Вы находитесь на странице: 1из 21

Metode Pelasanaan Pekerjaan

Pekerjaan : Pembangunan Pasar Kawasan di Kabupaten Serang, Kuningan,


Garut, Tasikmalaya (Paket 3)
Instansi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Direktorat : Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan

1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi pekerjaan
pengukuran pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan,
meliputi :

 Pengukuran batas luas lahan (site).


 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan
berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini sangat


penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah
horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil
banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan.
Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank.

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m
di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan. Pada tahapan ini juga
harus dikerjakan pekerjaan Direksi Keet, Gudang material, Bedeng Kerja dan pemasangan
pagar pengaman proyek, serta pemasangan papan nama proyek.

Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa
direksi keet, untuk :

 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua


administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan
alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan
gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup
atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan
dan gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.

Mobilisasi Dan Demobilisasi, meliputi mobilisasi dan demobilisasi personil serta peralatan-
peralatan yang di perlukan ke lokasi kegiatan dan sebaliknya
2. Galian Tanah (Pondasi Menerus, Setempat dan Sloof) dan Urugan
Tanah Kembali

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

Pengukuran

 Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi

 Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
 Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
 Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
 Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
 Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
 Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
 Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
 Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
 Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
 Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
 Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
 Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

3. Pekerjaan Lantai Kerja

Pekerjaan Lantai Kerja

Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Kerja adalah sebagi berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.


 Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran

 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith


untuk menentukan leveling lantai kerja.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-
0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya

4. Pasangan Batu Kali 1 : 4


Pada pekerjaan ini maka material batu yang digunakan harus mempunyai mutu yang
baik. Apabila mengandung zat-zat organik maka material batu harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan cara dicuci dengan air. Untuk bagian pondasi yang terletak di atas permukaan
tanah maka bagian yang menonjol ini harus diplester. Perlu diperhatikan bahwa pekerjaan
pemasangan material batu harus dilaksanakan saat lokasi berada dalam keadaan kering.
Komposisi campuran yang digunakan untuk elemen bahan pendukung adalah 1 : 4 untuk
perbandingan semen dan pasir. Jarak antara batu harus dijaga agar tertutup dengan adukan
yang mempunyai ketebalan tidak kurang dari 30 (tiga puluh) milimeter. Proses penyiraman
pada saat pasangan batu mengering merupakan pekerjaan pemeliharaan dalam rangka
menambah kualitas hasil pekerjaan, sebelum pemasangan batu kali beradukan terlbih dahulu
harus dilakukan pekerjaan pemasangan batu kosong.

5. Pekerjaan Pasangan Dinding ½ Bata

Tatacara Pelaksanan Pekerjaan Pasangan Dinding ½ Bata

a. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½ bata.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
Pasangan Dinding ½ Bata

b. Pengukuran

 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.


 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang
batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku
ruangan dan ketebalan dinding.

c. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata

 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 4Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 2Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor
dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali
6. Pekerjaan Plesteran

LangkahPekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:

 Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di kehendaki
 Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
 Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan .
 Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
 Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
 Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.

Gambar Langkah-langkah Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

 Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
 Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran
 Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
 Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
 Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note :
pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna)
 Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin potong
keramik /cutter
 Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin potong
keramik
 Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
 Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali ai

7. Pekerjaan Struktur Beton


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton (Pondasi Setempat, Sloof Beton, Kolom
Beton, Balok Beton, Plat Lantai dan Tangga Beton) adalah sebagai berikut :
a. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-225, besi beton, kawat beton,
semen PC, pasir, multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting
well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang,
selang air, dll.

b. Pengukuran

 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan


marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof,
kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
 Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

c. Fabrikasi besi tulangan

 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
 Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru
setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.
Diagram Alir Penulangan Beton
d. Fabrikasi bekesting

 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan


mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

1. Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk


kesikuan dan leveling pondasi.
2. Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik.
3. Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.

 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom,
balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :

1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.


2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting
harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan
bidang yang flat/maksimal.

 Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
 Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
e. Pengecoran beton

 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang
telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk
disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix
mutu K-225.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
 Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan
beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak
ada sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

Diagram Alir Pengecoran Beton

f. Curring Beton

 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu
dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya
8. Pekerjaan Penutup Lantai Keramik

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Lantai Keramik. Mencakup seluruh permukaan


dalam ruang-ruangan bangunan, teras-teras selasar termasuk tangga dan plint tangga
Bahan :

 Ubin keramik yang dipakai menggunakan homogenus tile ukuran 40 x 40 untuk


ruangan serta ukuran 20 x 20 Unpolished umtuk kamar mandi
 Keramik yang terkirim dikemas dalam dus dari pabriknya

Pemasangan Lantai Keramik

Langkah Kerja :

 Permukaan lantai beton untuk landasan pemasangan keramik dilapisi pasir setebal 5
cm
 Membuat acuan untuk kelurusan dan keratan permukaan keramik yang terpasang.
 Keramik direndam air hingga jenuh air
 Keramik terpasang disesuaikan dengan pola pemasangan yang ditunjukkan pada
gambar kerja
 Sebelumnya dibuatkan acuan kerja menggunakan benang agar pola permukaan rata
dan lurus
 Adukan perekatnya 1 : 3
 Lebar dan kedalaman siar-siar atau dat sama max. 3 mm membentuk garis lurus

9. Pekerjaan Dinding Keramik Kamar Mandi

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x25 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.

Gambar Tatacara Pelaksanaan Dinding Keramik

Pengukuran

 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik

 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah


terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan
dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding
keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

10. Pekerjaan Plafond gypsum plat t = 9 mm rangka hollow

Tatacara Pemasangan Rangka Hollow & Plafond gypsum

 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/ moulding profil W sebagai
list tepi tepat pada sipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan
 Pasang paku kait dan rod/penggantung
 Pasang rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kencangkan klip / rod.
 Pasang panel gypsum
 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
 Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu
diampelas dan difinishing dengan cat

Tatacara Pemasangan RAngka Plafond Gypsum


Tatacara Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond

 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound


 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat dibersihkan
dari debu dengan kuas bersih
 Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus
menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan
mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon
gypsum (sebagai tahap 1)
 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum
sebagai kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi
mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon
dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu
 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal gunakanlah
alat mesin amplas (Hand Sander)

11. Pekerjaan Cat Plafond Gypsum dan GRC


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cat Plafond Gypsum dan GRC, adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan
ampelas.

Pekerjaan Cat Plafond Gypsum dan GRC


b. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC

 Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela
untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
 Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
 Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

12. Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai
berikut :
Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan
arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

Pemasangan sparing kabel

 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

Pemasangan instalasi kabel

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam
diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus
sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan fitting dan armature

 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah

Pemasangan panel

 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada
perbaikan instalasi.

Pemasangan saklar dan stop kontak

 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan
cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Testing dan commissioning

 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama
± 1 x 24 jam
13. Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai
berikut:

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air
bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

Instalasi Air Bersih & Air Kotor

Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air

 Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/mnt berikut
accesoriesnya.
 Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3 berikut
accesoriesnya.

Pekerjaan instalasi plumbing air bersih

 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.


 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dan digiosok dengan
amplas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi
lapisan seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.

Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent

 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10
bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah
bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku
dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan
tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

Testing dan commissioning

 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat
itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa
dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan
apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang
14. Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan
pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila
ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape
(blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka
diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi
silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi

 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan
yang dapat merusak aluminium tersebut

15. Pekerjaan Atap


a. Rangka atap konstruksi baja ringan tebal 1 mm
b. Penutup atap spandeck tebal 0,5 mm
c. Lisplank papan atau GRC

Penyedia Jasa
PT. PUNCAK TIMUR PAPUA

DEDEN SYAIFUL MIMBAR,ST


Direktur

Вам также может понравиться