Вы находитесь на странице: 1из 9

PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN


BILANGAN AVOGADRO

OLEH
KELOMPOK 4

1. ALFITRAH BACHTIAR (1703326145)


2. LARASATI AYU SANTOSO (170332614520)
3. WIJDINIA WARDAZAIN (1703326145)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019

PERCOBAAN
ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN BILANGAN AVOGADRO
1.1 Hari/Tanggal Percobaan

Senin, 15 April 2019

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menentukan bilangan avogadro (N0)
2. Mengaplikasikan konsep bilangan avogadro (N0)
1.3 Dasar Teori
Bilangan avogadro dinamakan sebagai tetapan avogadro atau konstanta avogadro.
Bilangan avogadro adalah banyaknya “entitas” (biasanya atom atau molekul) dalam satu mo;,
yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) karbon-12 dalam
keadaan dasarnya. Perkiraan terbaik terakhir untuk angka ini adalah N0 = 6,02214179 x 10-23
Suatu tetapan yang sangat penting dalam bidang kimia adalah bilangan avogadro (N0).
Ada macam-macam metode untuk menentukan bilangan. Metode yang paling tepat adalah
kristalografi sinar-x. Analisis kristalografi sinar-x hanya dilakukan para spesialis yakni
kristalografer. Pengukuran dan pemrosesan data yang diperlukan membutuhkan pengetahuan
dan pengalaman yang banyak. Sehingga kristalografi sulit dilakukan jika untuk percobaan
mahasiswa. Dalam percobaan ini kita akan menentukan bilangan avogadro secara elekrolisis.
Elektrolisis larutan garam dapur dengan elektroda yang terbuat dari tembaga menghasilkan
ion tembaga(I) (yaitu Cu+) pada anoda. Ion tembaga itu membentuk tembaga(I) oksida yang
mengendap. Jumlah listrik yang diperlukan untuk mengoksidasi satu mol atom tembaga
menjadi satu mol ion tembaga(I) dapat diukur. Dari jumlah muatan pada satu ion tembaga(I)
(Cu+) kita dapat menghitung (N0). Jumlah muatan pada satu ion Cu+= 1,6 x 10-19 coloumb.
Alat elektrolisis terdiri dari sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan)
dan dua elektroda, anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada
katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu percobaan elektrolisis, reaksi yang terjadi pada
katoda tergantung pada kecenderungan terjadinya reaksi reduksi.
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik. Aliran listrik
melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan perpindahan elektron dari potensial negatif
tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Mekanisme dari transfer ini tidak sama untuk
berbagai konduktor. Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan logam,
penghantaran berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui penghantar dari
potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-atom penyusun penghantar listrik tidak

2
terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi penghantar elektrolistrik yang mencangkup larutan
elektrolit dan lelehan garam-garam. Penghantaran berlangsung melalui perpindahaan ion-ion
baik positif maupun negatif menuju elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan
perpindahan listrik dari suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi juga melibatkan adanya
transport materi dari suatu bagian konduktor ke bagian lainnya.

1.4 ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat :
1. 2 buah lempeng tembaga
2. Amperemeter
3. Kabel
4. Sumber DC yang dapat diubah-ubah tegangannya
5. Gelas piala
6. Pembakar gas, kasa, dan kaki tiga
7. Stopwatch
8. termometer
b. Bahan-bahan :
1. aquades
2. amplas besi
3. 80mL larutan A (larutan A terdiri dari 100

Tembaga

1.5 Prosedur Percobaan dan Data Hasil Pengamatan


a. Prosedur

- Dibersihkan elektroda tembaga dengan amplas besi


- Ditimbang elektroda pada neraca analitik
- Dimasukkan kedua elektroda dalam 80mL larutan A
- Disusun rangkaian listrik
- Dipanaskan gelas piala berisi 80mL larutan A sampai 80°C
- Dijaga suhu supaya tetap

Hasil
- Dihubungkan dan dialirkan aliran listrik melalui larutan A ketika suhu tetap
80°C
- Dicatat waktu dengan stopwatch pada waktu yang sama
- Dijaga arus listrik agar selalu tetap sama yaitu 1,5Å pada amperemeter
- Dimatikan aliran listrik selama 10 menit
- Dibersihkan anoda dengan air
- Dikeringkan anoda
- Ditimbang anoda sekali lagi
- Diamati

b. Hasil pengamatan
Objek pengamatan Hasil pengamatan
Waktu percobaan 10 menit = 600 sekon
Berat anoda awal 5,1517 gram
Berat anoda akhir 4,6420 gram
Perubahan berat anoda 0,5097 gram
Suhu percobaan 80°C = 350K
Kuat arus 1,5Å

1.6 Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan elektrolisis ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan besarnya bilangan
avogadro. Hukum avogadro (1811), berbunyi, “gas-gas yang memiliki volume sama, pada
temperatur dan tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.” Dari pernyataan
tersebut maka dalam melakukan praktikum ini diharapkan suhu dan tekanan sama agar jumlah
molekul yang diperoleh hasilnya sama dengan bilangan avogadro.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan elektroda tembaga dengan amplas. Hal
tersebut bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam tembaga sehingga
diperoleh elektroda tembaga yang bersih. Kemudian ditimbang salah satu tembaga yang akan
dijadikan sebagai anoda. Hasil penimbangan menggunakan neraca digital menunjukan bahwa
massa anoda awal adalah 5,1517 gram.
Selanjutkan memasukkan kedua elektroda tembaga ke dalam 80mL larutan A dan merangkai
alat seperti pada prosedur percobaan. Gelas piala yang berisi larutan A dipanaskan sampai suhu
80°C, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat reaksi ketika suhu konstan 80°C, dihubungkan

4
aliran listrik dan dialirkan melalui larutan A. pada waktu yang sama, dinyalakan stopwatch untuk
mencatat waktu yang digunakan ketika elektrolisis. Arus listrik harus dijaga konstan selama
percobaan, yaitu 1,5Å. Ketika larutan mulai dialiri listrik, larutan A yang awalnya tidak berwarna
menjadi berwarna jingga tua. Endapan jingga tersebut merupakan endapan Cu 2O yang diperoleh
dari hasil elektrolisis elektroda tembaga.
Setelah 10 menit, aliran listrik dimatikan dan anoda dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
beberapa menit. Setelah kering, anoda ditimbang lagi dengan menggunakan neraca digital dan hasil
penimbangan menunjukkan bahwa massa anoda setelah elektrolisis adalah 4,6420 gram.
Selanjutnya dapat dihitung massa anoda yang berkurang. Perhitungannya sebagai berikut:
Massa anoda yang berkurang= massa anoda awal – massa anoda akhir
= 5,1517 gram – 4,6420 gram
= 0,5097 gram
Selama proses elektrolisis, pada anoda terjadi peristiwa oksidasi, elektron akan mengalir dari
anoda menuju sumber arus kemudian diteruskan ke katoda, massa anoda setelah reaksi elektrolisis
akan semakin berkurang dan warnanya juga semakin terang karena mengalami oksidasi. Sedangkan
pada katoda terjadi peristiwa reduksi, ion positif pada katoda akan mengikat elektron dari sumber
arus sedangkan yang dari larutan elektrolit akan bergerak menuju batang katoda, setelah reaksi
elektrolisis akan terbentuk zat berwarna hitam yang menempel pada batang katoda. Adapun reaksi
yang terjadi pada anoda dan katoda adalah sebagai berikut:

Anoda = Cu(s) → Cu+(aq) + e-


Katoda = Cu+(aq) + e- → Cu(s)
Berdasarkan reaksi tersebut, di ruang anoda terjadi oksidasi dari Cu menjadi Cu + selanjutnya
membentuk Cu2O (tembaga(I) oksida). Terbentuknya Cu2O ini dibuktikan dengan adanya endapan
jingga kemerahan pada larutan,yang terlihat dari peristiwa ini adalah berkurangnya berat logam Cu
pada akhir percobaan. Endapan Cu2O yang terbentuk dan tidak melekat pada katoda yang
merupakan endapan Cu karena pada katoda dihasilkan H 2 yang menghadapi endapan Cu2O melekat
pada katoda.
*Arus listrik yang digunakan adalah 1,5Å, muatan yang digunakan untuk mengoksidasi tembaga
adalah
Q =Ixt
= 1,5Å x 600s = 900 coulomb

*Muatan yang diperlukan untuk mengoksidasi 1 molekul Cu dengan Mr Cu= 63,54 g/mol adalah

5
Q = Mr tembaga x 900 coulumb
perubahan berat anoda
= 63,54 g/mol x 900 coulumb
0,5097 g
= 112195,4 coulomb.

*jumlah mol ion Cu+ yang terbentuk dalam 1 mol Cu adalah


Muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu
Muatan 1 ion Cu+
= 112195,4 C
1,6 x 10-19C
= 7 x 1023
Maka nilai dari bilangan avogadro(N0) berdasarkan hasil percobaan adalah 7 x 1023.

*selanjutnya dapat dihitung persen kesalahan dalam percobaan ini.


% kesalahan = N0 hasil percobaan – N0 secara teoritis x 100%
N0 secara teoritis
= 7x1023 – 6,023x1023 x 100%
6,023x1023
= 16,2%
Berdasarkan perubahan berat anoda sebesar 0,5097 gram serta data pendukung yang lain
didapatkan bilangan avogadro sebesar 7x1023 dengan persentase kesalahan sebesar 16,2%.
Persentase kesalahan yang didapatkan cukup besar, hal tersebut dapat dikarenakan:
- Penjagaan kestabilan arus listrik kurang stabil sehingga bergerak naik turun dan hal
tersebut akan mempengaruhi jumlah endapan yang dihasilkan.
- Suhu larutan A tidak konstan 80°C
- Kurang bersihnya praktikan dalam mengamplas tembaga sebelum digunakan pada
proses elektrolisis.

1.7 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, diperoleh kesimpulan bahwa bilangan
avogadro yang diperoleh adalah 7x1023 dengan % kesalahan sebesar 16,2%.

1.8 Daftar pustaka


- Mulyati, Sri dan Hendrawan. 2003. Kimia Fisika II. IMSTEP JICA.

6
- Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang: UM.
- Tim Kimia Fisika. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Kimia.

1.9 Tugas dan Pertanyaan


1. Hitung berapa coulumb diperlukan untuk mengoksidasi x gram tembaga!
Diketahui = I = 1,5Å
T = 600s
Ditanya =Q?
Jawab =Q=Ixt
= 1,5Å x 600s = 900 coulomb
2. Hitung berapa coulomb diperlukan untuk mengoksidasi satu mol tembaga (berat
molekul tembaga 63,54)
Diketahui = Mr tembaga= 63,54 g/mol
Perubahan berat anoda= 0,5097 gram
Q = 900 coulomb
Ditanya = Q?
Jawab = Mr tembaga / perubahan berat anoda x 900 coulomb
= 63,54 g/mol / 0,5097 gram x 900 coulomb
= 112195,4 coulomb
3. Muatan satu ion tembaga(I) (Cu+) adalah 1,6 x 1019 coulomb. Hitung jumlah ion Cu+
yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom tembaga dalam satu mol tembaga sama
dengan N0)
Diketahui = Muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu= 112195,4 coulomb
Muatan 1 ion Cu+ = 1,6 x 10-19 C
Ditanya = N0 ?
Jawab = jumlah ion Cu+ dalam 1 mol Cu(N0)
= muatan untuk mengoksidasi 1 mol Cu
Muatan 1 ion Cu+
= 112195,4 C
1,6 x 10-19 C
= 7x1013
4. Apakah nama endapan merah/jingga yang terbentuk dalam proses elektrolisis ini?
Endapan yang terbentuk adalah endapan tembaga(I) oksida atay Cu2O yang
merupakan hasil dari elektrolisis larutan A dan elektroda Cu.

7
8
9

Вам также может понравиться