Вы находитесь на странице: 1из 10

Fisika Umum

Aplikasi Mekanika Fluida

Dosen : Ridwan Ramdani, M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 1
Aat Solihat 1177040001
Ahdan Sabil 1177040006
Andini Putri Winangun 1177040011
Aulia Rahmah 1177040016
Diani Kusumaningrum 1177040022
Fanny Kusuma Wardani 1177040027
Hasna Khoirunnisa 1177040032
Irpan Maulana 1177040037
Maulana Aji 1177040043

Kimia A
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati
Bandung
2017
Aplikasi Mekanika Fluida

Mekanika fluida adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai zat fluida
(cair, gas dan plasma) dan gaya yang bekerja padanya. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi
statika fluida (ilmu yang mempelajari keadaan fluida saat diam), kinematika fluida (ilmu
yang mempelajari keadaan fluida saat bergerak) dan dinamika fluida (ilmu yang mempelajari
efek gaya pada fluida yang bergerak).
Berdasarkan hal tersebut mekanika fluida mempunyai banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Rem Piringan Hidrolik

Dasar kerja pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan Hukum Pascal. Tenaga
gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan.
Rem hidrolik memakai prinsip Hukum Pascal dengan tekanan pada piston kecil yang
akan diteruskan pada piston besar yang menahan gerak cakram. Cairan dalam piston bisa
diganti apa saja. Pada rem hidrolik biasa dipakai minyak rem karena dengan minyak bisa
sekaligus berfungsi melumasi piston sehingga tidak macet (segera kembali ke posisi
semula jika rem dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi perkaratan .
2. Hidrometer

1
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Proses
pengukuran massa jenis zat cair menggunakan hidrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh
hidrometer telah dikalibrasi sehingga akan menunjukkan nilai massa jenis zat cair yang
diukur. Berikut ini prinsip kerja hidrometer.
Gaya ke atas = berat hidrometer
FA = whidrometer
ρ 1V1 g = mg
Oleh karena volume fluida yang dipindahkan oleh hidrometer sama dengan luas tangkai
hidrometer dikalikan dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan:
ρ 1 (Ah1) = m
Tinggi hidrometer yang tercelup dalam zat cair dengan:
m = massa hidrometer (kg),
A = luas tangkai (m2),
hf = tinggi hidrometer yang tercelup dalam zat cair (m), dan
ρf = massa jenis zat cair (kg/m3).
Hidrometer digunakan untuk memeriksa muatan akumulator mobil dengan cara
membenamkan hidrometer ke dalam larutan asam akumulator. Massa jenis asam untuk
muatan akumulator penuh kira-kira = 1,25 kg/m3 dan mendekati 1 kg/m3 untuk muatan
akumulator kosong.
3. Kapal Selam

Kapal selam memiliki tangki pemberat di dalam lambungnya yang berfungsi mengatur
kapal selam agar dapat terapung, melayang, atau tenggelam. Untuk menyelam, kapal
selam mengisi tangki pemberatnya dengan air sehingga berat kapal selam akan lebih
besar daripada volume air yang dipindahkannya. Akibatnya, kapal selam akan
tenggelam. Sebaliknya, jika tangki pemberat terisi penuh dengan udara (air laut
dipompakan keluar dari tangki pemberat), berat kapal selam akan lebih kecil daripada
2
volume kecil yang dipindahkannya sehingga kapal selam akan terapung. Agar dapat
bergerak di bawah permukaan air laut dan melayang, jumlah air laut yang dimasukkan ke
dalam tangki pemberat disesuaikan dengan jumlah air laut yang dipindahkannya pada
kedalaman yang diinginkan.
4. Balon Udara

Hukum Archimedes juga diterapkan pada balon udara. Seperti halnya zat cair, udara
(yang termasuk fluida) juga melakukan gaya keatas pada benda. Gaya keatas yang
dilakukan udara pada benda sama dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda itu.
FA = ρf Vf g
Dengan :
FA = gaya ke atas (N),
ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m3), dan
g = percepatan gravitasi (m/s2).
Udara panas dalam balon memberikan gaya angkat karena udara panas di dalam balon
lebih ringan daripada udara di luar balon. Balon udara bekerja berdasarkan prinsip
Hukum Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan bahwa sebuah benda yang
dikelilingi udara akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan volume udara
yang dipindahkan oleh benda tersebut.
5. Karburator

Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini dimasukan kedalam silinder-silinder mesin untuk tujuan
pembakaran.
3
Penampang bagian atas menyempit sehingga udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai asas Bernoulli :
ρv12 ρv22
P1 + + ρgh1 = P2 + + ρgh2
2 2

Karena h1 = h2, maka:


ρv12 ρv22
P1 + = P2 +
2 2

Dengan :
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
P = tekanan fluida
ρ = densitas (massa jenis) fluida
Tekanan pada bagian penampang bagian atas rendah. Tekanan didalam tangki bensin
sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa bahan bakar tersembur
keluar melalui jet sehingga bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki
silinder mesin.
6. Sayap Pesawat Terbang

Penerapan lain dari asas Bernoulli adalah pada gaya angkat sayap pesawat terbang.
Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui sayap
pesawat. Jika tidak ada udara maka pesawat terbang tidak akan terangkat.
Gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di permukaan atas dan
permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan sedemikian rupa agar tercipta
karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan. Singkatnya, gaya angkat akan ada jika
tekanan dibawah permukaan sayap lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap.
Perbedaan tekanan ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan
dibawah permukaan sayap. Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran

4
maka tekanannya makin rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan berbanding
lurus dengan Luas permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat kecepatan, dan koefisien
gaya angkat.
Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar pesawat
dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan relatif udara di
permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan sudut serang sayap (angel
of attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu karakteristik aliran udara dipermukaan
sayap yang kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan atas dan permukaan
bawah sayap yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang dibutuhkan untuk
terbang.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan garis arus seperti gambar di bawah.
Agar pesawat terbang :

Fungsi bagian "sirip hiu" tersebut untuk mengatur aliran udara di atas sayap.
Coba perhatikan, bila pesawat sedang take off atau mau mendarat, sirip tadi biasanya
diangkat ke atas. Diangkatnya sirip tadi akan memperkecil tekanan udara di sisi atas
pesawat. Sehingga tekanan udara bagian bawah lebih besar dan pesawat akan terangkat
ke atas. Ketika pesawat mau mendarat, sirip juga di naikkan karena untuk mengangkat
bagian depan (moncong) pesawat sehingga yang menyentuh tanah duluan adalah ban
belakang (bukan ban depan).
7. Venturimeter

5
Penerapan menarik dari efek venturi adalah Venturi Meter. Alat ini dipakai untuk
mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau minyak yang
mengalir melalui pipa.
8. Venturimeter Tanpa Manometer

Ketika zat cair melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A2), laju cairan
meningkat. Menurut prinsipnya om Bernoulli, jika laju cairan meningkat, maka tekanan
cairan menjadi kecil. Jadi tekanan zat cair pada penampang besar lebih besar dari
tekanan zat cair pada penampang kecil (P1 > P2). Sebaliknya v2 > v1. Maka persamaan
yang digunakan :
ρv12 ρv22
P1 + = P2 +
2 2

Karena P1 > P2 dan v2 > v1, maka :


1
P1 − P2 = 2 ρ(v2 – v1)2

Sesuai persamaan kontinuitas :


A1v1 = A2v2
A1v1
v2 = A2
1
P1 − P2 = 2 ρ(v2 – v1)2
1 A1v1
P1 − P2 = 2 ρ( – v1)2
A2
1 A1v1 2
P1 − P2 = 2 ρ𝑣1 2 ( ( ) – 1)
A2

Karena P = ρgh maka : P1 – P2 = ρgh


1 A1v1 2
P1 − P2 = 2 ρ𝑣1 2 ( ( ) – 1)
A2
1 A1v1 2
ρgh = 2 ρ𝑣1 2( ( ) – 1)
A2

Karena zat cair-nya sama maka massa jenisnya juga pasti sama, maka :
1 A1v1 2
gh = 2 𝑣1 2 ( ( ) – 1)
A2
A1v1 2
2gh = 𝑣1 2 ( ( ) – 1)
A2
2gh
𝑣1 2 = A1v1 2
(( ) −1)
A2

6
2gh
𝑣1 = √ A1v1 2
(( ) −1)
A2

Persamaan ini kita gunakan untuk menentukan laju zat cair yang mengalir dalam pipa.
Dalam bidang kedokteran, telah dirancang juga venturi meter yang digunakan untuk
mengukur laju aliran darah dalam arteri.
9. Tabung Pitot

Tabung pitot digunakan untuk mengukur laju aliran gas / udara. Lubang pada titik 1
sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh dari ujung tabung
pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju dan tekanan udara
yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang
akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara
yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan
udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan
manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga
bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi.
Mirip dengan venturimeter, bedanya tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas
alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi.
ρv12 ρv22
P1 + = P2 + (v2 = 0)
2 2
ρv12
P1 + = P2
2
ρv12
P2 – P1 = (ρ = massa jenis zat cair)
2

Perbedaan tekanan (P2 – P1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam manometer (warna
hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa misalnya). Secara matematis bisa
ditulis sebagai berikut :
P2 – P1 = ρ′gh (ρ′ = massa jenis zat cair dalam manometer)
7
Perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2. Ruas kiri-nya sama (P2 – P1). Karenanya
persamaan 1 dan 2 menjadi seperti ini :
ρv12
= ρ′gh
2

ρ𝑣1 2 = 2 ρ′gh
2 ρ′gh
𝑣1 2 = ρ

2 ρ′gh
𝑣=√ ρ

10. Penyemprot Parfum

Prinsip kerja penyemprot parfum juga menggunakan prinsip Bernoulli. Secara garis
besar, prinsip kerja penyemprot parfum bisa digambarkan sebagai berikut, ketika bola
karet diremas, udara yang ada di dalam bola karet meluncur keluar melalui pipa 1.
Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena laju udara
tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2
mempunyai laju yang lebih rendah. Karena tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi maka
cairan parfum didorong ke atas. Ketika cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang
meluncur dari dalam bola karet mendorongnya keluar. Biasanya lubang berukuran kecil,
sehingga parfum meluncur dengan cepat. Sesuai dengan persamaan kontinuitas:
A1v1 = A2v2
A2v2
v1 =
A1

Jika luas penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau luas
penampang pipa besar, maka fluida bergerak pelan.
11. Cerobong Asap

8
Asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas. Karena suhu tinggi, maka
massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang massa jenisnya kecil mudah terapung alias
bergerak ke atas. Prinsip Bernoulli juga terlibat dalam persoalan ini.
ρv12 ρv22
P1 + + ρgh1 = P2 + + ρgh2
2 2

Prinsip Bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara tinggi maka tekanannya
menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah, maka tekanannya besar. Ingat
bahwa bagian atas cerobong berada di luar ruangan. Ada angin yang bertiup di bagian
atas cerobong, sehingga tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan
tertutup tidak ada angin, sehingga tekanan udara lebih besar. Karenanya asap digiring ke
luar lewat cerobong (udara bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat
yang tekanan udaranya rendah).

Вам также может понравиться