Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
89.
90. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
91.
92.
93. 2.1 Teori pengolahan informasi
94. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan
informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di
berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Dimana dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme
dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan
informasi memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan
pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik
pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi
yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang
diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap
tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas
pengertian proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa
antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan
cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan
informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang
dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi,
yaitu:
1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk
ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory,
dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas
kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya
adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).
95.
Adapun tokoh lain yang menjelaskan teori ini:
143.
144. BAB III
145. KESIMPULAN
146.
147. 3.1 Kesimpulan
148. Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka
Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.
149.
3.2 Saran
150. Kami menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah
ini
151. masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami menyarankan untuk
dilakukan suatu pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi
perbaikan makalah kami selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang
tentunya membangun. Demikianlah hasil karya tulis kami yang terangkim dalam suatu
makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami ucapkan terima kasih.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161. DAFTAR PUSTAKA
162.
163.
164. 1. Karwono dan Heni Mularsih.2010.Belajar dan Pembelajaran Serta
Pemanfaatan Sumber Belajar.Ciputat:Penerbit Cerdas Jaya
165. 2. Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
166. 3. Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk Tuhan yang sempurna, dan
kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Tuhan
lainnya adalah manusia memiliki kemampuan untuk
mengingat sesuatu namun banyak manusia yang tidak
memanfaatkan kemampuannya tersebut dengan sebaik
mungkin dan hanya memanfaatkan kemampuan tersebut
sekedarnya saja.
Memori atau kemampuan mengingat memiliki
kedudukan yang sangat pentig dalam proses belajar, para
siswa akan mudah belajar jika dia memiliki kapasitas
memori yang baik dan jika kemampuan ini di gunakan
dengan baik maka bisa dipastikan siswa tersebut akan
dapat dengan mudah meyerap dan mengingat pelajaran
yang di berikan oleh bapak ibu guru.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca memahami isi
makalah ini, maka penulis merumuskan ruusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan memori?
2. Apa saja struktur dan jenis memori?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi memori?
4. Apa hubungan antara memori dan belajar bagi para
siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memori
Ada beberapa definisi menurut para ahli tentang memori,
yaitu:
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu
sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap
informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system,
yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan
yang terdapat di dalam otak manusia.”[1]Di sini, memori
merupakan sistem kerja otak manusia untuk menangkap
dan menyimpan pengetahuan.
Menurut Eric Jensen dan Karten Mar kowiz (2003:21),
ingatan merupakan suatu proses biologi,yakni informasi
diberi kode dan dipanggil kembali.Pada
dasarnya,menurut Jensen,ingatan adalah sesuatu yang
membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia
dari makhluk lain.Ingatan memberi manusia titik –titik
rujukan pada masa lalu dan perkiran pada masa depan.[2]
Semua pengetahuan, baik pengetahuan indra maupun
pengetahuan akal (pikiran),yang masuk ke dalam
kesadaran jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita,
kemudian disimpan oleh jiwa kita. Jiwa kita mempunyai
kesanggupan untuk menyimpan pengetahuan untuk
beberapa lama,bahkan sampai seumur hidup ; dan
mengeluarkan kembali pengetahuan tadi sewaktu – waktu
di butuhkan. Fungsi jiwa yang demikian ini disebut ingatan
atau memori (memory).[3]
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari
kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasi.[4]
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori, yaitu:
fungsi, pengalaman/informasi, dan spesifikasi. Memori
melibatkan fungsi dari suatu sistem yang dapat
difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat untuk
melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori juga
melibatkan informasi yang diperoleh melalui suatu
aktivitas, sehingga informasi yang didapat akan menjadi
suatu pengalaman yang disimpan pada suatu tempat.
Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan dapat
direkam dengan baik, hanya informasi-informasi yang
memiliki kekhususan (kesan tertentu) yang dapat
disimpan. Jadi, memori merupakan suatu proses kerja
yang melibatkan alat-alat atau tempat untuk menerima,
menyimpan, dan mengingat kembali informasi-informasi
yang memiliki kekhususan.
Mengingat merupakan pengetahuan sekarang tentang
pengalaman masa lampau Memori dalam pengertian ini
lebih menekankan pada kemampuan kognitif seseorang,
yaitu kemampuan untuk menyebutkan atau menghafal
suatu kegiatan yang pernah dilakukan pada masa lalu.[5]
Memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
dalam otak. semua aktivitas memori berpusat di otak dan
ada tiga kegiatan dalam memori, yaitu:[6]
a) Pengkodean. Pada tahap awal informasi-informasi
yang diterima terlebih dahulu diberi kode atau tanda atau
pengelompokkan.
b) Penyimpanan. Setelah informasi tersebut diberi kode,
kemudian diteruskan ke tempat penyimpanan. Di tempat
penyimpanan informasi akan bertahan di dalamnya
sampai suatu saat dibutuhkan untuk dimunculkan kembali.
Tiak semua informasi yang diterima dapat disimpan.
Waktu penyimpanan tergantung pada kualitas dan
kapasitas tempat yang dimiliki otak masing-masing
individu.
c) Pemanggilan kembali. Pada tahap ini, informasi-
informasi yang telah disimpan tadi dipanggil sesuai
dengan kebutuhan, walaupun tidak semua informasi yang
diterima dan disimpan dapat dipanggil kembali, karena
sebagian atau bahkan semua informasi yang disimpan
dapat hilang atau tertutup oleh informasi yang lainnya.
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Definisi ini sama dengan definisi dari Bruno, hanya
terdapat perbedaan pada tahap ketiga. Bruno
menggunakan istilah pemanggilan kembali, sedangkan
Suryabrata menggunakan istilah mereproduksi kesan.
Istilah mereproduksi kesan mengandung pengertian yang
lebih dalam dan luas, karena mereproduksi adalah
melakukan (membuat) reproduksi; menghasilkan
(memproduksi) ulang; menghasilkan (mengeluarkan)
kembali (Pusat Bahasa Diknas).[7]
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman
dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali
tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya,
membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik.
Dengan kemampuan mengingat pada manusia, maka ini
menunjukan bahwa manusia mampu menerima,
menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-
pengalaman yang dialaminya. Menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama
halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang
pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. Jadi, memori
adalah keseluruhan proses fungsi mental yang berpusat di
otak untuk memunculkan kembali pengetahuan tertentu
tentang pengalaman masa lalu melalui tahapan
menangkap/menerima,memberi kode, menyimpan,
mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali.
B. Struktur memori
Struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga
subsistem, yakni: sensory register, short term memory,
dan long term memory.[8]
a) Sensory storage (memori sensoris/sensory register)
Bagian ini merupakan tempat pertama yang dilalui, yaitu
organ-organ penerima informasi yang terdiri dari panca
indera manusia. Pada tahap ini semua informasi akan
diterima oleh panca indera. Karena keterbatasan panca
indera, maka tidak semua informasi yang diterima akan
dapat disimpan untuk diteruskan ke shor term memory.
b) Short term memory
Short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang telah diterima oleh sensory
storage. Informasi-informasi yang ada pada short term
memory tidak akan bisa bertahan lama.
c) Long term memory
Informasi yang telah sampai pada short term memory
akan diteruskan ke long term memory, tetapi hanya
sebagian kecil saja dari informasi yang diterima bisa
sampai ke long term memory. Informasi-informasi yang
ada di long term memory inilah yang nantinya akan dapat
dimunculkan kembali sebagai suatu pengetahuan.
Jadi, ada tiga bagian memori yang terlibat dalam
proses memori, yaitu memori sensoris, memori jangka
pendek (short term memori), dan memori jangka panjang
(long term memori). Informasi akan selalu diterima oleh
memori sensoris, kemudian sejumlah tertentu akan
diteruskan ke dalam memori jangka pendek dan yang lain
hilang. Informasi di memori jangka pendek akan
mengalami proses seleksi untuk diteruskan ke memori
jangka panjang, sedangkan yang tidak diteruskan akan
dilupakan.
C. Jenis memori
Di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan
yang disimpan ,memori manusia itu terdiri atas dua
macam:[9]
1. Semantic memory (memori semantic), yaitu memori
khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-
pengertian.
2. Episodic memory (memori episodic), yaitu memori
khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-
peristiwa.
Ada tiga jenis memori yang tersimpan pada long term
memory, yaitu:
a. Memori semantik
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu
obyek yang diketahui seseorang baik berupa kata,
konsep, peraturan, maupun ide-ide abstrak. Memori ini
penting bagi seseorang untuk menerapkan informasi yang
telah diketahuinya dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
b. Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang dapat
mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah
dialaminya. Ketika seseorang mengingat masa
sekolahnya di sekolah dasar, maka orang tersebut sedang
menggunakan informasi yang tersimpan dalam memori
episodiknya. Memori episodik merupakan pengalaman
personal, sebuah gambaran mental tentang hal-hal yang
dilihat atau didengar.
c. Memori prosedural
Ingatan prosedural adalah ingatan yang disimpan
setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang
dipelajari.Misalnya ingatan Anda tentang belajar naik
motor,memancing,atau mengendarai mobil yang belum
lama Anda jalankan.Ingatan ini terkait dengan segala
sesuatu yang sifatnya ara melakukan sesuatu.[10]
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak
memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh
aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak
sadar Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas
hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani
algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi
kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya
manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut,
sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus
dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi
ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang
sudah mulai terlupakan sebagian itu.
Istilah Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari
matapelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan
sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan
ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil
belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut dapat berupa
pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll..
PEMBAHASAN
INGATAN (MEMORY)
1. Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli
memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa
lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan
disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali
dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan
memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
apa yang pernah dialami (remembering).
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada
anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya
bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana
dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:
1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (act
of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama
intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain kekuatan
retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau
mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau
mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami
kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber
atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu
tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama
seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat
nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses
mengingat reintegrative terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti
Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena
orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.
1. Kelupaan
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang
ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami
kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori
tentang kelupaan.
1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
3.Metode rekonstruksi
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali)
terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta
untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
1. Pengertian Lupa
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari
dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan
sesuatu, entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau
sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja
dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah
orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan
sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian
saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah
memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat
adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang
tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47)
Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa keempatnya
tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.
1. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau
materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita
tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap
sendiri.
2. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami
perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
3. Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris,
lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
4. Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang
paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas,
sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
5. Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol,
sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol,
tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana
wajah orang itu tidak kita ingat lagi.
6. Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita
ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat
diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan
retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat
masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih
dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
7. Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-
peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau
semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan
sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi
diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat
menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri, orang tua, anak dan istri dan
semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau
disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat dramatis
sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi, 1997: 52-
54)
Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan
terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini
terjadi karena adanya kemungkinan.
Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/
penekanan (Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah “alam
ketidaksadaran” dan “alam bawah sadar” seperti tersebut di atas,
merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak psikologi analisis yang banyak
mendapat tantanganm baik dari kawan maupun lawannya itu.
Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990).
Jika seorang siswa hanya mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau
kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah misalnya, maka
kemungkinan ia akan lupa menybut nama hewan-hewan tadi ketika
melihatnya di kebun binatang.
Keempat, lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa
terhadap proses belajar mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna
sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti
karena ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan
mudah terlupakan.
Kelima, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi
karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan
demikian denga sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin
juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
Keenam, lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan,
kecanduan alkohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan item-item
informasi yang ada dalam memori permanennya.
Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting
untuk diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi gangguan
proaktif dan retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan eksperimen.
Mengenai faktor keenam, tentu saja semua orang maklum.
Kecuali gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang
menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item
informasi yang ia serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item
yang rusak (decay) itu tidak hilang dan tetap diproses oleh sistem memori
siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali. Kerusakan item
informasi tersebut mungkin disebabkan karena tennggang waktu (delay)
antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses pengkodean dan
transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989;
Anderson, 1990).
Apakah materi pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari
ingatan akalnya? Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi
pelajaran itu masih terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun
terlalu lemah untuk di panggil atau diingat kembali. Buktinya banyak siswa
yang mengeluh “kehilangan ilmu”, setelah melakukan relearning (belajar
lagi) atau mengikuti remedial teaching berfungsi memperbaiki atau
menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori para
siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang
memuaskan. (Muhibbin Syah, 1996: 160)
Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan
merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul
apa yang ingin kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat
berlangsungnya kejadian tertentu, tanggal lahir seorang pahlawan nasioanl
dan sebaginya. “hampir ingat” ini disebut”gejala ujung lidah”.
Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak
dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada empat teori tentang lupa,
yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, motivated
forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologis. Teori-teori ini khususnya
merujuk pada memori jangka panjang.
1. Decay theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus aus dengan
berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini
mengandalkan bahwa setiap informasi di simpan dalam memori akan
meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini akan rusak atau
menghilang bila tidak pernah dipakai lagi. Meskipun demikian, banyak ahli
sekarang menemukan bahwa lupa tidak semata-mata disebabkan oleh
ausnya informasi.
2. Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori
janga panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan).
Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu
proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa
juga sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima, menyebabkan kita sulit mencari
informasi yang sudah ada dalam memori kita, terjadilah interferensi
retroaktif. Dalam hidup sehari-hari kita mengalami hal ini.
Adalagi yang disebut interferensi proaktif, yaitu informasi yang sudah dalam
memori jangka panjang mengganggu proses mengingat informasi yang baru
saja disimpan.
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang
sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan
untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan
mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.
Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang
tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak
menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini
cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori
ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa
informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
1. Proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan bahwa pengulangan/rekan. Mekanisme dalam proses mengingat
sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.
Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan
berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapinya saat ini.
2. Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal
lain. Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari uraian di
depan jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai
kaitan dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya. Konteks dapat berupa
peristiwa, tempat, nama sesuatu, perasaan tertentu dan lain-lain. Konteks ini
memberikan retrievel cues atau karena itu mempermudah recognition.
3. Proses memori memerlukan organisasi. Salah satu pengorganisasian
informasi yang sangat dikenal adalah mnemonik (bahasa Yunani: mnemosyne, yaitu
dewi memori dalam mitologi Yunani). Informasi diorganisasi sedemikian rupa
(dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang
kompleks mudah untuk diingat kembali.
Salah satu metode mnemonik yang biasa dilakukan adalah metode loci
(method of loci; loci= locus= tempat). Individu diminta untuk
membayangkan suatu tempat yang ia kenal dengan baik, misalnya
rumahnya. Ia membayangkan dari bagian rumah itu, misalnya dari ruang
tamu sampai kekamarnya. Ia membayangkan benda-benda apa saja yang
akan ditemui didekat pintu masuk, di ruang tamu, dekat pintu kamarnya dan
di dalam kamarnya. Kemudian ia diasosiasikan benda-benda tersebut
dengan informasi baru yang harus diingat.
Orang yang baru belajar musik sering harus menghafal tanda-tanda yang
amat kompleks. Untuk itu cara seperti berikut sering banyak membantu:
1. Nada-nada yang naik ½ (kruis/ #) = Gudeg Djogja Amat Enak Banyak Fitamin
2. Nada-nada yang turun ½ (mol) = Fajar Bandung Elok Amat Dekat Garut
Ciamis
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam
meningkatkan daya ingatannya, antara Barlow (1985), Reber (1988), dan
Anderson (1990) adalah sebagai berikut:
1. Overlearning
Extra Study Time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi
waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar.
Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar
materi tertentu. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi
memori dari kelupaan.
3. Mnemonic Device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga disebut mnemonic itu
berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan
item-item informasi ke dalam sistem akal siswa.
4. Pengelompokkan
Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung (the serial
position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata0kata (nama, istilah
dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus
diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis
dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat
berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan
demikian, kata yang ditulis pada awal yang akhir daftar tersebut memberi
kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal
permanen siswa. (Muhibbin Syah, 1996: 160-164)
TRANSFER BELAJAR
Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi
belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-sehari yang akan
ditempati ssiwa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Misalnya, siswa yang telah
pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa
Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab).
Pengetahuan tentang letak geografis suatu daerah, akan sangat membantu
dalam memahami masalah perekonomian yang dihadapi oleh penghuni
daerah itu, ketrampilan mengendarai sepeda motor akan mempermudah
belajar mengendarai kendaraan roda empat.
2. Transfer negatif
3. Transfer Vertikal
4. Transfer lateral
Misalnya, seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari
sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di
samping itu juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi
mesin-mesin lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan kurang lebih
sama dengan mesin “X” tadi.
Pandangan ini bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang
psike/kejiwaan manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah
bagian / daya-daya yang berdiri sendiri. Seperti daya berfikir, daya
mengingat, daya kemauan, daya merasa, dan lain-lain.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada pada manusia
itu dapat dilatih. Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu dapat
digunakan pula untuk pekerjaan yang lain yang menggunakan daya tersebut
dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang anak yang
semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia
melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain
kasti sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak
yang telah melatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah
dewasa dan menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat yang baik.
Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari
pelajaran sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering digunakan untuk
mengingat-ingat bermacam-macam peristiwa, ingatan anak itu makin
terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka pendapat menurut teori
daya daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat
digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Demikian, menurut teori daya pada tiap mata pelajaran disekolah pendidik
perlu melatih daya-daya itu (daya ingatan, berpikir, merasakan, dan
sebagainya) sehingga daya-daya yang sudah terlatih itu akan dapat
digunakan dalam mata pelajaran yang lain dan bagi pekerjaan pekerjaan lain
diluar sekolah. Sekolah yang menganut teori daya ini, sudah tentu
mengutamakan terlatihnya semua daya-daya jiwa anak, dari pada nilai atau
kegunaan mata pelajaran. Berguna atau tidaknya materi/isi mata pelajaran
itu dalam praktek dikemudian hari, tidak menjadi soal. Yang penting, apapun
yang diajarkan asal dapat melatih daya-daya jiwa adalah baik. Penganut
teori daya beranggapan bahwa anak-anak yang pandai di sekolah suadah
tentu akan pandai pula dimasyarakat.
3. Teori generalisasi
PENUTUP
KESIMPULAN
Memori merupakan potensi yang selayaknya kita kaji terutama untuk ilmu
komunikasi dimana dalam berkomunikasi kita harus dapat membaca
kapasitas memori yang terpakai dalam diri seseorang beserta isi memori
yang ada dalam diri seseorang yang dapat kita perkirakan, walaupun secara
pasti kita jarang mengetahui kemampuan memori seseorang terutama yang
belum kita kenal.
Sebagai manusia, kita tak luput dari namanya lupa. Dalam masyarakat, lupa
merupakan suatu kebiasaan yang sering terjadi. Hal itu biasa terjadi pada
siapapun juga, baik itu siswa, guru, pejabat, professor, bahkan orang-orang
yang di anggap paling jenius sekalipun.
1. Transfer belajar pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh
dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-
hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
2. Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
3. Teori disiplin formal
4. Teori elemen identik
5. Teori generalisasi
6. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
7. Proses belajar
8. Hasil belajar
9. Bahan/materi bidang-bidang studi
10. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
11. Sikap dan usaha guru
DAFTAR PUSTAKA
AB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga
sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera
maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi
untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan
dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya
membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada
dalam memori jangka panjang.
Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita
tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut
pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di dalam skema yang
terbentuk dengan baik lebih mudah dipelajari daripada informasi yang tidak dapat begitu
diakomodasi.
Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang, beberapa factor berperan dalam ingatan
jangka panjang. Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa mempelajari bahan
sejak awal (Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak kemampuan pada ingatan
tidak jelas (Semb & Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang lebih tinggi mempunyai nilai
yang lebih baik pada akhir pelajaran tetapi sering melupakan yang telah mereka pelajari dengan
persentase yang sama dengan siswa yang berkemampuan lebih rendah.
Model pengelolaan Informasi lain, Ada beberapa teori-teori alternative menurut Atkinson &
Shiffrin, diantaranya teori tingkat pengolahan berpendapat bahwa pebelajar hanya akan
mengingat hal-hal yang mereka olah. Siswa mengolah informasi ketika mereka
memanipulasinya, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode
ganda lebih jauh mengusulkan pentingnya menggunakan pengkodean visual maupun verbal
untuk mempelajari potongan-potongan informasi.
2
B. Riset tentang Otak
Teknologi yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah menghasilkan
kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara otak tertentu mengolah
jenis informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain. Ketika orang memperoleh keahlian,
fungsi otak mereka menjadi lebih efisien. Perkembangan otak dini adalah proses menambah
koneksi yang tidak digunakan. Ilmu saraf menemukan banyak hal tentang otak yang sedang
bekerja, tetapi riset ini belum mempunyai penerapan langsung ke pengajaran.
3
Siswa dapat meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan
menggunakan teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu
adalah metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf pertama.
4
G. Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar
Membuat pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan terdahulu, Organisator awal
membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan pengetahuan latar belakang.
Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik bertanya, dan model konseptual adalah
contoh lain strategi pengajaran yang didasarkan pada teori pembelajaran kognitif.
Mengorganisasi Informasi, ada banyak cara pengorganisasian informasi dimana guru juga dapat
bertindak langsung dalam hal tersebut. Guru juga dapat membantu siswa memahami topic yang
rumit dengan menggunakan beberapa tekhnik atau model, diantaranya; Menggunakan teknik
bertanya dan menggunakan model konseptual (diagram yang memperihatkan bagaimana unsur-
unsur proses berkaitan satu sama lain).
Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari teori pengolahan informasi:
Hakikat system memori manusia.
Konsep multitahap
Ada tiga struktur memori dalam konsep ini :
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat
sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka
pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara
kualitatif berbeda. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari
keterampilan yang dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal
yang menuntut perhatian selektif.
Representasi pengetahuan Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan
stimulus yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah :
6
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi
dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
• Model dual-kode. Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori
jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal .Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah
dalam bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal :
1. Model jaringan semantik. Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan
konsep dan konsep superordinat dalam hubungan hirarki.
2. Model gugus. Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan
dalam memori di gugus-gugus tertentu.
3. Model proposional. Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-
baloksebagai penyusun memori.
Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-
butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya
dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut
skema. Skema sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang
mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju
pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
7
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem
memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas
penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang
aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan
keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para
ahli teori kognitif bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar
ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus
mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan
peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan
penting yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di
dalam memori kerja peserta didik.
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta
didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang
maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau
menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan
pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk
menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
gladi sekunder.
4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi
sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi
verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
9
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari.
Meliputi :
1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat
dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan
dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan
keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
1. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan
sebagainya)
2. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada
pemecahan masalah itu.
3. Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa
yang diperlukan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam pembelajran.
1. Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan,
bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.
2. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecaha masalah.
3. Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?
Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang
sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
1. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.
2. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang
cocok untuk mengatasi masalah itu.
10
3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan
masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk
memvisualisaikan masalah itu.
4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
KOMPONEN BELAJAR
Pengenalan pola
Bagian terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik pilihan.
Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung
bersama-sama atau secara terpisah.
1. Pengolah jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian (even-
driven processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing)
2. Pengolahan yang konseptual atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif,
tujuan, dan juga konteks.
11
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa
pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik
Dalam megenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut
proses deliberate karena memerukan pengawasan yang sadar
Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya dis ebut
pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat
kembali dengan mudah
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1. Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .
2. Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a. Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b. Digantikan dengan lambang lain
c. Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya
12
Peranan gladi elaboratif
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang.
Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit
saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali
selanjutnya perlu pengolahan secara aktif butir itu mlalui elaboratif, transformasi atau
pengubahandan seterusnya
Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat,
telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah proses
pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu keadaan di situ seseorang
dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya dan utuk itu instruksi yang
datang dari luar tidak menyebutkan secar khusus dan lengkap tentang bagaimana cara
pemecahnnya
Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk
mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1. Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2. Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan maslh menukarkan
3. Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang memnuhi patokan yang
ditentukan
4. Pengatura hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.
13
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah
pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1. Deteksi masalah
2. Pemeriksaan
3. Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-
tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan. Secara inci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1. Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3. Penilaian atas hasil
Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua
kesulitan yang besar, yaitu :
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif, dalam proses pembelajaran
Ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal
pengolahan informasi ini, yaitu :
1. Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar
2. Kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung
3. Di bidang pengembangan kurikulum
Pikiran manusia adalah pencipta makna. Sejak mikrodetik pertama ada melihat, mendengar,
mencicipi, atau merasakan sesuatu, anda memulai proses memutuskan benda apa itu. Dan bab ini
akan membahas semua pengelolaan informasi dan juga teori pembelajaran kognitif.
14
TEORI PENGOLAH INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan
kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori
manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi
semua pengetahuan (Naisser, 1967).
Memori merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan
suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi
informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian.
Memori merupakan suatu system yang rumit degnan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.
Sebagaian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur
memori yaitu sebagai berikut :
1. Pencatat penginderaan
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang.
Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan
menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara
tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka panjang merupakan fase
inti dari belajar. Asumsi pokok yang melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa
informasi adalah organizer dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.
B. KOMPONEN BELAJAR
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut :
15
1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini, disimpan
sebentar untuk diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses
inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan
sehingga pada waktu lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada
bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi
sebelumnya dari memori jangka panjang.
C. PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI
Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori
manusia itu suatu system yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi
sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif
berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal
yang ada dilingkungan.
Komponen belajar menurut teori pengolah informasi seperti dipaparkan bada bagain awal bahwa
komponen belajar adalah sebagai berikut :
1. Perhatian ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
yang dapat dilakukan adalah :
a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
System memori manusia dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan
bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
16
1) Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih
2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.
b. Memperlancar Mengkode
Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru untuk disimpan ke
dalam memori jangka panjang. Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode
ringan untuk memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang
berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat, elaborasi,
dan cara titian ingatan (mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancangan ini
disebut bantuan berbasis pembelajaran.
Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang
dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis
pembelajaran misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan
ulangan, dan akronim untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang
dikenal yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda
petunjuk. Tanda-tanda petunjuk misalnya, judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti
“ayangnya, “yang penting” dan seterusnya.
Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual maupun verbal yang berasal dari
peserta didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas
misalnya sebuah daftar, metode loci dan sebagainya.
Penerapan khusus pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci
untuk belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang kurang
inheren organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan
pengkodean untuk materi-materi pembelajaran, misalnya menggaris bawahi bacaan dan
membuat catatan.
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival
Siasat pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak.
Irama bunyi, akronim, sajak, kata-kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisaratan
untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan
elaborasi basis peserta didik kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali.
17
Proses pemunculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan dianalogikan dengan
mekanisme penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng 1989) Mengemukakan dau tahap
dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan informasi yang
diinginkan (yang ingin dimunculkan dari dalam ingatan). Tahapan kedua adalah untuk
penelusuran yang sebenarnya, yaitu mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan
sebenarnya, yaitu yang mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-
informasi yang terkati di dalamnya, sampai informasi yang diinginkan didapatkan.
Asumsi yang dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri
dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secra hirarkis, dari
informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai informasi
yang diinginkan diperoleh.
18
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Pengolahan informasi
mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan
karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam
diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan megetahui hal-hal
yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik,sehingga dengan pengetahuan
itu seorang guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari
bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.
Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Renehart and
Winston.
Iklan
MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA
A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, karena
selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak sebagai modalitas utama dalam proses berpikir dan
berperilaku di samping hati sebagai pusat kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat
dirinya, manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut
manusia berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan manusia akan
melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenaliinformasi yang ada,
artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai macam
informasi. Bermacam-macam jenis ingatan juga ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia
akan selalu melakukan proses mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada manusia. Selain sebagai proses
biologi, mengingat juga merupakan proses mental. Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang
diturunkan dari orang tua kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat
rendah anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang lalu. Semakin banyak
informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi
yang lain. Setiap informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah
yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat
seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu akan mengalami suatu proses
kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa.
Kelupaan terjadi karena tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory)
bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus dengan berlalunya waktu.
Kelupaan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga informasi yang diterima maupun
yang telah tersimpan dalam ingatan dapat bertahan lebih lama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
D. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar
informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses
bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Ranah psikologi
kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson,
1980). Teori pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada
soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori
seorang individu. Penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar
dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, maka dikembangkanlah
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan
memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992)disajikan
melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing, karena
dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural sistem informasi, yaitu:
a) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk
periode waktu terbatas.
b) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di sini berlangsung
berpikir yang sadar.
c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh
informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya
sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori), Penyimpanan Jangka
Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus, Mengkode stimulus,
dan memperlancar penyimpanan dan retrival.
F. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and Critical Problem Solving. New
Jersey: Englewood Cliffs
Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas
Jaya.