Вы находитесь на странице: 1из 12

PENUNTUN PRAKTIKUM

PRODUKSI BENIH

Oleh:
Dr. Yusniwati, SP, MP.
Prof. Dr. Ir. Aswaldi Anwar, MS
Dr. Ir. Nalwida Rozen, MP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
PENDAHULUAN

Praktikum Produksi Benih mempunyai tujuan umum untuk melatih mahasiswa


S1 mempraktekkan, menganalisis dan merencanakan kegiatan produksi benih.
Tujuan-tujuan yang lebih spesifik dapat dikembangkan lebih lanjut, seperti:
mengumpulkan data dasar pertumbuhan benih untuk mengetahui saat tercapainya
masak fisiologis benih atau untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh aspek
budidaya terhadap mutu benih. Aspek perencanaan yang melibatkan aplikasi program
komputer dapat juga dijadikan bahan praktikum yang menarik dan bermanfaat bagi
mahasiswa.
Materi praktikum Produksi Benih dapat demikian luas jika dikaitkan dengan
jenis tanamannya. Namun demikian, mengingat keragaman dalam tingkat pembinaan
perbenihan dari berbagai jenis tanaman yang diproduksi benihnya di Indonesia,
kegiatan praktikum Produksi Benih setidaknya dilakukan dengan memilih tanaman
pangan dan hortikultura berumur pendek (annual) sebagai materi jenis tanamannya.
Sebaiknya tanaman yang dipilih adalah tanaman yang telah diatur produksi benih
bersertifikatnya oleh Departemen Pertanian.
Kendala utama dalam pelaksanaan Praktikum Produksi Benih adalah sulitnya
menyesuaikan kegiatan yang berhubungan dengan umur tanaman yang melebihi
periode praktikum, luas lahan yang terbatas dan jumlah mahasiswa. Untuk itu
dibutuhkan pengaturan jadwal yang terencana dengan baik dan pemilihan jenis
tanaman yang berumur pendek. Alternatif lain yang dapat ditempuh adalah dengan
mengadakan field trip ke lembaga pemerintah ataupun swasta yang berkaitan dengan
produksi benih. Kegiatan ini berfungsi meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa,
disamping sebagai umpan-balik dalam bentuk: memperluas wawasan mahasiswa
tentang produksi benih dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk menetapkan
tema penelitian yang mungkin bisa diangkat dari kenyataan yang ada di lapangan.
MATERI PRAKTIKUM

Pembeda utama antara produksi benih dengan produksi untuk konsumsi


terletak pada pengendalian mutu internal. Oleh karena itu, salah satu fokus utama
kegiatan praktikum produksi benih adalah pengendalian mutu internal seperti roguing,
penetapan saat masak fisiologis dan pengujian mutu benih. Materi praktikum
diusahakan dapat memenuhi fokus kegiatan tersebut. Berikut ini diberikan beberapa
tema kegiatan praktikum yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pada saat perkuliahan dilaksanakan. Dua atau tiga tema kegiatan saja sudah cukup
menyita waktu mahasiswa dalam satu semester berjalan. Untuk itu dibutuhkan
kejelian penanggung jawab praktikum untuk menetapkan tema mana yang akan
dilakukan. Beberapa tema tersebut adalah:
1. Penentuan saat masak fisiologis pada berbagai jenis tanaman pangan dan
hortikultura
2. Pengaruh pemangkasan terhadap mutu benih jagung
3. Hubungan antara posisi biji di dalam buah dengan mutu benih
4. Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap mutu benih kedelai
5. Teknik pemurnian varietas dalam produksi benih padi
6. Pembuangan bunga dalam produksi benih kacang tanah
7. Aplikasi program komputer dalam produksi benih.

Pada praktikum produksi benih Tahun Akademik Semester Genap 2014-2015,


akan dipilih tema :

1. Pengaruh pembuangan/pemangkasan bunga dalam produksi benih kacang


tanah
2. Hubungan antara posisi biji di dalam buah dengan mutu benih
a. Buah Cabai
b. Jagung
3. Fild trip ke PT Syang Hyang Seri Lubuk Alung
Praktikum 1. Pengaruh Pembuangan/pemangkasan bunga dalam produksi
benih kacang tanah

Pengantar

Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan


sawah setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur ringan maupun
agak berat, yang penting tanah tersebut airnya tidak menggenang. Akan tetapi, tanah
yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan
gembur.
Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati atau tidak
berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung juga terlalu keras, sehingga ginofor
(calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong terhambat dan
pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah. Pada tanah yang kandungan
bahan organiknya tinggi (>2%) polong yang dihasilkan berwarna kehitaman sehingga
menjadi kurang menarik.
Kacang tanah masih dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang ber-pH
rendah atau tinggi. Tetapi pada pH tanah tinggi (7,5–8,5) kacang tanah sering
mengalami klorosis, yakni daun-daun menguning. Apabila tidak diatasi, polong
menjadi hitam dan hasil menurun hingga 40%.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya kacang tanah
1. Varietas
2. Penyiapan Lahan
3. Cara Tanam
4. Pemupukan
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
6. Penyiangan dan Pembumbunan
7. Pengairan/Penyiraman
8. Panen dan Pascapanen

Produksi benih kacang tanah yang bermutu sangat ditentukan dari proses
budidayanya, panen dan pasca panen. Asimilat dari hasil fotosintesis akan maksimum
disimpan dalam polong, kalau tidak ada organ lain yang membutuhkan asimilat
tersebut seperti bunga-bunga yang baru bermunculan. Berdasarkan permasalahan ini
akan dilakukan percobaan untuk melihat pengaruh pemangkasan bunga terhadap mutu
benih kacang tanah yang dihasilkan. Pemangkasan akan dilakukan secara bertahap
setelah munculnya bunga kacang tanah tersebut.
TUJUAN DARI PRAKTIKUM:

Untuk melihat pengaruh pembuangan/pemangkasan bunga pada kacang tanah


terhadap hasil dan mutu benih yang dihasilkan.

Varietas yang akan digunakan KELINCI (valencia)


1. Potensi hasil 4, 3 t/ha polong kering
2. Biji sedang (45 g/100 biji)
3. Umur panen 95 hari
4. Agak tahan penyakit layu bakteri
5. Tahan karat daun, Toleran bercak daun

Alat dan Bahan:

Alat:
- Cangkul : untuk menggemburkan dan membumbun tanah
- Baskom : sebagai wadah pencampuran inokulan
- Gembor : untuk menyiram tanaman kacang
- Rafia : sebagai penanda dan pembatas sampel tanaman
- Tonggak Kayu: sebagai penanda dan pembatas sampel tanaman
- Alat tulis : untuk menulis hasil pengukuran tanaman
- Buku catatan : untuk menulis hasil pengukuran tanaman
- Gunting : untuk pemangkasan bunga
 Bahan:
- Benih kacang varietas kelinci
- Inokulan
- Pupuk Urea, SP36 & KCl
- Kapur
Persiapan :
1. Mahasiswa dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan lebih kurang 10 orang
2. Mempersiapkan bedengan dengan luas 90 x 150 cm, jumlah petakan 10
petakan, masing-masing kelompok 1 petakan
3. Jarak tanam 15 x 30 cm
4. Jumlah tanaman dalam satu petakan 30 rumpun, sampel 5 rumpun (15%
dari total tanaman dalam petakan)
5. Jumlah benih yang dibutuhkan 10 kelompok x 30 lubang tanam per
petakan x 2 biji per lubang = 600 biji
6. Cari : Kebutuhan kapur
Kebutuhan Pupuk

Penanaman dan pemeliharaan tanaman:

Setelah lahan dibersihkan, buat bedengan/petakan sesuai denah pada Lampiran


1. Campurkan kapur sesuai kebutuhan begitu juga pupuk dasar. Setelah diinkubasi
minimal satu minggu, lakukan penanaman dengan jarak tanam 15 x 30 cm dengan
sistem tugal. Tanam benih 2 biji per lobang tanam. Setelah satu minggu lakukan
penjarangan dengan mencabut satu tanaman dan tinggalkan satu yang terbaik untuk
dipelihara selanjutnya. Lakukan penyulaman jika ada yang tidak tumbuh.
Pelihara tanaman sebaik mungkin dengan melakukan penyiangan,
pembumbunan dan penyiraman jika diperlukan. Jika terjadi serangan hama dan
penyakit usahakan lakukan pengendalian dengan bijak.

Perlakuan:
Perlakuan yang diberikan adalah pemangkasan/pembuangan bunga kacang tanah.
Oleh karena itu diharapkan praktikan terlebih dulu memahami struktur bunga
kacang tanah dan proses penyerbukan dan pembuahannya. Pemangkasan
dilakukan pada sore hari dengan menggunting bunga pada bagian pangkal agar
ovarinya ikut terpotong. Adapun perlakuan yang akan dicobakan adalah:
1. Tanpa pemangkasan bunga (A)
2. Pemangkasan bunga 1 MSB (Minggu Setelah Berbunga) (B)
3. Pemangkasan bunga 2 MSB (C)
4. Pemangakasn bunga 3 MSB ( D)
5. Pemangkasan bunga 4 MSB (E)

Rancangan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan lingkungan yaitu
Rancangan Acak Kelompok, dengan 2 kelompok. Karena ada 5 perlakuan dengan
dua kelompok, maka total petakan yang dibutuhkan 10, masing-masing 5 petak tiap
kelompok. Penempatan petakan dalam kelompok pada Lampiran 1.

Pengamatan:
Setelah polong dipanen, bersihkan dan lakukan pengamatan untuk hasil,
setelah itu segera dikeringkan mendekati kadar air 12-14% dan dilakukan pengujian
mutu benih di laboratorium.
a. Hasil
o Jumlah polong berisi/bernas
o Jumlah polong cipo/kosong
o Jumlah biji per polong
o Hasil per petak
o Berat 100 biji
b. Mutu benih (Uji viabilitas dan vigor) sesuai standar pengujian mutu fisiologis
benih (SGT, FCT dan IVT). Banyaknya ulangan dan sampel disesuaikan
dengan jumlah benih yang diperoleh.

Analisis Data:
Data yang terkumpul dari seluruh kelompok digabungkan dan diuji dengan Uji
F pada taraf nyata 5%. Jika hasil Uji F menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan
dengan Uji BNJ pada taraf nyata 5%.
Masing-masing kelompok membuat laporan dengan data yang sama (utuh
seluruh percobaan). Silahkan berkreasi dalam menyusun laporan, terutama dalam
pembahasannya.

Lampiran 1. Denah penempatan perlakuan dan tanaman setiap petakan


DENAH PENEMPATAN PERLAKUAN

A1 90 cm B1 D1 E1 C1

150 cm
50 cm

D2 A2 C2 B2 E2

Denah satu satuan Percobaan (Petakan).

90 cm
Praktikum 2. Hubungan antara posisi biji di dalam buah dengan mutu benih
Cabai, jagung dan kakao

Pengantar

Ukuran dan berat jenis benih sangat berkaitan dengan posisi benih di dalam
buah dan posisi buah pada tanaman. Butiran benih padi yang terletak di ujung malai
memiliki ukuran dan berat jenis yang lebih besar dibandingkan butiran benih pada
pangkal malai. Hal ini disebabkan benih-benih di ujung malai lebih dahulu terbentuk
dan berkembang. Sebaliknya benih-benih yang berada di pangkal dan tengan tongkol
jagung memiliki ukuran dan berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih
di ujung tongkol. Hal ini pun disebabkan benih pada pangkal dan tengah tongkol lebih
dahulu terbentuk dan berkembang. Fenomena yang sama pun terjadi pada benih
kedelai, benih yang berasal dari polong di pangkal batang memiliki ukuran dan berat
jenis yang relatif lebih besar dibanding benih-benih yang berasal dari polong di ujung
batang. Benih-benih dengan ukuran dan berat jenis lebih besar, pada varietas yang
sama dan tingkat kadar air yang sama, diduga memiliki mutu fisiologis yang lebih
tinggi karena benih tersebut memiliki jumlah cadangan makanan yang lebih banyak.

Biji yang baik adalah yang berasal dari bagian tengah buah, yaitu 2/3 bagian
dari untaian biji (Setiawan, 1993). Biji yang terletak di bagian tengah menunjukkan
persentase kerusakan dan biji yang tidak tumbuh terkecil serta daya dan panjang
kecambah terbesar (Latif, 1982). Biji yang terletak di bagian tengah memiliki ukuran
yang lebih besar jika dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun pangkal. Dengan
demikian, secara kuantitatif, biji yang berukuran besar jumlah cadangan makanan
akan semkin banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya (Hendrata dan
Sutardi, 2009). Benih yang besar dan berat memiliki cadangan makanan yang banyak
atau juga bisa karena memiliki embrio yang besar. Makin besar dan berat ukuran
benih, maka kandungan protein dalam benih juga akan semakin banyak. Berat benih
sangat menentukan kecepatan pertumbuhan dan produksi karena pada benih yang
berat akan dihasilkan kecambah yang besar pada saat permulaan dan berat tanaman
yang tinggi pada saat tanaman dipanen (Sutopo, 2002)
Tujuan:
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi biji dalam buah cabai dan
tongkol jagung terhadap viabilitas dan vigor

Bahan dan Alat:


Gunting/pisau, meteran, Germinator, seed moisture tester, Mikroskop dengan kamera,
timbangan biasa dan analitik, desikator, oven, dan petridish
Buah cabai (10 buah)
Jagung bertongkol (2 ongkol)
Kakao (3 buah)
Kertas stensil (5 rim)
Kertas saring Whatman (2 kotak)
Tanah

Cara Kerja :
Buah cabai dipotong atas 3 bagian, ujung, tengah dan pangkal, kemudian bijinya
dikeluarkan secara terpisah dan dikering anginkan. Jagung dipipil dan dipisahkan
antara biji yang berada di ujung, tengah dan pangkal tongkol begitu juga dengan
kakao.
Setelah kering dilakukan pengujian viabilitas dan vigornya, sesuai dengan standar
pengujian vigor dan viabilitas benih.

Adapun cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Kertas stensil direndam dalam air sampai cukup lembab
2. Kemudian kertas stensil tersebut ada yang dijadikan dua lapis
3. Benih cabai,jagung/kakao ditaruh dengan rapi di atas kertas stensil sebanyak 25
buah
4. Benih yang telah tersusun rapi ditutup dengan kertas stensil sebanyak 1 lapis
5. Setelah itu dari salah satu sisi lebar kertas, benih yang telah ditanam digulung
dengan rapi.
6. Gulungan diberi label dengan kertas label yang berisi informasi tanggal
praktikum, nama praktikan (ulangan), jenis uji, dan kelompok.
7. Masukan dalam germinator datar atau miring
Daftar Pustaka

Copeland, L.O. 1976. Seed Science and Technology. Burgerss


Publishing Company, Minneapoilis, Minnesota.

Darjanto dan Siti Satifah. 1984. Biologi Bunga. PT. Gramedia,


Jakarta.

Hamidi, E. 1983. Pedoman Teknologi Benih. Pembimbing Masa,


Jakarta

Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Angkasa B andung.

Kartasapoetra, A. G., 1986. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan


Tuntunan Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Rajawali, J akarta

Sudikno, T. S., 1986. Teknologi Benih. Yayasan Pembina Fakultas


Pertanian Universitas Gajahmada. Yogyakarta.

Suwarto et al. 2011. Panduan Praktikum Sistem Produksi Pertanian. Program


Diploma Institut Pertanian Bogor

Вам также может понравиться