Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PORTUGIS
Bangsa Portugis berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor
dagangnya di Gowa pada tahun1519.
Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka
di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan
Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan
benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
B. SPANYOL
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol.
Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di
Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang
bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini dibayar mahal Spanyol sebab dalam
peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian
del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati
Kepulauan Cagayan dan Mindanao akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini
diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya,
kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh
karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Sebelum terjadi perang besar, diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai
berikut :
a. Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
b. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku (Kemendikbud. 2016: 33)
C. BELANDA
ROMBONGAN 1
Sebelum datang ke Indonesia, pedagang rempah-rempah membeli dari Lisabon (Ibu Kota Portugis)
dan pada saat itu Belanda di bawah jajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak mengambil rempah-
rempah di Portugis karena dikuasai Spanyol. Untuk itu pada April 1595 Belanda melakukan pelayaran
ke Nusantara dengan empat kapal yang dipimpin Cornelis de Houtman. Belanda menempuh rute
Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan – Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten pada 22 Juni 1596.
Kedatangan Cornelis de Houtman disambut pemerintahan Maulana Muhammad dan masyarakat.
Namun, karena sikap yang kurang baik, Belanda diusir dari Banten. Dan Belanda sampai di Bali.
ROMBONGAN 2
Di pimpin Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten
pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk
sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-
hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan
muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang
lain menuju ke Maluku.
Belanda tahun 1795 terjadi revolusi yang dikendalikan Perancis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pemerintahan. Dalam revolusi tersebut, raja Belanda berhasil digulingkan. Belanda
berubah menjadi republik dengan nama Republik Bataaf yang berada di bawah kekuasaan Perancis.
Pemerintah Republik Bataaf membubarkan VOC pada 31 Desember 1799. Semua tanah jajahan
dan utang-utang VOC diambil alih pemerintah Belanda. Pemerintah Republik Bataaf belum sempat
menata keadaan Indonesia karena pada tahun 1806 terjadi perubahan pemerintahan di Belanda, yaitu
dibubarkannya Republik Bataaf. Belanda kembali menjadi kerajaan tetapi tetap di bawah kekuasaan
Perancis. Kaisar Napoleon yang menjadi Raja Perancis menunjuk adiknya, Louis Napoleon, menjadi
Raja Belanda. Secara tidak langsung, Indonesia sebagai daerah jajahan Belanda beralih ke tangan
Perancis.
D. PERANCIS
Louis Napoleon, adik Kaisar Napoleon dari Perancis yang telah diangkat sebagai Raja Belanda,
pada tahun 1808 mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia.
Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Indonesia, khususnya pulau Jawa agar tidak jatuh ke
tangan Inggris. Untuk keperluan tersebut, Daendels membangun jalan raya dari Anyar sampai
Panarukan yang panjangnya lebih-kurang 1.100 km, dan membangun pangkalan armada di
Ujungkulon. Agar pembangunan berjalan cepat dan murah, Daendels menerapkan rodi atau sistem
kerja paksa. Rakyat dipaksa bekerja keras tanpa istirahat dan makanan yang cukup, serta tanpa upah.
Untuk membiayai pertahanan menghadapi Inggris, Daendels kembali memaksa rakyat Priangan
menanam kopi yang hasilnya diserahkan kepada pemerintah kolonial Belanda. Selain itu, Belanda
menjual tanah rakyat yang oleh mereka dianggap milik negara kepada perusahaan swasta asing.
Pada tahun 1811, Daendels dipanggil pulang dan kedudukannya digantikan oleh Gubernur
Jenderal Janssens. Namun tidak bertahan lama, Janssens menandatangani perjanjian yang
menyatakan penyerahan kekuasaan Belanda atas Indonesia kepada Inggris. Perjanjian itu dilakukan
di Tuntang dekat Salatiga sehingga dikenal dengan nama “Perjanjian Tuntang”.
E. INGGRIS
Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris
sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru
memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara
untuk meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18, sudah banyak
para pedagang-pedagang Inggris yang berdagang sampai ke Indonesia, bahkan sejak Belanda masih
berkuasa di Indonesia dengan sekutunya Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli
perdagangan yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC.
Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna mengadakan
hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan Banten. Hasil dari pertemuan ini adalah
diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk Inggris mendirikan kantor dagang di Banten. Inggris juga
membangun kantor dagang di Jayakarta. Hingga abad ke 16, Inggris mendirikan kantor di Gowa,
Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya yang sombong dan otoriter, masyarakat Indonesia tidak
menyukai pedagang-pedagang
Dalam usaha perdagangan, Inggris mendapat perlawanan dari Belanda. Setelah terjadi
peristiwa Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia. Namun setelah diadakan
Persetujuan Tuntang pada tahun 1811, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris. Ia memegang
pemerintahan selama lima tahun (1811-1816).
Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.
Sebagai kepala pemerintahan di Indonesia. Raffles menjalankan kebijakan-kebijakan sebagai berikut :
a. Jenis penyerahan wajib pajak dan rodi harus dihapuskan kecuali di Priangan (Prianger Stelsel)
dan Jawa Tengah
b. Rakyat diberi kebebasan untuk menentukan jenis tanaman tanpa unsur paksaan.
c. Bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan, dan penggantinya diangkat menjadi pegawai
pemerintah.
d. Pemerintah kolonial adalah pemilik tanah dan petani sebagai penggarap (penyewa) milik
pemerintah.
Pemerintahan Raffles beranggapan bahwa semua tanah adalah milik negara sehingga petani
dianggap sebagai penyewa tanah negara. Mereka harus membayar pajak kepada Pemerintah Inggris
sebagai ganti uang sewa. Sistem yang diterapkan Raffles ini dikenal dengan sistem Landrente atau
pajak bumi.
Pada tahun 1813 terjadi perang Leipzig. Inggris dan sekutunya melawan Perancis, dan
dimenangkan oleh Inggris. Kekuasaasn Kaisar Napoleon di Perancis jatuh pada tahun 1814. Dengan
demikian, berakhir pemerintahan Louis Napoleon di Negeri Belanda. Karena Belanda telah bebas dari
kekuasaan Perancis, Inggris mengadakan perdamaian dengan Belanda di Kota London. Perundingan
damai itu menghasilkan persetujuan yang disebut Konvensi London atau perjanjian London (1814).
Isi perjanjian itu antara lain menyebutkan bahwa “Semua daerah di Indonesia yang pernah dikuasai
oleh Belanda harus dikembalikan lagi oleh Inggris kepada Belanda, kecuali daerah Bangka, Belitung,
dan Bengkulu”. Penyerahan daerah kekuasaan di antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun
1816. Akhirnya mulai tahun 1816, Pemerintah Hindia Belanda kembali berkuasa di Indonesia.
b. Kongres Pemuda II
Dilaksanakan 26-28 Oktober 1928
Lokasi Jakarta
Tokoh Panitis :
Ketua Sugondo Joyopuspito
Sekretaris Muhammad Yamin
Bendahara Amir Syarifuddin
Anggota Abu Hanifah, W.R. Supratman, Sukarjo Wiryopranoto , Kuncoro
Purbopranoto, dan M.H. Thamrin
Tujuan menyatukan gerakan pemuda di seluruh Indoneisa
Hasil 1. 28 Oktober 1928 Ikrar Sumpah Pemuda
Adapun isi Sumpah Pemuda itu ialah sebagai berikut:
1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air yang
satu, tanah air Indonesia
2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia
3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia
2. Menetapkan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R.
Supratman
3. Merah Putih diakui sebagai bendera bangsa Indonesia
Tokoh perumus Muhammad Yamin.
sumpah pemuda