Вы находитесь на странице: 1из 75

Cobalah buat suatu makalah singkat berisi 5-8 halaman yang

dapat memberikan penjelasan tentang pengorganisasian


informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia! Bila perlu,
lengkapi dengan contoh!
Cara mengerjakan tugas:
1. Makalah diketik dalam format DOC atau DOCX.
2. Isi makalah terdiri dari pendahuluan, pembahasan,
simpulan.
3. diketik dengan menggunakan font arial 11, 1,5 spasi.
4. Jumlah halaman minimal 5 maksimal 7 halaman.
5. Kumpulkan makalah disini.
6. ENGORGANISASIAN INFORMASI/ PENGETAHUAN DALAM
INGATAN MANUSIA
7.
8.
9. PENDAHULUAN
10.
11. Benarlah kiranya ungkapan yang menyampaikan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna, dengan dibekali perangkat yang super canggih yaitu adalah otak. Pada
bagian otak ada yang dinamakan dengan lobus fontalis terletak yang disebut dengan
memori, yang memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi yang tak terbatas
jumlahnya. Namun tidak semua manusia memanfaatkan kapasitas tersebut secara
optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam memori yang tidak terisi secara baik.
12. Seperti yang kita ketahui bahwa memori sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu dengan menghubungkan
masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk harapan di masa depan. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal memori yang menjadikan kita menjadi
makhluk sejarah dengan memori yang tidak terbatas dan terus hidup sepanjang zaman.
13. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang
di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.Oleh karena itu, penting untuk mempelajari teori
dan faktor-faktor ingatan (memori) agar dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman,
sehingga perkembangan manusia selalu berkembang.
14.
15.
16. PEMBAHASAN
17.
18. 1. Pengertian Ingatan (Memori)
19. Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari
lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory
juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali.
Pada dasarnya juga memori adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan
membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memori memberi manusia
kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memori merupakan
kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran
indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh
bagian otak. Memori yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya informasi yang disimpan.
20.
21. Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya
tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi
potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
22. Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu
adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu
saling berkaitan. Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam
otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :
23. 1. Ingatan Jangka Pendek
24. Ingatan jangka pendek ialah tempat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera
dalam waktu yang labih pendek. Ada 2 cara untuk meningkatkan ingatan jangka pendek,
yaitu:
25. a. Rehearsal adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk
mempertahankan informasi dalam ingatan jangka pendek.
26. b. Encoding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang
dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu
pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai
frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
27. 2. Ingatan Jangka Panjang
28. Ingatan jangka panjang ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa yang
cukup lama. Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor,
yaitu :1) Faktor Individu, dimana proses mengingat akan lebih efektif apabila individu
memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam
pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi Fisik dan kesehatan yang baik. 2)
Faktor Sesuatu yang dalam hal ini adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur
yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai
intensitas rangsangan yang cukup kuat. 3) Faktor Lingkungan proses mengingat akan
lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya
gangguan-gangguan.
29.
30. 2. Teori Ingatan (Memori)
31. Adapun teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga
proses memori, seperti berikut :
32. 1. Enconding (Fungsi Memasukan)
33. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang
dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu
pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai
frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :
34. a. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan dengan
tidak sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya adalah seorang anak yang menginginkan
barang yang sangat ia mau, apabila tidak dibelikan, ia akan menangis sekeras
kerasnya. Kelakuan tersebut bisa tersimpan di otak mereka karena dengan menagis
sekeras-kerasnya ia akan dibelikan barang yang ia mau.
35. b. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang sering jalan
kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja tempat tersebut.
36. 2. Storage (Fungsi Menyimpan)
37. Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut.
Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang
diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat
mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori
jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri
seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan
dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu
interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali. Interval dapat
dibedakan atas :
38. 1. Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan
sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi
39. 2. Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut
akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan kelupaan.
40. 3. Retrieval
41. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang
disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga
jenis proses mengingat, yaitu :
42. a) Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan
dengan menggunakan Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus
tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih
memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme
suara.
43. b) Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.
Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk
melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya
perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
44. c) Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi
menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya
sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat
banyak hal tentang tokoh tersebut.
45. Perbedaan antara recall dan recognition menunjukan adanya fungsi petunjuk mengingat
dalam recognition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi yang akan
diingat khususnya memori jangka panjang.
46. Pendekatan Information-Processing menyatakan bahwa memori dapat dipahami melalui
tiga proses, yaitu enconding, storage, dan interval. Tapi dalam proses tersebut terlibat
tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short
term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).
47. 3. Meningkatkan Kemampuan Memori
48. Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan memori harus memenuhi
tiga ketentuan sebagai berikut:
49. a) Proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan bahwa pengulangan/rekan. Mekanisme dalam proses mengingat sangat
membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang
dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi
yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapinya saat ini.
50. b) Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal lain.
Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari uraian di depan
jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai kaitan
dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya. Konteks dapat berupa peristiwa,
tempat, nama sesuatu, perasaan tertentu dan lain-lain. Konteks ini memberikan retrievel
cues atau karena itu mempermudah recognition.
51. c) Proses memori memerlukan organisasi. Salah satu pengorganisasian informasi yang
sangat dikenal adalah mnemonik (bahasa Yunani: mnemosyne, yaitu dewi memori
dalam mitologi Yunani). Informasi diorganisasi sedemikian rupa (dihubungkan dengan
hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang kompleks mudah untuk diingat
kembali.
52.
53.
54. KESIMPULAN
55.
56.
57. 1. Memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan
tidak saling berkaitan
58. 2. Teori Ingatan (Memori) adalah sebagai berikut : 1) Enconding; 2) Storage.
Sedangkan Interval dapat dibedakan atas Lama Interval, Isi Interval, Retrieval, Recall,
Recognition dan Redintegrative
59. 3. Faktor-faktor Ingatan (Memori) yaitu faktor individu, faktor sesuatu yang harus di
ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti,
mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup
kuat dan faktor lingkungan.
60. 4. Kemampuan Memori dapat meningkatkan pengulangan/rekan, hubungan dengan
hal-hal lain.
61.
62.
63. DAFTAR PUSTAKA
64.
65. Almazini.P. Mengoptimalkan Daya Ingat. www.makelarz.blogspot.com. 09 April 2015
66. BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset dit or delete it and
start blogging, 1990), 165
67. Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: PBFE.
68. Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
69. NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
70. Purwanto, M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
71. Walgito, Bim. 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset dit or delete it
and start blogging.
72. BAB I
73. PENDAHULUAN
74.
75.
76.
77. 1.1 Latar Belakang
78. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka
belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang
ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam,
benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak
dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan
secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar
merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar
terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai
temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah
membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru
guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai
insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun
teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan
bermunculnya teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang
sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori
tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak
jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan
teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah teori belajar pengolahan
informasi.
79.
80. 1.2 Rumusan Masalah
81.
82. 1. Apa yang dimaksud teori pengolahan informasi ?
83. 2. Apa yang dimaksud sistem memori manusia ?
84. 3. Bagaimanakah komponen belajar ?
85. 4. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
86. 1.3 Tujuan
87. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kulah Belajar dan Pembelajaran serta
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Teori Pengolahan Informasi dalam
Memori Manusia.
88.

89.
90. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
91.
92.
93. 2.1 Teori pengolahan informasi
94. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Dimana dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme
dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan
informasi memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan
pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik
pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi
yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang
diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap
tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas
pengertian proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa
antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan
cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan
informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang
dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi,
yaitu:
1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk
ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory,
dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas
kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya
adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).
95.
Adapun tokoh lain yang menjelaskan teori ini:

96. 1. Robert Gagne


97. Robert M. Gagne, Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan
informasi, Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang
terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam
instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia
kemudian mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert
Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh penting yang telah mencetuskan
berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar dalam dunia
pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori
matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan
penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang
berkaitan secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan
persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang
efektif.
Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di
dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa untuk memecahkan
masalah.
Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training
Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam
pengembangan Teknologi Pembelajaran modern.
Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi
pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain
pembelajaran menjadi semakin hidup dan berkembang sesuai harapan. Robert Gagne
merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah
proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta
mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi
mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap
konsep soul dan mind.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi
internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses belajar yang dijalankan oleh individu tersebut
(peserta didik).
98. 2.2 Sistem memori manusia
99. Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya
tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi
potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu
adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling
berkaitan.
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit
untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser,
1967. Ada juga yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif, tetapi
merupakan suatu yang aktif memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya,
mengubah data data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu
untuk digunakan di waktu kemudian. Hal ini berarti memori juga dapat dikatankan
sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di
lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan
banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-
interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
struktur memori yaitu:
100. 1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
101. Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau
rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut
akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut
akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas
atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’
atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan
bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua orang siswa
di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat
hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori
sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi, pencatatan
pengideraan hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu
detik saja.
102. 2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
103. Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek.
Jelaslah bahwa penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan Inderawi yang
stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang.
Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa
tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka
pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik.
Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi
sangat penting untuk diketahui para guru dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan
selama proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap
informasi atau masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu
informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para
siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang
guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti: “Anak-anak,
bagian ini sangat penting.” Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut,
mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah
dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi,
memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga merupakan usaha-usaha yang patut
dihargai dari seorang guru selama proses pembelajaran untuk menarik perhatian
siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan
dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan
memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung.
104. 3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
105. Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini
berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu
sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia
butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan
jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah
bahwa penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat
pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan
terbentuk tanpa adanya pengulangan.
Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses
pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci
yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan
yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman
yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10
menit daripada 1 × 60 menit.
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan
Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
106.  Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada
sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan
17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791
karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
107.  Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat
siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan
4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang
sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
108.  Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada
sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa
akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan
ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan
terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat
menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
109. 2.3 Komponen belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
110. 1. mengarahkan perhatian ke stimulus
111. 2. mengkode stimulus
112. 3. penyimpanan dan pemanggilan informasi.
113.
114. a. Perhatian ke stimulus
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik ). Isyarat fisik ini
disimpan sebenta di sebut ikon dan memori audio disebut peniru bunyi (echo). Jenis
retensi isyarat yang ke tiga disebut taktil atau haptik, untuk retensi ini belum banyak
penelitian yang di lakukan. Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem
pengolahan informasi yaitu:
115. 1) pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang
sudah sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak
memerlukan perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah diketahui
seperti pola perkalian 1 x 10. B) pros deliberate
116. 2) peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar
yang dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan
untuk pola-pola yang belum diketahui (baru)
117. 2. Mengkode stimulus
118. Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau
tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan
pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain
dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi
pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang
ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif
adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu:
a) diganti dengan lambang lain (subsitusi)
b) dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.
Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini: Mengasosiasikan pohon
korma (informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah contoh
gladi elaboratif.
119. 3. Penyimpanan dan retrival
120. Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam
memori jangka panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk
proses ini sangat bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan
informasi itu dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara
dan gladi elaboratif ke duanya dapat membantu individu dalam mengingat informasi
dalam waktu yang akan datang. Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan
kembali meliputi: akronim, catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-
kata frase untuk mengingat not-not yang terletak pada garis-garis paranada dan
seterusnya.
121.
122. 2.4 Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar
123. Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam
hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
adalah
124. a. Membimbing untuk menerima stimulus
125. b. Memperlancar pengkodean
126. c. Memperlancar penyimpanan dan retrival
127. Melihat dari komponen tersebut sudah pasti ketiganya merupakan suatu satu
kesatuan yang harus dilakukan secara berutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang
akan di dapat atau hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
128. 1. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
129. Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu
aplikasi filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian
peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
130. a. Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal
ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-
stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih
terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
131. b. Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam
pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah
stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan
kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan
menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
132. Hal penting agar kegiatan menyajikan fokus adalah dengan memudahkan peserta
didik dalam menerima informasi yang cermat dan lengkap. Atau dengan ungkapan lain
apakah informasi yang diberikan itu diterima di dalam memori kinirja peserta didik.
Untuk memudahkan penerimaan informasi untuk tujuan behavioral dapat dilakukan
dengan organise muka (advance organize), yaitu merupakan konsep-konsep paying bagi
bahan baru.
Tujuan dengan pemberian kerangka ini atau advance organize yaitu untuk
membantupeserta didik untuk mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari
material atau bahan pelajaran yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance
organizer juga berguna untuk memberikan kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu
melalui advance organizer akan menjadi suatu penghubung antara simpanan informasi
peserta didik pada waktu sekarang dengan dengan belajar yang baru. Melalui hal ini juga
dapat di gunakan sebagai jembatan antara kognitif lama dan struktur kognitif yang akan
diperoleh, sehingga melalui advance organizer dapat memperlancar proses mengkode
pada peserta didik.
Membahas mengenai advance organizer, ada dua jenis organizer yang disampaikan
(mayer: 19979) yaitu:
133. a. Organizer Ekspositorik yaitu memberikan mekanisme untuk membuat
hubungan logis dalam materi baru. Dalam hal ini yang menjadi titik pusatnya adalah
bagaimana membuat hubungan yang singkron/ masuk akal antara informasi yang di
miliki peserta didik dengan informasi yang akan di peroleh saat proses belajar.
134. b. Organizer komparatif yaitu memberikan mekanisme untuk menghunbungkan
informasi yang baru dan tidak di kenal dengan pengetahuan yang sudah ada. Dalam hal
ini dapat diartikan juga bahwa melalui organizer ini, peserta didik akan dibantu untuk
memahami informasi yang sama sekali belum dikenal dan belum ada pada informasi
yang sudah dimilikinya. Hal ini akan di lakukan oleh pendidik melalui pengenalan
sederhana mengenai informasi baru tersebut dan setelah itu akan diperinci. Selain dari
pada itu pendidik juga akan memberikan motivasi pada peserta didik agar mampu untuk
memahami informasi baru tersebut, motivasi yang di berikan dapat berupa data-data
pendukung dan penanaman rasa percaya diri kepada siswa bahwa ia mampu untuk
mengkode dan memunculkan kembali pada waktu yang berbeda (masa datang).
135.
136. 2. memperlancar pengkodean
137. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan
kedalam memori jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi
menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian
mengenai informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan
pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam
proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan
berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit
pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Teknik
yang kurang dikenal juga akan di lakukan pengkodean melalui pemberian petunjuk yang
dapat berupa judul paragraf atau kata-kata yang berhubungan.
Rancangan yang lain adalah berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya
elaborasi(pengubahan) yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan
berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk
mengubah atau melakukan peengubahan dengan caranya sendiri terhadap informasi agar
bagaimana mudah untuk di ingat dan melakukan retrival (memunculkan kembali).
Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa pengisyaratan baik
visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri, yang dapat
membantunya belajar memperoleh asosiasi yang sembarangsaja sifatnya misalnya;
sebuah daftar, methode dan sebagainya.
138. 3. memperlancar penyimpanan dan retrival
139. Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besardalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia.
Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori
manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat
dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang
tersimpan dalam long term memori ( ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran
dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan dalam
melaksanakan penelusuran, yaitu:
140.  Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin
dimunculkan dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan
suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan
memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
141.  Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang
terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan
kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur
informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis,
dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci,
sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat
didapatkan oleh individu.
142.

143.
144. BAB III
145. KESIMPULAN
146.
147. 3.1 Kesimpulan
148. Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka
Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.
149.
3.2 Saran
150. Kami menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah
ini
151. masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami menyarankan untuk
dilakukan suatu pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi
perbaikan makalah kami selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang
tentunya membangun. Demikianlah hasil karya tulis kami yang terangkim dalam suatu
makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami ucapkan terima kasih.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161. DAFTAR PUSTAKA
162.
163.
164. 1. Karwono dan Heni Mularsih.2010.Belajar dan Pembelajaran Serta
Pemanfaatan Sumber Belajar.Ciputat:Penerbit Cerdas Jaya
165. 2. Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
166. 3. Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk Tuhan yang sempurna, dan
kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Tuhan
lainnya adalah manusia memiliki kemampuan untuk
mengingat sesuatu namun banyak manusia yang tidak
memanfaatkan kemampuannya tersebut dengan sebaik
mungkin dan hanya memanfaatkan kemampuan tersebut
sekedarnya saja.
Memori atau kemampuan mengingat memiliki
kedudukan yang sangat pentig dalam proses belajar, para
siswa akan mudah belajar jika dia memiliki kapasitas
memori yang baik dan jika kemampuan ini di gunakan
dengan baik maka bisa dipastikan siswa tersebut akan
dapat dengan mudah meyerap dan mengingat pelajaran
yang di berikan oleh bapak ibu guru.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca memahami isi
makalah ini, maka penulis merumuskan ruusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan memori?
2. Apa saja struktur dan jenis memori?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi memori?
4. Apa hubungan antara memori dan belajar bagi para
siswa?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memori
Ada beberapa definisi menurut para ahli tentang memori,
yaitu:
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu
sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap
informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system,
yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan
yang terdapat di dalam otak manusia.”[1]Di sini, memori
merupakan sistem kerja otak manusia untuk menangkap
dan menyimpan pengetahuan.
Menurut Eric Jensen dan Karten Mar kowiz (2003:21),
ingatan merupakan suatu proses biologi,yakni informasi
diberi kode dan dipanggil kembali.Pada
dasarnya,menurut Jensen,ingatan adalah sesuatu yang
membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia
dari makhluk lain.Ingatan memberi manusia titik –titik
rujukan pada masa lalu dan perkiran pada masa depan.[2]
Semua pengetahuan, baik pengetahuan indra maupun
pengetahuan akal (pikiran),yang masuk ke dalam
kesadaran jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita,
kemudian disimpan oleh jiwa kita. Jiwa kita mempunyai
kesanggupan untuk menyimpan pengetahuan untuk
beberapa lama,bahkan sampai seumur hidup ; dan
mengeluarkan kembali pengetahuan tadi sewaktu – waktu
di butuhkan. Fungsi jiwa yang demikian ini disebut ingatan
atau memori (memory).[3]
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari
kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasi.[4]
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori, yaitu:
fungsi, pengalaman/informasi, dan spesifikasi. Memori
melibatkan fungsi dari suatu sistem yang dapat
difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat untuk
melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori juga
melibatkan informasi yang diperoleh melalui suatu
aktivitas, sehingga informasi yang didapat akan menjadi
suatu pengalaman yang disimpan pada suatu tempat.
Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan dapat
direkam dengan baik, hanya informasi-informasi yang
memiliki kekhususan (kesan tertentu) yang dapat
disimpan. Jadi, memori merupakan suatu proses kerja
yang melibatkan alat-alat atau tempat untuk menerima,
menyimpan, dan mengingat kembali informasi-informasi
yang memiliki kekhususan.
Mengingat merupakan pengetahuan sekarang tentang
pengalaman masa lampau Memori dalam pengertian ini
lebih menekankan pada kemampuan kognitif seseorang,
yaitu kemampuan untuk menyebutkan atau menghafal
suatu kegiatan yang pernah dilakukan pada masa lalu.[5]
Memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
dalam otak. semua aktivitas memori berpusat di otak dan
ada tiga kegiatan dalam memori, yaitu:[6]
a) Pengkodean. Pada tahap awal informasi-informasi
yang diterima terlebih dahulu diberi kode atau tanda atau
pengelompokkan.
b) Penyimpanan. Setelah informasi tersebut diberi kode,
kemudian diteruskan ke tempat penyimpanan. Di tempat
penyimpanan informasi akan bertahan di dalamnya
sampai suatu saat dibutuhkan untuk dimunculkan kembali.
Tiak semua informasi yang diterima dapat disimpan.
Waktu penyimpanan tergantung pada kualitas dan
kapasitas tempat yang dimiliki otak masing-masing
individu.
c) Pemanggilan kembali. Pada tahap ini, informasi-
informasi yang telah disimpan tadi dipanggil sesuai
dengan kebutuhan, walaupun tidak semua informasi yang
diterima dan disimpan dapat dipanggil kembali, karena
sebagian atau bahkan semua informasi yang disimpan
dapat hilang atau tertutup oleh informasi yang lainnya.
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Definisi ini sama dengan definisi dari Bruno, hanya
terdapat perbedaan pada tahap ketiga. Bruno
menggunakan istilah pemanggilan kembali, sedangkan
Suryabrata menggunakan istilah mereproduksi kesan.
Istilah mereproduksi kesan mengandung pengertian yang
lebih dalam dan luas, karena mereproduksi adalah
melakukan (membuat) reproduksi; menghasilkan
(memproduksi) ulang; menghasilkan (mengeluarkan)
kembali (Pusat Bahasa Diknas).[7]
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman
dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali
tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya,
membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik.
Dengan kemampuan mengingat pada manusia, maka ini
menunjukan bahwa manusia mampu menerima,
menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-
pengalaman yang dialaminya. Menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama
halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang
pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. Jadi, memori
adalah keseluruhan proses fungsi mental yang berpusat di
otak untuk memunculkan kembali pengetahuan tertentu
tentang pengalaman masa lalu melalui tahapan
menangkap/menerima,memberi kode, menyimpan,
mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali.

B. Struktur memori
Struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga
subsistem, yakni: sensory register, short term memory,
dan long term memory.[8]
a) Sensory storage (memori sensoris/sensory register)
Bagian ini merupakan tempat pertama yang dilalui, yaitu
organ-organ penerima informasi yang terdiri dari panca
indera manusia. Pada tahap ini semua informasi akan
diterima oleh panca indera. Karena keterbatasan panca
indera, maka tidak semua informasi yang diterima akan
dapat disimpan untuk diteruskan ke shor term memory.
b) Short term memory
Short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang telah diterima oleh sensory
storage. Informasi-informasi yang ada pada short term
memory tidak akan bisa bertahan lama.
c) Long term memory
Informasi yang telah sampai pada short term memory
akan diteruskan ke long term memory, tetapi hanya
sebagian kecil saja dari informasi yang diterima bisa
sampai ke long term memory. Informasi-informasi yang
ada di long term memory inilah yang nantinya akan dapat
dimunculkan kembali sebagai suatu pengetahuan.
Jadi, ada tiga bagian memori yang terlibat dalam
proses memori, yaitu memori sensoris, memori jangka
pendek (short term memori), dan memori jangka panjang
(long term memori). Informasi akan selalu diterima oleh
memori sensoris, kemudian sejumlah tertentu akan
diteruskan ke dalam memori jangka pendek dan yang lain
hilang. Informasi di memori jangka pendek akan
mengalami proses seleksi untuk diteruskan ke memori
jangka panjang, sedangkan yang tidak diteruskan akan
dilupakan.

C. Jenis memori
Di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan
yang disimpan ,memori manusia itu terdiri atas dua
macam:[9]
1. Semantic memory (memori semantic), yaitu memori
khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-
pengertian.
2. Episodic memory (memori episodic), yaitu memori
khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-
peristiwa.
Ada tiga jenis memori yang tersimpan pada long term
memory, yaitu:
a. Memori semantik
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu
obyek yang diketahui seseorang baik berupa kata,
konsep, peraturan, maupun ide-ide abstrak. Memori ini
penting bagi seseorang untuk menerapkan informasi yang
telah diketahuinya dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
b. Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang dapat
mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah
dialaminya. Ketika seseorang mengingat masa
sekolahnya di sekolah dasar, maka orang tersebut sedang
menggunakan informasi yang tersimpan dalam memori
episodiknya. Memori episodik merupakan pengalaman
personal, sebuah gambaran mental tentang hal-hal yang
dilihat atau didengar.
c. Memori prosedural
Ingatan prosedural adalah ingatan yang disimpan
setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang
dipelajari.Misalnya ingatan Anda tentang belajar naik
motor,memancing,atau mengendarai mobil yang belum
lama Anda jalankan.Ingatan ini terkait dengan segala
sesuatu yang sifatnya ara melakukan sesuatu.[10]

D. Faktor yang mempengaruhi memori


Kuat atau lemahnya memori seseorang dipengaruhi
oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kondisi fisik.
Faktor lain yang juga mempengaruhi ingatan adalah usia.
Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
mengalami kesulitan untuk mengingat suatu informasi
yang diterimanya. Kondisi fisik seperti sakit dapat
menyebabkan kesulitan untuk mengingat, karena pada
saat sakit kondisi jasmani sedang mengalami gangguan.
Selain itu, usia juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak akan lebih
mudah menerima dan menyimpan informasi dibandingkan
dengan orang yang telah berusia lanjut.
Tidak semua informasi yang diterima oleh panca
indera diteruskan ke sensory storage, dari storage
informasi juga tidak semuanya dapat diteruskan ke short
term memory, demikian juga informasi yang sampai ke
short term memory dapat disimpan di long term memory.
Walaupun informasi telah sampai di long term memory,
tetapi tidak semua informasi dapat dimunculkan kembali.
Inilah yang dinamakan lupa.
Lupa merupakan gejala psikis yang dialami oleh
manusia normal.Lupa dialami oleh manusia karena
pernah mengingat sesuatu.Artinya,pada suatu waktu
sudah pernah menyimpan informasi di dalamnya
memorinya,tetapi informasi yang dimaksud jarang
dibangkitkan dan dikomunikasikan,sementara setiap hari
terjadi pemasukan informasi dan terbentuk pula
penumpukan informasi.Karena padatnya informasi
didalam memori,ada informasi yang hilang,yang sudah
tidak mampu diingat kembali alias lupa.[11]
Dilihat dari sebab-sebabnya,lupa dapat dibagi
dua,yaitu sebagai berikut:
1 Lupa karena hilangnya daya ingat terhadap informasi
yang dimaksudkan,artinya tanpa disengaja atau tidak
menyadarinya bahwa informasi yang dimaksud kurang
memperoleh perhatian.
2 Lupa dengan sebab di sengaja,sebagai lupa yang
dipenuhi kepura-puraan.Lupa yang disengaja merupakan
upaya jiwa untuk menghilangkan informasi tetentu yang
ada dalam ingatanya,tetapi bukanberarti dapat
melupakannya secara absolute,karena bisa saja
informasi itu semakin kuat memperlihatkan diri
memperlihatkan diri dalam kehidupannya.[12]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita
melupakan satu atau beberapa informasi :
· Tidak penting
Alasan paling umum mengapa suatu informasi dilupakan
adalah karena informasi itu tidak penting.
· Gangguan
Gangguan disini adalah rangsangan lain yang muncul
bersamaan denagn tahap pemrosesan ingatan.
· Kerusakan
Kerusakan pada engram atau hubungan saraf yang terjadi
saat suatu kejadian di rekam dalam pikiran merupakan
penyebab orang menjadi lupa .
· Tekanan
Ingatan yang ditekan yaitu ketika ingatan didorong kea
lam bawah sadar, adalah semacam mekanisme
pertahananbuilt-in yang membantu sesseorang
menghadapi trauma emosional.
· Stress
Kinerja ingatan akan menapai titik puncak, jika berada
dalam tingkatan stress yang memadai. Sebaliknya kinerja
ingatan akan menurun jika stres berlebihan atau kronis.
[13]

Selain tersebut di atas ada juga beberapa faktor yang


lain yang menyebabkan lupa. ada enam faktor penyebab
lupa, yaitu:[14]
1) gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori siswa.
2) tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja
ataupun tidak.
3) Perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar
dengan waktu mengingat kembali.
4) perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses
dan situasi belajar tertentu.
5) materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan siswa.
6) perubahan urat syaraf otak.
Informasi yang baru diterima mengganggu informasi
yang lama atau sebaliknya informasi yang baru terganggu
oleh informasi yang lama. Dalam hal informasi yang baru
mengganggu informasi yang lama, maka informasi yang
lama akan sulit diingat atau dimunculkan. Dalam hal
informasi baru terganggu oleh informasi lama, maka yang
akan terjadi adalah informasi yang baru akan sulit diterima
atau disimpan. Hal ini bisa terjadi karena jarak waktu
antara informasi baru dan informasi lama relatif dekat.
Informasi yang ada tertekan oleh keadaan psikis.
Informasi yang diterima mungkin menyenangkan,
menyedihkan, atau menyusahkan, sehingga informasi
tersebut hilang atau berusaha dihilangkan.
Perubahan situasi lingkungan saat menerima informasi
yang berbeda dengan situasi saat mengingat juga
menyebabkan informasi tersebut susah untuk diingat.
Siswa yang hanya menerima materi di kelas,
kemungkinan besar akan susah mengingatnya kembali
jika sudah ada di lapangan.
Sikap dan minat siswa yang kurang senang terhadap
informasi yang diterima akan menyebabkan informasi
yang diterima akan terlupakan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi yang
tidak pernah digunakan akan mudah hilang, walaupun
dapat dimunculkan kembali apabila diberi pancingan.
Kondisi fisik juga turut menyebabkan terjadi lupa, seperti
sakit.
Ada beberapa hal yag bisa dilakukan untuk
memudahkan kita dalam mengigat, hal tersebut di kenal
dengan strategi memori.
Individu-individu berbeda-beda dalam kemampuannya
mengingat, tetapi tiap orang dapat meningkatkan
kemampuan mengingatnya dengan pengaturan kondisi
yang lebih baik dan penggunaan metode yang lebih tepat.
[15]
Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-
beda antara satu dengan orang lainnya. Namun demikian,
ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh seseorang
agar mudah mengingat suatu informasi, antara lain
dengan menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan bugar,
menciptakan suasana dan ruang yang tepat untuk belajar,
dan sebagainya.
Strategi rehearsal ditempuh dengan memperbanyak
latihan atau pengulangan suatu informasi. Strategi
organisasi dilakukan dengan menyusun informasi-
informasi yang diterima dalam kelompok-kelompok
tertentu. Strategi elaborasi dilakukan dengan menciptakan
makna tertentu terhadap informasi yang diterima. Strategi
of loci dilakukan dengan cara menggunakan tempat-
tempat tertentu yang telah dikenal untuk membantu
mengingat. Strategi kata kunci dilakukan dengan
menggunakan kata-kata tertentu yang sama untuk
mengingat informasi.

E. Hubungan antara memori dan belajar


Hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan
itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan”.[16]
Memori adalah keseluruhan proses fungsi mental yang
berpusat di otak untuk memunculkan kembali
pengetahuan tertentu tentang pengalaman masa lalu
melalui tahapan menangkap/menerima, memberi kode,
menyimpan, mereproduksi, dan memanggil/memunculkan
kembali; sedang belajar merupakan proses perubahan
perilaku seseorang yang dilakukan dengan sengaja untuk
memperoleh sesuatu yang baru baik pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan. Belajar melibatkan semua panca
indera dan fungsinya untuk menerima materi pelajaran,
kemudian mengolah dan menyimpannya. Suatu saat
informasi harus dapat dimunculkan kembali apabila
dibutuhkan. Hasil dari proses belajar yang dilakukan dapat
diketahui dari kemampuan seseorang untuk memunculkan
kembali materi pelajaran yang telah dipelajari.

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Memori adalah fungsi mental yang menangkap
informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage sistem,
yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan
yang terdapat di dalam otak manusia.
2. Struktur memori terdiri dari tiga bagian, yaitu sensory
storage, short term memory, dan long term memory.
Sensory storage merupakan bagian penerima informasi,
short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang diterima, dan long term memory
merupakan tempat penyimpanan memori yang nantinya
akan dimunculkan kembali saat dibutuhkan.
3. Faktor yang mepengaruhi kuat atau lemahnya memori
seseorang bisa berasal dari dalam diri bisa juga berasal
dari luar diri.
4. Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-
beda antara satu dengan orang lainnya. Namun demikian,
ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh seseorang
agar mudah mengingat suatu informasi, antara lain
dengan menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan bugar,
menciptakan suasana dan ruang yang tepat untuk belajar,
dan sebagainya.
5. Memiliki memori yang baik akan sangat membantu
siswa dalam mengigat pelajaran yang telah di pelajari,
karena itu memori memiliki hubungan yang sangat erat
dengan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan


pendekatan baru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Umum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mahmud,H. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV
Pustaka Setia.
MAKALAH TENTANG INGATAN
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara


pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang
pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan
kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu
ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan
untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan
menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).

Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak
memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh
aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak
sadar Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas
hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani
algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi
kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya
manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut,
sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus
dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi
ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang
sudah mulai terlupakan sebagian itu.

Istilah Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari
matapelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan
sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan
ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil
belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut dapat berupa
pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll..

1.1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari memori, lupa dan transfer belajar itu?


2. Apa saja pandangan-pandangan tentang memori, lupa dan transfer
belajar?
3. Apa saja faktor-faktor yang berperan dalam memori, lupa dan
transfer belajar?

1.1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan pengertian dari memori, lupa, dan transfer belajar


2. Untuk menjelaskan pengaruh memori, lupa, dan ingatan dalam belajar
3. Untuk menjelaskan cara mengingat, mengatasi lupa, dan menerima pelajaran
(transfer belajar)
BAB II

PEMBAHASAN

INGATAN (MEMORY)

1. Pengertian Ingatan

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli
memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa
lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan
disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali
dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan
memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
apa yang pernah dialami (remembering).

Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan


informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval
stage).

1. Fungsi Memasukkan (Encoding)

Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara


mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu
yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme).
Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke
dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini
sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.

Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:

1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada
anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya
bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana
dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

1. Fungsi Menyimpan (Storage)

Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan


terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau
apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan
dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak
tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan
namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit
untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan
kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal
yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara
memasukkan dan menimbulkan kembali.

Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:

1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (act
of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama
intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain kekuatan
retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau
mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau
mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami
kelupaan.

Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber
atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.

1. Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)

Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal


yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu
proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori
untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses
mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi
berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari
Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah
diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan
cara :

1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu
tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama
seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat
nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses
mengingat reintegrative terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti
Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena
orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

1. Kelupaan

Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang
ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami
kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori
tentang kelupaan.

Ada lima teori lupa, yaitu:

1. Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi


semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali
(rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak
(memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali
dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.
2. Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini
beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang
masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-
jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa
informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga
terjadi sebaliknya.
3. Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi
bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada,
tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk
yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk
yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4. Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung
berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan
atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan
muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah
disimpan masih selalu ada.
5. Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap
penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan
fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang
mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah
disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia
retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka
orang tersebut menderita amnesia anterograd.
6. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat


dikemukakan sebagai berikut:

1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)

Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh


mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi
yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi
tersebut tanpa kesalahan.

2.Metode belajar kembali (the relearning method)

Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu


disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu
kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama
untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat
dibanding dengan pertemuan pertama.

3.Metode rekonstruksi

Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang


telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui
waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada
kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4.Metode mengenali kembali (recognition)

Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan


pada recognition (mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari
materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain.
Adanya materi lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal
kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain
yang disajikan.

5.Metode mengingat kembali

Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali)
terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta
untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6.Metode asosiasi berpasangan

Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara


berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu
pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan
kembali (baik recall maupun recognition).
LUPA

1. Pengertian Lupa

Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari
dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan
sesuatu, entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau
sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja
dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah
orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan
sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)

Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian
saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah
memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat
adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang
tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47)

Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan


kita, sedang ingatan kita sehat. (Agus Suyanto, 1993: 46), adapula yang
mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah
disimpan tidak dapat ditemukan kembali utnuk digunakan. (Irwanto, 1991:
150).

Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan


mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali
atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari
secara sederhana. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa
sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya
item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

1. Proses Terjadinya Lupa

Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yangpernah diketahui,


tidak dapat diingat kembali atau dilupakan.

Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa keempatnya
tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.

1. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau
materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita
tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap
sendiri.
2. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami
perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
3. Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris,
lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
4. Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang
paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas,
sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
5. Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol,
sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol,
tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana
wajah orang itu tidak kita ingat lagi.
6. Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita
ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat
diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan
retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat
masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih
dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
7. Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-
peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau
semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan
sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi
diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat
menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri, orang tua, anak dan istri dan
semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau
disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat dramatis
sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi, 1997: 52-
54)

1. Faktor-Faktor Penyebab Lupa

Pertama, lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi


atau materi yang ada dalam sistem memori siswa. Dalam interfence
theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu:

1) proactive interference, 2) retroactive interference (Reber, 1988; Best,


1989; Anderson, 1990)

Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktifapabila materi pelajaran


yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya
mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila
siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip
dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang
pendek. Dalam hal ini, materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit
diingat adatu diproduksi kembali.

Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan retroaktifapabila


materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap kembali
materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem
akal permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pejaran lama kan
sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain, siswa
tersebut lupa akan materi pelajaran lama tersebut.

Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan
terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini
terjadi karena adanya kemungkinan.

1. Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan


sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan
sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran.
2. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi
yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif.
3. Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan
ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.

Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/
penekanan (Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah “alam
ketidaksadaran” dan “alam bawah sadar” seperti tersebut di atas,
merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak psikologi analisis yang banyak
mendapat tantanganm baik dari kawan maupun lawannya itu.

Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990).
Jika seorang siswa hanya mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau
kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah misalnya, maka
kemungkinan ia akan lupa menybut nama hewan-hewan tadi ketika
melihatnya di kebun binatang.

Keempat, lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa
terhadap proses belajar mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna
sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti
karena ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan
mudah terlupakan.

Kelima, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi
karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan
demikian denga sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin
juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.

Keenam, lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan,
kecanduan alkohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan item-item
informasi yang ada dalam memori permanennya.

Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting
untuk diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi gangguan
proaktif dan retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan eksperimen.
Mengenai faktor keenam, tentu saja semua orang maklum.

Kecuali gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang
menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item
informasi yang ia serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item
yang rusak (decay) itu tidak hilang dan tetap diproses oleh sistem memori
siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali. Kerusakan item
informasi tersebut mungkin disebabkan karena tennggang waktu (delay)
antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses pengkodean dan
transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989;
Anderson, 1990).

Apakah materi pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari
ingatan akalnya? Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi
pelajaran itu masih terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun
terlalu lemah untuk di panggil atau diingat kembali. Buktinya banyak siswa
yang mengeluh “kehilangan ilmu”, setelah melakukan relearning (belajar
lagi) atau mengikuti remedial teaching berfungsi memperbaiki atau
menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori para
siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang
memuaskan. (Muhibbin Syah, 1996: 160)

1. Lupa Versus Hilang

Kerapkali pengertian “lupa” dan “hilang” secara spontan dianggap sama,


padahal apa yang dilupakan belum tentu hilang dalam ingatan begitu saja.
Hasil penelitian dan refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan
petunjuk bahwa segala sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukan
dalam ingatan, tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang tanpa
bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat mengingat
sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-olah hal yang
pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa.
(Winkel, 1989: 291) sejumlah kesan yang telah didapat sebagai buah dari
pengalaman belajar tidak akan pernah hilang, tetapi kesan-kesan itu
mengendap ke alam bawah sadar. Bila diperlukan kembali kesan-kesan
terpilih akan terangkat ke alam sadar. Penggalian kesan-kesan terpilih bisa
karena kekuatan “asosiasi” atau bisa juga karena kemauan yang keras
melakukan “reproduksi” dengan pengandalan konsentrasi. Oleh karena itu,
tepat apa yang pernah dikemukakan oleh gula (1982) dan Reber (1988)
bahwa lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu
yang pernah dipelajari atau dialami. (Muhibbin Syah, 1999: 151) jadi, lupa
bukan berarti hilang, sesuatu yang terlupakan tentu saja masih dimiliki dan
tersimpan di alam bawah sadar, sedangkan sesuatu yang hilang tentu saja
tidak tersimpan dalam alam bawah sadar.

Gangguan-gangguan yang menyebabkan terjadinya lupa, baik dalam ingatan


jangka panjang maupun jangka pendek ditunjang oleh hasil-hasil penelitian,
bahwa informasi-informasi yang baru didapat membingungkan informasi-
informasi yang lama disebut “inhibisi retroaktif” atau gangguan retroaktif.
Sebaliknya, bila informasi-informasi yang lama menyulitkan orang untuk
mengingat kembali informasi-informasi yang baru dinamakan “inhibisi
proaktif” atau gangguan proaktif. (Mahmud, 1990: 136)
1. Lupa-Lupa Ingat

Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan


melupakan. Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti
melalaikan, tidak mengindahkan. Baik lupa-lupaan mengandung unsur
kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti tidak lupa, tetapi tidak ingat
benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.

Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan
merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul
apa yang ingin kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat
berlangsungnya kejadian tertentu, tanggal lahir seorang pahlawan nasioanl
dan sebaginya. “hampir ingat” ini disebut”gejala ujung lidah”.

Pengorganisasian struktur kognitif yang kurang baik dan sistematik


berpotensi kearah lupa-lupa ingat. Kerancuan struktur kognitif menyebabkan
sejumlah kesan menjadi samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang
dalam ketidakpastian. Sesuatu hal yang direpresentasikan dalam bentuk
kesan mengapung diantara alam bimbang sadar dan alam bawah sadar,
sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya rangsangan
dari luar atau usaha mengingat-ingat terjelma dalam bentuk gejala ujung
lidah, hampir ingat atau lupa-lupa ingat, yang berarti tidak lupa, Cuma
kurang pasti. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 207-209)

1. Teori-Teori Mengenai Lupa

Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak
dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada empat teori tentang lupa,
yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, motivated
forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologis. Teori-teori ini khususnya
merujuk pada memori jangka panjang.

1. Decay theory

Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus aus dengan
berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini
mengandalkan bahwa setiap informasi di simpan dalam memori akan
meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini akan rusak atau
menghilang bila tidak pernah dipakai lagi. Meskipun demikian, banyak ahli
sekarang menemukan bahwa lupa tidak semata-mata disebabkan oleh
ausnya informasi.

2. Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori
janga panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan).
Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu
proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa
juga sebaliknya.

Bila informasi yang baru kita terima, menyebabkan kita sulit mencari
informasi yang sudah ada dalam memori kita, terjadilah interferensi
retroaktif. Dalam hidup sehari-hari kita mengalami hal ini.

Adalagi yang disebut interferensi proaktif, yaitu informasi yang sudah dalam
memori jangka panjang mengganggu proses mengingat informasi yang baru
saja disimpan.

3. Teori retrieval failure

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang
sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan
untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan
mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.
Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang
tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

4. Teori motivated forgetting

Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak
menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini
cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori
ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa
informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

5. Lupa karena sebab-sebab fisiologis

para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai


berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram.
Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia.
Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam
beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia
retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya,
ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam
kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak,
maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik.
1. Meningkatkan Kemampuan Memori

Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan memori harus


memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:

1. Proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan bahwa pengulangan/rekan. Mekanisme dalam proses mengingat
sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.
Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan
berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapinya saat ini.
2. Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal
lain. Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari uraian di
depan jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai
kaitan dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya. Konteks dapat berupa
peristiwa, tempat, nama sesuatu, perasaan tertentu dan lain-lain. Konteks ini
memberikan retrievel cues atau karena itu mempermudah recognition.
3. Proses memori memerlukan organisasi. Salah satu pengorganisasian
informasi yang sangat dikenal adalah mnemonik (bahasa Yunani: mnemosyne, yaitu
dewi memori dalam mitologi Yunani). Informasi diorganisasi sedemikian rupa
(dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang
kompleks mudah untuk diingat kembali.

Salah satu metode mnemonik yang biasa dilakukan adalah metode loci
(method of loci; loci= locus= tempat). Individu diminta untuk
membayangkan suatu tempat yang ia kenal dengan baik, misalnya
rumahnya. Ia membayangkan dari bagian rumah itu, misalnya dari ruang
tamu sampai kekamarnya. Ia membayangkan benda-benda apa saja yang
akan ditemui didekat pintu masuk, di ruang tamu, dekat pintu kamarnya dan
di dalam kamarnya. Kemudian ia diasosiasikan benda-benda tersebut
dengan informasi baru yang harus diingat.

Metode mnemonik lain yang biasa dipakai adalah metode menghubung-


hubungkan (link method), yaitu menghubungkan informasi yang harus
diingat satu dengan lainnya sehingga mempunyai arti, walu kadang-kadang
agak lucu.

Orang yang baru belajar musik sering harus menghafal tanda-tanda yang
amat kompleks. Untuk itu cara seperti berikut sering banyak membantu:

1. Nada-nada yang naik ½ (kruis/ #) = Gudeg Djogja Amat Enak Banyak Fitamin
2. Nada-nada yang turun ½ (mol) = Fajar Bandung Elok Amat Dekat Garut
Ciamis

Seorang mahasiswa psikologi yang ingin menghafalkan spektrum warna


harus menempuh jalan sebagai berikut:
Mau Jadi Koboi Harus Bisa Naik Unta = Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila
Ungu

Pengorganisasian juga bisa dilakukan dengan membuat suatu akronim


sekaligus sebagai suatu kesatuan informasi (chunk) seperti dalam
jembatankeledai yang pernah kita singgung di depan (LUBER, ANDAL kota
BERIMAN, dan lain-lain). (Irwanto, 1991: 152-158)

1. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam
meningkatkan daya ingatannya, antara Barlow (1985), Reber (1988), dan
Anderson (1990) adalah sebagai berikut:

1. Overlearning

Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas


penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi
apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan
pembelajaran atau respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak
contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks
pancasila pada setiap hari senin dan sabtu memungkinkan ingatan siswa
terhadap P4 lebih kuat.

2. Extra Study Time

Extra Study Time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar.
Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar
materi tertentu. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi
memori dari kelupaan.

3. Mnemonic Device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga disebut mnemonic itu
berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan
item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.

4. Pengelompokkan

Maksud kiat pengelompokkan (clustering) ialah menata ulang item-item


materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam
arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau
sangat mirip.
5. Latihan Terbagi

Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah massed practice (latihan


terkumpul) yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa
melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa melakukan latihan-latihan
waktu-waktu istirahat. Upaya demikian dilakukan untuk menghindari
camming, yakni belajar banyak materi secara tergesa-gesa dalam waktu
yang singkat. Dalam melaksanakan istributed practice, siswa dapat
menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efisien.

6. Pengaruh Letak Bersambung

Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung (the serial
position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata0kata (nama, istilah
dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus
diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis
dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat
berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan
demikian, kata yang ditulis pada awal yang akhir daftar tersebut memberi
kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal
permanen siswa. (Muhibbin Syah, 1996: 160-164)
TRANSFER BELAJAR

1. Pengertian Transfer Belajar

Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning”


dan berarti ; pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam
bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-
hari. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa
hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang studi atau situasi di
luar lingkup pendidikan. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada
kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang
atau situasi di luar lingkup bidang studi di mana hasil itu mula-mula
diperoleh.

Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan


melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru
pada masa sekarang. Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga main bola
tangan, digunakan dalam belajar main basket, dan lain-lain. Berkat
pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh
keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari sesuatu di
bidang studi yang lain atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.

1. Jenis-Jenis Transfer belajar


2. Transfer Positif

Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.


Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membantu belajar
dalam situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa
pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu
mempermudah dan menolong dalam menghadapi tugas belajar yang lain
dalam rangka kurikul di keskolah atau dalam mengatur kehidupan seharihari,
transfer belajar demikian tersebut disebut “transfer positif”.

Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi
belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-sehari yang akan
ditempati ssiwa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Misalnya, siswa yang telah
pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa
Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab).
Pengetahuan tentang letak geografis suatu daerah, akan sangat membantu
dalam memahami masalah perekonomian yang dihadapi oleh penghuni
daerah itu, ketrampilan mengendarai sepeda motor akan mempermudah
belajar mengendarai kendaraan roda empat.
2. Transfer negatif

Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer


negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu
yang memiliki pengaruh merusak atau mengalami hamnbatan
terhadapketrampilan/pengetahuan yang dipelajari. “Mengalami hambatan”
berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan
negatif, yautu mempersukar dan mempersulit dalam menghadapi tugas
belajar yang lain dalam rangka kurikulum sekolah, atau dalam mengatur
kehidupan sehari-hari, transfer belajar yang demikian disebut
“transfer negatif”.

Menghadapi kemungkinan terjadinya tranfer negatif itu, yang penting bagi


guru adalah menyadari dan sekaligus menghindari para siswanya dari
situasi-situasi belajar tertentu yang diduga keras berpengaruh negatif
terhadap kegiatan belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.

Misalnya, Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu


lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama
tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah
ke salah satu negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di
sebelah kanan jalan. pengetahaun akan semjumlah kata dalam bahasa
Jerman, akan menghambat dalam mempelajari dalam mengkomunikasikan
pikiran dan perasaan kepada orang lain selama bertahun-tahun sesudah
tamat sekolah.

3. Transfer Vertikal

Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar/pengetahuan yang


lebih tinggi. Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang
siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu
membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan yang
lebih tinggi atau rumit.

Misalnya, seorang ssiwa SD yang telah menguasai psrinsip penjumlahan dan


pengurangan pada waktu duduk di kelas II akan mudah mempelajari
perkalian pada waktu dia duduk di kelas III. Sehubungan dengan hal ini,
penguasaan materi pelajaran kelas II merupakan prerequisite (Prasyarat)
untuk mempelajari materi pelajaran kelas III.

4. Transfer lateral

Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar


pengetahuan/ketrampilan yang sederajat. Tranfer lateral (ke arah samping)
dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan
materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama
kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan
waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.

Misalnya, seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari
sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di
samping itu juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi
mesin-mesin lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan kurang lebih
sama dengan mesin “X” tadi.

1. Pandangan tentang transfer belajar


2. Teori disiplin formal

Pandangan ini bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang
psike/kejiwaan manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah
bagian / daya-daya yang berdiri sendiri. Seperti daya berfikir, daya
mengingat, daya kemauan, daya merasa, dan lain-lain.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada pada manusia
itu dapat dilatih. Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu dapat
digunakan pula untuk pekerjaan yang lain yang menggunakan daya tersebut
dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang anak yang
semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia
melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain
kasti sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak
yang telah melatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah
dewasa dan menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat yang baik.
Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari
pelajaran sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering digunakan untuk
mengingat-ingat bermacam-macam peristiwa, ingatan anak itu makin
terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka pendapat menurut teori
daya daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat
digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Demikian, menurut teori daya pada tiap mata pelajaran disekolah pendidik
perlu melatih daya-daya itu (daya ingatan, berpikir, merasakan, dan
sebagainya) sehingga daya-daya yang sudah terlatih itu akan dapat
digunakan dalam mata pelajaran yang lain dan bagi pekerjaan pekerjaan lain
diluar sekolah. Sekolah yang menganut teori daya ini, sudah tentu
mengutamakan terlatihnya semua daya-daya jiwa anak, dari pada nilai atau
kegunaan mata pelajaran. Berguna atau tidaknya materi/isi mata pelajaran
itu dalam praktek dikemudian hari, tidak menjadi soal. Yang penting, apapun
yang diajarkan asal dapat melatih daya-daya jiwa adalah baik. Penganut
teori daya beranggapan bahwa anak-anak yang pandai di sekolah suadah
tentu akan pandai pula dimasyarakat.

2. Teori elemen identik


Pandangan ini dipelopori oleh edward thorndike, yang berpendapat bahwa
transfer belajar dari satu bidang studi kebidang studi yang lain atau idang
studi sekolah ke kehidupan sehari-hari, terjadi berdasarkan adanya unsur-
unsur yang sama dalam kedua bidang studi atau antara bidang studi di
sekolah ke kehidupan sehari-hari. Makin banyak unsur yang sama makin
besar kemungkinan terjadi tarnsfer belajar.Dengan kata lain terjadinya
transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-
unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dll.
Mula-mula thorndike mengartikan “elemen identik” sebagai unsur yang
sungguh-sungguh sama (=identik) kemudian pengertian identik diartikan
sebagai “ada kesamaan, sejenis” perubahan pandangan ini membuat
teorinya tentang transfer belajar lebih mudah dapat diterima.
menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari
penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak
adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer
belajar positip.

3. Teori generalisasi

Pandangan ini dikemukakan oleh charles judd yang berpendapat bahwa


Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum . Bila
seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk
memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat
ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsep,
kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu
mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat
umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi
semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip
dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang
studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola,
dalam struktur dasar dan dalam prinsip.

1. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar


1. Proses belajar
2. Hasil belajar
3. Bahan/materi bidang-bidang studi
4. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
5. Sikap dan usaha guru
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Memori merupakan potensi yang selayaknya kita kaji terutama untuk ilmu
komunikasi dimana dalam berkomunikasi kita harus dapat membaca
kapasitas memori yang terpakai dalam diri seseorang beserta isi memori
yang ada dalam diri seseorang yang dapat kita perkirakan, walaupun secara
pasti kita jarang mengetahui kemampuan memori seseorang terutama yang
belum kita kenal.

Sebagai manusia, kita tak luput dari namanya lupa. Dalam masyarakat, lupa
merupakan suatu kebiasaan yang sering terjadi. Hal itu biasa terjadi pada
siapapun juga, baik itu siswa, guru, pejabat, professor, bahkan orang-orang
yang di anggap paling jenius sekalipun.
1. Transfer belajar pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh
dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-
hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
2. Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
3. Teori disiplin formal
4. Teori elemen identik
5. Teori generalisasi
6. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
7. Proses belajar
8. Hasil belajar
9. Bahan/materi bidang-bidang studi
10. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
11. Sikap dan usaha guru

DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, T. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori. Anima,


Indonesian Psychological Journal. 2001. Vol. 17. No. 1. 26-35.
Atkinson, R , Richard, A, Hilgard, E .2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1, Edisi 8.
Penerjemah : Agus, D, Michael, A. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.


Yogyakarta: PBFE.

Purwanto, M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Suyanto, Agus. 1993. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9


Syah,Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.http://massofa.wordpress.com/2009/01/30/prinsip-prinsip-
belajar/http://ridho05.multiply.com/reviews/item/1

AB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari
lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama.
Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan
sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian,
penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.

1.2 Rumusa Masalah :


a. Bagaimana konsep model pengolahan informasi ?
b. Jelaskan riset tentang otak !
c. Apa penyebab orang ingat dan lupa ?
d. Bagaimana cara mengajarkan strategi memori ?
e. Apa saja faktor-faktor yang membuat informasi bermakna !
f. Bagaimana Strategi Studi untuk Membantu Siswa Belajar ?
g. Bagaimana Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar
h.Bagaimana konsep mengenai teori pengolahan informasi ?
i. Sebutkan dan jelaskan komponen belajar !
j. Teori pengolahan informasi dan aplikasinya dalam pembelajaran !

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengolahan Informasi


Informasi terus memasuki pikiran kita melalui indera kita. Sebagian ada yang di simpan dalam
ingatan kita dalam waktu yang singkat dan kemudian di lupakan. Riset tentang memori manusia
(lihat, misalnya, Anderson, 2005; Ashcraft, 2006; Bransford, Brown & Cocking, 1999; Byrnes,
2001; Elias & Saucier, 2006; Solso, 2001; Tulving & Craik, 2000) telah membantu pakar teori
pembelajaran menjelaskan proses yang menyebabkan informasi diingat (atau dilupakan). Proses
ini, yang biasanya disebut model pengolahan informasi Atkinson & Shiffrin. Ada tiga komponen
utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja atau jangka pendek, dan memori jangka
panjang.
Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang
diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima,
informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini
disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi dalam jumlah besar dan masing-
masingindera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam
waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada
informasi yang di tahan dalam rekaman indera ,informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi
yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat.
Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental
kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Persepsi menegenai rangsangan bukanlah sesederhana
penerimaan rangsangan, sebaliknya hal itu melibatkan penafsiran pikiran dan di pengaruhi oleh
keadaan pikiran kita, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan factor lain.

1
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga
sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera
maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi
untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan
dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya
membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada
dalam memori jangka panjang.
Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita
tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut
pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di dalam skema yang
terbentuk dengan baik lebih mudah dipelajari daripada informasi yang tidak dapat begitu
diakomodasi.
Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang, beberapa factor berperan dalam ingatan
jangka panjang. Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa mempelajari bahan
sejak awal (Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak kemampuan pada ingatan
tidak jelas (Semb & Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang lebih tinggi mempunyai nilai
yang lebih baik pada akhir pelajaran tetapi sering melupakan yang telah mereka pelajari dengan
persentase yang sama dengan siswa yang berkemampuan lebih rendah.
Model pengelolaan Informasi lain, Ada beberapa teori-teori alternative menurut Atkinson &
Shiffrin, diantaranya teori tingkat pengolahan berpendapat bahwa pebelajar hanya akan
mengingat hal-hal yang mereka olah. Siswa mengolah informasi ketika mereka
memanipulasinya, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode
ganda lebih jauh mengusulkan pentingnya menggunakan pengkodean visual maupun verbal
untuk mempelajari potongan-potongan informasi.

2
B. Riset tentang Otak
Teknologi yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah menghasilkan
kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara otak tertentu mengolah
jenis informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain. Ketika orang memperoleh keahlian,
fungsi otak mereka menjadi lebih efisien. Perkembangan otak dini adalah proses menambah
koneksi yang tidak digunakan. Ilmu saraf menemukan banyak hal tentang otak yang sedang
bekerja, tetapi riset ini belum mempunyai penerapan langsung ke pengajaran.

C. Penyebab Orang Ingat atau Lupa


Teori gangguan membantu menjelaskan mengapa orang lupa. Teori tersebut berpendapat bahwa
siswa dapat melupakan informasi ketika bercampur dengan atau disingkirkan dengan informasi
lain.
Teori gangguan menyatakan bahwa dua hal menyebabkan kelupaan: hambatan retroaktif, ketika
pembelajaran tugas kedua menyebabkan seseorang melupakan sesuatu yangtelah dipelajari
sebelumnya, dan hambatan proaktif, ketika pembelajaran sesuatu mengganggu ingatan terhadap
hal-hal yang dipelajari sesudahnya.Dampak keperdanaan dan keterkinian menyatakan bahwa
orang paling mampu mengingat informasi yang disajikan paling lebih awal dan paling akhir dari
suatu rangkaian.
Otomatisasi diperoleh dengan melatih informasi atau kemampuan jauh melebihi jumlah yang
dibutuhkan untuk menempatkannya ke dalam memori jangka panjang sehingga penggunaan
kemampuan seperti itu hanya memerlukan upaya sedikit atau tanpa upaya mental. Latihan
memperkuat hubungan informasi yang baru dipelajari didalam memori. Latihan terdistribusi,
yang melibatkan pelatihan bagian-bagian tugas dalam pemeranan juga membantu siswa
mengingat informasi.

D. Cara Mengajarkan Strategi Memori


Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara terorganisasi
dan dengan mengajarkan siswa menggunakan strategi memori yang disebut mnemonik. Tiga
jenis pembelajaran verbal adalah pembelajaran kaitan- berpasangan adalah belajar menjawab
satu anggota pasangan katika diberi anggota lain.

3
Siswa dapat meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan
menggunakan teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu
adalah metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf pertama.

E. Faktor yang Membuat Informasi Bermakna


Ada beberapa factor yang membuat sebuah informasi bermakna. Terutama kita sebagai guru,
harus melakukan tugas terpenting, diantaranya; membuat informasi bermakna bagi siswa dengan
menyajikan secara jelas dan terorganisir; dengan menghubungkannya ke informasi yang sudah
ada dalam pikiran siswa; dan dengan memastikan siswa sudah benar-benar memahami konsep
yang diajarkan dan dapat menerapkan ke situasi baru.
Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning) merujuk pada
pengingatan fakta atau hubungan yang pada dasarnya adalah sembarangan. Sedangkan,
pembelajaran bermakna merupakan pengelolaan informasi baru ke dalam pikiran yang terkait
dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.
Teori skema, teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka panjang
didalam skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait), yang memberikan
struktur untuk memahami informasi baru.
F. Strategi Studi untuk Membantu Siswa Belajar
Riset tentang strategi studi atau strategi belajar yang efektif paling hanya membingungkan.
Hanya segelintir bentuk bentuk belajar terbukti senantiasa efektif dan lebih sedikit masih belum
pernah efektif. Riset tentang strategi studi yang paling umum diringkaskan kedalam bagian-
bagian berikut :
Membuat catatan, menggarisbawahi dengan terarah dan selektif, merangkum, menulis untuk
belajar, membuat garis besar, dan memetakan dapat dengan efektif meningkatkan pembelajaran.
Metode PQ4R adalah contoh strategi yang terfokus pada pengorganisasian informasi yang
bermakna.

4
G. Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar
Membuat pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan terdahulu, Organisator awal
membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan pengetahuan latar belakang.
Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik bertanya, dan model konseptual adalah
contoh lain strategi pengajaran yang didasarkan pada teori pembelajaran kognitif.
Mengorganisasi Informasi, ada banyak cara pengorganisasian informasi dimana guru juga dapat
bertindak langsung dalam hal tersebut. Guru juga dapat membantu siswa memahami topic yang
rumit dengan menggunakan beberapa tekhnik atau model, diantaranya; Menggunakan teknik
bertanya dan menggunakan model konseptual (diagram yang memperihatkan bagaimana unsur-
unsur proses berkaitan satu sama lain).

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI


Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian
urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif
tertentu ( Anderson, 1980, hlm.13). Bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah
sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan
kognitif.
Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi
individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal :
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif.
3. Derajat penekanannya pada soal belajar.
5
Prinsip Belajar
Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi belajar.
Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. Yang
kedua, penelitian mengenai siasat yang dipakai orang dalam memecahkan masalah.

Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari teori pengolahan informasi:
Hakikat system memori manusia.

Sifat memori manusia


Dalam tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit dalam
mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori bukanlah sebuah gudang yang
pasif, tetapi suatu system yang ada organisasinya dan aktif. Cara bagaimana pengetahuan
digambarkan dan disimpan dalam memori.

Konsep multitahap
Ada tiga struktur memori dalam konsep ini :
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang

Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat
sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka
pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara
kualitatif berbeda. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari
keterampilan yang dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal
yang menuntut perhatian selektif.
Representasi pengetahuan Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan
stimulus yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah :
6
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi
dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.

Ada dua bentuk informasi simpanan :

• Model dual-kode. Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori
jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal .Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah
dalam bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal :
1. Model jaringan semantik. Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan
konsep dan konsep superordinat dalam hubungan hirarki.
2. Model gugus. Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan
dalam memori di gugus-gugus tertentu.
3. Model proposional. Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-
baloksebagai penyusun memori.

Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-
butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya
dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut
skema. Skema sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang
mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju
pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
7
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem
memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas
penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang
aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan
keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para
ahli teori kognitif bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar
ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.

Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus
mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan
peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan
penting yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di
dalam memori kerja peserta didik.

Penerapan Dalam Pendidikan


Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang
pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum.
Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau
kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi
telah dipakai dalam mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan
masalah deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara
langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas, menurut teori ini harus
dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta
didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru
dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama dalam
hal proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
8
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas. Arti penting rancagan pembelajaran dalam
pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna
psikologi. Makna logis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang
ajaran. Makna psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur
kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat dikembangkan sesuai
dengan teori ini :

Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta
didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang
maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau
menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan
pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk
menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
gladi sekunder.
4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi
sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi
verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.

9
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari.
Meliputi :
1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat
dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan
dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.

Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan
keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
1. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan
sebagainya)
2. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada
pemecahan masalah itu.
3. Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa
yang diperlukan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam pembelajran.
1. Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan,
bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.
2. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecaha masalah.
3. Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?
Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang
sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
1. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.
2. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang
cocok untuk mengatasi masalah itu.

10

3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan
masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk
memvisualisaikan masalah itu.
4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.

Kekurangan dan Kelebihan teori pengolahan informasi


Sebagai sebuah teori, teori pengolahan informasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemhan
teori pengolahan informasi adalah :
1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk pengajaran dikelas
harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori ini
diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam
pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yang bermakna.

KOMPONEN BELAJAR

Penerapan belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses belajar di


jelaskan dalam tiga tahap :
1. Mengarahkan perhatian ke stimulus
2. Mengkode stimulus
3. Penyimpanan dan retrival informasi

Pengenalan pola
Bagian terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik pilihan.
Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung
bersama-sama atau secara terpisah.
1. Pengolah jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian (even-
driven processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing)
2. Pengolahan yang konseptual atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif,
tujuan, dan juga konteks.

11
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa
pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik
Dalam megenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut
proses deliberate karena memerukan pengawasan yang sadar

Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya dis ebut
pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat
kembali dengan mudah

Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1. Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .
2. Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a. Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b. Digantikan dengan lambang lain
c. Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya

Penyimpanan dan Retrival informasi


Maksud proses pengkodean ialah untuk menyimpan iformasi guna disimpan di dalam memori
jangka panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu banyak bergantung pad
abentuk bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan informasi itu dengan isi sebelumnya
dari memori jangka panjang.

12
Peranan gladi elaboratif
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang.
Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit
saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali
selanjutnya perlu pengolahan secara aktif butir itu mlalui elaboratif, transformasi atau
pengubahandan seterusnya

Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat,
telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah proses
pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu keadaan di situ seseorang
dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya dan utuk itu instruksi yang
datang dari luar tidak menyebutkan secar khusus dan lengkap tentang bagaimana cara
pemecahnnya

Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk
mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1. Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2. Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan maslh menukarkan
3. Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang memnuhi patokan yang
ditentukan
4. Pengatura hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.

13
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah
pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1. Deteksi masalah
2. Pemeriksaan
3. Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-
tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan. Secara inci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1. Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3. Penilaian atas hasil

Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua
kesulitan yang besar, yaitu :
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif, dalam proses pembelajaran
Ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal
pengolahan informasi ini, yaitu :
1. Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar
2. Kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung
3. Di bidang pengembangan kurikulum

Pikiran manusia adalah pencipta makna. Sejak mikrodetik pertama ada melihat, mendengar,
mencicipi, atau merasakan sesuatu, anda memulai proses memutuskan benda apa itu. Dan bab ini
akan membahas semua pengelolaan informasi dan juga teori pembelajaran kognitif.
14
TEORI PENGOLAH INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

A. SISTEM MEMORI MANUSIA

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan
kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori
manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi
semua pengetahuan (Naisser, 1967).
Memori merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan
suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi
informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian.
Memori merupakan suatu system yang rumit degnan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.
Sebagaian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur
memori yaitu sebagai berikut :
1. Pencatat penginderaan
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang.
Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan
menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara
tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka panjang merupakan fase
inti dari belajar. Asumsi pokok yang melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa
informasi adalah organizer dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.

B. KOMPONEN BELAJAR

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut :

15
1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini, disimpan
sebentar untuk diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses
inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan
sehingga pada waktu lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada
bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi
sebelumnya dari memori jangka panjang.
C. PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI
Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori
manusia itu suatu system yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi
sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif
berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal
yang ada dilingkungan.
Komponen belajar menurut teori pengolah informasi seperti dipaparkan bada bagain awal bahwa
komponen belajar adalah sebagai berikut :
1. Perhatian ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
yang dapat dilakukan adalah :
a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
System memori manusia dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan
bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:

16
1) Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih
2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.

b. Memperlancar Mengkode
Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru untuk disimpan ke
dalam memori jangka panjang. Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode
ringan untuk memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang
berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat, elaborasi,
dan cara titian ingatan (mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancangan ini
disebut bantuan berbasis pembelajaran.
Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang
dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis
pembelajaran misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan
ulangan, dan akronim untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang
dikenal yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda
petunjuk. Tanda-tanda petunjuk misalnya, judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti
“ayangnya, “yang penting” dan seterusnya.
Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual maupun verbal yang berasal dari
peserta didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas
misalnya sebuah daftar, metode loci dan sebagainya.
Penerapan khusus pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci
untuk belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang kurang
inheren organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan
pengkodean untuk materi-materi pembelajaran, misalnya menggaris bawahi bacaan dan
membuat catatan.
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival
Siasat pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak.
Irama bunyi, akronim, sajak, kata-kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisaratan
untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan
elaborasi basis peserta didik kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali.
17
Proses pemunculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan dianalogikan dengan
mekanisme penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng 1989) Mengemukakan dau tahap
dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan informasi yang
diinginkan (yang ingin dimunculkan dari dalam ingatan). Tahapan kedua adalah untuk
penelusuran yang sebenarnya, yaitu mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan
sebenarnya, yaitu yang mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-
informasi yang terkati di dalamnya, sampai informasi yang diinginkan didapatkan.
Asumsi yang dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri
dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secra hirarkis, dari
informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai informasi
yang diinginkan diperoleh.

18
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Pengolahan informasi
mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan
karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam
diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan megetahui hal-hal
yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik,sehingga dengan pengetahuan
itu seorang guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari
bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.

Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Renehart and
Winston.

Karwono, Heni Mularsih,2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber


Belajar.Jakarta: Cerdas Jaya.
Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks

Iklan

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, karena
selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak sebagai modalitas utama dalam proses berpikir dan
berperilaku di samping hati sebagai pusat kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat
dirinya, manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut
manusia berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan manusia akan
melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenaliinformasi yang ada,
artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai macam
informasi. Bermacam-macam jenis ingatan juga ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia
akan selalu melakukan proses mengingat.

Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada manusia. Selain sebagai proses
biologi, mengingat juga merupakan proses mental. Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang
diturunkan dari orang tua kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat
rendah anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang lalu. Semakin banyak
informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi
yang lain. Setiap informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah
yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat
seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu akan mengalami suatu proses
kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa.
Kelupaan terjadi karena tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory)
bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus dengan berlalunya waktu.
Kelupaan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga informasi yang diterima maupun
yang telah tersimpan dalam ingatan dapat bertahan lebih lama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

D. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar
informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses
bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Ranah psikologi
kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson,
1980). Teori pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada
soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori
seorang individu. Penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar
dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, maka dikembangkanlah
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan
memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992)disajikan
melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing, karena
dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural sistem informasi, yaitu:
a) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk
periode waktu terbatas.
b) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di sini berlangsung
berpikir yang sadar.
c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh
informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya
sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

2. Sistem Memori Manusia


Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling berkaitan. Naisser (1967)
mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan
mengorganisasi semua pengetahuan. Memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk
menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem
yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-interaksi
antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga (3) struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi ke sistem memori
selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca
inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan
tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat
yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa
yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dalam proses pembelajaran pesan atau
keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau
keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan
perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai
penyimpanan jangka pendek. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak
siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan
relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka
panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga
informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi
yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang. Selain pengulangan atau latihan,
beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa
dengan mudah adalah:
(a) Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya.
Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat
bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
(b) Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum
terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada
mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
(c) Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara
televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV
dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu
suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga
bagi para guru.

3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori manusia itu suatu sistem
yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan
keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang
memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi
yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar yang akan
dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada
tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini
tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari
peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di
atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan
penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang
esensial dari pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c)
memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus dilakukan secara berurutan
dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik dengan (1) memusatkan
perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus
terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih
terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.
Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus yang ada
sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean
ini akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori
manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian informasi dalam
pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka
panjang. Proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan
mengingat kembali informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai
pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja
peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-
kata yang sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Rancangan yang
lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik.
Rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk
melakukan pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan
kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-
kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi
peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan
sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori
menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan
dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu
proses pemunculan informasi yang tersimpan dalamlong term memory (ingatan jangka panjang) melalui suatu
penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan dalam melaksanakan
penelusuran, yaitu:
(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan dari dalam ingatan (retrival).
Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada
memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup tindakan peninjauan kembali
struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau
di munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi yang paling umum dan
eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan
kembali dapat didapatkan oleh individu.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori), Penyimpanan Jangka
Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus, Mengkode stimulus,
dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

F. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and Critical Problem Solving. New
Jersey: Englewood Cliffs

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas
Jaya.

Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.

Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

MODEL INGATAN DAN PEMROSESAN INFORMASI


JANUARY 24, 2010 / MOMO
2 Votes

Berbicara tentang suatu proses berpikir secara umum,


terdapat banyak hal yang terlibat dalam proses tersebut sejak awal.
Diantaranya adalah peran ingatan atau memori serta perosesan
informasi. Sudah semestinya perlu diketahui konsep tentang model
ingatan dan pemrosesan informasi agar dapat melakukan analisa
lebih jauh suatu proses berpikir.
Sebelum mengupas lebih lanjut tentang kedua hal tersebut, perlu
mengenalkan lebih dahulu konsep yang juga juga terkait dengan
keduanya. Yaitu, konsep tentang persepsi. Menurut Suharnan, 2005
persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah
dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau
memperoleh dan menginterpretasi stimulus(rangsangan) yang
diterima oleh alat indera seperti, mata, telinga dan hidung.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
persepsi adalah proses penginterpretasian informasi yang diterima
menggunakan alat indera.

Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan


dengan kognisi manusia yaitu, pencatatan indera, pengenalan pola
dan perhatian. Aspek pertama, pencataan indera adalah sebuah
sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah rekaman
mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor. Pencatatan
indera juga dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu sistem pencatatan indera
terhadap informasi visual, gambar dan benda konkrit dan echonic
yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi berupa suara.

Aspek kedua, pengenalan pola adalah proses transformasi dan


pengorganisasian informasi yang masih kasar agar mempunyai
makna atau arti tertentu. Aspek ini lebih dalam dari hanya sekedar
menyimpan informasi yang masuk melalui reseptor, dengan kata
lain dapat pula dikatakan bahwa aspek pengenalan pola ini adalah
sebuah upaya untuk menata informasi yang masuk sesuai dengan
karakteristik yang menonjol untuk ditempatkan sesuai dengan
jenisnya.

Perhatian adalah aspek yang ketiga, yang diartikan sebagai proses


pemusatan aktivitas mental atau proses konsentrasi pikiran dengan
mengabaikan rangsangan lain yang tidak berkaitan. Aktivitas ini
menuntut pemusatan konsentrasi pikiran pada hal-hal yang
menonjol dari sebuah informasi dan bekerja secara intens terhadap
informasi tersebut dengan mengabaikan hal-hal yang tidak terkait.

Ingatan atau memory merujuk pada proses penyimpanan atau


pemeliharaan informasi yang telah diperoleh seorang individu
sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia baik yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan
ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi hal yang sangat penting
dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis dan hunt, 1993;
Matlin, 1989).

Berikut adalah tiga model ingatan yang berkaitan dengan


pemrosesan informasi; yang pertama adalah model yang
dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin yang membedakan ingatan
jangka pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang
(Long Term Memory), yang kedua adalah model ingatan yang
diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan
proses informasi didalam ingatan dan yang ketiga adalah ingatan
episodik dan ingatan semantik (dalam Suharnan, 2005).
Model ingatan menurut Atkinson dan Shifrrin didasarkan kepada
pemrosesan informasi. Berdasarkan model ini, informasi yang
diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada
ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan
yang lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang. Menurut
model ini informasi dimasukkan dan di oleh melalui 3 tahap( Huitt,
W ;2003).

Gambar 1. Diagram Model Ingatan Pemrosesan Informasi

Pemindahan informasi dari ingatan indera (ingatan sensori)menuju


pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan oleh perhatian. Jika
proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan,
maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Proses
pengendalian yang paling penting dalam ingatan jangka pendek
adalah rehearsal atau repetition, yaitu pengulangan informasi dalam
pikiran.
Sedangkan menurut model pemrosesan informasi, orang dapat
menganalisis informasi menurut cara-cara yang berbeda, dari
proses yang paling dangkal hingga yang paling dalam (tentang
makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan
informasi (rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan untuk
pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman. Pemrosesan
informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja
penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena
adanya faktor yang menonjol (distinctiveness) dan pemerincian
(elaboration).
Model ingatan episodik dan semantik diperkenalkan oleh Endel
tulving(Matlin, 1989). Ingatan episodik menyimpan informasi
mengenai kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan masing-
masingkejadian itu, bersifat temporer dan berkaitan dengan
perubahan peristiwa. Sedangkan ingatan semantik adalah
pengetahuan yang terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang
ada dalam kehidupan. Ingatan semantik ini berkaitan erat dengan
perngertian, konsep, ide dan fakta.

Paragraf-paragraf di atas memaparkan tentang beberapa dasar


dalam bidang psikologi kognitif. Pada awal perkembangan psikologi
kognitif, para penganut paham behavioristik menganggap bahwa
metode-metode penelitian psikologi kognitif tidak ilmiah. Namun,
ketika muncul perkembangan era komputer dimana program-
program komputer dapat dipelajari meskipun proses kinerjanya
tidak terlihat dapat menjadi dasar yang kuat untuk menolak
pandangan para penganut paham psikologi behavioristik.

Seiring berkembangnya bidang psikologi kognitif, tren tentang


pengertian belajar dalam dunia pendidikan juga ikut berkembang.
Peneliti dan pakar banyak bermunculan dalam upaya membahas
topik yang berkaitan dengan “proses belajar” ditinjau dari sudut
pandang psikologi kognitif yang cenderung condong kepada
pengertian “proses berpikir”. Berbagai teori bermunculan. Namun,
pada akhirnya pertanyaan besar muncul, “Bagaimana
memanfaatkan teori-teori tersebut dalam dunia pembelajaran kita
dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
khususnya di negara Indonesia tercinta ini?”

Pertanyaan besar itu sudah semestinya memicu para peneliti dalam


bidang pendidikan untuk mencoba menjawabnya. Last but not least,
rasanya perlu juga dipikirkan mana yang lebih penting ya, meneliti
bagaimana karakteritik pola pikir masyarakat Indonesia secara
umum atau meneliti karakteristik pola pikir para pemimpin Negara
Indonesia ini ya? Agar dapat diketahui dimana letak anomalinya
sehingga bangsa yang amat kaya sumber daya alam dan sumber
daya manusia ini tidak jua menjadi bangsa maju setelah merdeka
puluhan tahun. ^_*
(Gerlong, 22 Januari 2010)

Вам также может понравиться