Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
menurun. Berdasarkan hal tersebut, maka distilasi batch dapat beroperasi pada dua
kemungkinan, yaitu (Geankoplis, 1993) ;
a) Distilasi Batch dengan Kadar Distilat Konstan
Misal pada saat operasi dimulai, jumlah liquid yang dimasukkan ke dalam
bejana adalah F1 mol dengan kadar XF1 dan sesaat setelah mulai dihasilkan distilat
dengan kadar XD pada rasio refluk R1. Setelah interval waktu tertentu, liquid dalam
bejana tinggal F2 mol dengan kadar XF2, sedangkan kadar distilat tetap XD karena
rasio refluk diubah menjadi R2. Bila jumlah distilat yang terkumpul selama ini
adalah D mol, maka neraca massanya :
F1 x F1 F2 x F2 D x D
F1 F2 D
Maka diperoleh :
x F1 x F2
D F1 ..........…..............…………..(1)
x D x F2
xD
R 1 ……….......……………………..(2)
Keterangan ;
adalah perpotongan garis operasi dengan sumbu y.
Distilasi batch dengan kadar destilast konstan dapat dilihat pada Gambar 1.1
yang ditampilkan dibawah ini ;
dx
dD x D D x D dD dan x D dD -d(F x F )
2
dD = - dF, maka ;
x D dF F dx F x F dF
Bila diatur dan diintegrasikan diperoleh ;
F1 dx F
ln xxFF 12 ..……….………………(3)
F2 xD xF
Dari persamaan di atas, dapat ditentukan perbandingan jumlah liquid yang
berada didalam bejana sebelum dan sesudah operasi, yaitu dengan membuat grafik
XF versus 1/(XD-XF). Distilasi batch dengan rasio refluk konstan dapat dilihat pada
Gambar 1.2.
Seperti terlihat pada gambar 1.3 misalnya cairan Ln+1 dengan komposisi xA,n+1
dicampur dengan uap Vn+1 berkomposisi yA,n+1. Pencampuran tersebut berlangsung
pada suatu tahap kesetimbangan n. Pada tahap kesetimbangan n, akan terbentuk uap
dan cairan baru dalam keadaan setimbang, yaitu Vn dan Ln. Uap Vn mempunyai
komposisi yA,n yang mengandung lebih banyak komponen A (ya,n>yA,n+1),
sedangkan cairan Ln mengandung lebih sedikit komponen A (xA,n<xA,n-1). Operasi
kesetimbangan tersebut diulang berkali-kali, sehingga diperoleh uap yang sangat
kaya A dan cairan yang sangat miskin A (Geankoplis, 1993).
Dalam operasi distilasi, pencampuran dilakukan berturut-turut dalam tahap-
tahap (stage). Pada saat operasi berlangsung, cairan di tahap terendah dipanaskan
(Qr), sedangkan uap di tahap teratas didinginkan (Qc). Hasil atas yang diambil
disebut distilat (D) dan yang dikembalikan ke kolom disebut refluks (Lo). Jumlah
8
refluks dibanding distilat disebut rasio refluks (R) yang sangat mempengaruhi hasil
pemisahan (Mc. Cabe,1985).
R L 0 / D …………………………………(4)
Jika R tak hingga, artinya semua hasil atas kembali ke tahap I, maka operasi
distilasi disebut refluks total. Pada operasi dengan refluks total, maka jumlah tahap
teoritis adalah minimum. Kalau relative volatility konstan (dapat dianggap
konstan), maka jumlah tahap minimum pada operasi dengan refluks total dapat
dihitung dengan persamaan Fenske :
X X
log A B
X B D X A B
n 1 .......................................(5)
log av
Dimana :
n = jumlah tahap teoritis
xA = fraksi mol komponen yang mudah menguap
xB = fraksi mol komponen yang kurang mudah menguap
av = relative volatility rata-rata (av = √d + b)
d dan b berturut-turut adalah distilat dan bottom
Selanjutnya, efisiensi kolom dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Jumlah tahap teoritis
E 100% ....…................(6)
Jumlah tahap aktual
Pada kenyataannya, setiap tahap tidak akan pernah terjadi kesetimbangan
yang sempurna antara cairan dan uap yang meninggalkannya. Dengan demikian,
jumlah tahap aktual (yang sebenarnya) akan lebih banyak dari pada jumlah tahap
teoritis sehingga ada faktor efisiensi (Mc. Cabe,1985).
Dalam banyak campuran biner, titik didih campuran terletak di antara titik
didih komponen yang lebih mudah menguap (Ta) dan titik didih komponen yang
kurang mudah menguap (Tb). Untuk setiap suhu, harga yA selalu lebih besar dari
10
pada harga xA. Ada beberapa campuran biner yang titik didihnya di atas atau di
bawah titik didih kedua komponennya. Campuran pertama disebut azeotrop
maksimum seperti dapat dilihat pada Gambar 1.6, sedangkan campuran kedua
disebut azeotrop minimum seperti pada Gambar 1.7. Dalam kedua hal, yA tidak
selalu lebih besar dari pada harga x A, ada kesetimbangan uap cairan dengan yA
selalu lebih kecil dari pada xA. Pada titik azeotrop, yA sama dengan xA dan
campuran cairan dengan komposisi sama dengan titik azeotrop tidak dapat
dipisahkan dengan cara distilasi (Mc. Cabe,1985).
pi = yi P ……………………………......(7)
11
Dimana :
pi = tekanan uap koponen
yi = fraksi komponen idi fasa uap (gas)
P = tekanan total
Hukum Raoult untuk larutan ideal :
pi = xi pio……………………..................(8)
Dimana ;
pi= tekanan uap koponen
xi = fraksi komponen idi fasa cairan
pio = tekanan uap murni
K i y i xi ………………………….….(9)
Ki adalah ukuran kecenderungan komponen I untuk menguap.
Jika Ki> 1, komponen icenderung terkonsentrasi di fasa uap
Jika Ki< 1, komponen icenderung terkonsentrasi di fasa cair
Jika Ki = 1, komponen iakan terdistribusi secara sama diantara fasa uap dan
fasa cair
Ki adalah fungsi dari tiga variabel, yakni : tekanan, temperatur, dan komposisi.
Pada keadaan setimbang, salah satu variabel sudah ditetapkan, oleh karena itu Ki
hanya bergantung pada dua variabel (P dan T, P dan x, T dan x) (Hanley and Seader,
1981).