Вы находитесь на странице: 1из 19

MAKALAH

SISTEM NEUROLOGI ( STROKE )

KELOMPOK 6 :

1. Rafi Dwi K ( 16142014307073 )


2. Rafida Sylvia A ( 16142014308074 )
3. Ramadanni ( 16142014309075 )
4. Renika Dwi W ( 16142014312078 )
5. Retno Monicha S ( 16142014315081 )
6. Retno Suryaningsih ( 16142014316082 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 6B

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Stroke.

Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat. Kami merasa bahwa dalam pembuatan tugas ini masih menemui
beberapa kesulitan dan hambatan, di samping itu juga kami menyadari bahwa dalam penulisan
tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Dengan terselesaikannya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Purwokerto,05 April 2019

2
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................4
C. Tujuan ...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Stroke ..............................................................................................6


B. Tanda dan Gejala Stroke .................................................................................. 6
C. Etiologi stroke ........................................................................................................7
D. Faktor Resiko ................................................................................................... 8
E. Klasisikasi ........................................................................................................ 9
F. Patofisiologi ..................................................................................................... 10
G. Pemeriksaan penunjang .................................................................................. 10
H. Pathway ............................................................................................................ 11
I. Penatalaksanaan medis..................................................................................... 11
J. Asuhan Keperawatan ...................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada
hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan
beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi
pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah
utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya.Untuk mengatasi masalah ini
diperlukan strategi penangulangan stroke yang mencakup aspek preventif, terapi
rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah
menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita stroke yang terus meningkat dari
tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan stroke yang cepat,tepat dan akurat akan
meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang di sebut dengan Stroke ?
2) Bagaimana tanda dan gejala Stroke ?
3) Apa etiologi stroke ?
4) Apa faktor resiko yang mungkin terjadi pada penderita stroke ?
5) Apa saja klasifikasi dari stroke ?
6) Bagaimana patofisiologi penyakit stroke ?
7) Pemeriksaan penunjang apa yang sering digunakan ?
8) Bagaimana skema penyakit stroe ?

4
9) Penatalaksanaan medis apa yang biasa dilakukan penderita stroke ?
10) Bagaimana Asuhan Keperawatan pada penderita stroke ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Stroke
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Stroke
3. Untuk mengetahui etiologi stroke
4. Untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi pada penderita stroke
5. Untuk mengetahui jenis jenis stroke
6. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit stroke
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan
8. Untuk mengetahuiskema penyakit stroke
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis yang biasa dilakukan penderita stroke
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada penderita stroke

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkandefisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragisirkulasi saraf otak. ( Sudoyo Aru, dkk,
2009 )
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai danharus ditangani se!ara
!epat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsiotak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
dan kapan saja.
(Muttaqin, 2009)

B. TANDA DAN GEJALA


1. Sakit kepala tiba-tiba
2. Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan
3. Kelelahan
4. Kehilangan kesadaran atau koma
5. Vertigo dan pusing
6. Penglihatan yang buram dan menghitam
7. Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki
8. Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran.

a. Stroke non-haemorrhagic (SNH) (iskemik) gejala utamanya adalah timbulnya defisit


neurologis.
Secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadipada waktu istirahat
ataubangunpagi dan kesadaran biasanyatidak menurun, kecuali bila embolus cuku
p besar. Biasanya terjadi pada usia > 50 tahun.

b. Stroke Heamorrhagic menurut WHO diklasifikasikan menjadi :


1. Perdarahan intracerebral

6
Mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas, kecualinyeri kepala karena
hipertensi.Serangan seringkali sianghari, saat aktifitas atau emosi/marah. Sifat
nyeri kepalanyahebat sekali. Mual dan muntah sering terdapat pada
permulaan seranga
Kesadaranbiasanya cepat menurundan cepat masuk coma (65% terjadi kur
ang dari ½ jam,23% antara ½ - 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam – 19 hari).
2. Perdarahan subarachnoid
Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut.Kesadaran sering terganggu
dan sangat bervariasi. Ada
gejala/tanda rangsangan meningeal. Edema papil dapat
terjadi bilaada perdarahan subhialoid karena pecahnyaaneurisma pada arteri ko
munikans anterior atau arteri carotis interna.

Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannyagangguan pem


buluh darah dan lokasinya. Manisfestasi klinis stroke akut dapat berupa :

1. Hemiparesis kelumpuhan wajah atau anggota badan yangtimbul mendadak.


2. Hemisensorik gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.
3. Perubahan mendadak status mental confusion, delirium,letargi, stupor, coma.
4. Afasia bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitanmemahami ucapan.
5. Disartria bicara pelo atau cadel.
6. Hemianopia / monokuler atau diplopia gangguan penglihatan.
7. Ataksia trunkal atau anggota badan.
8. Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala

C. ETIOLOGI
a. Stroke dapat disebabkan karena faktor-faktor berikut ini :
- Penyumbatanpembuluh darah oleh karena jendalan/gumpalan darah
(thrombus atau embolus).
- Robek atau pecahnya pembuluh darah.
- Adanya penyakit-penyakit pada pembuluh darah.
- Adanya gangguan susunan komponen darah
b. Secara garis besar, stroke di bagi dalam 2 kategori besar, yaitu :

7
1. Stroke Non-Haemorrhagic (SNH) Iskemik ;
a. Emboli.
b. Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar).
c. Malformasi arteri-vena.
d. Trombosis.
e. Migren.
f. Hiperkoagulasi darah.Penyalahgunaan obat (kokain atau amfetamin).
g. Kelainan darah.
2. Stroke Haemorraghic (SH) ;
a. Infark otak (80%).
b. Perdarahan intracerebral (15%).
c. Perdarahan sub arachnoid (5%).

D. FAKTOR RESIKO
1. Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.
3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis
penyakit jantung lainnya.
4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri
danpenurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti
koagulan)
5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri
sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun pada ektremitas.
2. Dari hasil data penelitian di Oxford,Inggris bahwa penduduk yang mengalami
strokedisebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Tekanan darah tinggi tetapi tidak diketahui 50-60%
2. Iskemik Heart Attack 30%
3. TIA 24%
4. Penyakit arteri lain 23%
5. Heart Beat tidak teratur 14%
6. DM 9%

8
3. Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan
dalammeningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian
tersebutdiantaranya, adalah:
1. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara
keduanya itu.
2. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko terjadinyastroke.
Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan haltersebut
berkaitan secara langsung. Walaupun memang latihan yang terlaluberat dapat
menimbulkan MCI.
3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena
serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripadawanita
4. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar, namuntidak
ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat keluarga.

E. KLASIFIKASI
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke Haemorhagic, (SH)
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.Diseba
bkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.Biasanya
kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke Non Haemorhagic (SNH)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadisaat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak
terjadiperdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnyadapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.
1) Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a. TIA ( Trans Iskemik Attack ) gangguan neurologis setempat yang terjadi
selamabeberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilangdengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
gangguanneurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses
dapat berjalan24 jam atau beberapa hari.
9
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap
ataupermanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali olehs
erangan TIA berulang.
F. PATOFISIOLOGI
Dasar-dasar vaskularisasi otak
Sepasang pembuluh darah karotis denyut pembuluh darah besar inidapat diraba di leher
depan,sebelah kiri dan kanan dibawahmandibula. Arteri carotis masuk ke dalam kranial
bercabangmenjadi 3 (tiga), yaitu arteri serebri anterior, arteri serebri mediadan arteri serebri
posterior.Ketiganya saling berhubungan melaluipembuluh darah yang disebut arteri
communis anterior dan arteri communis posterior.
Sepasang pembuluh darah vertebralis, denyut pembuluh darah initidak dapat diraba
karenaterletak menyelusup dibagian sampingtulang leher (servicalis). Arteri ini
memperdarahi batang otak dan kedua otak kecil (cerebellum).

Kedua pembuluh darah besar ini di dalam rongga kranial akan saling berhubungan, dan
membentuk anyamanpembuluh darah yang dikenal dengan nama “Sirkulasi Willisi”. Pada
permukaan otak pembuluh darah ini akan saling berhubungan disebut dengan
“Anastomosis”.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, AGD, Biokimia
darah, elektrolit
b. CT Scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan dan juga untuk
memperlihatkan adanya edema hematoma, iskemia,dan adanya infrak.
c. Ultrasonografi do[[ler : mengidentifikasi penyakit arterio vena.
d. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri.
e. MRI : menunjukan darah yang mengalami infrak, hemarogic.
f. EEG : memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
g. Sinar X tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pincal daerah yang
berlawanan dari masa yang meluas, klasifikasi persial dinding aneurisme pada
perdarahan sub arachhnoid.

10
H. PATHWAY

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Stroke akut di Unit Gawat Darurat
Waktu adalah otak yang merupakan ungkapan yang menunjukkanyang menunjukkan
betapa
pentingnya pengobatan stroke sedini mungkin,karena “jendela terapi” dari stroke hanya 3
-
6 jam.Penatalaksanaan yangcepat, tepat dan cermat memegang peranan besar dalam men
entukan hasilakhir pengobatan. Hal yang harus dilakukan adalah :
a. Stabilitas klien dengan tindakan Air way, Breathing dan Circulating.

11
b. Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau coma atau gagal nafas.
c. Infus intavena dengan cairan normasalin 0,9% 20 ml/jam, janganpakai cairan hipoto
nis edema otak.
d. Berikan oksigen 2-4 liter/menit.
e. Pertimbangkan pemberian nutrisi melalui NGT.
f. EKG.
g. Pemeriksaan darah dan urine.

2. Perawatan umum
Kebanyakan morbiditas dan mortalitas stroke berkaitan dengankomplikasi nonneur
ologis, yan g dapat diminimalkan seperti berikut ini :
a. Demam.
b. Nutrisi.
c. Hidrasi intravena hipovolemia
d. Glukosa hiperglikemia dan hipoglikemia
e. Perawatan paru
f. Aktifitas immobilisasi.
g. Neurorestorasi dini stimulus sensorik, kongnitif, memory, bahasa, emosi serta
visuospasial.
h. Perawatan vesica .
3. Pencegahan
a. Pencegahan primer
1. Kampanye nasional terintegrasi
2. Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke ;
a) Menghindari rokok, stress mental, alkohol, kegemukan,konsumsi garam
berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b) Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.
c) Mengendalikan hipertensi, DM, penyakit jantung danpenyakit vascular lainnya.
d) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olahraga teratur.
b. Pencegahan sekunder
a) Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko.
b) Melibatkan peran keluarga seoptimal mungkin.
c) Obat-obatan yang digunakan.

12
d) Tindakan invasive.

4. Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi


a) Kerjasama tim yang dipimpin oleh dokter spesialis syaraf dan dibantuoleh perawat
khusus
stroke,pertugas terapi fisik dan okupasional,petugas terapi wicara serta ahli gizi deng
an melibatkan peran keluarga dan petugas sosial (bila ada).
b) Harus dilaksanakan sedini mungkin dengan memperhatikanfaktor-
faktor gangguan motorik, sensorik, kognitif, komunikasi, visual dan emosi.
c) Mobilisasi aktif sedini mungkin secara bertahap sesuai toleransisetelah kondisi neur
ologis dan hemodinamik stabil.

J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN PRIMER
Airway : terdapat secret, lidah tidak jatuh ke belakang, pasien kesulitan bernapas, suara
nafas ronkhi.
Breathing : terlihat pengembangan dada, teraba hembusan napas, pasien kesulitan saat
bernapas, RR: 28x/menit, irama napas tidak teratur, terlihat adanya penggunaan otot
bantu rongga dada dalam pernapasan, napas cepat dan pendek.
Circulasi : TD: 230/110 mmHg, N = 92 x/menit, terdengar suara jantung S1 dan S2
reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan, cappilary refille kembali <3 detik, akral
hangat.
Disability : kesadaran pasien sopor dengan GCS (E2,V2,M4),keadaan umum lemah,
pasien mengalami penurunan kesadaran, saat dirumah bicara pasien pelo.
Exposure : rambut dan kulit kepala tampak bersih tidak terdapat hematoma, tidak
terdapat luka pada tubuh pasien.

2. PENGKAJIAN SEKUNDER
Alergi
pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan, minuman dan debu.
Pengobatan

13
pasien saat ini dalam pengobatan penyakit stroke dan mengkonsumsi obat-obatan untuk stroke.
Riwayat kesahatan sebelumnya
Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama
sebelumnya, pasien memiliki riwayat sakit hipertensi ±10 tahun.
Makanan yang dikonsumsi sebelumnya
keluarga mengatakan pasien makan terakhir pada pukul 09.00 WIB sebelum dibawa ke rumah
sakit, terakhir pasien mengkonsumsi nasi dengan sayur dan lauk pauk.
Kegiatan dirumah
selama dirumah pasien tidak dapat melakukan pekerjaan yang berat dikarenakan kondisi pasien
yang lemah.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata ataupun
potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah pasien dapat
ditanggulangi atau dikurangi.
a) Gangguan perfusi jaringan otak
b) Gangguan mobilitas fisik
c) Gangguan persepsi
d) Gangguan komunikasi verbal otak.
e) Gangguan eliminasi alvi(konstipasi)
f) Resiko gangguan nutrisi
g) Kurangnya pemenuhan perawatan diri
h) Resiko gangguan integritas kulit
i) Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas
j) Gangguan eliminasi urin (inkontinensia urin)

4. INTERVENSI
a) Gangguan perfusi jaringan otak
Tujuan :
Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal.
Kriteria hasil :
1. Klien tidak gelisah.
2. Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang.
3. GCS E: 4 V:5 M: 6.
4. Pupil isokor, reflek cahaya (+).

14
5. Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu: 36-36,7 C,
pernafasan 16-20 kali permenit).
Rencana tindakan :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan
TIK dan akibatnya.
2. Anjurkan kepada klien untuk bed rest totat.
3. Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelain tekanan intrakranial tiap dua
jam.
4. Berikan posisi kepala lebib tinggi 15-30 dengan letak jantung ( beri bantal
tipis).
5. Anjurkan klien untuk menghindari batukdan mengejan berlebihan.
6. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
7. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor.

b. Gangguan mobilitas fisik


Tujuan :
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur sendi.
2. Bertambahnya kekuatan otot.
3. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
Rencana tindakan :
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam.
2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang
tidak sakit.
3. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit.
4. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya.
5. Tinggikan kepala dan tangan.
6. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.

c. Gangguan persepsi sensori


Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal.
Kriteria hasil :
15
1. Adanya perubahan kemampuan yang nyata.
2. Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang.
Rencana tindakan :
1. Tentukan kondisi patologis klien.
2. Kaji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi.
3. Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama.
4. Observasi respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia, bermusuhan,
halusinasi setiap saat.
5. Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat
pendek.

d. Gangguan komunikasi verbal


Tujuan :
Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
Kriteria hasil :
1. Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi.
2. Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isarat.
Rencana tindakan :
1. Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isarat.
2. Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi.
3. Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”.
4. Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
5. Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.
6. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara.

e. Kurangnya perawatan diri


Tujuan :
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
1. Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan
klien.
2. Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan
bantuan sesuai kebutuhan.
16
Rencana tindakan :
1. Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan
diri.
2. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri
bantuan dengan sikap sungguh.
3. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri,
tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.
4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya
atau keberhasilannya.
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi.
f. Resiko gangguan nutrisi
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan nutrisi.
Kriteria hasil :
1. Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan.
2. Hb dan albumin dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk.
2. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, seama dan sesudah makan.
3. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan.
4. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.
5. Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang.
6. Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak
ketika klien dapat menelan air.
7. Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan.
8. Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program latihan/kegiatan.
9. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau
makanan melalui selang.

17
BAB III
KESIMPULAN

Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan satu masalah kesehatan paling serius
dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap
tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang
muda pada usia produktif.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum memuaskan
walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau tidak meninggal
hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini seperti
pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan
pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/28329428/Laporan-Pendahuluan-Asuhan-Keperawatan-Klien-Dengan-
Stroke

http://www.scribd.com/ssuke/d/76934100-Askep-Stroke

http://eprints.ums.ac.id/22064/17/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

19

Вам также может понравиться