Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pendidikan?
2. Apa filsafat, tujuan, dan manfaat perencanaan pendidikan?
3. Apa komponen, model, dan ciri perencanaan pendidikan?
4. Bagaimana penjelasan, syarat, dan kegiatan perencanaan
pendidikan?
5. Apa jenis-jenis perencanaan pendidikan?
6. Bagaimana rencana strategi dalam perencanaan pendidikan?
7. Bagaimana prinsip dan tahapan perencanaan pendidikan?
8. Mengapa perencanaan pendidikan dianggap penting?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan.
2. Untuk mengetahui filsafat, tujuan, dan manfaat perencanaan
pendidikan.
3. Untuk mengetahui komponen, model, dan ciri perencanaan
pendidikan.
4. Untuk mengetahui penjelasan, syarat, dan kegiatan perencanaan
pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan pendidikan.
6. Untuk mengetahui rencana strategi dalam perencanaan pendidikan.
7. Untuk mengetahui prinsip dan tahapan perencanaan pendidikan.
8. Untuk mengetahui pentinganya perencanaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi Perencanaan itu menurut penulis ialah mecakup suatu pemikiran yang
sadar, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, penggunaan sumber daya, dan tindakan
yang akan dilaksanakan.
2. Definisi Pendidikan
a) Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata
“me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.2
1
Husaini Usman, Manajemen – Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi 3 (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010), hlm. 65-66.
2
Kamus Bahasa Indonesia, 1991, hlm. 232.
4
Jadi Pendidikan itu menurut penulis adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
3
Afiful Ikhwan, Perencanaan Pendidikan, dalam
http://afifulikhwan.blogspot.com/2011/12/perencanaan-pendidikan-dalam-manajemen.html,
diakses pada Senin, 15 April 2013.
4
Dikti, Undang-Undang RI No.20 Th. 2003 tentang Sisdikna, dalam
http://www.dikti.org/UUno20th2003-Sisdiknas.html.
5
dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta
tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
5
Husaini Usman, Manajemen – Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi 3, hlm. 64.
7
2. Tujuan Perencanaan
a) Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan
dengan perencanaanya;
b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu
kegiatan;
c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya;
d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis, termasuk biaya
dan kualtias pekerjaan;
e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu;
f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
kegiatan pekerjaan;
g) Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan;
h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.6
3. Manfaat Perencanaan
Manfaat Perencanaan menurut Husaini Usman:
a) Standar pelaksanaan dan pengawasan;
b) Pemilihan berbagai alternatif terbaik;
c) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun
kegiatan;
d) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi;
e) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan;
f) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait, dan
g) Alat meminimalkan perkerjaan yang tidak pasti.7
Manfaat Perencanaan menurut Akdon:
6
Ibid, hlm. 65.
7
Ibid.
8
9
Syamrilaode, Defenisi Perencanaa Pendidikan Menurut Para Ahli, dalam
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063294-definisi-perencanaan-pendidikan-
menurut-para/ diakses pada 11 Des 2011.
10
13
Afiful Ikhwan, Perencanaan Pendidikan.
14
Ibid.
14
15
Asnawir, Manajemen Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2006), hlm. 20.
15
18
Ibid.
19
19
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56.
21
20
Makmun, Abin Syamsuddin, Saud, dan Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, hlm.
23.
22
Kelima, dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar
untuk mengadakan pengawasan.21
Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting dalam
organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya
perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan
datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai.
Dari kutipan tersebut tergambar dengan jelas bahwa perencanaan dalam
manajemen pendidikan sangat rumit. Dengan demikian perencanaan tidak dapat
dilakukan tanpa adanya pemikiran yang matang, komprehensif dan rasional.
Untuk itu perhatian terhadap langkah-langkah perencanaan dan segala yang
berkaitan dengan perencanaan penting bagi manajemen dan bagi para manajer.
Paling tidak dalam penyusunan perencanaan hendaknya memenuhi hal
tersebut, jika hal tersebut tidak dilalui maka ada kemungkinan rencana yang telah
dibuat akan sulit untuk di realisasikan. Dengan demikian untuk menghindarkan
dari kegagalan dalam menyusun perencanaan, langkah terbaik adalah
menggunakan langkah-langkah yang telah teruji kebenarannya dalam menyusun
perencanaan.
21
Ibid, hlm. 60.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
(taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-
keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-
bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis
kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh
kegiatan lain.
2. Filsafat perencanaan: sintesis; keseimbangan pengawasan yang ketat dengan
consensus yang lemah. Rasionalisme; langkah procedural dalam mengambil
keputusan. Pengembangan orgaisasi; penyadaran anggota organisasi.
Empirisme; aspek politik. Tujuan perencanaan: pengawasan procedural,
pengecekan waktu, mengetahui yang terlibat, sistematis, meminimalkan
biaya-tenaga-waktu, menyeluruh, integrasi, pendeteksian, dan mengarahkan.
24
DAFTAR PUSTAKA