Вы находитесь на странице: 1из 14

MAKALAH

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK


“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perpajakan yang di ampu oleh :

Yati Mulyati, S.E., M.Ak., Ak., C.A.

Disusun Oleh:

Evangeline T W 0318101008

Ica Nur Aisah 0318101009

Yeri Assifa M 0318101010

Mia Nur 0318101011

Elisabeth 0318101012

Nikita Deslivia 0318101013

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya dan
hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari dosen pada
mata kuliah Perpajakan tentang “Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)”.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada , kami berusaha membuat makalah ini
dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami, maka
dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Tujuan kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan tentang Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP), SSP, SPT, SKP, sanksi-sanksi atas pelangaran dalam perpajakan, dan
PTKP. Terakhir kami ucapkan terimakasih unt uk semua pihak yang sudah
membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bandung, 4 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................................

2.1 Nomor Pokok Wajib Pajak ................................................................................................. 5


2.2 Wajib Pajak ......................................................................................................................... 5
2.3 Fungsi NPWP...................................................................................................................... 5
2.4 Pendaftaran NPWP ............................................................................................................. 6
2.5 Manfaat Memiliki NPWP ................................................................................................... 7
2.6 Penghapusan NPWP ........................................................................................................... 7
2.7 Sanksi Tidak Memiliki NPWP............................................................................................ 8
2.8 Penerbitan NPWP Secara Jabatan ....................................................................................... 8
2.9 PKP ( Pengusaha Kena Pajak ) ........................................................................................... 8

BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... xiv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu negara untuk menjalankan fungsinya pemerintah atau penguasa setempat
memerlukan dana atau modal. Modal yang diperlukan itu salah satunya bersumber dari
pungutan berupa pajak dari rakyatnya. Pajak juga merupakan gejala sosial dan hanya terdapat
dalam suatu masyarakat, tanpa ada masyarakat, tidak mungkin ada suatu pajak.

Karena itu, jelaslah bagi kita untuk membiayai seluruh kepentingan umum, salah satu
yang dibutuhkan dan terpenting adalah suatu peran aktif dari warganya untuk ikut memberikan
iuran kepada negaranya dalam bentuk pajak, sehingga segala keperluan pembangunan dapat
dibiayai. Dana selebihnya merupakan tabungan kesejahteraan bagi masyarakat dan negara
demi keadilan yang merata.

Bagi Wajib Pajak, khususnya para pengusaha, kewajiban dan hak perpajakan
merupakan suatu hal yang sulit untuk dapat dihindari. Sebab setiap langkah untuk menjadi
penguasha formal, seperti izin Pemda, izin Departemen Perdagangan mempersyaratkan
pemenuhan salah satu kewajiban Perpajakan, yakni kewajiban mendaftarkan di Kantor
Pelayanan Pajak untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Selanjutnya selama
kegiatan bisnis berlangsung timbul berbagai kewajiban perpajakan di satu pihak dan hak
perpajakan di lain pihak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak dan apa saja hal-hal yang menyangkut
NPWP?
2. Apa yang dimaksud dengan SSP dan Bagaimana Ketentuan Pembayarannya?
3. Apa itu SPT dan SKP?
4. Bagaimana Metode Pembukuan sebagai Dasar Penentuan Penghasilan dan Biaya?
5. Apa saja Sanksi-Sanksi atas Pelangaran dalam Perpajakan?
6. Apa yang dimaksud dengan PTKP?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan hal-hal yang
menyangkut NPWP.
2. Menjelaskan tentang SSP dan Ketentuan Pembayarannya.
3. Menjelaskan tentang SPT dan SKP.
4. Menjelaskan tentang Metode Pembukuan sebagai dasar Penentuan Penghasilan
dan Biaya.
5. Menjelaskan tentang Sanksi-Sanksi atas Pelanggaran dalam Perpajakan.
6. Menjelaskan tentang PTKP.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

2.2 WAJIB PAJAK

Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,
pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Orang Pribadi yang wajib memiliki NPWP :
1. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

2. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh

penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Tahun 2016:


• Wajib Pajak pribadi : Rp 54.000.000
• Wajib Pajak kawin : Rp 4.500.000
•Wajib Pajak tanggungan :Rp. 4.500.000 (max 3 orang)

2.3 FUNGSI NPWP


1. Sarana dalam administrasi perpajakan;
2. Tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya;
3. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi
perpajakan.

5
2.4 PENDAFTARAN NPWP

Persyaratan untuk memiliki NPWP :

Cukup hanya mengisi formulir pendaftaran dan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), atau paspor bagi orang asing (khusus WP Orang Pribadi)Pembuatan NPWP dan
semua pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak tanpa dipungut biaya atau gratis.

Pendaftaran NPWP :

Pendaftaran secara online dapat dilakukan dengan membuka situs Direktorat Jenderal Pajak
langkah-langkahnya adalah :

1. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat www.pajak.go.id.


2. Selanjutnya anda memilih menu e-reg (electronic registration).
3. Pilih menu “buat account baru” dan isilah kolom sesuai yang diminta.
4. Setelah itu anda akan masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang
Pribadi”.
5. Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang anda miliki.
6. Anda akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara yang berlaku
selama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan.
7. Cetak SKT sementara tersebut sebagai bukti anda sudah terdaftar sebagai Wajib
Pajak.
8. Tanda tangani formulir registrasi, kemudian dapat dikirimkan/disampaikan langsung
bersama SKT Sementara ke Kantor Pelayanan Pajak seperti yang tertera pada SKT
Sementara tersebut.
9. Setelah itu Wajib Pajak akan menerima kartu NPWP dan SKT asli.

Pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan dengan cara langsung mendatangi Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dari Wajib Pajak serta mendatangi

Pojok Pajak yang terdapat di tempat keramaian (mall, gedung perkantoran).

6
2.5 MANFAAT MEMILIKI NPWP
1. Kemudahan Pengurusan Administrasi, dalam:
a. Pengajuan Kredit Bank.
b. Pembuatan Rekening Koran di Bank.
c. Pengajuan SIUP/TDP.
d. Pembayaran Pajak Final (PPh Final, PPN dan BPHTB, dll).
e. Pembuatan Paspor.
f. Mengikuti lelang di instansi Pemerintah, BUMN dan BUMD.
2. Kemudahan pelayanan perpajakan :
a. Pengembalian pajak.
b. Pengurangan pembayaran pajak.
c. Penyetoran dan pelaporan pajak

2.6 PENGHAPUSAN NPWP

Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh
:

a. WP dan/atau ahli warisnya karena WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif


dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Misalnya :
 WP meninggal dan tidak meninggalkan harta warisan, diisyaratkan adanya fotokopi
akte kematian atau surat keterangan kematian dari instansi yang berwenang dan atau
WP meninggal dan meninggalkan warisan. Apabila selesai dibagi kepada
ahli warisnya, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan
tersebut dibagi oleh ahli warisnya.
 WP Orang Pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai WP,
disyaratkan surat pernyataan dan keterangan dari instansi yang berwenang.
b. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai WP, disyaratkan
adanya surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil.
c. WP Badan dalam rangka likuidasi atau telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan
adanya akte pembubaran.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai
BUT, disyaratkan adanya permohonan WP yang dilampiri dokumen yang mendukung

7
bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan sebagai
WP.

2.7 SANKSI TIDAK MEMILIKI NPWP

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP dan

atas perbuatannya tersebut menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

2.8 PENERBITAN NPWP SECARA JABATAN

KPP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan, apabila WP tidak mendaftarkan


diri untuk diberikan NPWP, bila berdasarkan data yang dimiliki DJP ternyata WP
memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP.

2.9 PKP (PENGUSAHA KENA PAJAK)

1. Pengertian PKP

PKP atau Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha / bisnis / perusahaan yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang
dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan
Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya. Sebelum mendapat pengukuhan PKP atau
Pengusaha Kena Pajak, seorang pengusaha atau wajib pajak badan harus memenuhi syarat
pengajuan PKP dan lolos dari survey yang dilakukan KPP atau KP2KP.

2. Syarat Pengajuan PKP

a. Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8 miliar.
Tidak termasuk pengusaha / bisnis / perusahaan dengan pendapatan bruto kurang dari

8
Rp 4,8 miliar, kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi Pengusaha Kena
Pajak.

b. Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran

c. Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.

Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke KPP atau KP2KP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
wajib pajak.

3. Pengusaha yang Wajib Mendapatkan Penguku han PKP

Selain harus memiliki omzet mencapai Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun, pengusaha yang
wajib mendapatkan pengukuhan PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean dan/atau melakukan ekspor
Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud diwajibkan:

a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

b. Memungut pajak yang terutang.

c. Menyetorkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang masih harus dibayar dalam hal
Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta
menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

d. Melaporkan pemungutan, penyetoran, dan penghitungan pajaknya paling lambat akhir


bulan berikutnya (SPT Masa PPN).

4. Dokumen & Formulir Pendaftaran PKP yang Harus Disiapkan

Selain formulir pendaftaran PKP, berikut ini dokumen-dokumen yang harus diajukan ke KPP
untuk memenuhi syarat pengajuan PKP dan mendapat pengukuhan PKP:

9
a. Wajib Pajak Orang Pribadi

 Fotokopi KTP bagi WNI atau fotokopi KITAS/KITAP bagi WNA.


 Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
 Surat keterangan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

b. Wajib Pajak Badan

 Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian atau perubahan bagi Wajib Pajak
Badan dalam negeri atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Bentuk
Usaha Tetap (BUT), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
 Fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus atau fotokopi paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari pejabat pemerintah daerah sekurang-kurangnya lurah atau kepala
desa jika penanggung jawab perusahaan adalah WNA.
 Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
 Surat keterangan tempat kegiatan usaha yang diterbitkan dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

c. Wajib Pajak Badan Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)

 Fotokopi Perjanjian Kerjasama / Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation) yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.

 Fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (joint
operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP.

 Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk
kerja sama operasi (joint operation) atau fotokopi paspor dalam hal penanggung
jawab adalah WNA.

 Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang.

10
 Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri maupun
Wajib Pajak Badan asing.

d. Untuk Bendahara sebagai Pemungut/ Pemotong :

 KTP bendahara.

 Surat penunjukan sebagai bendahara

Dokumen-dokumen lain yang biasanya disertakan adalah:

 Bukti sewa / kepemilikan tempat usaha.

 Foto ruangan / tempat usaha

 Peta lokasi

 Spesimen penanda tangan faktur (form disediakan KPP) & fotokopi penanda
tangan faktur.

 Daftar harta / invetaris kantor.

 Laporan keuangan (neraca laba / rugi).

 SPT Tahunan terakhir

5. Penyebab Syarat Pengajuan PKP Ditolak

Dalam jangka waktu 3-5 hari setelah semua persyaratan dilengkapi dan diajukan, petugas
verifikasi akan melakukan survey atau verifikasi. Bila disetujui, maka sekitar 1-2 hari sejak
survey, maka surat pengukuhan PKP dapat diambil di KPP tempat syarat pengajuan PKP
diberikan. Keputusan Permohonan Pengajuan PKP diterbitkan paling lambat 5 hingga 10 hari
kerja setelah Bukti Penerimaan Surat diterbitkan.

11
Tetapi ada kalanya, pengajuan PKP ditolak karena:

 Tidak memenuhi semua syarat pengajuan PKP.

 Keraguan petugas atas keabsahan dan kelayakan perusahaan.

 Pengusaha melakukan penyerahan BKP/JKP yang dikecualikan/bukan objek PPN

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan ketentuan, setiap badan (PT, CV, Yayasan, Koperasi dsb) wajib memiliki
NPWP. Sedangkan untuk orang pribadi, yang wajib memiliki NPWP adalah orang yang
penghasilannya dalam satu tahun melebihi jumlah tertentu yang disebut Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP).
Masing-masing orang atau badan berbeda-beda kewajibannya sesuai dengan kondisinya
masing-masing. Untuk badan misalnya, kewajiban pajak hampir meliputi semua jenis kewajiban
tersebut. Untuk orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha, kewajiban pajaknya biasanya
adalah PPh Pasal 25 bulanan, dan pelaporan SPT PPh Tahunan. Kalau dia punya karyawan,
kewajibannya juga meliputi PPh Pasal 21. Bagi orang pribadi yang statusnya hanya sebagai
karyawan, kewajibannya hanya menyampaikan SPT Tahunan setiap tahun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : http://www.pajak.go.id/sites/default/files/BookletKUP.pdf

http://supiani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27853/npwp.pdf

https://www.online-pajak.com/daftar-npwp-online-wajib-pajak-orang-pribadi

xiv

Вам также может понравиться