Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Background :Health problems due to aging occur on various body systems, one of which
is on the musculoskeletal system, namely osteoarthritis. Osteoarthritisis a degenerative
joint disease that affects the joints, especially joints leverage bodies. Recorded 276
elderly aged> 60 years suffering from osteoarthritis in Puskesmas Koni. Atrophy of the
muscle fibers, immobility causes decreased muscle strength. However, the decline in
muscle strength can be overcome if the elderly remain active and frequently moving
physical exercise. This research aims to determine the effect of active ROM exercises on
lower extremity muscle strength in elderly with osteoarthritis.
Method : This research was a quantitative research with pra exsperiment "One Group
Pre Post Test Design".The population was 276 elderly. The samples selected using
purposive sampling technique as much as 15 respondents. This research was carried out
on 3th to 7th August 2015. The result of research was analysed using are univariate and
bivariate by using the dependent T-test.
Result : The result showed the effect of active Range Of Motion exercises on the increase
in lower extremity muscle strength in elderly with osteoarthritis in Puskesmas Koni
Jambi. Bivariate analys is using Paired T-Test was obtained p-value = 0,000 and then p
value <0,05.
It is recommended for parties involved in order to make the program active ROM
exercises, especially for elderly patients with osteoarthritis as a non-pharmacological
therapy to maintainant improve muscle strength.
Keywords: Active range of motion exercises, Lower extremity muscles trength
45
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
(15,4%). Prevalensi tertinggi pada umur sepenuhnya (Stanley dan Beare, 2006).
>75 tahun (33% dan 54,8%). Prevalensi Adanya keterbatasan pergerakan dan
yang didiagnosis tenaga kesehatan lebih berkurangnya pemakaian sendi dapat
tinggi pada perempuan (13,4%) memperparah kondisi tersebut
dibanding laki-laki (10,3%) demikian (Suhendriyo, 2014).
juga yang didiagnosis tenaga kesehatan Oleh karena itu, diperlukan
atau gejala pada perempuan (27,5%) adanya penatalaksanaan untuk
lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). osteoarthritis. Banyak terapi non
farmakologi yang dapat dilakukan, salah
Di Provinsi Jambi berdasarkan
satunya yaitu fisioterapi, untuk
data kunjungan penderita Arthritis di 20
mengurangi nyeri dan mempertahankan
Puskesmas Kota Jambi, jumlah
atau meningkatkan kekuatan
kunjungan penderita Arthritis terbesar
otot.Latihan dan aktivitas fisik pada
terdapat di PuskesmasKoni dengan
lansia dapat mempertahankan
jumlah 668 kunjungan pada tahun 2012,
kenormalan pergerakan persendian,
pada tahun 2013 menurun 21,85%
tonus otot dan mengurangi masalah
menjadi 522 kunjungan, sedangkan pada
fleksibilitas. Range of Motion (ROM)
tahun 2014 persentase kunjungan
merupakan salah satu indikator fisik
kembali meningkat sebesar 20,49%
yang berhubungan dengan fungsi
menjadi 629 kunjungan. Penderita
pergerakan. Menurut Kozier (2004),
Arthritis di PuskesmasKoni, tercatat
ROM dapat diartikan sebagai
sejumlah 276 orang berusia >60 tahun
pergerakan maksimal yang
menderita Arthritis pada tahun 2014
dimungkinkan pada sebuah persendian
hingga bulan Februari 2015 dengan rata-
tanpa menyebabkan rasa nyeri.
rata 19,71% penderita perbulan
Jenis latihan yang dianjurkan
(PuskesmasKoni, 2015).
bagi lansia adalah latihan isotonik
Osteoarthritis adalah penyakit (Pudjiastuti dan Utomo, 2003 dalam
pada persendian dengan rasa nyeri dan Mudrikhah, 2012). Latihan isotonik
kaku pada persendian sebagai tanda dan menyebabkan kontraksi otot, perubahan
gejala utamanya. Rasa kaku dan nyeri panjang otot dan merangsang aktivitas
yang lebih banyak mengenai persendian osteoblastik (aktivitas sel pembentuk
penopang berat badan seperti sendi otot). Latihan ini juga meningkatkan
panggul dan sendi lutut pada eksremitas tonus otot, massa dan kekuatan otot serta
bawah. Pada lansia juga terjadi mempertahankan fleksibilitas sendi,
penurunantonus otot dan kartilago sendi rentang pergerakan dan sirkulasi (Potter
menjadi lebih tipis dan ligamentum & Perry, 2010). Latihan ROM
menjadi lebih kaku serta terjadi merupakan latihan isotonik yang
penurunan kelenturan (fleksibilitas), bermanfaat untuk meningkatkan
sehingga mengurangi gerakan kekuatan otot, mencegah memburuknya
persendian. (Ulliyadkk, 2007). kapsul sendi, ankiolosis, dan kontraktur
Seiring penuaan, serat otot akan sendi (Kozier&Erb, 2009).Latihan gerak
mengecil dan massa otot akan sendi dengan ROM adalah latihan yang
berkurang. Seiring berkurangnya massa memungkinkan terjadinya kontraksi dan
otot, kekuatan otot juga berkurang pergerakan otot, dimana klien
(National Osteoporosis Foundation, menggerakkan masing- masing
2006). 10 sampai 15% kekuatan otot persendiannya sesuai gerakan normal
dapat hilang setiap minggu jika otot baik secara aktif ataupun pasif. Latihan
beristirahat sepenuhnya, dan sebanyak ROM adalah latihan yang dilakukan
5,5% dapat hilang setiap hari pada untuk mempertahankan atau
kondisi istirahat dan imobilitas memperbaiki tingkat kesempurnaan
46
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
47
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
48
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
49
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
dan sirkulasi (Kozier&Erb, 2009). Besar hilang setiap hari pada kondisi istirahat
peningkatan kekuatan otot dipengaruhi dan imobilitas sepenuhnya.
oleh jenis latihan, intensitas latihan,dan Penelitian yang dilakukan
usia. Kontraksi isotonik menyebabkan Safa’ah (2013) tentang pengaruh latihan
kekuatan otot meningkat pada seluruh range of motion(ROM) terhadap
lingkup gerak sendi. Pemberian latihan peningkatan kekuatan otot lanjut usia di
penguatan dengan intensitas ringan UPT pelayanan sosial lanjut usia
sampai sedang sudah dapat (Pasuruan) Kec. Babat Kab. Lamongan,
meningkatkan kekuatan otot secara dengan jumlah sampel 38 responden.
bermakna pada usia lanjut. Semakin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
sering latihan dilakukan maka responden 13 (68,4%) dengan kekuatan
persentase peningkatan kekuatan otot ototnya tetap pada responden yang tidak
akan semakin besar. (Wardhanidkk, diberikan latihan ROM, sedangkan 11
2011). (58%) responden yang mengalami
Peningkatan kekuatan otot juga peningkatan kekuatan otot pada
dipengaruhi oleh jumlah fibril otot, responden yang diberikan latihan ROM.
makin banyak fibril otot yang bekerja Hasil uji mannwhitney diperoleh nilai
maka kekuatan otot semakin besar. Asymp. Sig(2-tailed) = 0,042 < 0,05,
Perubahan anatomis pada otot yaitu maka Ho ditolak sehingga dapat
peningkatan jumlah miofibril, disimpulkan terdapat pengaruh latihan
peningkatan ukuran miofibril, range of motion(ROM) terhadap
peningkatan jumlah total protein peningkatan kekuatan otot lanjut usia di
kontraktil khususnya kontraktilmiosin, UPT pelayanan sosial lanjut usia
peningkatan kepadatan pembuluh (Pasuruan) Kec. Babat Kab. Lamongan.
kapiler dan peningkatan kualitas Selain itu, penelitian Mudrikhah (2012)
jaringan penghubung, tendon dan tentang pengaruh latihan Range Of
ligamen. Selain itu, peningkatan Motion aktifterhadap peningkatan
kekuatan otot juga disebabkan rentang gerak sendidan kekuatan otot
perubahan biokimia otot yaitu kaki pada lansia di Panti Wreda Dharma
peningkatan konsentrasi kreatin, Bakti Surakarta, dengan jumlah sampel
peningkatan konsentrasi kreatin fosfat 24 responden. Tabulasi silang pretest
dan ATP dan peningkatan glikogen, dan posttestkekuatan otot pada
serta perubahan sistem saraf sulit kelompok kontrol menunjukkan adanya
diidentifikasi secara akurat. Menurut peningkatan kekuatan otot antara
peneliti, dari pengertian diatas dapat pretestdengan posttest. Pada kekuatan
disimpulkan bahwa latihan ROM aktif otot kategori poor pada pretest terdapat
sangat bermanfaat bagi lansia terlebih 9 responden (9%) dan turun menjadi 3
lagi lansia dengan penyakit degeneratif responden (3%) pada posttest. Kategori
seperti osteoarthritis. fair pada pretest sebanyak 21 responden
Seperti yang dikemukakan (22%) turun menjadi 11 responden
Stanley &Beare (2006)dengan (11%) pada posttest.
pemeliharaan kekuatan otot dan Selanjutnya kategori good pada
fleksibilitassendi, latihan Range of pretest terdapat 53 responden (55%)
Motion(ROM) bisa meningkatkandan turun menjadi 29 responden (30%) pada
mempertahankan kekuatan otot dan posttest, dan pada kategori normal pada
fleksibilitassendi karena dari 10 sampai pretest sebanyak 13 responden (14%)
15% kekuatan otot dapathilang setiap meningkat menjadi 53 responden (55%)
minggu jika otot beristirahat pada posttest. Hasil uji marginal
sepenuhnya,dan sebanyak 5,5% dapat homogeneitytest menunjukkan nilai p-
value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho
50
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
51
Jurnal Akademika Baiturrahim M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri
Vol.4, No.2, November 2015
52