Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran adalah melalui metode pembelajaran. Tentunya ada
banyak metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah. Beberapa metode
yang sering digunakan dalam pembelajaran di-antaranya adalah metode diskusi dan
kerja kelompok.
Diskusi merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling
berbagi gagasan dan pendapat untuk memecahkan suatu perma-salahan. Selain melatih
kemampuan berpendapat dan berkomunikasi, diskusi juga bisa menstabilkan sosial
emosional. Metode pembelajaran yang lain adalah kerja kelompok, yaitu format belajar
mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu
kelompok guna me-nyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap metode pembelajaran pasti ada manfaat
atau kelemahannya, sehingga para pendidik harus cerdas dalam memahami berbagai
metode pembelajaran agar nantinya dapat memilih me-tode yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajarannya. Dengan diterap-kannya metode pembelajaran
disekolah diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir serta komunikasi
dari peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode diskusi?
2. Apa yang dimaksud dengan metode kerja kelompok?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode diskusi
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode kerja kelompok

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Diskusi
Bila kita menemukan suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri, maka

kita akan meminta bantuan saudara atau orang lain untuk bersama-sama

memikirkannya dan memberikan sumbang sarannya bagi pemecahan masalah itu.

Kesempatan bagi anak usia sekolah dasar bekerja dalam kelompok kecil nampak

demikian penting guna terselenggaranya proses diskusi diantara mereka.

Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang

melibataktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan

alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta dan

atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama ter-hadap topik yang

dibicarakan dalam diskusi. Dengan demikian, metode diskusi merupakan interaksi

antar peserta didik atau interaksi peserta didik dengan guru, untuk menganalisis,

memecahkan masalah, menggali, atau memperdebat topik atau permasalahan tertentu.

1. Tujuan Metode Diskusi

a) Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi,

menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.

b) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.

c) Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah

sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.

d) Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat.

e) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.

f) Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.

2
2. Alasan Penggunaan Metode Diskusi

a) Topik bahasan bersifat problematis.

b) Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah.

c) Melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan terbuka.

d) Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar

3. Jenis dan Langkah-langkah Diskusi

Jenis-jenis diskusi terdapat tiga macam yaitu diskusi kelas, kelompok kecil dan

diskusi panel berikut penjabarannya :

a) Diskusi kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok dalah proses pemecahan masalah

yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang

digunakan dalam jenis diskusi ini adalah : pertama guru mmbagi tugas dalam

pelaksanaan diskusi , misalnya siapa yang akan menjadi moderator siapa yang menjadi

penulis. Kedua sumber masalah (guru, siswa , ahli tertentu dari luar) Memaparkan

masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga siswa diberi kesempatan

untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat sumber


masalah memberi tanggapan , dan kelima , moderator menyimpulkan hasil diskusi.

b) Diskusi Kelompok kecil

Diskusi ini dilakukan dengan membagi siswa dengan kelompok – kelompok.

Jumlah angota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaanya dimulai dari guru

menyajikan permasalhan secara umum , kemudian masalah tersebut dibagi-bagi

kedalam sub masalah yang harus dipecahkan setiap kelompok kecil. Selesai diskusi

dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3
c) Diskusi panel

Diskusi ini adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa

panelis yag biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi ini berbeda dari

diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung , tetapi

berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh

sebab itu agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya

dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam

diskusi.

Langkah-langkah dalam melaksanakan diskusi :

1. Langkah persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya :

a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum

ataupun khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap siswa

sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol

dalam pelaksanaan.

b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabi;a tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan

wawasan siswa tentang suatu persoalan , maka dapat digunakan diskusi panel.

c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi

materi pembelajatan (masalah-masalah aktual yang terjadi dilingkungan

masyarakat yang dihubungkan dalam materi pelajaran sesuai dengan bidang

studi yang diajarkan

d) Mempersiapkan segalla sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan

diskusi, misalnya ruang kelas dengan segaala fasilitasnya, petugas diskusi,

notulis dan tim perumus, apabila diperlukan.

4
2. Pelaksanaan diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksankan diskusi adalah :

a) Memeriksa segala persiapan yang diaggap dapat mempengaruhi kelancaran

diskusi.

b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksankan diskusi, misalnya menyajikan

tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi

yang ingin dilaksanakan.

c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam

pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang

menyenangkan , misalnya tidak tegang dan, tidak saling menyudutkan.

d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk

mengeluarkan gagasan atau ide-idenya.

e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal

ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan

menjadi melebar dan tidak fokus.

3. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskripsi hendaklah

dilakukan hal-ha sebagai berikut :

a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil

diskusi.

b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta

sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Kelebihan Metode Diskusi

a) Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai partisipasi,

penanya, penyanggahan maupun sebagai ketua atau moderator diskusi;

5
b) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun

terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.

c) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demo0kratis;

d) Melatih kestabilan emosi dengan menghargaib dan menerima pendapat orang

lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi

dan menerima (take and give)

e) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik dari pada berfikir sendiri.

Kekurangan Metode Diskusi

a) Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta

didik dan yang memiliki relevansi dengan lingkungan;

b) Memerlukan waktu yang tidak terbatas;

c) Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang;

d) Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif;

e) Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai;

f) Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulan telah

disepakati namun dalam implementasi sangat sulit dilaksanakan;


g) Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat

menimbulkan bentrokan fisik.

B. Metode Kerja Kelompok


Metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grup atau

kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok

tersebut. Metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang menitikberatkan

kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan

tugas-tugas belajar secara bersama-sama karena itu guru dituntut untuk menyediakan

bahan-bahan pelajaran yang sacara manipulasi mampu melibat aktifkan anak

berkerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.

6
Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat me-ngelompokkan

peserta didik secara arif dan proposional. Pengelompokan peserta didik dalam suatu

kelompok dapat didasarkan pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual

dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d)

wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi

peserta didik dalam kelompok; dan (g) berdasarkan pada lotre/random.

Selanjutnya, pembagian kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi kemampuan

belajar maupun jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik

dari kelompok tidak terkesan berat sebelah yaitu ada kelompok yang kuat dan ada

kelompok yang lemah.

1. Tujuan Metode Kerja Kelompok

a) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para peserta didik;

b) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik

dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan dan;

c) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar

secara berimbang.

2. Alasan Penggunaan kerja kelompok

a) Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam kesatuan

tugas.

b) Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk

melaksanakan tugas tersebut.

c) Membuat peserta didik aktif.

3. Kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok

Kelebihan Metode Kerja Kelompok :

a) Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya;

7
b) Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok;

c) Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran ketrampilan

berdiskusi dan proses kelompok.

Kekurangan Metode Kerja Kelompok :

a) Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik yang

aktif dan mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang

tidak berbuat apa-apa

b) Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan

maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang

melibataktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan

alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis . Jenis jenis

diskusi ada tiga diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, diskusi panel. Adapun

pengertian dari metode kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang

menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna

menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama karena itu guru dituntut untuk

menyediakan bahan-bahan pelajaran yang sacara manipulasi mampu melibat aktifkan

anak berkerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.

Metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grup atau

kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok
tersebut.

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini saya yakin belumlah sempurna, maka dari itu Kami

berharap untuk hendaknya memberikan Kami penjelasan lebih atau pemberian contoh

yang jelas agar Kami dapat memperbaiki makalah yang kami susun di kemudian hari

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Sumantri, Mulyai. Permata, Johar. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Diirektorat Jendral Pendidikan Tinggi

Proyek Pendidikan Tinggi Guru Sekolah Dasar

10

Вам также может понравиться