendapatan usaha
yang dihasilkan oleh warga negara dari negara lain di satu wilayah yurisdiksi pajak.
Dengan demikian, kebanyakan perjanjian pajak antara negara asal dan negara tuan rumah
memungkinkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan domestik di negara tuan
rumah akan terkena pajak negara asal jika perusahaan itu tetap berdiri permanen di sana.
Perjanjian pajak juga memperngaruhi pungutan pajak atas deviden, bunga, royalti yang
dibayarkan oleh perusahaan di suatu negara kepada pemegang saham asing. Perjanjian ini
biasanya memberikan pengurangan timbal balik atas pungutan pajak deviden dan
seringkali mengecualikan royalti dan bunga dari pungutan pajak

Kepentingan fundamental stakeholder


Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan
menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu:
1. Dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir kepentingan mereka.
2. Suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara
keuntungan dan beban .
3. Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder, termasuk
hak dalam membuat keputusan.
Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada Biaya.
Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara
keuntungan dan biaya. Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak
Stakeholder.

Kepentingan mendasar dari pemangku kepentingan


Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok pemangku kepentingan
kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :
Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari keputusan
Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam keuntungan dan
beban. Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku
kepentingan, termasuk para pembuat keputusan
Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan tersebut
gagal untuk memberikan keuntungan bersih, tidak adil, atau mengganggu hak para
pemangku kepentingan.

Pengukuran dampak yang dapat diukur


Hanya Keuntungan atau kerugian, A dan eksternalitas (contohnya Cost-Benefit
Analysis/CBA), B dan probabilitas keluaran (contohnya Risk Benefit Analysis/RBA), CBA
atau RBA dan rangking pemangku kepentingan

Penilaian Dampak yang tidak terukur


Keadilan terhadap pemangku kepentingan, Hak pemangku kepentingan

Analisis dampak pemangku kepentingan pengambilan keputusan pendekatan


Beberapa pendekatan dikembangkan memanfaatkan analisis dampak pemangku
kepentingan untuk memberikan bimbingan tentang kepatutan tindakan yang diusulkan
untuk pengambil keputusan. Memilih pendekatan yang paling berguna tergantung pada
apakah dampak keputusan pendek daripada jangka panjang, melibatkan eksternalitas dan /
atau probabilitas, atau mengambil tempat dalam pengaturan perusahaan. Pendekatan dapat
digabung disesuaikan untuk mengatasi situasi tertentu.
Analisis etis yang komprehensif melebihi model Tucker, Velasquez, dan Pastin
dikembangkan untuk menggabungkan penilaian dari motivasi, kebajikan, dan karakter sifat
dipamerkan dibandingkan dengan yang diharapkan oleh stakeholder.

Model Pengukuran stakeholder impact


Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh para pemegang
saham dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan dan kesehatan
suatu perusahaan.Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah inventory di harga yang
lebih tinggi.

Stakeholder Impact Analysis – alat untuk menilai keputusan dan tindakan


Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan yang
diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan mengevaluasi hasil
akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional didasarkan pada dampak
keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya,
dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi, karena keuntungan telah
menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan
tradisional ini sekarang berubah dalam dua jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang
saham ingin memaksimalkan hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang
terlalu sempit. Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti
pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang
mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu sendiri,
statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarang
akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham , yang keduanya
menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa respon perusahaan ditujukan. Biasanya,
maksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan
yang harmonis dengan kelompok pemangku kepentingan dan kepentingannya.

Kesimpulan:
In the practice of transfer pricing in multinational companies lists different types
of ways that aim to reduce the tax burden will be mengehemat tax companies globally with
the global reallocation of low income countries and shift the tax burden in large
jumlahyang into big tax countries . Effect of transfer pricing also harusdiperhatikan of the
Tax Act in order to determine hargatransfer not add to the tax burden that should not
happen minimized .
There are three methods that are often used as the basis for determining transfer
pricing , namely : ( a) the determination of the transfer price on the basis of cost (Cost -
Based Transfer pricing ) ; ( b ) The determination of the transfer price at market prices
( Market - Based Transfer pricing ) ; ( c ) Negotiations ( Negotiated transfer pricing )
With regard to the arm's length price have to tax Taxpayers with authority to
adjust the price of the transfer , the transfer pricing adjust can of did negotiations set out in
the tax legislation which is often known as transfer pricing agreement
Transfer pricing is done based on the market price does not have implication
taxation , if not using the market price of a transfer of income about to public . With the
removal of the tax paid ultimate talked about totality will be lower. Thus, the total overall
tax profit will be greater than if business no using transfer pricing
Saran:
Justice is the pros and cons which means it is not an absolute concept . this is an event
-oriented economy in the for-profit and the cost basis of the decision. example is the
decision to raise higher taxes on high incomes , but look fairly according to their capacity
to pay taxes . reason and perspective necessary to accurately assess the fairness .

Вам также может понравиться