1 Halanobis et al.

, Pengambilan Contoh Tanah

PERTANIAN

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Soil Sampling

Arbi Bahtiar Boedi Iman Halanobis1, Faisal Afnani 2, Helena Kerukowe3

Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan No. 37, Sumbersari, Jember
e-mail : arbiiman48@gmail.com

ABSTRACT
Soil is a part of the earth's crust containing minerals and organic matter. Soil comes from rocks or organic substances that
have weathered. The soil structure is in the form of particles such as sand, dust and clay which form an aggregate of soil
with another aggregate. Organic matter contained in the soil can act as an adhesive between primary mineral particles
contained in the soil. To find out the properties contained in the soil research is needed by taking soil samples. The process
of taking soil samples is one of the important processes in determining the physical properties of the soil which will be
observed further. The physical properties of soil can depend on the type of soil in an area itself. The method used in
sampling soil samples includes taking samples of intact soil, extracting disturbed soil and then transporting and storing.
Sampling of disturbed soil was carried out composite from three sampling points at depths of 0 - 20 cm for each plot.
Whole soil samples were taken using a sample ring at the same depth for measuring soil weight. In sampling the soil must
determine the right soil layer so that the physical, chemical and biological properties of the soil can be analyzed and can
determine the effect of physical environmental conditions on the properties of the soil layers in the soil profile.
Keywords: Soil, Profile Soil, Soil samples.

ABSTRAK
Tanah merupakan suatu bagian kerak bumi yang mengandung mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari batuan atau
zat organik yang telah mengalami pelapukan. Struktur tanah berupa partikel-partikel seperti pasir, debu dan liat yang
membentuk suatu agregat tanah dengan suatu agregat lainnya. Bahan organik yang terkandung dalam tanah dapat bertindak
sebagai perekat antar partikel mineral primer yang terkandung di dalam tanah. Untuk mengetahui sifat-sifat yang
terkandung di dalam tanah diperlukan penelitian dengan cara pengambilan sampel tanah. Proses pengambilan contoh tanah
adalah salah satu proses penting dalam menetapkan suatu sifat-sifat fisik tanah yang akan diamati lebih lanjut. Sifat fisik
tanah dapat bergantung dengan jenis tanah di suatu daerah itu sendiri. Metode yang dilakukan dalam pengamblan contoh
tanah meliputi pengambilan contoh tanah utuh, pengambilan tanah terusik lalu pengangkutan dan penyimpanan.
Pengambilan contoh tanah terusik dilakukan secara komposit dari tiga titik pengambilan sampel pada kedalaman 0 – 20 cm
untuk tiap plot. Sampel tanah utuh diambil menggunakan ring sampel pada kedalaman yang sama untuk pengukuran berat
isi tanah . Dalam pengambilan contoh tanah harus menentukan lapisan tanah yang tepat supaya dapat dianalisa sifat fisik,
kimia dan biologi tanah serta dapat mengetahui pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat lapisan tanah dalam
profil tanah.
Kata kunci: Tanah, Profil Tanah, Contoh Tanah.

How to citate: Halanobis, A. B. B. I, F. Afnani, H. Kerukowe.2018. Pengambilan Contoh Tanah. Sains Tanah 1(1): 1-4

PENDAHULUAN
Tanah merupakan tubuh alam yang tersusun menjadi horizon-
horison mineral dan bahan organic dan memiliki peran yang sangat
penting dalam suatu ekosistem. Pada mulanya orang menganggap
tanah sebagai medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat
di permukaan bumi atau bentuk organik dan anorganik yang di
tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun sementara. Tanah
dapat digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya
(Rayes, 2017). Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas
komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan dan udara.
Menurut Harahap (2014), komponen pembentuk tanah yang berupa
bahan padat, bahan mineral, bahan organic, ruang antara bahan
padat, air, udara, dan semua makhluk hidup yang ada didalam tanah
jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk
bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media
yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan
kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari
bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Setiap
tanah memiliki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis yang
berbeda beda. Menurut Halilullah dkk (2015), sifat fisik tanah
merupakan sifat tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
poduksi tanaman karena akan menentukan penetrasi akar di dalam
tanah, kemampuan tanah menahan air, drainase, aerasi tanah dan

Sains Tanah – Pengambilan Contoh Tanah

2 Halanobis et al., Pengambilan Contoh Tanah
ketersediaan unsur hara tanah. Pengambilan contoh tanah
merupakan tahap penting untuk penetapan sifat-sifat fisik dan kimia
tanah di laboratorium. Sifat-sifat fisik tanah meliputi kadar air,
tekstur, kerapatan partikel, konsistensi dan kapilaritas.
Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah dari laboratorium harus
dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah
yang ada di lapangan. Sedangkan menurut Allo (2016), sifat kimia
tanah meliputi Ph, bahan organik dan kadar unsur hara. Reaksi
tanah atau pH tanah merupakan salah satu sifat kimia yang penting
dalam proses pertumbuhan tanaman yang mencerminkan
ketersediaan unsur hara makro dan mikro bagi pertumbuhan. Hal ini
disebabkan mekanisme pertukaran ion pada koloid tanah dan
larutan tanah yang dipengaruhi oleh derajat kemasaman tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil selain diperlukan
untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan
dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur
secara efisien, rasional dan menguntungkan dalam bidang pertanian.
Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan
tidak dengan cara yang benar.
Menurut Sipayung dkk (2014), kepadatan tanah erat
hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika
terjadi pemadatan tanah maka air dan udara akan sulit disimpan dan
ketersediaanya akan terbatas dalam tanah dan menyebabkan
terhambatnya pernafasan akar dan penyerapan air rendah, selain itu
memiliki unsur hara yang rendah dan aktivitas mikroorganismenya
juga rendah. Karena disebabkan oleh kepadatan tanah tersebut,
maka tanah sering mengalami deipesi tanah. Menurut Lima et al
(2018), dispersi tanah merupakan pemisahan agregat tanah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil. Kebalikan dari dispersi adalah
flokulasi atau penyatuan partikel-partikel tanah menjadi agregat
tanah. Kondisi dispersi dari tanah dan kegiatan antar fase akan
menghasilkan peristiwa seperti adsorbsi air dan bahan kimia,
pertukaran ion, adhesi, pengembangan dan pengkerutan, disperse
dan penggumpalan dan kapilaritas. Sampel tanah yang terusik
memiliki disperse data yang lebih tinggi daripada sampel tanah yang
utuh (tidak terusik), karena faktor-faktor seperti ukuran butir dan
bulk density, yang mempengaruhi data kalibrasi.
Kualitas tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi
mempertahankan produktivitas tanaman, mempertahankan dan
menjaga ketersediaan air serta mendukung kegiatan manusia.
Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja fungsi tanah
sebagai media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran
air dan menyangga lingkungan yang baik pula. Sedangkan kualitas
tanah yang buruk akan merugikan terhadap kinerja fungsi tanah
sebagai media tumbuh dari suatu tumbuhan. Dimana dalam ilmu
pertanian, baik buruknya kualitas tanah akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan yang
akan berakibat pada hasil akhir atau produksi tanaman (Juarti,
2016).
Selain kualitas tanah, diperlukan juga pengetahuan mengetanai
investasi tanah yang akan digunakan sebagai media tanam.
Investigasi tanah itu sendiri merupakan bagian penting dari studi
kelayakan penggunaan tanah dan membantu menentukan jenis dan
karakteristik untuk penanaman yang lebih baik. Dalam urutan untuk
menentukan jenis dan karakteristik, pengujian laboratorium tanah
harus dilakukan. Dengan demikian sampling tanah harus dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik sifat-sifat tanah, baik
sifat kimia, fisika maupun bilogisnya (Ishak et al, 2017).
Dalam pengambilan sampel tanah membutuhkan dua macam
sampel tanah, yaitu sampel tanah terusik dan sampek tanah utuh
(tidak terusik). Sampel tanah terusik merupakan sampel tanah yang
diambil secara langsung dan diambil dari beberapa tempat dalam
satu vegetasi. Hal ini bertujuan agar sampel tanah tersebut dapat
mewakili keseluruhan tanah dari suatu vegetasi, sedangkan sampel
tanah utuh (tidak terusik) diambil menggunakan ring sampel tanah
Sains Tanah – Pengambilan Contoh Tanah
yang bertujuan agar sampel tanah yang diambil tetap utuh dan tidak
terjadi perubahan komposisi yang ada didalam tanah tersebut
(Moberg, 2013).
BAHAN DAN METODE
Pengamatan dilakukan di Agrotechnopark Universitas
Jember pada hari sabtu, 13 Oktober 2018 pukul 09.10 – 11.10
WIB. Bahan dan alat yang diperlukan dalam acara pengambilan
contoh tanah adalah sampel tanah yang telah diambil dari lahan
jagung di daerah Antirogo da es batu. Alat-alat yang diperlukan
antara lain cangkul, sekop, kertas label, kantong plastik untuk
tempat sampel tanah yang telah diambil di Agrotechnopark
Universitas Jember, dan ring sample yang telah disediakan asisten.
Metode yang dilakukan dalam pengamblan contoh tanah
meliputi pengambilan contoh tanah utuh, pengambilan tanah terusik
lalu pengangkutan dan penyimpanan. Dalam pengambilan tanah
utuh harus menentukan tiga titik yang akan diambil sampelnya dan
mengambil sampel tanah dengan menggunakan bor-ring yang telah
diberikan asisten. Bor-ring diletakkan secara vertikal dengan bagian
tajam ada dibawah lalu bagian atas bor-ring diberi balok kayu agar
saat dipalu tidak mengenai bagian bor-ring langsung. Untuk proses
pengambilan tanah yang sudah ada di ring, kita harus menggali
tanah yang ada disekitar ring sampel dengan sekop. Setelah berhasil
dicabut, ring sampel ditutup dan dibawa dengan hati-hati agar tidak
rusak. Dalam pengambilan tanah terusik juga ditentukan tiga titik
terlebih dahulu sebelum dicangkul dan diambil sampelnya.
Pengambilan sampel tanah terusik tidak menggunakan alat bor-ring
tetapi menggunakan sekop biasa, lalu sampel dari tiga titik tersebut
dimasukkan kedalam kantong plastik yang sudah disiapkan dan
diberi label. Pengangkutan dan penyimpanan merupakan proses
selanjutnya setelah contoh tanah utuh dan terusik diambil. Tanah
yang sudah ada di dalam ring akan disimpan di laboratorium. Suhu
yang panas akan mengalami perubahan oleh karena itu sampel tanah
yang telah didapat segera di simpan di laboratorium. Praktikum ini
dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh kondisi lingkungan
fisik terhadap sifat-sifat lapisan-lapisan tanah dalam profi.
Pengamatan ini menggunakan analisis deskriptif.
HASIL
Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel
No Jenis sampel tanah Vegetasi Teknik
pengambilan
1 Sampel tanah utuh Jeruk Ring sampel
2 Sampel tanah terusik Jeruk Pengambilan pada
tiga titik perakaran
tanaman
Sampel tanah utuh diambil pada vegetasi Jeruk, pengambilan sampel
tanah utuh dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan tanah
memakai ring sampel. Sampel tanah terusik diambil pada vegetasi Jeruk,
yang dilakukan dengan cara menentukan tiga buah titik disekitar perakaran
tanaman buah naga lalu menggalinya dan mengambil sampel dari tiap-tiap
titik yang berbeda tersebut.
3 Halanobis et al., Pengambilan Contoh Tanah

PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA

Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh atau sampel yang berbeda
tegantung dari tujuan atau untuk apa dilakukan pengambilan sampel
tersebut. Sampel tanah utuh atau tidak terusik biasa digunakan untuk
mengetahui berat isi (bulk densisty), pemeabilitas, dan Pf. Sampel tanah
biasa atau terusik digunakan untuk melakukan analisis terhadap sifat fisika
dan kimia tanah. Teknik yang digunakan pada pengambilan tiap-tiap
sampelpun berbeda. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara
menggunakan ring sampel sedangkan pengambilan sampel tanah terusik
dilakukan dengan mengambil tanah pada tiga titik yang telah ditentukan
sebelumnya lalu mencampurnya dalam satu wadah untuk menyeragamkan
komposisi tanah.
Menurut Gunawan (2008), pengambilan contoh bahan tanah dapat
dilakukan menggunakan dua jenis sampel diantaranya sampel tanah utuh
atau tidak terusik dan sampel tanah terusik. Sampel tanah tidak terusik
adalah contoh atau sampel tanah yang diambil dengan tetap memperhatikan
sifat asli atau sifat alamiah tanah dari tempat asalnya, sehingga tanah yang
diambil belum mengalami perubahan struktur, kadar air, atau susunan
kimianya. Sampel tanah terusik merupakan contoh tanah tanpa
memperhatikan sifat-sifat alami tanah atau sifat aslinya baik struktur, kadar
air, maupun sifat lainnya, biasanya sampel tanah terusik digunakan dalam
penelitian distribusi ukuran, batas atterberg, klasifikasi tanah, dan
pemadatan di laboratorium.
Pengambilan sampel harus dilakukan sesuai dengan untuk apa sempel
tersebut diambil. Setiap teknik [pengambilan akan menentukan keberhasilan
suatu penelitian. Kesalahan yang dilakukan dalam pengambilan sampel akan
berakibat pada, data yang didapat saat penelitian akan tidak valid.
Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara pengambilan
menggunakan ring sampel. Pengambilan menngunakan ring sampel
bertujuan untuk mempertahan sifat alami tanah seperti stuktur dan kadar
ainya. Pengambilan menggunakan ring juga harus dilakukan dengan hati-
hati karena jika terjadi goncangan pada saat proses pemaluan akan berakibat
pada struktur tanah didalamnya akan rusak, sehingga perlu dilakukan
pengulangan pengambilan sampel.
Pengambilan sampel tanah terusik dilakukan dengan membuat tanda
tau mark pada tiga buah lokasi yang dipilih secara acak pada bagian
vegetasi yang ditentukan, dalam penelitian kali ini menggunakan vegetasi
buah naga. Tiga titik tersebut tersebar pada daerah perakaran, setelah
ditentukan ketiga titik tersebut selanjutnya menggali tanah dan mengambil
sempel pada tiap-tiap lokasi. Setiap sampel lokasi dicampur untuk mendapat
komposisi tanah yang seragam. Pengambilan sampel lokasi harus dilakukan
pada lokasi dengan jarak yang berdekatan, karena semakin jauh lokasi akan
memiliki perbedaan sifat tanah yang semakin tinggi, baik sifat fisik, kimia,
maupun biologisnya.
Pengamatan pengambilan sampel tanah dilakukan dengan melakukan
pengambilan sesuai instruksi metode yang digunakan. Pengambilan sampel
berjalan lancar namun ada beberapa kendala saperti pengulangan
pengambilan beberapa kali pada lokasi yang berbeda. Pengulangan tersebut
dikarenakan lahan yang digunakan pada praktikum memiliki struktur
berbatu kerikil sehingga kesulitan untuk dilakukan penggalian untuk
mendapatkan tanah yang terpapar cahaya dan juga pengaruh lingkungan
luar. Pengambilan sampel tanah utuh juga mengalami kendala, yaitu karena
kurangnya peralatan yang memadai membuat kesulitan ketika melakukan
proses pencongkelan ring sampel dari tanah.
Gunawan, R. 2008. Pengantar Teknik Fondasi. Yogyakarta: Kanisisus.
Rayes, M. L. 2017. Morfologi Dan Klasifikasi Tanah. Malang: UB
Perss
Harahap, E., N. Aziza dan A. Affandi. 2014. Menentukan Tekstur
Tanah dengan Metode
Perasaan di Lahan Politani. Jurnal Nasional Ecopedon. 2(2):13-
15.
Sipayung, E. S., G. Sitanggang dan M. M. B. Damanik. 2014.
Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisol Simalingkar
B Kecamatan Pancur Batu dengan Pemberian Pupuk
Organik Supernasa dan Rockphosphit serta Pengaruhnya
terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Jurnal
Online Agroekoteknologi. 2(2): 393-403.
Halilullah., Affandi dan H. Novpriansyah. 2015. Karakterisitk Sifat
Fisik Tanah pada Lahan
Produksi Rendah dan Tinggi Di PT Great Giant Pineapple. J.
Agrotek Tropika. 3(2): 278-282
Juarti. 2016. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada
berbagai Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kota
Batu. JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian,
Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu
Geografi. 21(2): 58-71.
Allo, M. K. 2016. Kondisi Sifat Fisik Dan Kimia Tanah pada Bekas
Tambang Nikkel serta
Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Trengguli dan Mahoni. Jurnal
Hutan Tropis. 4(2): 207-217
Ishak, M. F., M. A. Omardin., M. H. Z. Abidin and S. A. A.
Tajudin. 2017. A Simple and Effective Tool To
Extrude Tropical Residual Soil Sample.
International Research and Innovation Summit. 3-6.
Moberg, D. P., R. L. Johnson and D. M. Sullivan. 2013.
Comparison of Disturbed and Undisturbed Soil
Core Methods to Estimate Nitrogen-Mineralization
Rates in Manured Agricultural Soils.
Communications in Soil Science and Plant
Analysis. 44 (1): 1722-1732.
Lima, J. G. A., A. S. de Oliveira., L. da S. Souza., N. D. da Silva
and P. C. Viana. 2018. Calibration of a soil moisture
sensor with disturbed and undisturbed soil samples from
Bahia. R. Bras. Eng. Agríc. Ambiental. 22(10): 696-701

KESIMPULAN
Pengambilan contoh tanah dilakukan sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Pengambilan contoh tanah untuk penelitian tanah dibagi menjadi
dua yaitu pengambilan menggunakan sampel tanah terusik dan tidak terusik
atau tanah utuh. Pengambilan contoh tanah harus dilakukan sesuai prosedur
karena menjadi sebuah prasarat penentu keberhasilan dari suatu penelitian.

Sains Tanah – Pengambilan Contoh Tanah

4 Halanobis et al., Pengambilan Contoh Tanah

LAMPIRAN

Gambar 1. Menggali Tanah

Gambar 2. Menggunakan Ring Sample

Gambar 3. Sampel tanah

Gambar 4. Comtoh tanah terusik dan utuh

Sains Tanah – Pengambilan Contoh Tanah