Вы находитесь на странице: 1из 42

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA

A. Definisi Skizofrenia
1. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi,
kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan
halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku
bizar.
2. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun
faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut
gangguan ini sebagai demensia precox (demensia artinya kemunduran intelegensi dan
precox artinya muda/sebelum waktunya).

B. Etiologi Skizofrenia
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya
skizofrenia. Teori teori tersebut antara lain:
1. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu
pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium, tetapi teori ini
tidak dapat dibuktikan.
2. Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan
metabolisme karena penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak
sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita
dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti meskalin dan asam lisergik
diethylamide (LSD-25). Obat-obat tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala yang
mirip dengan gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.
3. Teori Adolf Meyer
1
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak
dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada susunan
saraf tetapi Meyer mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit
badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia
merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi
kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan
(otisme).
4. Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund freud juga termasuk teori psikogenik. Menurut freud, skizofrenia
terdapat:
1) Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik
2) Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta
terjadi suatu regresi ke fase narsisisme
3) Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi
psikoanalitik tidak mungkin.
5. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa
yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir,
perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok
yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan
dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan
psikomotorik yang lain).
Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai berikut:
1. Genetik
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita
skizofrenia terutama anak-anak kembar satu telur sehingga dapat dipastikan factor
genetik turut menentukan timbulnya skizofrenia. Angka kesakitan bagi saudara tiri
0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang
menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86
2
% (Maramis, 2009). Pengaruh genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel,
tetapi yang diturunkan adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri).
2. Neurokimia
Hipotesis dopaminmenyatakan bahwa skizofrenia disebabkan overaktivitas pada jaras
dopamine mesolimbik. Hal ini didukung dengan temuan bahwa amfetamin yang
kerjanya meningkatkan pelepasan dopamine, dapat menginduksi psikosis yang mirip
skizofrenia dan obat anti psikotik bekerja dengan mengeblok reseptor dopamine,
terutama reseptor D2.
3. Hipotesis Perkembangan Saraf
Studi autopsi dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas struktur dan
morfologi otak penderita skizofrenia antara lain berupa berat orak rata-rata lebih kecil
6% dari normal dan ukuran anterior-anterior yang 4% lebih pendek, pembesaran
ventrikel otak yang nonspesifik, gangguan metabolisme di daerah frontal dan
temporal serta kelainan susunan seluler pada struktur saraf di beberapa korteks dan
subkortek. Studi neuropsikologis mengungkapkan deficit di bidang atensi, pemilihan
konseptual, fungsi eksekutif dan memori pada penderita skizofrenia.

C. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama
antara lain :
1. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan
emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham
dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
2. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau
antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan

3
kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan
psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering
terdapat, waham dan halusinaasi banyak sekali.
3. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului
oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
4. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder
dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses
berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
5. Episode Skizofrenia akut

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan
dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu
arti yang khusus baginya.
6. Skizofrenia Residual

Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya
gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan
Skizofrenia.
7. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal


depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk
menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.

4
SKIZOFRENIA
D. Manifestasi Klinik Skizofrenia
1. Gejala Primer
 Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol
adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
 Gangguan afek emosi
1) Terjadi kedangkalan afek-emosi
2) Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
3) Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
4) Emosi berlebihan
5) Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
 Gangguan kemauan
1) Terjadi kelemahan kemauan
2) Perilaku negativisme atas permintaan
3) Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
 Gejala psikomotor
1) Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
2) Stereotipi
3) Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
4) Echolalia dan echopraxia
 Autisme.
2. Gejala Sekunder
 Waham
 Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin meliputi salah
satu dari kelima pancaindra. halusinasi pendengaran dan penglihatan yang paling
umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi

5
E. Rentang Respon Skizofrenia

RENTANG RESPON SKIZOFRENIA

F. Penatalaksanaan Skizofrenia
1. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik.


Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang
terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik
sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok
bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan
terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia. Terdapat 3

6
kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional,
newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik konvensional.
Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek
samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :
 Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)
 Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)
 Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)
 Prolixin (fluphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical
antipsycotic.
Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama, pada pasien
yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik
konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan
untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien
mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan
dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu (disebut
juga depot formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih
dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot
formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsychotic.
b. Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya
berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang
tersedia, antara lain :
 Risperdal (risperidone)
 Seroquel (quetiapine)
7
 Zyprexa (olanzopine)
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang
pertama. Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil)
dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek
samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%),
Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan
infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel
darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan. Clozaril bila
paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No Nama Generik Sediaan Dosis


1. Klorpromazin Tablet, 25 dan 100 mg, 150 - 600
mg/hari
Injeksi 25 mg/ml
2 Haloperidol Tablet, 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg, 5 - 15 mg/hari
Injeksi 5 mg/ml
3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari
4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari
5 Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4
minggu
6 Levomeprazin Tablet 25 mg, Injeksi 25 mg/ml 25 - 50 mg/hari
7 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari
8 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600
mg/hari
9 Sulpirid Tablet 200 mg 300 - 600 mg/hari
Injeksi 50 mg/ml 1 - 4 mg/hari
10 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari
8
11 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari

SKIZOFRENIA
Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama
Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita
Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan
resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah. Biasanya obat antipsikotik
membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan
pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan
mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)
Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)
Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting
untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang
penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat
tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat
untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih
rendah. Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat
mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4
minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. Terkadang
pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini
merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain,
misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic
atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya.
Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan
diatas gagal.
Pengobatan Selama fase Penyembuhan
Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun
setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum

9
obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan
pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama
12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia
Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama
membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian
pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya
penyakit.
Efek Samping Obat-obat Antipsikotik
Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama,
sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin
masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik
konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek
samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan
kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan
akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah
tremor pada tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat
antikolinergik (biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk
mencegah atau mengobati efek samping ini. Efek samping lain yang dapat timbul
adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol,
protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek samping ini
dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik.
Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive
dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan
antipsikotik atipikal.
Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi
seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-
obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis
efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang efek
sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita
10
Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang
menggunakan antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi
masalah ini. Efek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant
syndrome, dimana timbul derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat
menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini
membutuhkan penanganan yang segera.
2. Terapi Psikososial

a. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial
untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan
praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan
pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak
istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku
maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di
masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan
dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali
mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari).
Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi
keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali,
anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena
skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu
optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan dari
penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga
dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah
penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan
relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik.

11
Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan
terapi keluarga.
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,
masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi
secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi
kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan
meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan
cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi
pasien skizofrenia.
d. Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam
pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu dan
menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi
pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami
pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli
terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti
yang diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien adalah
berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan
hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan
menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas,
bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari
jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan
terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan
penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi
persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai
usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.
3. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

12
Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,
menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh,
prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif
antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang
dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan.
Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien
tentang skizofrenia. Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan
membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah
sakit tergantung dari keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan
rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke
arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan
sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan
fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan
keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.

G. Pohon Masalah Skizofrenia

13
PATHWAY SKIZOFRENIA

H. Asuhan Keperawatan Skizofrenia


1. Pengkajian keperawatan skizofrenia

a. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat
adanya kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.

c. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan,
endokrin, metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.

14
d. Psikososial
1) Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia,
bila keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara
kembar 2-15 %, saudara kandung 7-15 %.
2) Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan
mempengaruhi konsep diri pasien.
3) Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam
diri.
4) Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
e. Status Mental
5) Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat,
resliting tak terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran
kemauan pasien.
6) Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
7) Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu
posisi yang dibuatnya sendiri (katalepsia).
8) Emosi
Emosi dangkal
9) Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
10) Interaksi Selama Wawancara

15
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara,
diam.
11) Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
12) Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
13) Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan
dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan (secara kualitatif).
14) Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.
15) Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu
memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
16) Tilik diri
Tak ada yang khas.
f. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin
mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi,
berpakaian, intirahat tidur.

2. Diagnosa Keperawatan Skizofrenia

a. Isolasi sosial b.d harga diri rendah


b. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran b.d menarik diri

16
c. Kurang perawatan diri b.d menarik diri

17
3. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial b.d harga diri rendah


Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Isolasi sosial Tujuan umum - -
b.d harga diri Klien dapat
rendah melakukan hubungan
sosia secara bertahap

1
Tujuan khusus 1 a. Klien dapat a. Bina hubungan saling percaya
Klien dapat membuna mengungkapkan  Sapa klien secara ramah baik
hubungan saling perawaannya verbal maupun nonverbal
percaya b. Ekspresi wajah  Perkenalkan diri dengan sopa
bersahabat  Tanya nama lengkap klien da
c. Ada kontak mata panggilanyang disukai
d. Menunjukkan rasa  Jelaskan tujuan pertemuan, ju
senang menepati janji
e. Mau berjabat tangan Tunjukkan sikap empati dan
f. Mau menjawab menerima klien apa adanya
salam  Beri perhatian kepada klien
g. Klien mau duduk b. Beri kesempatan untuk mengung
berdampingan perawaannya tentang penyakit ya
h. Klien mau diderita
mengutarakan c. Sediakan waktu untuk mendenga
masalah yang klien
dihadapi d. Katakana pada klien bahwa dia a
seorang yang berharga dan bertan
jawab serta mampu menolong dir
sendiri
Tujuan khusus 2 Klien mampu a. Diskusikan kemampuan dan aspe
Klien dapat mempertahankan positif yang dimilikiklien dan ber
mengidentifikasi aspek yang positif reinforcement atas kemampuan
kemampuan dan mengungkapkan perasaannya
aspek positif yang b. Saat bertemu klien hindarkan me
dimiliki penilaian negatif
c. Utamakan memberi pujian yang

2
Tujuan khusus 3 a. Kebutuhan klien a. Diskusikan kemampuan klien ya
Klien dapat menilai terpenuhi masih dapat digunakan selama sa
kemampuan yang b. Klien dapat b. Diskusikan juga kemampuan yan
data digunakan melakukan aktivitas dilanjutkan penggunaan di rumah
terasarah dah di rumah nantinya

Tujuan khusus 4 a. Klien mampu a. Rencanakan bersama klien aktivi


Klien dapat beraktivitas sesuai yang dapat dilakukan setiap hari s
menetapkan dan kemampuan kemampuan, kegiatan mandiri, ke
merencanakan b. Klien mengikuti TAK dengan bantuan minimal, kegiata
kegiatan sesuai dengan bantuan total
kemampuan b. Tingkatkan kegiatan klien sesuai
toleransi kondisi klien
c. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakuka
(sering klien takut melaksanakann
Tujuan khusus 5 Klien mampu a. Berikan kesempatan kepada klien
Klien dapat beraktivitas sesuai mencoba kegiatan yang telah
melakukan kegiatan kemampuan direncanakan
sesuai dengan kondisi b. Beri pujian atas usaha dan keber
sakit dan klien
kemampuannya c. Diskusikan kemungkinan pelaksa
di rumah

3
Tujuan khusus 6 a. Klien mampu a. Beri pendidikan kesehatan kepad
Klien dapat melakukan apa yang keluarga tentang cara merawat kl
memanfaatkan diajarkan dengan isolasi social dan harga di
system pendukung b. Klien mau rendah
yang ada memberikan b. Bantu kelluarga memberi dukung
dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan ling
dirumah

b. Diagnosa keperawatan: resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi


pendenganran b.d menarik diri
Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Resiko Tujuan umum - -
perubahan Klien dapat
persepsi berinteraksi dengan
sensori: orang lain sehingga
halusinasi tidak terjadi
pendengaran halusinasi

4
b.d isolasi Tujuan khusus 1 Klien dapat a. Bina hubungan saling percaya
social Klien dapat membuna mengungkapkan  Sapa klien secara ramah baik
hubungan saling perasaan dan verbal maupun nonverbal
percaya keberadaannya secara Perkenalkan diri dengan sopa
verbal  Tanya nama lengkap klien da
a. Klien mau menjawab panggilanyang disukai
salam  Jelaskan tujuan pertemuan, ju
b. Klien mau berjabat menepati janji
tangan  Tunjukkan sikap empati dan
c. Mau menjawab menerima klien apa adanya
pertanyaan  Beri perhatian kepada klien
d. Ada kontak mata b. Beri kesempatan untuk
e. Klien mau duduk mengungkapkan perawaannya ten
berdampingan dengan penyakit yang diderita
perawat c. Sediakan waktu untuk mendenga
klien
d. Katakana pada klien bahwa dia a
seorang yang berharga dan bertan
jawab serta mampu menolong dir
sendiri
Tujuan khusus 2 Klien dapat a. Kaji pengetahuan klien tentang p
Klien dapat menyebutkan menarik diri dan tanda-tandanya
menyebutkan penyebab menarik diri
b. Beri kesempatak kepada klien un
penyabab menarik yang berasal dari : mengungkapkan perasaan penyeb
diri a. Diri sendiri menarik diri atau tidak mau berga
b. Orang lain c. Diskusikan dengan klien tentang
c. Lingkungan perilaku menarik diri, tanda dan g
d. Berikan pujian tentang kemampu
klien mengungkapkan perasaanny

5
Tujuan khusus 3 Klien dapat a. Kaji pengetahuan klien tentang
Klien dapat menyebutkan keuntungan dan manfaat bergaul
menyebutkan keuntungan orang lain
keuntungan berhubungan dengan b. Beri kesempatan kepada klien un
bersosialisasi dengan orang lain, misalnya mengungkapkan perasaannya ten
orang lain dan banyak teman, tidak keuntungan berhubungan dengan
kerugian todak sendiri, bias lain
bersosialisasi dengan berdiskusi, terasa c. Diskusikan dengan klien tentang
orang lain ramai, dapat bercanda manfaat berhubungan dengan ora
d. Kaji pengetahuan klien tentang
kerugian bila todak bergaul denga
orang lain
e. Beri kesempatan kepada klien un
mengungkapkan perasaannya ten
kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
f. Diskusikan dengan klien tentang
kerugian bila tidak berhubungan
orang lain
g. Beri reinforcement positif terhad
kemampuan mengungkapkan per
tentang kerugian tidak berhubung
dengan orang lain

c. Diagnosa keperawatan: Kurang perawatan diri b.d menarik diri


Diagnosa Perencanaan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

6
Kurang Tujuan umum
perawatan diri Pasien
b.d menarik mengungkapkan
- -
diri keinginan untuk
melakukan kegiatan
hidup sehari-hari
Tujuan khusus 1 Klien mampu
a. Dukung pasien untuk melakukan
Klien mampu melakukan aktivitas kegiatan hidup sehari-hari sesuai
melakukan kegiatan sehari-hari kemampuan pasien
hidup sehari-hari a. Pasien makan sendiri
b. Dukung kemandirian pasien, tap
secara mandiri dan tanpa bantuan. berikan bantuan saat pasien tidak
mendemontrasikan b. Pasien memilih melakukan beberapa kegiatan
suatu keinginan untuk pakaian yang sesuai,
c. Perlihatkan secara konkret, bagai
melakukannya berpakaian merawat melakukakn kegiatan yang menu
dirinya tanpa bantuan. pasien sulit melakukannya
c. Pasien
d. Bantu dalam menyiapkan perlen
mempertahankan ADLs
kebersihan diri secara
e. Berikan pengakuan dan pengharg
optimal dengan mandi positif untuk kemampuannya man
setiap hari dan
melakukan prosedur
defekasi dan
berkemih tanpa
bantuan.

7
Daftar Pustaka

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya. Airlangga


University Press
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC
Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 15 Oktober 2011
Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 15 oktober 2011

1
Jumat, 29 Juli 2011

Laporan pendahuluan skizofrenia

SKIZOFRENIA

A. DEFINISI
Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan
menimbulkan disorganisasi personal yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak
mempunyai kontak dengan realitas sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal.
Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, Menurut
Kaplan dan Sadock (1998), skzizofrenia merupakan gangguan psikotik yang kronik,
sering mereda, namun timbul hilang dengan manifestasi klonis yang amat luas
variasinya. Penyesuaian premorbid, gejala dan perjalanan penyakit yang amat
bervariasi sesungguhnya skizofrenia merupakan satu kelompok gangguan yang
heterogen. Pasien dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena hebatnya, gejala,

2
ketidakmampuan pasien untuk merawat dirinya sendiri, tiada daya tilik diri dan
keruntuhan social yang lambat laun terjadi serta menjauhnya pasien dari
lingkungannya.

B. ETIOLOGI
Penyebab gangguan jiwa skozofrenia belum diketahui secara pasti. Model
yang diajukan para peneliti adalah “stress-diathesis”. Pada model tersebut
dikemukakan bahwa seseorang sebelumnya mempunyai diathesis lebih dahulu yang
apabila mendapatkan pengaruh lingkungan yang sangat menekan akan munculnya
tanda-tanda dan gejala skizofrenia (Kaplan dan Sadock, 1997). Para peneliti
menyatakan etiologi gangguan skizofrenia adalah sebagai berikut :
1. Genetik yang mendasarkan tingginya insiden skizofrenia pada keluarga dekat
pasien.
2. Pengaruh keluarga, teori psikodinamika yang melibatkan pengaruh keluarga
pengaruh ini berujud komunikasi antar keluarga yang tidak sempurna atau
kadang-kadang kontradiktif.

3. Pengaruh-pengaruh masyarakat seperti :

a) kepadatan penduduk
b) tingkat sosio ekonomi
c) industrialisasi.

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Keltner et al (1995), gejala-gejala ini dapat dikelompokkan menjadi
4 kategori :
1. Gangguan Persepsi

a. Halusinasi
Adalah pengalaman sensori yang terjadi tanpa stimulus dari luas.

3
Menurut Moller dan Murphy dalam Stuart dan Sundeen (1997) tingkatan halusinasi
dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu :
1) Tahap 1 : Comforting
Tingkat cemas sedang, halusinasi secara umum adalah sesuatu yang menyenangkan.
Pengalaman halusinasi karena emosi yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa
bersalah, takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang nyaman untuk
melepaskan cemas. Individu mengenal bahwa pikiran dan pengalaman sensori dalam
kontrol kesadaran jika cemas dapat dikelola. Nonpsykotik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Meringis atau tertawa pada tempat yang tidak tepat.
b) Menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal pelan seperti jika sedang asyik.
e) Diam dan tampak asyik.

2) Tahap II
Pengalaman sensori dari beberapa identifikasi indera terhadap hal yang menjijikkan
dan menakutkan. Halusinator mulai kehilangan control dan ada usaha untuk
menjauhkan diri dari sumber stimulus yang diterima . Individu mungkin merasa malu
dengan adanya pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Non psychotic.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Meningkatnya system syaraf otonom, tanda dan gejala dari cemas seperti
meningkatnya nadi, pernafasan dan tekanan darah.
b) Lapang perhatian menjadi sempit
c) Asyik dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk
membedakan halusinasi atau realitas.
3) Tahap III

4
Controlling tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori menjadi hal yang
menguasai. Halusinator mencoba memberi perintah , isi halusinasi mungkin menjadi
sangat menarik bagi individu. Individu mungkin mengalami kesepian , jika sensori
yang diberikan berhenti. Psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Perintah langsung oleh halusinasi dapat diikuti.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Lapang perhatian hanya beberapa detik aau menit.
d) Gejala fisik dan cemas berat seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti
perintah.
4) Tahap IV
Conquering, tingkat cemas, panik, umumnya halusinasi menjadi terperinci dan
khayalan tampak seperti kenyataan. Pengalaman sensori mungkin mengancam jika
individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi mungkin memburuk dalam 4 jam atau
sehari atau sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Teror keras pada tingkah laku seperti panic.
b) Potensial kuat untuk bunuh diri.
c) Aktivitas fisik yang menggambarkan isi dai halusinasi seperti kekerasan, agitasi,
menarik diri atau katatonia.
d) Tidak dapat berespon pada perintah yang kompleks.
e) Tidak dapat berespon pada lebih satu orang.
b. Delusi
Adalah gejala yang merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang
cukup dan mempunyai cirri-ciri realistic, tidak logis, menetap, egosentris, diyakini
kebenarannya oleh pasien sebagai hal yang nyata, pasien hidup dalam wahamnya,
keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian dari sosiokultural
setempat. Maam-macam waham :
1) Waham rendah pikir, pasien percaya bahwa pikirannya, perasaannya, ingkah lakunya
dikendalikan dari luar.
5
2) Waham kebesaran, suatu kepercayaan bahwa penderita adalah orang yang penting
dan berpengaruh dan mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yan terpendam atau
benar-benar merakanfiur orang kuat sepanjang sejarah.
3) Waham diancam, suatu keyakinan bahwa dirinya selalu diancam, diikti atau ada
sekelompok orang yang memenuhinya.
4) Waham tersangkut, adana kepercayaan bahwa seala sesatu yang terjadi di
sekelilngnya mempai hubungan pribadi seperti perinah atau pesan khusus.
5) Waham bizarre, pasien sering memperlihakan adanya waham soatik msalnya pasien
percaya adanya benda ang begerak-gerak di dalam ususnya. Yang termasuk waham
ini adalah waham sedot pikir, waham sisip pikir, waham siar pikir, waham kendali
pikir.
c. Paranoid dimanifestasikan dengan interpretasi yang menetap bahwa tindakan orang
lain sebagai suatu ancaman atau ejekan.
d. Ilusi adalah kesalahan dalam menginterpretasikan stimulus dari luar yang nyata.
2. Gangguan Proses Pikir

a. Flight of idea, serangkaian pikiran yang diucapkan secara cepat disertai perpindahan
materi pembicaraan yang menddak tanpa alas an logic yang nyata.
b. Retardation, adalah lambatnya aktifitas mental sebagai contoh pasien mengatakan
saya tidak dapat berpikir apa-apa.
c. Blocking, putusnya pikiran ang ditandai dengan putusnya secara sementara atau
terhentinya pembicaraan.
d. Autisme, pikiran yang timbul dari fantasi.
e. Ambivalensi adalah keinginan yang sangat pada dua hal yang berbeda pada waktu
yang sama dan orang yang sama.
f. Kehilangan asosiasiidak adanya hubungan pola pikir, ide dan topik yang normal,
tiba-tiba beralih tanpa menunjukkan hubungan dengan topic sebelumnya.
3. Gangguan Kesadaran

6
Manifestasi dari ganguan kesadaran antara lain bingung, inkoherensi
pembicaraan, pembicaraan ang tidak dapat dimengerti, terdapat distrsi tata bahasa
atau susunan kalimat, sering memakai istilah aneh, inkherensi timbul karena pikiran
kacau sehingga beberapa pikiran dikeluarkan dalam satu kalimat, clouding atau
kesadaran berkabut, kesadaran menurun disertai gangguan persepsi dan sikap.
4. Gangguan Afek

a. Afek yang tidak tepat, suatu keadaan disharmoni afek yang tidak sesuai dengan
tingkah laku pasien.
b. Afek tumpul, ketidakmampuan membangkitkan emosi dan berespon trhadap berita
duka.
c. Afek datar, ketidakmampuan membangkitkan respon terhadap berbagai respon.
d. Afek labil, kondisi emosi yang cepat berubah.
e. Apatis, warna emosi yang tumpul disertai keacuhan atau ketidakpedulian.
f. Euforia, gembira berlebihan, aa peningkatan perasaan dari biasanya selalu merasa
optimis, senang dan percaya diri, bersikap meyakinkan.

D. KOMPLIKASI
Menurut Keliat (1996), dampak gangguan jiwa skizofrenia antara lain :
1. Aktifitas hidup sehari-hari
Klien tidak mampu melakukan fungsi dasar secara mandiri, misalnya kebersihan diri,
penampila dan sosialisasi.
2. Hubungan interpersonal
Klien digambarkan sebagai individu yang apatis, menarik diri, terisolasi dari teman-
teman dan keluarga. Keadaan ini merupakan proses adaptasi klien terhadap
lingkungan kehidupan yang kaku dan stimulus yang kurang.
3. Sumber koping
Isolasi social, kurangnya system pendukung dan adanya gangguan fungsi pada klien,
menyebabkan kurangnya kesempatan menggunakan koping untuk menghadapi stress.

7
4. Harga diri rendah
Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangannya, tidak ingin
melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan tidak berani
mencapai sukses.
5. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan, ketrampilan aatau interes yang dimiliki dan pernah
digunakan klien pada waktu yang lalu.
6. Motivasi
Klien mempunyai pengalaman gagal yang berulang.
7. Kebutuhan terapi yang lama
Klien disebut gangguan jiwa kronis jika ia dirawat di rumah sakit satu periode selama
6 bulan terus menerus dalam 5 tahun tau 2 kali lebih dirawat di rumah sakit dalam 1
tahun.

E. PENATALAKSANAAN
1. Medis

Obat antipsikotik digunakan untuk mengatasi gejala psikotik (misalnya


perubahan perilaku, agitasi, agresif, sulit tidur, halusinasi, waham, proses piker
kacau). Obat-obatan untuk pasien skizophrenia yang umum diunakan adalah sebaga
berikut :
a. Pengobatan pada fase akut
1) Dalam keadaan akut yang disertai agitasi dan hiperaktif diberikan injeksi :
a) Haloperidol 3x5 mg (tiap 8 jam) intra muscular.
b) Clorpromazin 25-50 mg diberikan intra muscular setiap 6-8 jam sampai keadaan
akut teratasi.

8
c) Kombinsi haloperidol 5 mg intra muscular kemudian diazepam 10 mg intra muscular
dengan interval waktu 1-2 menit.

2) Dalam keadaan agitasi dan hiperaktif diberikan tablet :


a) Haloperidol 2x1,5 – 2,5 mg per hari.
b) Klorpromazin 2x100 mg per hari
c) Triheksifenidil 2x2 mg per hari
b. Pengobaan fase kronis
Diberikan dalam bentuk tablet :
1) Haloperidol 2x0,5 – 1 mg perhari
2) Klorpromazin 1x50 mg sehari (malam)
3) Triheksifenidil 1-2x2 mg sehari
a) Tingkatkan perlahan-lahan, beri kesempatan obat untuk bekerja, disamping itu
melakukan tindakan perawatan dan pendidikan kesehatan.
b) Dosis maksimal
Haloperidol : 40 mg sehari (tablet) dan klorpromazin 600 mg sehari (tablet).
c. Efek dan efek samping terapi
1) Klorpromazine
Efek : mengurangi hiperaktif, agresif, agitasi
Efek samping : mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, sedasi, hipotensi
ortostatik.
2) Haloperidol
Efek : mengurangi halusinasi
Efek samping : mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, sedasi, hipotensi
ortostatik.
2. Tindakan keperawatan efek sampan obat

a. Klorpromazine

9
1) Mulut kering : berikan permen, es, minum air sedikit-sedikit dan membersihkan
mulut secara teratur.
2) Pandangan kabur : berikan bantuan untuk tugas yang membutuhkan ketajaman
penglihatan.
3) Konstipasi : makan makanan tinggi serat
4) Sedasi : tidak menyetir atau mengoperasikan peralatan ang berbahaya.
5) Hipoensi ortostatik : perlahan-lahan bangkit dari posisi baring atau duduk.
b. Haloperidol
1) Mulut kering : berikan permen, es, minum air sedikit-sedikit dan membersihkan
mulut secara teratur.
2) Pandangan kabur : berikan bantuan untuk tugas yang membutuhkan ketajaman
penglihatan.
3) Konstipasi : makan makanan tinggi serat
4) Sedasi : tidak menyetir atau mengoperasikan peralatan ang berbahaya.
5) Hipotensi ortostatik : perlahan-lahan bangkit dari posisi baring atau duduk

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan & Sadock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis Edisi 7 Jilid 2, Binarupa Aksara. Jakarta
2. Stuart & Sudeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3 EGC, Jakarta
3. Keliat, B, Herawati, 1999, Proses Keperawatan Jiwa, EGC Jakarta
4. Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby
5. Nanda, 2005, Diagnosis Keperawatan Nanda Definisi dan Klasifikasi, Nursing
Intervention.

10
15
e.
Gangguan psikomotor
Pasien skizofrenia kadang akan terlihat aneh dan cara yang
berantakan, memakai pakaian aneh atau membuat mimik yang aneh
atau pasien skizofrenia akan memperlihatkan gangguan katatonik
stupor (suatu keadaan di mana pasien tidak lagi merespon stimulus
dari luar, mungkin tidak mengetahui bahwa ada orang di sekitarnya),
katatonik rigid (mempertahankan suatu posisi tubuh atau tidak
mengadakan gerakan) dan katatonik gerakan (selalu mengulang suatu
gerakan tubuh) menonjol adalah afek yang menumpul, hilangnya
dorongan kehendak dan bertambahnya kemunduran sosial.
Menurut Eugen Bleuler (1857-1938) dalam Kaplan & Sadock,
(2010) membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok: gejala
positif dan negatif. Gejala positif antara lain
thougt echo,
delusi,
halusinasi. Gejala negatifnya seperti: sikap apatis, bicara jarang, efek
tumpul, menarik diri. Gejala lain dapat bersifat non-skizofrenia
meliputi kecemasan, depresi dan psikosomatik.

11
Monday, February 18, 2013

Skizofrenia

A. Pengertian
Menurut Kartono (2002, h.243) Skizofrenia adalah kondisi psikologis dengan
gangguan disintegrasi, depersonalisasi dan kebelahan atau kepecahan struktur
kepribadian, serta regresi aku yang parah. Menurut Strausal et al (dalam iman setiadi,
2006, h. 3) Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini di
tandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

12
gangguan kognitf dan persepsi. Sedangkan gejala negatifnya antara lain seperti
avolition ( menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara dan
miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar, serta terganggunya relasi personal.
Tampak bahwa gejala-gejala skizofrenia menimbulkan hendaya berat dalam
kemampuan individu berfikir dan memecahkan masalah, kehidupan afek dan
menggangu relasi personal. Kesemuanya mengakibatkan pasien skizofrenia
mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya,
sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan orang lain.
Gangguan schizophrenia merupakan gangguan jiwa yang berlangsung menahun,
sering kambuh dan kondisi kejiwaa penderita semakin lama semakin merosot.
B. Etiologi
Menurut Ingram dkk (1995) penyebab skizofrenia tidak diketahui akan tetapi
hal-hal yang dapat diketahui sebagai factor presipitasi dan predisposisi terjadinya
skizofrenia antara lain:
a. Herediter
Pentingnya faktor genetik telah dibuktikan secara meyakinkan. Risiko bagi
masyarakat umum 1% pada orang tua risiko skizofrenia 5% pada saudara kandung
8% dan pada anak 10%. Gambaran terakhir ini menetap walaupun anak telah
dipisahkan orang tua sejak lahir, dan pada kembar monozigot 30-40%.
b. Lingkungan
Gambaran pada penderita kembar seperti di atas menunjukkan bahwa faktor
lingkungan cukup berperan dalam menampilkan penyakit pada individu yang
memiliki faktor predisposisi, beberapa penelitian mengatakan skizofrenia bukan suatu
penyakit, tetapi suatu respon terhadap tekanan emosi yang dapat ditoleransi dalam
keluarga dan masyarakat, tetapi pandangan ekstrim demikian walaupun sesuai dengan
masyarakat kurang didukung oleh penelitiaan. Banyak penelitian terhadap pengaruh
masa kanak-kanak, khususnya atas personalitas orang tua, tetapi belum ada yang
berhasil
c. Emosi yang diekspresikan
13
Jika keluarga skizofrenia memperlihatkan emosi yang diekspresikan secara
berlebihan, misalnya pasien diomeli atau terlalu banyak dikekang denagn aturan-
aturan yang berlebihan, maka kemungkinan, maka kemungkinan kambuh lebih besar.
Juga jika pasien tidak mendapatkan obat neuroleptik. Angka kekambuhan di rumah
dengan ekspresi emosi rendah dan pasien minum obat teratur sebesar 12% dengan
ekspresi emosi rendah dan tanpa obat 42%, ekspresi emosi tinggi dengan tanpa obat,
angka kekambuhan 92%
.
C. Proses Terjadinya
Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran yang
terganggu terutama adalah asosiasi, asosiasi longgar berarti ada hubungan antar ide
kalimat, kalimatnya tidak saling berhubungan, kadang-kadang ide belum selesai
diutarakan sudah ditemukan ide lain, atau dapat pemindahan maksud misalnya
maksud "tani" dikatakan "sawah" bentuk lebih parah adalah inkoherensi.
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai
dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :
1. Fase Prodomal
 Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun
 Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam
pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.
2. Fase Aktif
 Berlangsung kurang lebih 1 bulan
 Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi, disorganisasi proses
berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi
3. Fase Residual
Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan
biasanyaberulang.

D. Klasifikasi
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama antara lain :

14
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan
emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham
dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau
antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan
psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering
terdapat, waham dan halusinaasi banyak sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului
oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder
dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses
berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan
dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu
arti yang khusus baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya
gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan
Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif

15
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal
depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk
menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.

E. Penatalaksanaan
Menurut Tomb (2004), pengobatan untuk penderita skizofrenia dapat
menggunakan beberapa metode antara lain:
a. Metode biologic
Obat psikosis akut dengan obat anti psikotik, lebih disukai dengan anti psikotik
atypical baru (kisaran dosis ekuivalen = chlorpromaxine 300-600 mg/hari). Ketidak
patuhan minum obat sering terjadi, oleh karena itu perlu diberikan depo flufenazine
atau haloperidol kerja – lama merupakan obat terpilih. Penambahan litium,
benzodiazepine, atau diazepam 15-30 mg/ hari atau klonazepam 5-15 mg/hari sangat
membantu menangani skizofrenia yang disertai dengan kecemasan atau depresi.
Terapi kejang listrik dapat bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa
psikosis akut. Sangat sedikit pasien skizofrenia yang tidak berespon dengan obat-
obatan dapat membaik dengan ECT.
b. Metode psikosis
Menurut Hawari (2006, p.105-108) jenis psikoterapi yang dilakukan untuk
menangani penyakit skizofrenia antara lain;
1. Psikoterapi suportif
Bentuk terapi yang bertujuan memberikan dorongan semangat dan motivasi agar
penderita tidak merasa putus asadan semangat juangnya (fighting spirit) dalam
menghadapi hidup.
2. Psikoterapi re edukatif
Bentuk terapi yang dimaksudkan member pendidikan ulang untuk merubah pola
pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia
luar.
3. Psikoterapi rekonstruksi
16
Terapi yang dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami
keresahan.
4. Terapi tingkah laku
Adalah terapi yang bersumber dari teori psikologi tingkah laku (behavior psichology)
yang mempergunakan stimulasi dan respon modus operandi dengan pemberian
stimulasi yang positif akan timbul proses positif.

5. Terapi keluarga
Bentuk terapi yang menggunakan media sebagai titik tolak terapi karena keluarga
selain sebagai sumber terjadinya gangguan tingkah laku juga sekaligus sarana terapi
yang dapat mengembalikan fungsi psikis dan sosial melalui komunikasi timbal balik.
6. Psikoterapi kognitif
Memulihkan kembali fungsi kognitif sehingga mampu membedakan nilai – nilai
sosial dan etika.

DAFTAR PUSTAKA
17
Ingram, dkk. (1995). Catatan Kuliah Psikiatri (terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Isaac, (2005). Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Ed 3.
EGC: Jakarta.
Keliat, dkk. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Cetakan I. EGC: Jakarta.
Townsend, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatrik
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Ed 3 , EGC: Jakarta.

18

Вам также может понравиться

  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan
    Indra Adi Saputra
    Оценок пока нет
  • LP Halusinasi
    LP Halusinasi
    Документ26 страниц
    LP Halusinasi
    SULTAN ADINATA
    Оценок пока нет
  • Defisit Nutrisi
    Defisit Nutrisi
    Документ7 страниц
    Defisit Nutrisi
    Hikmah Hasanah
    Оценок пока нет
  • LP Anemia Aplastik
    LP Anemia Aplastik
    Документ28 страниц
    LP Anemia Aplastik
    MELYANA_WANTI
    Оценок пока нет
  • LP & Askep Urtikaria Leski
    LP & Askep Urtikaria Leski
    Документ21 страница
    LP & Askep Urtikaria Leski
    leskic movic
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Fraktur Maksila Minggu Ke 3
    Laporan Kasus Fraktur Maksila Minggu Ke 3
    Документ23 страницы
    Laporan Kasus Fraktur Maksila Minggu Ke 3
    Widya Hapsari
    Оценок пока нет
  • LP Skizofrenia Ima
    LP Skizofrenia Ima
    Документ10 страниц
    LP Skizofrenia Ima
    nurhadiasep96
    Оценок пока нет
  • LP BBLR
    LP BBLR
    Документ21 страница
    LP BBLR
    Wandah Sari
    Оценок пока нет
  • Askep Ansietas 5
    Askep Ansietas 5
    Документ7 страниц
    Askep Ansietas 5
    Wida
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN - ANSIETAS - by Hana
    LAPORAN PENDAHULUAN - ANSIETAS - by Hana
    Документ31 страница
    LAPORAN PENDAHULUAN - ANSIETAS - by Hana
    Naufal Revian
    Оценок пока нет
  • LP Waham
    LP Waham
    Документ10 страниц
    LP Waham
    Puja Oktavia
    Оценок пока нет
  • Jiwa LP Defisit Perawatan Diri Purnadi Nakalelu
    Jiwa LP Defisit Perawatan Diri Purnadi Nakalelu
    Документ16 страниц
    Jiwa LP Defisit Perawatan Diri Purnadi Nakalelu
    Purna Jp
    Оценок пока нет
  • Askep 1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Agus Istikmal
    Askep 1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Agus Istikmal
    Документ26 страниц
    Askep 1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Agus Istikmal
    purwanig rahmawati
    Оценок пока нет
  • Askep Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi PDF
    Askep Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi PDF
    Документ23 страницы
    Askep Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi PDF
    Forbin Mone
    Оценок пока нет
  • LP DHF
    LP DHF
    Документ18 страниц
    LP DHF
    nida fauziyah
    Оценок пока нет
  • Pathway Sepsis
    Pathway Sepsis
    Документ12 страниц
    Pathway Sepsis
    selvy
    Оценок пока нет
  • LP Perilaku Kekerasan
    LP Perilaku Kekerasan
    Документ21 страница
    LP Perilaku Kekerasan
    Bela safitri
    Оценок пока нет
  • LP Isos
    LP Isos
    Документ15 страниц
    LP Isos
    Rivky Kurnia
    Оценок пока нет
  • LP Dyspepsia
    LP Dyspepsia
    Документ24 страницы
    LP Dyspepsia
    Husnul Khatimah
    Оценок пока нет
  • LP GEA - Muammar Syah Zihan
    LP GEA - Muammar Syah Zihan
    Документ27 страниц
    LP GEA - Muammar Syah Zihan
    Muammar Syah Zihan
    Оценок пока нет
  • LP Halusinasi
    LP Halusinasi
    Документ19 страниц
    LP Halusinasi
    Primanda Lira Tika
    Оценок пока нет
  • Presuss Dan Presjul KMB
    Presuss Dan Presjul KMB
    Документ57 страниц
    Presuss Dan Presjul KMB
    aris dwiprasetya
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
    Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
    Документ38 страниц
    Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
    Alif Arafah
    Оценок пока нет
  • LP HALUSINASI Abiyasa
    LP HALUSINASI Abiyasa
    Документ17 страниц
    LP HALUSINASI Abiyasa
    Widi Astuti
    Оценок пока нет
  • Komplikasi & Pemeriksaan Penunjang
    Komplikasi & Pemeriksaan Penunjang
    Документ1 страница
    Komplikasi & Pemeriksaan Penunjang
    erina rosanti
    Оценок пока нет
  • Kasus Seminar Gangguan Hall Pendengaran
    Kasus Seminar Gangguan Hall Pendengaran
    Документ57 страниц
    Kasus Seminar Gangguan Hall Pendengaran
    Birong
    Оценок пока нет
  • ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    Документ23 страницы
    ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    Dela Gustia Rahma
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Tumbuh
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Tumbuh
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Tumbuh
    Oming Astri
    Оценок пока нет
  • LP Jiwa Ansietas
    LP Jiwa Ansietas
    Документ21 страница
    LP Jiwa Ansietas
    eraelfarina
    Оценок пока нет
  • LP Cemas
    LP Cemas
    Документ15 страниц
    LP Cemas
    Sindy Aprilia
    Оценок пока нет
  • LP Skizofrenia 1
    LP Skizofrenia 1
    Документ17 страниц
    LP Skizofrenia 1
    Kadek Setiani
    Оценок пока нет
  • 7 LP Dan SP Kep. Jiwa Astuti
    7 LP Dan SP Kep. Jiwa Astuti
    Документ83 страницы
    7 LP Dan SP Kep. Jiwa Astuti
    Astuti Tuti
    Оценок пока нет
  • LP Ansietas
    LP Ansietas
    Документ13 страниц
    LP Ansietas
    Tri Mugiati
    100% (1)
  • LP Asma
    LP Asma
    Документ17 страниц
    LP Asma
    riski aprianti
    Оценок пока нет
  • Askep Stroke Infark
    Askep Stroke Infark
    Документ14 страниц
    Askep Stroke Infark
    Dewi Asmiati
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN 7 Jiwa
    LAPORAN PENDAHULUAN 7 Jiwa
    Документ38 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN 7 Jiwa
    acep rukwandi
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ansietas
    Laporan Pendahuluan Ansietas
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Ansietas
    Devi Cahyana Styles
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Komunitaspada Kelompok Khusus Dewasa
    Asuhan Keperawatan Komunitaspada Kelompok Khusus Dewasa
    Документ18 страниц
    Asuhan Keperawatan Komunitaspada Kelompok Khusus Dewasa
    GP RS EMC
    Оценок пока нет
  • LP Tumor Mamae
    LP Tumor Mamae
    Документ8 страниц
    LP Tumor Mamae
    indah sari
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN Epilepsi
    LAPORAN PENDAHULUAN Epilepsi
    Документ13 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN Epilepsi
    triera nunik
    Оценок пока нет
  • LP Tunagrahita 1
    LP Tunagrahita 1
    Документ14 страниц
    LP Tunagrahita 1
    unhyharsul
    Оценок пока нет
  • Kelompok 3 - Perawatan HIV Pada Lansia
    Kelompok 3 - Perawatan HIV Pada Lansia
    Документ20 страниц
    Kelompok 3 - Perawatan HIV Pada Lansia
    Leny Nopita Santi
    100% (1)
  • LP Isolasi Sosial
    LP Isolasi Sosial
    Документ11 страниц
    LP Isolasi Sosial
    Syarifah Radiatul Annissa
    Оценок пока нет
  • LP Isolasi Sosial
    LP Isolasi Sosial
    Документ9 страниц
    LP Isolasi Sosial
    Sutrian
    Оценок пока нет
  • LP Ansietas
    LP Ansietas
    Документ21 страница
    LP Ansietas
    Sonia Nabila
    Оценок пока нет
  • Beberapa Metode Penyuluhan
    Beberapa Metode Penyuluhan
    Документ53 страницы
    Beberapa Metode Penyuluhan
    reggina mayanda
    Оценок пока нет
  • Proposal Home Visit Mia Wendi Miss Erni Kak Waran
    Proposal Home Visit Mia Wendi Miss Erni Kak Waran
    Документ15 страниц
    Proposal Home Visit Mia Wendi Miss Erni Kak Waran
    wendihi
    Оценок пока нет
  • LP Post SC DGN Peb
    LP Post SC DGN Peb
    Документ22 страницы
    LP Post SC DGN Peb
    Anteq Oyos
    100% (1)
  • Nyeri Akut (D.0077)
    Nyeri Akut (D.0077)
    Документ2 страницы
    Nyeri Akut (D.0077)
    jerry nak s'kep
    Оценок пока нет
  • Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Fix
    Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Fix
    Документ19 страниц
    Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Fix
    Metha juniar
    Оценок пока нет
  • LP Harga Diri Rendah
    LP Harga Diri Rendah
    Документ14 страниц
    LP Harga Diri Rendah
    Muhammad Jamaludin
    Оценок пока нет
  • LP RPK
    LP RPK
    Документ14 страниц
    LP RPK
    made novitasari
    Оценок пока нет
  • LP RESIKO HDR - Adelina Ayuningtyas-1
    LP RESIKO HDR - Adelina Ayuningtyas-1
    Документ16 страниц
    LP RESIKO HDR - Adelina Ayuningtyas-1
    Heryani Anik
    Оценок пока нет
  • LP Diare
    LP Diare
    Документ16 страниц
    LP Diare
    Fahreza Alif
    Оценок пока нет
  • Defisit Perawatan Diri
    Defisit Perawatan Diri
    Документ1 страница
    Defisit Perawatan Diri
    Rofida Dinar
    Оценок пока нет
  • LP Dispepsia
    LP Dispepsia
    Документ5 страниц
    LP Dispepsia
    Eka Yohana
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ16 страниц
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Daffa Ibnu F
    Оценок пока нет
  • LP Skizofrenia
    LP Skizofrenia
    Документ30 страниц
    LP Skizofrenia
    agni putra
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ37 страниц
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Ade Maretta
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ28 страниц
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    RofiSekarAchidaUtama
    50% (4)
  • Isolasi Sosial Revisi
    Isolasi Sosial Revisi
    Документ13 страниц
    Isolasi Sosial Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • LP Persalinan Normal
    LP Persalinan Normal
    Документ26 страниц
    LP Persalinan Normal
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Preeklamsi Dan Eklamsi
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Документ19 страниц
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Документ35 страниц
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Документ35 страниц
    Peeklamsi Dan Eklamsi (Repaired)
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Peeklamsi Dan Eklamsi
    Peeklamsi Dan Eklamsi
    Документ33 страницы
    Peeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Документ12 страниц
    Tak Kelompok 9 Di Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Eliminasi
    Eliminasi
    Документ18 страниц
    Eliminasi
    Made Widyanthi
    Оценок пока нет
  • Gadar Keracunan & Gigitan
    Gadar Keracunan & Gigitan
    Документ21 страница
    Gadar Keracunan & Gigitan
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Isolasi Sosial Revisi
    Isolasi Sosial Revisi
    Документ13 страниц
    Isolasi Sosial Revisi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Preeklamsi Dan Eklamsi
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Документ19 страниц
    Preeklamsi Dan Eklamsi
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Mobilisasi Dan Imobilisasi Tugas Musculo SMT 1
    Mobilisasi Dan Imobilisasi Tugas Musculo SMT 1
    Документ26 страниц
    Mobilisasi Dan Imobilisasi Tugas Musculo SMT 1
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Tugas Kardio Wika New
    Tugas Kardio Wika New
    Документ63 страницы
    Tugas Kardio Wika New
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Tugas Kardio Wika New
    Tugas Kardio Wika New
    Документ63 страницы
    Tugas Kardio Wika New
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Документ29 страниц
    Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi-1
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal Hiv
    Analisis Jurnal Hiv
    Документ2 страницы
    Analisis Jurnal Hiv
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Askep Keracunan
    Askep Keracunan
    Документ44 страницы
    Askep Keracunan
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Документ24 страницы
    LP Ppok
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Pathway
    Pathway
    Документ1 страница
    Pathway
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • F
    F
    Документ14 страниц
    F
    widarsih
    Оценок пока нет
  • Senam Kaki
    Senam Kaki
    Документ14 страниц
    Senam Kaki
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Документ32 страницы
    LP Ppok
    Suyatiningsih Cule'
    100% (1)
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Документ27 страниц
    Laporan Pendahuluan
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal Hiv
    Analisis Jurnal Hiv
    Документ2 страницы
    Analisis Jurnal Hiv
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Renra PK
    Renra PK
    Документ5 страниц
    Renra PK
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Документ31 страница
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Документ42 страницы
    Laporan Pendahuluan Skizofrenia
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет
  • Peng Kaji An
    Peng Kaji An
    Документ13 страниц
    Peng Kaji An
    Suyatiningsih Cule'
    Оценок пока нет