Вы находитесь на странице: 1из 42

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aplikasi Mobile Learning

1. Mobile learning

Mobile learning merupakan pembelajaran bergerak yang memanfaatkan

teknologi mobile sehingga para pembelajar dapat belajar dimana pun tanpa adanya

batasan waktu dan tempat (Traxler, 2005).

Menurut Darmawan (2016) mengemukakan bahwa dalam bidang pendidikan,

pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dirasakan salah satunya

dari sisi media pembelajaran. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi menjadikan media pembelajaran tidak terpaku pada media pembelajaran

konvensional semata namun juga dapat memanfaatkan penggunaan perangkat mobile

seperti handphone, tablet dan labtop. Pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi pada media pembelajaran kemudian dikenal sebagai mobile learning.

Pengertian dari Mobile learning mengalami penyesuaian seiiring dengan

munculnya teknologi-teknologi baru. Dalam penelitiannya, Susan (2007)

mengungkapkan bahwa pengertian mobile learning adalah istilah untuk materi

pembelajaran maupun aktifitas belajar yang disampaikan dengan menggunakan

media perangkat bergerak yang mengakomodasi keterbatasan penyampaian

multimedia, terutama dalam bentuk suara, gambar, animasi dan teks.

Karakterisitik dan perangkat yang di perlukan oleh mobile learning antara lain

adalah (Soekartawati, 2003) :


9

a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan murid didik, antar

peserta didik sendiri,atau antar pendidik pendidik,dapat mudah berkomunikasi

dengan relative mudah dengan tanpa di batasi oleh hal hal protokoler;
b. Memanfaatkan keunggulan teknologi
c. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri ( self learning materials)

disimpan di ponsel sehingga dapat di akses oleh pendidik dan murid didik kapan

saja dan dimana saja bila bersangkutan memerlukanya.


d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran,kurikulum,hasil kemajuan belajar dan hal

hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat

pada ponsel.

Mobile learning dapat di kelompokan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan

indikator indikator sebagai berikut:

a. Jenis mobile device yang di dukung : nortebook, Tablet PC,PDA,smartphone,

atau ponsel
b. Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran

dan informasi administratif : GPRS,GSM,IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA.


c. Dukungan edukasi secara sinkron,apakah pengguna dapat berkomunikasi secara

sinkron dengan pengajar


d. Dukungan terhadap standar e-learning
e. Ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem mobile

learning dengan pengguna


f. Lokasi pengguna
g. Akses ke materi pembelajaran dan / atau layanan administrative

(Georgiev, 2005)

Berdasarkan riset yang relevan, perspektif terhadap m-learning terbagi

menjadi empat kategori (Sutrisno dan Istiyanto, 2009):


10

a. Terpusat pada Teknologi

Sebagian besar literature tentang m-learning terpusat pada teknologi, dimana

m-learning didefinisikan sebagai pembelajaran lewat peralatan mobile, seperti

telepon selular, Personal Digital Assistants (PDA), dan peralatan portable lainnya.

Dalam perspektif ini, peneliti menekankan bagaimana teknologi mobile dapat

meningkatkan pengalaman pembelajaran, dan menciptakan bentuk pembelajaran

baru dan materi-materi pembelajaran dalam konteks mobile.

b. Relasi dengan E-Learning

Perspektif ini mengkarakteristikkan m-learning sebagai suatu perluasan dari

e-learning, atau menganggap m-learning sebagai e- learnin melalui peralatan mobile.

Di sini, peneliti mengkombinasikan mobile computing dan e-learning dengan

menginvestigasi bagaimana teknologi mobile dapat meningkatkan e-learning atau

memodifikasinya.

c. Perluasan Pendidikan Formal

Pendidikan formal sering dikarakteristikkan sebagai pengajaran dengan tatap

muka. m-learning didefinisikan sebagai perluasan dari pendidikan formal, menurut

perspektif ini. Hal ini menyebabkan tempat dari m-learning berhubungan dengan

seluruh bentuk pembelajaran tradisional, tidak hanya di dalam ruang kelas saja.

d. Terpusat pada Pembelajaran


11

Konsep dari perspektif ini dapat dilihat dari kerja para peneliti,

seperti Sharples, Taylor, O’Malley dan teman-temannya. Pada awal penelitiannya,

konsep dari m-learning sangat berhubungan erat dengan peralatan, seperti perspektif

terpusat pada teknologi. Namun kemudian, dibanding dengan peralatan, fokus

menjadi berpindah pada mobilitas dari pembelajarnya. Hal ini disebabkan

pembelajaran secara mobile dari perspektif pembelajar dan segala jenis pembelajaran

yang terjadi disebabkan pembelajar mendapat keuntungan dari kesempatan-

kesempatan pembelajaran yang ditawarkan oleh teknologi mobile.

Terdapat tiga kelompok utama pelaku atau partisipasi dalam proses

pengembangan m-learning, yaitu: (Sutrisno dan Istiyanto, 2009)

a. Pengembang (Developer),yang memiliki tugas utama mendesain dan

mengembangkan sistem m-learning.


b. Pendidik (Educator), yang mengembangkan konten pembelajaran dengan

menggunakan sistem m-learning. Yang juga secara aktif berpartisipasi di dalam

proses edukasinya.
c. Siswa (student), yang menggunakan konten pembelajaran dengan dukungan dari

peralatan mobile dan sistem m-learning.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan mobile learning, diantaranya

sebagai berikut: (Efendi dan Zhuang, 2005)

a. Biaya
12

Penghematan biaya bisa dilakukan karena dapat menekan biaya untuk urusan

teknis yang biasa digunakan seperti pembelajaran konvensional, seperti penyediaan

peratalan tulis, papan, konsumsi untuk pengajar, proyektor, dan lainnya.

b. Fleksibilitas waktu dan tempat

Mobile learning dapat membuat penggunanya menyesuaikan waktu dan

tempat belajar. Mereka bisa menyisipkan pembelajaran disaat waktu luang dan

tempat yang berbeda.

c. Standarisasi pengajaran

Adanya perbedaan kemampuan dalam memberikan pengajaran oleh guru atau

pengajar menyebabkan peserta memiliki perbedaan dalam menyerap pembelajaran,

terkadang standar pengajaran juga tergantung suasana hati pengajar. Mobile learning

dapat menghapus perbedaan tersebut, pelajaran di mobile learning memiliki kualitas

yang sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar.

d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran

Setiap pelajar memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyerap pelajaran,

ada yang cepat dan ada yang lambat. Hal ini bisa diatasi oleh mobile learning, karena

kecepatan belajar tergantung dari masing-masing pelajar.

Berikut ini merupakan beberapa keterbatasan dalam mobile learning

(Efendi dan Zhuang, 2005):

a. Budaya

Sebagian orang merasa tidak nyaman mengikuti sistem mobile learning.

Penggunaan mobile learning menuntut budaya self-learning, dimana seeorang


13

memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar budaya

pendidikan Indonesia, motivasi belajar banyak tergantung dari pengajar. Disini kita

juga harus melihat kebiasaan penggunaan teknologi dari pelajar. Apabila mereka

tidak terbiasa menggunakan perangkat mobile, maka penerapan mobile learning akan

memakan waktu yang lama.

b. Investasi

Meskipun mobile learning menghemat banyak biaya, tapi suatu institusi

harus mengeluarkan investasi awal yang cukup besar untuk memulai penerapan

mobile learning. Investasi dapat berupa biaya perancangan dan pembuatan program

learning management system, paket pembelajaran, promosi dan lainnya.

c. Teknologi

Karena teknologi yang digunakan beragam ada kemungkinan teknologi

tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konfilk teknologi sehingga

mobile learning tidak berjalan dengan baik.

d. Infrastruktur

Mobile learning tidak lepas dari segi konektifitas, salah satunya akses internet

yang berguna untuk mengakses konten yang ada di server. Belum meratanya layanan

koneksi internet menjadi sebuah keterbatasan dalam penerapan mobile learning.


14

e. Materi

Tidak semua materi bisa dimasukan dalam mobile learning, beberapa materi

memerlukan adanya kegiatan fisik, seperti olahraga, instrumen music dan lainnya.

2. Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan (Santyasa, 2007). Berdasarkan definisi

tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi

karena memiliki lima komponen komunikasi yaitu, guru (komunikator), bahan

pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Santyasa, 2007).

Menurut Sadiman (2006) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, gagasan, perhatian

serta minat siswa yang beragam sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung

dengan baik.

Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan video yang

disampaikan kepada pengguna melalui computer atau peralatan manipulasi elektronik

dan digital yang lain. Penggunaan semua fitur multimedia seperti penggabungan

gambar dan animasi, mempercantik suara, membuat video klip, dan informasi
15

tekstual mentah akan dapat menanamkan pemikiran yang kuat dan subjek pengguna

multimedia akan mudah terpikat (Vaughan, 2004)

Multimedia mengacu pada teknologi yang memadukan kemampuan berbagai

media seperti computer, film, video, suara, music dan teks (Schunk, 2012).

Pembelajaran multimedia terjadi ketika siswa berinteraksi dengan informasi yang

ditampilkan lebih dari satu bentuk (misalnya, kata-kata dan gambar). Kemampuan

computer untuk berhubungan dengan media lain telah berkembang dengan cepat.

Video streaming, CD dan DVD sedah banyak digunakan dengan computer untuk

tujuan pengajaran (Schunk, 2012).

Menurut Nurhayati (2011) menyebutkan beberapa fungsi dari media

pembelajaran, yaitu:

a. Memperjelas dan memperkaya/ melengkapi informasi yang diberikan secara

verbal.

b. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian infirmasi.

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.

d. Menambah variasi penyajian materi.

e. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah dan mencegah

kebosanan siswa untuk belajar.

f. Memudahkan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah

dilupakan oleh siswa.

g. Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak.

h. Meningkatkan keingintahuan (curiosity) sisa.


16

i. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.

Menurut Ibrahim (2001 dalam Santyasa, 2007) terdapat tiga fungsi media

pembelajaran, yaitu :

a. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan

menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek

atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat

disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti

kejadian aslinya.

b. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali

obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai

keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula

diulang-ulang penyajiannya.

c. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang

besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV

atau Radio.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di

kelas, bukan hanya faktor manajemen kelas, pendekatan pembelajaran, dan metode

pembelajaran yang harus dipilih dengan tepat dan dikelola secara professional oleh

para guru di kelas, tetapi pemilihan dan penggunaan media secara tepat sesuai dengan

karakteristik materi pelajaran dan kebutuhan peserta didik juga memainkan peranan

yang strategis dalam proses pembelajaran (Nurhayati, 2011).


17

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari

itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau

tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat

dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Kriteria pembelajaran menurut

Sadiman (2007) mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari

konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara

keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor

lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar,

alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.

Sehingga tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua

permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas.

3. Aplikasi Belajar Biologi

Aplikasi merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk tujuan tertentu,

seperti mengolah dokumen, mengatur windows dan permainan (game) dan

sebagainya. Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis

linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi (Safaat, 2012).

Eduplasa Indonesia adalah saluran penyedia aplikasi gratis berisi ribuan buku

sekolah elektronik untuk seluruh pelajar dan guru di indonesia. dilengkapi dengan

Buku-buku Kurikulum 2013. Turut serta dalam memajukan pendidikan bangsa,

Eduplasa menyediakan aplikasi yang berisi ribuan buku yang memuat semua mata
18

pelajaran dari penerbit-penerbit pendidikan di Indonesia. Mulai dari tingkat SD, SMP,

SMA dan SMK (EduPlasa, 2017).

Semua buku tersebut bebas untuk di download secara gratis bagi masyarakat

yang membutuhkan buku dengan standart nasional pendidikan. Dengan demikian,

pemanfaatannya bisa digunakan oleh para siswa, pihak pengajar bahkan orang tua

siswa, untuk memberikan ilmu dengan lebih baik dan tanpa biaya tambahan

(EduPlasa, 2017).

Aplikasi pembelajaran interaktif Biologi SMA - Sistem Kehidupan Vertebrata

(1) Pada aplikasi ini berisi materi yang membahas tentang sistem gerak, sistem

peredaran darah, dan sistem pernapasan pada vertebrata. Dengan penyampaian materi

yang interaktif dan tampilan visual yang menarik, Aplikasi ini berguna untuk

membantu pemahaman siswa atau siapapun yang berminat mengetahui sistem

kehidupan vertebrata. Dengan Fitur Konten Interaktif, Soal Latihan/Evaluasi serta

Video 3D & Praktikum (EduPlasa, 2017).

4. Smartphone Android

Android adalah sebuah kumpulan perangkat lunak untuk perangkat mobile

smartphone yang mencakup sistem operasi middleware dan aplikasi utama mobile.

Menurut Meier (2009), Android adalah sebuah software stack bersifat open source

yang mencakup sistem operasi, middleware, dan key applications beserta sekumpulan

Application Programming Interface (API) untuk merancang sebuah aplikasi mobile


19

dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Android memiliki tiga karakteristik

yang diuraikan sebagai berikut:

a. Open Source (Terbuka)

Android dibangun untuk benar-benar terbuka sehingga sebuah aplikasi dapat

memanggil salah satu fungsi inti ponsel seperti membuat panggilan, mengirim pesan

teks, menggunakan kamera, dan lain-lain. Android merupakan open source dapat

secara bebas diperluas untuk memasukkan teknologi baru yang lebih maju pada saat

teknologi tersebut muncul. Platform ini akan terus berkembang untuk membangun

aplikasi mobile yang inovatif.

b. Semua Aplikasi bersifat sama

Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama dari telepon

dan aplikasi pihak ketiga (third-party application). Semua aplikasi dapat dibangun

untuk memiliki akses yang sama terhadap kemampuan sebuah telepon dalam

menyediakan layanan dan aplikasi yang luas terhadap para pengguna.

c. Pengembangan Aplikasi yang cepat

Android menyediakan akses yang sangat luas kepada pengguna untuk

menggunakan library yang diperlukan dan tools yang dapat digunakan untuk

membangun aplikasi yang semakin baik. Android memiliki sekumpulan tools yang

dapat digunakan sehingga membantu para pengembang dalam meningkatkan

produktivitas pada saat membangun aplikasi yang dibuat.

(Sumber : http://www.android.com/about/)

B. Motivasi Belajar Siswa


20

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berusaha melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan

tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan

faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif

dan kegiatan belajar yang menarik. Jadi kedua faktor tersebut disebabkan oleh

rangsangan tertentu, sehingga siswa berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar

yang lebih giat dan semangat (Uno, 2008).

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan

semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Imron, 1996).

Motivasi belajar juga merupakan kekuatan-kekuatan atau tenaga yang

memberikan dorongan kepada kegiatan siswa. Minat adalah ketertarikan pada

sesuatu yang mampu melahirkan dan mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu guna mendapatkannya. Minat dan motivasi merupakan dua hal yang sangat
21

penting dalam perolehan prestasi belajar, karena dua hal ini merupakan sumber

kekuatan yang akan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

guna meningkatkan prestasi belajarnya (Imron, 1996).

Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam

diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai

suatu tujuan (kebutuhan), dan motivasi belajar adalah semua gejala yang terkandung

dalam stimulasi tindakan untuk membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol

dorongan dasar pada siswa dalam mencapai tujuan belajar (Daud, 2012).

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat

tercapai. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki siswa.

Uno (2008), mengumukakan bahwa ciri-ciri motivasi antara lain: (1) Adanya

hasrat dan keiginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)

Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5)

Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan; (6) Adanya lingkungan belajar yang

kondusif.

2. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar


22

Secara konseptual, motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan

belajar. Peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi umumnya akan memperoleh

prestasi yang baik dalam belajarnya. Begitu pula sebaliknya, siswa yang mempunyai

motivasi sedang-sedang saja maka prestasinya juga akan memperoleh prestasi yang

standar. Oleh karena itu motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan

belajar. Bahkan orang yang sukses di segala bidang, lebih banyak disebabkan oleh

tingginya motivasi yang mereka miliki (Imron, 1996).

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan

menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Hal ini dapat dipahami,

karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan

terus belajar tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang

dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya (Oemar Hamalik, 2014):

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan

timbul satu perbuatan misalnya belajar.


b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan pembuatan untuk

mencapai tujuan yang diiginkan.


c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya

suatu pekerjaan.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh
23

hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar

siswa karena dengan guru kratif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran

(Suprihatin, 2015).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka harus dilakukan suatu upaya agar siswa

memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga siswa yang bersangkutan dapat

mencapai hasil belajar yang optimal.

Macam- macam motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu.


b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

ada rangsangan dari luar.

Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang

dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat

juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari.

Motivasi yang ber-asal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri

(lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman (Daud, 2012)

Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam

mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Guru sebagai orang yang

membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan masalah ini. Upaya yang dapat

dilakukan oleh guru yaitu 1)Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2)

Membangkitkan motivasi siswa. 3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam


24

belajar. 4) Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik. 5) Berilah pujian

yang wajar setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan penilaian. 7)Berilah komentar

terhadap hasil pekerjaan siswa. 8) Ciptakan persaingan dan kerjasama (Suprihatin,

2015).

3. Aspek-aspek motivasi belajar

Abraham H. Maslow mengemukakan pendapat bahwa manusia mempunyai

lima tingkat atau hierarki kebutuhan yang meliputi (Dimyati & Mudjiono, 2001):

a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), contohnya rasa lapar, haus dan

istirahat.
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), meliputi keamanan fisik, mental,

psikologikal dan intelektual.


c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs), menginginkan kasih sayang keluarga.
d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), menggambarkan akan status sosial
e. Aktualisasi diri (self actualization), memiliki kesempatan bagi seseorang untuk

dapat mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya untuk mengubah

menjadi kemampuan nyata.

Selain teori Maslow, juga dikenal teori kebutuhan McClelland dikemukakan

oleh David McClelland. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Dimyati &

Mudjiono, 2001) :

a. Kebutuhan akan prestasi, dorongan untuk berprestasi dan mengungguli.


b. Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
c. Kebutuhan akan afiliasi, hastrat untuk hubungan pribadi yang ramah dan akrab.
25

Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian oleh tiga hal yang

merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah (Dimyati &

Mudjiono, 2001):

a. Keadaan yang mendorong tingkah laku (motivation states).


b. Tingkah lakau yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior).
c. Tujuan dari tingkah laku tersebut.

Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting,

karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi yang dapat memberikan

semangat kepada siswa dalam kegiatn-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk dan

perbuatan yang dilakukannya.

C. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah perolehan siswa setelah mengikuti proses belajar dan

perolehan tersebut meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hasil belajar memiliki ciri (1) tingkah laku baru berupa kemampuan

yang aktual (2) kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu yang lama, dan (3)

kemampuan baru tersebut diperoleh malalui suatu peristiwa belajar. Perbuatan dan

hasil belajar itu dapat dimanifestasikan dalam wujud (1) pertama materi pengetahuan

yang berupa fakta; informasi, prinsip atau hukum atau kaidah prosedur atau pola kerja

atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya, (2) penguasaan pola-pola perilaku

kognitif (pengamatan) proses berfikir; menggingat atau mengalal kembali, perilaku

afektif (sikap-sikap apresiasi, penghayatan, dan sebagainya); perilaku psikomotorik


26

(keterampilan-keterampilan psikomotorik termasuk yang bersifat ekspresi), dan (3)

perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang tangible maupun intangibel

(Sardiman, 2011).

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat

aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan

sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretatif (Nana Sudjana, 2012).

Hasil belajar kognitif merupakan penilaian suatu hasil pelaksanaan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan hasil belajar tersebut guru

dapat mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswanya. Banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa salah satu faktor eksternal yang berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa adalah motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa

(Harahap, 2014).

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat

dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar

mengajar, dan hasil belajar. Tujuan instruktusional pada hakikatnya adalah perubahan
27

tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian

hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui

proses belajarnya (Nana Sudjana, 2012).

Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa

melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya

adalah untuk mengetahui tingkatan keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut

kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila

tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat

difungsikan dan ditujukan untk berbagai keperluan (Dimyati & Mudjiono, 2001)

D. Analisis Materi Sistem Gerak

Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun

dari luar. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan

tulang. Jadi, gerak merupakan kerja sama antara tulang dan otot. Tulang disebut

alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot , sedangkan otot disebut alat

gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang.

Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas,

seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Bagaimana manusia dapat melakukan

gerakan? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya

sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak,

seperti rangka (tulang), persendian, dan otot (Pratiwi, 2006).


28

Untuk lebih jelasnya dalam membahas sistem gerak ini, akan diuraikan satu

persatu, sebagai berikut yaitu rangka (tulang).

1. Rangka (Tulang)

Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif

karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot, sedangkan unsur

pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang

direkatkan oleh kalogen.

a. Jenis Tulang

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifatnya tulang pada manusia dapat

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Tulang Rawan

Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan

banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur, terdiri atas sel-

sel rawan yang dapat menghasilkan matriks yang berupa kondrin

Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa

banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,

antara ruasruas tulang belakang.

Mengapa bila anak-anak mengalami patah tulang, cepat menyambung

kembali? Hal ini dikarenakan pada anak-anak masih banyak memiliki tulang rawan,

sehingga bila patah mudah menyambung kembali. Proses perubahan tulang rawan

menjadi tulang keras, disebut osifikasi (Diah, 2006).


29

Gambar 2.1. Tulang Rawan

2) Tulang keras

Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel

tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat

kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang diperoleh atau

dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya

terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras

berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras : tulang paha, tulang

lengan, tulang betis, tulang selangka.

Gambar 2.2. Tulang Paha (Keras)


30

Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke luar atau proses pembentukannya

konsentris. Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf

membentuk suatu sistem yang disebut Sistem Havers.

Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi

matriks tulang, yang pada akhirnya di dalam senyawa protein ini akan terbentuk zat

kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses penulangannya

disebut Osifikasi.

Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi dua macam yaiu

tulang kompak dan tulang spons. Tulang kompak merupakan tulang yang matriksnya

padat dan rapat, misalnya pada tulang pipa. Tulang spons merupakan tulang yang

matriksnya berongga, misalnya terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek

(Pratiwi, 2006).

b. Bentuk tulang

Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: tulang

pipa, tulang pipih, tulang pendek, lebih jelasnya akan kami paparkan di bawah ini.

1) Tulang pipa (Tulang panjang)

Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan yang bagian tengahnya berongga, di

ujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulag

lain, contohnya : tulang paha , tulang lengan, tulang jari tangan. Tulang pipa

berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Tulang pipa terbagi menjadi
31

tiga bagian, yaitu bagian tengah disebut diafisis, kedua ujungnya disebut epifisis, dan

antara epifisis dan diafisis disebut cakrafisis.

2) Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk pipih (gepeng), tulang pipih tersusun atas dua

lempengan tulang kompak dan tulang spons, yang di dalamnya terdapat sum-sum

tulang, kebanyakan tulang pipih menyusun didnding rongga, sehingga berfungsi

sebagai pelindung atau untuk memperkuat. Contohnya: tulang belikat, tulang dada,

tulang rusuk, dan tulang tengkorak. Selain sebagai pelindung, tulang pipih berfungsi

sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih

(3) Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk pendek dan bulat, contohnya: terdapat pada ruas-

ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki. Berfungsi

sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih, selain ketiga tulang

tersebut ada juga tulang yang tidak beraturan, atau tulang yang tidak berbentuk,

tulang ini memiliki bentuk yang tidak tertentu, contohnya adalah, tulang tengkorak,

tulang rahang, tulang belakang.

c. Fungsi tulang

Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka,juga mempunyai fungsi

yang lain, yaitu :

1) Memberi bentuk tubuh.


32

2) Melindungi alat tubuh yang vital


3) Menahan dan menegakkan tubuh.
4) Sebagai tempat perlekatan otot
5) Sebagai tempat menyimpan mineral, terutama kalsium dan fosfor
6) Sebagai tempat pembentukan sel darah.
7) Sebagai tempat menyimpan energi, yaitu berupa lemak yang tersimpan dalam

sumsum kuning tulang.


2. Hubungan antar tulang (perendian)

Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 206 tulang yang saling

berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Terbentuknya

sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi, mula-mula kartilago akan membesar lalu

kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat, kemudian kedua ujung kartilago

membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membrane

sanovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan

sinovia. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam

proses terjadinya gerak.

Di dalam sistem rangka tubuh manusia terdapat tiga jenis hubungan antar

tulang, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis

a. Sinartrosis

Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi.

Hubungan antar tulang ini dihubungkan erat oleh jaringan ikat yang kemudian

menulang sehingga sama sekali tidak bisa digarakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis

yaitu suture dan sinkondrosis Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan

dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah
33

hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan

antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.

b. Amfiartrosis

Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga

memungkinkan adanya sedikit gerakan. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu

simfisis dan sindesmosis. Pada Simfisis sendi dihubungkan oleh kartilago serabut

yang pipih, contohnya pada sendi antar tulang belakang dan pada tulang kemaluan.

Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.

Contohnya, sendi antar tulang betis dan tulang kering.

c. Diartrosis

Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak

dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Diartrosis juga disebut

juga hubungan sinovial yang dicirikan oleh keleluasaannya dalam bergerak dan

fleksibel.

Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga ( 3

macam) yaitu:

1) Sendi Mati

Sendi mati yaitu persendian yang tidak memiliki celah sendi, sehingga tidak

memungkinkan terjadinya pergerakan, misalnya persendian antar tulang tengkorak.


34

Gambar 2.3. Sendi Mati

2) Sendi Kaku

Sendi kaku yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan,

sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya

persendian antara ruas-ruas tulang.

Gambar 2.4. Sendi Kaku

3) Sendi Gerak
35

Gambar 2.5. Sendi Gerak

Sendi gerak yaitu persendian yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang

lain dan tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas.

Sedangkan sendi gerak dapat dibedakan menjadi 5 macam, diantaranya:

a) Sendi Engsel. Sendi engsel merupakan persendian yang kedua ujung

tulangnyaberbentuk engsel dan berporos satu. Sendi ini juga dapat digerakan

kesatu arah seperti engsel pintu, contohnya: persendian pada antara tulang paha

dengan tulang betis dan persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta,

mata kaki, dan ruas antar jari.

Gambar 2.6. Sendi Engsel

b) Sendi Putar. Sendi putar merupakan persendian yang ujung tulangnya dapat

mengintari ujung tulang yang satu dengan ujung tulang yang lain. Sendi ini dapat

digerakkan secara berputar dengan satu poros. Contohnya: persendian antara


36

tulang leher dengan tulang atlas dan persendian antara tulang hasta dengan tulang

pengumpil.

Gambar 2.7. Sendi Putar

c) Sendi Peluru. Sendi peluru merupakan persendian yang kedua ujung tulangnya

berbentuk lekuk dan bongkol, sendi ini dapat digerakan kesegala arah dan

berporos tiga. Contohnya: persendian antara gelang bahu dengan tulang lengan

atas dan persendian antara gelang panggul dengan tulang paha.

Gambar 2.8. Sendi Peluru

d) Sendi Pelana. Sendi pelana merupakan persendian yang berbentuk pelana dan

berporos dua, senadi ini dapat bergerak beba seperti gerakan orang naik kuda.
37

Contohnya: persendian pada ruas jari tangan dan persendian antara tulang

pergelangan tangan dengan Tulang telapak tangan.

Gambar 2.9. Sendi Pelana

e) Sendi Luncur. Sendi luncur adalah sendi yang memungkinkan gerakan badan

melengkung ke depan atau membungkuk ke belakang serta gerakan menggeliat,

contohnya adalah sendi yang terdapat di ruas-ruas tulang belakang (Amin, 2006).

Gambar 2.10. Sendi Lucur

3. Sistem rangka

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik

pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,

internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik

dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya

struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan

(seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot,

dan organ lainnya. Ratarata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah

ini dapat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lain. Tulangtulang dalam

tubuh membentuk sistem rangka, kemudian sistem rangka ini bersama-sama


38

menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka pada manusia dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.11. Sistem Rangka

Secara garis besar, rangka manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial

(sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

a. Rangka Aksial

Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebrae), hioit,

tulang dada, dan tulang rusuk. Berikut ini akan kami pelajari tentang tulang-tulang

dalam sistem rangka aksial.

1) Tengkorak
39

Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada

tempurunga kepala bersifat suture yaitu tidak dapat digerakkan.

Gambar 2.12. Tulang Tengkorak

2) Tulang Hioit

Tulang hioit merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara

laring dan mandibula. Hioit berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut

dan lidah.

3) Tulang Belakang

Pada tulang belakang terjadi pelengkungan-pelengkungan yang berfungsi

untuk menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakuka

berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk dan berlari.

Gambar 2.13. Tulang Belakang


40

4) Tulang Dada dan Rusuk

Tulang dada dan rusuk bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi

organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk

juga berhubungan dengan tulang belakang.

Gambar 2.14. Tulang Dada dan Rusuk

b. Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang

lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat

gerak, tangan dan kaki. Tulang apendikuler terdiri atas beberapa tulang sebagai

berikut :

1) Tulang selangka

Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian depan bahu.


41

Gambar 2.15. Tulang Selangka

2) Tulang belikat

Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian sendi bahu.

Gambar 2.16. Tulang Belikat

3) Tulang Pangkal lengan, Pengumpil, Hasta Tulang pangkal lengan, tulang

pengumpil dan tulang hasta menyusun lengan atas dan lengan bawah.

Gambar 2.17. Tulang Pangkal Lengan

4) Tangan dan Kaki

Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan

dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua

ruas. Tulang kaki disusun oleh tulang paha, tempurung lutut, tulang kering, tulang

betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, dan jari-jari kaki.
42

Gambar 2.18.Tulang Tangan dan Kaki

4. Kelainan pada tulang

Kelainan dan gangguan pada tulang dapat menggangu proses gerakan yang

normal. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena kekurangan vitamin

D, penyakit, kecelakaan, atau karena kebiasaan sikap tubuh yang salah dalam waktu

yang lama

a. Kekurangan Vitamin D

Vitamin D adalah vitamin yang dibutuhkan untuk kalsifikasi (penulangan)

pada tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dari pro vitamin D

dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan vitamin D dapat terjadi apabila tubuh tidak

menerima sinar matahari yang cukup. Kekurangan vitamin D pada anak-anak

menyebabkan rakitis, biasanya terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu dan

kaki berbentuk O atau Y. Pada orang dewasa, kekurangan vitamin D dan zat kapur

menyebabkan penyakit yang disebut Osteomalasia.


43

Gambar 2.19. Tulang Kaki O

b. Kecelakaan

Gangguan pada tulang yang disebabkan karena kecelakaan adalah sebagai

berikut :

1) Memar

Gangguan ini disebabkan sobeknya selaput sendi bila sobeknya selaput sendi

diikuti lepasnya ujung tulang dari sendi disebut urai sendi

2) Fraktura

Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a) Patah tulang terbuka, yaitu patah tulang yang merobek kulit dan tulang

mencuat keluar
b) Patah tulang tertutup, yaitu patah tulang yang tidak merobek kulit
c) Fisura atau tulang retak
44

(1) (2) (3)

Gambar 2.20. macam-masam fraktura

c. Kebiasaan sikap tubuh yang salah

Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama

dapat menyebabkan kelainan tulang lordosis,kifosis, skoliosis.

1) Lordosis
Lordosis adalah kelainan pada tulang leher dan panggul yang terlalu

membengkok ke depan.

Gambar 2.21. Lordosis

2) Kifosis

Kifosi adalah kelainan tulang punggung yang terlalu membengkok ke

belakang. Kelainan ini dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu

membungkuk yang dilakukan selama bertahun-tahun


45

Gambar 2.22. Kifosis

Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan pada ruas-ruas tulang belakang yang membengkok

ke samping. Skoliosi dapat terjadi bila seseorang sering membebani salah satu sisi

tulang belakang, dan kebiasaan ini dilakukan selama bertahuntahun.

Gambar 2.23. Skoliosis

4) Nekrosa

Nekrosa terjadi bila selaput tulang ( periosteum) rusak, sehingga bagian tulang

tidak memperoleh makanan, kemudian mati dan mongering (Abbas, 2002).

5. Kelainan pada persendian

Macam gangguan pada persendian antara lain Dislokasi,Ankilosis, Artritis,

dan terkilir

a. Dislokasi
46

Dislokasi disebabkan bergesernya sendi dari kedudukan semula karena

jaringan gantungnya (ligamentum) sobek

b. Ankilosis

Ankilosis adalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena

seolah-olah menyatu.

c. Terkilir

Terkilir adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai, tetapi

sendi tidak bergeser. Terkilir dapat terjadi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang

jarang dan sulit dilakukan.

d. Artritis

Artritis adalah peradangan yang_terjadi pada sendi. Artrisis dapat dibedakan

menjadi empat sebagai berikut:

1) Atritis gout

Gout terjadi karena adanya timbunan asam urat pada jari-jari tangan terutama

pada sendi-sendi. Sebagai akibatnya ruas jari-jari membesar dan terasa sakit bila

digerakkan.

2) Osteoartritis

Osteoartritis adalah menipisnya tulang rawan sehingga mengalami

degenerasi. Akibatnya, terjadi gangguan pada saat sendi digerakkan.


47

Gambar 2.24. Osteoartritis

3) Artritis eksudatif

Artritis eksudatif adalah terisinya rongga sendi oleh cairan yang disebut getah

radang. Penyakit ini terjadi karena serangan kuman.

4) Artritis sika

Artritis sika adalah berkurangnya minyak sendi yang menyebabkan rasa nyeri

saat tulang digerakkan.

(Pratiwi, 2006).

E. Kerangka Berpikir

Biologi adalah subjek abstrak dan formal yang pada garis besar pembelajaran

dengan materi yang cukup padat dan kompleks membuat siswa mengalami kesulitan
48

dalam mempelajarinya. Sumber belajar berupa buku pelajaran yang cukup tebal

dengan banyak tulisan mengurangi minat siswa dalam membaca dan hanya

mengandalkan penjelasan guru sehingga kehadiran buku pelajaran kurang

dimaksimalkan penggunaannya oleh banyak siswa

Media pembelajaran yang kurang bervariatif dan kreatif menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan peserta didik kurang tertarik dan mempunyai motivasi

rendah untuk belajar biologi, sehingga hasil belajar khususnya kognitif kurang

maksimal. Kurangnya motivasi dan hasil belajar bisa ditingkatkan salah satunya

dengan menggunakan media seperti smartphone yang dekat dan sering digunakan

peserta didik dalam kesehariannya. Potensi siswa pada umumnya telah menggunakan

smartphone namun sangat sedikit yang menggunakannya untuk mengakses materi

belajar biologi bahkan hanya untuk chatting, social media dan bermain game online.

Sebagai upaya mengimbangi pengaruh negatif konten atau aplikasi yang

kurang mendukung bagi peserta didik yaitu dengan mengenalkan dan mengarahkan

mereka pada aplikasi mobile learning berbasis smartphone yang dapat digunakan

guru dan peserta didik sebagai media belajar, pelengkap pembelajaran yang ada dan

sebagai suplemen untuk membantu dan memudahkan siswa dalam memahami

pembelajaran serta diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, juga

mampu meningkatkan hasil belajar sistem gerak siswa SMA Negeri 1 Makassar.

Kesulitan Belajar Biologi Siswa,


Buku Teks tebal, media kurang
variatif dan kurang kreatif
Siswa memiliki smartphone tetapi
hanya untuk chatting, sosial media
dan game online
49

Aplikasi Mobile Learning

Sebagai media belajar, suplemen


(tambahan) dan pelengkap
pembelajaran
Motivasi dan Hasil Belajar
Meningkat

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

F. Rumusan Hipotesis

Sebagai dasar landasan dalam pelaksanaan penelitian, maka hipotesis yang

diajukan adalah:

1. Aplikasi mobile learning biologi dapat meningkatkan motivasi siswa mata

pelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

2. Aplikasi mobile learning biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.

3. Ada perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

penerapan aplikasi mobile learning.

Вам также может понравиться