Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun social yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam pasal 162 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, yang pengaturanya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya
pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari factor risiko
kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta
tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain malaria, demam
berdarah dengue, Pneumonia balita, diare da WHO melaporkan sementara ini
Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah penderiata TB Paru (WHO Global
Tuberculosis Control 2010).
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan
berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan
permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan menyebabkan
meningkatnya permasalan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses
masyarakat terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63% dan
penggunaan jamban sehat sebanyak 69% (secretariat STBM, Bappenas,
Tahun 2012).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama
karena meningkatnya penyakit dan atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh factor risiko lingkungan, pemerintah telah menetapkan
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu
kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa pelayanan
kesehatan lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten bidang kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
perlu diatur dalam pedoman pelayanan kesehatan lingkungan sebagai acuan
bagi petugas Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan
tersebut.
1
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas Cipaku, baik dalam gedung maupun pelayanan
luar gedung.
2. Tujuan Khusus
a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Cipaku dilaksanakan oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan
kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan .
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Cipaku dilaksanakan secara professional berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Cipaku dilaksanakan secara terus menerus, dapat diukur dan
ditingkatkan mutu pelayananya.
D. Batasan Operasional
Pusat kesehatan masyarakatyang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dann rehabilitative, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sanitarian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk
dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan
sehat.
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
2
baik dari aspek fisik, kimia, biologi , maupun social guna mencegah penyakit
dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor risiko lingkungan.
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan
yang dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan
lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. Inspeksi kesehatan
lingkungandilaksanakan berdasarkan hasil konseling terhadap pasien dan
atau kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit dan atau
kejadian kesakitan akibat factor risiko lingkungan. Inspeksi kesehatan
lingkungan juga dilakukan secara berkala, dalam rangka investigasi
kejadian luar biasa (KLB) dan program kesehatan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Limbah gas
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban, kimia
dan mikrobiologi udara dan limbah gas.
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas
3
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah.
a. Pemeriksaan jenis sampah, sumber timbunan, dan karakteristik..
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas
5. Binatang pembawa penyakit
a. Pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit,
perilaku masyarakat
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat perindukan, perilaku
binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang pembawa
penyakit
6. Zat kimia yang berbahaya
a. Pemeriksaan jumlah, koncentrasi dan jenis zat kimia, limbah B3,
hygiene industry, kesehatan kerja
b. Pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan, dan manusia
yang terpajan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia dan limbah
B3.
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas
a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang
batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat
kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi
lingkungan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang
terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas.
9. Air yang tercemar
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air
b. Penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan atau pajanan kandungan unsur dari proses
pengolahan air.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar.
10. Udara yang tercemar
a. Pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/kelembaban udara
baik indoor maupun outdoor, kecepatan angina dan radiasi, pemeriksan
kimia, mikrobiologi
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan udara
c. Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang tercemar.
11. Makanan yang terkontaminasi
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan parasitologi
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan
c. Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
5
- Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) atau prestasi kerja
paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
a. Pasal 1
(1) Tenaga sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Pasal 10
(1) Tenaga sanitarian hanya dapat melakukan pekerjaan paling banyak
di 2 (dua) tempat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
BAB III (Sumber Daya)
Pasal 12
(1) Untuk terselenggaranya kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas harus didukung dengan ketersediaan
a. Sumber daya manusia
b. Sarana dan prasarana yang diperlukan
c. Pendanaan yang memadai
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
paling sedikit 1 (satu) orang tenaga kesehatan lingkungan yang
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
B. Distribusi Ketenagaan
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan kepada pasien. Pelayanan
kesehatan lingkungan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan setiap hari kerja, yang meliputi
pelayanan :
1. Konseling
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
3. Intervensi kesehatan lingkung
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
R. Gizi
B. Standar Fasilitas
1. Ruang untuk konseling yang terintegrasi dengan layanan konseling lain
2. Laboratorium kesehatan lingkungan yang terintegrasi dengan laboratorium
yang ada di puskesmas
3. Peralatan yang dibutuhkan dalam intervensi kesehatan lingkungan
4. Media komunikasi, informasi dan edukasi
5. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian.
Daftar Peralatan Kesehatan Lingkungan dan Pengguna
Pengguna Peralatan
No Nama Alat/Peralatan Asisten Teknisi Teknisi Teknisi
Teknisi Sanitarian Sanitarian Sanitarian Sanitarian
Sanitarian Pratama Madya Utama
Water Contamination Monitoring
1 √ √ √
Test Kit
Water Quality GPS Multi
2 √ √ √
Parameter
3 Simple Water Test Kit √ √ √
4 Waste Water Test Kit √ √ √
5 Water Test Kit for Microbiology √ √ √
7
6 Public Places Inspection Test Kit √ √ √
Environment Air Quality
7 √ √ √
Monitoring
8 Indoor Air Inspection Test Kit √ √ √
Complete Multi Gas Monitor for
9 √ √ √
Ambient
10 Hospital Air Contamination Test √ √ √
11 Stack Gas and Dust Sampler √ √ √
12 Portable Gas Sampler √ √ √
13 Radiation Inspection Kit √ √
14 Soil Test Kit √ √ √
15 Digital Soil Monitoring Test Kit √ √ √
16 Kitchen Hygiene Inspection Kit √ √ √
17 Microbiology Food detection Kit √ √ √
Portable Food Contamination
18 √ √ √
Test Kit
19 Food Detection Kit √ √ √
20 Sanitarian Field Kit √ √ √
21 Surveillance Vector Kit √ √ √ √
22 Cholinesterase Test Kit √ √
Portable Digital System
23 √ √ √
Cholinesterase Test
24 Visual Inspection Kit √ √
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan tempat untuk pelayanan kesehatan lingkungan dalam
gedung
b. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan lingkungan dalam gedung dan luar gedung
2. Perencanaan
a. Menyusun rencana usulan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
c. Menyusun panduan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
d. Menyusun kerangka acuan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
e. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai
dengan jadual yang sudah tersusun.
b. Menyusun laporan hasil kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
4. Monitoring
a. Monitoring pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan yang terkait
dengan kegiatan lintas program dan lintas sector.
b. Monitoring pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
terkait dengan jadual kegiatan
5. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan
b. Evaluasi terhadap target pelayanan kesehatan lingkungan
9
BAB V
LOGISTIK
10
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
13
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas program/lintas
sector terkait dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas.
Keberhasilan pelayanan kesehatan lingkungan tergantung pada komitmen yang
kuat dari semua pihak sehingga terwujud kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor risiko lingkungan.
14