Вы находитесь на странице: 1из 12

BED SITE TEACHING

KEJANG DEMAM KOMPLEKS + TONSILOFARINGITIS EC GROUP A BETA


HEMOLYTIC STREPTOCOCCUS

Oleh:
Rahmat Arif
12100115146

Preseptor:
Nina Surtiretna, dr., SpA., MKes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG
2016
Identitas Pasien
Nama : An. DPR
Jenis kelamin : Laki-Laki
TTL : Bandung, 18 Oktober 2011
Umur : 4 tahun 11 bulan
Alamat : Jl. Baranangsiang. Bandung
Tgl masuk : 4 September 2016
Tgl pemeriksaan : 5 September 2016

Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Tn. R
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

Nama ibu : Ny. A


Umur : 33 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru SMP

Anamnesis
Keluhanutama : Kejang
Anamnesis khusus (alloanamnesis) :
Pasien datang dengan keluhan kejang ±5 menit SMRS sebanyak 1 kali, kurang dari 1
menit, berupa mata mendelik keatas, pandangan kosong, kedua lengan,tungkai dan badan dalam
keadaan lurus dan kaku, kemudian terjadi kelojotan. Kemudian kejang berhenti sendiri, dan
terdapat kejang ulangan sebanyak 1x dengan durasi kurang dari 1 menit dalam selang waktu 4 jam
30 menit. Selama kejang pasien tidak sadar. Sebelum kejang pasien sadar dengan kondisi tubuh
panas, sesudah kejang pasien langsung sadar tetapi dalam kondisi lemas, tidak ada keluhan apapun
pada anggota gerak setelah kejang
Keluhan kejang didahului dengan demam sejak 2 hari SMRS. Demam muncul tiba-tiba,
ibu pasien merasa sebelum kejang pasien dalam keadaan demam paling tinggi mencapai 39,9
derajat celcius, walaupun sudah diberikan obat penurun panas. Demam tinggi disusul oleh kejang.
Demam terjadi naik turun pada saat hari pertama tetapi selanjutnya panas tidak kunjung turun,
orang tua pasien memantau ukuran suhu pasien dirumah menggunakan termometer.
- Keluhan juga disertai dengan nyeri menelan sejak 3 hari SMRS, ketika dalam kondisi nyeri
menelan nafsu makan pasien berkurang. Pada saat tidur pasien juga pernah mengorok beberapa
kali. Ibu pasien mengatakan kalau nyeri menelan sudah lama dirasakan pasien sejak usia 2 tahun
yang hilang timbul setelah dilakukan pengobatan. Ibu pasien juga mengeluhkan adanya batuk
berdahak dan pilek bersamaan dengan nyeri menelan tetapi mulai berkurang.
- Ibu pasien mengatakan jika pasien sebelumnya pernah dirawat dengan kondisi yang sama
sebanyak 2 kali pada saat usia 2 tahun 1 bulan dan 2 tahun 4 bulan dan diberikan obat antikejang
stesolit sirup dan diazepam yang melalui anus tetapi persediaan dirumah sudah habis.
Ibu pasien menyangkal adanya muntah-muntah hebat disertai adanya penurunan
kesadaran ataupun kaku pada daerah leher. Ibu pasien juga menyangkal kejadian terbentur kepala
pada pasien. Ibu pasien juga menyangkal adanya Kejang yang tidak disertai demam. Keluhan juga
tidak disertai sakit kepala hebat dengan penurunan penglihatan. Ibu pasien menyangkal adanya
penurunan kesadaran yang lama disertai adanya kelemahan badan beserta tremor pada pasien. Ibu
pasien menyangkal adanya kejang yang didahului keluhan sesak nafas yang dangkal dan berat
pada pasien. Ibu pasien menyangkal adanya mencret berkepanjangan, tetapi pasien sedang
mengalami penurunan nafsu makan.
- Keluhan sakit dan keluar cairan dari telinga disangkal ibu pasien, keluhan buang air kecil yang
bewarna keruh dan nyeri saat buang air kecil disangkal ibu pasien. Keluhan ruam-ruam merah
pada kulit disertai demam dan mata merah disangkal ibu pasien. Keluhan mimisan, gusi berdarah,
bintik merah di kulit dan buang air besar berdarah disangkal pasien.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien saat
ini baik demam ataupun batuk. Riwayat kejang saat tidak demam disangkal ibu pasien. Ibu pasien
mengatakan jika sebelumnya pasien sudah diberikan obat sanmol untuk demamnya sejak hari
pertama demam, tetapi hanya bersifat sementara kemudian demam timbul kembali. Ibu pasien
mengatakan juga terdapat nyeri menelan. Orang tua pasien mengatakan jika ayah dari pasien
pernah memiliki riwayat kejang demam saat kecil. Pasien saat ini dirawat hari pertama di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung dan sudah mendapatkan pengobatan seperti obat demam, obat
batuk, dan infus. Pasien saat ini kondisinya sudah mulai membaik dan gejala kejang dan nyeri
menelannya sudah mulai berkurang, tetapi demamnya masih terasa saat tadi pagi mencapai 38
derajat celcius dan batuknya masih ada sedikit walaupun hanya sekali-sekali saja.

Riwayat penyakit terdahulu


Pasien pernah mengalami kejang yang didahului dengan demam sebanyak 2x saat usia 2
tahun 1 bulan dan saat usia 2 tahun 4 bulan. Dan adanya riwayat penyakit bronchitis saat usia 2
tahun.

Riwayat penyakit yang ditularkan


Anggota keluarga pasien yang tinggal dalam satu rumah baik ayah maupun ibunya serta
orang-orang disekitar rumahnya diketahui tidak memiliki kondisi demam, batuk ataupun pilek.

Riwayat penyakit yang diturunkan


Ayah pasien memiliki riwayat kejang demam saat kecil

Pasien saat ini mengalami kejang demam sejak usia 2 tahun 1 bulan

Riwayat Pribadi
Riwayat kehamilan dan persalinan
Saat hamil ibu pasien selalu kontrol ke dokter kandungan secara teratur dan mengkonsumsi
vitamin dan obat untuk kondisi anemianya saat hamil yang diberikan oleh dokter, tanpa
mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli sendiri diluar resep dokter.
Pasien merupakan anak pertama yang lahir dari ibu P1A0 yang merasa hamil 35 minggu
dengan letak kepala dan persalinan normal, ditolong oleh bidan dengan berat lahir 2600 gram dan
panjang badan 47 cm. Bayi langsung menangis saat dilahirkan. Tidak ada kebiruan pada tubuh
pasien. Tidak ada penyulit saat persalinan seperti terlilit tali pusat. Pasien memiliki riwayat
kekuningan yang ringan sehingga pasien dapat pulang dan tidak membutuhkan terapi sinar.
Riwayat Nutrisi
0-6 bulan : ASI eksklusif
6- 8 bulan : ASI + bubur susu cerelac
8 -24 bulan : ASI + bubur nasi, buah-buahan dan mengikuti menu keluarga
24 bulan – sekarang : bubur nasi, buah- buahan dan mengikuti menu keluarga

Riwayat Perkembangan

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan sosial


motorik kasar motorik halus bahasa

Tengkurap usia 8 Memegan Cooing usia 4 Kenal mama papa saat


bulan mainan 4 bulan bulan usia 6 bulan
Merangkak usia Mencorat-coret Babling usia 6 Menangis saat digendong
9 bulan kertas pada usia bulan orang lain saat usia 1
Duduk usia 9 12 bulan Membentuk tahun
bulan beberapa kata
Berdiri usia 11 yang dimengerti
bulan saat usia 9 bulan
Berjalan usia 15 Lancar bicara saat
bulan usia 2 tahun

Riwayat imunisasi
Pasien di imunisasi lengkap di dokter spesialis anak

Imunisasi bulan

BCG 1 bulan

Hepatitis B Hari ke-4 lahir, 1, 6 bulan

polio lahir, 2,4,6 bulan

DPT 2,4,6, bulan


Hib 2,4,6, buan

campak 9 bulan (ulangan belum)

Sosial, ekonomi dan lingkungan


Pasien lahir di keluarga dengan ekonomi kategori menengah ke atas. Hingga saat ini
penghasilan ayah pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Pasien tinggal di
rumah sendiri dan hanya tinggal bertiga (ayah, ibu dan pasien) Pasien juga tinggal dilingkungan
padat penduduk dan lingkungan yang cukup bersih dengan ventilasi udara yang baik serta
pencahayaan yang bagus.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis PCS 15 (E4 M5 V6)
Tanda vital
◦ Nadi : 110 x/menit
◦ Respirasi : 24 x/menit
◦ Suhu : 380 C
◦ Antropometri
◦ BB : 15 kg
◦ TB : 106 cm
◦ BMI : 13,3
◦ Status gizi
◦ BB/U : diantara 0 dan -2 SD
◦ TB/U : diantara 0 dan -2 SD
◦ BMI/U : diantara -1 dan -2 SD
◦ Kesimpulan: status gizi baik
Kulit : ruam (-), petechie (-)
Kepala
◦ Bentuk : normocephal
◦ Wajah : simetris, deformitas (-)
◦ Rambut : Hitam halus, tipis, tidak mudah rontok
◦ Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikhterik -/-, pupil bulat isokor, refleks
cahaya +/+, kelopak mata tidak cekung (-/-) , air mata +/+
◦ Telinga : bentuk normal, simetris, sekret (-), membran
timpani intak.
◦ Hidung : bentuk normal, mukosa hiperemis (-/-)sekret (-), bekuan darah (-)
◦ Mulut
◦ Bibir : bibir lembab, mukosa mulut tidak sianosis (-)
◦ Gusi : tidak tampak kemerahan, perdarahan (-)
◦ Lidah : tidak kering, kemerahan (-), ada bekas gigitan
◦ Faring : hiperemis (+)
◦ Tonsil : t3/t2 hiperemis (+), detritus (+), kripta (-)
Leher
KGB : tidak terdapat pembesaran
Thoraks
◦ Inspeksi : pergerakan simetris, retraksi
intercostal (-)
◦ Palpasi : focal fremitus hantaran sama ka=ki
◦ Auskultasi :
◦ Cor : S1 S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
◦ Pulmo : VBS ka=ki, wheezing (-), rhonki (-)
◦ Perkusi : sonor
Abdomen
◦ Inspeksi : datar
◦ Auskultasi : BU (+)
◦ Palpasi : lembut, masssa (-), Nt (-), hepar dan lien tidak ada pembesaran.
Skin turgor kembali cepat.
◦ Perkusi : timpanik, PS/PP : -/-
◦ Genital : tidak dilakukan
◦ Ekstremitas :
bentuk normal simetris
deformitas (-/-)
sianosis perifer (-/-)
akral hangat
CRT < 2 detik
Kekuatan motorik 5/5
5/5
Tonus : normotonus
Atrofi : eutrofi
Clonus : tidak ditemukan clonus

Refleks Fisiologis
◦ Biceps : +/+
◦ Triceps : +/+
◦ Brachioradialis : +/+
◦ Kpr : +/+

Saraf Kranial
N.I Olfaktorius : baik
N.II Optikus : belum bisa dinilai
N.III, IV, VI Okulomotor, Throklear, Abdusen : baik
N. V Trigeminal : baik
N.VII Fasial :
Motorik : baik, tidak terdapat parese n. VII
Sensorik : baik
Gerakan involunter : (-)
N. VIII Vestibulokoklear : belum bisa dinilai
N. IX, X Glosofaringeal dan vagus : baik
N.XI Assesoris : Sternokleidomastoid; Trapezius : baik
N.XII Hipoglossus :
Atrofi : tidak di temukan
Deviasi : tidak di temukan

Rangsang Meningeal
◦ Kaku kuduk : (-)
◦ Brudzinski I : kanan & kiri (-)
◦ Brudzinski II : kanan & kiri (-)
◦ Brudzinski III : kanan & kiri (-)
◦ Laseque : tidak terbatas
◦ Kernig : tidak terbatas

Refleks Patologis
Babinski -/-
Chaddock -/-
Oppenheim -/-
Gordon -/-
Schaefer -/-
Mendel Brechtrew -/-

Resume
Pasien An.DPR berusia 4 tahun 11 bulan dengan status gizi baik, datang dengan keluhan
kejang. Dalam 24 jam kejang terjadi 2x dengan selang waktu 4 jam 30 menit dan durasi kurang
dari 1 menit. Didahului dengan adanya panas badan sejak 2 hari lalu tipe kontinyu, keluhan ini
disertai dengan adanya nyeri menelan, batuk dan pilek sejak 3 hari SMRS, dengan adanya dahak
pada batuknya. Pasien memiliki riwayat kejang sebanyak 2x saat usia 2 tahun 1 bulan dan saat usia
2 tahun 4 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, dengan kesadaran
composmentis (PCS 15). Ditemukan suhu febris dengan tanda vital lainnya dalam batas normal.
Ditemukan adanya tonsil T3/T2 hiperemis (+), detritus (+) dan faring hiperemis (+). Pada
pemeriksaan neurologis tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal.
Diagnosis Banding
 Kejang demam kompleks + Tonsilofaringitis ec Group A Beta Hemolytic Streprococcus.
 Kejang demam kompleks + Tonsilofaringitis ec Haemophilus Influenza Tipe B.
 Kejang demam kompleks +Dengue Fever
 Kejang demam kompleks + Morbili
 Observasi Konvulsif ec Hipoglikemia

Usulan Pemeriksaan
- Hematologi rutin (hb, ht, trombosit, leukosit)
- Hitung jenis leukosit,
- Gula darah
- Apus tenggorok untuk pewarnaan Gram

Diagnosis Kerja
Kejang demam kompleks + Tonsilofaringitis ec Group A Beta Hemolytic Streprococcus.

Penatalaksanaan
Umum :
1. Rawat inap dan tirah baring
2. Pemberian makanan rumus holiday segar : 15x 100 Kkal = 1500 Kkal terdiri dari makanan
lunak.
3. Terapi cairan
10 x 100 = 1000
5 x 50 = 250
Total: 1250 ml/kgBB/24 jam
Minum : 8 gelas 100cc = 800 cc
Infus RL : 450 cc/24 jam
dengan kecepatan 20 gtt/menit (mikro)
Khusus :
Berikan O2 2 liter melalui nasal canul
Antikonvulsi
Bilakejang Diazepam 0,3-0,5 mg / kgBB
0,3 x 15= 4,5mg IV

Antipiretik
Paracetamol 10 mg/kgBB X 15 = 150 mg/kgBB
11⁄4 𝐶𝑜𝑟𝑔 tiap 4-6 jam (digunakansaatdemam)

Antibiotik
Ampicillin 50 mg/kgBB/hari x 15 = 750 mg/kgBB/hari tablet setiap 6 jam

Ambroxol Syrup
1,2 mg/kgBB/hari x 15 = 18 mg, 11⁄6 𝐶𝑜𝑟𝑔 tiap 8 jam

Pencegahan :
◦ Hindari faktor pencetusnya yaitu demam, seperti jika ada teman-teman di sekolah
yang sedang sakit seperti demam, batuk, pilek jangan terlalu dekat dan sering
bermain dengan temannya tersebut saat temannya sedang sakit agar tidak tertular.
◦ Jika terjadi demam, cepat berikan obat demam atau bawa ke dokter untuk
menghindari timbulnya kejang kembali.
◦ Makan makanan yang sehat dan minum air putih yang banyak dari air yang matang
untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap baik.
◦ Menghindari jajanan sembarangan untuk mencegah terjadinya kembali nyeri
tenggorokan.
◦ Dilakukan vaksin influenza dan campak ulangan saat usia 5 tahun.
Penyuluhan :
• Memberitahukan jika kejang demam tidak berbahaya, sehingga jangan terlalu
khawatir tetapi harus selalu diperhatikan karena ada kemungkinan dapat timbul
kekambuhan.
• Memberitahukan cara penanganan kejang demam dirumah dengan menggunakan
obat diazepam yang melalui anus sebagai tahap penanganan awal.
Beberapa hal yang harus dikerjakan jika kejang
 Tetap tenang dan jangan panic
 Kendorkan pakian yang ketat
 Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau
lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan
sesuatu kedalam mulut
 Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
 Tetap bersama pasien saat kejang
 Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan jika kejang telah berhenti
 bawa ke sarana kesehatan terdekat

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Вам также может понравиться