Вы находитесь на странице: 1из 9

ISSN : 2579-7301

Manajemen Fatigue melalui Kombinasi Aerobik dengan Relaksasi Yoga pada


Penderita Kanker Payudara dalam Program Kemoterapi

Muhammad Taukhid
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
E-mail: mtaukhid88@gmail.com

Abstract
Background : Fatigue is feeling tired physically, psychologically, cognitively perceived
cancer patients while undergoing therapies for the disease, including chemotherapy. The
purpose of this study was to determine differences in the level of fatigue in cancer patients
between before and after aerobic exercise combined with relaxation techniques of yoga.
Methods : This study used Quasi-experimental design with pretest-posttest control group
in patients with breast cancer in the course of chemotherapy. The sampling methods used
purposive sampling. The fatigue level was collected by subjective instruments Pipper
Fatigue Scale (PFS), and then analyzed by the Independent and Dependent T test, and
multivariate analysis used linear regression with a significance value of α <0.05. Results :
There were differences in the level of fatigue post-test between the intervention group and
the control group with a difference of 1.25 (p = 0.013). History of previous exercise may
explain the 17.8% level of fatigue that occurs in patients with breast cancer in the course of
chemotherapy, the rest was explained by other variables. Conclusion : There were a
decrease in the level fatigue statistically, however clinically the level of fatigue remain the
same catagories.

Keywords : fatigue, aerobic, yoga, breast cancer

PENDAHULUAN Perasaan fatigue yang dirasakan ini


Fatigue merupakan perasaan lelah multidimensi, yakni dimensi perilaku
yang dirasakan melebihi rasa lelah yang (behaviour), kognitif, psikologis dan
terjadi biasanya, dimana rasa lelah sosial. Fatigue yang dirasakan oleh
tersebut tidak kunjung membaik dengan sebagian besar penderita kanker selama
memperbaiki istirahat dan nutrisi. Fatigue menjalani terapi dapat menurunkan
pada penderita kanker berhubungan kualitas hidup dan kemampuan aktivitas
dengan penyakit kanker maupun efek sehari-harinya (Wagner, Cella, 2004).
samping dari terapi yang sedang Tanda dan gejala fatigue juga bersifat
dijalaninya. Angka kejadian fatigue di multi biopsikososial sehingga dua orang
Amerika mencapai 95% dari seluruh yang mengalami fatigue tidak ada yang
penderita kanker yang menjalani menimbulkan gejala yang sama persis.
kemoterapi atau radioterapi (Mustian, Fatigue yang terjadi pada penderita
2007). Insiden fatigue paling banyak kanker umumnya dipengaruhi oleh
yakni antara 28%-91% diderita oleh riwayat aktivitas yang kurang dan stress
penderita kanker payudara yang menjalani psikologis akibat kanker yang dialami.
terapi (Hofman et. al, 2007). Fatigue akan Untuk mengatasi fatigue diperlukan
berdampak pada kemampuan, kapasitas intervensi keperawatan yang tepat dan
fisik, hingga kualitas hidup penderita sesuai. Menurut Mitchell, Beck, Hood,
kanker, sehingga akan banyak bergantung Moore, Tanner (2007) dalam upaya
pada orang lain untuk keperluan sehari- manajemen fatigue, pelayanan
hari seperti aktifitas rumah tangga, keperawatan harus sensitif terhadap
transportasi, hingga kebutuhan yang pencapaian outcome pasien, dimana hasil
bersifat pribadi seperti makan dan mandi. yang baik dapat dihasilkan dari intervensi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 29


ISSN : 2579-7301

keperawatan yang tepat, intervensi yang kanker payudara dalam program


diberikan harus sesuai dengan cakupan kemoterapi antara sebelum dan sesudah
praktik keperawatan dan proses melakukan kombinasi latihan aerobik dan
keperawatan. teknik relaksasi yoga.
Berdasarkan prioritas keefektifan
terhadap fatigue, Mitchel et. al METODE
merekomendasikan pemberian latihan Desain penelitian Quasi-experimental
(exercise) untuk intervensi terhadap pre test post test with control group pada
fatigue. Latihan yang disarankan meliputi penderita kanker payudara dalam program
berjalan, bersepeda, berenang, latihan kemoterapi di RSUD dan RS A di Kediri
ketahanan atau latihan-latihan yang bulan April hingga Juni 2014. Jumlah
dikombinasi. Intervensi keperawatan sampel yang didapat adalah 34, ditentukan
lainnya yang dinilai mungkin efektif dengan teknik purposive sampling.
dilakukan untuk manajemen fatigue Instrumen yang digunakan adalah Pipper
adalah manajemen aktivitas dan Fatigue Scale (PFS). Responden pada
konservasi energi, salah satu intervensi kelompok intervensi diberikan kombinasi
yang termasuk didalamnya adalah teknik latihan aerobik dengan relaksasi yoga
relaksasi. Penelitian Escalante dan selama 20 menit setiap hari, selama tiga
Manzulo (2010) menggunakan hari berturut-turut. Data dikumpulkan
pendekatan kombinasi untuk mengurangi dengan kuesioner untuk pre test dan post
fatigue, yakni antara terapi farmakologis test. Analisis data menggunakan distribusi
dan non farmakologis. Intervensi umum frekuensi, analisis bivariat Independent
yang digunakan dalam penelitian tersebut dan Dependent T Test, dan analisis
adalah konservasi energi, pengaturan multivariat menggunakan regresi linier.
tidur, latihan, relaksasi, obat antidepresan, Sebagian besar responden memilih
analgesik, stimulant, anxiolitik dan untuk ikut serta dalam penelitian dan
konseling nutrisi. Hasilnya 59% dari 140 bersedia untuk dilakukan pengukuran
responden melaporkan berkurangnya serta intervensi di tempat tinggal masing-
fatigue. Selain itu pendekatan kombinasi masing. Segala identitas yang ada dalam
antara intervensi keperawatan teknik dokumen dan data penelitian ini telah
relaksasi nafas dengan posisi yoga untuk disepakati hanya menggunakan inisial,
fatigue menunjukkan bahwa penderita seluruh informasi dari responden yang
kanker yang diberikan intervensi tersebut berbentuk hard copy disimpan didalam
melaporkan tingkat fatigue yang rendah filing cabinet yang dikunci dan data yang
(Decker, Cline-Elsen, Galaggher, 1992 berbentuk soft copy disimpan dalam folder
dan Kim, Kim, 2005). Penelitian tertentu diamankan dengan menggunakan
sebelumnya juga mengungkapkan bahwa password. Pada pelaksanaan intervensi
aerobik maupun relaksasi yoga efektif penelitian responden diberikan waktu jeda
dalam menurunkan fatigue (Danismaya istirahat sebanyak 2 menit, yakni pada
2008, Wahyuni 2012). Baik latihan pergantian dari latihan aerobik (jalan) ke
aerobik maupun kombinasi relaksasi teknik relaksasi yoga, hal ini dilakukan
dengan yoga telah dibuktikan efektif untuk meminimalisir ketidaknyamanan
dalam memperbaiki fatigue, namun sejauh yang dapat dirasakan oleh responden.
ini belum ditemukan penelitian yang Selama berperan serta dalam penelitian
menerapkan kombinasi antara latihan fisik responden diperlakukan secara adil dan
dengan relaksasi yoga, sebagai upaya tidak berpihak, dengan cara pemberian
manajemen fatigue sesuai dengan terapi yang sama, namun dalam waktu
mekanisme fisiologis dan psikologisnya. yang berbeda. Kelompok kontrol
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui diberikan intervensi kombinasi latihan
perbedaan tingkat fatigue pada penderita

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 30


ISSN : 2579-7301

aerobik dengan teknik relaksasi yoga tingkat fatigue post test antara kelompok
setelah pengambilan data selesai. intervensi dan kelompok kontrol terdapat
perbedaan tingkat fatigue yang bermakna
HASIL (p = 0,013 ; α = 0,05).
Didapatkan 34 responden dengan
jenis kelamin wanita yang sudah menikah TABEL 2
terbagi menjadi dua kelompok, yakni 17 Perbedaan tingkat fatigue post test kelompok
reponden pada kelompok intervensi dan intervensi dan kelompok kontrol
17 responden sebagai kelompok kontrol. Perbedaan
P
Rerata usia 51,50 tahun, rerata berat badan Mean±SD Mean
value
(CI 95%)
57,71 kg, dan rerata skor fatigue 6,04
Tingkat fatigue
(95% CI). Tabel 1 menampilkan kelompok 4,3±1,6
karakteristik responden. intervensi 1,25
0,013*
Tingkat fatigue (0,29-2,22)
TABEL 1 kelompok 5,5±1,8
Karakteristik Responden kontrol
Uji independent t test *p < 0,05
Variabel n (%)
Pekerjaan TABEL 3
a. Bekerja 5 (14,7) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fatigue
b. Tidak Bekerja 29 (85,3)
Adjusted
Tingkat Pendidikan R R2 P value
R square
a. Pendidikan rendah Langkah 1 0,594 0,353 0,311 0,012*
(tidak sekolah, SD, 27 (79,4) Langkah 2 0,451 0,203 0,178 0,001*
SMP)
b. Pendidikan tinggi 7 (20,6) Uji regresi Linier *p < 0,05
(SMA dan PT) Langkah 1 : riwayat terapi, riwayat atihan
Stadium Kanker Langkah 2 : riwayat latihan
a. Stadium II 25 (73,5) Faktor dependen : tingkat fatigue
b. Stadium III 9 (26,5)

Riwayat Terapi Berdasarkan hasil uji multivariat


a. Tidak ada 23 (67,6) regresi linier tingkat fatigue pada
b. Ada 11 (32,4) penderita kanker payudara dalam program
Riwayat Latihan kemoterapi dipengaruhi oleh riwayat
a. Tidak 30 (88,2) terapi sebelumnya dan riwayat latihan
b. Ya 4 (11,8)
sebelumnya (p < 0,05). Riwayat latihan
Jenis Obat Kemoterapi
a. Tamoplex 16 (47,1)
sebelumnya dapat menjelaskan fatigue
b. Cyclospamit 11 (32,4) yang terjadi pada penderita kanker dalam
c. Doxorubyn 7 (20,6) program kemoterapi, selebihnya
dijelaskan oleh variabel lainya.

Berdasarkan hasil uji statistik PEMBAHASAN


didapatkan penurunan skor fatigue yang Fatigue pada penderita kanker
bermakna antara sebelum dan sesudah merupakan perasaan melelahkan yang
melakukan kombinasi latihan aerobik muncul secara persisten, seiring dengan
dengan teknik relaksasi yoga pada terapi kanker. Tingginya tingkat fatigue
kelompok intervensi (p = 0,001 ; α = pada penderita kanker payudara
0,05). Berdasarkan hasil uji penurunan berhubungan dengan menurunya aktifitas
skor fatigue secara bermakna juga terjadi (Rotonda, Guillemin, Bonnetain, Velten,
pada kelompok kontrol (p = 0,004 ; α = Conroy, 2013). Berdasarkan hal tersebut,
0,05). Berdasarkan uji lanjut terhadap dalam penelitian ini dilakukan intervensi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 31


ISSN : 2579-7301

yang dapat meningkatkan aktifitas ditingkat seluler. Penggunaan oksigen dan


responden untuk memberikan manajemen sumber energi menjadi tidak efisien.
fatigue secara fisik dengan latihan jalan, Latihan aerobik yang dilakukan menjadi
serta manajemen secara psikologis dengan stimulasi bagi tubuh untuk merubah
memberikan teknik relaksasi yoga. Hasil cadangan-cadangan sumber energi
dalam penelitian ini menunjukkan adanya menjadi bahan dasar energi. Hal ini sesuai
perbedaan tingkat fatigue antara sebelum dengan teori hukum termodinamika I dan
dan sesudah menerapkan kombinasi II yang menyatakan bahwa energi tidak
latihan aerobik dengan teknik relaksasi dapat diciptakan atau dihancurkan; energi
yoga pada penderita kanker payudara hanya dapat didistribusi ulang atau diubah
dalam program kemoterapi. Hasil ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain
sesuai dengan kepustakaan bahwa latihan (Winningham dan Barton-Burke 2000).
aerobik (latihan jalan) dapat bermanfaat Program latihan aerobik dapat
terhadap tingkat fatigue yang sedang dilakukan untuk meminimalkan
dalam program terapi (Velthuis, Agasi- kehilangan energi pada penderita kanker
Idenburg, Aufdemkampe, Wittink, 2010; yang menjalankan kemoterapi dengan
Wahyuni, 2012; Mustian, Sprod, memanfaatkan konsumsi oksigen sebagai
Janelsins, Peppone, Mohile, 2012; Mayo, parameter obyektifnya dalam mengukur
Moriello, Scott, Dawes, Auais, Chasen, kinerja. Latihan aerobik menunjukkan
2014), serta menguatkan hasil penelitian kemajuan dalam hal kinerja yang
Danismaya (2008) yang mengungkapkan menghasilkan energi meskipun penderita
bahwa dengan teknik relaksasi yoga kanker sedang menjalani kemoterapi.
selama minimal tiga hari terjadi Individu yang melakukan aktifitas tidak
penurunan skor fatigue. akan merasakan terlalu lelah dibandingkan
Penurunan skor fatigue yang terjadi dengan individu yang tidak beraktifitas,
pada kelompok intervensi dapat hal ini dikarenakan energi pada individu
menjelaskan bahwa perasaan lelah yang yang beraktifitas terus didistribusi
dialami oleh penderita kanker dapat meskipun energi digunakan secara terus
diperbaiki dengan melakukan latihan menerus, keadaan sebaliknya terjadi pada
aerobik. Latihan jenis ini dapat individu yang tidak melakukan aktifitas,
menyeimbangkan antara kebutuhan dan energi terus dibutuhkan tetapi tidak ada
produksi energi yang diperlukan oleh aktifitas yang dilakukan untuk
tubuh untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan energi ulang. Program
fisik. Aerobik dapat meningkatkan latihan juga dapat memberikan manfaat
aktifitas kardio-respirasi sehingga akan bagi kesehatan psikososial penderita
meningkatkan suplai oksigen ke dalam kanker, yakni dengan meningkatkan
otot. kehadiran oksigen di dalam otot akan kemampuan diri dan kualitas hidupnya
meningkatkan metabolisme energi melalui (Doyle, C., et al., 2006). Tabel 3
oksidasi lemak, karbohidrat dan sebagian menggambarkan tentang faktor yang
kecil protein untuk membentuk ATP mempengaruhi tingkat fatigue, dimana
(Hernawati, n.d diunduh dari file.upi.edu). langkah 1 merupakan hasil analisis
Seperti yang diketahui bersama bahwa variabel riwayat terapi dan riwayat
ATP merupakan bahan dasar dari energi, latihan, sedangkan langkah 2 adalah hasil
sehingga saat produksinya meningkat analisis riwayat latihan. Berdasarkan nilai
maka akan berbanding lurus dengan adjusted R square pada tabel tersebut,
kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dapat disimpulkan bahwa riwayat aktifitas
dan fungsinya. Sebaliknya, penurunan dapat menjelaskan 17,8% terjadinya
aktifitas (deconditioning) mengakibatkan tingkat fatigue pada penderita kanker
tidak terjadinya pemecahan dan hilangnya payudara dalam penelitian ini.
enzim yang terlibat dalam produksi energi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 32


ISSN : 2579-7301

Sementara itu, hasil penelitian juga pola tidur yang baik, menyesuaikan gaya
mennggambarkan bahwa teknik relaksasi hidup yang baik, memahami
yoga juga berkontribusi terhadap skor permasalahan psikologis yang
fatigue responden, peran yoga adalah berhubungan dengan fatigue, koping
meningkatkan rasa tenang dalam perasaan untuk kehilangan energi (Victoria
responden setelah latihan. Menurut Minister for Health, 2013). Penurunan
Shindu (2013) dengan posisi yoga yang terjadi pada kelompok kontrol ini
shavasana (posisi berbaring seperti sangat dimungkinkan karena beberapa
mayat/relaksasi total) akan terjadi tekanan responden mempunyai jadwal kemoterapi
lembut pada kelenjar-kelenjar yang dapat yang telah ditentukan sebelumnya,
mengeluarkan hormon dengan lebih stabil, sehingga sulit untuk memprediksi puncak
sirkulasi darah menjadi lebih lancar, tubuh fatigue responden. Jarak antara
akan menguraikan ketegangan otot- kemoterapi terakhir dengan penelitian
ototnya, pikiran menjadi lebih tenang dan sangat bervariatif, ada yang langsung
perasaan menjadi lebih tenteram. pasca kemo ada juga yang telah beberapa
Pengaruh yoga dalam penelitian ini adalah minggu setelah kemoterapi terakhir.
sebagai mediator manajemen stress. Menurut pendapat Otti (dikutip dalam
Sesuai dengan teori dari Hans Selye Danismaya, 2008) bahwa puncak fatigue
tentang adaptasi stress secara umum terjadi pada hari ke-7 sampai hari ke-10
(dalam the Canadian medical hall of setelah sesi kemoterapi dan akan kembali
fame, 2013) sindrom stress berawal dari pada titik awal sebelum siklus berikutnya.
situasi dimana tubuh secara tidak spesifik Sehingga saat dilakukan pengkajian
berespon terhadap berbagai stimulus. Pada responden tidak dapat dipastikan sedang
kondisi stress hipotalamus berperan dalam berada pada masa puncak fatigue atau
menstimulus hipofisis, sehingga adrenal tidak, karena mungkin saja telah beranjak
akan memproduksi kortisol sehingga pulih dari kondisi fatigue yang dialami.
secara langsung maupun tidak langsung Intervensi yang diberikan selama
akan tersekresi steroid ACTH, GRH, penelitian ini bersifat aman dan dapat
Somatostatin serta faktor pelepas dilakukan oleh responden secara mandiri
(releasing) hormon hipotalamus dan selama dalam masa kemoterapi. Hal ini
hipofisis lainya. Kegagalan tubuh dalam berdasarkan tidak adanya laporan dari
beradaptasi terhadap stressor akan kelompok intervensi yang menjalankan
memunculkan berbagai tanda seperti kombinasi latihan aerobik dan teknik
ulkus, tekanan darah tinggi dan serangan relaksasi yoga yang bersifat merugikan
jantung. Oleh karena itu upaya untuk dan membahayakan dirinya. Penurunan
beradaptasi perlu diajarkan pada penderita skor fatigue pada kelompok intervensi
stress ini, agar mampu beradaptasi dengan lebih tinggi secara bermakna jika
kondisinya sehingga tidak sampai terjadi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
pada gejala-gejala diatas, salah satu upaya Secara klinis skor fatigue dikatagorikan
yang dapat dilakukan adalah dengan menjadi empat katagori, yakni; skor 0
teknik relaksasi yoga yang dilakukan untuk katagori tidak fatigue, skor 1-3
dalam penelitian ini untuk katagori fatigue ringan, skor 4-6
Hasil penelitian juga menunjukkan untuk katagori fatigue sedang, dan 7-10
bahwa penurunan tingkat fatigue juga katagori fatigue berat (Pipper, et. al, 1998
terjadi pada kelompok kontrol yang tidak dan NCCN, 2014). Penurunan rata-rata
mendapatkan kombinasi latihan aerobik skor yang didapatkan secara statistik
dengan teknik relaksasi yoga. Fatigue adalah 0,52-1,82 baik pada kelompok
secara umum memang dapat diatasi intervensi maupun kelompok kontrol, dari
dengan teknik restorasi, seperti ; skor awal pada kisaran 6 turun pada
memastikan diet yang baik, memastikan kisaran skor 5 dan 4.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 33


ISSN : 2579-7301

Secara klinis skor fatigue 4-6 upaya awal untuk mengetahui efektifitas
dikatagorikan ke dalam katagori sedang, terapi kombinasi dimana belum ditemukan
sehingga dapat disimpulkan bahwa acuan frekuensi dan durasi untuk
penurunan fatigue yang bermakna hanya penerapan kombinasi dalam penelitian-
terjadi secara statistik, namun secara klinis penelitian sebelumnya, sehingga beberapa
penurunan yang terjadi masih dalam satu pertimbangan diatas digunakan untuk
katagori yang sama atau tidak terjadi menentukan frekuensi dan durasi
penurunan. Beberapa penelitian lain juga kombinasi latihan aerobik dengan teknik
mengungkapkan hal yang sama, bahwa relaksasi yoga selama tiga hari berturut-
penurunan fatigue setelah latihan dan turut.
relaksasi yoga secara bermakna hanya Hasil penelitian ini menunjukkan
ditunjukkan pada perhitungan statistik, pengaruh yang cukup signifikan antara
namun secara klinis tidak terdapat kombinasi latihan aerobik dengan teknik
perbedaan yang bermakna (Schwartz, relaksasi yoga pada penderita kanker yang
Mori, Gao, Nail, King, 2001, Danismaya menjalani kemoterapi, setelah tiga hari
2008, Mustian et. al 2009). Namun hasil pengamatan. Namun menurut hukum
penelitian Mustian et. al (2009) Termodinamik III yang ditemukan oleh
menambahkan meskipun secara klinis Rudolf Clausius (dalam Barton-Burke dan
tidak terjadi perubahan fatigue yang Winningham, 2000) menekankan bahwa
signifikan, penderita kanker yang energi tidak saja dapat diubah dalam
diberikan latihan terus menerus hingga bentuk lain namun juga secara konstan
pengamatan tiga bulan menunjukkan kurang tersedia untuk kerja. Kapanpun
adanya perbaikan pada kualitas hidupnya. energi diubah, selalu dibutuhkan lebih
Begitu juga pada hasil penelitian banyak energi daripada energi yang
Danismaya (2008) lebih lanjut dikeluarkan sebuah sistem. Teori ini dapat
memaparkan bahwa pemberian teknik menjadi dasar bahwasanya intervensi yang
relaksasi yoga lebih dari tiga hari diberikan dalam penelitian ini tidak dapat
menunjukkan penurunan fatigue yang serta-merta menghilangkan fatigue hanya
secara klinis bermakna, yakni dari fatigue dalam waktu tiga hari, karena tubuh terus-
katagori sedang pada hari pertama menerus membutuhkan suplai energi
menjadi fatigue katagori ringan pada hari seiring dengan penggunaan energi.
kelima. Latihan dan kegiatan fisik yang Sehingga responden yang melakukan
melebihi porsi kemampuan penderita intervensi tersebut juga berisiko untuk
kanker juga dapat berpotensi untuk semakin lelah karena kebutuhan energi
menimbulkan kelelahan sehingga justru yang terus-menerus. Namun, setidaknya
berpeluang untuk memperburuk fatigue, dengan memberikan kombinasi latihan
oleh karena itu pada penelitian ini masih aerobik dengan teknik relaksasi yoga
menggunakan kriteria intervensi minimal, secara berkelanjutan dapat
yakni dengan frekuensi tiga hari dalam menyeimbangkan kebutuhan energi,
satu minggu. Penetapan tersebut aerobik dapat menstimulasi metabolisme
berdasarkan pada frekuensi optimal energi dan relaksasi yoga dapat
aerobik pada orang dewasa yakni minimal menghemat penggunaan energi dengan
3 hari dalam satu minggu (Whalet, 2006) meminimalisir stress internal. Menurut
dan durasi waktunya minimal 10 menit Winningham (dalam King dan Hinds,
dalam satu hari (Newton dikutip dalam 2003) tentang proposisi istirahat dan
CCWA, 2009). Sementara Danismaya aktifitas menyatakan bahwa terlalu
(2008) juga menyebutkan bahwa banyak/sedikit istirahat akan
perubahan fatigue penderita kanker yang mengakibatkan kelelahan, begitu juga
diberikan relaksasi yoga terjadi mulai hari terlalu banyak/sedikit aktifitas juga akan
ke tiga latihan. Penelitian ini merupakan mengakibatkan kelelahan, sehingga

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 34


ISSN : 2579-7301

keseimbangan dinamis antara aktifitas dan pada penderita kanker dalam penelitian ini
istirahat akan meminimalkan kelelahan, dapat menjadi salah satu intervensi
dan sebaliknya ketidakseimbangan keperawatan, sehingga perawat dapat
diantaranya akan memperberat kelelahan. menerapkanya dalam tatanan keperawatan
Selain itu, fatigue menjadi masalah terutama pada area keperawatan onkologi.
yang berbeda pada individu yang telah Penelitian lebih lanjut mengenai intervensi
selesai menjalani terapi kanker. Individu ini diperlukan terutama untuk mengetahui
yang tidak lagi menjalani terapi dan hasil jangka panjang dari penerapan
dipertimbangkan bebas dari kanker intervensi tersebut.
disebut dengan survivor kanker. Intervensi khusus terhadap fatigue
Kelelahan masih menjadi masalah yang pada penderita kanker sejauh ini masih
dapat mengganggu kualitas hidup belum banyak dimiliki oleh rumah sakit
survivor kanker secara bermakna. yang menangani terapi penderita kanker.
Menurut Servaes, Verhagen, Bleijenberg Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar
(2002), 38% wanita dengan kanker untuk memberikan intervensi terhadap
payudara yang telah menyelesaikan terapi fatigue yang terjadi pada penderita kanker
kanker masih merasakana kelelahan di rumah sakit, baik di rumah sakit pusat
setelah 29 hari pasca terapi. Kelelahan maupun di rumah sakit daerah.
juga masih dirasakan oleh 1/3 dari wanita
dengan kanker payudara paska 10 tahun REFERENSI
menyelesaikan terapi (Bower, Ganz, Bower J. E., Ganz P. A., Desmond, K. A.,
Desmond 2006). Teori dan penelitian (2006). Fatigue in long-term breast
yang dilakukan pada penderita kanker carcinoma survivors: a longitudinal
yang menjalani terapi tidak dapat investigation
diterapkan pada populasi survivor kanker, Danismaya I. (2008). Pengaruh teknik
solusi yang dapat diberikan pada populasi relaksasi Yoga terhadap tingkat
ini adalah dengan meningkatkan fatigue pada penderita kanker
kemampuan diri untuk dapat beradaptasi payudara pasca kemoterapi di rumah
dan melakukan manajemen secara mandiri sakit Hasan Sadikin Bandung
terhadap fatigue yang masih dialami. (Thesis). Diunduh dari
Kesimpulan akhir yang dapat diambil http://lib.ui.ac.id/opac/ui/
adalah kombinasi latihan aerobik dengan Doyle, C., Kushi L. H., Byers
teknik relaksasi ini dapat memberikan T, Courneya K. S., Demark-
dampak terhadap tingkat fatigue pada Wahnefried W., Grant B., ... &
penderita kanker payudara yang dalam Andrews K. S. (2006). Nutrition and
program kemoterapi, namun untuk hasil physical activity during and after
lebih baik perlu dilakukan dalam jangka cancer treatment: an American
waktu yang lebih lama dengan Cancer Society guide for informed
pertimbangan lain yang lebih baik. choices. CA Cancer J Clin, 56(6): p.
323-53.
SIMPULAN Escalante P. C., Manzullo F. E. (2009)
Terdapat perbedaan tingkat fatigue Cancer-Related Fatigue: The
pada penderita kanker payudara yang Approach and Treatment. J Gen
mendapatkan kombinasi latihan aerobik Intern Med, 24(Suppl 2):412–6 DOI:
dengan teknik relaksasi yoga. Penurunan 10.1007/s11606-009-1056-z
yang terjadi adalah secara statistik, namun Hernawati, (n.d). Produksi asam laktat
secara klinis tidak ada perubahan tingkat pada exercise aerobik dan anaerobik.
fatigue yang bermakna baik pada diunduh dari
kelompok intervensi ataupun kelompok file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._
kontrol. Intervensi khusus untuk fatigue PEND._BIOLOGI/.../FILE_2.pdf

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 35


ISSN : 2579-7301

Hofman M., Ryan L. J., Figueroa-Moeley Exercise Recommendations for


D. C, Jean-Pierre P., Morrow G. R.. Cancer-Related Fatigue, Cognitive
(2007). Jacobsen PB, Hann DM, Impairment, Sleep problems,
Azzarello LM, et al. Fatigue in Depression, Pain, Anxiety, and
woman receiving adjuvant Physical Dysfunction: A Review.
chemotherapy for breast cancer: Oncol Hematol Rev. 8(2):81-88.
characteristics, course and correlates. PubMed PMID: 23667857; PubMed
J Pain Symptom Manage, 22: 277–88 Central PMCID: PMC3647480
Kim, S.D., & Kim, H.S. (2005). Effects of National Comprehensive Cancer Network.
a relaxation breathing exercise on (2014). NCCN clinical practice
fatigue in hematopoietic stem cell guidelines in oncology (NCCN
transplantation patients. Journal of guidelines) cancer-related fatigue
Clinical Nursing, 14, 51–55. version 1.2014. NCCN.org. diunduh
King, C. R., Hinds, P.S. (2003). Quality of dari
life: from nursing and patients http://www.nccn.org/professionals/ph
perspectives, theory and research. 3rd ysician_gls/f_guidelines.asp#supporti
ed. Jones & Bartlett Publisher. ve
Pipper BF., Dibble SL., Dodd MJ., Weiss
Mayo NE, Moriello C, Scott SC, Dawes MC., Slaugther RE., Paul SM. (1998).
D, Auais M, Chasen M. (2014). The revised piper fatigue scale:
Pedometer-facilitated walking psychometric evaluation in women
intervention shows promising with breast cancer. Oncol Nurs
effectiveness for reducing cancer Forum. 25(4):677-84. PubMed
fatigue: a pilot randomized trial. Clin PMID: 9599351
Rehabil. pii: 0269215514536209. Rotonda C., Guillemin F., Bonnetain F.,
[Epub ahead of print] PubMed PMID: Velten M., Conroy T. (2013). Factors
24917586 associated with fatigue after surgery
Mitchell A. S., Beck L. S., Hood E. L., in women with early-stage invasive
Moore K., Tanner R. E. (2007). breast cancer. The oncologist, 18:467-
Putting evidence into practice: 475. Doi 10.1634/theoncologist.2012-
evidence-based intervenstion cancer 0300
and its treatment. Clinical journal of Schwartz L A, Mori M., Gao R., Nail M.
oncology nursing. 11 (1):99-113. L., King E. M. (2001) Exercise
Mustian M. K., Morrow R. G., Carroll J. reduces daily fatigue in women with
K., Moseley D. C., Pierre P. J., breast cancer receiving
Williams C. G. (2007). Integrative chemotherapy. Med. Sci. Spsorts
nonpharmacologic behavioral Exer.; vol. 33, no. 5:000-000.
interventions for the management of Servaes P., Verhagen S., Bleijenberg T.
cancer-related fatigue. The (2002). Determinants of chronic
Oncologist, 12:52–67. fatigue in disesase-free breast cancer
Doi:10.1634/theoncologist.12-S1-52 patients: a cross sectional study.
Mustian M. K., Peppone L., darling V. T., Annal of Oncology,13: 589-590
Palesh O., Heckler E. C., Morrow R.
G. (2009). A 4-week home-based Shindu P. (2013). Panduan lengkap yoga:
aerobic and resistance exercise untuk hidup sehat dan seimbang.
program during radiation therapy : a Bandung : Mizan Media Utama.
pilot project randomized clinical trial. The Canadian medical hall of fame
J support Oncol, 9:158-167. (2013). Dr. hans Seyle. Diunduh dari
Mustian KM, Sprod LK, Janelsins M, http://www.cdnmedhal.org/dr-hans-
Peppone LJ, Mohile S. (2012). seyle

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 36


ISSN : 2579-7301

Velthuis MJ, Agasi-Idenburg SC,


Aufdemkampe G, Wittink HM.
(2010). The effect of physical
exercise on cancer-related fatigue
during cancer treatment: a meta-
analysis of randomised controlled
trials. Clin Oncol (R Coll Radiol). 22
(3) : 208-21. doi:
10.1016/j.clon.2009.12.005. PubMed
PMID : 20110159.
Victoria Minister for Health. (2013).
Fatigue fighting tips reproduced from
the better health channel
(www.betterhealth.vic.gov.au). State
of Victoria. Diunduh dari
http://www.betterhealth.vic.gov.au/Fa
tigue_fighting_tips.pdf
Wahyuni S.I., (2012). Walking exercise
programme (WEP) menurunkan
cancer related fatigue pada pasien
kanker payudara di rsud Ibnu Sina
Gresik. Diunduh dari
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abs
trak_5631129_tpjua.pdf
Wagner, L.I. & Cella D. (2004). Fatigue
and cancer: causes, prevalence and
treatment approaches. Br J Cancer,
91(5): p. 822-8.
Winningham M.L., Barton-Burke, M.
(2000) Fatigue in cancer: a
multidimensional approach. United
Kingdom: Jones and Bartlett
Publisher, inc

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 37

Вам также может понравиться