Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Muhammad Taukhid
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
E-mail: mtaukhid88@gmail.com
Abstract
Background : Fatigue is feeling tired physically, psychologically, cognitively perceived
cancer patients while undergoing therapies for the disease, including chemotherapy. The
purpose of this study was to determine differences in the level of fatigue in cancer patients
between before and after aerobic exercise combined with relaxation techniques of yoga.
Methods : This study used Quasi-experimental design with pretest-posttest control group
in patients with breast cancer in the course of chemotherapy. The sampling methods used
purposive sampling. The fatigue level was collected by subjective instruments Pipper
Fatigue Scale (PFS), and then analyzed by the Independent and Dependent T test, and
multivariate analysis used linear regression with a significance value of α <0.05. Results :
There were differences in the level of fatigue post-test between the intervention group and
the control group with a difference of 1.25 (p = 0.013). History of previous exercise may
explain the 17.8% level of fatigue that occurs in patients with breast cancer in the course of
chemotherapy, the rest was explained by other variables. Conclusion : There were a
decrease in the level fatigue statistically, however clinically the level of fatigue remain the
same catagories.
aerobik dengan teknik relaksasi yoga tingkat fatigue post test antara kelompok
setelah pengambilan data selesai. intervensi dan kelompok kontrol terdapat
perbedaan tingkat fatigue yang bermakna
HASIL (p = 0,013 ; α = 0,05).
Didapatkan 34 responden dengan
jenis kelamin wanita yang sudah menikah TABEL 2
terbagi menjadi dua kelompok, yakni 17 Perbedaan tingkat fatigue post test kelompok
reponden pada kelompok intervensi dan intervensi dan kelompok kontrol
17 responden sebagai kelompok kontrol. Perbedaan
P
Rerata usia 51,50 tahun, rerata berat badan Mean±SD Mean
value
(CI 95%)
57,71 kg, dan rerata skor fatigue 6,04
Tingkat fatigue
(95% CI). Tabel 1 menampilkan kelompok 4,3±1,6
karakteristik responden. intervensi 1,25
0,013*
Tingkat fatigue (0,29-2,22)
TABEL 1 kelompok 5,5±1,8
Karakteristik Responden kontrol
Uji independent t test *p < 0,05
Variabel n (%)
Pekerjaan TABEL 3
a. Bekerja 5 (14,7) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fatigue
b. Tidak Bekerja 29 (85,3)
Adjusted
Tingkat Pendidikan R R2 P value
R square
a. Pendidikan rendah Langkah 1 0,594 0,353 0,311 0,012*
(tidak sekolah, SD, 27 (79,4) Langkah 2 0,451 0,203 0,178 0,001*
SMP)
b. Pendidikan tinggi 7 (20,6) Uji regresi Linier *p < 0,05
(SMA dan PT) Langkah 1 : riwayat terapi, riwayat atihan
Stadium Kanker Langkah 2 : riwayat latihan
a. Stadium II 25 (73,5) Faktor dependen : tingkat fatigue
b. Stadium III 9 (26,5)
Sementara itu, hasil penelitian juga pola tidur yang baik, menyesuaikan gaya
mennggambarkan bahwa teknik relaksasi hidup yang baik, memahami
yoga juga berkontribusi terhadap skor permasalahan psikologis yang
fatigue responden, peran yoga adalah berhubungan dengan fatigue, koping
meningkatkan rasa tenang dalam perasaan untuk kehilangan energi (Victoria
responden setelah latihan. Menurut Minister for Health, 2013). Penurunan
Shindu (2013) dengan posisi yoga yang terjadi pada kelompok kontrol ini
shavasana (posisi berbaring seperti sangat dimungkinkan karena beberapa
mayat/relaksasi total) akan terjadi tekanan responden mempunyai jadwal kemoterapi
lembut pada kelenjar-kelenjar yang dapat yang telah ditentukan sebelumnya,
mengeluarkan hormon dengan lebih stabil, sehingga sulit untuk memprediksi puncak
sirkulasi darah menjadi lebih lancar, tubuh fatigue responden. Jarak antara
akan menguraikan ketegangan otot- kemoterapi terakhir dengan penelitian
ototnya, pikiran menjadi lebih tenang dan sangat bervariatif, ada yang langsung
perasaan menjadi lebih tenteram. pasca kemo ada juga yang telah beberapa
Pengaruh yoga dalam penelitian ini adalah minggu setelah kemoterapi terakhir.
sebagai mediator manajemen stress. Menurut pendapat Otti (dikutip dalam
Sesuai dengan teori dari Hans Selye Danismaya, 2008) bahwa puncak fatigue
tentang adaptasi stress secara umum terjadi pada hari ke-7 sampai hari ke-10
(dalam the Canadian medical hall of setelah sesi kemoterapi dan akan kembali
fame, 2013) sindrom stress berawal dari pada titik awal sebelum siklus berikutnya.
situasi dimana tubuh secara tidak spesifik Sehingga saat dilakukan pengkajian
berespon terhadap berbagai stimulus. Pada responden tidak dapat dipastikan sedang
kondisi stress hipotalamus berperan dalam berada pada masa puncak fatigue atau
menstimulus hipofisis, sehingga adrenal tidak, karena mungkin saja telah beranjak
akan memproduksi kortisol sehingga pulih dari kondisi fatigue yang dialami.
secara langsung maupun tidak langsung Intervensi yang diberikan selama
akan tersekresi steroid ACTH, GRH, penelitian ini bersifat aman dan dapat
Somatostatin serta faktor pelepas dilakukan oleh responden secara mandiri
(releasing) hormon hipotalamus dan selama dalam masa kemoterapi. Hal ini
hipofisis lainya. Kegagalan tubuh dalam berdasarkan tidak adanya laporan dari
beradaptasi terhadap stressor akan kelompok intervensi yang menjalankan
memunculkan berbagai tanda seperti kombinasi latihan aerobik dan teknik
ulkus, tekanan darah tinggi dan serangan relaksasi yoga yang bersifat merugikan
jantung. Oleh karena itu upaya untuk dan membahayakan dirinya. Penurunan
beradaptasi perlu diajarkan pada penderita skor fatigue pada kelompok intervensi
stress ini, agar mampu beradaptasi dengan lebih tinggi secara bermakna jika
kondisinya sehingga tidak sampai terjadi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
pada gejala-gejala diatas, salah satu upaya Secara klinis skor fatigue dikatagorikan
yang dapat dilakukan adalah dengan menjadi empat katagori, yakni; skor 0
teknik relaksasi yoga yang dilakukan untuk katagori tidak fatigue, skor 1-3
dalam penelitian ini untuk katagori fatigue ringan, skor 4-6
Hasil penelitian juga menunjukkan untuk katagori fatigue sedang, dan 7-10
bahwa penurunan tingkat fatigue juga katagori fatigue berat (Pipper, et. al, 1998
terjadi pada kelompok kontrol yang tidak dan NCCN, 2014). Penurunan rata-rata
mendapatkan kombinasi latihan aerobik skor yang didapatkan secara statistik
dengan teknik relaksasi yoga. Fatigue adalah 0,52-1,82 baik pada kelompok
secara umum memang dapat diatasi intervensi maupun kelompok kontrol, dari
dengan teknik restorasi, seperti ; skor awal pada kisaran 6 turun pada
memastikan diet yang baik, memastikan kisaran skor 5 dan 4.
Secara klinis skor fatigue 4-6 upaya awal untuk mengetahui efektifitas
dikatagorikan ke dalam katagori sedang, terapi kombinasi dimana belum ditemukan
sehingga dapat disimpulkan bahwa acuan frekuensi dan durasi untuk
penurunan fatigue yang bermakna hanya penerapan kombinasi dalam penelitian-
terjadi secara statistik, namun secara klinis penelitian sebelumnya, sehingga beberapa
penurunan yang terjadi masih dalam satu pertimbangan diatas digunakan untuk
katagori yang sama atau tidak terjadi menentukan frekuensi dan durasi
penurunan. Beberapa penelitian lain juga kombinasi latihan aerobik dengan teknik
mengungkapkan hal yang sama, bahwa relaksasi yoga selama tiga hari berturut-
penurunan fatigue setelah latihan dan turut.
relaksasi yoga secara bermakna hanya Hasil penelitian ini menunjukkan
ditunjukkan pada perhitungan statistik, pengaruh yang cukup signifikan antara
namun secara klinis tidak terdapat kombinasi latihan aerobik dengan teknik
perbedaan yang bermakna (Schwartz, relaksasi yoga pada penderita kanker yang
Mori, Gao, Nail, King, 2001, Danismaya menjalani kemoterapi, setelah tiga hari
2008, Mustian et. al 2009). Namun hasil pengamatan. Namun menurut hukum
penelitian Mustian et. al (2009) Termodinamik III yang ditemukan oleh
menambahkan meskipun secara klinis Rudolf Clausius (dalam Barton-Burke dan
tidak terjadi perubahan fatigue yang Winningham, 2000) menekankan bahwa
signifikan, penderita kanker yang energi tidak saja dapat diubah dalam
diberikan latihan terus menerus hingga bentuk lain namun juga secara konstan
pengamatan tiga bulan menunjukkan kurang tersedia untuk kerja. Kapanpun
adanya perbaikan pada kualitas hidupnya. energi diubah, selalu dibutuhkan lebih
Begitu juga pada hasil penelitian banyak energi daripada energi yang
Danismaya (2008) lebih lanjut dikeluarkan sebuah sistem. Teori ini dapat
memaparkan bahwa pemberian teknik menjadi dasar bahwasanya intervensi yang
relaksasi yoga lebih dari tiga hari diberikan dalam penelitian ini tidak dapat
menunjukkan penurunan fatigue yang serta-merta menghilangkan fatigue hanya
secara klinis bermakna, yakni dari fatigue dalam waktu tiga hari, karena tubuh terus-
katagori sedang pada hari pertama menerus membutuhkan suplai energi
menjadi fatigue katagori ringan pada hari seiring dengan penggunaan energi.
kelima. Latihan dan kegiatan fisik yang Sehingga responden yang melakukan
melebihi porsi kemampuan penderita intervensi tersebut juga berisiko untuk
kanker juga dapat berpotensi untuk semakin lelah karena kebutuhan energi
menimbulkan kelelahan sehingga justru yang terus-menerus. Namun, setidaknya
berpeluang untuk memperburuk fatigue, dengan memberikan kombinasi latihan
oleh karena itu pada penelitian ini masih aerobik dengan teknik relaksasi yoga
menggunakan kriteria intervensi minimal, secara berkelanjutan dapat
yakni dengan frekuensi tiga hari dalam menyeimbangkan kebutuhan energi,
satu minggu. Penetapan tersebut aerobik dapat menstimulasi metabolisme
berdasarkan pada frekuensi optimal energi dan relaksasi yoga dapat
aerobik pada orang dewasa yakni minimal menghemat penggunaan energi dengan
3 hari dalam satu minggu (Whalet, 2006) meminimalisir stress internal. Menurut
dan durasi waktunya minimal 10 menit Winningham (dalam King dan Hinds,
dalam satu hari (Newton dikutip dalam 2003) tentang proposisi istirahat dan
CCWA, 2009). Sementara Danismaya aktifitas menyatakan bahwa terlalu
(2008) juga menyebutkan bahwa banyak/sedikit istirahat akan
perubahan fatigue penderita kanker yang mengakibatkan kelelahan, begitu juga
diberikan relaksasi yoga terjadi mulai hari terlalu banyak/sedikit aktifitas juga akan
ke tiga latihan. Penelitian ini merupakan mengakibatkan kelelahan, sehingga
keseimbangan dinamis antara aktifitas dan pada penderita kanker dalam penelitian ini
istirahat akan meminimalkan kelelahan, dapat menjadi salah satu intervensi
dan sebaliknya ketidakseimbangan keperawatan, sehingga perawat dapat
diantaranya akan memperberat kelelahan. menerapkanya dalam tatanan keperawatan
Selain itu, fatigue menjadi masalah terutama pada area keperawatan onkologi.
yang berbeda pada individu yang telah Penelitian lebih lanjut mengenai intervensi
selesai menjalani terapi kanker. Individu ini diperlukan terutama untuk mengetahui
yang tidak lagi menjalani terapi dan hasil jangka panjang dari penerapan
dipertimbangkan bebas dari kanker intervensi tersebut.
disebut dengan survivor kanker. Intervensi khusus terhadap fatigue
Kelelahan masih menjadi masalah yang pada penderita kanker sejauh ini masih
dapat mengganggu kualitas hidup belum banyak dimiliki oleh rumah sakit
survivor kanker secara bermakna. yang menangani terapi penderita kanker.
Menurut Servaes, Verhagen, Bleijenberg Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar
(2002), 38% wanita dengan kanker untuk memberikan intervensi terhadap
payudara yang telah menyelesaikan terapi fatigue yang terjadi pada penderita kanker
kanker masih merasakana kelelahan di rumah sakit, baik di rumah sakit pusat
setelah 29 hari pasca terapi. Kelelahan maupun di rumah sakit daerah.
juga masih dirasakan oleh 1/3 dari wanita
dengan kanker payudara paska 10 tahun REFERENSI
menyelesaikan terapi (Bower, Ganz, Bower J. E., Ganz P. A., Desmond, K. A.,
Desmond 2006). Teori dan penelitian (2006). Fatigue in long-term breast
yang dilakukan pada penderita kanker carcinoma survivors: a longitudinal
yang menjalani terapi tidak dapat investigation
diterapkan pada populasi survivor kanker, Danismaya I. (2008). Pengaruh teknik
solusi yang dapat diberikan pada populasi relaksasi Yoga terhadap tingkat
ini adalah dengan meningkatkan fatigue pada penderita kanker
kemampuan diri untuk dapat beradaptasi payudara pasca kemoterapi di rumah
dan melakukan manajemen secara mandiri sakit Hasan Sadikin Bandung
terhadap fatigue yang masih dialami. (Thesis). Diunduh dari
Kesimpulan akhir yang dapat diambil http://lib.ui.ac.id/opac/ui/
adalah kombinasi latihan aerobik dengan Doyle, C., Kushi L. H., Byers
teknik relaksasi ini dapat memberikan T, Courneya K. S., Demark-
dampak terhadap tingkat fatigue pada Wahnefried W., Grant B., ... &
penderita kanker payudara yang dalam Andrews K. S. (2006). Nutrition and
program kemoterapi, namun untuk hasil physical activity during and after
lebih baik perlu dilakukan dalam jangka cancer treatment: an American
waktu yang lebih lama dengan Cancer Society guide for informed
pertimbangan lain yang lebih baik. choices. CA Cancer J Clin, 56(6): p.
323-53.
SIMPULAN Escalante P. C., Manzullo F. E. (2009)
Terdapat perbedaan tingkat fatigue Cancer-Related Fatigue: The
pada penderita kanker payudara yang Approach and Treatment. J Gen
mendapatkan kombinasi latihan aerobik Intern Med, 24(Suppl 2):412–6 DOI:
dengan teknik relaksasi yoga. Penurunan 10.1007/s11606-009-1056-z
yang terjadi adalah secara statistik, namun Hernawati, (n.d). Produksi asam laktat
secara klinis tidak ada perubahan tingkat pada exercise aerobik dan anaerobik.
fatigue yang bermakna baik pada diunduh dari
kelompok intervensi ataupun kelompok file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._
kontrol. Intervensi khusus untuk fatigue PEND._BIOLOGI/.../FILE_2.pdf