Вы находитесь на странице: 1из 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, April 2019

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1


Daftar Isi ................................................................................................................. 2
BAB PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................. 3
B. Rumusan........................................................................................................... 3
C. Tujuan .............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4


1. Anticipatory Guidance pada infant ............................................................................ 4
2. Pencegahan kecelakaan pada infant ........................................................................... 5
3. Pendidikan sex pada anak usia dini ........................................................................... 6
4. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Infant ............................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19


A. Kesimpulan .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan
masalah dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan
keamanan bagi anak. Orang tua sering keliru dalam memberlakukan anak karena
ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila
hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat.
Begitupun dengan kesadaran orang tua dan pendidik akan pendidikan seks
kepada para remaja masih sangat minim dan kurang jelas. Salah satunya adalah
menyembunyikan urusan seksual dari anak-anak pada saat mereka membutuhkan
bimbingan yang murni, yaitu umur tujuh hingga empat belas tahun, sehingga
mereka tidak mengatahui apa-apa tentang masalah seksual sampai mereka
menginjak usia puber. Padahal dalam islam, seorang anak mumayiz harus
dikenalkan pada kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pendidikan seksual, untuk
mempersiapkan anak menghadapi perubahan dalam pertumbuhannya.
Begitupun dengan kesadaran orang tua dan pendidik akan pendidikan seks
kepada para remaja masih sangat minim dan kurang jelas. Salah satunya adalah
menyembunyikan urusan seksual dari anak-anak pada saat mereka membutuhkan
bimbingan yang murni, yaitu umur tujuh hingga empat belas tahun, sehingga
mereka tidak mengatahui apa-apa tentang masalah seksual sampai mereka
menginjak usia puber. Padahal dalam islam, seorang anak mumayiz harus
dikenalkan pada kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pendidikan seksual, untuk
mempersiapkan anak menghadapi perubahan dalam pertumbuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Anticipatory Guidance pada infant ?
2. Bagaimana pencegahan kecelakaan pada infant ?
3. Bagaimana pendidikan sex pada anak usia dini ?
4. Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Infant ?

C. Tujuan
5. Untuk mengetahui Anticipatory Guidance pada infant.
6. Untuk mengetahui pencegahan kecelakaan pada infant.
7. Untuk mengetahui pendidikan sex pada anak usia dini.
8. Untuk mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Infant.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Anticipatory Guidance

a. Pengertian Anticipatory Guidance


Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih
dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan
dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas,
dan keamanan bagi anak.

b. Tahap Anticipatory Guidance pada Infant

Bimbingan Pada Orang Tua Berdasarkan Tahap Tumbang Anak

1. Enam Bulan Pertama

a. Memahami akan adanya proses penyesuaian orang tua dengan bayinya.


b. Mengajarkan perawatan infant dan membantu orang tua untuk memahami
sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan bagaimana bayi
mengekspresikan apa yang diinginkannya melalui menangis.
c. Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan
adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
d. Menganjurkan orang tua untuk memahami jadwal dalam memenuhi
kebutuhan bayi.
e. Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi
lingkungan.
f. Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
g. Menyiapkan orang tua akan kebutuhan bayinya tentang rasa aman.
h. Menyiapkan orang tua untuk memulai memberikan makanan padat.

2. Enam Bulan Kedua

a. Menyiapka orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap orang yang
tidak dikenal
b. Menganjurkan orang tua untuk menghindarkan perpisahan yang lama dengan
bayinya
c. Membimbing orang tua untuk disiplin karena makin meningkatnya mobilitas
bayi
d. Menganjurkan kontak mata daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin

4
e. Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak perhatian bila bayinya
berkelakuan baik daripada ketika menangis
f. Mengajurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya dengan pengganti ibu
yang sesuai
g. Mendiskusikan persiapan penyapihan
h. Menggali perasaan orang tua tentang pola tidur bayi.

2. Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat
melukai bahkan menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan
pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak,
sehingga mereka harus memahami karakteristik dan perilaku anak serta menyadari
potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan.

a. Faktor Penyebab Kecelakaan


Jenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di
rumah. Anak laki-laki biasanya lebih banyak mengalami kecelakaan terutama
saat bermain dibandingkan anak perempuan karena mereka lebih aktif dan
banyak menggunakan keterampilan motorik kasarnya seperti berlari, melompat,
memanjat, bermain sepeda dan sebagainya. Sedangkan anak perempuan
cenderung lebih banyak menggunakan keterampilan motorik halus seperti
bermain boneka, masak-masakan, bermain peran dan sebagainya.
Usia pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin
tahu mana yang bahaya.

b. Resiko Kecelakaan dan Upaya Pencegahan Kecelakaan pada Infant


Kejadian kecelakaan pada anak sebenarnya dapat dicegah dan
diminimalisir dengan melakukan berbagai upaya di antaranya adalah
memodifikasi lingkungan agar aman bagi anak.
Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat
dilakukan pada Masa Bayi:
Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda
asing (terutama benda-benda kecil seperti kancing, kacang-kacangan, biji buah,
bedak dan sebagainya) jatuh, luka bakar (tersiram air panas atau minyak panas),
keracunan dan kekurangan oksigen.
Pencegahan yang sebaiknya dilakukan:
- Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak
terjangkau atau buang benda-benda yang berpotensi menyebabkan
aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-bijian dan sebagainya.
Gendong bayi saat memberi makan dan menyusui.
- Kekurangan oksigen: jauhkan dan jangan biarkan anak bermain plastik,
sarung bantal atau benda-benda yang berpotensi membuat anak
kekurangan oksigen. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di
kamar bayi atau kamar mandi.

5
- Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur,
usahakan anak duduk di kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi,
usahakan ujung benda seperti meja dan kursi tidak tajam. Jangan pernah
meninggalkan bayi pada tempat yang tinggi dan bila ragu tempatkan
bayi di lantai dengan pengalas.
- Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat
yang aman dan tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam
rumah atau dekat dengan bayi. Tempatkan peralatan listrik jauh dari
jangkauan bayi dan gunakan pengaman.
- Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman. Buang
bahan-bahan yang mengandung zat kimia tidak terpakai seperti baterai
ke tempat yang jauh dari jangkauan bayi.

3. Sex Edukasi pada Anak

a. Pengertian Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang
wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan
salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi
banyak pasangan (Irwan 2012)

b. Pentingnya Pendidikan Sex pada Anak


Pengetahuan tentang seks pada anak dapat mencegah terjadinya perilaku
penyimpangan seksual pada anak, hal ini dikarenakan mereka diajarkan tentang
peran jenis kelamin, bagaimana bersikap sebagai anak laki-laki atau pun
perempuan dan bagaimana bergaul dengan lawan jenisnya. Pendidikan seks
pada anak juga dapat mencegah agar anak tidak menjadi korban pelecehan
seksual, dengan dibekali pengetahuan tentang seks, mereka menjadi mengerti
perilaku mana yang tergolong pelecehan seksual.
Menurut pakar psikolog D. Gunarsa “penyampaian materi pendidikan
seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya
tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan oranglain, berkesinambungan dan
bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap
anak” (2008). Sedangkan menurut Kriswanto (2009) mengingatkan, pendidikan
seks untuk anak harus dimulai sejak dini, bahkan sejak usia 0-5 tahun (masa
balita). Proses ini akan berlangsung hingga anak mencapai tahap remaja akhir.
Pendidikan seks untuk anak usia dini berbeda dengan pendidikan seks
untuk remaja. Pendidikan seks untuk remaja lebih pada seputar gambaran
biologi mengenai seks dan organ reproduksi, masalah hubungan, seksualitas,
kesehatan reproduksi serta penyakit menular seksual, sedangkan pada anak usia
dini lebih pada pengenalan peran jenis kelamin dan pengenalan anatomi tubuh
secara sederhana. Sebaiknya anakanak sejak dini perlu diajarkan menghargai
tubuhnya sebagai barang berharga sehingga dapat menjauhkannya dari tindak
pelecehan seksual. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya
berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang,

6
apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-
aturan yang berlaku di masyarakat (sarwono, 2005)
Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh
orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah
orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau
terbuka terhadap anak dalam memberikan pemahaman tentang seks. Selain itu,
tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia
menyebabkan ada orangtua yang mau dan mampu memberikan penerangan
tentang seks, tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami
permasalahan tersebut.

c. Pendidikan Sex pada Infant (fase pragenital)


Fase pragential adalah saat anak belum menyadari fungsi dan perbedaan
alat kelamin antara laki-laki dan perempuan. Masa ini dibagi menjadi dua, yaitu
masa oral (0-2 tahun) dan masa anal (2-4 tahun). Masa oral ditandai dengan
kepuasan yang diperoleh anak melalui dareah oral atau mulut. Pada tahap ini,
anak memperoleh informasi seksual melalui aktivitas mulutnya. Pada usia 0-1
tahun, bayi mendapat perasaan nikmat ketika menyusu melalui puting ibunya.
Sedangkan pada usia 1-2 tahun, anak terlihat cendrung antusias memasukan apa
saja yang dilihat ke dalam mulutnya. Sementara pada masa anal, kepuasan anak
didapat melalui daerah anusnya. Rasa nikmat dirasakan melalui aktivitas yang
menyangkut proses pembuangan. Mereka cendrung berlama-lama di kamar
mandi. Anak usia 2-4 tahun juga sering menahan kencing atau buang air besar.

4. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Infant


a. Pengertian Nutrisi
Nutrien / nutrisi merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan,
gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan
perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja (Almatsier,
2002)
Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem
imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik
yang larut air maupun larut lemak) dan mineral.
Makronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang memberikan energi bagi
tubuh yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar (makro = besar) untuk
bertahan hidup.

b. Manfaat Nutrisi pada Tumbuh Kembang Anak


 Dampak psikologis, mencakup 3 aspek:
1. Psikodinamik (Freud)

7
•Pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar
melalui oral. melalui oral.
•Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapat kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhan oral saat makan
•Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi adalah kepuasan.
2. Psikososial (Erikson)
•Dampak psikososial yang diperoleh adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percayasebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.
•Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak,
dan pemuasan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi
kepercayaan anak pada lingkungannya, terutama keluarga.
3. Maturasi Organik (Piaget)
•Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, spt rasa atau pengecapan,
penciuman, pergerakan, perabaan. perabaan. •Dengan makanan anak akan
dapat meningkatkan keterampilan, spt memegang botol susu, memegang
cangkir, sendok; dan keterampilan koordinasi gerak, spt: menyuap dan
menyendok makanan.
 Dampak Fisiologis
•Asupan nutrisi yang tepat untuk bayi, todler, prasekolah, usia sekolah dan
remaja akan sangat berdampak pada pertumbuhan fisik, yaitu anak akan
pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan bertambah tinggi.
 Fungsi Pemberian Makan
•Fungsi Fisiologis yaitu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar tercapai
tumbuh kembang yang optimal
•Fungsi psikologis
Fungsi psikologis yaitu penting dalam pengembangan hubungan emosional
ibu dan bayi sejak awal
•Fungsi Sosial/edukasi yaitu melatih anak mengenal makanan, keterampilan
makan.

c. Komponen Gizi Lengkap dan Seimbang


 Zat Gizi Tenaga/penghasil energy
1. Karbohidrat
Fungsi :
a. Sumber energy. Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai sumber energi.
Selain dari karbohidrat, energi juga bisa dihasilkan dari lemak dan protein.
b. Pemberi rasa manis Karbohidrat, khususnya mono- dan disakarida,
memberikan rasa manis pada makanan.
c. Pengatur metabolisme lemak. Energi adalah mutlak diperlukan tubuh setiap
saat karena setiap saat tubuh mengalami pergerakan dan membutuhkan
energi.
d. Menghemat fungsi protein Energi merupakan kebutuhan utama bagi tubuh
sehingga harus selalu tersedia.

8
e. Sumber energi utama bagi otak dan susunan syaraf pusat. Glukosa merupakan
satu-satunya sumber energi yang bisa digunakan dalam menjalankan fungsi
kerja otak dan susunan syaraf pusat.
f. Membantu pengeluaran feses Karbohidrat tertentu, yaitu selulosa dalam serat
makanan, dapat mengatur gerak peristaltik usus.
2. Protein
Fungsi :
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan. Protein dalam tubuh secara bergantian
dipecah (katabolisme) dan disintesis kembali (anabolisme).
b. Berperan dalam berbagai sekresi tubuh Hormon-hormon seperti tiroid,
insulin, epinefrin, dan sebagainya adalah merupakan protein.
c. Mengatur keseimbangan air. Cairan di dalam tubuh terdiri dari tiga
kompartemen, yaitu intraselular (di dalam sel), ekstraselular/intraselular (di
luar sel/di antara sel), dan intravaskular (di dalam pembuluh darah).
d. Mengatur netralitas jaringan tubuh. Sifat protein yang amfoter menyebabkan
protein bertindak sebagai “buffer” yang bereaksi dengan asam dan basa
untuk menjaga keseimbangan pH pada taraf konstan, yaitu umumnya berada
pada pH netral atau sedikit alkali (pH 7.35-7.45)
e. Membantu pembentukan antibodi
f. Berperan dalam transpor zat gizi. Zat-zat gizi yang telah dicerna harus
diangkut menuju sel-sel tubuh untuk dapat dimanfaatkan. dan bahan-bahan
sejenis lipida, serta transferin yang berperan mengangkut zat besi dan
mangan.
g. Sumber energy. Energi yang dihasilkan dari protein sebanding dengan
jumlah yang dihasilkan oleh karbohidrat, yaitu 4 kkal/g protein.
3. Lemak
Fungsi :
a. Sumber energy. Lemak merupakan sumber energi 2.5 kali lebih besar
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, yaitu 9 kkal/g lemak. Energi
dihasilkan lebih banyak karena dalam proses pembakarannya membutuhkan
oksigen lebih banyak dibandingkan karbohidrat dan protein.
b. Pembawa vitamin larut lemak Sifat vitamin tertentu yang mudah larut dalam
lemak memungkinkan vitamin-vitamin tersebut menempel dan melarut pada
lemak.
c. Sumber asam lemak esensial. Beberapa fungsi tubuh tertentu baru dapat
dipenuhi dengan adanya asam lemak esensial. Yang termasuk asam lemak
esensial yaitu linoleat dan linolenat.
d. Sebagai pelindung bagian tubuh penting. Berbagai organ tubuh vital seperti
jantung, hati, dan ginjal, memerlukan pelindung untuk menjadikannya tetap
berfungsi dengan baik.
 Zat Gizi Pembangun : Protein
 Zat Gizi : Vitamin dan Mineral
1. Vitamin A
Fungsi :
a. Membantu dalam proses penglihatan. Vitamin A bentuk retinal bersama-
sama dengan protein opsin berperan dalam membentuk pigmen visual

9
berwarna merah-ungu yang disebut rodopsin dan terletak di dalam retina
mata. Pada saat cahaya mengenai mata, maka pigmen visual tersebut akan
mengabsorpsi cahaya, dan warna pigmen tersebut akan berubah menjadi
kuning dan retinal menjadi terlepas dari opsin. Opsin yang terbebas dari
retinal akan berubah bentuk dan merangsang impuls syaraf untuk mengirim
berita ke otak mengenai obyek yang dilihat. Kekurangan vitamin A
menyebabkan suplai vitamin dari aliran darah menuju retina mata menjadi
berkurang sehingga pembentukan pigmen visual (rodopsin) menjadi
terhambat. Hal ini menyebabkan kemampuan mata dalam mengabsorpsi
cahaya menjadi rendah, sehingga terjadilah yang dinamakan rabun senja.
b. Membantu diferensiasi sel. Saat diferensiasi sel terjadi perubahan bentuk dan
fungsi sel yang berkaitan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu.
Vitamin A bentuk asam retinoat berperan aktif dalam pengaturan faktor
penentu keturunan/gen yang berpengaruh pada sintesis protein. Kekurangan
vitamin A akan dapat menghambat proses diferensiasi sel sehingga akan
mengganggu proses pembentukan sel telur dan sperma, pertumbuhan dan
perkembangan janin, bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan.
c. Membantu sistem kekebalan tubuh (sistem imun). Mekanisme pengaruh
vitamin A terhadap sistem imun sebenarnya belum diketahui pasti. Diduga
retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B, yaitu
leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral. Di samping itu,
diduga vitamin A berperan dalam memberikan respon antibodi yang
berkaitan dengan sel-T, yaitu limfosit yang berperan dalam proses kekebalan
seluler. Fungsi kekebalan tubuh akan berkurang dengan berkurangnya kadar
vitamin A sehingga tubuh menjadi lebih mudah terinfeksi. Berhubungan
dengan pembentukan mukus (pada fungsi sebelumnya), kekurangan vitamin
A yang menjadikan penurunan pembentukan mukus pada organ paru-paru
akan menyebabkan organ ini mudah terserang mikroorganisme, akibatnya
terjadi infeksi saluran pencernaan.
d. Membantu pertumbuhan. Vitamin A berperan dalam proses sintesis protein
yang diperlukan bagi pembentukan dan pertumbuhan sel-sel tubuh.
Kekurangan vitamin A akan menyebabkan proses sintesis protein terganggu
sehingga proses pertumbuhan menjadi terhambat. Hal ini bisa terjadi pada
tulang, gigi, dan organ lainnya.
2. Vitamin D
Fungsi vitamin D erat kaitannya dengan mineralisasi tulang. Vitamin D,
terutama bentuk aktif kalsitriol, akan meningkatkan penyerapan kalsium dan
fosfor yang merupakan zat utama pada proses pengerasan tulang.
Mekanisme peningkatan penyerapan yaitu dengan peran vitamin D dalam
merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein pengikat fosfor
pada mukosa usus halus. Dengan demikian, jika kadar vitamin D dalam
darah kurang, maka penyerapan kalsium dan fosfor akan terhambat sehingga
proses mineralisasi (pemadatan) tulang menjadi terhambat. Kekurangan

10
vitamin D akan menyebabkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak
dapat melakukan kalsifikasi yang ditandai dengan bentuk tulang yang
bengkok menyerupai bentuk huruf ”O” atau ”X”. Penyakit ini terjadi pada
kelompok anak-anak.
3. Vitamin E
Fungsi vitamin E Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan dengan
memberikan atom hidrogen kepada radikal bebas. Radikal bebas adalah
molekul yang sangat reaktif dan bersifat merusak serta memiliki atom tidak
berpasangan. Dengan menerima atom hidrogen dari vitamin E maka radikal
bebas tersebut menjadi tidak reaktif lagi. Dalam kondisi tidak ada
antioksidan, radikal bebas dapat menyerang molekul fungsional dalam tubuh
sehingga menyebabkan gangguan dalam menjalankan fungsinya. Vitamin
E berada dalam lapisan fosfolipida membran sel dan berperan dalam
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda sebagai komponen utama
membran sel dari serangan oksidasi radikal bebas. Jika terjadi demikian,
maka akan terjadi kerusakan pada struktur dan fungsi membran sel. Di
samping itu, vitamin E diduga memiliki fungsi lain tetapi masih perlu
pembuktian lebih lanjut, seperti: berperan dalam sintesis DNA, mencegah
keguguran dan sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi.
4. Vitamin K
Vitamin K besar peranannya dalam proses pembekuan darah sehingga dapat
mencegah terjadinya perdarahan, terutama pada saat proses operasi. Vitamin
K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang diperlukan dalam sintesis
protrombin. Protrombin setelah diubah menjadi trombin dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin yang bersifat membeku sehingga dapat
membekukan darah. Dengan demikian jika kekurangan vitamin K maka
proses koagulasi darah akan terhambat akibat terhambatnya produksi
protrombin. Peluang seseorang normal defisiensi Vit K kecil, karena
ketersediaan Vitamin K di tanaman (pangan) sangat banyak di samping
vitamin K dapat disintesis di dalam tubuh oleh bakteri.
5. Vitamin C
Fungsi :
a. Fungsi vitamin C Sebagai koenzim dan antioksidan. Vitamin C banyak
berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor. Sebagai zat yang memiliki sifat
mereduksi kuat, vitamin C banyak digunakan sebagai bahan antioksidan
untuk mencegah proses ketengikan dan perubahan warna (browning) pada
buah-buahan.
b. Sintesis kolagen. Vitamin C berperan dalam proses hidroksilasi prolin dan
lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting pembentukan
kolagen. Kolagen adalah suatu senyawa protein yang mempengaruhi
integritas struktur sel pada semua jaringan ikat seperti kulit, tulang rawan,
dentin kulit, dan sebagainya.
c. Absorpsi dan metabolisme besi. Vitamin C dapat mereduksi besi bentuk feri
menjadi bentuk fero yang mudah diserap. Selain itu vitamin C dapat

11
menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dimobilisasi sehingga
dapat membebaskan zat besi untuk dapat dimanfaatkan. Selain itu,
penyerapan besi nonhem dapat ditingkatkan empat kali lipat dengan adanya
vitamin C.
d. Absorpsi kalsium. Vitamin C juga membantu proses penyerapan kalsium
dengan menjaga supaya kalsium tetap berada dalam bentuk larutan

6. Vitamin B kompeks
Vitamin B banyak berperan sebagai koenzim ataupun kofaktor yang
diperlukan dalam proses metabolisme sel hidup.

7. Kalsium (Ca)
Fungsi kalsium
a. Pembentukan tulang. Kalsium bersama-sama fosfor memiliki fungsi utama
sebagai pembentuk tulang dan gigi. Kalsium dalam tulang berperan sebagai
bagian integral dari struktur tulang sebagai tempat cadangan kalsium.
Kalsifikasi, yaitu pembentukan kristal mineral mulai terjadi saat bayi
pertama kali lahir. Batang tulang yang terbentuk terdiri dari kalsium,
magnesium, seng, natrium, dan fluor. Cadangan kalsium disimpan pada
tulang bagian ujung yang berpori yang dinamakan trabekula. Kalsium
cadangan ini siap dipakai guna mempertahankan kadar normal kalsium
dalam darah.
b. Pembentukan gigi. Seperti halnya tulang, gigi, terutama bagian dentin dan
email gigi, juga memiliki struktur yang keras karena adanya proses
kalsifikasi. Kalsifikasi gigi susu terjadi pada minggu ke-duapuluh tahap
janin sampai saat sebelum gigi permanen keluar. Gigi permanen tumbuh pada
anak usia tiga bulan hingga tiga tahun.
c. Kontraksi otot. Kalsium berperan dalam interaksi protein dalam otot. Jika
kalsium darah rendah, maka otot tidak bisa mengendur setelah kontraksi, dan
tubuh akan menjadi kaku dan dapat menimbulkan kejang. Pembekuan
darah. Pada saat luka, keberadaan kalsium dapat merangsang pengeluaran
tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin kemudian
mengkatalisis perubahan protombin menjadi trombin, dan trombin
membantu perubahan fibrinogen menjadi benangbenang fibrin yang dapat
menggumpalkan darah.
8. Sulfur (S)
Fungsi sulfur erat kaitannya dengan fungsi protein, yaitu karena sulfur
merupakan penyusun asam amino esensial dan enzim.
9. Magnesium
Fungsi :
1. Aktivasi enzim. Magnesium berperan dalam proses aktivasi enzim-enzim
tubuh dalam reaksi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak menjadi
energi. Selain itu juga berperan dalam aktivasi enzim pada reaksi asam

12
nukleat sehingga berfungsi dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen
DNA dalam sel.
2. Mencegah kerusakan gigi. Magnesium berperan juga dalam menahan
kalsium dalam email gigi sehingga kebutuhan kalsium gigi tetap terjaga.
Dalam cairan ekstraseluler, magnesium berperan dalam melemaskan saraf,
relaksasi otot dan mencegah pembekuan darah. Fungsi magnesium ini
berlawanan dengan fungsi kalsium
10. Zat Besi (Fe)
Zat besi merupakan bahan pembentuk hemoglobin (Hb), yaitu protein yang
bertugas mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu, sebagai komponen
penyusun mioglobin, zat besi membantu menjaga agar oksigen selalu
tersedia untuk keperluan kontraksi otot. Zat besi juga berperan dalam
membantu tugas protein untuk transfer elektron dalam penggunaan energi
pada sel-sel, yaitu sebagai bagian proses metabolisme.
11. Seng
Seng merupakan bagian dari banyak jenis enzim (minimal 70 enzim), di
antaranya karboksipeptidase, karbonik-anhidrase. Seng juga berperan dalam
fungsi imunitas, yaitu sebagai penyusun enzim Superokside dismutase
(SOD). Seng besar perannya dalam fungsi kerja hormon insulin dalam
pankreas, yaitu jika seng dalam darah rendah maka respons insulin juga
menjadi menurun, hal ini akan menjadikan sistem metabolisme glukosa
menjadi terganggu.
12. Yodium
Dengan hormon-hormon tiroid, yodium berfungsi dalam mengatur suhu
tubuh, laju pelepasan e (energi) selama metabolisme basal, laju penggunaan
oksigen oleh sel, pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf, serta
pertumbuhan linier.

d. Kebutuhan Zat Gizi pada Infant


- Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi
yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus
memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI
saja.
- Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak
berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar
terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat
gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan
infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan
lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih
13
ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami
bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan
berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga pengenalan
kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat penting.
Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24bulan semakin
ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber
protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori.
Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang
tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.

e. Pengkajian Status Nutrisi


 Pengkajian
Status nutrisi seseorang, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D.

A : Pengukuran Antropometrik (antropometric measurements)

I.Berat Badan : …….. kg


II. Tinggi Badan : ……... cm
III. Lingkar Kepala : …….. cm
IV. Lingkar Dada : ……… cm
V. LILA : ……… cm
VI. LOLA : ……… cm

B : Data Biomedis (biomedical data)


Data diambil dari sampel darah dan diuji dilaboratorium
I.Hb :
II. Ht :
III. Limfosit :
IV. Albumin :
V. Transferin :
VI. Keseimbangan Nitrogen :
VII. Lipit :
VIII. Glukosa :

C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical signs)

N Bagian Tubuh Tanda Klinis


o
1 Tanda Umum Baik,
koperatif,
penurunan
berat badan,
lemah, Lesu
rasa haus,
adanya
dehidrasi
Pertumbuhan
terhambat

14
2 Rambut Hitam lurus,
kusut,
kekuningan,
kekurangan
pigmen
3 Kulit Elastis, halus,
adanya
radang pada
kulit atau
dermatitis.
Pada bayi
terjadi
dermatosis.
Adanya
petechial
hemorarhag
ik. Eksema.
4 Mata Penglihatan
baik,
Fotofobia,
atau
penglihatan
ganda.
Rabun senja
5 Mulut Normal,
Stomatitis,
Glositis
6 Gigi Putih, hitam,
kuning,
Karies
7 System Kuat, Kejang
Neuromukula lemah otot
r
8 Sistem Anoreksia
Gastrointesti atau nafsu
nal makan
menurun
Mual dan
muntah
9 Tulang Riketsia
1 System Gondok
0 Endokrin
1 System Adanya
1 cardiovaskul perdarahan
er Penyakit
jantung
Anemia
1 System saraf Kelainan
2 mental

15
Kelainan
saraf perifer

f. Masalah Nutrisi pada Infant

1. Marasmus

Marasmus adalah masalah gizi yang disebabkan oleh tubuh yang kekurangan
protein dan kalori. Marasmus terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup energi.
Penderita marasmus mengalami hambatan pertumbuhan, terjaga di malam hari dan
mengalami diare. Beberapa ciri bayi yang terkena marasmus seperti diare yang
memiliki bercak hijau dan berlendir,keriput dan jika marasmus semakin berat akan
terlihat lemak pada bagian pipi yang menghilang dan terlihat wajah yang menjadi
tua. Penyakit ini banyak ditemukan pada anak usia 0-2 tahun dan banyak ditemukan
di kawasan negara Afrika dan negara yang masih memiliki masalah kelaparan.

2. Kwashiorkor

Kwashiorkor banyak menyerang anak usia 1-3 tahun yang terlambat menghentikan
ASI. Kwashiorkor adalah bentuk MEP yang disebabkan oleh kekurangan protein
akut. Penyakit ini mirip dengan marasmus, namun kwashiorkor ditandai dengan
pembekakan pada beberapa bagian tubuh. Selain protein, kekurangan vitamin dan
mineral juga menjadi penyebabnya. Penderita akan mengalami gangguan
pertumbuhan, perubahan mental dan menjadi apatis dan menderita edema.

3. Marasmus-Kwashiorkor

Penyakit ini memiliki gejala klinik marasmus dan kwashiorkor. Selain


menampakkan ciri-ciri dari Marasmus dan Kwashiorkor serta menurunnya berat
badan 60% dari berat normal. Marasmus dan Kwashiorkor fenomena penyakit
Indonesia dimana anak-anak tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai.

4. Kurangnya vitamin A

Kekurangan vitamin A hanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan


kadar vitamin A di dalam darah di laboratorium yang mana hasilnya kadar vitamin
A dalam darah yang rendah. Kurangnya vitamin A dapat berdampak pada
perkembangan organ penglihatan pada anak. Penyakit ini dapat menyebabkan
kebutaan pada anak usia 2-3 tahun.

5. Obesitas

Obesitas menjadi epidemi bahkan sejak umur balita. Hal ini akan menjadi masalah
dikemudian hari dimana ternyata obesitas dapat meledakkan sejumlah penyakit.
Obesitas memiliki banyak sisi negatif seperti cepat lelah, mengganggu pernafasan,
diabetes, tekanan darah tinggi dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Obesitas
disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Hal ini
bisa disebakan oleh pengaturan makanan yang tidak baik, gaya hidup tidak sehat
dan faktor keturunan.

16
6. Anemia

Pada bayi, anemia diartikan sebagai penyakit kekurangan gizi. Gejala anemia bisa
terjadi ketika bayi kekurangan asupan zat besi dan vitamin B12. Tubuh akan
menjadi lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

7. Rafkhitis

Rafkhitis adalah penyakit tulang yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi


vitamin D dan kalsium. Vitamin D dibutuhkan untuk menyerap kalsium pada usus.
Ketika vitamin D tidak dapat menyerap kalsium maka akan terjadi hypocalcemia
yaitu jumlah kalsium yang sedikit dalam darah dan mendorong terjadinya kelainan
pada kerangka otor syaraf.

Gizi adalah nutrisi yang harus dipenuhi oleh tubuh bahkan saat masih dalam
kandungan. Jika terlambat, akan banyak akibat yang ditimbulkan dan
mempengaruhi tumbuh kembang anak.

g. Kesulitan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Anak dan Teknik Mengatasinya


Kesulitan makan pada anak adalah salah satu gangguan perkembangan
yang bisa terjadi pada bayi maupun anak sehat. Hal ini bila didiamkan
berlangsung lama akan dapat menyebabkan gangguan asupan gizi sehingga
dapat menghambat tumbuh kembang anak. 1,2 Sebanyak 80% dari anak-anak
yang mengalami gangguan intelegensi dilaporkan memiliki gangguan kesulitan
makan dan 70% anak-anak dengan autis memiliki kebiasaan memilih-milih
makanan. Pada penyelidikan lainnya, dilaporkan sebanyak 45% anak-anak yang
normal juga mengalami kesulitan makan. Akibatnya, bayi maupun anak
nantinya dapat mengalami penurunan berat badan, malnutrisi, letargi, gangguan
perkembangan fisik atau mental, bahkan kematian. 2,3 Oleh karena itu, penulis
menilai pentingnya untuk mengatur langkah agar dapat mencegah maupun
mengatasi kesulitan makan ini baik pada bayi dan anak.

Kesulitan makan adalah jika bayi dan anak menolak makan atau
kesulitan mengkonsumsi makanan maupun minuman yang jenis dan jumlahnya
sesuai dengan usia secara fisiologis untuk mempertahankan status gizi yang
cukup, apapun etiologi penyebabnya. 1,2,4 Keluhan biasanya adalah makanan
tidak mau ditelan, memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah
masuk ke mulut, menutup mulut rapat atau sama sekali tidak mau memasukkan
makanan ke dalam mulut, menolak atau menapis suapan dari orangtua saat
makan, hanya ingin makan jenis tertentu, dan kebiasaan makanan yang aneh
(pica). 2,5,6 Gejala lain yang mungkin timbul antara lain vomitus,
gastroesofageal reflux, konstipasi, diare akut, maupun alergi makanan di mana
pada beberapa keadaan tersebut harus segera dirujuk ke unit pediatrik (terutama
dengan vomitus dan refluks gastroesofageal) untuk pemeriksaan lebih lanjut.

17
Agar dapat mencegah masalah kesulitan makan pada anak, berikut
adalah tahap-tahap yang bisa dilakukan. Pertama, rutin mengukur
antropometri (status gizi) anak. Diharapkan dengan rutin memperhatikan berat
dan tinggi badan anak,bila ditemukan gizi yang kurang dapat segera diatasi
dengan memperbaiki pola makan sesuai dengan status gizinya. Bila ditemukan
kelainan organik yang menjadi penyebab kurang gizi tersebut, maka sebaiknya
dirujuk ke tenaga ahli tertentu seperti gastroenterologis, psikiater, psikolog,
dan disiplin ilmu yang terkait lainnya. Kedua, memberikan pola makan sesuai
proses perkembangan makan anak yang tepat. Terlambat mengenalkan
makanan padat pada anak sesuai dengan usianya dapat membuat kemampuan
makan mereka pun menjadi terganggu. 3,4 Pada usia setelah lahir hingga usia
6 bulan, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, lalu dilanjutkan dengan
pemberian makanan padat secara bertahap tanpa menghentikan ASI.
Konsistensi makanan perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
anak. Pada usia 6 bulan dapat diberikan makanan saring atau semi padat yang
boleh dilunakkan dengan ASI, usia 6-9 bulan dapat diberikan makanan yang
lebih padat (makan 2-3 kali sehari), usia 8 bulan dapat diberikan makanan yang
bisa dipegang anak (finger-like), usia 12 bulan (makan 3-4 kali sehari) transisi
ke makanan keluarga dengan jumlah yang ditingkatkan secara bertahap.
Ketiga, mengikuti pedoman makan (food rules) untuk membina pola makan
anak yang baik. Berikut adalah food rules dalam membina pola makan anak:
- Untuk memacu rasa lapar, orangtua dianjurkan memberi makan anak
dalam interval 3-4 jam dan tidak memberikan snack atau susu 1-1,5 jam
sebelum makan, di mana susu dibatasi hanya 2-3 gelas sehari
- Jadwalkan waktu makan yang baik dan teratur dan makan tidak lebih
dari 30 menit.
- Jangan menawarkan makanan lain selain menu yang disajikan, kecuali
air minum.
- Sebaiknya duduk di kursi dan tidak bermain ketika makan.
- Sajikan makanan dalam porsi kecil dan jangan terlalu sering minum.
- Jangan membersihkan mulut anak kecuali bila proses makan telah
selesai.
- Sebaiknya anak tidak diperbolehkan melempar-lempar makanan atau
alat makan serta bermain dengan makanan.
- Membiasakan anak menyantap makanan sendiri sedini mungkin.
- Orangtua sebaiknya tidak memuji atau mengkritik anak mengenai
jumlah makanan yang dimakan. 1,6

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang
tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Kehadiran anak bagi orang tua merupakan
suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin,
meningkatkan mobilitas, dan keamanan bagi anak.

Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan
menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan pihak yang paling bertanggung
jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak, sehingga mereka harus memahami
karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan. Juga ada faktor penyebab kecelakaannya dan resiko kecelakaan dan upaya
pencegahan kecelakaan pada infant juga ada sex edukasi pada anak infan.
Nutrien / nutrisi merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja. Dan juga manfaat nutrisi pada tumbuh kembang bayi sangatlah penting
juga kita harus menyeimbangkan kebutuhan zat gizi pada anak infant. Dan juga yang terpenting
kita harus mewaspadai masalah yang mungkin akan terjadi pada anak infant.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://googleweblight.com/i?u=https://www.academia.edu/8816418/ANTICIPATORY_GU
IDANCE&grqid=CihFWHl9&s=1&hl=id-ID&geid=1053

https://id.scribd.com/document/326058467/MAKALAH-ANTICIPATORY-GUIDANCE-
doc

https://googleweblight.com/i?u=https://www.academia.edu/35697232/PENDIDIKAN_SEKS
_PADA_ANAK_USIA_DINI_Konsep_dan_Tinjauan_dalam_Perspektif_Pendidikan_Islam&
grqid=KuqbaGnq&s=1&hl=id-ID&geid=1053

http://eprints.ums.ac.id/29771/3/BAB_I.pdf

https://googleweblight.com/i?u=https://www.academia.edu/30267387/Kebutuhan_Nutrisi_p
ada_Anak_dan_Balita_Diajukan_untuk_memenuhi_salah_tugas_mata_kuliah_Keperawatan_
Anak_I&grqid=A9obHUgc&s=1&hl=id-ID&geid=1053

https://id.scribd.com/doc/117047238/Makalah-Nutrisi-Pada-Anak

http://beranisehat.com/archives/8396

20

Вам также может понравиться

  • Initial Assessment
    Initial Assessment
    Документ4 страницы
    Initial Assessment
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Tugas GADAR
    Tugas GADAR
    Документ25 страниц
    Tugas GADAR
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • KARDIOMIOPATI
    KARDIOMIOPATI
    Документ4 страницы
    KARDIOMIOPATI
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ5 страниц
    Tugas
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • GADAR
    GADAR
    Документ11 страниц
    GADAR
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Covid Leaflet - Kelompok 5
    Covid Leaflet - Kelompok 5
    Документ2 страницы
    Covid Leaflet - Kelompok 5
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Analisa Picot Gerontik
    Analisa Picot Gerontik
    Документ7 страниц
    Analisa Picot Gerontik
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Tugas Promkes, Eunike Virgin Melisa Ruindungan (17061052)
    Tugas Promkes, Eunike Virgin Melisa Ruindungan (17061052)
    Документ14 страниц
    Tugas Promkes, Eunike Virgin Melisa Ruindungan (17061052)
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • LP Kanker Serviks
    LP Kanker Serviks
    Документ42 страницы
    LP Kanker Serviks
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Sistem Rujukan
    Sistem Rujukan
    Документ3 страницы
    Sistem Rujukan
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Aplikasi Teori HBM
    Aplikasi Teori HBM
    Документ1 страница
    Aplikasi Teori HBM
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • PATOFISIOLOGI
    PATOFISIOLOGI
    Документ2 страницы
    PATOFISIOLOGI
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • 1-Tugas Kelompok Anak
    1-Tugas Kelompok Anak
    Документ5 страниц
    1-Tugas Kelompok Anak
    SYNTIA VEREN PHILIPS JACOBS
    Оценок пока нет
  • Etika, PPT Hak Dan Kewajiban
    Etika, PPT Hak Dan Kewajiban
    Документ10 страниц
    Etika, PPT Hak Dan Kewajiban
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Wawasan Nusantara
    Wawasan Nusantara
    Документ8 страниц
    Wawasan Nusantara
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Covid Leaflet - Kelompok 5
    Covid Leaflet - Kelompok 5
    Документ2 страницы
    Covid Leaflet - Kelompok 5
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan New
    Penatalaksanaan New
    Документ1 страница
    Penatalaksanaan New
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Wawasan Nusantara
    Wawasan Nusantara
    Документ8 страниц
    Wawasan Nusantara
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Revisi Leaflet
    Revisi Leaflet
    Документ3 страницы
    Revisi Leaflet
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Makalah Promkes Perencanaan Dan Strategi Pengembangan Program Kesehatan Masyarakat (Germas)
    Makalah Promkes Perencanaan Dan Strategi Pengembangan Program Kesehatan Masyarakat (Germas)
    Документ15 страниц
    Makalah Promkes Perencanaan Dan Strategi Pengembangan Program Kesehatan Masyarakat (Germas)
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Proposal Tak
    Proposal Tak
    Документ18 страниц
    Proposal Tak
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Makalah Promkes Germas
    Makalah Promkes Germas
    Документ13 страниц
    Makalah Promkes Germas
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • TAK Kelompok
    TAK Kelompok
    Документ3 страницы
    TAK Kelompok
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • PROMKES Kelompok 1 PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT (GERMAS)
    PROMKES Kelompok 1 PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT (GERMAS)
    Документ9 страниц
    PROMKES Kelompok 1 PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT (GERMAS)
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • TAK Kelompok
    TAK Kelompok
    Документ3 страницы
    TAK Kelompok
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • TAK Kelompok
    TAK Kelompok
    Документ3 страницы
    TAK Kelompok
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • PROMKES Kelompok 1 GERMAS
    PROMKES Kelompok 1 GERMAS
    Документ13 страниц
    PROMKES Kelompok 1 GERMAS
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Документ8 страниц
    Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Документ8 страниц
    Kelompok 2 Terapi Aktivitas Kelompok
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет
  • Proposal Tak
    Proposal Tak
    Документ18 страниц
    Proposal Tak
    Eunike V M Ruindungan
    Оценок пока нет