Вы находитесь на странице: 1из 29

MODUL AJAR PRAKTIKUM

TAKSONOMI HEWAN VERTEBERATA

OLEH :

Melfa Aisyah Hutasuhut, S. Pd., M. Si.

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
VISI MISI PRODI BIOLOGI

A. VISI PRODI BIOLOGI

Menjadi pusat islamic learning society yang unggul bidang pendidikan


serta pengembangan dan penerapan ilmu biologi di Indonesia pada tahun
2030.

B. MISI PRODI BIOLOGI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu biologi


2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian di bidang ilmu biologi
3. Mengembangkan hubungan kerjasama akademik dan kelembagaan
dalam rangka penyelenggaraan dan pelaksanaan tridharma perguruan
tinggi di bidang ilmu biologi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya Tim Penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Penuntun
Praktikum Taksonomi Hewan Tingkat Tinggi ini.

Praktikum Taksonomi Hewan Tingkat Tinggi diberikan sebagai mata


kuliah wajib pada Program Studi Biologi UIN SU- Medan.

Adapun penyusunan penuntun praktikum ini adalah untuk memudahkan


dan membantu mahasiswa dalam menjalani praktikum. Penuntun ini juga
berisikan materi- materi dan objek yang dipilih sedemikian rupa sehingga
mendukung ataupun sesuai dengan materi yang ada dalam mata kuliah Taksonomi
Hewan Tingkat Tinggi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penuntun ini belum sempuma baik


materi maupun susunan yang disajikan. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran
dan kritik guna perbaikan dan penyempumaan penuntun ini. Semoga penuntun
praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi praktikan dan kami
ucapkan terima kasih.

Medan, April 2017


Tim Penyusun
Lembar Kerja I

DETERMINASI IKAN SECARA UMUM

A. Tujuan : mengetahui cara identifikasi umum dan cara menentukan rumus sirip
ikan

B. Dasar teori :
Ciri ikan yang penting untuk di determinasi antara lain :
1. Sirip, meliputi rumus sirip, yakni menggamvarkan bentuk dan jumlah jari-jari
dan serta bentuk sirip sendiri. Jari-jari sirip dapat dibedakan menjadi dua
macam :
a. Jari-jari keras
Jari-jari keras tidak beruas-ruas, pejal (tidak berlubang) keras dan tidak
dapat dibengkokkan. Biasanya jari-jari keras batil atau duri yang merupakan
alat pertahanan diri pada ikan. Jumlah jari-jari keras dinotasikan dengan
huruf romawi (I,II,III, dst…)

b. Jari-jari lemah
Jari-jari lemah biasanya bening seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan
dan beruas-ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya.
Jari-jari lemah mungkin mengalami pengerasan atau bergerigi, bercabang,
atau satu dengan yang lainnya berhimpitan. Jumlah jari-jari dinotasikan
dengan angka biasa (1,2,3,…)
Notasi yang digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah :
 Sirip punggung (pinna dorsalis) =D
 Sirip ekor (pinna caudalis) =C
 Sirip dubur (pinna analisis) =A
 Sirip perut (pinna ventralis) =V
 Sirip dada (pinna pectoralis) =P
 Jika jumlah sirip punggung 2 maka penulisan dengan = D1 (untuk sirip
punggung pertama ) D2 (untuk sirip punggung kedua)
Menghitung jari-jari sirip

Cara menuliskan rumus sirip, pertama-tama dicantumkan kode rumus sirip


yang akan diamati. Misalnya sirip punggung yang terdiri dari satu buah dengan jari-
jari keras 2, dan jari-jari lemah 8, maka penulisannya adalah D.II.8., dan bila
punggung 2 buah pada sirip pertama terdapat 2 jari-jari keras, 8 jari-jari lemah,
sedangkan pada sirip punggung ke 2 terdiri dari 1 jari-jari keras dan 9 jari-jari
lemah, berikut sirip ekor hanya terdiri dari 12 jari-jari lemah, sirip dubur terdiri dari
1 jari-jari keras dan 5 buah jari-jari lemah maka notasi penulisan rumus siripnya
adalah : D1.II8, D2 I.9; C.12;A I.5; V.7; P.7 (pada sirip dada karena berpasangan,
maka yang dihitung cukup yang sebelah kiri).

Pada ikan-ikan yang memiliki sirip punggung dan sirip dubur dengan jari-
jari yang jelas, maka 2 jari jari-jari sirip ekornya bercabang, jumlah jari-jari sirip ini
ditetapkan sebanyak jumlah jari-jari yangbercabang ditambah dua.

2. Perbandinan ukuran tubuh, merupakan perbandingan antara panjang total,


panjang baku dan tingi badan ikan. Berdasarkan bentuk dan ukurannya ikan
sangan berlainan tergantung pada jenis ikannya, demikian juga umur dan tempat
hidupnya. Untuk itu ukuran tidak di berlakukan dengan ukuran mutlak tetapi
cukup dengan perbandingan. Antara lain :
a. Panjang baku/biasa adalah panjang dimulai dari kepala paling depan (mulut
rahang) sampai pada perlipatan pangkal sirip ekor.
b. Panjang total adalah panjang badan dimulai dari kepala paling depan sampai
sirip ekor yang paling belakang.
c. Tinggi badan adalah ukuran panajang dimulai dari pangkal sirip punggung
sampai pangkal sirip perut.
d. Tinggi batang ekor adalah panjang terendah perliapatan sirip ekor.
e. Panjang batang ekor adalah panjang anatar tepi caudal dasar sirip dubur
dengan pangkal jari-jari pertama sampai selaput sirip belakang jari-jari
terakhir.
f. Panjang dasari sirip punggung adalah panjang antara pangkal jari-jari pertama
sampai selaput sirip dibelakang jari-jari terakhir.
g. Panjang bagian muka sirip punggung adalah panjang antara ujung hidung
(antara bibir) hingga ke pangkal jari-jari pertama sirip punggung.
h. Panjang kepala adalah panjang antara ujung depan dengan hidung
sampai tepi belakang keeping tutup insang
i. Tinggi kepala adalah panjang garis tegak natara pertengahan kepala
sampai bawah
j. Lebar mata panjang garis tengah rongga mata

3. Linea Lateralis
Bentuk dan jumlah sisik yang membentuk linea lateralis
a. Bentuk lina lateralis dan sisik yang membentuk linea lateralis :
linea lateralis ikan jumlah nya bermacam-macam, ada yang hanya satu ada
pula yang lebih, sedang bentuk ada yang lurus tidak terputus, bengkok, atau
terputus menjadi dua bagian. Sisik yang membentuk linea lateralis berlubang
atau berpori dan di bawah sisik terdapat berkas syaraf. Cara menghitung
sisik pada linea lateralis di mulai dari sisik belakang lengkung operculum
sampai sisik pada penrmukaan pangkal ekor atau pada ruas tulang belakang
belakang ekor yang terakhir.
b. Menghitung jumlah sisik di atas dan di bawah linea lateralis
WEBER dan DE BEAUFORT menghitung jumlah sisik di atas dan di bawah
linea lateralis dengan membuat garis tegak dari permukaan sirip punggung
pertama hingga pertengahan dasar perut, dan menghitung jumlah sisik yang
dilalui garis ini, tetapi apabil acara ini tidak mungkin diterapkan, karena
melalui dasar sirip perut makan di ambil garis tegak dari ujung dasar sirip
perut (jari-jari terakhir) ke sirip punggung (jari-jari pertama)

Cara lain untuk menghitung sirip di atas linea lateralis adalah dnegan menghitung
sisik dari bawah, permulaan sirip punggung dan dihitung miring ke bawah, sedang
sisik di bawah linea lateralis dimulai dari permulaan sirip dubur dihitung miring ke
atas. Pada kedua cara perhitungan ini sisik linea lateralis sendiri tidak dihitung.

4. Sisik
Meliputi : bentuk sisik, komponen penyusun sisik serta bentuk garis-garis pada
sisik. Bentuk sisik pada ikan terbagi menjadi 4 yaitu :
a. Cycloid adalah tipe sisk yang terbentuk dari corium atau dermis. Bentuk
circular atau attau ovoid, secara mikrokopik tampak adanya garis-garis
konsentris, garis-garis radier guanophore dan sel-sel pigmen.
b. Ctenoid merupakan tipe sisik yang tipe luarnya mempunyai satu rigi
seperti duri-duri halus atau gigi sisir, sedang bagian tepi yangmelekat
mempunaii tonjolan-tonjolan sehingga memperkuat perekatannya. Baik
sisik tipe cyclid maupu ctenoid mempunyai lapisan luar yang
mengandung unsur tualng yangdisokong oleh suatu lapisan jaringan
pengikat fobrosa.
c. Ganoid adalah tipe sisik yang sebagian besar terdiri atas lapisan tulang
dan permukaan luarnya diselubungi oleh ganion yaitu suatu bahan yang
mempunyai email yang dibentuk oleh corum.
d. Placoid ini merupakan tipe sisik yang peling primitive, berasal dari
dermis. Sisik ini ppih dan tertanam di dalam kulit dengan suatu spina
yang meruncing atau membuat yangmenonjol terdiri dari dentin yang
keras.

C. Alat dan bahan :


1. Bak paraffin (baki bedah)
2. Ikan mas (Cyprinus carpio L.)
3. Ikan nila merah (Oreochromis sp. )
4. Penggaris
5. Mikroskop / loupe

D. Cara kerja :
1. Letakkan ikan mas ke bak paraffin dengan kepala disebelah kiri.
2. Amati dengan cermat bagian-bagian ikan yang tampak dari luar (operculum,
linea lateralis, squamata, fovea nasalis, organon vicus, rima oris, pinna
dorsalis, pinna caudalis, pinna analis, pinna ventralis, pinna pectorlais dan
anus).
3. Gambarkan ikan secara lengkap dan berikan keterangan masing-masing
4. Ukurlah panjang baku nya (mulai dari ujung mulut sampai perlipatan ujung
sirip ekor) dan panjang totalnya ( mulai dari ujung mulut hingga sirip ekor
paling belakang), dan lebar ikan (mulai dari awal sirip punggung sampai
awal sirip perut / ventral).
5. Amati tipe pinna caudalis (homocercal, heterocercal, protocercal atau
dhipicercal) dan jumlah linea lateralis (satu atau dua).
6. Amati squama yang menyusun linea lateralis (gambarkan dan sebutkan
bagian-bagiannya) : garis radier, garis sirkuler, melanofor berupa bercak-
bercak pada sisik yang memberi zat warna.
7. Tuliskan rumus sirip nya dengan pengkodean jenis sirip punggung (D), sisip
ekor ( C ), sirip anal (A), sirip perut / bawah (V), sirip dada (P), bedakan
antara jari-jari keras dengan jari-jari lunaknya.
8. Tuliskan klasifikasi nya secara lengkap.

E. Hasil pengamatan :
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
Lembar kerja II :

IDENTIFIKASI IKAN OSTEICHTYES

A. Tujuan : mengetahui ciri-ciri ikan bertulang sejati untuk identifikasi

B. Dasar teori :

Ciri-ciri pokok secara morfolgi luar ikan bertulang sejati (Osteichyes) dengan
ikan bertulang rawan (Chondrictyes) atara lain celah insang dengan tutup insang,
letak mulut di ujung dan di bawah badan, sirip dan ekor.
a. Caput
Mulut melintang terletak disebelah anterior ventralis. Antara mulut dengan
pinna pectoralis terdapat 6 celah insang. Satu celah insang paling muka
mengalami modifikasi seperti spiracle. Terdapat sepasang mata, sebelah
depannya terdapat lubang hidung, dipuncak kepala di antara spiracle didapati
sepasang lubang endolipatikus. Yang berhubungan dengan tulang-tulang
pendengaran juga ditemukan Ampula Lorenzini.
b. Batang tubuh
Ditutupi olrh sisik yang placoid, terdpaat sirip punggung sebanyak dua buah
(cranial dan caudal), juga ada pinna pectoralis dan pinna pelvikalis. Pada yang
jantan terdapat clasper cloaca merupaka lubang yang trdapat diantara ventral
yang merupakan batas batnag tubuh denganbagian ekor (caudal), didaerah
inilah bermuara anus dari alat pencernaan makanan, papilirogenalilla (bermuara
air kencing dan saluran kelamin). Pada kiri kanan tubuh didapati lateral line
(gurat sisik).
c. Bagian ekor

Dimulai dari lubang anus sampai ujung ekor. Sirip ekor adalah heterocercal.

C. Alat dan bahan:


1. Bak paraffin
2. Ikan mas (Cyprinus carpio L)
3. Ikan mujair ( Tilaphia mozambica)
D. Cara kerja :
1. Amati dengan cermat ikan-ikan yang bertulang sejati (catat bentuk tubuh,
letak mulut, sisik, tipe sirip ekor protocercal, diphycercal, heterocercal, atau
homocercal, jumlah sirip punggung, tutup insang)
2. Amati dengan cermat ikan-ikan yang bertulang sejati (letak mulut, celah
insang, bentuk tubuh, bentuk ekor, bentuk kepala).
3. Gambarkan dan beri keterangan dari masing-masing ikan tersebut.

E. Hasil pegamatan :
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
LEMBAR KERJA III

IDENTIFIKASI IKAN CHONDRICHTYES

A. Tujuan : mengetahui ciri-ciri ikan bertulang rawan untuk identifikasi

B. Dasar teori :
Ciri-ciri pokok secara morfologi luar ikan bertulang rawan
(Chondrictyes)antara lain celah insang dengan tutup insang yang tidak tertutup,
letak mulut di bawah badan, sirip dan ekor. Anggota-anggota kelas ini merupakan
ikan bertulang rawan dengan ciri- ciri sebagai berikut: kulit bersisik plakoid atau
tanpa sisik, rima oris di sebelah ventral, ada gigi yang sebenamya sisik plakoid,
tidak mempunyai operculum, mempunyai sirip yang berpasangan dan sepasang
lubang hidung.
Kelas ini mencakup subklass Holochepallii dengan satu ordo
Chimaeriformes dan satu famili Chimaeridae, Contoh Chimaera monstrosa.
Subklass lainnya adalah Elasmobranchii dengan ciri-ciri celah insang 5-7 pasang,
mempunyai spirakulum tanpa mulut insang, mempunyai kloaka dan sejumlah gigi.
Subklass ini terdiri atas dua ordo yaitu Squalliformes danRajiformes. Ordo
Rajiformes (Hypotremata) memiliki ciri-ciri celah insang pada sisi ventral kepala,
tepi anterior sirip dada berlekatan dengan sisi kepala dan badan. Ordo ini terdiri
atas 7 famili. Ordo Squaliformes (Pleurotremata) memiliki ciri-ciri dengan celah
insang pada sisi lateral kepala, tepi anterior sirip dada tidak melekat pada sisi
tubuh. Bersifat karnivor, dua pinnae dorsalis masing-masing dengan spina
anterior, sirip dorsal berbentuk segitiga, tipe sisik plakoid, sirip caudal tipe
heterocercal, sirip anal kecil kadang tidak ada dan sirip pelvis sepasang. Pada
jantan sirip pelvis berubah menjadi klasper. Mencakup 13 famili.
C. Alat dan bahan :
1. Bak paraffin
2. Ikan hiu (Squallus acanthias L)
3. Ikan pari ( Raja erinacea)

D. Cara kerja :
1. Amati dengan cermat ikan-ikan yang bertulang rawan (catat bentuk tubuh,
letak mulut, sisik, tipe sirip ekor protocercal, diphycercal, heterocercal, atau
homocercal, jumlah sirip punggung, tutup insang)
2. Amati dengan cermat ikan-ikan yang bertulang rawan (letak mulut, celah
insang, bentuk tubuh, bentuk ekor, bentuk kepala).
3. Gambarkan dan beri keterangan dari masing-masing ikan tersebut.

4. Hasil pegamatan :
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
Lembar kerja IV
KELAS AMPHIBIA

A. Tujuan : mempelajari ciri amphibian yang pentinguntuk di identifikasi


B. Dasar teori :
Tubuh katak dan kodok dibedakan menjadi 3 bagian yakni kepala, badan, dan
anggota gerak (extremitas)
1. Kepala

Kepala berbentuk segitiga dengan molut yang tumpul, celah mulut lebar, bentuk
seperti bulan sabit, rahang bawah bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak.
Umumnya vomer bergerigi, kedudukan vomer terhadap bares posteriors sangat
penting untuk diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar
mulut bagian anterior, ujung nya berbelah atau tidak (utuh), runcing atau tumpul.
Lubang hidung sepasang terletak dekat ujung moncong. Mata besar dan bulat.
Menonjol arah dorso lateral dilengkapi dnegan kelopak mata atas yang tebal
berdaging dan kelopak matah bawah yang lebih tipis, kedua kelopak mata tidak
dapat digerakkan. Disebelah dalam kedua macam kelopak terdapat kelopak mata
ketiga yang berupa selput tipis yang disebut membrane nictitans. Selaput ini
digerakkan ke dorsal menutup bola mata, yang berguna untuk menjaga agar bola
mata apabila hewan berada di air.
Disebelah ventro caudal mata terdapat selaput pendengaran yang lebar dan
jelas tetapi kadang-kadang tertutup kulit sehingga bentuknya menjadi tidak jelas,
organ ini dinamakan memrane tympanum. Disebelah dorso caudal selaput
pendengaran pada Bufo terdapat kelenjar paratoid yang bentuknya kurang oval atau
bulat panjang. Kelanjar ini merupakan kelanjar bisa yang menghasilkan getah
berwarna putih. Pada permukaan dorsal kepala Bufo terdapat pematang-pematang
tulang yang dapat dibedakan atas pematang preorbital, pematang post orbital dan
pematang tympanum.

2. Badan

Bentuk badan pada Bufo bulat, sedang kepala Rana lebih langsing. Pada Bufo
punggung hamper rata, tanpa penonjolan sedang pada Rana ada penonjolan pada
tempat persendihan antara columna vertebralis dengan gelang panggul.pada ujung
posterior terdapat lubang cloaca, lubang ini dapat polos tetai ada pula yang
dilengkapi dengan rumbai-rumbai.

3. Anggota gerak

Tungkai depanlebih pendek dari tungkai belakang, perbandingan tungkai antara


Bufo dan Rana, tungkai pada Rana relatif lebih panjang dibanding dengan Bufo.
Bagian tungkai terdiri atas humerus, radioulna, karpus, dan dilengkapi dengan 4
buah jari. Tungkai belangang lebih panjang dan dibedakan atas femus, fibio-fibula,
fibiale, fibulare, dan dilengkapi dengan 5 buah jari. Diantara jari-jari terdapat
selaput tipis dengan ukuran lebarnya tergantung dari jenisnya. Ujung jari biasanya
tumpul dan dilengkapi dan dilengkapi dengan tuberculum subarticulare. Pada tepi-
tepi telapak kaki belakang sering dilengkapi dengan tuberculum metatarsal luar
atau metatarsal dalam.
Struktur gelang bahu bagian ventral terutama coracoid dan precoracoid dapat
berbeda antara satu dengan yang lain. Tulang-tulang tersbut dapat tersusun
overlapping (tumpang tindih antara pasangan masing-masing tau hanya
berdampingan atau bertemu dan bersatu pada bagian tengah).
Pada gelang panggul bentuk diapophysis sacralis dapa berbeda –beda, ada yang
silindrid seperti pada Rana (katak)da nada yang melebar seperti Bufo (kodok)
disamping itu terdapat variasi bentuk tergantung pada dari jenis nya.
Pada Bofo kulit berbintil-bintil, sedang pada RAna memiliki kulit yang licin.
Pada katak dan kodoktidak memilik sisik, kadang-kadang kulit membentuk lipatan-
lipatan pada badan atau pada tungkai. Warna kulit Rana ditentuka oleh adanya
kromatophore pada kelenjar kulit, kromatophore yangmengandung pigmen merah,
kunging dan orange.
Amphibia dibagi atas tiga kelompok yaitu: katak, salamander, dan sesilia.
Nama katak (ordo Anura) diberikan kepada berbagai hewan, termasuk kodok.
Hewan ini dibedakan dari Amphibia lain karena ketiadaan ekor pada dewasa.
Salamander (ordo Urodela), mempertahankan ekor sepanjang hidupnya. Sesilia
(ordo Apoda), terdapat di darat maupun di air tawar, mereka tidak mempunyai
anggota badan sama sekali.
Jenis katak Amerika Rana catesbiana telah diintroduksi di Jawa untuk
keperluan konsumsi, sedang Xenopus leavis dan Hymenochirus sp. (pipidae),
diintroduksi untuk keperluan penelitian di Laboratorium. Amphibia pada
umumnya sering dikenal denan kodok untuk penyebutan amphibia yang memiliki
kulit tubuh kasar / berbintil-bintil, dan katak untuk penyebutan amphibia yang
memiliki kulit licin.

C. alat dan bahan :


1. Toples
2. Kapas
3. Ether / Cloroform (pembius)
4. Bak paraffin
5. Pinset, gunting, jarum penusuk, scapel
6. Rana sp. (katak hijau)
7. Buffo terrestrial (kodok)

D. Cara kerja :
1. Katak dan kodok dimasukkan ke dalam toples, berikan kapas yang telah
dibubuhi denan chloroform
2. Diamkan hingga kodok dan katak pingsan (tidak bergerak saat toples di
gerak-gerakkan)
3. Letakkan katak dan kodok pada bak paraffin dan amati perbedaan antara
kedua nya dari segi morfologi luar nya
4. Tusuk extremitas superior dan inferior katak dengan jarum scapel pada bak
paraffin agar posisi katak tidak berubah
5. Bedah katak dan kodok tersebut, amati perbedaan gelang bahu dan gelang
panggulnya
6. Buatlah determinasi dan selanjutnya klasifikasikan masing-masing spesies.

E. Hasil Pengamatan
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
lembar Kerja V

KELAS REPTILIA

A. Tujuan : mempelajari ciri-ciri umum hewan reptil untuk diidentifikasi

B. Dasar Teori :

Anggota reptilia berdarah dingin karena suhu tubuhnya berubah-ubah


sesuai dengan suhu lingkungan. Hampir seluruh pemafasan dilakukan oleh paru-
pam, kecuali pada beberapa anggota, misalnya penyu, pernafasannya dibantu
dinding kloaka dan dinding farink yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh
darah. Kulit kering hampir tidak mengandung kelenjar kulit, tertutup oleh sisik-
sisik epidermis atau lempeng-lempeng tulang dibawah epidermis. Type sisik dapat
dilihat pada gambar. Didaerah mulut mulai terbentuk langit-langit kedua, yang
memisahkan rongga hidung dengan rongga mulut. Tungkai biasanya bertype
pentadactyla, dan setiap jari berakhir dengan cakar.
Dari segi evolusinya Reptilia berasal dari Amphibi dan selanjutnya dari
Reptilia akan teijadi burung dan Mammalia. Reptilia mencakup 19 Ordo, 4
diantara anggotanya yang masih hidup adalah :
1. Ordo Testudinata (Chelonia)
2. Ordo Rynchocephalia
3. Ordo Squamata
4. Ordo Crocodila
1. Ordo Testudinata (Chelonia)
Hewan ini tubuhnya seperti kotak/theca. Dari dalam kotak ini dapat
ditonjolkan kepala, tungkai dan ekornya. Jenis hewan ini ada yang hidup didarat,
air tawar dan air laut. Tubuhnya dapat dibedakan atas dua bagian dimana bagian
dorsal disebut dengan carapace, sedangkan bagian ventral disebut plastron. Gigi
tidak ada, rahang tertutup oleh paruh yang tajam dari bahan tanduk, lidah tidak
bisa dijulurkan, leher bisa ditonjolkan dan ditarik kembali, kaki pada dasarnya
pentadactyla. Antara bagian carapace dan plastron dibatasi oleh suatu pembatas
yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar berupa bahan tanduk dan bagian
dalam berupa bahan tulang.
2. Ordo Rynchocephalia
Merupakan kelompok Reptil primitif yang kadang-kadang disebut sebagai
fosil hidup. Bentuk tubuhnya mirip anggota-anggota Lacertilia pada umumnya,
tetapi berbeda dengannya terutama karena tengkoraknya bersifat diosid. Gigi
terdapat pada premaxillla, maxilla, palatinum dan dentale. Tulang-tulang gostralia
berkembang dengan baik. Celah kloaka melintang. Diatap kepala terdapat mata
parietal dengan lensa dan retina. Pada hewan muda mata perietal tampak lebih
jelas karena kulit yang menutupnya bening, tetapi pada saat dewasa kulit itu
menebal. Ordo itu mencakup satu family Spenodontidae.

3. Ordo Squamata
Tubuh ditutupi sisik-sisik atauy perisai dari bahan tanduk. Bentuk dan
susunan sisik itu berbeda-beda bagi golongan yang satu dengan yang lain. Sisik-
sisik itu ada yang halus dan ada yang kasar. Bagi golongan tertentu, seluruh
tubuhnya tertutup oleh sisik yang serupa tetapi bagi golongan-golongan yang lain
sisik -sisik didaerah kepala berbeda dengan sisik- sisik pada bagian tubuh yang
lain. Pada sebagian besar golongan ular, sisi ventral tubuhnya tertutup oleh satu
deret sisik ventral yang memenjang kearah transversal. Pada golongan tokek, sisik
itu mereduksi atau berubah menjadi tuberculum yang dinamakan sisik granuler.
Ordo ini dibedakan atas 2 subordo yaitu Lacertilia dan Serpentes

4. Ordo Crocodila
Meliputi hewan-hewan reptil yang besar dan kuat, panjang dapat mencapai 9
meter. Kepala kuat dan keras dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam. Gigi itu
gunanya untuk memegang mangsanya tetapi tidak untuk mengunyah, oleh karena
mangsanya ditelan seluruhnya atau berupa potongan-potongan. Gigi-gigi itu tidak
sama besar, deretan depan merupakan deretan gigi-gigi yang besar, deretan
belakang merupakan dereten gigi-gigi yang kecil. Type gigi Thecodont. Mata kecil
terletak dibagian kepala yang menonjol kearah dorso-lateral, pupil vertikal dan
selaput mata berkembang dengan baik, lubang hidung terletak pada sisi dorsal
ujung moncong, lidah besar dan tebal, ekor panjang, besar dan kuat, makin
keujung makin bilateral, kaki depan berjari-jari lima tidak berselaput sedangkat
tungkai belakang lenih panjang dengan jari-jari 4 dan berselaput. Ordo Crocodila
mencakup 3 famili yaitu Gavialidae, Crocodilidae, dan Alligatoridae.
C. Alat dan Bahan
1. Kadal (Mabouya vasiculata )
2. Bunglon (Callotes sp.)
3. Kura-kura ( Chelodina sp.)
4. Ular

D. Cara Kerja
1. Amati kepala dari masing-masing specimen baik bentuk, ukuran dan sisik
yang ada
2. Amati bentuk badannya, ukurannya, dan sisik tubuh nya.
3. Amati alat gerak nya dari masing-masing specimen
4. Buatlah klasifikasi dari masing-masing hewan.

E. Hasil Pengamatan
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
Lembar Kerja VI
KELAS AVES

A. Tujuan : Mmpelajari bagian-baguan luar tubuh anggota aves yang penting


untuk identifikasi
B. Dasar Teori
Aves menduduki tingkat perkembangan evolusi yang paling atas setelah
mamalia. Ciri-ciri umumnya adalah: berdarah panas (homoiterm), tubuh ditutupi
oleh bulu, kedua anggota gerak depan mengalami modifikasi menjadi sayap. Kaki
dan jari ditutupi oleh kulit tanduk (sisik). Aves memiliki tipe kaki bermacam-
macam antara lain totipalmata, palmata, semi palmata, passerine, zygodactyl,
talonid, syndactyl, pectinat dan palmproprodactyl. Sedangkan tarsus dari kaki
terdiri dari tipe reticulata, scutellata dan boated.
Tubuh dapat dibedakan atas beberapa bagian, yaitu: caput, truncus dan
cauda. Bagian-bagian dari caput terdiri atas rostrum, nares, organo visus dan iris.
Rostrum terbagi atas bagian maksila dan mandibula. Rostrum aves mempunyai
berbagai tipe anatara lain pipih datar, hints conus dan meruncing, pendek berkait,
melengkung ke atas atau ke bawah, pendek menebal, pendek biasa dan berbentuk
runcing.
Organo visus terdiri dari palpebra inferior, palpebrasuperior, membran
nictitans dan iris. Pada caput juga terdapat teliga luar (meatus aesticus extemus)
yang ditutupi oleh bulu disebut ear coverts. Cervix ditutupi oleh bulu kasar
(plumae) yang disebut tetrices (bulu penutup tubuh). Truncus ditutupi oleh bulu
yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca dan berfungsi juga untuk
terbang.
Menurut susunan anatominya bulu dapat dibedakan atas:
• Plumae : pada ekor, sayap dan punggung yang terdiri atas calamus, rachis,
umbilicus, vexsilum, barbidae dan barbae.
• Plumulae : pada burung yang masih muda dan mengerami telur. Biasanya
terlihat seperti kapas.
• Filoplumae : Bulu yang tumbuh siseluh tubuh tetapi jaraknya sangat jarang.
Mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat
beberapa barbae.
Menurut letaknya bulu dapat dibedakan atas:
1. Remiges : bulu yang terdapat pada sayap
2. Retrices :bulu yang terdapat pada daerah ekor
2. Tetrices : bulu yang menutupi tubuh
3. Parapterum : bulu yang terdapat pada daerah bahu

C. Alat dan Bahan


1. Burung pipit
2. Burung gereja (Passer passer)
3. Burung merpati (Columba livia)

D. Cara Kerja
1. Amati dengan cermat bagian tubuh paruh, kepala dan asesorisnya, seperti
sayap, bulu, warna bulu, kki, jumlah jari kaki dan ekor
2. Amati pola jari-jari kaki
3. Buat identifikasi dari masing-masing spesies

E. Hasil Pengamatan
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
Lembar Kerja VII
KELAS MAMALIA

A. Tujuan : mengenal ciri-ciri umum yang penting pada indentifikasi mamalia


B. Dasar Teori :
Mamalia mempakan kelompok tertinggi deraj atnya dalam kingdom hewan.
Banyak struktur khusus yang dapat membedakan kelompok ini dari vertebrata
lainnya. Gambaran yang paling nyata adalah adanya kelenjar mamae juga terdapat
kelenjar sebaceous, keringat dan bau. Banyak yang hidup secara nocturnal dan
banyak juga secara diurnal. Selama beberapa periode hidupnya, mamalia memiliki
rambut. Sekalipun ada yang mereduksi pada waktu dewasa. Homoithermis.
Fertilisasi secara internal. Sistem syaraf sudah berkembang biak.

C. Alat dan Bahan


1. Mencit (Cavia Cobaya )
2. Kelinci
3. Kucing

D. Cara Kerja
1. amati bentuk secara keseluruhan
2. pada bagian kepala perhatikan bentuk kepala dan perhatikan mata, telinga
serta indra penciuman (datar dan menonjol)
3. amati bentuk badan nya memanjang, membulat, atau melengkung
4. amati ekornya (ada atau tidak, panjang atau pendek)
5. amati jumalh gigi dan tipe nya
6. amati alat gerak nya dan kuku / cakar nya
7. amati glandulla mammae pada yang betina dan jumlah nya

E. Hasil Pengamatan
Medan,
Dosen mata kuliah, Asisten mahasiswa Praktikan,

…………………………. …………………………. ………………


NIP. NIM. NIM.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat. 1994. Zoologi Dasar, hal. 194-202, Penerbit Eralangga


Jakarta
Radiopoetro, 1983, Zoologi Ceatakan ke 2, Hal. 417, penerbit Erlangga, Jakarta.
Soesilo. 2001. Taksonomi Vertebrata, Cetakan Pertama, Hal. 52, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, Jakarta
Vidyarthi, R.D. 2002. A. textbook Zoology, Hal. 176-340, S.Chand &Company
LTD, New Delhi

Вам также может понравиться