Вы находитесь на странице: 1из 17

Artikel pertama mengenai Pengetahuan Dasar Crude Oil..

dirangkum dari
: Diktat, Pusdiklat Migas Cepu ; Modern Petroleum Technology, Hobson
G.D ; Petroleum Refinery Engineering, Nelson W.L danModern Petroleum
Refining Processes., Bhaskara Rao B.K Sebagai berikut :

CRUDE OIL

1. Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi atau “crude oil” adalah senyawaan hidrokarbon dan non-
hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi. Minyak bumi berwarna coklat
kehitaman sampai hitam, dalam bentuk cair dan terdapat gas–gas yang
melarut di dalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 –
1,0000.

Unsur kimia penyusun minyak bumi adalah :

– unsur mayor adalah karbon dan hidrogen (disebut unsur hidrokarbon),


dan

– unsur minor adalah sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam (disebut
unsur non-hidrokarbon)

Besarnya kandungan (konsentrasi) unsur tersebut dalam berbagai macam


minyak bumi, seperti ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :

Sifat minyak bumi antara satu dengan ainnya berbeda–beda, dari yang
ringan (encer) sampai pada yang berat (kental). Hal ini sangat bergantung
pada jenis dan besarnya kandungan komponen (unsur) di dalam minyak
bumi.
Tabel : Kisaran kandungan unsur – unsur dalam Minyak Bumi

Unsur Konsentrasi (% wt)


Karbon (C) 83 - 87
Hidorgen (H) 10 - 14
Sulfur (S) 0.05 - 6,0
Oksigen (O) 0.05 - 1,5
Nitrogen (N) 0,1 - 2,0
Logam 10-5 - 10-2

Diharapkan bahwa minyak bumi mengandung unsur non-hidrokarbon dalam


jumlah sekecil mungkin. Makin kecil kandungannya mempunyai nilai ekonomi
makin tinggi, karena dengan kandungan yang kecil tidak memerlukan biaya
yang tinggi dalam proses pengolahannya ataupun dalam pemenuhan
spesifikasi produk yang dihasilkan.

2. Komponen Minyak Bumi

Komponen Minyak bumi terdiri dari :

– Komponen Hidrokarbon (HC, hydrocarbon)

– Komponen non-Hidrokarbon

2.1 Komponen Hidrokarbon

Minyak bumi merupakan campuran dari beratus–ratus senyawaan


hidrokarbon, yang dikelompokan atas hidrokarbon parafin,
naften dan aromat.

Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari metana (satu atom
karbon dalam molekulnya) sampai 60 atau lebih, dengan berat molekul 16
sampai 850 atau lebih.

1. Hidrokarbon parafin, mulai dari metana yaitu senyawaan


hidrokarbon yang paling kecil dengan 1 atom karbon sampai
senyawaan hidrokarbon besar dengan 42 atom karbon (berat
molekul 590) atau lebih. Hidrokarbon parafin terdiri dari normal
parafin dan isoparafin
2. Hidrokarbon naften, mulai dari mono naften sampai poli naften
3. Hidrokarbon aromat, mulai dari mono inti benzena sampai poli inti
benzena.

Hidrokarbon Parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C dan C


– H dengan struktur rantai atom C terbuka. HC parafin mempunyai titik
didih paling rendah diantara hidrokarbon naften dan aromatik. Oleh
karena itu banyak terdapat pada fraksi ringan.

Sifat – sifat :

– nilai kalor tinggi (btu/lb),

– SG rendah,

– API gravity tinggi

– tahan terhadap oksidasi,

– mudah untuk dipecah (cracking) dalam proses perengkahan panas (


thermal cracking ) maupun proses perengkahan katalis (catalytic cracking)
artinya proses cracking itu berjalan pada suhu yang relative rendah
dibanding dengan senyawaan hidrokarbon naften dan aromat.

Rumus CnH2n+2

Hidrokarbon parafin, baik normal parafin maupun parafin cabang (iso


parafin) rumusnya adalahCnH2n+2 .

Hidrokarbon Naften, terdiri dari mononaften dan polinaften.

Hidrokarbon naften adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C dan C


– H dengan struktur rantai atom C tertutup. Struktur molekulnya terdiri
mononaften dan polinaften.
Sifat – sifat :

Hidrokarbon naften mempunyai sifat– sifat diantara hidrokarbon parafin


dan hidrokarbon aromat. Hidrokarbon naften disebut pula sikloparafin
atau siklo alkana. Dibandingkan dengan hidrokarbon parafin, hidrokarbon
ini lebih stabil karena mempunyai rantai atom C tertutup sedang
hidrokarbon parafin rantai atom C nya terbuka.

Rumus : CnH2n + 2 – 2RN

Hidrokarbon naften, rumusnya adalah CnH2n + 2 – 2RN , dimana RN


adalah cincin naften dalam molekul.

Contoh pada gambar di bawah ini :

Hidrokarbon Aromatik, terdiri dari monoaromat dan poliaromat

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C, C =


C dan C – H. Dikatakan hidrokarbon jenuh karena senyawa aromatik :
– tidak dapat bereaksi dengan larutan brom, dan atau

– tidak dapat bereaksi dengan larutan KMnO4 alkalis.

Hidrokarbon aromat ini mempunyai struktur rantai atom C tertutup


berikatan rangkap dua dan tunggal yang saling bergantian (selang–seling–
selang atau seling–selang–seling) diantara kedua atom C yang berdekatan.

Sifat – sifat :

– Dibandingkan dengan hidrokarbon parafin dan hidrokarbon naften,


bahwa hidrokarbon aromat kurang stabil dan dapat bereaksi terutama
dengan gas H2 menghasilkan naften.

– Mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon


parafin dan naften. Oleh karena itu banyak terdapat pada fraksi berat.

– Nilai kalor rendah (btu/lb),

– SG tinggi

– API gravity rendah dan namun tahan terhadap oksidasi.

– Memerlukan panas tinggi untuk proses thermal cracking ataupun


catalytic cracking, menghasilkan naften dan parafin.dengan jumlah atom
lebih kecil.

Rumus CnH2n +2 – 6RA – 2RAS

Hidrokarbon aromat rumusnya adalah CnH2n +2 – 6RA – 2RAS , dimana


RA = jumlah cincin aromatik dan RAS = jumlah cincin aromatik substansial.
Sedang hidrokarbon campuran naften aromatik mempunyai rumus CnH2n
+2RN – 6RA – 2RAS.

Contoh pada gambar dibawah ini :


Benzene -- Monoaromat

Napthalene -- Poliaromat

Atas dasar pembagian senyawaan hidrokarbon tersebut atas parafin,


naften dan aromatik, dan campuran naften–aromatik, dapat digunakan
untuk menentukan klasifikasi minyak bumi, yaitu minyak bumi parafinik,
naftenik, aromatik dan campuran. Sedang senyawaan hidrokarbon olefin
tidak terdapat dalam minyak bumi, hal ini disebabkan oleh proses
penjenuhan olefin dalam minyak bumi itu sendiri oleh gas H2 yang melarut
di dalamnya.

2.2 Komponen non-Hidrokarbon


Komponen nonhidrokarbon adalah senyawaan yang di dalam molekulnya
disamping unsur karbon dan hidrogen terdapat unsur sulfur, oksigen,
nitrogen, halogen atau logam. Senyawaan yang demikian disebut senyawaan
hidrokarbon heteroatom. Sebagai senyawa organik, keberadaannya
melarut dalam minyak bumi, sedang sebagai senyawa anorganik tidak
melarut dalam minyak bumi melainkan larut dalam air sebagai emulsi.

· Senyawaan Organik Sulfur

Senyawaan organik sulfur adalah senyawaan organik heteroatom terdiri


dari atom karbon, atom hidrogen dan atom sulfur. Terdapatnya senyawaan
sulfur dalam minyak bumi sangat berpengaruh dalam proses pengolahan,
produk yang dihasilkan dan pada penyimpanan. Pengaruh tersebut adalah
penyebab korosif dan berbau. Bila density suatu minyak bumi tinggi
(0API rendah), berpeluang kandungan sulfurnya tinggi.

· Senyawaan Organik Oksigen

Oksigen sebagai senyawaan organik dalam minyak bumi terdiri dari


berbagai macam senyawaan, dan tidak jelas bagaimana senyawaan oksigen
itu dapat terbentuk di dalam minyak bumi. Kandungan oksigen jumlah
(total oxygen) dalam minyak bumi umumnya kurang dari 2 %wt. Kandungan
oksigen dalam minyak bumi tidak menaik dengan kenaikan titik didih
fraksi.

Walaupun kandungan sulfur maupun kandungan nitrogen dalam minyak bumi


sangat berpengaruh pada berat jenis API (API gravity), namun tidak
demikian halnya bahwa kandungan oksigen dalam minyak bumi tidak
proprsional dengan berat jenis API. Hal ini disebabkan karena minyak
bumi dimungkinkan berhubungan dengan udara sehingga terdapat oksigen
yang bereaksi dengan unsur–unsur yang terkandung dalam minyak bumi
untuk menghasilkan senyawaan oksigen.

· Senyawaan Nitrogen Organik


Pada umumnya, kandungan nitrogen dalam minyak bumi adalah rendah,
berada dalam kisaran konsentrasi 0,1 sampai 0,9 % wt walaupun beberapa
minyak bumi mempunyai kandungan nitrogen sampai 2 %wt. Bagaimanapun
untuk beberapa minyak bumi dengan kandungan nitrogen yang tidak
terdeteksi ( not detectable ) atau dalam konsentrasi yang sangat kecil (
trace ) adalah tidak umum, bahkan minyak bumi jenis aspaltik mengandung
nitrogen dalam jumlah yang sangat tinggi.

· Konstituen Logam

Dalam minyak bumi terdapat kira – kira 20 (dua puluh) unsur logam,
dengan konsentrasi yang berbeda. Keberadaan logam dalam minyak bumi
sangat menarik perhatian di dalam proses pengolahan walaupun
kandungannya sangat kecil.

Pengaruh logam dalam minyak bumi adalah :

– Meskipun dalam jumlah yang kecil, unsur–unsur besi, tembaga dan


terutama vanadium dan nikel, yang terdapat dalam umpan perengkahan
katalitik mempunyai pengaruh terhadap aktifitas katalis dapat
menghasilkan kenaikan pembentukan gas dan kokas (coke) dan menurunkan
produk gasoline.

– Dalam pembangkit tenaga pada suhu tinggi, misalnya turbin gas,


terdapatnya konstituen logam terutama vanadium dalam bahan bakar,
dapat menghasilkan kerak abu dalam rotor turbin, akan mengurangi
kebersihan. Disamping itu terdapatnya vanadium juga menyebabkan korosi.

– Abu yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung


natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan bata tahan api
dapur sehingga menurunkan titik leburnya dan menyebabkan deteriorasi.

– Residu abu yang tertinggal setelah pembakaran minyak bumi berupa


konstituen logam ini, sebagian berasal dari senyawaan anorganik yang larut
dalam air sebagai garam–garam klorida, kalium, magnesium dan kalsium,
yang terdapat dalam fasa air yaitu dalam bentuk emulsi minyak bumi.
Garam–garam ini dipisahkan dalam proses pengambilan garam (desalting
operations ), dapat juga dengan cara penguapan air yang kemudian dicuci
dengan air bebas garam, atau dengan cara memecah emulsi. Dengan cara
ini, kandungan garam dalam minyak bumi dapat berkurang.

– Kandungan abu jumlah (total ash ), adalah penjumlahan dari


anorganometalik dan organometalik dari minyak bumi yang telah diambil
garamnya (desalted crudes), berkisar dari 0,1 sampai 100 mg/liter.

– Logam – logam seperti seng, titanium, kalsium dan magnesium berada


dalam bentuk koloidal tersuspensi. dengan sifat permukaan aktif yang
teradsorp dalam permukaan air–minyak dan cenderung stabil dalam emulsi.
Sebaliknya logam– logam seperti vanadium, tembaga, nikel dan sebagian
besi ditemukan dalam minyak bumi sebagai senyawaan logam yang melarut
dalam minyak bumi (oil–soluble compounds).

Temukan saya di Google+

3. Klasifikasi Minyak Bumi

Minyak bumi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Klasifikasi ini sangat


penting artinya, yaitu untuk mengetahui sifat minyak bumi, sehingga
berguna untuk memprediksi produk yang akan dihasilkan. Komponen
hidrokarbon dalam minyak bumi dibedakan atas struktur hidrokarbon dan
non hidrokarbon. Perbedaan komposisi ini akan menyebabkan perbedaan
sifat minyak bumi, yaitu perbedaan susunan hidrokarbon, SG, oAPI,
volatilitas, flash point, distilasi dan sebagainya.

Oleh karena itu klasifikasi minyak bumi didasarkan pada perbedaan sifat
tersebut.

Tujuan klasifikasi adalah untuk mengetahui komponen hidrokarbon dalam


minyak bumi.

Minyak bumi diklasifikasikan atas :

- Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60oF)


- Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)

- Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang

- Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik, KUOP (Nelson,


Watson & Murphy)

- Klasifikasi menurut US Bureau of Mines (Lane & Garton)

- Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (CI)

- Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)

3.1 Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity 60/60oF (SG 60/60 oF)

Specific Gravity (SG) minyak bumi berkisar antara 0,8000 –


1,0000. Besarnya SG untuk tiap minyak bumi sangat erat hubungannya
dengan struktur molekul hidrokarbon, dan pula kandungan Sulfur dan
Nitrogen. Makin kecil SG minyak bumi itu akan menghasilkan produk
ringan makin besar, dan sebaliknya.

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Specific Gravity

Minyak Bumi SG 60/600F


Ringan < 0,830
Medium Ringan 0,830 - 0,850
Medium Berat 0,850 - 0,865
Berat 0,865 - 0,905
Sangat Berat > 0,95

3.2 Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)

Sifat penguapan minyak bumi dijadikan ukuran dalam klasifikasi ini.


Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah jumlah fraksi
ringan dinyatakan dalam % volume yang terkandung di dalam minyak bumi
itu yang diperoleh dari hasil distilasi sampai suhu 300 oC.
Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Sifat Penguapan (volatility)

Fraksi Ringan %
Minyak Bumi
Vol
Ringan > 50
Sedang 20 - 50
Berat < 20

3. 3 Klasifikasi berdasarkan Kadar Belerang (% massa).

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah kadar Sulfur
dalam minyak bumi, dinyatakan dalam % massa yang terkandung dalam
minyak bumi itu yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium dengan
menggunakan metode standar ASTMD 1552 ( atau dengan metode standar
yang lain).

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Kadar Sulfur (ASTMD 1552)

Kadar Sulfur, %
Minyak Bumi
massa
Ringan < 0,1
Sedang 0,1 - 2,0
Berat > 2,0

3.4 Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik KUOP

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah akar pangkat tiga
dari pengukuran titik didih rata – rata suatu minyak bumi dibagi
dengan SG 60/60 oF.

Dirumuskan :
K = faktor karakteristik (KUOP)

T = titik didih rata – rata , oRankine (= oF + 460)

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Faktor Karakteristik (KUOP)

KUOP Klasifikasi
10,1 - 10,5 aromatik
10,5 - 11,5 naftenik
11,5 - 12,1 campuran
12,1 - 12,9 parafinik

3.5 Klasifikasi berdasarkan US Bureau of Mines

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah SG 60/60 oF dari
dua fraksi yang dihasilkan dari distilasi minyak bumi itu dilakukan mula –
mula pada tekanan atmosfer dan kemudian distilasi dilanjutkan pada
tekanan absolut 40 mm Hg, yang terkandung dalam minyak bumi yang
diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium dengan menggunakan
metode standar ASTMD 2892.

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut US Bureau of Mines

Klasifikasi Kunci Fraksi I Kunci Fraksi I


SG 60/60 0F 0
API SG 60/60 0F 0
API
Parafinic- Parafinic < 0,825 > = 40 < 0,876 > = 30
0,876 -
Parafinic - Intermediate < 0,825 > = 40 20 - 30
0,934
0,825 -
Intermediate - Parafinic 33 - 40 < 0,876 > = 30
0,860
Intermediate - 0,825 - 0,876 -
33 - 40 20 - 30
Intermediate 0,860 0,934
0,825 -
Intermediate-Naphtenic 33 - 40 > 0,934 < = 20
0,860
Klasifikasi Kunci Fraksi I Kunci Fraksi I
0,876 -
Naphtenic-Intermediate > 0,860 < = 33 20 - 30
0,934
Naphtenic - Naphtenic > 0,860 < = 33 > 0,934 < = 20
Parafinic - Naphtenic < 0,825 < = 40 > 0,934 < = 20
Naphtenic - Parafinic > 0,860 < = 33 < 0,876 > = 30

3.6 Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (Correlation Index)

Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG


60/60 oF minyak bumi dan menghitung titik didih rata – rata distilasi
minyak bumi (ASTMD 86).

Dirumuskan :

dimana : T = titik didih rata – rata, oKelvin (= oC + 273)

SG = Specific Gravity 60/60 oF

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi menurut Correlation Index ( CI )

Correlation
Klasifikasi
Index
0 Hidrokarbon Seri Normal Parafin
100 Hidrokarbon Benzene
Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah
0 - 15
Parafinic
Hidrokarbon yang dominan adalah Naftenic, atau
15 - 50
campuran Parafinic, Naftenic dan Aromatic
Hidrokarbon yang dominan dalam fraksi adalah
> 50
aromatic

3.7 Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)


Ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini, adalah dengan mengukur SG
60/60 oF minyak bumi dan mengukur viscosity minyak bumi (viscosity
Saybolt).

Klasifikasi VGC ini digunakan untuk fraksi minyak lumas.

Dirumuskan :

dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF

V = Viscosity pada 100 oF (38 oC), SSU

atau :

dimana : SG = Specific Gravity 60/60 oF

V = Viscosity pada 210 oF (99 oC), SSU

Tabel : Klasifikasi Minyak Bumi Menurut Viscocity Gravity Constant


(VGC)

VGC Klasifikasi
0,800 - 0,840 Hidrokarbon Parafinic
0,840 - 0,876 Hidrokarbon Naftenic
Hidrokarbon
0,876 - 1,00
Aromatic

4. Evaluasi Minyak Bumi

Tujuan Evaluasi Minyak Bumi adalah menentukan potensi atau tidaknya


minyak bumi sebagai bahan baku kilang. Cakupan Evaluasi Minyak Bumi
meliputi Pengujian/analisis sifat umum minyak bumi,Distilasi
TBP (pemotongan suhu untuk memperoleh fraksi) dan Kurva distilasi TBP
4.1 Distilasi TBP (True Boiling Point), ASTMD 2892

Kegunaan distilasi TBP untuk prediksi kondisi operasi kilang, jumlah yield
dan mutu produk minyak bumi. Jumlah sampel yang diperlukan antara 4 – 5
liter. Dilakukan pada 2 (dua) tahapan suhu, yaitu suhu pada tekanan
atmosfer (narrow cut) kemudian dilanjutkan pada suhu tekanan vakum
(wide cut). Suhu tekanan atmosfer untuk fraksi ringan, sedang suhu
tekanan vakum untuk fraksi berat.

· Fraksi ringan (distilasi TBP narrow cut) :

1. Fraksi Nafta : IBP – 150 oC

2. Fraksi Kerosine : 150 – 250 oC

· Fraksi berat (distilasi TBP wide cut) :

1. Fraksi Gasoil : 250 – 350 oC

2. Residue : > 350 oC

4.2 Tipe Analisis Minyak Bumi

Tipe analisis Minyak Bumi meliputi :

Tipe A (tipe analisis cepat)

Tipe analisis A yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan untuk
memberikan informasi sehubungan dengan minyak bumi yang baru
diketemukan.

Analisis meliputi :
– Pengujian sifat umum minyak bumi

– Klasifikasi minyak bumi

Tipe B (tipe analisis sederhana)

Tipe analisis B yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan memberikan
informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak yang
baru diketemukan.

Analisis meliputi :

– Pengujian sifat umum minyak bumi

– Klasifikasi minyak bumi

– Distilasi TBP narrow cut (hanya sampai fraksi kerosine)

Tipe C (tipe analisis sedang)

Tipe analisis C yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan memberikan

informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi


yang

sedang diproduksi maupun yang dipasarkan.

Analisis meliputi :

– Pengujian sifat umum minyak bumi

– Klasifikasi minyak bumi

– Distilasi TBP narrow cut dan wide cut (sampai fraksi minyak solar)

– Analisis fraksi – fraksi dari TBP

Tipe D (tipe analisis lengkap)


Tipe analisis D yaitu tipe analisis minyak bumi yang bertujuan untuk
memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan
minyak bumi akan diolah

Analisis meliputi :

– Pengujian sifat umum minyak bumi

– Klasifikasi minyak bumi

– Distilasi TBP narrow cut dan wide cut (sampai fraksi minyak solar)

– Analisis fraksi – fraksi dari TBP

– Analisis logam (V, Pb, Ni, Cu, Na, dan lain – lain)

Вам также может понравиться