Вы находитесь на странице: 1из 34

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan secara terencana dan melalui beberapa

tahapan. Kegiatan awal di mulai sejak tanggal 14 Mei 2013. Pada jam 10 WIB

peneliti mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dengan maksud untuk

meminta izin penelitian dan memberikan informasi mengenai pelaksanaan dan tujuan

penelitian yang dilakukan. Pada hari yang sama juga peneliti mengadakan pertemuan

dengan guru Kelas V SD Sihoum Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Pertemuan ini

bermaksud untuk meminta keterlibatan guru tersebut sebagai observer (pengamat) di

saat penelitian tindakan kelas berlangsung.

4.1.1. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum kegiatan proses belajar mengajar dilakukan, peneliti membuat

perencanaan sesuai kebutuhan tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap

perecanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan persiapan dan memahami materi pelajaran yang akan

disampaikan pada Siklus I.

2. Menyiapkan RPP dan LKS sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran materi bangun ruang.

3. Menyiapkan media konkrit berupa bangunan mesjid miniatur.

4. Menyiapkan instrumen berupa alat tes dan lembar observasi.

27
26

5. Meminta pendapat dan mendengar petunjuk Guru kelas tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan.

6. Memberikan lembar observasi kegiatan kepada pengamat yaitu salah satu Guru

yang bertugas di SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar dan meminta berbagai

pendapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan siklus I dilkukan pada hari Rabu tanggal 13

Mei 2013. Pada awal masuk kelas, Guru memulai menyampaikan tujuan

pembelajaran/standar kompetensi yang akan dipelajari. Kemudian guru memotivasi

siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Setelah itu guru mulai menjelaskan dan menyampaikan materi bangun ruang.

Materi yang disampaikan berkenaan dengan macam-macam bangun ruang dan sifat-

sifatnya. Namun terlihat bahwa kegiatan ini kurang mendapat respon dari siswa.

Ceramah membuat siswa kurang antusias memperhatikan materi yang disampaikan,

sehingga untuk meningkatkan respon dan peran aktif siswa, guru mulai menggunakan

media kongkrit.

Sebelum membagikan media, guru terlebih dahulu mengorganisasikan siswa

dalam 5 (lima) kelompok belajar. Masing-masing kelompok diberikan media konkrit.

Media yang digunakan adalah bangunan mesjid yang telah dipersiapkan. Dengan media

tersebut Guru mulai menjelaskan dan menyampaikan tentang macam-macam bangun

ruang dan sifat-sifatnya yang terlihat di mesjid miniatur.

Setelah menyampaikan materi, guru membuka sesi pertanyaan namun hanya

satu dua orang yang termotivasi untuk bertanya, sebaliknya guru mulai mengajukan
27

pertanyaan kepada siswa dan hanya sedikit dari jumlah siswa yang berkeinginan

untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Untuk meningkatkan peran aktif siswa, guru mendorong siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok dan membangun pengetahuan siswa secara konstektual. Dengan format

tersebut, masing-masing siswa dalam kelompok belajar mengungkapkan objek-objek

bangun ruang yang ada disekitar lingkungan rumah atau sekolah dan memaparkan

tentang pengalaman mereka kepada teman-teman lain tentang benda-benda yang dapat

dijabarkan sebagai bangun ruang yang dilihat dan dialaminya sehari-hari.

Setelah kegiatan kelompok selesai, guru kembali membuka sesi pertanyaan namun

hanya satu dua orang yang termotivasi untuk bertanya, sebaliknya guru mulai

mengajukan topik masalah dengan bertanya kepada siswa dan hanya sedikit dari jumlah

siswa yang berkeinginan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu guru

melakukan penguatan tentang bangun ruang yang terlihat pada bangunan mesjid miniatur

Setelah pembelajaran dilakukan, guru mulai membagikan LKS dan terlihat

semua siswa mengerjakan soal dan memecahkan masalah yang ada dalam LKS.

Setelah LKS dikerjakan, guru memberikan soal tes kepada siswa sehingga diketahui

hasil belajar siswa. Adapun soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 5 buah soal

dengan waktu penyelesaiaan soal tersebut adalah 15 menit. Hasil belajar siswa pada

siklus I berupa hasil tes dapat di lihat pada Tabel 4.1.


28

TABEL 4.1 NILAI TES HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG


DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS I

Nomor Soal dan Skor Ketuntasan


No Nama siswa Jumlah
1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 HH 10 10 10 10 10 50 √
2 YA 10 10 10 10 10 50 √
3 ABF 10 20 10 10 10 60 √
4 NN 20 20 10 10 10 70 √
5 MN 0 10 10 10 0 30 √
6 RU 10 10 20 20 10 70 √
7 QI 10 20 10 10 10 60 √
8 TH 10 10 10 10 10 50 √
9 YK 0 10 20 10 10 50 √
10 B 10 20 10 10 10 60 √
11 RK 0 10 10 10 10 40 √
12 YR 0 10 10 10 0 30 √
13 SN 0 10 20 10 10 50 √
14 PR 0 10 20 20 10 60 √
15 FA 0 10 20 10 0 40 √
16 RH 0 10 20 20 0 50 √
17 NF 0 10 20 20 10 60 √
18 B 10 10 10 10 10 50 √
19 KR 10 20 10 10 10 60 √
20 FA 0 20 20 20 10 70 √
21 RU 10 20 20 20 10 80 √
22 MDM 20 20 20 10 0 70 √
23 SA 0 20 20 10 0 50 √
24 ANI 0 10 20 10 0 40 √
25 M 0 20 20 10 0 50 √
Jumlah 1350
Rata-rata 54.00

Hasil tes belajar siswa selanjutnya di klasifikasi dalam 5 kategori sebagaimana

yang diperlihatkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut:


29

TABEL 4.2 TINGKAT KETUNTASAN BELAJAR PADA SIKLUS I

Frekwensi Persentase
No Keterangan
(n) (%)
1 Tuntas 2 8,0
2 Tidak tuntas 23 92,0
Total 25 100,0
Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Tabel di atas menjelaskan sebahagian besar atau sebanyak 23 orang siswa

(92,0%) dari jumlah siswa Kelas V SD Sihoum belum mencapai ketuntasan dalam

belajar materi bangun ruang pada Siklus I dengan nilai rata-rata dibawah KKM yang

ditetapkan yaitu 65. Hanya sebanyak 2 orang (8,0%) dari jumlah siswa yang sudah

mencapai ketuntasan dalam belajar materi bangun ruang dengan nilai di atas KKM.

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran materi bangun ruang dengan penerapan

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) adalah penutup. Pada kegiatan akhir ini guru menegaskan hal-hal yang penting

atau inti sari yang berkaitan dengan pembelajaran, memberikan PR dan menutup

pelajaran.

c. Observasi

Kegiatan pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung

dilakukan oleh Guru Wali Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan bahwa aktivitas guru (peneliti)

selama proses pembelajaran berlangsung pada Siklu I telah sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

Tabel 4.3. berikut :


30

TABEL 4.3. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS I

Skor
No Kegiatan Kriteria
1 2 3 4 5
A Pendahuluan
Mengkomunikasikan langkah-
√ Cukup 3
1 langkah dan tujuan pembelajaran
Mengaitkan materi dengan kehidupan
√ Kurang Baik 2
2 sehari-hari
B Kegiatan Inti
Menjelaskan materi/masalah
pembelajaran dengan cara √ Cukup 3
1 berceramah
Kemampuan mengorganisasikan
√ Kurang Baik 2
2 siswa dalam kelompok belajar
3 Kemampuan menggunakan media √ Kurang baik 2
Kemampuan melibatkan siswa dalam
4 kegiatan kontestual
√ Kurang baik 2
Kemampuan meningkatkan interaksi
5 siswa dalam bertanya
√ Cukup 3
Mendorong siswa untuk
mengeluarkan pendapat atau
√ Cukup 3
menjawab dari pertanyaan yang
6 diberikan.
C Penutup
Menegaskan hal-hal penting/intisari
√ Baik 4
1 yang berkaitan dengan pembelajaran
Memberikan PR dan menutup
√ Baik 4
2 pelajaran
Jumlah 8 12 8 28
Rata-rata 2,8

Hasil pengamatan pada Tabel 4.2. dapat dijelaskan bahwa kegiatan guru

dalam pengelolaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus I dapat dikatakan

belum efektif karena masih banyak aspek yang diamati mendapat nilai <3,5 atau

dengan nilai rata-rata masuk dalam kategori cukup atau 2,92 dan bahkan ada 4
31

(empat) aktivitas yang masih belum baik dengan nilai kategori 2. Dengan demikian

hanya ada 2 (dua) aspek dari aktivitas guru yang sudah optimal dengan nilai

pengamatan masuk dalam kategori 4 (empat).

Sedangkan pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dilakukan oleh Guru/peneliti sendiri. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan

bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I rata-rata masih

berada di bawah nilai 4 (empat) atau cukup. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

TABEL 4.4. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS I

Kegiatan Siswa
No Nama Siswa Jumlah
A B C D E F
1 HH 2 4 3 3 2 4
2 YA 3 3 3 3 4 3
3 ABF 3 3 3 2 3 4
4 NN 4 2 2 2 3 4
5 MN 2 2 2 3 3 3
6 RU 3 2 3 3 3 4
7 QI 3 3 3 4 4 4
8 TH 3 2 3 3 4 3
9 YK 3 3 3 4 4 3
10 B 3 4 4 3 3 4
11 RK 2 2 3 3 3 3
12 YR 2 2 3 2 3 3
13 SN 3 2 3 2 4 4
14 PR 3 2 4 3 4 4
15 FA 4 4 4 4 4 4
16 RH 3 3 2 3 3 4
17 NF 3 2 3 3 2 3
18 B 3 2 3 3 2 3
32

Tabel 4.4 (Lanjutan)

19 KR 3 3 3 3 3 4
20 FA 3 3 3 3 3 4
21 RU 3 3 3 3 4 4
22 MDM 3 3 3 3 3 4
23 SA 3 3 4 3 4 3
24 ANI 3 3 3 2 2 4
25 M 2 3 3 3 3 3
Jumlah 72 68 76 73 80 90 91.8
Rata-rata 2.9 2.7 3.0 2.9 3.2 3.6 18,36
Skor Ideal 24 24 24 24 24 24
Persentase (%) 12.1 11.3 12.5 12.1 13.3 15.0 76,25

Keterangan
A= Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru
B= Berinteraksi dalam kelompok kontekstual
C= Mengaitkan materi dengan hal-hal yang nyata
D= Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
E= Membaca dan memahami masalah di LKS
F= Mengerjakan dan menyelesaikan kegiatan LKS

4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Hasil pengamatan pada Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa kegiatan siswa dalam

pembelajaran materi bangun ruang dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus I masih belum dapat

dikatakan efektif karena dari 6 (enam) aspek yang diamati sebahagian atau sebanyak 5

(lima) aktivitas masih mendapat hasil pengamatan cukup dengan nilai mendekati 3.

Hanya ada satu aktivitas siswa yang sudah optimal yaitu dalam hal mengerjakan dan

menyelesaikan LKS dengan nilai pengataman mendekati 4 atau masuk kategori baik.

d. Refleksi
33

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa serta tes hasil belajar

siswa selama pembelajaran pada Siklus I maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) yang diterapkan guru pada materi geometri dan pengukuran

sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran I (RPPI) yang telah

dibuat sebelumnya, hanya saja waktu yang diperlukan untuk pembelajaran

tersebut sedikit lebih panjang dari waktu yang ditetapkan.

2. Kurangnnya pengalaman guru dalam mengajar khususnya dalam penerapan

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) menyebabkan pembelajaran materi bangun ruang di Kelas V SD belum

maksimal sebagaimana yang diharapkan.

3. Hasil pengamatan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung terlihat

rata-rata aktivitas yang diamati masih belum optimal atau berada dalam nilai

kategori cukup dengan nilai pengamatan 3 dan nilai kategori kurang baik dengan

nilai pengamatan 2 (dua).

4. Masih belum efektifnya akivitas guru juga berdampak terhadap tidak optimalnya

kegiatan siswa. Siswa kurang antusias dalam belajar walaupun ada beberapa cara

yang realita telah dilakukan untuk mempermudah siswa. Hanya ada dua aktivitas

siswa yang diamati sudah menunjukkan hasil yang baik, sementara yang lainnya

masih belum maksimal.

5. Belum optimalnya kegiatan siswa ternyata membuat hasil belajar siswa relative

rendah. Dari evaluasi tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada

RPP I dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL), menunjukkan jumlah siswa yang telah tuntas
34

belajar materi bangun ruang di kelas V SD Sihoum masih sebahagian kecil atau

sebesar 8%.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih

terdapat kekurangan, aktivitas guru selama pembelajaran belum optimal dan membuat

aktivitas siswa juga belum optimal. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa

dalam belajar materi bangun ruang dengan penerapan pembelajaran kooperatif

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) masih rendah. Dengan

demikian untuk pelaksanaan pembelajaran pada tahap ke II perlu ditingkatkan dan

perlu diperhatikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan aktivitas guru, khususnya dalam hal mengaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar, meningktkan kemampuan guru dalam menggunakan media dan

melibatkan siswa dalam kegiatan kontestual. Guru harus banyak belajar tentang

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL).

2. Untuk pelaksanaan tindakan ke II Siswa perlu diarahkan untuk berfikir realistik

tentang materi pembelajaran.

4.1.2 Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II peneliti membuat perencanaan ulang sebagaimana yang pernah

direncanakan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perecanaan pada

siklus II ini juga tidak berbeda jauh dengan kegiatan perencanaan yang dilakukan
35

pada Siklus I hanya saja materi yang diberikan berkaitan dengan sifat-sifat bangun

ruang. Adapun rencana yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan persiapan dan memahami materi pelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa.

2. Menyiapkan RPP dan LKS sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran materi bangun ruang.

3. Menyiapkan media konkrit berupa bangunan mesjid miniasi.

4. Menyiapkan instrumen berupa alat tes dan lembar observasi.

5. Meminta pendapat dan mendengar petunjuk Guru kelas tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

6. Memberikan lembar observasi kegiatan kepada pengamat yaitu salah satu Guru

yang bertugas di SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar dan meminta berbagai

pendapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan siklus II dilkukan pada hari Rabu tanggal 14

Mei 2013. Pada awal masuk kelas, Guru mulai menyampaikan tujuan

pembelajaran/standar kompetensi yang akan dipelajari. Kemudian guru memotivasi

siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Setelah itu guru mulai menjelaskan dan menyampaikan materi pembelajaran

tentang sifat-sifat bangun. Namun terlihat bahwa kegiatan ini kurang mendapat

respon dari siswa. Ceramah membuat siswa kurang antusias memperhatikan materi

yang disampaikan, sehingga untuk meningkatkan respon dan peran aktif siswa, guru

mulai menggunakan media kongkrit.


36

Sebelum membagikan media, guru terlebih dahulu mengorganisasikan siswa

dalam 5 (lima) kelompok belajar. Masing-masing kelompok diberikan media konkrit.

Media yang digunakan adalah bangunan mesjid yang telah dipersiapkan. Dengan media

tersebut Guru mulai menjelaskan dan menyampaikan tentang sifat-sifat bangun ruang

yang terlihat di bangunan mesjid miniatur.

Setelah menyampaikan materi, guru membuka sesi pertanyaan namun hanya

satu dua orang yang termotivasi untuk bertanya, sebaliknya guru mulai mengajukan

pertanyaan kepada siswa dan hanya sedikit dari jumlah siswa yang berkeinginan

untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Untuk meningkatkan peran aktif siswa, guru mendorong siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok dan membangun pengetahuan siswa secara konstektual. Dengan format

tersebut, masing-masing siswa dalam kelompok belajar mengungkapkan sifat-sifat

bangun ruang yang ada disekitar lingkungan rumah atau sekolah dan memaparkan

tentang pengalaman mereka kepada teman-teman lain tentang bentu-bentuk benda yang

dapat dijabarkan sebagai sifat-sifat bangun ruang yang dilihat dan dialaminya sehari-hari.

Setelah kegiatan kelompok selesai, guru kembali membuka sesi pertanyaan

namun terlihat siswa mulai termotivasi untuk bertanya, sebaliknya guru mulai

mengajukan topik masalah dengan bertanya kepada siswa dan terlihat hanya ada

beberapa siswa yang berkeinginan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu

guru melakukan penguatan atas sifat-sifat bangun ruang yang terlihat pada bangunan

mesjid miniatur.

Setelah pembelajaran dilakukan, guru mulai membagikan LKS dan terlihat

semua siswa mengerjakan soal dan memecahkan masalah yang ada dalam LKS.

Setelah LKS dikerjakan, guru memberikan soal tes kepada siswa sehingga diketahui
37

hasil belajar siswa. Adapun soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 5 buah soal

dengan waktu penyelesaiaan soal tersebut adalah 15 menit. Hasil belajar siswa pada

siklus I berupa hasil tes dapat di lihat pada Tabel 4.5.

TABEL 4.5 NILAI TES HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG


DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS II

Nomor Soal dan Skor Ketuntasan


No Nama siswa Jumlah
1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 HH 20 10 10 10 10 60 √
2 YA 10 20 10 10 10 60 √
3 ABF 10 20 10 20 10 70 √
4 NN 20 10 20 20 10 80 √
5 MN 10 10 10 10 10 50 √
6 RU 10 20 10 20 10 70 √
7 QI 20 20 20 10 10 80 √
8 TH 10 10 20 10 10 60 √
9 YK 20 10 20 10 0 60 √
10 B 20 20 10 10 10 70 √
11 RK 10 20 10 10 0 50 √
12 YR 10 10 10 10 10 50 √
13 SN 10 20 20 10 0 60 √
14 PR 10 10 20 20 10 70 √
15 FA 10 10 20 10 0 50 √
16 RH 10 10 20 20 0 60 √
17 NF 10 10 20 20 10 70 √
18 B 20 10 10 10 10 60 √
19 KR 20 20 10 10 10 70 √
20 FA 20 10 10 20 10 70 √
21 RU 10 10 20 20 0 60 √
22 MDM 20 20 20 10 10 80 √
23 SA 20 10 20 10 0 60 √
24 ANI 10 10 20 10 0 50 √
25 M 10 10 20 10 10 60 √
Jumlah 1580
Rata-rata 63.20

Hasil tes belajar siswa selanjutnya di klasifikasi dalam 5 kategori sebagaimana

yang diperlihatkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:


38

TABEL 4.6 TINGKAT KETUNTASAN BELAJAR PADA SIKLUS II

Frekwensi Persentase
No Keterangan
(n) (%)
1 Tuntas 10 40,0
2 Tidak tuntas 15 60,0
Total 25 100,0
Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Tabel di atas menjelaskan sebahagian besar atau sebanyak 15 orang siswa

(60,0%) dari jumlah siswa Kelas V SD Sihoum belum mencapai ketuntasan dalam

belajar materi bangun ruang pada Siklus II dengan nilai rata-rata dibawah KKM yang

ditetapkan yaitu 65. Hanya sebanyak 10 orang (40,0%) dari jumlah siswa yang sudah

mencapai ketuntasan dalam belajar materi bangun ruang dengan nilai di atas KKM.

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran materi bangun ruang dengan

pendekatan penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) adalah penutup. Pada kegiatan akhir ini guru

menegaskan hal-hal yang penting atau inti sari yang berkaitan dengan pembelajaran,

memberikan PR dan menutup pelajaran.

c. Observasi

Kegiatan pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung

dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) dilakukan oleh Lisa Feyerni, A. Ma selaku Guru Kelas V SD

Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan

bahwa aktivitas guru (peneliti) selama proses pembelajaran pada Siklu II secara
39

umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

TABEL 4.7. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS II

Skor
No Kegiatan Kriteria
1 2 3 4 5
A Pendahuluan
Mengkomunikasikan langkah-langkah
√ Sangat Baik 5
1 dan tujuan pembelajaran
Mengaitkan materi dengan kehidupan
√ Cukup 3
2 sehari-hari
B Kegiatan Inti
Menjelaskan materi/masalah
√ Baik 4
1 pembelajaran dengan cara berceramah
Kemampuan mengorganisasikan siswa
√ Cukup 3
2 dalam kelompok belajar
3 Kemampuan menggunakan media √ Cukup 3
Kemampuan melibatkan siswa dalam
√ Cukup 3
4 kegiatan kontestual
Kemampuan meningkatkan interaksi
√ Cukup 3
5 siswa dalam bertanya
Mendorong siswa untuk mengeluarkan
pendapat atau menjawab dari √ Baik 4
6 pertanyaan yang diberikan.
C Penutup
Menegaskan hal-hal penting/intisari
√ Baik 4
1 yang berkaitan dengan pembelajaran
Memberikan PR dan menutup Sangat
√ 5
2 pelajaran Baik
Jumlah 15 12 10 37
Rata-rata 3,7

Hasil pengamatan pada Tabel 4.7. dapat dijelaskan bahwa kegiatan guru

dalam pengelolaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus II belum dapat

dikatakan efektif karena masih banyak aspek yang diamati berada dalam nilai
40

pengamatan 3 atau masuk dalam kategori cukup. Bahkan ada 2 (dua) dari aktivitas

guru yang diamati telah mendapat nilai pengamatan dengan kategori 5 (sangat baik).

Sedangkan pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dilakukan oleh Guru/peneliti sendiri. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan

bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II sudah optimal

dengan jumlah siswa yang mendapatkan pengataman baik dengan nilai 4 (Empat)

semakin dominan. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

TABEL 4.8. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS II

Kegiatan Siswa
No Nama Siswa Jumlah
A B C D E F
1 HH 4 3 4 4 3 4
2 YA 4 4 3 3 4 4
3 ABF 4 3 3 3 3 4
4 NN 3 3 3 3 3 4
5 MN 3 3 3 4 3 3
6 RU 4 3 3 2 3 4
7 QI 4 4 3 3 4 4
8 TH 4 3 3 2 4 3
9 YK 4 4 3 3 4 4
10 B 4 4 4 4 3 4
11 RK 3 3 3 4 3 3
12 YR 3 3 4 4 3 3
13 SN 4 3 3 4 3 4
14 PR 4 3 4 3 4 4
15 FA 4 4 4 4 4 4
16 RH 4 4 4 3 4 4
17 NF 4 3 4 4 4 3
18 B 4 3 4 4 4 3
19 KR 4 4 4 4 4 4
20 FA 4 4 3 3 4 4
Tabel 4.8. (Lanjutan)
41

21 RU 4 3 4 4 4 4
22 MDM 4 4 3 3 4 4
23 SA 4 3 4 4 4 3
24 ANI 4 3 3 3 4 4
25 M 4 4 4 4 3 3
Jumlah 96 85 87 86 90 92 89,3
Rata-rata 3.8 3.4 3.5 3.4 3.6 3.7 21,4
Skor Ideal 24 24 24 24 24 24
Persentase (%) 15.8 14.2 14.6 14.2 15.0 15.4 89.2

Keterangan
A= Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru
B= Berinteraksi dalam kelompok kontekstual
C= Mengaitkan materi dengan hal-hal yang nyata
D= Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
E= Membaca dan memahami masalah di LKS
F= Mengerjakan dan menyelesaikan kegiatan LKS
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa kegiatan siswa dalam pembelajaran

materi bangun ruang dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus II juga belum dapat dikatakan

efektif karena masih ada 3 (tiga) aspek yang diamati berada dalam kategori cukup

dengan nilai mendekati 3 yaitu dalam hal berinteraksi dalam kelompok konterstual,

mengaitkan materi dengan hal-hal yang nyata serta bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dengan demikian ada 3 (tiga) aktivitas siswa

lainnya yang sudah optimal.


42

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar

siswa selama pembelajaran pada tindakan II maka dapat direfleksikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) yang diterapkan guru pada materi bangun ruang sudah

dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran I (RPPI) yang telah dibuat

sebelumnya dan pengalaman guru dalam mengajar juga sedikit lebih baik

dibanding siklus I, sehingga banyak dari kegiatan guru yang telah optimal.

2. Sebahagian dari kegiatan guru yang diamati mendapat nilai 3 dan 4 atau masuk

dalam kategori penilaian cukup dan baik. Bahkan ada dua aktivitas yang telah

mendapat nilai 5 yaitu dalam hal mengkomunikasikan langkah-langkah dan

tujuan pembelajaran serta dalam hal memberi PR dan menutup pelajaran.

3. Membaiknya aktivitas guru juga di ikuti oleh semakin optimalnya

aktivitas siswa. Terlihat dari 5 (lima) aspek yang diamati, sebahagian atau

sebanyak 3 (tiga) aktivitas siswa yang diamati telah berada dalam nilai kategori

baik. Namun demikian masih ada tiga aktivitas siswa yang diamati belum optimal

yaitu dalam hal berinteraksi dalam kelompok dan bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru.

4. Semakin baiknya aktivitas siswa berdampak positif terhadap hasil belajar

mereka. Dari evaluasi tes hasil belajar siswa setelah pembelajaran pada Siklus II

dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa telah meniungkat


43

yaitu sebesar 40%. Dengan demikian pada siklus II adanya peningkatan 35%

tingkat ketuntasan belajar siswa dari 5% pada SiklusI.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah

dilakukan secara optimal dan sesuai dengan rencana, namun masih ada beberapa

aktivitas yang belum optimal terutama dalam hal menggunakan media dan

melibatkan siswa dalam kegiatan kontekstual Kondisi ini juga menyebabkan ada

beberapa aktivitas siswa yang belum optimal, sehingga masih terdapat jumlah siswa

yang belum tuntas mempelajari materi geometri dan pengukuran. Dengan demikian

untuk pelaksanaan pembelajaran pada Siklus ke III perlu ditingkatkan dan perlu

diperhatikan sebagai berikut:

1. Guru perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan

media konkrit.

2. Guru juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

mengembangkan pola fikir realistik dalam tahap kegiatan kontekstual.

4.1.3 Siklus III

a. Perencanaan

Sebagimana yang pernah dilakukan pada siklus I dan Sikus II, sebelum

pembelajaran dilakukan peneliti membuat perencanaan ulang. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perecanaan pada siklus III tidak berbeda jauh dengan kegiatan

perencanaan yang dilakukan pada siklus-siklus sebelumnya hanya saja materi yang

akan disampaikan adalah mengenai jaring-jaring bangun ruang. Perencanaan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:


44

1. Peneliti melakukan persiapan dan memahami materi pelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa.

2. Menyiapkan RPP dan LKS sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran materi bangun ruang.

3. Menyiapkan media konkrit berupa bangunan mesjid miniasi

4. Menyiapkan instrumen berupa alat tes dan lembar observasi.

5. Meminta pendapat dan mendengar petunjuk Guru kelas tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

6. Memberikan lembar observasi kegiatan kepada pengamat yaitu salah satu Guru

yang bertugas di SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar dan meminta berbagai

pendapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas pada siklus ke III dilakukan pada hari Senin tanggal

15 Mei 2013. Pada awal masuk kelas, Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran/standar kompetensi tentang materi geometri dan pengukuran.

Kemudian guru memotivasi siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

Setelah itu guru mulai menjelaskan dan menyampaikan materi pembelajaran.

Namun pada Siklus III terlihat siswa semakin antusias dalam memperhatikan materi

yang disampaikan guru. Namun untuk meningkatkan peran aktif siswa, guru mulai

menggunakan media kongkrit

Sebelum membagikan media, guru terlebih dahulu mengorganisasikan siswa

dalam 5 (lima) kelompok belajar. Masing-masing kelompok diberikan media konkrit.

Media yang digunakan adalah bangunan mesjid miniatur yang telah dipersiapkan.
45

Dengan media tersebut Guru mulai menjelaskan dan menyampaikan tentang jarring-

jaring bangun ruang yang terlihat di bangunan mesjid miniatur.

Setelah menyampaikan materi, guru membuka sesi pertanyaan dan terlihat

siswa semakin antusias untuk bertanya, sebaliknya guru mulai mengajukan

pertanyaan kepada siswa dan banyak siswa yang ingin menjawab pertanyaan tersebut.

Untuk meningkatkan peran aktif siswa, guru mendorong siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok dan membangun pengetahuan siswa secara konstektual. Dengan format

tersebut, masing-masing siswa dalam kelompok belajar mengungkapkan jaring-jaring

bangun ruang yang ada disekitar lingkungan rumah atau sekolah dan memaparkan

tentang pengalaman mereka kepada teman-teman lain tentang bentu-bentuk benda yang

dapat dijabarkan sebagai jarring-jaring bangun ruang yang dilihat dan dialaminya sehari-

hari.

Setelah kegiatan kelompok selesai, guru kembali membuka sesi pertanyaan

namun terlihat siswa semakin antusias untuk bertanya, sebaliknya guru mulai

mengajukan topik masalah dengan bertanya kepada siswa dan semakin banyak

jumlah siswa yang berkeinginan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu guru

melakukan penguatan terhadap jaring-jaring bangun ruang dari bangunan mesjid yang

diperagakan.

Setelah pembelajaran dilakukan, guru mulai membagikan LKS dan terlihat

semua siswa mengerjakan soal dan memecahkan masalah yang ada dalam LKS.

Setelah LKS dikerjakan, guru memberikan soal tes kepada siswa sehingga diketahui

hasil belajar siswa. Adapun soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 5 buah soal

dengan waktu penyelesaiaan soal tersebut adalah 15 menit. Hasil belajar siswa pada

siklus I berupa hasil tes dapat di lihat pada Tabel 4.9.


46

TABEL 4.9 NILAI TES HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG


DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS III

Nomor soal dan skor Ketuntasan


No Nama siswa Jumlah
1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 HH 20 10 20 10 10 70 √
2 YA 20 10 20 10 10 70 √
3 ABF 20 10 20 20 10 80 √
4 NN 20 20 20 20 10 90 √
5 MN 20 20 10 10 10 70 √
6 RU 10 10 20 20 10 70 √
7 QI 20 20 20 20 10 90 √
8 TH 10 20 10 20 10 70 √
9 YK 10 20 20 10 10 70 √
10 B 10 20 20 20 10 80 √
11 RK 20 20 10 10 10 70 √
12 YR 20 20 10 10 20 80 √
13 SN 20 10 20 10 10 70 √
14 PR 20 10 20 20 20 90 √
15 FA 20 10 20 20 10 80 √
16 RH 10 10 20 20 10 70 √
17 NF 20 10 20 20 10 80 √
18 B 20 20 10 10 10 70 √
19 KR 20 20 10 20 10 80 √
20 FA 20 20 20 20 10 90 √
21 RU 20 20 20 10 20 70 √
22 MDM 20 10 20 20 10 80 √
23 SA 20 20 10 20 10 70 √
24 ANI 20 20 20 10 10 70 √
25 M 20 20 20 10 10 70 √
Jumlah 1900
Rata-rata 76.00

Hasil tes belajar siswa selanjutnya di klasifikasi dalam 5 kategori sebagaimana

yang diperlihatkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:


47

TABEL 4.10 TINGKAT KETUNTASAN BELAJAR PADA SIKLUS II

Frekwensi Persentase
No Keterangan
(n) (%)
1 Tuntas 0 0,0
2 Tidak tuntas 25 100,0
Total 25 100,0
Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Tabel di atas menjelaskan seluruh atau 100% dari jumlah siswa Kelas V SD

Sihoum telah mencapai ketuntasan dalam belajar materi bangun ruang pada Siklus III

dengan nilai rata-rata di atas KKM yang ditetapkan yaitu 65. Sehingga pada siklus ini

tidak ada siswa yang belum tuntas belajar.

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran materi geometri dan pengukuran

dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah penutup. Pada kegiatan akhir ini guru menegaskan hal-hal

yang penting atau inti sari yang berkaitan dengan pembelajaran, memberikan PR dan

menutup pelajaran.

c. Observasi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh Lisa

Fiyerni, A.Ma selaku guru Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru yang

telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan bahwa aktivitas guru

(peneliti) selama proses pembelajaran pada tindakan III secara umum telah

berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yag telah disusun sebelumnya.

Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.11.


48

TABEL 4.11. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS III

Skor
No Kegiatan Kriteria
1 2 3 4 5
A Pendahuluan
Mengkomunikasikan langkah-langkah
√ Sangat baik 5
1 dan tujuan pembelajaran
Mengaitkan materi dengan kehidupan
√ Baik 4
2 sehari-hari
B Kegiatan Inti
Menjelaskan materi/masalah
√ Sangat baik 5
1 pembelajaran dengan cara berceramah
Kemampuan mengorganisasikan siswa
√ Baik 4
2 dalam kelompok belajar
3 Kemampuan menggunakan media √ Cukup 3
Kemampuan melibatkan siswa dalam
√ Cukup 3
4 kegiatan kontestual
Kemampuan meningkatkan interaksi
√ Baik 4
5 siswa dalam bertanya
Mendorong siswa untuk mengeluarkan
pendapat atau menjawab dari √ Sangat baik 5
6 pertanyaan yang diberikan.
C Penutup
Menegaskan hal-hal penting/intisari
√ Sangat baik 5
1 yang berkaitan dengan pembelajaran
Memberikan PR dan menutup
√ Sangat baik 5
2 pelajaran
Jumlah 6 12 25 43
Rata-rata 4,3

Hasil pengamatan pada Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa kegiatan guru

dalam pengelolaan pembelajaran pada Siklus III sudah dapat dikatakan efektif karena

sebahagian besar dari aspek kegiatan guru yang diamati berada dalam kategori baik

dan sangat baik dengan nilai 4 dan 5.

Sedangkan pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dilakukan oleh Guru. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan dapat dikemukakan bahwa aktivitas siswa
49

selama proses pembelajaran pada siklus III rata-rata sudah berada dalam kategori

nilai 4 (empat) atau baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

TABEL 4.12. HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN KONTESKTUAL DI KELAS V
SD SIHOUM PADA SIKLUS III

Kegiatan Siswa
No Nama Siswa Jumlah
A B C D E F
1 HH 4 3 4 4 4 4
2 YA 4 3 3 4 4 4
3 ABF 4 4 3 3 4 4
4 NN 4 4 4 4 4 4
5 MN 4 3 3 4 4 4
6 RU 4 4 4 4 4 4
7 QI 4 4 3 3 4 4
8 TH 4 4 3 3 4 4
9 YK 4 4 4 4 4 4
10 B 4 3 4 4 4 4
11 RK 4 4 3 3 4 4
12 YR 4 4 4 4 3 3
13 SN 4 4 3 4 4 3
14 PR 4 4 4 4 4 3
15 FA 4 4 4 4 4 4
16 RH 4 4 4 4 4 4
17 NF 4 4 4 4 4 4
18 B 4 4 4 3 4 4
19 KR 4 4 4 4 4 4
20 FA 4 3 3 4 4 4
21 RU 4 4 4 4 4 4
22 MDM 4 4 3 4 4 4
23 SA 4 3 4 4 4 4
24 ANI 4 4 4 4 4 4
25 M 4 4 4 3 4 4
Jumlah 100 94 91 94 99 97 108,3
Rata-rata 4.0 3.8 3.6 3.8 4.0 3.9 23.1
Skor Ideal 24 24 24 24 24 24
Persentase (%) 16.7 15.7 15.2 15.7 16.5 16.2 95.8
50

Keterangan
A= Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru
B= Berinteraksi dalam kelompok kontekstual
C= Mengaitkan materi dengan hal-hal yang nyata
D= Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
E= Membaca dan memahami masalah di LKS
F= Mengerjakan dan menyelesaikan kegiatan LKS

4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa kegiatan siswa dalam pembelajaran

bangun ruang dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada Siklus III sudah dapat dikatakan efektif karena

seluruh aspek yang diamati dari siswa berada dalam kategori baik dengan nilai

pengamatan mendekati 4.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, serta evaluasi

hasil belajar siswa selama pembelajaran pada tindakan III maka dapat direfleksikan

beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) yang diterapkan guru pada materi bangun ruang sudah dilaksanakan secara

efektif dan sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Kegiatan guru yang diamati semuanya telah mendapat nilai 4 dan 5 atau masuk

dalam kategori baik dan sangat baik, atau meningkat dari Siklus II. Dengan

demikian kegiatan pembelajaran bangun ruang secara kooperatif dengan


51

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus III telah

memberikan nilai yang optimal sebagaimana yang diharapkan.

3. Membaiknya aktivitas guru juga di ikuti oleh semakin optimalnya aktivitas siswa.

Terlihat semua aktivitas siswa yang diamati berada dalam kategori baik. Tidak

ada aktivitas siswa yang belum optimal.

4. Semakin baiknya aktivitas siswa juga berdampak positif terhadap hasil belajar

mereka. Dari hasil analisis tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan

pada RPP III dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) juga semakin memberikan hasil yang maksimal

dimana seluruh siswa atau 100,0% dari jumlah siswa Kelas V SD Sihoum telah

mencapai ketuntasan dalam belajar materi bangun ruang.

4.2 Pembahasan

4.2.1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Sudah bukan rahasia bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling

tidak disukai oleh umumnya siswa. Banyak anggapan yang berkembang dari siswa

bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan, tidak menarik,

membosankan dan tidak ada manfaatnya bagi kehidupan mereka. Untuk mengatasi

hal tersebut maka diperlukan model pembelajaran yang realistik.

Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) telah meningkatkan aktivitas guru. Perbaikan dalam aktivitas

guru juga di ikuti oleh semakin optimalnya aktivitas siswa kemudian berdampak

positif terhadap hasil belajar. Dari hasil analisis tes hasil belajar siswa setelah
52

pelaksanaan tindakan pada RPP I masih banyak ditemukan jumlah siswa yang masih

mendapatkan nilai rendah yaitu dengan nilai antara 50-60, dan bahkan ada dari

jumlah siswa yang mendapat nilai buruk yaitu 30-40. Namun pada Siklus II sejalan

dengan meningkatnya aktivitas siswa dan guru, tingkat ketuntasan hasil belajar siswa

juga mengalami kenaikan dimana jumlah siswa yang mendapatkan hasil belajar

dengan kategori cukup antara 50-70 lebih dominan dan pada siklus III sebahagian

siswa telah mendapatkan hasil belajar dengan kategori baik yaitu berkisar antara 70-

80. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi bangun ruang dengan

model kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di

Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar. Pada siklus I hasil belajar yang siswa

rata-rata mencapai 54,0. Namun pada siklus II hasil belajar siswa mulai

menunjukkan peningkatan yaitu rata-rata 63,2. Pada Siklus III hasil belajar siswa

terus meningkat hingga mencapai rata-rata 76.6.

4.2.1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Aktivitas Guru

Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan kontekstual memang cukup sukar untuk diterapkan karena pendekatan

pembelajaran ini bersentuhan dengan realita dan banyak aktivitas yang harus dilakukan.

Namun hasilnya tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, namun juga pada berbagai

aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hasil penelitian aktivitas guru pada
53

Siklus I terlihat rata-rata masih belum optimal atau masih ada sebahagian besar dari

aktivitas yang diamati berada dalam kategori cukup degan nilai 3.

Namun pada Siklus II guru semakin berpengalaman dan terbiasa dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga menyebabkan ada pergeseran

efektivitas aktivitas guru, sehingga menyebabkan sebahagian dari aktivitas yang

diamati telah masuk dalam nilai pengamatan baik >3,5 dan sebahagian lainnya yang

diamati masih mendapat nilai cukup <3,5. Pada Siklus III aktivitas guru dalam

pembelajaran materi geometri dan pengukuran sudah dilaksanakan secara efektif

dimana semua aktivitas yang diamati telah mendapat nilai >3,5 atau masuk dalam

kategori penilaian baik (4). Lebih jelas peningkatan aktivitas Guru dapat dilihat pada

Grafik 4.1.

Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Aktivitas Guru

Gambar di atas menjelaskan aktivitas guru dalam pembelajaran materi

geografi dan pengukuran di Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar dengan

penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) terus mengalami peningkatan. Pada siklus I skor penilaian aktivitas

guru rata-rata adalah 2,8. Sementara pada Siklus II aktivitas Guru menunjukan

perbaikan dengan nilai pengamatan rata-rata 3,7. Pada siklus III aktivitas guru yang
54

diamati rata-rata udah mencapai 4,3. Dengan demikian penerapan pembelajaran

kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) telah dapat

meningkatkan aktivitas guru.

4.2.1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa

Membaiknya aktivitas guru juga di ikuti oleh semakin optimalnya aktivitas

siswa. Hasil pengamatan dapat dijelaskan penerapan pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) telah dapat meningkatkan

aktivitas siswa secara bertahap mulai dari Siklus I hingga Siklus III. Pada Siklus I

aktivitas siswa belum terlaksana secara efektif karena dari 5 (lima) aspek yang

diamati sebahagian besar atau rata-rata masih berada dalam kategori cukup. Hanya

ada dua aktivitas siswa yang sudah optimal yaitu dalam hal mendengar dan

memperhatikan penjelasan guru serta dalam mengerjakan dan menyelesaikan

kegiatan LKS.

Pada Siklus II sebahagian besar atau sebanyak 4 (empat) aktivitas sudah

berada dalam kategori baik. Siswa semakin baik dalam bekerjasama dalam kelompok,

membaca dan memahami masalah di LKS serta mengerjakan dan menyelesaikan

kegiatan LKS. Namun masih ada satu aktivitas siswa yang belum optimal yaitu dalam

hal berinteraksi dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Kemudian pada Siklus III semua aktivitas siswa yang diamati, semuanya berada

dalam kategori baik. Tidak ada aktivitas siswa yang belum optimal. Lebih jelas

peningkatan aktivitas Siswa dapat dilihat pada Grafik 4.2.


55

Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa


Gambar di atas menjelaskan aktivitas siswa dalam pembelajaran bangun ruang

di Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar dengan pembelajaran kooperatif

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terus mengalami

peningkatan. Pada siklus I skor penilaian aktivitas siswa masih berkisar antara 2,7-3,2

dengan nilai rata-rata 3,05. Namun pada siklus II aktivitas siswa semakin baik dan

terjadinya pergeseran nilai yang diamati menjadi 3,40-3,8 dengan nilai rata-rata 3,6.

Pada siklus III nilai aktivitas siswa yang diamati telah berubah seluruhnya menjadi

>3,5 yaitu antara 3.6 - 4 dengan nilai rata-rata 3,85. Dengan demikian penerapan

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) telah dapat meningkatkan aktivitas guru.


56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasakan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa:

a. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

geometri dan pengukuran di Kelas V SD Sihoum Kec Indrapuri Aceh Besar.

Pada siklus I tingkat ketuntasan hasil belajar siswa baru mencapai 5%, namun

pada siklus II tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mulai menunjukkan

peningkatan hingga mencapai 40%. Pada Siklus III tingkat ketuntasan hasil

belajar siswa terus meningkat hingga mencapai 100%.

b. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) telah dapat meningkatkan aktivitas guru. Aktivitas guru

dalam pembelajaran materi geografi dan pengukuran di Kelas V SD Sihoum

Kec Indrapuri Aceh Besar dengan menggunakan pendekatan penerapan

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) terus mengalami peningkatan. Pada siklus I skor penilaian aktivitas guru

rata-rata masih <3,5. Namun pada Siklus II aktivitas Guru menunjukan

perbaikan dengan nilai pengamatan sebahagian >3,5. Pada siklus III seluruh

aktivitas guru yang diamati sudah masuk kategori baik dengan nilai >3,5.

56
57

5.2. Saran

Mengingat pembelajaran kooperatif dengan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar oleh karena itu penulis

menyarankan :

a. Guru perlu lebih seing menerapkan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

kontekstual untuk meningkatkan pemahaman siswa yang lebih baik secara realita

b. Aktivitas guru perlu ditingkatkan, khususnya dalam hal

mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar maupun menggunakan media

dan guru harus banyak belajar tentang pembelajaran dengan konsep kontekstual.

c. Siswa perlu diarahkan untuk berfikir realistik tentang materi pembelajaran

khususnya materi geomateri dan pengukuran.


58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi (2012) Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.


Djamarah, Syaiful Bahri (2002) Psikologis Belajar. Jakarta: Asdi Mahasatya
Johnson B Elaina (2002) Contextual Teaching and Learning. California Corwin Press
Iru dan Arihi (2012) Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi dan Model-
model Pembelajaran, Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Nurhadi (2002) Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning)
Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurulhayati, Siti (2002) Pembelajaran Kooperatif Yang Menggairahan, Wahana
Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD
Iru dan Arihi (2012) Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi dan Model-
model Pembelajaran, Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Rusman (2010) Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Persada
Rifai Veithzal (2003) Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan
Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta : Depdiknas, Januari 2003.
Rusyan Tabrani (2004) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya.
Sudjana, N (2003) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryasubroto (2002) Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Reneka Cipta, Jakarta.
Tohirin (2006) Psikologis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja
Grafindo.
Sanjaya Wina (2006) Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sudjana (2002) Statistika, Yogyakarta: BPFEUGM

Вам также может понравиться