Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bertambahnya penduduk diberbagai negara termask Indonesia
mengakibatkan permintaan akan bahan kebutuhan pangan juga semakin
meningkat. Tidak hanya bahan pangan pokok seperti beras, akan tetapi juga
bahan pangan sekunder seperti tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan
bahan pangan yang sudah lama dikenal dalam masyarakat, tidak hanya di
Indonesia tapi juga di luar negeri. Tepung tapioka banyak digunakan dalam
industri kertas, sirup glukosa, industri farmasi, kerupuk serta beberapa olahan
lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah singkong
untuk mendapatkan bahan baku tidak sulit, karena sumber bahan baku tidak
jauh letaknya dengan pabrik.
Industri berbasis tepung merupakan salah satu agro industri yang
memiliki peluang berkembang dimasa yang akan datang. Peluang ekspor
industri berbasis tepung olahan haruslah didukung oleh mutu yang baik dan
jumlah yang tepat, selain itu kemampuan dalam mengambil keputusan
merupakan salah satu hal yang mendukung keberhasilan perusahaan. Agar
suatu operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen
semakin memerlukan informasi yang akurat dalam mengambil keputusan.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih akan mengakibatkan
timbulnya resiko bahaya yang mungkin akan merugikan perusahaan maupun
tenaga kerja. Suatu perusahaan mempunyai peluang yang lebih maju jika
perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja yang derajad kesehatan yang tinggi
sehingga akan meningkatkan produktivitas. Akibat dari perusahaan yang
sering terjadi adalah kecelakaan kerja yang merupakan suatu kejadian yang
tidak diduga, tidak diinginkan dan tidak diharapkan sedangkan kecelakaan
akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di suatu
perusahaan.
Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses
produksi, sehingga perlu diupayakan agar tingkat kesehatantenaga kerja selalu
dalam keadaan optimal. Keadaan sakit atau gangguan kesehatan pada tenaga
kerja kan menurunkan kemampuan kerja fisik, ketajaman berfikir untuk
mengambil keputusan yang tepat dan tepat, kewaspadaan dan kecermatan dengan
akibat tenaga kerja akan rentan terhadap terjadinya kecelaaan kerja. Sehubungan
dengan itu pemerintah tekah memberikan kebijakan yaitu jaminan perlindungan
hukum keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang tertuang dalam undang-
undang no. I tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bertujuan agar tenaga
kerja, tempat kerja serta peralatan produksi senantiasa dalam keadaan selamat
dan aman. Pemerintah juga telah mengeluarkan dasar hukum peraturan dalam
bidang keselamatan dan kesehatan yaitu Undang-undang No. 13 tahun 2003
tentang “Ketenagakerjaan” pasal 86 yang menyatakan bahwa :
a. Setiap buruh atau tenaga kerja mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Perlakuan yang sama sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
b. Untuk melindungi keselamatan pekerja atau buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.
Serta dalam pasal 87 ayat I yang menyatakan bahwa “ Setiap perusahaan
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. (Ernawati, 2009)
PT. Gunung Sugih adalah merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri Tepung Tapioka, yang berlokasi di Desa
Sidokerto, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung tengah,
Provinsi Lampung. Dimana dalam setiap proses produksinya tidak lepas dari
bahaya yang dapat diakibatkan oleh mesin-mesin produksi, lingkungan kerja
yang panas atau dingin, kondisi tempat kerja dan lingkungan kerja dan faktor
pendukung lainnya yang dapat menimbulkan bahaya dan kerugian yang
sangat besar bagi perusahaan. Maka PT. Gunung Sugih menyadari bahwa
perlu dan pentingnya penerapan K3 diperusahaan sehingga kerugian dapat
dicegah.
Berdasarkan uraian diatas, kami mahasiswa Diploma IV Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang ingin menganalisis
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Gunung Sugih, Lampung Tengah
dalam rangka menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan K3 dan lingkungan PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui K3 di PT. Gunung Sugih, Lampung Tengah.
b. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di PT. Gunung Sugih, Lampung
Tengah.
c. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan di PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
d. Untuk mengetahui IPAL domestik dan IPAL produksi di PT. Gunung
Sugih, Lampung Tengah.

1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Meningkatkan wawasan mahasiswa pada bidang Pengelolaan
Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
b. Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa pada bidang-
bidang Pengelolaan Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Gunung Sugih, Lampung Tengah dengan berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh dari proses perkuliahan.
c. Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan
bidang Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Gunung
Sugih, Lampung Tengah.
2. Manfaat bagi Perusahan/Industri
a. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan, dinamis dan
bermanfaat dengan institusi pendidikan.
b. Memberikan masukan kompetensi yang sesuai, sehingga akan
membantu meningkatkan kemamapuan lulusan yang dibutuhkan dunia
kerja.
c. Memeperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelakasanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan.
3. Manfaat bagi Prodi
a. Memperoleh umpan balik (feedback) untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (stakeholder)
dilingkungan pemerintah dan swasta.
b. Membangun jejaring (networking) dengan pihak pengguna lulusan.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan


Sistematika penulisan dalam laporan PKL ini, disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematiaka
penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi profil perusahaan, program kerja PKL dan jadwal
pelaksanaan PKL.
BAB III PELAKSANAAN PKL
Bab ini berisi pelaksanaan PKL, studi kasus atau analisis
pekerjaan, hambatan dan solusi pekerjan, pengembangan (jika
diperlukan).
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi sumber acuan dari penulisan laporan ini.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Bagian ini berisi dokumen berupa file pelengkap dan gambar atau
foto dari kegiatan PKL yang telah dilakukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan/Industri


PT. Gunung Sugih merupakan salah satu parik yang memproduksi tepung
tapioka dan berproduksi secara komersial pada bulan Desember tahun 1980.
PT. Gunung Sugih memiliki satu cabang pabrik yang berlokasi di Desa
Sidokerto, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah,
Provinsi Lampung.
PT. Gunung Sugih berdiri diatas lahan seluas ±40 Ha (400.000 m2) dengan
penggunaan lahan sebagai berikut :
a. Luas tanah yang tetutup bangunan : 50.000 m2
b. Jalan dan area parkir : 30.000 m2
c. Penghijauan : 90.000 m2
d. Kolam Limbah (IPAL) : 200.000 m2
e. Lahan landfill : 30.000 m2
PT. Gunung Sugih tidak memiliki lahan sendiri, namun hanya mengandalkan
kebun masyarakat sekitar. (Data Primer PT. Gunung Sugih, 2014)
Pabrik beroperasi selama 18 jam dengan pembagian waktu sebagai berikut :
1. Shif I dimulai pukul 08.00-17.00 WIB
2. Shif II dimulai pukul 17.00-02.00 WIB
Hasil produksi PT. Gunung Sugih didistribusikan ke beberapa pabrik antara
lain :
1. Pabrik kertas : PT. Sinar Mas Group (PT. IKPP, PT. PINODELI, PT.
TJIWI KIMIA).
2. Farmasi : salah satunya adalah Kimia Farma
3. Makanan dan Minuman : Mie Sedap, Indomie, Supermie, Garuda Food,
Saos, serta minuman ringan yang menggunakan surbitol.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi
Mengelola singkong menjadi bahan baku industri terutama industri kertas
dan makanan serta minuman yang lebih berkuaitas dengan mutu terbaik.
2. Misi
Upaya agar dapat mewujudkan visi tersebut maka misi yang ditetapkan
sebagai berikut :
a. Mensosialisasikan kepada petani singkong untuk menanam singkong
yang berkualitas agar dapat pati yang tinggi, misal: kasesat.
b. Memanen singkong apabila cukup umur (±10 bulan).
c. Menggunakan teknologi yang lebih modern daripada pabrik tapioka
lain (Westfalia Desenter dari German)
d. Mengggunakan treatment air dengan baik agar menghasilkan air sesuai
dengan kriteria yang diinginkan
e. Mengadakan pemantauan dan pengelolaan lingkungan dengan baik agar
tidak merusak lingkungan.

2.3 Tugas dan Wewenang


1. Direktur Utama
Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak
menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan
pertanggung jawabannya baik secara perdata maupun pidana.

Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah


menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat dipersalahkan atas
kerugian PT.

Pada umumnya direktur memiliki tugas antara lain:


a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan di
PT. Gunung Sugih.
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian
(manajer).
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

2. Direktur Komersial
Direktur komersial bertanggung jawab terhadap pemasukan dan pengeluran
keuangan dan barang perusahaan secara menyeluruh.pada umumnya Direktur
memiliki tugas antara lain:
a. Mengembangkan dan menerapkan strategi komersial untuk perusahaan.
b. Bekerjasama dengan para manajer senior lainnya.
c. Mendukung tender dan proses kontrak.
d. Merundingkan, mengembangkan dan mengelola semua perjanjian komersial
untuk mengoptimalkan kepetingan komersial peusahaan.
e. Memberikan dukungan komersial pada semua operasi & pembangunan.
f. Memastikan praktek komersial sesuai dengan kebutuhan industri dan peraturan
terkait.
g. Mengidentifikasi dan mengembangkan peluang pertumbuhan bagi perusahaan.
h. Mendukung pengembangan peluang bisnis baru.
i. Mengelola tim kontrak komersial dan staf hukum yang efektif.

3. Direktur Produksi
Bertugas memberikan saran dan nasihat serta penilaian terhadap kinerja
bawahannya. Pada umumnya tugas direktur produksi adalah:
a. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan.
b. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.
c. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.

4. Direktur Keuangan
Salah satu kepentingan di dalam manajemen yang merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam
kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan
fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran dan sumber
daya manusia.

Tugas fungsional manajemen keuangan adalah:


a. Menetapkan struktur keuangan entitas. Yaitu menetapkan kebutuhan entitas
akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka pendek) dan masa depan
(keperluan investasi jangka panjang) dan menetapkan sumber dana yang dapat
menutup kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat. Di dalam prinsipnya,
kebutuhan dana jangka pendek dibiayai oleh sumber jangka pendek, dan
kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dari sumber jangka panjang.
b. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh tingkat efisiensi
atau profitabilitas yang optimal.
c. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur
yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika
terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur
keuangan dan alokasi dana.

5. Internal Audit
Bertanggung jawab atas pemeriksaan/audit internal untuk laporan keuangan
kantor cabang dan depo serta pemeriksaan terhadap Sistem Prosedur yang
diterapkan minimal 2 kali dalam setahun.

Tanggung jawab utama Unit Audit Internal meliputi:


a) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana audit tahunan.
b) Mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko,
merekomendasikan aspek-aspek perbaikan dan memantau efektivitas tindak
lanjut yang relevan.
c) Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja Perseroan di bidang keuangan,
akuntansi operasional, sumber daya manusia, pemasaran dan teknologi
informasi.
d) Merancang program untuk kegiatan penilaian kualitas terhadap produk,
karyawan dan lain sebagainya.
e) Melakukan audit khusus yang diperlukan sesuai kebutuhan PT. Gunung Sugih.
f) Mempersiapkan laporan hasil audit dan menyerahkan kepada Presiden Direktur
dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Sedangkan untuk Tugas dan wewenang pada bagian struktual organisasi biro
produksi di PT. Gunung Sugih adalah sebagai berikut:
1. Departemen Produksi
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta mengkoordinasi kegiatan
operasional proses produksi pabrik panjang mulai dari pengupasan sampai dengan
pengepakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan kegiatan pemeliharaan
serta mengendalikan kegiatan operasional produksi efektif dan efisien serta
bertanggung jawab atas pembinaan personil dilingkungan unit kerjanya.

Wewenang:
1. Berwenang menentukan target dan pola operasi produksi singkong PT. Gunung
Sugih.
2. Berwenang menghentikan operasi pabrik singkong PT. Gunung Sugih dalam
keadaan emergency.
3. Berwenang memberikan saran mengenai kebijakan dasar.
4. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur yang
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
5. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tertulis kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
6. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi, kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya ke direksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2. Kepala Bagian Spare Part


Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengkoordinasikan semua
aktivitas pemeliharaan mesin, listrik, dan instrument serta utility pabrik dan kantor
untuk menunjang kelancaran proses produksi dan melakukan evaluasi kondisi dan
fungsi peralatan serta menyusun rencana perbaikan/memodifikasi untuk
menunjang kelancaran proses produksi dan bertanggung jawab atas pembinaan
personil dilingkungan unit kerjanya.

Wewenang:
1. Berwenang menyusun rencana perawatan dan perbaikan peralatan pabrik.
2. Berwenang melakukan tindakan mengatasi kondisi peralatan pabrik dalam
kondisi emergency.
3. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur yang
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
4. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tertulis kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
5. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi,kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya kedireksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

3. Kepala Bagian Produksi


Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, serta mengkoordinasi
kegiatan operasi produksi singkong meliputi penerimaan bahan baku dan bahan
baku penolong, pengupasan, pencucian singkong hingga pengepakan dan
mengevaluasi hasil produksi,mutu produksi pemakaian bahan baku dan bahan
penolong, kondisi dan fungsi peralatan serta melakukan koordinasi dengan unit
kerja yang terkait agar kegiatan operasi efektif dan efisien serta bertanggung
jawab atas pembinaan personil dilingkungan unit kerjanya.

Wewenang:
1. Berwenang mengatasi gangguan dan menghentikan operasional proses
produksi dalam kondisi emergency.
2. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur proses
produksi pabrik yang berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
3. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tulisan kepada karyawan
binaannya yang melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
4. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi, kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya kedireksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi (PT. Gunung Sugih, September 2016)

3.4. Ketenagaan Kerjaan


PT. Gunung Sugih merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
industri yang mampu menyerap tenaga kerja cukup besar, Sehubung dengan
adanya PT. Gunung Sugih, masyarakat sekitar dapat bekerja di perusahaan
tersebut. Dan pendapatan masyarakat akan mengalami peningkatan pendapatan
sehari-hari terutama untuk menunjang kehidupan. Peningkatan taraf hidup ini
sangat menunjang sekali dalam hal kesejahteraan maupun kesehatan. Status PT.
Gunung Sugih terbagi dua jenis yaitu:
1. Karyawan Bulanan (Monthly Paid)
Karyawan bulanan adalah karyawan yang mempunyai hubungan dengan
perusahaan untuk jangka waktu yang di tentukan (sampai usia 60 tahun) dan pada
saat di mulainya hubungan kerja, di dahului dengan masa percobaan selama tiga
bulan. Karyawan bulanan ini menerima gaji setiap bulan.
2. Karyawan Harian dibagi menjadi dua:
a. Karyawan Harian
Karyawan harian adalah karyawan yang upahnya di bayar berdasarkan hari
masuk kerja. Karyawan harian ini dibagi menjdi tiga tingkat, yaitu : karyawan
harian terampil (skill), karyawan setengah terampil (semi skill), dan karyawan
tidak terampil (non skill).

b. Karyawan Harian Musiman


Karyawan harian musiman dalah karyawan yang keberadaanya pada masa
Perbaikan Mesin-mesin yang rusak untuk memperbaiki kerusakan pada mesin
seperti mengelas pipa yang bocor.

3.5. Jam Kerja Perusahaan


Peraturan kerja yang berlaku di PT. Gunung Sugih berdasarkan kesepakatan
dan kontrak kerja bersama antara serikat karyawan PT. Gunung Sugih dengan
pihak manajemen PT. Gunung Sugih yang telah disahkan oleh Menteri Tenaga
Kerja dengan surat keputusan No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Adapun peraturan
kerja yang berlaku PT. Gunung Sugih antara lain :
1. Untuk Kerja non Shift
Menggunakan sistem kerja yaitu dari senin sampai jumat
Jam kerja : 07.30-16.30
Jam istirahat hari senin sampai hari kamis : 12.00-13.00
Jam istirahat hari jumat : 11.45-13.30

2. Untuk jam kerja shift


Hari minggu dan hari besar lainnya adalah hari kerja
Shift I : 08.00-17.00
Shift II : 17.00-02.00

Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Gunung Sugih adalah sistem kerja non
shift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan administrasi perusahaan
kepala bagian, kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi
operator, satpam dan karyawan pembantu.
Sistem penggajian karyawan meliputi dua jenis, yaitu fix salary atau gaji
tetap dan variable salary meliputi lembur, shift dan pegawai call out. Selain gaji
yang diberikan oleh perusahaan, karyawan juga diberi tunjangan, berupa
tunjangan shift, tunjangan proporsional, tunjangan cuti, tunjangan tahunan dan
tunjangan pengobatan.

3.6. Fasilitas dan Kesejahtraan Karyawan


Adapun fasilitas yang disedakan untuk para karyawan PT. Gunung Sugih
antara lain:
1. Perumahan Karyawan.
2. Tempat Ibadah.
3. Transportasi.
4. Bis Karyawan.

Manajemen berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan kerja yang bermutu


dan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejahteraan
dan kebutuhan sosial mereka perlu diperhatikan. Disamping memberikan imbalan
kerja yang memadai kebutuhan-kebutuhan sosial dan aspirasi lainnya juga
mendapatkan perhatian dengan disediakannya fasilitas sarana penunjang berupa:
1. Balai pengobatan untuk karyawan.
2. Perpustakaan yang dapat digunakan waktu istirahat/waktu senggang oleh
karyawan untuk membaca.
3. Perumahan karyawan yang disediakan bagi karyawan tingkat staff dan non
staff.
4. Mess/wisma untuk karyawan yang sedang berdinas dimasing – masing lokasi
pabrik untuk tamu perusahaan yang berkunjung ke pabrik. Kalau wisma di
sediakan untuk karyawan yang datang dari perusahaan lain.
5. Pos keamanan untuk menjaga keamanan di pabrik.

3.6.1. Kepersonaliaan
Biro Personalia PT. Gunung Sugih mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan
tanggung jawab Biro Personalia mengenai:
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga
berkualitas.
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam
melakukan penerimaan tenaga kerja harus sesuai dngan spesifikasi jabatan (latar
belakang pendidikan dan usia) serta melalui serangkaian tes. Sebagian besar
tenaga kerja PT. Gunung Sugih ±80% adalah masyarakat disekitar pabrik dengan
jumlah tenaga kerja 119 orang. Distribusi tenaga kerja PT. Gunung Sugih sebagai
berikut:

Tabel 3.1. Distribusi Tenaga Kerja


Jenis
Daerah Asal
Kelamin
Klasifikasi
WNI
pekerjaan
Komuter WNA
LK W TOTAL Lokal
Harian
Manager Ke atas 3 3 3
Staf 5 3 8 8
Karyawan 33 3 36 36
Harian 25 6 31 31
Buruh Borongan 38 3 41 25 16

Jumlah 104 15 119 103 16


(Data primer, PT. Gunung Sugih 2014)
Tabel diatas mennunjukan jumlah karyawan PT. Gunung Sugih dan untuk
pendidikan para karyawan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan SD sebanyak 55 karyawan/Karyawati.
2. Pendidikan SMP sebanyak 30 karyawan/Karyawati.
3. Pendidikan SMA sebanyak 30 karyawan/Karyawati.
4. Pendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 4 Karyawan/Karyawati.
3.6.2. Sistem Penggajian
Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh
karyawan di PT. Gunung Sugih adalah sebagai berikut:
1. Gaji Tetap
Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi dari pada
jabatan, yang termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian.

2. Gaji Variabel
Gaji variabel ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari
perusahaan Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka sistem
pengajiannya sebagai berikut:

Tabel 3.2. Sistem Penggajian Karyawan

Staff Karyawan
Gaji Tetap Gaji Tetap
Gaji Pokok Gaji Pokok
Tunjangan-Tunjangan Tunjangan-Tunjangan
Pengabdian Pengabdian
Jabatan Jabatan
Keluarga Keluarga
Lokasi Lokasi
Rumah Rumah
Pengobatan Rumah sakit -
Gaji Variabel Gaji Variabel
- Tunjangan Shiff
Call out Pengobatan Rumah Sakit
Bonus Bonus
Tunjangan Kehadiran
Lembur
Sumber: Bagian Personalia PT. Gunung Sugih.
3.6.3. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan,
prosedur, serta pelaksanaan yang telah ditertibkan oleh perusahaan yang mana
kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia.

Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Gunung Sugih adalah:
1. Melalukan Absen baik waktu berangkat kerja maupun pulang kerja.
2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Gunung Sugih.
3. Jumlah cuti tahuhan adalah 14 hari bagi setiap karyawan.
4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan membersikan
tempat pekerjaan.
5. Dilarang membawa obat-obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan
dilarang meminum minuman yang mengandung alkohol selama jam kerja.
6. Setiap karyawan wajib masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya.

3.7. Proses Produksi Tepung Tapioka


1. Bahan Baku
Bahan baku dengan spesifikasi singkong rendemen minimal 20%
ditempatkan di lapangan bahan baku, kemudian alat berat (loader) mengambil dan
mengangkut bahan baku untuk dibawa menuju hopper mesin shacker.

2. Pengupasan
Pengupasan dilakukan oleh mesin shacker untuk diturunkan secara bertahap
dan di transfer oleh conveyor menuju mesin root feller untuk dibuang kulit
luarnya, akar ubi kayu dan tanah yang melekat pada singkong. dalam kegiatan-
kegiatan pengupasan kulit dihasilkan limbah padat berupa kulit dan tanah.

3. Pencucian
Singkong yang telah dikupas kulitnya, dicuci menggunakan mesin pencuci
(washing) dengan proses pembalikan sehingga sisa kulit yang masih melekat pada
singkong tertinggal bersama air yang kemudian dialirkan ke bak penampungan.
Air yang digunakan pada tahap ini sebagian berasal dari daur ulang pada tahap
separator dan centrifugasi, sehingga dapat menghemat penggunaan air.
4. Penyortiran
Penyortiran dilakukan pada conveyor to chooper untuk memisahkan antara
bonggol dengan singkong yang setelah itu dilakukan pencacahan. Pada tahap ini
menghasilkan bonggol singkong.

5. Pencacahan
Proses ini dilakukan pada mesin chooper untuk memotong atau mencacah
singkong menjadi bagian kecil-kecil selanjutnya masuk kedalam proses
pemarutan, maka pada proses ini para pekerja harus teliti melihat sungkong yang
masih berkulit dan masih perlu dicacah kembali, dalam hal ini para pekerja
ditugaskan beberapa orang dan tahap ini menghasilkan getaran dan kebisingan.

6. Pemarutan
Pemarutan dilakukan pada mesin rasper yang di dalamnya terdapat
komponen berupa silinder berputar dengan pisau-pisau gergaji yang memiliki
saringan dari bahan baja, pipa air, dan bak penampungan.
Cacahan singkong diparut dengan pisau-pisau pada silinder dengan gerakan
maju dan mundur dengan bantuan air. Hasil parutan disaring untuk memisahkan
kotoran dan milk singkong.
Milk singkong ditampung pada tangki dan diberikan air belerang dengan
tujuan membunuh kuman atau bakteri pada milk tersebut. Selanjutnya milk
singkong masuk ke dalam estraktor. Pada proses ini menghasilkan getaran dan
kebisingan.

7. Ekstraktor
Proses ini dilakukan pada mesin jet ekstraktor dengan bantuan air. Milk
dipres untuk dipisahkan milk dan ampas. Milk diproses di mesin separator,
sedangkan ampas diproses untuk dipisahkan air dan ampasnya. Pada tahap ini
menghasilkan ampas (onggok) dimana ampas dipres untuk dipisahkan limbah cair
dan onggok basah.
8. Separator
Proses ini dilakukan menggunakan mesin separator. Milk dipisahkan dengan
cara dipres dengan bantuan air untuk memisahkan milk dari getah, fiber, kotoran,
dan sampah-sampah. Hasil proses ini mengasilkan sari pati milk yang sudah bersih
dan selanjutnya diproses kedalam centrifugasi.

9. Centrifugasi
Proses ini dilakukan pada mesin centrifugasi. Mesin ini bertujuan untuk
memekatkan pasta tapioka yang didapat dari proses ekstraksi.

10. Pengovenan
Proses ini dilakukan pada mesin oven yang bertujuan untuk pengeringan
pasta tapioka. Setelah proses pengovenan tepung tapioka masih dalam keadaan
lembab, maka setelah ini dilakukan proses pengayakan supaya terpisah antara
yang masih menggumpal yang kering terpisah.

11. Pengayakan
Proses ini dilakukan pada mesin bagging (shifter) yang bertujuan untuk
memisahkan tepung halus dengan tepung yang kasar. Tepung kasar diproses ulang
ke dalam ekstraktor. Maka tepung yang halus akan mengarah kerah pengarungan
yang akan dilakukan pengepakan, sedangkan yang kasar akan dibuang kearah
belakang proses pengepakan yang telah diletakan karung supaya bisa
dikumpulkan dan diproses kembali.

12. Pengepakan
Pada proses ini PT. Gunung Sugih masih melakukannya dengan manual yaitu
masih mengguankan tenaga manusia, ditahap ini para pengepakan pekerja
memasukan menampung tepung yang keluar dari pengayakan, setelah diangkat
menuju timbangan yang akan dilakukan oleh pekeja yang lain. PT. Gunung Sugih
mengeluarkan produk tapioka dengan cap delman, waluh dan kamboja.
Setelah uraian dari proses produksi diatas maka kita diharapkan bisa belajar,
setidaknya memahami alur proses pembuatan singkong menjadi tepung tapioka.
3.8. Flow chart Proses Produksi Tepung Tapioka

UBI KAYU
(SINGKONG)

PENGUPASAN LIMBAH PADAT

PENCUCIAN LIMBAH CAIR

PENYORTIRAN LIMBAH PADAT

PENCACAHAN KEBISINGAN &


GETARAN
KEBISINGAN &
AIR BERSIH PEMARUTAN
GETARAN

EXTRAKTOR LIMBAH CAIR &


PADAT
LIMBAH CAIR
SEPARATOR

CENTRIFUGASI LIMBAH CAIR

PENGOVENAN LIMBAH B3

PENGAYAKAN

PENGEPAKAN

END

Gambar 3.2. Flowchart Proses Produksi Tepung Tapioka PT. Gunung Sugih.

Вам также может понравиться