Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PRODUKSI BENIH
Oleh:
Dr. Yusniwati, SP, MP.
Prof. Dr. Ir. Aswaldi Anwar, MS
Dr. Ir. Nalwida Rozen, MP
Pengantar
Produksi benih kacang tanah yang bermutu sangat ditentukan dari proses
budidayanya, panen dan pasca panen. Asimilat dari hasil fotosintesis akan maksimum
disimpan dalam polong, kalau tidak ada organ lain yang membutuhkan asimilat
tersebut seperti bunga-bunga yang baru bermunculan. Berdasarkan permasalahan ini
akan dilakukan percobaan untuk melihat pengaruh pemangkasan bunga terhadap mutu
benih kacang tanah yang dihasilkan. Pemangkasan akan dilakukan secara bertahap
setelah munculnya bunga kacang tanah tersebut.
TUJUAN DARI PRAKTIKUM:
Alat:
- Cangkul : untuk menggemburkan dan membumbun tanah
- Baskom : sebagai wadah pencampuran inokulan
- Gembor : untuk menyiram tanaman kacang
- Rafia : sebagai penanda dan pembatas sampel tanaman
- Tonggak Kayu: sebagai penanda dan pembatas sampel tanaman
- Alat tulis : untuk menulis hasil pengukuran tanaman
- Buku catatan : untuk menulis hasil pengukuran tanaman
- Gunting : untuk pemangkasan bunga
Bahan:
- Benih kacang varietas kelinci
- Inokulan
- Pupuk Urea, SP36 & KCl
- Kapur
Persiapan :
1. Mahasiswa dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan lebih kurang 10 orang
2. Mempersiapkan bedengan dengan luas 90 x 150 cm, jumlah petakan 10
petakan, masing-masing kelompok 1 petakan
3. Jarak tanam 15 x 30 cm
4. Jumlah tanaman dalam satu petakan 30 rumpun, sampel 5 rumpun (15%
dari total tanaman dalam petakan)
5. Jumlah benih yang dibutuhkan 10 kelompok x 30 lubang tanam per
petakan x 2 biji per lubang = 600 biji
6. Cari : Kebutuhan kapur
Kebutuhan Pupuk
Perlakuan:
Perlakuan yang diberikan adalah pemangkasan/pembuangan bunga kacang tanah.
Oleh karena itu diharapkan praktikan terlebih dulu memahami struktur bunga
kacang tanah dan proses penyerbukan dan pembuahannya. Pemangkasan
dilakukan pada sore hari dengan menggunting bunga pada bagian pangkal agar
ovarinya ikut terpotong. Adapun perlakuan yang akan dicobakan adalah:
1. Tanpa pemangkasan bunga (A)
2. Pemangkasan bunga 1 MSB (Minggu Setelah Berbunga) (B)
3. Pemangkasan bunga 2 MSB (C)
4. Pemangakasn bunga 3 MSB ( D)
5. Pemangkasan bunga 4 MSB (E)
Rancangan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan lingkungan yaitu
Rancangan Acak Kelompok, dengan 2 kelompok. Karena ada 5 perlakuan dengan
dua kelompok, maka total petakan yang dibutuhkan 10, masing-masing 5 petak tiap
kelompok. Penempatan petakan dalam kelompok pada Lampiran 1.
Pengamatan:
Setelah polong dipanen, bersihkan dan lakukan pengamatan untuk hasil,
setelah itu segera dikeringkan mendekati kadar air 12-14% dan dilakukan pengujian
mutu benih di laboratorium.
a. Hasil
o Jumlah polong berisi/bernas
o Jumlah polong cipo/kosong
o Jumlah biji per polong
o Hasil per petak
o Berat 100 biji
b. Mutu benih (Uji viabilitas dan vigor) sesuai standar pengujian mutu fisiologis
benih (SGT, FCT dan IVT). Banyaknya ulangan dan sampel disesuaikan
dengan jumlah benih yang diperoleh.
Analisis Data:
Data yang terkumpul dari seluruh kelompok digabungkan dan diuji dengan Uji
F pada taraf nyata 5%. Jika hasil Uji F menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan
dengan Uji BNJ pada taraf nyata 5%.
Masing-masing kelompok membuat laporan dengan data yang sama (utuh
seluruh percobaan). Silahkan berkreasi dalam menyusun laporan, terutama dalam
pembahasannya.
A1 90 cm B1 D1 E1 C1
150 cm
50 cm
D2 A2 C2 B2 E2
90 cm
Praktikum 2. Hubungan antara posisi biji di dalam buah dengan mutu benih
Cabai, jagung dan kakao
Pengantar
Ukuran dan berat jenis benih sangat berkaitan dengan posisi benih di dalam
buah dan posisi buah pada tanaman. Butiran benih padi yang terletak di ujung malai
memiliki ukuran dan berat jenis yang lebih besar dibandingkan butiran benih pada
pangkal malai. Hal ini disebabkan benih-benih di ujung malai lebih dahulu terbentuk
dan berkembang. Sebaliknya benih-benih yang berada di pangkal dan tengan tongkol
jagung memiliki ukuran dan berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih
di ujung tongkol. Hal ini pun disebabkan benih pada pangkal dan tengah tongkol lebih
dahulu terbentuk dan berkembang. Fenomena yang sama pun terjadi pada benih
kedelai, benih yang berasal dari polong di pangkal batang memiliki ukuran dan berat
jenis yang relatif lebih besar dibanding benih-benih yang berasal dari polong di ujung
batang. Benih-benih dengan ukuran dan berat jenis lebih besar, pada varietas yang
sama dan tingkat kadar air yang sama, diduga memiliki mutu fisiologis yang lebih
tinggi karena benih tersebut memiliki jumlah cadangan makanan yang lebih banyak.
Biji yang baik adalah yang berasal dari bagian tengah buah, yaitu 2/3 bagian
dari untaian biji (Setiawan, 1993). Biji yang terletak di bagian tengah menunjukkan
persentase kerusakan dan biji yang tidak tumbuh terkecil serta daya dan panjang
kecambah terbesar (Latif, 1982). Biji yang terletak di bagian tengah memiliki ukuran
yang lebih besar jika dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun pangkal. Dengan
demikian, secara kuantitatif, biji yang berukuran besar jumlah cadangan makanan
akan semkin banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya (Hendrata dan
Sutardi, 2009). Benih yang besar dan berat memiliki cadangan makanan yang banyak
atau juga bisa karena memiliki embrio yang besar. Makin besar dan berat ukuran
benih, maka kandungan protein dalam benih juga akan semakin banyak. Berat benih
sangat menentukan kecepatan pertumbuhan dan produksi karena pada benih yang
berat akan dihasilkan kecambah yang besar pada saat permulaan dan berat tanaman
yang tinggi pada saat tanaman dipanen (Sutopo, 2002)
Tujuan:
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi biji dalam buah cabai dan
tongkol jagung terhadap viabilitas dan vigor
Cara Kerja :
Buah cabai dipotong atas 3 bagian, ujung, tengah dan pangkal, kemudian bijinya
dikeluarkan secara terpisah dan dikering anginkan. Jagung dipipil dan dipisahkan
antara biji yang berada di ujung, tengah dan pangkal tongkol begitu juga dengan
kakao.
Setelah kering dilakukan pengujian viabilitas dan vigornya, sesuai dengan standar
pengujian vigor dan viabilitas benih.