Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu
yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan
sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian
suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan yang
matang, perencaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh
terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi
stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan
proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer dalam usahanya untuk
mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan
berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang
baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa
ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga
pendidikan, lebih khusus lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan yang
tidak mempunyai perencanaan yang baik akan mengalami kegagalan. Hal ini
tentunya makin memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.
Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan,
dengan perencanaan akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang
tepat dan benar menurut tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi
arah bagi ketercapaian tujuan sebuah system, karena pada dasarnya system akan
berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap
matang dan baik jika memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan
itu sendiri.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pendidikan?
2. Apa filsafat, tujuan, dan manfaat perencanaan pendidikan?
3. Apa komponen, model, dan ciri perencanaan pendidikan?
4. Bagaimana penjelasan, syarat, dan kegiatan perencanaan
pendidikan?
5. Apa jenis-jenis perencanaan pendidikan?
6. Bagaimana rencana strategi dalam perencanaan pendidikan?
7. Bagaimana prinsip dan tahapan perencanaan pendidikan?
8. Mengapa perencanaan pendidikan dianggap penting?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan.
2. Untuk mengetahui filsafat, tujuan, dan manfaat perencanaan
pendidikan.
3. Untuk mengetahui komponen, model, dan ciri perencanaan
pendidikan.
4. Untuk mengetahui penjelasan, syarat, dan kegiatan perencanaan
pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan pendidikan.
6. Untuk mengetahui rencana strategi dalam perencanaan pendidikan.
7. Untuk mengetahui prinsip dan tahapan perencanaan pendidikan.
8. Untuk mengetahui pentinganya perencanaan.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pendidikan


1. Definisi Perencanaan
a) Perencanaaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu.
b) Perencanaaan menurut Prajudi Atmosudirdjo ialah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan
bagaimana cara melakukannya.
c) Perencanaaan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di
masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.1

Jadi Perencanaan itu menurut penulis ialah mecakup suatu pemikiran yang
sadar, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, penggunaan sumber daya, dan tindakan
yang akan dilaksanakan.

2. Definisi Pendidikan
a) Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata
“me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.2

1
Husaini Usman, Manajemen – Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi 3 (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010), hlm. 65-66.
2
Kamus Bahasa Indonesia, 1991, hlm. 232.
4

b) Menurut bahasa Yunani: pendidikan berasal dari kata “Pedagogi” yaitu


kata “paid” artinya “anak” sedangkan “agogos” yang artinya
membimbing, sehingga “ pedagogi” dapat di artikan sebagai “ilmu dan
seni mengajar anak”.3
c) Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.4
d) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Wikipedia)

Jadi Pendidikan itu menurut penulis adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

3. Defenisi Perencanaan Pendidikan


a) Yusuf Enoch: Perencanaan Pendidikan, merupakan suatu
proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi
kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan

3
Afiful Ikhwan, Perencanaan Pendidikan, dalam
http://afifulikhwan.blogspot.com/2011/12/perencanaan-pendidikan-dalam-manajemen.html,
diakses pada Senin, 15 April 2013.
4
Dikti, Undang-Undang RI No.20 Th. 2003 tentang Sisdikna, dalam
http://www.dikti.org/UUno20th2003-Sisdiknas.html.
5

usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang


ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b) Beeby, C.E.: Perencanaan Pendidikan merupakan suatu
usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan
kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan
kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik
untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c) Guruge (1972): Perencanaan Pendidikan merupakan
proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan.
d) Albert Waterson (Don Adam 1975): Perencanaan
Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan
ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e) Coombs (1982): Perencanaan pendidikan suatu penerapan
yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f) Y. Dror (1975): Perencanaan Pendidikan merupakan suatu
proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di
masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-
cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu Negara.

Dengan demikian definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan


dari beberapa pendapat tersebut menurut penulis adalah suatu proses intelektual
yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat
asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan
lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain
6

dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta
tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.

B. Filsafat, Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pendidikan


1. Filsafat Perencanaan
Sekurang-kurangnya ada empat filsafat perencanan, yaitu filsafat
sintesis (synthesis), rasionalisme (rationalism), pengembangan organisasi
(organizational devlopment), dan empirisme (empiricism).
a) Sintesis
Manheim (1994) memandang perencanaan sebagai suatu cara berfikir
dan Dahl & Liblon (1953) memandang perencanaan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan. Etzioni (1969) memandang
perencanaan sebagai suatu proses bimbingan sosial dimana kontrol
sosial dan konsensus harus diarahkan untuk mengoptimalkan
keseimbangan antara pengawasan yang ketat dengan konsensus yang
lemah.
b) Rasionalisime
Menurut paham rasionalism, perencanaan dipandang sebagai suatu
bentuk pengambilan keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-
langkah prosedural dalam pengambilan keputusan.
c) Pengembangan Organisasi
Benis (1969) berpendapat bahwa perencanaan menurut pandangan
pengembangan organisasi adalah sebagai salah satu metode
perencanaan, yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran dan
perilaku anggota organisasi.
d) Empirisme
Penganut empirism membagi teori perencanaan atas: 1) aliran yang
memusatkan perhatiannya pada aspek politik dan realitas fungsi
ekonomi pada skala nasional, dan 2) aliran yang memfokuskan
perhatiannya pada berbagai studi politik pembangunan kota.5

5
Husaini Usman, Manajemen – Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi 3, hlm. 64.
7

2. Tujuan Perencanaan
a) Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan
dengan perencanaanya;
b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu
kegiatan;
c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya;
d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis, termasuk biaya
dan kualtias pekerjaan;
e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu;
f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
kegiatan pekerjaan;
g) Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan;
h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.6

3. Manfaat Perencanaan
Manfaat Perencanaan menurut Husaini Usman:
a) Standar pelaksanaan dan pengawasan;
b) Pemilihan berbagai alternatif terbaik;
c) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun
kegiatan;
d) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi;
e) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan;
f) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait, dan
g) Alat meminimalkan perkerjaan yang tidak pasti.7
Manfaat Perencanaan menurut Akdon:

6
Ibid, hlm. 65.
7
Ibid.
8

a) Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga


hasil yang diperoleh bisa se-efektif dan se-efisien mungkin.
b) Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan
sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga bisa
dihindari lebih awal.
c) Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang mungkin muncul sehingga sehingga lebih
waspada dan dan dapat diselesaikan dengan cepat.
d) Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali.8

Perencanaan membutuhkan pemikiran yang mendalam dengan begitu


membantu proses perencanaan yang akan dibuat. Pemikiran tersebut dilandasi
dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan suatu perencanaan secara
bersama.

C. Komponen, Model dan Ciri Perencanaan Pendidikan


1. Komponen perencanaan pendidikan
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat
ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga
nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses
di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta dalam proses ini
adalah :
a) Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil
keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang
pendidikan.
b) Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy)
secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari
perencanaan pendidikan.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan


pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang
8
Akdon, Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik
untuk Manajemen Pendidikan (Bandung; Alfabeta, 2009), hlm. 74-79.
9

memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor


apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama
dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu
memperoleh perhatian, misalnya mengenai sistem kenegaraan yang
merupakan bentuk dan sistem manajemennya, bagaimana dan siapa atau
kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu.
Juga masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan
pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari
pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana
pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat
dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk
menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan.
Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat
diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama,
khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif,
apalagi dari sudut kepentingan nasional. 9

2. Model perencanaan pendidikan


a) Model Perencanaan Komperehensif
Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-
perubahan dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu
berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana
yang lebih spesifik kearah tujuan-tujuan yang lebih luas.
b) Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Dalam persiapannya dikenal:
1) Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk.

9
Syamrilaode, Defenisi Perencanaa Pendidikan Menurut Para Ahli, dalam
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063294-definisi-perencanaan-pendidikan-
menurut-para/ diakses pada 11 Des 2011.
10

2) Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) di


sekolah
3) Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.
c) Model Costing (pembiayaan) dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek
dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat
diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu
perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi
alternative penanggulangan masalah yang dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada
pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan
masalah pembiayaan dan dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan
selama proses pendidikan diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat
memberikan benefit tertentu pula.
d) Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna
bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang
sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS
merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan
keputusan yang lebih efektif. Beberapa ahli memberikan pengertian,
antara lain:
1) Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS merupakan
suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan
tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai,
menemukan besarnya biaya alternative dan menggunakan proses
penganggaran yang merefleksikan kegiatan program jangka
panjang.
2) Harry J. Hartley (1968) mengemukakan bahwa PPBS merupakan
proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program
budget sebagai komponen utamanya.
11

Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan


bahwa PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu,
untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep serta
teori system dan PPBS merupakan suatu proses perencanaan
komprehensif. Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita
perhatikan sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah
sebagai berikut:
1) Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik
terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2) Mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda
untuk mencapai tujuan.
3) Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik langsung
ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya
yang akan datang, baik biaya yang berupa uang maupun biaya
yang tidak berupa uanag.
4) Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternatif dan
bagaimana alternatif itu mencapai tujuan.
5) Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu
mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling
besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tujuan.10

3. Ciri-ciri perencanaan pendidikan


a) Berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang
serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
konsistensi internal dan berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain.
b) Selalu memperhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan tujuan, keadaan
perekonomian, keperluan penyediaan dan pengembangan tenaga kerja
bagi pembangunan nasional serta memperhatikan faktor sosial politik
merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan yang
menyeluruh.
10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cetakan kelima, 2001), hlm. 37.
12

c) Menyusun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan yang


sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan
pendidikan pada masa yang akan datang.
d) Sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan pembangunan,
memperhatikan masa depan dan bersifat inovatif, kuantitatif dan
kualitatif.
e) Selalu memperhatikan dan menganalisa faktor ekologi11, baik internal
maupun eksternal.12
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat dipahami dalam kontek
pelaksanaannya tidak dapat diukur dan dinilai secara instant dan cepat,
tetapi membutuhkan waktu yang lama, terutama yang bersifat kualitatif.
Membutuhkan waktu yang dikarenakan pendidikan adalah sebuah pranata
sosial yang hasilnya membutuhkan waktu yang lama.

D. Penjelasan, Syarat, dan Kegiatan Perencanaan Pendidikan


Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa
yang akan mengerjakannya. Beishline (1957) mengungkapkan bahwa;
Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu
secara kualitatif), dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai,
bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal itu
harus dicapai.
Dari pendapat tersebut jelas diketahui bahwa pada dasarnya membuat
perencanaan itu menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why, When, Where dan How)
yang secara singkatnya akan dijelaskan sebagai berikut;
1) What : Apa yang harus dikerjakan
2) Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan
3) Who : Siapa yang akan mengerjakan
4) When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan
5) Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan
11
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"),
(Online) dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi, diakses pada Senin, 15 April 2013.
12
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, hlm. 87.
13

6) How : Bagaimana cara mengerjakannya13

Maka demikian dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang


pemimpin harus benar-benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan
bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul di masa
yang akan datang.

1. Penjelasan Perencanaan Pendidikan


Untuk membuat perencanaan yang baik seorang pemimpin harus
mampu memprediksi jauh kedepan, kemungkinan-kemungkinan yang
mungkin terjadi, baik itu kesalahan maupun kegagalan sehingga hasil yang
dicapai akan sesuai dengan harapan. Untuk membuat perencanaan yang baik
harus memuat beberapa penjelasan sebagai berikut;
a) Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya apa
yang harus diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar
apa yang menjadi tujuan bisa dihasilkan.
b) Penjelasan mengapa rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan
mengapa tujuan tertentu harus dicapai.
c) Penjelasan tentang lokasi secara fisik dimana dimana rencana
tindakan harus dilakukan sehingga tersedia fasilitas sumber daya
yang dibutuhkan.
d) Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya
tindakan itu di setiap unit organisasinya dengan menggunakan
standar waktu yang telah ditetapkan dalam unitnya.
e) Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan
pekerjaannya baik mengenai kualitas dan kuantitas yang dikaitkan
dengan standar mutu.
f) Penjelasan secara rinci tentang teknik-teknik mengerjakan tindakan
yang telah ditetapkan, sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat
dijalankan dengan benar.14

13
Afiful Ikhwan, Perencanaan Pendidikan.
14
Ibid.
14

2. Syarat Perencanaan Pendidikan


Menurut Asnawir untuk membuat rencana yang baik, sehingga
hasilnya sesuai dengan harapan maka perlu melalui beberapa macam syarat
perencanaan sebagai berikut;
a) Perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam hendaknya
memperhatikan dan didasarkan kepada tujuan yang jelas.
b) Dalam perencanaan hendaknya mengutamakan aspek
kesederhanaan, realistis dan praktis.
c) Terinci dan memuat segala uraian, klasifikasi kegiatan dan
rangkaian kegiatan sehingga memudahkan pelaksanaan serta
mendominanya.
d) Memperhatikan fleksibilitas sehingga mudah beradaptasi dengan
keadaan, kebutuhan dan kondisi dan situasi.
e) Menghindari duplikasi dalam pelaksanaannya.15
Menurut Makmun sebagai berikut;
a) Perencanaan pendidikan hendaknya mengutamakan nilai-
nilai manusiawi, karena pada dasarnya pendidikan membangun
manusia.
b) Perencanaan pendidikan hendaknya memberikan
kesempatan untuk mengembangkan segala potensi peserta didik
seoptimal mungkin.
c) Perencanaan pendidikan hendaknya memberikan
kesempatan kepada peserta didik.
d) Perencanaan pendidikan hendaknya menyeluruh dan
sistematis terpadu serta tersusun logis dan rasional.
e) Perencanaan pendidikan hendaknya bereorientasi kepada
pembangunan sumber daya manusia.
f) Perencanaan pendidikan hendaknya dikembangkan dengan
memperhatikan keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan
secara sistematis.

15
Asnawir, Manajemen Pendidikan (Padang: IAIN IB Press, 2006), hlm. 20.
15

g) Perencanaan pendidikan hendaknya menggunakan sumber


daya secermat mungkin karena sumber daya yang tersedia langka.
h) Perencanaan pendidikan hendaknya ber-orientasi kepada
masa datang, karena pendidikan adalah proses jangka panjang yang
kesemua itu untuk menghadapi masa depan.
i) Perencanaan lembaga pendidikan hendaknya responsif
terhadap kebutuhan yang berkembang di tengah masyarakat.
j) Perencanaan lembaga pendidikan hendaknya sarana untuk
mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus
menerus.16

Dari uraian tersebut tergambar bahwa perencanaan dilakukan


terlebih dahulu sebelum pelaksanaan, di sisi lain, perencanaan di susun
berdasarkan prioritas, efektif dan efesien.

3. Kegiatan Perencanaan Pendidikan


a) Me-review arah strategis kebijakan pendidikan dan agenda
pebaikan pendidikan pada umumnya.
b) Menelaah dan menyempurnakan kembali statement tentang visi,
misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
c) Mengidentifikasi kebutuhan dan peluang peningkatan.
d) Perumusan strategi dan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan dan sasaran.
e) Melakukan kegiatan monitor dan evaluasi untuk mengukur
perkembangan secara periodik dari implementasi program.
f) Melakukan analisis data, mengumumkan, dan menyampaikan
laporan kemajuan itu kepada masyarakat dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.17

E. Jenis –Jenis Perencanaan Pendidikan


16
Makmun, Abin Syamsuddin, Saud, dan Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan
(Bandung: Rosda Karya, 2007), hlm. 85.
17
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2008), hlm. 109-112.
16

Menurut Asnawir ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu


dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut
adalah;
a) Dilihat dari segi waktu, dapat dibagi menjadi tiga yaitu pertama
perencanaan jangka panjang, adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga
puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum
terperinci. Kedua, perencanaan jangka menengah, biasanya mempunyai
jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun. Ketiga, perencanaan
jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antara
satu tahun sampai lima tahun. Dilihat dari segi sifatnya perencanaan dibagi
menjadi dua yaitu pertama, perencanaan kuantitatif, adalah semua target
dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka. Kedua, perencanaan
kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara
kualitas.
b) Perencanaan dari segi luas wilayah, perencanaan pendidikan dipandang
dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1) perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan
oleh lembaga-lembaga yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang
terbatas.
2) perencanaan regional, adalah perencanaan yang ditetapkan di
tingkat propinsi.
3) perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan
dijadikan dasar untuk perencanaan local dan regional.
4) perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh beberapa Negara
yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui
Negara-negara tersebut.

Perencanaan dari segi luas jangkauan terbagi menjadi dua yaitu


pertama, perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal,
menyeluruh dan meluas. Kedua, perencanaan mikro adalah perencanaan
yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu. Dari
segi prioritas pembuat perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
17

1) perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh


pemerintah pusat pada suatu Negara.
2) perencanaan desentralisasi, yaitu perencanaan yang di susun oleh
masing-masing wilayah.
3) perencanaan dekonsentrasi, yaitu perencanaan gabungan antara
sentralisasi dengan desentralisasi.
4) Dari segi obyek perencanaan dibagi menjadi dua: pertama, perencanaan
rutin, yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu
yang dilakukan setiap tahun. Kedua, perencanaan eksendental, yaitu
perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak
pada saat tertentu.

Dari segi proses, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,


pertama, perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum,
hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih
memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program. Kedua,
perencanaan programmial adalah perencanaan berupa penjabaran dari
perencanaan filosofikal. Ketiga, perencanaan operasional yaitu perencanaan
yang jelas dan dapat dilakukan.

F. Metode Perencanaan Pendidikan


Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan
untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut
Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau
organisasi, penentuan kebijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujuan
tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara
metode perencanaan strategic adalah sebagai berikut:
a) pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh perusahaan yang
bersifat sentralisasi.
b) pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan dari bawah
ke atas.
18

c) pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama


direksi-direksi berdialog secara terus menerus selama penyusunan rencana,
termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi.
d) pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak
dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi.
e) pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara
independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.
f) pendekatan perkembangan yang menguntungkan (Profitable Growth
Approach). Proses perencanaan dapat lakukan dengan menganalisa sarana
dan prasarana yang dimiliki, kemudian menghubungkannya dengan
kebutuhan masyarakat sehingga akan diketahui kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin muncul, mencari solusi yang terbaik dan
perkembangan yang menguntungkan bagi lembaga pasti akan diperoleh.
g) pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Treath) untuk
menentukan posisi sekolah.
Perencanaan memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk
membuat suatu rencana yang baik maka kita perlu memperhatikan dan
menganalisa beberapa factor baik ekstern maupun intern. Faktor-faktor
tersebut harus menyangkut kelebihan (Strength) yang dimiliki,
kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang mungkin terjadi
(Opportunity), dan hambatan yang mungkin dihadapi (Treath).
Setelah keempat faktor tersebut diketahui, maka kita dapat
menyusun rencana yang strategis yang kemudian diterjemahkan dalam
rencana-rencana operasional dengan mencantumkan target-target yang
harus dicapai dari rencana operasional tersebut18. Di mana secara jelas
dapat digambarkan dalam bagan berikut;

18
Ibid.
19

Gambar 1.2 Proses Perencanaan


Di samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah
pengembangan, strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya
bahan-bahan seperti informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan yang
masih perlu diuraikan lebih lanjut.

G. Prinsip dan Tahapan Perencanaan Pendidikan


1. Prinsip perencanaan pendidikan
Perencanaan pendidikan sangat komplek dan rumit, untuk itu perlu
mengetahui prinsip-prinsip penyusunan rancangannya dan dalam proses
implementasinya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Interdisipliner, terutama yang terkait dengan pembangunan
manusia.
b) Bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis
serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap
pendidikan.
c) Obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum.
d) Dinilai dari apa yang sudah dimiliki.
e) Wahana untuk menghimpun kekuatan-kekuatan secara terkoordinir.
f) Disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa data tidak memiliki
kekuatan yang dapat diandalkan.
20

g) Mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada


kekuatan orang lain.
h) Bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek
esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan
menggunakan prinsip dan konsep keilmuan.19
Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan
perencanaan dalam manajemen pendidikan.

2. Tahapan perencanaan pendidikan


Untuk lebih menyederhanakan tahapan perencanaan akan dijelaskan
sebagai berikut:
a) need assessment, yaitu kajian terhadap kebutuhan yang mencakup
berbagai aspek pembanguan pendidikan lembaga Islam yang telah
dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan, kelemahan,
sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumber yang perlu
disediakan, aspirasi masyarakat yang berkembang terhadap
pendidikan, harapan, cita-cita yang merupakan dambaan
masyarakat. Kajian ini menjadi penting karena membandingkan
antara yang telah terjadi dengan yang akan terjadi.
b) Formula of Goals and obyective, artinya perumusan dan sasaran
perencanaan merupakan arah perencanaan serta merupakan
penjabaran operasional dari aspirasi filosofis masyarakat.
c) Priolicy and priority setting adalah penentuan kebijakan dan
prioritas dalam perencanaan pendidikan sebagai muara need
assessment.
d) Program and project formulation adalah rumusan program dan
proyek kegiatan yang merupakan komponen operasional
perencanaan pendidikan.
e) Feasiblitay testing adalah dengan alokasi sumber-sumber yang
tersedia seperti sumber dana. Biaya suatu rencana yang disusun

19
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56.
21

secara logis dan akurat serta cermat merupakan petunjuk tingkat


kelayakan rencana.
f) plan implementation adalah pelaksanaan rencana untuk
mewujudkan rencana yang tertulis kedalam perbuatan penjabaran
rencana menuju perbuatan ilmiah yang menetukan apakah suatu
rencana baik dan efektif.
g) evaluation and revision for future plan adalah kegiatan untuk
menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan
umpan balik untuk me-revisi dan mengadakan penyesuaian
rencana untuk periode rencana berikutnya.20

Dengan demikian ketujuh hal tersebut hendaknya menjadi perhatian


para penyusun perencanaan agar tercapai tujuan bersama. Hal lain yang
perlu juga mendapat perhatian dalam menyusun perencanaan adalah
jelasnya tujuan yang ingin dicapai, jelasnya potensi yang ada dan yang
diharapakan, perlu keseimbangan, kesinambungan, koordinasi, keutuhan,
data yang tepat dan menyeluruh serta adanya fleksibilitas.

H. Pentingnya Perencanaan Pendidikan


Perencanaan mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi,
lembaga dan kumpulan pendidikan lainya, tanpa adanya perencanaan maka
jalannya organisasi tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh Karena itu perencanaan
penting karena pertama, dengan adanya perencanaan diharapan tumbuhnya suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan. Kedua, dengan perencanaan, maka dapat
dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan
dilalui. Ketiga, perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternative tentang cara terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara
yang terbaik. Keempat, dengan perencanaan dapat dilakukan skala prioritas.

20
Makmun, Abin Syamsuddin, Saud, dan Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, hlm.
23.
22

Kelima, dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar
untuk mengadakan pengawasan.21
Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting dalam
organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya
perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan
datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai.
Dari kutipan tersebut tergambar dengan jelas bahwa perencanaan dalam
manajemen pendidikan sangat rumit. Dengan demikian perencanaan tidak dapat
dilakukan tanpa adanya pemikiran yang matang, komprehensif dan rasional.
Untuk itu perhatian terhadap langkah-langkah perencanaan dan segala yang
berkaitan dengan perencanaan penting bagi manajemen dan bagi para manajer.
Paling tidak dalam penyusunan perencanaan hendaknya memenuhi hal
tersebut, jika hal tersebut tidak dilalui maka ada kemungkinan rencana yang telah
dibuat akan sulit untuk di realisasikan. Dengan demikian untuk menghindarkan
dari kegagalan dalam menyusun perencanaan, langkah terbaik adalah
menggunakan langkah-langkah yang telah teruji kebenarannya dalam menyusun
perencanaan.

21
Ibid, hlm. 60.
23

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
(taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-
keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-
bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis
kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh
kegiatan lain.
2. Filsafat perencanaan: sintesis; keseimbangan pengawasan yang ketat dengan
consensus yang lemah. Rasionalisme; langkah procedural dalam mengambil
keputusan. Pengembangan orgaisasi; penyadaran anggota organisasi.
Empirisme; aspek politik. Tujuan perencanaan: pengawasan procedural,
pengecekan waktu, mengetahui yang terlibat, sistematis, meminimalkan
biaya-tenaga-waktu, menyeluruh, integrasi, pendeteksian, dan mengarahkan.
24

Manfaat perencanaan: alternative, prioritas, penghematan, penyesuaian diri,


kemudahan berkoordinasi, evaluasi, dan me-menej resiko.
3. Komponen perencanaan: tujuan pembangunan nasional dan penanganan
kebijakan. Model perencanaan: komprehensif; menjabarkan rencana lebih
spesifik, target setting; memperkirakan tingkat perkembangan, costing;
ekonomis, PPBS (planning-programmaing-budgetting system) ; efektif. Ciri-
ciri perencanaan: berkesinambungan, memperhatikan factor social politik,
sesuai dengan kebijakan pemerintah, pelopor, dan menganalisa factor ekologi.
4. Membuat perencanaan itu menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why, When,
Where dan How). Penjelasan perencanaan: sumber daya, mengapa harus
dilakukan, fasilitas sarpras, standar mutu, teknik-tekniknya. Syarat
perencanaan; tujuan jelas, utamakan aspek kesederhanaan, terinci, fleksibel,
menghindari duplikasi pelaksanaan, utamakan nilai manusiawi, kembangkan
potensi peserta didik, sistematis, berorientasi pada sumber daya, jangka
panjang, responsive, dan berinovasi. Kegiatan perencanaan: me-review
kebijakan, menelaah visi, misi, tujuan dan sasaran, mengidentifikasi,
merumuskan, mengevaluasi, dan menganalisis.
5. Jenis-jenis perencanaan: dari segi waktu; perencanaan jangka panjang (10-
30th), jangka menengah (5-10th), jangka pendek (1-5th). Dari segi sifat;
kuantitatif & kualitatif. Dari segi luas wilayah; local, regional, nasional, dan
international. Dari segi prioritas; perencanaan sentralisasi, desentralisasi, dan
dekonsentrasi. Dari segi proses; perencanaan filosofikal=umum,
programmial=penjabaran dari filosofikal, operasional=jelas.
6. Metode perencanaan: dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, interaktif, tim
work, ganda, profitable growth approach, dan SWOT.
7. Prinsip perencanaan: interdisipliner, fleksibel, rasional, terkoordinir,
kongkrit, berdiri sendiri, komprehensif. Tahapan perencanaan: need
assessment, formula of goals and obyective, priolicy and priority, program
and project formulation, feasibility testing, plan implementation, evaluation
and revision for future plan.
8. Pentingnya perencanaan: tumbuhnya pengarahan kegiatan, adanya pedoman,
adanya perkiraan, adanya alternative, skala prioritas, sebagai alat standar.
25

DAFTAR PUSTAKA

Abin, Makmun. Dkk. 2007. Perencanaan Pendidikan. Bandung; Rosda Karya.


Akdon. 2009. Strategic Management For Educational Management. Bandung;
Alfabeta.
Asnawir. 2006. Manajemen Pendidikan. Padang; IAIN IB Press.
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta; PT.Bumi Aksara.
Dikti, Undang-Undang RI No.20 Th. 2003 tentang Sisdikna, dalam
http://www.dikti.org/UUno20th2003-Sisdiknas.html.
Fattah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya. Cetakan kelima.
Hamzah, Uno, B. 2006. Perencanaan Pembelajara. Jakarta; Bumi Aksara.
Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta; Rineka Cipta.
Ikhwan, Afiful. 2012. Perencanaan Pendidikan, dalam
http://afifulikhwan.blogspot.com/2011/12/perencanaan-pendidikan-
dalam-manajemen.html, diakses pada Senin, 15 April 2013.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Mulyono. 2010. Manajemen Admnistrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
26

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan


Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
Syamrilaode. Defenisi Perencanaa Pendidikan Menurut Para Ahli. dalam
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063294-
definisi-perencanaan-pendidikan-menurut-para/ diakses pada 11 Des
2011
Tim Penyusun. 1991. Kamus Bahasa Indonesia. T.p.
Usman, Husaini. 2010. Manajemen – Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi 3.
Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Wikepedia, (Online) dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi, diakses pada
Senin, 15 April 2013.

Вам также может понравиться

  • WOC Diare
    WOC Diare
    Документ1 страница
    WOC Diare
    DiNa Al Madinah
    100% (1)
  • Laporan Askep Anak Diare
    Laporan Askep Anak Diare
    Документ22 страницы
    Laporan Askep Anak Diare
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Woc Apendisitis
    Woc Apendisitis
    Документ1 страница
    Woc Apendisitis
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Diagram
    Diagram
    Документ1 страница
    Diagram
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Diagram
    Diagram
    Документ1 страница
    Diagram
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • DHF Fix
    DHF Fix
    Документ39 страниц
    DHF Fix
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • DHF Fix
    DHF Fix
    Документ39 страниц
    DHF Fix
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Laporan Askep Anak Diare
    Laporan Askep Anak Diare
    Документ22 страницы
    Laporan Askep Anak Diare
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Ebn Dina
    Ebn Dina
    Документ13 страниц
    Ebn Dina
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Diagram
    Diagram
    Документ1 страница
    Diagram
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Adl MG 2
    Adl MG 2
    Документ3 страницы
    Adl MG 2
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Vignette PP
    Vignette PP
    Документ5 страниц
    Vignette PP
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Ana Dengan Diagn Dadd41d7 PDF
    Asuhan Keperawatan Pada Ana Dengan Diagn Dadd41d7 PDF
    Документ144 страницы
    Asuhan Keperawatan Pada Ana Dengan Diagn Dadd41d7 PDF
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • PRESUS Askep KDP
    PRESUS Askep KDP
    Документ23 страницы
    PRESUS Askep KDP
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Woc Apendisitis
    Woc Apendisitis
    Документ1 страница
    Woc Apendisitis
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Oleh: Dina Madinatul Munawaroh N I M: G 3 A 0 1 9 2 0 4
    Oleh: Dina Madinatul Munawaroh N I M: G 3 A 0 1 9 2 0 4
    Документ13 страниц
    Oleh: Dina Madinatul Munawaroh N I M: G 3 A 0 1 9 2 0 4
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Diagram
    Diagram
    Документ1 страница
    Diagram
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Resume Oksigenasi
    Resume Oksigenasi
    Документ6 страниц
    Resume Oksigenasi
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Askep Gerontik
    Askep Gerontik
    Документ19 страниц
    Askep Gerontik
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Oksigenasi
    Oksigenasi
    Документ2 страницы
    Oksigenasi
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Resume Nutrisi
    Resume Nutrisi
    Документ3 страницы
    Resume Nutrisi
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Form Pengkajian Anak
    Form Pengkajian Anak
    Документ10 страниц
    Form Pengkajian Anak
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Vignette PP
    Vignette PP
    Документ5 страниц
    Vignette PP
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Kasus Tutorial
    Kasus Tutorial
    Документ4 страницы
    Kasus Tutorial
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Askep Peran Keluarga
    Askep Peran Keluarga
    Документ17 страниц
    Askep Peran Keluarga
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Resume Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Halusinasi: Pendengaran Di Ruang Poli Jiwa Dewasa RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
    Resume Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Halusinasi: Pendengaran Di Ruang Poli Jiwa Dewasa RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
    Документ11 страниц
    Resume Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Halusinasi: Pendengaran Di Ruang Poli Jiwa Dewasa RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi
    Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi
    Документ8 страниц
    Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Resume Eliminasi
    Resume Eliminasi
    Документ3 страницы
    Resume Eliminasi
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Obesitas: Konsep Asuhan Keperawatan
    Obesitas: Konsep Asuhan Keperawatan
    Документ2 страницы
    Obesitas: Konsep Asuhan Keperawatan
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет
  • Resum IGD 3
    Resum IGD 3
    Документ7 страниц
    Resum IGD 3
    DiNa Al Madinah
    Оценок пока нет