Вы находитесь на странице: 1из 9

Nama : Aditya Imam Wibisono

NIM : 18505241018
Kelas : A1

Antropologi

Antropologi ialah sebuah ilmu yang mempelajari umat manusia yang pada
umumnya dengan mempelajari sebuah keanekaragaman warna, bentuk fisik dari
masyarakatnya serta kebudayaan yang sudah dihasilkan (koentjaraningrat. 2009:
12).
Jadi dapar dipahami bahwa antropologi memfokuskan kajiannya mengenai
manusia dalam artian yang seutuhnya,baik dari fisik,ruhaniah,aspek nilai atau
pikiran,aspek tindakan,masyarakat dan kebudayaannya. Antropologi secara makro
dapar dibagi menjadi 2 yaitu antropologi fisik dan budaya
A. Antopologi Fisik
Manusia secara fisik atau ditinjau dari aspek biologisnya meliputi asal
usulnya, perkembangan evolusi organic, dan struktur tubuh yang dinamakan ras.
Antroplogi fisik memfokuskan perhatian pada manusia dalam bidang
perkembangan secara biologi. (Harsoyo. 1999: 4).
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembangannya secara evolusi. Jadi para peneliti melacak asal usul
manusia dengan cara mencari tahu fosil dan mengamati primata yang pernah
hidup.
B. Antropologi Budaya
Antropologi budaya memfokuskan kajiannya dalam kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat sekitarnya. Antropologi budaya
menilai manusia dari hasil kerja organnya baik bersifat materiil maupun non
materiil. Yang bersifat materiil berupa karya yang dapat ia ciptakan.
Sedangkan yang nonmateriil berupa pemikiran atau ide-ide yang dapat
manusia munculkan.
Dengan demikian antropologi budaya merupakan cabang besar
(utama) dalam antropologi yang menyelidiki kebudayaan pada umumnya dan
bermacam kebudayaan di seluruh dunia. Kajian antropologi ditujukan untuk
memahami bagiamana manusia mampu berkebudayaan dan
mengembangkan kebudayaanya sepanjang zaman. Yaitu bagaimana
manusia dengan akalnya mengembngkan stuktur berfikir dengan belajar dari
berbagai pengalaman yang dilalui, dan berhasil mengubah lingkugan alam
sekitar melalui suatu proses yang berlangsung sepanjang hidupnya (Harsoyo.
1999: 6).
Menurut Haviland (1999:12) cabang abtropologi budaya terbagi
menjadi tiga bagian yaitu arkeologi,abtropologi linguistik,dan etnologi
A. Arkeologi
Cabang ilmu antropologi Budaya yang memepelajari benda-benda
peninggalan manusia dengan tujuan untuk menjelaskan bagaimana
suatu kelompok manusia itu melaksanakan aktivitasnya di masa lalu
serta benda-benda peninggalan yang bisa merekontruksi atau
menggambarkan kepada kita kehidupan manusia dan kebudayaanya
di zaman lampau itu, agar bisa menghubungkan dengan kehidupan
manusia di zaman kini dan seterusnya (Haviland. 1999:14)
Bukti penemuan karya manusia dalam bidang arkeologi adalah para
penemu dapat menemukan sisa-sisa peninggalan candi
borobudur,tembok besar cina, piramida di Mesir,dan sebagainya.
B. Antropologi Linguistik
Menurut Ernest Cassirer(1951:32) manusia adalah makhluk yang
paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol sehingga dapat
disebut homo symbolicum. Dalam antropologi fisik ini mengkaji
mengenai asal muasal suatu bahasa uang digunakan manusia dalam
berkomunikasi dengan manusia lainya baik yang berupa lisan maupun
yang berupa tulisan.
C. Perbedaan arkeologi dengan etnologi adalah jika arkeolologi
memfokuskan kajianya pada kebudayaan masa lalu bahkan ribuan
tahun silam, serta benda-benda peniggalan manusia zaman dulu itu
untuk mendeskripsi keadaan kebudayaanya, maka etnologi melakukan
studi terhadap kebudayaan masa kini yang sedang dijalani oleh
masyarakatnya, lebih khusus lagi terhadap tindakannya sehari-hari
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, sebagaimana yang
dapat disaksikan, dialami, dipertanyakan dan didiskusikan dengan
masyarakat pemilik kebudayaanya tersebut. (Haviland. 1999: 17).
Metode dan Pendekatan Antropologi
A. Metode Antropologi
Suatu prosedur guna menjelaskan proses memperoleh bahan penelitian, dari
penentuan yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Metode-metode
pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahaun pada umumnya dikenal ada tiga model
; 1) Penelitian perpusatakaan atau Librery 2) Pnenelitian Laboratorium dan 3)
Penelitian lapangan.
a) Observasi
Observasi adalah salah satu cara dalam mendapatkan informasi mengenai
apa yang akan diteliti oleh seorang peneliti. Peneliti akan mengunjungi suatu
tempat terlebih dahulu. Lalu ia akan mencatat mengenai bagaimana suatu hal
dapat terjadi dalam lingkungan masyarakat yang diteliti oleh peneliti tersebut
b) Interview
Para peneliti mendatangi suatu masyarakat baru guna mencari informasi
yang diperlukan untuk penelitiannya. Mereka harus mendatangi para petinggi
atau tokoh masyarakat untuk mencari informasi tersebut. Selain tokoh
masyarakat ,bisa juga mencari orang yang lebih tahu mengenai peristiwa atau
pokok masalah yang akan diteliti. Peneliti juga harus memperkenalkan diri
terlebih dahulu tentang tujuan mereka mendatangi tempat tersebut agar
masyarakat dapat menerima orang baru dan bisa membantu dalam proses
penelitian.
Menurut ko metode antropologi ada 3 yaitu:
1. Metode ilmiah dan pengumpulan fakta
Pengumpulan fakta mengenai kejadina dan gejala dalam masyarakat
dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Metode
mengobservasi,mencatat,mengolah dan mendeskripsikan fakta yang
terjadi dalam masyarakat yang hidup.
2. Penentuan ciri-ciri umum dan sistem
Ilmu antropologi bekerja dengan bahan berupa fakta berasal dari
sebanyak mungkin macam masyarakat dan kebudayaan dari seluru
dunia. Untuk mencari ciri umum diantara beragam fakta masyarakat
tersebut digunakan berbagai metode pembandingan
3. Verifikasi
Pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah atau memperkuat
pengertian yang telah dicapai,dilakukan dalam kenyataan alam atau
masyarakat yang hidup. Cara berpikir deduktif,yaitu perumusan umum
kembali ke arah fakta khusus.
B. Pendekatan Antropologi
Pendekatan yang dapat digunakan dalam bidang antropologi ada dua yaitu
pendekatan diakronik dan singkronik. Pendekatan diakronik adalah studi yang
mendeskripsikan kebudayaan dalam 2 dimensi waktu yaitu waktu lampau dan saat
ini. Sedangkan pendekatan singkronik mengenai kebudayaan yang di waktu yang
sama tetapi pada tempat yang berbeda.

Hubungan antropologi dengan ilmu lain


Menurut Koentjaraningrat (1981: 35-41) hubungan antropologi dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya antara lain;
A. Hubungan antropologi dengan psikologi
Psikologi pada dasarnya mempelajari mengenai manusia dan proses mental.
Psikologi membahas faktor penyebab perilaku manusia secara internal. Dan
dalam antropologi kebudayaan membahas secara eksternal. Untuk
memahami pola budaya manusia maka keduanya harus ada interaksi satu
sama lain.
B. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah
Dalam antropologi dan ilmu sejarah ada kesesuaian. Karena antropologi
memberikan bahan prehistory bagi penulis sejarah. Banyak persoalan-
persoalan dalam sejarah yang dapat dipecahkan menggunakan metode
antropologi. Dan bagi antropologi,sejarah diperlukan guna mencari informasi
mengenai sejarah suku bangsa dalam daerah yang didatanginya. Karena
sejarah diperlukan untuk memecahkan masalah yang terjadi karena
masyarakat yang diselidiki mengalami pengaruh budaya luar.
C. Hubungan antropologi dengan geografi
Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa geografi atau ilmu bumi ini itu mencapai
pengertian tentang keruangan (alam dunia) ini dengan memberi gambaran
tentang bumi serta karakteristik dari segala macam bentuk hidup yang
menduduki muka bumi. Di antara berbagai macam bentuk hidup di bumi yang
berupa flora dan fauna itu terdapat makhluk manusia di mana ia makhluk
manusia itu juga beraneka ragam sifatnya di muka bumi ini. Di sinilah
antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika dilihat dari
ras, etnis, maupun budayanya (Koentjaraningrat, 1981: 36).
D. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi
Bagi para ekonom akan susah menerapkan konsep ekonomnya apabila
masyarakat pedesaan kurang memahami pengetahuan tentang sistem
sosial,cara berpikir,pandangan ,dan sikap hidup. Karena dalam masyarakat
desa aktivitas ekonomi sangat dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan
E. Hubungan antropologi dengan ilmu politik
Ahli ilmu politik dapat menggunakan metode antropologi guna meneliti
kekuatan politik dalam berbagai macam negara atau dalam suatu partai politik
DINAMIK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Proses belajar kebudayaan dari masyarakat itu sendiri
a. Proses internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan bahwa proses
internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya,
sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah
segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk
kepribadiannya.
b. Proses sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses interaksi antara individu satu
dengan individu lain atau kelompok orang dalam suatu masyarakat
guna menjalin kehidupan di masyarakat. Menurut Koentjaraningrat
(2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami
proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak
ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang
bersangkutan. Dalam proses sosialisasi berkaitan dengan proses
belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam
proses ini seseorang akan belajar dari kecil hingga tua mengenai pola-
pola tindakan dalam interaksi dengan berbagai macam individu dengan
peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari
c. Proses enkulturasi
Koenjtaraningrat (2003:145) mengemukakan bahwa proses
enkulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikap terhadap adat, system norma, serta semua peraturan yang
terdapat dalam kebudayaan seseorang. Proses enkulturasi merupakan
proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap
dengan adat,norma dan peraturan hidup dalam kebudayaan.
B. Proses mempelajari budaya asing
a. Akulturasi
Akulturasi adalah proses memadukan dua budaya atau lebihtanpa
mengubah keaslian dari budaya yang dimiliki. Jadi kepribadian
kebudayaan sendiri tidak mengalami hilang akan tetapi menjadi
pembaharuan dengan budaya asing yang datang dalam kebudayaan
tersebut.
Contoh akulturasi Lasem tumbuh sebuah pusat permukiman
orang Thionghoa yakni di daerah Dasun, Babagan dan Karangturi.
Pecinan dengan segala atributnya mewarnai wajah arsitektur dan tradisi
yang tampak di Lasem menjadikan daerah tersebut mendapat julukan
“Tiongkok kecil”. Bahkan di Lasem juga terdapat patung Buddha terbaring
yang berlapis emas. Di samping itu Lasem juga menjadi salah satu simpul
jaringan penyebaran agama Islam yang tampak dari kehadiran pesantren-
pesantren. Pesantren-pesantren tersebut membawa adat tradisi yang
memiliki unsur budaya Arab, seperti acara haul dan manakib. Selain itu
juga ada Perkampungan Muslim di Soditan, sehingga tidaklah heran jika
Lasem dikenal sebagai kota santri, dikarenakan banyaknya pesantren di
daerah tersebut. Selain itu juga terdapat peninggalan bangunan Kolonial
di sekitar Sungai Babagan. Sejumlah literatur menunjukkan bahwa pada
masa-masa awal kebangkitan Islam di pulau Jawa, banyak kriyawan kayu
etnis Thionghoa Muslim yang berperan besar dalam pembangunan
masjidmasjid, khususnya di pantai Utara Jawa Tengah (Graaf, 1997).
Pada umumnya, asumsi yang hidup di masyarakat adalah bahwa bentuk
masjid-masjid itu berasal dari khazanah budaya Timur Tengah dan
Gujarat-India (Graaf, 1997). Bentuk masjid abad ke-15 dan 16 merupakan
metamorfosa dari bentuk masjid Jawa-Hindu/Budha ke bentuk masjid
JawaIslam yang sangat boleh jadi karena adanya kontribusi kekriyaan
kayu para pendatang etnis Thionghoa yang beragama Islam (Graaf,
1997). Bentuk bangunan masjidnya sangat khas dan tidak terdapat di
belahan dunia yang lain. Orang-orang Thionghoa berdatangan ke
Indonesia bukan hanya berdagang, namun seperti ketika mereka ke Arab,
orang-orang Thionghoa yang datang ke Indonesia juga membawa “oleh-
oleh” kebudayaan mereka, teknologi pembuatan kertas dan tinta serta
ilmu cetak-mencetak ditambah ajaran Islam yang diperoleh dari Arab
(Graaf, 1997).
Penelitian ini menggunakan model penelitian eksplorasi deskriptif
melakukan pengamatan spasial dan visual arsitektural pada bangunan
dan lingkungan hunian yang ada di Lasem. Arsitektur yang berkembang di
Lasem mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, yang merupakan
hasil perpaduan antara arsitektur Cina Selatan (tempat asal sebagian
besar orang Thionghoa yang ada di Lasem), arsitektur Jawa (Pesisiran
dan Mataraman), arsitektur Kolonial Belanda, serta arsitektur Mediteran
(yang pengaruhnya dibawa oleh pedagang-pedagang dari Timur Tengah)
b. Asimilasi
Asimilasi adalah bagian proses sosial di antara kelompok dengan
kebudayaan yang berbeda terus tumbuh berkembang disertai dengan
interaksi sosial yang kontinu dan serius. Karena hal itu akhirnya unsur dan
nilai budaya di tiap kelompok berpadu campur dan menghasilkan identitas
atau budaya baru Koentjaraningrat (1996:160)
Contoh dari asimilasi adalah Keberagaman budaya yang terjadi di
Kalimantan Barat, khususnya di Desa Pasti Jaya, Kecamatan Samalantan,
Kabupaten Bengkayang. Terdapat beberapa etnik yang tinggal bersama
sehingga menciptakan penyatuan antara kultur atau budaya masing-
masing etnik. Asimilasi budaya ini terjadi dalam pernikahan antara etnik
Jawa dengan etnik Dayak, dimana terdapat adanya pernyatuan dua
kebudayaan yang berbeda, sehingga terjadi pembauran antara kedua
etnik ini. Dengan adanya suatu pernikahan akan membuat interaksi sosial
yang ada semakin erat, baik itu interaksi sosial dalam keluarga maupun
antara keluarga dengan masyarakat. Pada pasca pernikahan ini,
masyarakat etnik Jawa yang menikah dengan masyarakat etnik Dayak
melakukan proses adaptasi, hal ini dilakukan agar masyarakat setempat
dapat atau bisa menerima keberadaan masyarakat etnik Jawa. Tidak
jarang pula masyarakat etnik Jawa diangkat sebagai orang yang
berpengaruh di lingkungan tempat tinggal bahkan lebih menguasai dalam
budaya, kesenian asli bahkan bahasa daerah. Dengan kata lain, terjadi
pembauran atau asimilasi budaya dalam fase pasca pernikahan.
Pembaruan atau asimilasi budaya yang dimaksud adalah “asimilasi adalah
proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau
kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses mental dengan
memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama”. (Soerjono Soekamto
(dalam Ridwan:2014)).
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif .Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara,
dan studi dokumentasi. Sedangkan alat pengumpulan data adalah
panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Terjadi
perubahan dalam hal bahasa, serta terdapat perubahan yang signifikan
dan juga dalam kepercayaaan, karena mayoritaas beragama kristen,
mereka yang menganut keyakinan lain menyesuaikan dan menghormati
keyakinan yang mayoritas hal ini dapat dilihat dalam keikutsertaan
informan dalam kegiatan adat baik acara pernikahan adat atau upacara
adat lainnya dan diketahui juga pasangan ini memiliki perbedaan waktu
dalam menikah, dari sedang. Berdasarkan hal ini kita mengetahui bahwa
yang telah lama menikah yaitu kisaran 20 tahun keatas lebih paham
mengenai bahasa dan adat yang berlaku di Desa Pasti Jaya, sedangkan
yang menengah kisaranmenikahnsudah 15 tahun keatas sudah mengerti
bahasa dan lancar fasih menggunakan bahasa Dayak sedangkan yang
sedang sudah menikah sekitar 5 tahun keatas baru mengerti bahasa dan
mulai membiasakan diri dengan adat istiadat yang berlaku
C. Proses difusi
Proses difusi adalah proses penyebaran kebudayaan secara
geografis yang terbawa oleh perpindahan bangsa di muka bumi.
Sedangkan menurut koentjaraningrat difusi adalah proses pembiakan
dan gerak penyebaran atau migrasi yang disertai dengan proses
penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk
manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak
zaman purba
Penyebaran manusia
Dapat dikatakan migrasi. Adpun pengertian dari migrasi adalah
suatu perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lain
yang hal ini di lakukan bertujuan untuk tinggal di daerah yang baru
tersebut. Untuk sifatnya sendiri bisa sementara atau menetap
selamanya.
Contoh masalah akibat migrasi terjadi pada masyarakat Karo
yang bermigrasi ke Kota Duri sudah tidak melaksanakan perayaan
kerja tahun/ pesta tahunan tersebut. Hal ini terjadi karena kembali
kepada esensi kerja tahun yang sesungguhnya adalah untuk
merayakan musim menanam padi atau panen padi di sawah maupun
di ladang. Sedangkan masayarakat Karo yang bermigrasi ke Kota Duri
telah merubah matapencaharian mereka dari bertani menjadi
karyawan maupun wiraswasta sehingga mereka sudah menganggap
bahwa tidak perlu melaksanakan kerja tahun di tempat mereka
menetap saat ini. Selain sebagai akibat dari perubahan
matapencaharian tersebut mereka sudah merubah pola pikir mereka
mengenai kerjasama ataupun gotong royong. Jika di kampung gotong
royong dilaksanakan secara sukarela tanpa ada imbalan maka di
tempat mereka menetap saat ini kerjasama antara mereka lebih
berdasarkan kepentingan semata. Selain itu, mereka menganggap
bahwa jumlah mereka untuk melakukan acara pesta tahunan juga
terlalu sedikit bahkan ada yang mengaku tidak punya waktu untuk
melaksanakan upacara tersebut. Hal ini terjadi karena tuntutan
pekerjaan mereka yang tidak memungkinkan untuk melaksanakannya
di tempat mereka menetap saait ini..
Solusi untuk permasalahan ini pemerintah harus menyiapkan
lahan baru untuk masyarakat karo guna menunjang pekerjaan mereka
yang dahulu berupa bertani. Dan mengadakan perkumpulan
masyarakat karo guna menjalin silaturahmi dan menumbuhkan sikap
kekeluargaan atau gotong royong seperti yang mereka lakukan dalam
tempat tinggal mereka yang dulu.

Beberapa teori mengenai antropologi antara lain:


1. Teori Orientasi Nilai Budaya (dari Kluckhohn)
Hal yang paling tinggi nilainya dalam kebudayaan hidup manusia:
a. Human Nature atau makna hidup manusia
b. Man Nature atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
c. Time yaitu persepsi manusia mengenai waktu
d. Activity yaitu masalah makna dari pekerjaan ,karya,dan amal dari
perbuatan manusia
e. Relational yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia

2. Teori Evolusi Sosiokultural Paralel-Konvergen-devergen Sahlins dan Harris


a. Evolusi Sosiokultural meliputi seluruh sistem sosiokultural maupun
komponen-komponen yang terpisah
b. Evolusi Paralel merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih sosio
budaya atau masyarakat yang berkembang dengan cara yang sama dan
dengan tingkat pada dasarnya sama.
c. Evolusi konvergen terjadi ketika berbagai masyarakat semula berbeda
perkembangannya,lalu mengikuti pola yang serupa
d. Evolusi divergen terjadi apabila masyarakat awalnya mengikuti persamaan
lalu mencapai tingkat perkembangan yang jauh beda
3. Teori evolusi kebudayaan Lewis H.Morgan
a. Zaman Liar Tua
b. Zaman Liar Madya
c. Zaman liar muda
d. Zaman barbar tua
e. Zaman barbar madya
f. Zaman barbar muda
g. Zaman peradaban purba
h. Zaman peradaban masa kini
4. Teori evolusi animisme dan magic (dari tailor dan frazer)
a. Animisme
b. Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa
c. Manusia memecahkan bebrapa persoalan hidupnya selalu dengan akal
dan sistem pengetahuan
d. Antara agama dan magic itu berbeda
5. Teori evolusi keluarga J.J Bachoven
a. Tahap promispuan,manusia hidup serupa binatang berkelompok
b. Lambat laun manusia sadar akan hubungan atara ibu dengan anaknya
sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat
c. Tingkat berikutnya sistem patriarchat,ayah sebagai kepala keluarga
d. Perawinan tidak selalu dari luar kelompok,tetapi dari dalam keluarga yang
sama
6. Teori upacara sesaji Smith
a. Sistem upacara merupakan perwujudan dari religi yang memerlukan studi
analisis khusus
b. Biasanya dilaksanakan oleh banyak masyarakat dan memiliki fungsi sosial
untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat
c. Upacara sesaji hakikatnya sama dengan sesuatu aktivitas untuk
mendorong rasa solidaritas dengan para dewa

Kasus budaya korupsi di Indonesia


Skandal Bank Century yang menyita perhatian masyarakat Indonesia atas
rekayasa bail out Rp. 6,7 triliun, secara telanjang menunjukkan bagaimana
permainan di balik pengucuran dana triliunan rupiah itu telah melibatkan berbagai
aktor penting negara yang berkolusi dengan praktisi perbankan pada paling tidak
lima dugaan pelanggaran yang menjadi arena mega skandal tersebut. Pertama,
proses merger dan pengawasan Bank Century oleh Bank Indonesia; kedua,
pemberian Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP); ketiga, penetapan Bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan penanganannya oleh
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS); keempat, penggunaan dana FPJP dan
Penyertaan Modal Sementara (PMS); dan kelima, praktik tidak sehat dan
pelanggaran oleh pengurus bank, pemegang saham, dan pihak-pihak terkait yang
merugikan Bank Century
Kebijakan khusus langkah-langkah yang bekerja dengan baik dalam satu konteks
sosial mungkin tidak berhasil semuanya dalam konsep lain, dan konsepsi insentif
yang didekontekstualisasikan dan disinsentif adalah alat yang sangat lemah untuk
melawan korupsi
Seperti saran Shore dan Haller (2005), cara paling baik untuk menjelaskan
korupsi, adalah melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran, reaksi terhadap
pelanggaran tersebut, dan strategi dan taktik yang digunakan pelaku untuk
melakukan negosiasi antara norma dan aturan yang berbeda. Hasil studi dan
analisis korupsi yang dilakukan oleh para antropolog mengungkapkan bahwa secara
kritis antropologi telah menempatkan konsep korupsi sebagai suatu fenomena sosial
yang dilembagakan dan tertanam dalam lansekap yang lebih luas menyangkut
hubungan kekuasaan dalam masyarakat
Daftar Pustaka

Buku:
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Bandung: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi I. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.
Harsoyo. Pengantar Antroplogi. Jakarta. Putra Abardin. 1999.
Haviland. A. William. Antroplogy. Terj. Soekadijo. Antroplogi . Jilid I. Jakarta:
Erlangga. 1999.

Jurnal :
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/12508/11356
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space/article/download/257/205/
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/antrophos/article/download/5076/4
483
http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/viewFile/3193/2493
jurnal internasional :
https://www.journals.uchicago.edu/doi/pdfplus/10.1086/696161
https://journals.berghahnbooks.com/aia

Вам также может понравиться