Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
2. Diaphysis (corpus)
Pada penampang melintang merupakan segitiga dengan puncaknya menghadap ke
muka, sehingga corpus mempunyai tiga sisi yaitu margo anterior (di sebelah
muka), margo medialis (di sebelah medial) dan crista interossea (di sebelah
lateral) yang membatasi facies lateralis, facies posterior dan facies medialis.Facies
medialis langsung terdapat dibawah kulit dan margo anterior di sebelah proximal.
3. Epiphysis distalis (ujung bawah)
Ke arah medial bagian ini kuat menonjol dan disebut maleolus medialis (mata
kaki). Epiphysis distalis mempunyai tiga dataran sendi yaitu dataran sendi yang
vertikal (facies articularis melleolaris), dataran sendi yang horizontal (facies
articularis inferior) dan disebelah lateral terdapat cekungan sendi (incisura
fibularis).
Fibula
Merupakan tulang yang panjang, langsing, terletak di sebelah lateral tibia.
Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibulae. Kearah proximal
meruncing menjadi apex. Pada capitulum terdapat dua dataran sendi yang disebut
facies articularis capitulli fibulae, untuk bersendi dengan tibia. Pada corpus
terdapat empat buah crista yaitu, crista lateralis, crista anterior, crista medialis dan
crista interosssea. Datarannya ada tiga buah yaitu facies lateralis, facies medialis
dan facies posterior. Pada bagian distal ke arah lateral membulat menjadi
maleolus lateralis.
Ada perbedaan yang mendasar antara fraktur pada anak dengan fraktur
pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan fisiologi
tulang. Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis
sebagai daerah pertumbuhan kongenital. Lempeng epifisis ini akan menghilang
4
pada dewasa, sehingga epifisis dan metafisis ini akan menyatu pada saat itulah
pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti.
Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang
mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses
pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai
arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah yang menentukan
berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah.
akan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa,
yaitu:
Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous, korteks berlubang-lubang dan sangat
mudah dipotong oleh karena kanalis Haversian menduduki sebagian besar tulang.
Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat menerima toleransi yang besar
terhadap deformasi tulang dibandingkan orang dewasa. Tulang orang dewasa
sangat kompak dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat
menahan kompresi.
Biomekanik lempeng pertumbuhan
Lempeng pertumbuhan merupakan tulang rawan yang melekat pada
metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian dalamnya
oleh procesus mamilaris. Untuk memisahkan metafisis dan epifisis diperlukan
kekuatan yang besar.Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai konsistensi
seperti karet yang besar.
Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah
mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
Klasifikasi etiologi
o Traumatik, akibat trauma tiba-tiba
o Patologis, karena kelemahan tulang yang didahului dengan
keadaan patologis tulang
o Stress, akibat adanya trauma yang terus menerus pada suatu
tempat tertentu.
Klasifikasi klinis5
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patah
tulang dengan dunia luar, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka
yang memungkinkan tulang dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ketulang
yang patah.5
Grade II : Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.
Grade III : Cidera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartemen.
Grade II : luka > 1 cm, tetapi tidak ada penutup kulit. Tidak banyak
terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tidak lebih dari
kehancuran atau kominusi fraktur tingkat sedang.
Grade III : terdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak dan
struktur neurovaskuler, disertai banyak kontaminasi luka.
Klasifikasi radiologi
8
o Lokasi
Diafisial
Metafisial
Intra-artikuler
Fraktur dengan dislokasi
o Konfigurasi
Transversal
Oblik
Spiral
Kupu-kupu
Komunitif (lebih dari dua fragmen)
Segmental
Depresi
Pemeriksaan Radiologis
melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Untuk fraktur-
fraktur yang tidak memberikan tanda-tanda klasik memang diagnosanya harus
dibantu pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa ataupun pemeriksaan canggih
seperti MRI, contohnya untuk fraktur tulang belakang dengan komplikasi
neurologis.
2.7. Diagnosis6,7
1. Anamnesa : trauma
Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci
jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau
ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).
Dari anamnesa saja dapat diduga :
- Kemungkinan politrauma.
- Kemungkinan fraktur multipel.
- Kemungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya : fraktur colles, fraktur
supracondylair humerus, fraktur collum femur.
- Pada anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas pada fraktur inkomplit
- Ada gangguan fungsi, misalnya : fraktur femur, penderita tidak dapat
berjalan.
Kadang-kadang fungsi masih dapat bertahan pada fraktur inkomplit dan fraktur
impacted (impaksi tulang kortikal ke dalam tulang spongiosa).
11
2. Pemeriksaan umum
Dicari kemungkinan kompikasi umum, misalnya : shock pada fraktur
multipel, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur
terbuka terinfeksi.
2. Terapi Operatif
a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan
radiologis (image intensifier, C-arm) :
1. Reposisi tertutup-Fiksasi eksterna
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif
maka dipasang alat fiksasi eksterna.
2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna
Misalnya : reposisi fraktur tertutup supra condylair pada anak
diikuti dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur
collumum pada anak diikuti pinning dan immobilisasi gips.
Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,
misalnya :
- Fraktur talus.
13
2. Excisional Arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :
- Fraktur caput radii pada orang dewasa.
- Fraktur collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.
2.9. Komplikasi1,2
1. Malunion
Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada
saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi,
14
Etiologi
Gambaran Klinis
Radiologis
Pengobatan
2. Delayed Union
Delayed Union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu
3-5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota
gerak bawah).
Etiologi
Gambaran Klinis
Radiologis
Tidak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur, gambaran
kista pada ujung-ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang,
gambaran kalus yang kurang disekitar fraktur.
Pengobatan
3. Non union
Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8
bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat
pseudoartrosis (sendi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi
tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut infected
16
Etiologi
Gambaran Klinis
17
Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada, gerakan abnormal pada daerah
fraktur yang membentuk sendi palsu yang disebut pseudoartrosis, nyeri
tekan sedikit atau sama sekali tidak ada, pembengkakan bisa
ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama sekali,
pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.
Radiologis
Pengobatan
Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft, eksisi fragmen kecil
dekat sendi misalnya kepala radius dan prossesus styloideus ulna,
pemasangan protesis misalnya pada fraktur leher femur, stimulasi
elektrik untuk mempercepat osteogenesis.
1. Fase Hematoma
Pembuluh darah di sekitar tulang yang mengalami fraktur robek,
akibatnya, tulang disekitar fraktur akan kekurangan nutrisi dan akhirnya
mati sekitar 1-2 mm.
4. Fase Konsolidasi
Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan
akan membentuk jaringan tulang yang lebih kuat oleh aktivitas osteoblas.
5. Fase Remodeling
Jika proses penyatuan tulang sudah lengkap, maka tulang yang baru akan
membentuk bagian yang menyerupai dengan bulbus yang meliputi tulang
tanpa kanalis medularis. Pada fase ini resorbsi secara osteoklastik tetap
terjadi dan tetap terjadi osteoblastik pada tulang.
Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan
terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli apa yang telah dikerjakan dokter
20
pada patahan tulang tersebut. Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar
patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang
dan periost yang disebut dengan fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase
jaringan fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase konsolidasi.18