Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Rancangan
Buat tanggapan Mutakhirkan strategi
tanggapan
tepat terhadap menyeluruh.
menyeluruh dan
RSSM yang Tanggapan
prosedur audit
dinilai menyeluruh. Rencana
selanjutnya
Menanggapi Risiko
Pekerjaan yang
Implementasika Turunkan risiko
dilaksanakan. Temuan
n tanggapan audit ke tingkat
audit. Supervisi staff.
terhadap RSSM rendah yang dapat
Review kertas kerja.
yang dinilai diterima
Berikut ini adalah terjemahan dari alinea ke-5 dan ke-6 dari ISA 330
tentang Kewajiban Auditor dalam Menanggapi Risiko yang Dinilai.
ISA 330.5
ISA 330.6
Kedua alinea diatas menggunakan beberapa frasa dengan makna sebagai berikut:
Assessed risks of material misstatement – untuk memudahkan pemahaman,
istilah yang panjang ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu “risk of material
misstatement” dan “assessed”. Istilah risk of material misstatement sangat
sering dijumpai dalam banyak ISAs; artinya adalah risiko salah saji yang
material. Ini adalah risiko yang dihadapi oleh pihak yang membuat
(manajemen) dan yang mengaudit (auditor) laporan keuangan. Auditor
berkepentingan untuk menilai (assess) risiko ini, dan prosesnya dinamakan
risk assessment atau penilaian risiko. Hasil dari proses penilaian ini adalah
assessed risk atau risiko yang dinilai. Jadi assessed risks of material
misstatement adalah risiko salah saji yang material, sesudah (atau yang
merupakan hasil dari proses) penilaian risiko; dalam terjemahan digunakan
istilah lebih singkat yakni “risiko salah saji yang material, yang dinilai.”
Response (tanggapan) dan respond (menanggapi) – ini adalah reaksi
auditor terhadap risiko yang dinilainya (seperti yang telah dijelaskan di
atas). Kutipan ISA 330 di atas menunjukkan adanya tanggapan di tingkat
laporan keuangan dan di tingkat asersi. Tanggapan di tingkat laporan
keuangan juga disebut tanggapan menyeluruh atau overall response.
Tanggapan di tingkat asersi dapat dilakukan berkaitan dengan jenis
transaksi (class of transactions), saldo akun (account balances), atau
pengungkapan (disclosures).
Further audit procedures atau prosedur audit selanjutnya – istilah
“selanjutnya” bermakna “sesudah…”, yang dalam hal ini adalah prosedur
audit sesudah risk assessment atau prosedur audit sesudah penilaian risiko.
Tanggapan atas risiko atau risk response terdiri atas dua langkah. Langkah
pertama ialah merancang “prosedur audit selanjutnya” dan langkah keduanya
ialah melaksanakan prosedur audit tersebut.
BAB 30 – RENCANA AUDIT YANG TANGGAP
ISA 260.15
ISA 300.9
ISA 300.10
ISA 300.12
ISA 330.5
ISA 330.6
ISA 330.7
ISA 330.8
a) Penilaian atas risiko salah saji material pada tingkat asersi untuk setiap
jenis transaksi saldo akun dan disclosure termasuk ekspektasi bahwa
pengendalian berfungsi secara efektif artinya auditor bermaksud untuk
mempercayai berfungsinya pengendalian yang efektif untuk menentukan
sifat waktu dan luasnya prosedur substantif, atau:
b) Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup
dan tepat pada tingkat asersi.
ISA 330.9
ISA 330.10
ISA 330.15
ISA 330.18
Apapun hasil penilaian risiko atas salah saji material auditor wajib
merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap jenis transaksi
saldo akun dan diskusi.
ISA 330.19
ISA 330.20
ISA 330.21
Jika auditor menentukan bahwa risiko salah saji material yang dinilai pada
tingkat asersi adalah risiko yang signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur
substantif yang secara khusus menanggapi hal tersebut. Ketika pendekatan
terhadap risiko yang signifikan hanya terdiri atas prosedur substantif, maka
prosedur tersebut harus memasukkan uji rinci.
ISA 330.22
Prosedur substantif selanjutnya saja yang memberikan dasar yang layak untuk
memperluas kesimpulan dari tanggal interim ke akhir tahun jika auditor
menentukan bahwa itu sudah cukup.
ISA 330.24
ISA 500.6
ISA 500.7
ISA 500.10
Tahap kedua dari suatu proses audit tahap menanggapi risiko bertujuan
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko yang dinilai Hal ini
dapat dicapai dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat
terhadap risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat atau keuangan maupun
tingkat asersi.
Langkah Awal
Istilah diperluas atau “extended” menekankan sifat dan luasnya pekerjaan audit
tambahan (di atas prosedur dasar atau basic procedures) yang diwajibkan dalam
menanggapi situasi di mana risiko yang dinilai untuk suatu asersi tertentu adalah
moderat atau tinggi. Ini terjadi ketika risiko khusus atau risiko signifikan ada.
Contoh prosedur yang diperluas antara lain:
Uji Pengendalian
Sebelum menyusun tanggapan terinci atas setiap risiko yang dinilai akan
bermanfaat bagi auditor mempertimbangkan (untuk setiap laporan keuangan area
yang material) pertanyaan dalam Tabel 30-2.
Tabel 30-2
Prosedur ini memadai untuk menanggapi assessed risk yang rendah. Prosedur ini
meliputi uji rincian (test of details) dan prosedur analitikal sederhana dilaksanakan
dalam kebanyakan audit piutag dan seringkali dimasukkan dalam progaram audit
baku untuk akun piutang.
b) Melaksanakan uji rincian yang cukup untuk menekan assessed risk ke tingkat
rendah yang dapat diterima
*Catatan : Jika pengendalian internal memadai atau baik, maka auditor dapat
menguji apakah pengendalian tersebut berfungsi secara efektif.
Prosedur ini harus dilaksanakan untuk menanggapi assessed risk secara umum,
berkenaan dengan asersi mengenai existence.
b) Melaksanakan uji rincian yang cukup untuk menekan assessed risk ke tingkat
rendah yang dapat diterima
Ketika KAP cenderung menggunakan prosedur audit baku sebagai default dan
dipraktikkan secara serta merta, padahal prosedur audit yang paling efektif adalah
prosedur audit yang secara spesifik menjawab penyebab assessed risk.
- Asersi ganda
Pilihlah prosedur audit yang menangani beberapa asersi sekaligus dan cara ini
akan mengurangi kebutuhan akan uji rincian lainnya.
Gunakan informasi yang diperoleh ketika menilai resiko salah saji material, untuk
menurunkan kebutuhan akan prosedur substantif pada area beresiko rendah.
Dalam uji bertujuan ganda, uji pengendalian dilaksanakan bersamaan dengan uji
rincian atas transaksi yang sama. Sekalipun tujuan uji berbeda, namun kedua
tujuan dapat dicapai bersamaan.
Manfaatkan pelaksanaan pekerjaan dalam bagian lain dari suatu proses transaksi.
- Putuskan strategi dan prosedur audit dalam tahap perencanaan
Kembangkan sifat dan luasnya prosedur audit dalam tahap perencanaan ketika tim
audit menyepakati pendekatan audit yang dipilih.
Auditor harus memperlakukan risiko salah saji material yang dinilai karena fraud
sebagai risiko signifikan. Suatu risiko signifikan mengharuskan auditor:
Dalam menilai risiko potensial dan tanggapan yang tepat terhadap fraud,
auditor mempertimbangkan :
1. Mengubah sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit mengenai risiko. Contoh :
Peroleh bukti audit yang lebih andal dan relevan atau informasi tambahan
yang menguatkan (corroborative information) untuk mendukung asersi
manajemen.
Laksanakan pengamatan fisik atau inspeksi atas aset tertentu.
Lakukan pengamatan atas penghitungan persediaan, tanpa pemberitahuan
terlebih dulu.
Reviu lebih lanjut catatan persediaan untuk mengidentifikasi barang yang
tidak biasa (unusual items), jumlah yang di luar dugaan (unexpected
amounts), dan hal-hal lain untuk prosedur tindak lanjut.
2. Evaluasi kelayakan estimasi manajemen serta pendapat dan asumsi yang
mendasari estimasi tersebut.
3. Tingkatkan jumlah sampel atau lakukan prosedur analitikal secara lebih rinci.
4. Gunakan teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit
techniques-CAATs).
Contoh :
Kumpulkan lebih banyak bukti mengenai data dalam akun atau file transaksi
elektronis (FTE) yang signifikan.
Lakukan pengujian yang lebih ekstensif pada FTE.
Pilih sampel pada FTE yang penting.
Sortir transaksi dengan karakteristik tertentu.
Uji seluruh populasi, dan bukan beberapa sampel.
5. Minta informasi tambahan dalam konfirmasi eksternal. Sebagai contoh, dalam
konfirmasi piutang, auditor dapat meminta rincian tertentu dalam perjanjian
penjualan, seperti tanggal perjanjian dan hak retur (mengembalikan barang
yang sudah dibeli), dan syarat penyerahan. Namun, pertimbangkan apakah
permintaan akan informasi tambahan dapat menghambat kecepatan menerima
jawaban.
6. Ubah waktu pelaksanaan prosedur substantif dari tanggal interim ke tanggal
yang dekat ke akhir tahun. Namun, jika ada risiko salah saji atau manipulasi
yang disengaja, prosedur audit yang kesimpulannya digeser dari tanggal
interim ke tanggal yang dekat ke akhir tahun tidak akan efektif.
Di bawah ini ada beberapa petunjuk dalam menanggapi risiko yang
berhubungan dengan management override atau tindakan manajemen yang
sengaja meniadakan atau melemahkan pengendalian. Management override dapat
dilakukan terhadap atau dalam hubungan dengan : journal entries, estimasi oleh
manajemen, transaksi penting, transaksi hubungan berelasi (related-party
transactions), dan pengakuan pendapatan (revenue recognition).
Journal entries
Estimasi manajemen
Reviu estimasi yang berkaitan dengan transaksi dan saldo tertentu untuk
mengidentifikasi kemungkinan bias di pihak manajemen. Prosedur
selanjutnya bisa meliputi :
1. identifikasi dan nilai risiko salah saji material terkait dengan hubungan
pihak berelasi tersebut.
2. Perlakuan transaksi hubungan pihak berelasi yang signifikan (di luar jalur
bisnis normal) sebagai transaksi dengan risiko signifikan.
3. Tentukan kebutuhan akan prosedur audit substantif yang bersifat responsif
atau tanggap terhadap.
4. Risiko yang diidentifikasi.
Pengakuan pendapatan
Terkait hal itu, ujar Said, Menneg BUMN Sofyan Djalil selaku kuasa
pemegang saham Waskita sudah meminta pihak berwenang untuk mencabut izin
kantor akuntan publik Waskita tersebut. "Pak Menteri sudah mengirim surat ke
Menkeu supaya Bapepam memberikan sanksi kepada auditor yang terlibat kasus
itu," kata Said.(YNI/ANS)
1. Menjatuhkan citra BUMN yang selama ini kita anggap bahwa BUMN
sudah menerapkan manajemen yang cukup baik sebagai control.
2. Mengurangi kepercayaan investor yang akan membeli saham PT Waskita
Karya, dan membuat investor berfikir ulang untuk mempertahankan saham
yang ditanam dalam PT Waskita tersebut.
3. Menambah panjang deretan perusahaan Indonesia yang melakukan fraud,
dan hal tersebut menurunkan citra Indonesia dalam manajemen
perusahaan.
4. Pandangan negatif orang terhadap adanya kerjasama antara auditor dan
perusahaan yang diaudit. Padahal tidak semua auditor melakukan hal
tersebut dan banyak auditor yang mempertahankan integritas dan
ketentuaan – ketentuan lainnya.
https://www.liputan6.com/news/read/242306/dua-direksi-waskita-dicopot
Diakses 04/02/2019, 19.21