Вы находитесь на странице: 1из 9

Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa)


SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.1


Dr. Retty Ratnawati, MSc.2
Mustika Dian Permana3

1. Staf Pengajar Laboratorium Mikrobiologi FKUB


2. Staf Pengajar Laboratorium Faal FKUB
3. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUB

ABSTRACT

Urinary tract infection is the most common bacterial infectious disease.


Escherichia coli is the most common bacteria which causes it in the community and
hospital. The level of resistance of Escherichia coli towards antimicrobial drug is
increased. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) is one of Indonesia's native plants
that is traditionally used to cure different kinds of diseases, but the antimicrobial
mechanism has not been found yet. This study aims to prove that Mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) fruit extract has an antimicrobial effect towards Escherichia
coli (in vitro), by determining the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) and there is correlation of extract
concentration to the growth of Escherichia coli colonies. This study used tube
dilution method and the concentration of extract used are 0%, 4%, 6%, 8%, 10%,
12 % and 14%. The result from this study showed significant difference between
the various concentrations of extract to the growth of Escherichia coli (ANOVA, p <
0,05) also strong corelation between concentration and the amount of Escherichia
coli colony (regresion test, R = −0,854) with MIC at 10% and MBC at 12%. The
conclusion is the Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) fruit extract has an
antimicrobial effect towards Escherichia coli in vitro. Based on the result of this
experiment, it is suggested for further investigation to find out the exact dosage for
human consumption and to find out the toxicity from the usage of Mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) fruit extract.

Key words: mahkota dewa fruit extract, antimicrobial, Escherichia coli.

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih masih merupakan penyakit utama dari beberapa


penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Escherichia coli adalah bakteri
penyebab utama infeksi saluran kemih baik di komunitas maupun di rumah sakit.
Tingkat resistensi Escherichia coli terhadap obat-obatan antimikroba juga semakin
meningkat. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman
obat asli Indonesia yang oleh masyarakat secara tradisional digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit, akan tetapi mekanismenya sebagai antimikroba
belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) memiliki efek antimikroba terhadap
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.

Escherichia coli secara in vitro, dengan melihat Kadar Hambat Minimal (KHM) dan
Kadar Bunuh Minimal (KBM) serta korelasi antara peningkatan konsentrasi ekstrak
dengan pertumbuhan koloni Escherichia coli. Metode yang digunakan adalah
metode dilusi tabung dengan konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0%, 4%,
6%, 8%, 10%, 12% dan 14%. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara berbagai konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) terhadap pertumbuhan Escherichia coli (ANOVA, p < 0,05) dan
terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi ekstrak dengan jumlah koloni
Escherichia coli (uji regresi, R = -0,854) dengan nilai KHM pada konsentrasi 10%
dan nilai KBM pada konsentrasi 12%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak
buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mempunyai efek antimikroba terhadap
pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro. Berdasarkan hasil penelitian ini,
disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis yang tepat
jika dikonsumsi manusia serta untuk mengetahui efek samping dari penggunaan
ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) ini.

Kata kunci : Ekstrak buah mahkota dewa, antimikroba, Escherichia coli.

PENDAHULUAN

The Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa


terdapat 73.000 kasus infeksi Escherichia coli terjadi tiap tahun di USA, 2.100
orang dirawat di rumah sakit dan 61 orang meninggal dunia sebagai akibat
langsung dari infeksi Escherichia coli atau dari komplikasi-nya setelah terkena
infeksi (Elder et al., 2000). Escherichia coli merupakan penyebab utama infeksi
saluran kemih, penyebab 50% infeksi nosokomial saluran kemih dan penyebab
90% infeksi saluran kemih yang didapat dari komunitas (Parham et al., 2005). Di
USA, 11% dari semua wanita yang berusia lebih dari 18 tahun menderita infeksi
saluran kemih tiap tahunnya, dan kebanyakan disebabkan oleh Escherichia coli
(Xie et al., 2006).
Masalah yang ditimbulkan oleh Escherichia coli menjadi semakin penting
oleh karena timbul permasalahan dalam penatalaksanaannya. Escherichia coli
yang sebelumnya dikenal sebagai pathogen yang relatif sensitif terhadap
antimikroba, mulai mengalami resistensi sejak lebih dari satu dekade yang lalu.
Secara umum, resistensi Escherichia coli terhadap ampicillin membatasi
penggunaan antimikroba tersebut secara empiris, untuk infeksi yang didapat dari
komunitas. Resistensi yang signifikan terhadap amoxicillin atau clavulanic acid
dan piperacillin telah dilaporkan sebesar 30-40%. Laju resistensi terhadap
cephalosporin dan cotrimoxazole semakin meningkat di USA (5-25%) dan angka
tersebut menjadi lebih tinggi di Eropa dan negara berkembang. Tidak menutup
kemungkinan beberapa periode mendatang Escherichia coli akan resisten
terhadap antimikroba yang saat ini dilaporkan hanya ditemui pada kurang dari
10% galur, seperti cephalosporin generasi dua, tiga, dan empat, quinolone,
monobactam dan amino glycoside (Russo, 2001).
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) adalah tanaman asli Indonesia.
Habitat aslinya adalah tanah Papua, karenanya sebagian ahli botani menamakan
tanaman ini Phaleria papuana. Tanaman ini juga mampu hidup di berbagai
kondisi, dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Buah dan daun mahkota
dewa dalam masyarakat Indonesia secara empiris telah banyak digunakan untuk
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
berbagai macam keluhan dan penyakit (Harmanto, 2003). Secara ilmiah mahkota
dewa telah diteliti oleh Vivi dalam (Harmanto, 2003), dengan melakukan
serangkaian penelitian penapisan farmakologi dan identifikasi terhadap senyawa
kimia aktif yang terdapat dalam mahkota dewa sebagai anti kanker.
Oleh karenanya permasalahan yang ingin dibuktikan adalah apakah buah
mahkota dewa mempunyai efek sebagai antimikroba terhadap Escherichia coli.
Dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan ekstrak buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) memiliki efek antimikroba terhadap bakteri
Escherichia coli secara in vitro.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini digunakan desain penelitian eksperimental laboratorik


in vitro dengan uji Dilusi Tabung (Tube Dilution Test) untuk membuktikan efek
antimikroba ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap bakteri
Escherichia coli. Pada Tube Dilution Test dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap
pengujian bahan pada medium cair NA Broth untuk menentukan Kadar Hambat
Minimal (KHM) dan tahap inokulasi pada medium padat Nutrient Agar Plate
(NAP) untuk menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang selama bulan Desember 2006-Maret 2007. Sampel
yang digunakan adalah satu isolat bakteri Escherichia coli no. isolat 997 yang
dimiliki Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
yang berasal dari spesimen urin penderita di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA)
Malang.
Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan proses persiapan diantaranya
pembuatan ekstrak buah mahkota dewa dan identifikasi ulang bakteri
Escherichia coli dengan pewarnaan Gram, inokulasi pada medium Mc Conkey
Agar, dan inokulasi pada medium EMB. Selanjutnya dilakukan pembuatan
suspensi bakteri uji, lalu dilakukan pengujian efek antimikroba.
Data penelitian yang diperoleh (berupa jumlah koloni bakteri pada
medium NAP pada perlakuan berbagai konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa)
disajikan dan dianalisis secara statistik menggunakan fasilitas SPSS for
Windows 13.0, dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan menggunakan
uji statistik parametrik One Way ANOVA dan Uji Regresi Linier.

HASIL PENELITIAN

Hasil Identifikasi Bakteri


Sebelum penelitian, isolat kuman Escherichia coli terlebih dahulu
diidentifikasi ulang. Dengan pewarnaan Gram didapatkan kuman dengan
gambaran berbentuk batang berwarna merah (Gram negatif). Dari hasil kultur
Escherichia coli pada medium EMB terlihat gambaran koloni seperti kilatan
logam (metallic sheen). Dari hasil kultur pada medium McConkey terlihat
gambaran koloni bulat merah yang berarti Escherichia coli memfermentasikan
laktosa. Dari hasil tes microbact system diperoleh angka probabilitas sebesar
70,36%. Berdasarkan seluruh hasil tes yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kuman yang digunakan kemungkinan besar adalah benar Escherichia coli.
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
Hasil Penentuan KHM dan KBM

Pada hasil uji dilusi tabung, dapat ditentukan nilai kadar hambat minimal
(KHM) ekstrak buah mahkota dewa terhadap kuman Escherichia coli. Dari hasil
pengamatan (gambar 1) didapat KHM ekstrak buah mahkota dewa terhadap
kuman Escherichia coli yaitu pada konsentrasi 10% dimana pada tabung
tersebut mulai tampak tidak keruh.

Gambar 1 Hasil Uji Dilusi Tabung

Hasil penanaman pada medium NAP dapat terlihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa didapatkan jumlah koloni kuman
Escherichia coli yang semakin menurun. Adapun hasil penghitungan jumlah
koloni bakteri berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel 1.
Jumlah koloni yang tumbuh pada Original Inoculum adalah 307 x 103
CFU/mL. Pada Tabel 1, didapatkan Kadar Bunuh Minimal (KBM) dari ekstrak
buah mahkota dewa terhadap bakteri Escherichia coli adalah pada konsentrasi
12% yaitu konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa terendah dimana jumlah
koloni bakteri Escherichia coli pada konsentrasi tersebut adalah < 0,1 % dari
Original Inoculum, (0,1% x 307 x 103 = 307).

Tabel 1 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Escherichia coli Tiap Perlakuan (x 103 CFU/mL)

Peng- Jumlah koloni tiap konsentrasi


ulangan 0% 4% 6% 8% 10% 12% 14%

I 1.475.000,0 132.500,0 242,5 36,5 7,5 0 0

II 1.455.000,0 131.500,0 242,0 35,5 7,0 0 0

III 1.440.000,0 129.500,0 240,0 33,5 6,0 0 0

IV 1.460.000,0 130.500,0 241,0 34,0 7,0 0 0

Rata-rata 1.457.500,0 131.000,0 241,4 34,9 6,9 0 0

SD ±14.433,8 ±1.290,9 ±1,1 ±1,4 ±0,6 0 0

Dari hasil penghitungan jumlah koloni bakteri Escherichia coli, dilakukan


analisis data dengan uji One-Way ANOVA dan uji Regresi Linier pada derajat
kepercayaan 95%. Uji One-Way ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
nyata rata-rata antar konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa terhadap
pertumbuhan koloni Escherichia coli. Dari hasil uji One-Way ANOVA (tabel 2)
didapatkan angka signifikansi 0,000 (p < 0,05), hal ini berarti tiap konsentrasi
memiliki rata-rata pertumbuhan jumlah koloni tidak sama. Dari hasil uji one-way
ANOVA dapat disimpulkan bahwa faktor konsentrasi ekstrak menyebabkan
perbedaan signifikan jumlah koloni Escherichia coli pada taraf kepercayaan 95%.
Uji Regresi Linier digunakan untuk menunjukkan apakah ada hubungan
antara peningkatan konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa dengan jumlah
koloni Escherichia coli yang tumbuh pada media padat NAP. Dari hasil uji
Regresi Linier (tabel 2) didapatkan hubungan yang erat antara dua variabel yaitu
didapatkan nilai koefisien korelasi Pearson sebesar –0,854 yang berarti
konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa dengan jumlah koloni Escherichia coli
memiliki korelasi yang sangat kuat karena nilai korelasinya terletak antara 0,801
– 1,000 (Dahlan, 2004). Sedangkan arah korelasi negatif (-) berarti konsentrasi
ekstrak buah mahkota dewa dengan jumlah koloni Escherichia coli memiliki
hubungan yang terbalik, yaitu semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mahkota
dewa maka semakin kecil jumlah koloni Escherichia coli yang tumbuh. Adapun
persamaan regresi liniernya adalah Y = 875994296,6 – 84132906,5X (dimana X
adalah konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa dan Y adalah jumlah koloni
kuman) dengan nilai R square sebesar 0,729 atau 72,9% variasi jumlah koloni
dipengaruhi oleh variasi konsentrasi.

Tabel 2 Hasil Uji One-Way ANOVA dan Uji Regresi Linier

ANOVA

Jumlah_koloni
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7E+018 6 1,187E+018 39574,727 ,000
Within Groups 6E+014 21 3,000E+013
Total 7E+018 27

Correlations

Jumlah_
koloni Konsentrasi
Pearson Correlation Jumlah_koloni 1,000 -,854
Konsentrasi -,854 1,000
Sig. (1-tailed) Jumlah_koloni . ,000
Konsentrasi ,000 .
N Jumlah_koloni 28 28
Konsentrasi 28 28

PEMBAHASAN

Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) diduga mengandung


beberapa zat yang memiliki efek antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
sebagai antimikroba terhadap pertumbuhan kuman Escherichia coli secara in
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
vitro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dilusi tabung (tube
dilution test) dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA) Broth untuk
menentukan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan penanaman pada media Nutrient
Agar Plate (NAP) untuk menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Dalam
penelitian ini isolat kuman yang digunakan diperoleh dari spesimen urin pasien di
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang yang terdapat di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Kuman Escherichia coli yang digunakan diambil dari spesimen urin
dikarenakan hingga kini Escherichia coli masih merupakan bakteri utama
penyebab timbulnya infeksi saluran kemih. Escherichia coli juga lebih sering
menimbulkan manifestasi klinik berupa infeksi saluran kemih daripada gangguan
saluran pencernaan ataupun gejala klinis lainnya.
Ekstrak buah mahkota dewa diperoleh dengan metode ekstraksi
menggunakan pelarut etanol 96%, karena zat aktif yang terkandung dalam buah
mahkota dewa (seperti alkaloid, flavonoid, polyphenol dan tannin) bersifat larut
etanol. Kemudian hasil ekstraksi dilanjutkan dengan proses evaporasi untuk
memisahkan kandungan aktif buah mahkota dewa dengan etanol. Dengan
demikian, efek antimikroba ekstrak buah mahkota dewa pada penelitian ini tidak
dipengaruhi oleh etanol, karena ekstrak sudah mengalami proses evaporasi dan
oven pada suhu 80°C, sedangkan titik didih etanol adalah 78°C.
Dalam penelitian ini digunakan 7 konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa
yaitu 0%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14%. Hal ini berdasarkan beberapa kali
percobaan (eksplorasi) yang dilakukan sebelum penelitian.
Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak buah mahkota dewa terhadap
kuman Escherichia coli pada penelitian ini yaitu pada konsentrasi 10%,
sedangkan Kadar Bunuh Minimal (KBM) didapat pada konsentrasi 12%. Selain
itu, didapatkan hasil semakin menurunnya jumlah koloni Escherichia coli yang
tumbuh seiring dengan semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak buah
mahkota dewa. Hal ini dimungkinkan karena adanya peningkatan jumlah zat aktif
yang bekerja sebagai antimikroba seiring peningkatan konsentrasi ekstrak.
Kemampuan ekstrak buah mahkota dewa dalam menghambat dan
membunuh pertumbuhan Escherichia coli diduga disebabkan adanya beberapa
zat aktif yang memiliki daya antimikroba seperti alkaloid, saponin, flavonoid,
tannin dan polyphenols (Gotama et al., 1999). Mekanisme antimikroba alkaloid
diduga oleh karena kemampuannya untuk merusak dinding sel dan/atau DNA
bakteri (Cowan, 1999). Alkaloid dikaitkan dengan hambatan replikasi DNA bakteri
yaitu dengan menginaktivasi enzim yang berperan pada proses pengarahan
nukleotida pada pita DNA tunggal induk sebagai cetakannya (Naim, 2005).
Adanya gangguan replikasi DNA menyebabkan gangguan pula pada
pembelahan sel. Selain itu sintesa protein untuk metabolisme bakteri maupun
untuk sintesa dinding sel akan terhambat. Produksi toxin juga berkurang karena
toxin yang dihasilkan Escherichia coli diperantarai oleh cyclic DNA. Pada
akhirnya pertumbuhan Escherichia coli akan terhambat.
Mekanisme antimikroba flavonoid yaitu dengan menghambat kerja
sejumlah enzim yang berperan pada proses transpeptidasi, yaitu tahap akhir
pembentukan dinding sel dengan terbentuknya rantai peptida peptidoglikan.
Dinding sel yang terbentuk menjadi tidak rigid (keras) sehingga rapuh dan mudah
rusak (Naim, 2005). Pada akhirnya, bakteri akan mengalami lisis. Mekanisme
antimikroba flavonoid yang lain yaitu flavonoid yang bersifat lipofilik dapat
merusak membran sitoplasma bakteri serta kemampuan untuk menginaktivasi
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
molekul adhesin bakteri (Cowan, 1999). Membran sitoplasma bakteri sendiri
berfungsi dalam permeabilitas selektif dan proses transport aktif sehingga akan
mampu menjaga komposisi internal dalam bakteri. Apabila membran sitoplasma
rusak maka metabolit penting dalam bakteri akan keluar dan bahan makanan
untuk menghasilkan energi tidak dapat masuk, dengan akibat kematian bakteri.
Mekanisme antimikroba tannin dan polyphenols diduga karena memiliki
kemampuan untuk membentuk komplek dengan protein dan juga polisakarida,
menghambat enzim bakteri, serta menginaktivasi molekul adhesin bakteri
(Cowan, 1999). Ikatan tannin dan polyphenols pada molekul adhesin bakteri
yang merupakan faktor virulensi bakteri, menyebabkan bakteri Escherichia coli
tidak dapat berikatan dengan sel host sehingga tidak dapat menimbulkan
manifestasi klinis. Sedangkan ikatan tannin dan polyphenols dengan protein
maupun polisakarida dapat merusak dinding sel. Dinding sel berfungsi sebagai
struktur pemberi bentuk sel dan melindungi sel terhadap lisis osmotik, kerusakan
pada dinding sel atau hambatan pemben-tukannya dapat mengakibatkan lisis
pada sel.
Berdasarkan sifat kelarutan dan fisikokimiawinya, dari beberapa zat aktif
yang terdapat pada buah Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dimungkinkan
bahwa alkaloid yang memiliki kelarutan terbesar terhadap etanol dibandingkan
zat aktif lainnya mempunyai pengaruh paling besar terhadap sifat antimikroba
dari buah Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Akan tetapi bukan berarti sifat
antimikroba ini hanya berasal dari alkaloid, beberapa zat aktif lainnya juga
dimungkinkan memiliki sifat antimikroba sehingga memberikan efek yang sinergis
terhadap menurunnya jumlah Escherichia coli dalam penelitian ini. proporsi dari
masing-masing kandungannya masih belum diketahui. Oleh karenanya perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode pemurnian bahan
aktif untuk mengetahui besar efek antimikroba dari masing-masing zat aktif dan
proporsi tiap zat aktif yang terkandung dalam buah mahkota dewa. Selain itu
pemurnian bahan aktif juga digunakan untuk memudahkan standardisasi dosis
atau konsentrasi zat.
Pada penelitian lain, ekstrak buah mahkota dewa mampu menghambat
enzim α-glukosidase yang berperan dalam absorpsi glukosa di usus, sehingga
bisa mengurangi resiko terjadinya postprandial hyperglikemia (Sugiwati dkk.,
2006). Selain itu ekstrak buah mahkota dewa juga memiliki efek sitotoksik yaitu
menghambat pertumbuhan sel kanker. Disebutkan ekstrak buah memilliki potensi
penghambatan pertumbuhan sel hela (sel kanker rahim) ± 4x daripada ekstrak
daun (Sumastuti, 2002). Gallic acid (yang diperoleh dari hasil ekstraksi metanol
buah mahkota dewa, kemudian dilanjutkan dengan proses chromatography)
disebutkan memiliki efek antikanker dengan cara menghambat proliferasi sel dan
menginduksi terjadinya apoptosis dari sel kanker esophagus (TE-2), akan tetapi
hal ini tidak terjadi pada sel esophagus normal (CHEK-1) karena terjadi
penghambatan ekspresi dari protein pro-apoptosis. Dibutuhkan 0,2 mg/mL Gallic
acid untuk mencapai 50% cell proliferation inhibition (CPI50) dari sel kanker
esophagus (TE-2) (Faried et al., 2007).
Karena penelitian ini hanya menggunakan satu isolat yaitu Escherichia
coli no. isolat 997. Sampel yang digunakan masih belum mencakup keseluruhan
strain atau isolat Escherichia coli yang jumlahnya hingga ratusan. Namun oleh
karena Escherichia coli no.isolat 997 diperoleh dari spesimen urin, maka bisa
dianggap mewakili Escherichia coli yang uropathogenic. Dan Uropathogenic
Escherichia coli merupakan salah satu jenis Escherichia coli yang terpenting.
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
Akan tetapi karena penelitian ini merupakan penelitian dasar, aplikasi
klinis ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai antimikroba
terhadap Escherichia coli masih memerlukan penelitian lebih lanjut berupa
penelitian secara in vivo pada hewan coba dan manusia. Penelitian secara in
vivo pada hewan coba bertujuan untuk mengetahui efek samping, dosis
terapeutik, dosis toksik, dan dosis letal dari bahan aktif buah mahkota dewa.
Sedangkan uji klinik pada manusia untuk mengetahui efektifitas, keamanan, dan
efek samping dari bahan aktif buah mahkota dewa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mempunyai efek
antimikroba terhadap pertumbuhan koloni kuman Escherichia coli secara
in vitro.
2. Pada penelitian ini Kadar Hambat Minimal (KHM) didapatkan pada
konsentrasi 10%.
3. Pada penelitian ini Kadar Bunuh Minimal (KBM) didapatkan pada
konsentrasi 12%.
4. Pemberian konsentrasi yang berbeda ekstrak buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) mempengaruhi pertumbuhan koloni Escherichia
coli yaitu semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) maka semakin rendah pertumbuhan kuman
Escherichia coli.
Saran
1. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai efek antimikroba ekstrak buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) secara in vivo untuk melihat
farmakokinetik, farmakodinamik, dan efek toksik dari bahan-bahan aktif
yang terkandung.
2. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan efektifitas buah
mahkota dewa dibandingkan dengan daun, akar, dan batang mahkota
dewa sebagai antimikroba Escherichia coli.
3. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai zat aktif dalam buah mahkota
dewa yang memiliki daya antimikroba terkuat, seberapa besar
kandungannya dalam buah mahkota dewa dan proses yang paling baik
untuk mendapatkan zat aktif tersebut dalam kadar yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Cowan, M.M. 1999. Plant Product as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology


Reviews, (Online), 12(4): 564-582. (http://www.pubmedcentral.com,
diakses 4 Juli 2007).

Dahlan, M.S. 2004. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Uji Hipotesis
dengan Menggunakan SPSS. Arkans. Jakarta

Elder, R.O. & Keen, J.E. 2000. Correlation of Enterohemorrhagic Escherichia coli
O157 prevalence in feces, hides, and carcasses of beef battle during
processing. Proc Natl Acad Sci, (Online), 97: 2999-3003,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov, diakses 11 Desember 2005).
Dr. Dewi Santosaningsih, MKes.
Faried, A., Kurnia, D., Faried, L.S., Usman, N., Miyazaki, T., Kato, H., Kuwano, H.
2007. Anticancer effects of gallic acid isolated from Indonesian herbal
medicine, Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl, on human cancer cell
lines. Int J Oncol, (Online), 30(3): 605-13.
(http://www.unboundmedicine.com/medline, diakses 3 Juli 2007).

Gotama, I. B. I., Sugiarto, S., Nurhadi, M., Widiyastuti, Y., Wahyono, S., Prapti, I.
J. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen
Kes. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. p. 147-148.

Harmanto, N. 2003. Menaklukkan Penyakit Bersama Mahkota Dewa. Jakarta:


Agromedia Pustaka.

Naim, R. 2005. Senyawa Antimikroba dari Tanaman, (Online), (http://www.tnmn-


antimikroba.com/tanm/m-34/ygh/tr543/?.html, diakses 13 Desember
2006)

Parham, N.J., Pollard, S.J., Desvaux, M., Scott-Tucker, A., Liu, C., Fivian, A.,
Henderson, I.R. 2005. Distribution of the Serine Protease
Autotransporters of the Enterobacteriaceae among Extraintestinal Clinical
Isolates of Escherichia coli. J Clin Microbiol, (Online), 43(8): 4076-4082,
(http://www.pubmedcentral.com, diakses 3 Juli 2007).

Russo, T.A. 2001. Disease caused by Gram Negative Enteric Bacilli. In:
Braunwald, (Ed.) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 15th Edition.
New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.; p.953-956.

Sugiwati, S., Leonardus, B.S., Kardono, Bintang, M. 2006. α-Glucosidase


Inhibitory Activity and Hypoglycemic Effect of Phaleria macrocarpa Fruit
Pericarp Extracts by Oral Administration to Rats. Journal of Applied
Sciences. (Online), 6(10): 2312-2316
(http://www.ansijournals.com/3/detail, diakses 3 Juli 2007).

Sumastuti. 2002. Efek Sitotoksik Ekstrak Buah dan Daun Mahkota dewa
[Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] Terhadap Sel Hela. Yogyakarta:
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Xie, J., Foxman, B., Zhang, L., Marrs, C.F. 2006. Molecular Epidemiologic
Identification of Escherichia coli Genes That Are Potentially Involved in
Movement of the Organism from the Intestinal Tract to the Vagina and
Bladder. J Clin Microbiol, (Online), 44(7): 2434-2441
(http://www.pubmedcentral.com, diakses 3 Juli 2007).

Вам также может понравиться