Вы находитесь на странице: 1из 19

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Tibia dan Fibula2,8

Tibia (tulang kering)


Tulang ini termasuk tulang panjang, sehingga terdiri dari tiga bagian:
1. Epiphysis proximalis (ujung atas)
Bagian ini melebar secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior
pada tiap condylus, yaitu condylus medial dan condylus lateral. Ditengah-
tengahnya terdapat suatu peninggian yang disebut eminenta intercondyloidea.

2
3

2. Diaphysis (corpus)
Pada penampang melintang merupakan segitiga dengan puncaknya menghadap ke
muka, sehingga corpus mempunyai tiga sisi yaitu margo anterior (di sebelah
muka), margo medialis (di sebelah medial) dan crista interossea (di sebelah
lateral) yang membatasi facies lateralis, facies posterior dan facies medialis.Facies
medialis langsung terdapat dibawah kulit dan margo anterior di sebelah proximal.
3. Epiphysis distalis (ujung bawah)
Ke arah medial bagian ini kuat menonjol dan disebut maleolus medialis (mata
kaki). Epiphysis distalis mempunyai tiga dataran sendi yaitu dataran sendi yang
vertikal (facies articularis melleolaris), dataran sendi yang horizontal (facies
articularis inferior) dan disebelah lateral terdapat cekungan sendi (incisura
fibularis).

Fibula
Merupakan tulang yang panjang, langsing, terletak di sebelah lateral tibia.
Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibulae. Kearah proximal
meruncing menjadi apex. Pada capitulum terdapat dua dataran sendi yang disebut
facies articularis capitulli fibulae, untuk bersendi dengan tibia. Pada corpus
terdapat empat buah crista yaitu, crista lateralis, crista anterior, crista medialis dan
crista interosssea. Datarannya ada tiga buah yaitu facies lateralis, facies medialis
dan facies posterior. Pada bagian distal ke arah lateral membulat menjadi
maleolus lateralis.

Ada perbedaan yang mendasar antara fraktur pada anak dengan fraktur
pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan fisiologi
tulang. Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis
sebagai daerah pertumbuhan kongenital. Lempeng epifisis ini akan menghilang
4

pada dewasa, sehingga epifisis dan metafisis ini akan menyatu pada saat itulah
pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti.

Tulang panjang terdiri dari : epifisis, metafisis dan diafisis. Epifisis


merupakan bagian paling atas dari tulang panjang, metafisis merupakan bagian
yang lebih lebar dari ujung tulang panjang, yang berdekatan dengan diskus
epifisialis, sedangkan diafisis merupakan bagian tulang panjang yang di bentuk
dari pusat osifikasi primer.

Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang
mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses
pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai
arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah yang menentukan
berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah.

Pada anak, terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang rawan


pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat dimana pada proses bone helding
5

akan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa,
yaitu:
 Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous, korteks berlubang-lubang dan sangat
mudah dipotong oleh karena kanalis Haversian menduduki sebagian besar tulang.
Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat menerima toleransi yang besar
terhadap deformasi tulang dibandingkan orang dewasa. Tulang orang dewasa
sangat kompak dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat
menahan kompresi.
 Biomekanik lempeng pertumbuhan
Lempeng pertumbuhan merupakan tulang rawan yang melekat pada
metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian dalamnya
oleh procesus mamilaris. Untuk memisahkan metafisis dan epifisis diperlukan
kekuatan yang besar.Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai konsistensi
seperti karet yang besar.
 Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah
mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.

2.2. Definisi Fraktur


Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang
yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa atau tenaga fisik
yang ditentukan jenis dan luasnya trauma.4
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.5
Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak
mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya.6
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya.7
6

2.3. Klasifikasi Fraktur


Ada lebih dari 150 klasifikasi fraktur, yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini yang merupakan klasifikasi fraktur menurut para ahli.4
Tabel 1.1 klasifikasi fraktur4
Price Sjamsuhidayat(1995) Doenges Reeves Smeltzer
(1995) (2000) (2001) (2002)
Transversal Tertutup Incomplete Tertutup Komplit
Oblik Terbuka Complete Terbuka Tidak
Spiral Fisura Tertutup Komplit komplit
Segmental Serong Sederhana Terbuka Retak tak Tertutup
Impaksi Lintang Sederhana patologis komplit Terbuka
Patologik Kominutif Oblik Greenstick
Greenstick Segmental Spiral Transversal
Avulsi Dahan hijau Transversal Oblik
Sendi Kompresi Segmental Spiral
Beban Impaksi kominutif Kominutif
lainnya Impresi Depresi
patologis Kompresi
Patologik
Avulsi
Epifiseal
impaksi

 Klasifikasi etiologi
o Traumatik, akibat trauma tiba-tiba
o Patologis, karena kelemahan tulang yang didahului dengan
keadaan patologis tulang
o Stress, akibat adanya trauma yang terus menerus pada suatu
tempat tertentu.
 Klasifikasi klinis5
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patah
tulang dengan dunia luar, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka
yang memungkinkan tulang dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ketulang
yang patah.5

Fraktur tertutup : bila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur


dengan udara luar atau permukaan kulit. Klasifikasi menurut Tscherne :
Grade I : Fraktur dengan memar pada kulit atau jaringan subkutan
7

Grade II : Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.
Grade III : Cidera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartemen.

Fraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang


fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3
derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah
tulang. Klasifikasi menurut Gustilo :
Grade I : luka biasanya kecil, luka tusuk yang bersih pada tempat tulang
menonjol keluar. Terdapat sedikit kerusakan pada jaringan
lunak, tanpa penghancuran dan fraktur tidak kominutif.

Grade II : luka > 1 cm, tetapi tidak ada penutup kulit. Tidak banyak
terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tidak lebih dari
kehancuran atau kominusi fraktur tingkat sedang.

Grade III : terdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak dan
struktur neurovaskuler, disertai banyak kontaminasi luka.

III A : tulang yang mengalami fraktur mungkin dapat


ditutupi secara memadai oleh jaringan lunak.

III B : terdapat pelepasan periosteum dan fraktur


kominutif yang berat.

III C : terdapat cedera arteri yang perlu diperbaiki, tidak


peduli berapa banyak kerusakan jaringan lunak
yang lain.

Fraktur dengan komplikasi : fraktur yang disertai dengan komplikasi


malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang

 Klasifikasi radiologi
8

o Lokasi
 Diafisial
 Metafisial
 Intra-artikuler
 Fraktur dengan dislokasi
o Konfigurasi
 Transversal
 Oblik
 Spiral
 Kupu-kupu
 Komunitif (lebih dari dua fragmen)
 Segmental
 Depresi

2.4. Etiologi Fraktur4,5


Umumnya fraktur diakibatkan oleh kegagalan tulang menahan tekanan terutama
tekanan membengkok, memutar, dan tarikan.
Trauma
 Langsung
Trauma yang terjadi langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah
tekanan tersebut, umunya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan.
 Tidak langsung
Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
misalnya pada jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur
klavikula (membran interoseus). Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak
tetap utuh
9

2.5. Manifestasi Klinik


Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ekstermitas, krepitasi, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.7
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untum meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti
normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan
deformitas (terliahat maupun teraba) ekstermitas yang bisa diketahui dengan
membandingkan ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat berfungsi dengan
baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
3. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering
saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5-5cm (1-2 inchi).
4. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji
kreptus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang lebih berat.
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah
beberapa jam atau cedera.

2.6. Pemeriksaan Penunjang7

Pemeriksaan Radiologis

Dilakukan foto rontgen sinar X minimal harus 2 proyeksi yaitu AP dan


lateral. Untuk fraktur-fraktur dengan tanda-tanda klasik, diagnosis dapat dibuat
secara klinis sedangkan pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk
10

melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Untuk fraktur-
fraktur yang tidak memberikan tanda-tanda klasik memang diagnosanya harus
dibantu pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa ataupun pemeriksaan canggih
seperti MRI, contohnya untuk fraktur tulang belakang dengan komplikasi
neurologis.

2.7. Diagnosis6,7

Menegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis


lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk
dikonfirmasikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen
untuk membantu mengarahkan dan menilai secara objektif keadaan yang
sebenarnya.

1. Anamnesa : trauma
Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci
jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau
ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).
Dari anamnesa saja dapat diduga :

- Kemungkinan politrauma.
- Kemungkinan fraktur multipel.
- Kemungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya : fraktur colles, fraktur
supracondylair humerus, fraktur collum femur.
- Pada anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas pada fraktur inkomplit
- Ada gangguan fungsi, misalnya : fraktur femur, penderita tidak dapat
berjalan.
Kadang-kadang fungsi masih dapat bertahan pada fraktur inkomplit dan fraktur
impacted (impaksi tulang kortikal ke dalam tulang spongiosa).
11

2. Pemeriksaan umum
Dicari kemungkinan kompikasi umum, misalnya : shock pada fraktur
multipel, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur
terbuka terinfeksi.

3. Pemeriksaan status lokalis


Tanda-tanda fraktur yang klasik adalah untuk tulang panjang. Fraktur tulang-
tulang kecil misalnya: naviculare manus, fraktur avulsi, fraktur intraartikuler,
fraktur epifisis. Fraktur tulang-tulang yang dalam misalnya odontoid-cervical,
cervical, dan acetabulum mempunyai tanda-tanda tersendiri.

2.8. Tatalaksana 5,6


Pilihan adalah terapi konservatif atau operatif. Pilihan harus mengingat
tujuan pengobatan fraktur, yaitu : mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam
jangka waktu sesingkat mungkin.
1. Terapi Konservatif
a. Proteksi saja
Misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan
kedudukan baik.
b. Immobilisasi saja tanpa reposisi
Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur
dengan kedudukan baik.
c. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
Misalnya fraktur supracondylair, fraktur colles, fraktur smith. Reposisi
dapat dengan anestesi umum atau anestesi lokal dengan menyuntikkan
obat anestesi dalam hematoma fraktur. Fragmen distal dikembalikan pada
kedudukan semula terhadap fragmen proksimal dan dipertahankan dalam
kedudukan yang stabil dalam gips. Misalnya fraktur distal radius,
immobilisasi dalam pronasi penuh dan fleksi pergelangan.
d. Traksi
Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh
atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak dipakai traksi
12

kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant). Traksi kulit terbatas untuk 4


minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-anak waktu dan beban tersebut
mencukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bilamana tidak maka
diteruskan dengan immobilisasi gips. Untuk orang dewasa traksi definitif
harus traksi skeletal berupa balanced traction.

2. Terapi Operatif
a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan
radiologis (image intensifier, C-arm) :
1. Reposisi tertutup-Fiksasi eksterna
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif
maka dipasang alat fiksasi eksterna.
2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna
Misalnya : reposisi fraktur tertutup supra condylair pada anak
diikuti dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur
collumum pada anak diikuti pinning dan immobilisasi gips.

Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close nailing”


pada fraktur femur dan tibia, yaitu pemasangan fiksasi interna intra
meduller (pen) tanpa membuka frakturnya.
b. Terapi operatif dengan membuka frakturnya :
1. Reposisi terbuka dan fiksasi interna
ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
Keuntungan cara ini adalah :
- Reposisi anatomis.
- Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.

Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,
misalnya :
- Fraktur talus.
13

- Fraktur collum femur.


b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya :
- Fraktur avulsi.
- Fraktur dislokasi.
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya :
- Fraktur Monteggia.
- Fraktur Galeazzi.
- Fraktur antebrachii.
- Fraktur pergelangan kaki.
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya : fraktur femur.

2. Excisional Arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :
- Fraktur caput radii pada orang dewasa.
- Fraktur collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.

3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis


Dilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis Moore atau
yang lainnya. Sesuai tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi
maka sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk mencegah disuse
atropi otot dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi dini. Pada anak jarang
dilakukan operasi karena proses penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa
komplikasi yang berarti.

2.9. Komplikasi1,2

1. Malunion
Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada
saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi,
14

varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang


misalnya pada fraktur radius dan ulna.

Etiologi

Fraktur tanpa pengobatan, pengobatan yang tidak adekuat, reduksi dan


imobilisasi yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang
salah pada awal pengobatan, osifikasi premature pada lempeng epifisis
karena adanya trauma.

Gambaran Klinis

Deformitas dengan bentuk yang bervariasi, gangguan fungsi anggota


gerak, nyeri dan keterbatasan pergerakan sendi, ditemukan komplikasi
seperti paralysis tardi nervus ulnaris, Osteoartritis apabila terjadi pada
daerah sendi, bursitis atau nekrosis kulit pada tulang yang mengalami
deformitas.

Radiologis

Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi dalam posisi


yang tidak sesuai dengan keadaan yang normal.

Pengobatan

Konservatif dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan


diimobilisasi sesuai dengan fraktur yang baru, apabila ada kependekan
anggota gerak dapat dipergunakan sepatu ortopedi. Operatif dilakukan
osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai dengan fiksasi
interna, atau dengan osteotomi dengan pemanjangan bertahap misalnya
pada anak-anak, atau dengan osteotomi yang bersifat baji.
15

2. Delayed Union
Delayed Union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu
3-5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota
gerak bawah).

Etiologi

Sama dengan nonunion.

Gambaran Klinis

Nyeri anggota gerak dan pergerakan pada waktu berjalan, terdapat


pembengkakan, nyeri tekan, terdapat gerakan yang abnormal pada
daerah fraktur, pertambahan deformitas.

Radiologis

Tidak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur, gambaran
kista pada ujung-ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang,
gambaran kalus yang kurang disekitar fraktur.

Pengobatan

Konservatif dilakukan pemasangan plester untuk imobilisasi tambahan


selama 2-3 bulan. Operatif dilakukan bila union diperkirakan tidak
akan terjadi maka segera dilakukan fiksasi interna dan pemberian bone
graft.

3. Non union
Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8
bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat
pseudoartrosis (sendi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi
tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut infected
16

pseudoartrosis. Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan


ujung-ujung fragmen tulang yaitu :

hipertrofik  ujung-ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari


normal yang disebut gambaran elephant’s foot, garis fraktur tampak
dengan jelas, ruangan antar tulang diisi dengan tulang rawan dan
jaringan ikat fibrosa, pada jenis ini vaskularisasi baik sehingga
biasanya hanya diperlukan fiksasi yang rigid tanpa pemasangan bone
graft.

Atrofik/oligotrofik  tidak ada tanda-tanda aktivitas seluler pada


ujung fraktur, ujung tulang lebih kecil dan bulat serta osteoporotik dan
avaskuler, pada jenis ini disamping dilakukan fiksasi rigid juga
diperlukan pemasangan bone graft.

Etiologi

Vaskularisasi yang kurang pada ujung-ujung fragmen, reduksi yang


tidak adekuat, imobilisasi yang tidak adekut sehingga terjadi pada
kedua fragmen, waktu imobilisasi yang tidak cukup, infeksi, distraksi
pada kedua ujung karena adanya traksi yang berlebihan, interposisi
jaringan lunak di antara kedua fragmen, terdapat jarak yang cukup
besar antara kedua fragmen, destruksi tulang misalnya oleh karena
tumor atau osteomielitis (fraktur patologis), disolusi hematoma fraktur
oleh jaringan sinovia (fraktur intrakapsuler), kerusakan periosteum
yang hebat sewaktu terjadi fraktur atau operasi, fiksasi interna yang
tidak sempurna, delayed union yang tidak diobati, pengobatan yang
salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan, terdapat benda
asing diantara kedua fraktur misalnya pemasangan screw diantara
kedua fragmen.

Gambaran Klinis
17

Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada, gerakan abnormal pada daerah
fraktur yang membentuk sendi palsu yang disebut pseudoartrosis, nyeri
tekan sedikit atau sama sekali tidak ada, pembengkakan bisa
ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama sekali,
pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.

Radiologis

Terdapat gambaran sklerotik pada ujung-ujung tulang, ujung-ujung


tulang berbentuk bulat dan halus, hilangnya ruangan meduler pada
ujung-ujung tulang, salah satu ujung tulang dapat berbentuk cembung
dan sisi lainnya cekung (pseudoartrosis).

Pengobatan

Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft, eksisi fragmen kecil
dekat sendi misalnya kepala radius dan prossesus styloideus ulna,
pemasangan protesis misalnya pada fraktur leher femur, stimulasi
elektrik untuk mempercepat osteogenesis.

2.10 Proses Penyembuhan


18

Penyembuhan tulang terbagi menjadi 5, yaitu :

1. Fase Hematoma
Pembuluh darah di sekitar tulang yang mengalami fraktur robek,
akibatnya, tulang disekitar fraktur akan kekurangan nutrisi dan akhirnya
mati sekitar 1-2 mm.

2. Fase Proliferasi Sel


Pada 8 jam pertama fraktur merupakan masa reaksi inflamasi akut dengan
proliferasi sel di bawah periosteum dan masuk ke dalam kanalis medulla.
Bekuan hematom diserap secara perlahan dan kapiler baru mulai
terbentuk.

3. Fase Pembentukan Kalus


Sel yang berproliferasi bersifat kondrogenik dan osteogenik. Sel-sel ini
akan membentuk tulang dan juga kartilago. Selain itu sel yang
berproliferasi tersebut juga membentuk osteoklas yang memakan tulang-
tulang yang mati. Massa seluler yang tebal tersebut dan garam-garam
mineralnya terutam kalsium membentuk suatu tulang imatur yang disebut
woven bone. Woven bone ini merupakan tanda pada radiologik bahwa
telah terjadi proses penyembuhan fraktur
19

4. Fase Konsolidasi
Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan
akan membentuk jaringan tulang yang lebih kuat oleh aktivitas osteoblas.

5. Fase Remodeling
Jika proses penyatuan tulang sudah lengkap, maka tulang yang baru akan
membentuk bagian yang menyerupai dengan bulbus yang meliputi tulang
tanpa kanalis medularis. Pada fase ini resorbsi secara osteoklastik tetap
terjadi dan tetap terjadi osteoblastik pada tulang.

2.11. Prognosis 6,7

Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan
terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli apa yang telah dikerjakan dokter
20

pada patahan tulang tersebut. Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar
patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang
dan periost yang disebut dengan fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase
jaringan fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase konsolidasi.18

Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat


bergantung pada lokasi fraktur dan umur pasien. Rata-rata masa penyembuhan
fraktur:
Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan
1. Pergelangan tangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu
2. Fibula 4-6 minggu 8. Metatarsal 5-6 minggu
3. Tibia 4-6 minggu 9. Metakarpal 3-4 minggu
4. Pergelangan kaki 5-8 minggu 10. Hairline 2-4 minggu
5. Tulang rusuk 4-5 minggu 11. Jari tangan 2-3 minggu
6. Jones fracture 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu),


lansia (> 8 minggu).

Вам также может понравиться

  • Referat Ventilator Associated Pneumonia
    Referat Ventilator Associated Pneumonia
    Документ15 страниц
    Referat Ventilator Associated Pneumonia
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Документ28 страниц
    Pneumothorax
    Nova Nilam Sari
    100% (1)
  • Herpes Zooster
    Herpes Zooster
    Документ43 страницы
    Herpes Zooster
    tharisa
    Оценок пока нет
  • Kortikosteroid
    Kortikosteroid
    Документ16 страниц
    Kortikosteroid
    ピープル
    Оценок пока нет
  • Antihistamin PDF
    Antihistamin PDF
    Документ7 страниц
    Antihistamin PDF
    Karina Mega W
    100% (1)
  • Referat Pneumoni Radiologi
    Referat Pneumoni Radiologi
    Документ32 страницы
    Referat Pneumoni Radiologi
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Antihistamin PDF
    Antihistamin PDF
    Документ7 страниц
    Antihistamin PDF
    Karina Mega W
    100% (1)
  • Hemiparase Dextra Tipe Spastik
    Hemiparase Dextra Tipe Spastik
    Документ27 страниц
    Hemiparase Dextra Tipe Spastik
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Diabetes Tipe 2
    Diabetes Tipe 2
    Документ9 страниц
    Diabetes Tipe 2
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Radiologi TB Paru
    Radiologi TB Paru
    Документ12 страниц
    Radiologi TB Paru
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Status Epileptikus
    Status Epileptikus
    Документ27 страниц
    Status Epileptikus
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Status Epileptikus
    Bab Ii Status Epileptikus
    Документ25 страниц
    Bab Ii Status Epileptikus
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Makalah Trauma Abdomen Edit
    Makalah Trauma Abdomen Edit
    Документ40 страниц
    Makalah Trauma Abdomen Edit
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Radiologi TB Paru
    Radiologi TB Paru
    Документ12 страниц
    Radiologi TB Paru
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Status Epileptikus
    Bab Ii Status Epileptikus
    Документ25 страниц
    Bab Ii Status Epileptikus
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Jenis-Jenis Kesadaran
    Jenis-Jenis Kesadaran
    Документ16 страниц
    Jenis-Jenis Kesadaran
    Ferry Juniansyah
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Hernia
    LAPORAN KASUS Hernia
    Документ33 страницы
    LAPORAN KASUS Hernia
    Fadil Ramadhan
    Оценок пока нет
  • Trauma Abdomen
    Trauma Abdomen
    Документ20 страниц
    Trauma Abdomen
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Skenario A Blok 3 Ossoca
    Skenario A Blok 3 Ossoca
    Документ6 страниц
    Skenario A Blok 3 Ossoca
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Referat Skizofrenia
    Referat Skizofrenia
    Документ32 страницы
    Referat Skizofrenia
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Blok 12 Skenario A
    Blok 12 Skenario A
    Документ35 страниц
    Blok 12 Skenario A
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Kardiomiopati
    Kardiomiopati
    Документ15 страниц
    Kardiomiopati
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Makalah Trauma Abdomen Edit
    Makalah Trauma Abdomen Edit
    Документ40 страниц
    Makalah Trauma Abdomen Edit
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Referat Hernia Aditya
    Referat Hernia Aditya
    Документ43 страницы
    Referat Hernia Aditya
    Pratama Aditya Biantoro
    Оценок пока нет
  • Koledokolitiasis
    Koledokolitiasis
    Документ5 страниц
    Koledokolitiasis
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ23 страницы
    Bab Ii
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ23 страницы
    Bab Ii
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Документ18 страниц
    Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Документ18 страниц
    Bab Iii Case Ca Caput Pankreas
    Nova Nilam Sari
    Оценок пока нет