Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geomorfologi (geomorphology)adalah ilmu tentang roman muka bumi


beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan
salah satubagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang
dari ilmugeografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi
pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam
(landscape) sampai padasatuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya
pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar
laut. Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi,
tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi
yang jugamendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari
bentuk-bentukgeomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi
berbahaya maupunaman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk
lahan.

Bentangan alam yang sangat luas terdiri dari beragam bentukan alam dan

sumber dayanya serta ragam sebaran vegetasi dan fauna yang hidup sesuai dengan

kemampuan adaptasi mereka dengan lingkungan sehingga membuat ekosistem

tersendiri sesuai dengan kondisi wilayah dan makhluk hidup di dalamnya.

Bentukan geomorfologi alam terjadi akibat adanya proses alami dari bumi ini.

Misalnya bentukan alam alluvial hasil dari aliran aliran air, bentukan dataran dan

lain sebagainya.

Bentang Alam Page 1


1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :

1.Apa yang dimaksud dengan bentang alam ?

2.Apa saja jenis-jenis bentang alam dan bagaimana proses terbentuknya ?

3.Gaya apa saja yang mempengaruhi pembentuk bentang alam?

4. bagaimana kenampakan bentang alam pada peta?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :

1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan bentang alam dan bagaimana


prosesnya.

2.Mengetahui jenis-jenis bentang alam dan bagaimana proses


terbentuknya.

3. Mampu membaca kenampakan bentang alam pada peta

Bentang Alam Page 2


BAB II

DASAR TEORI

A. KONSEP DASAR BENTANG ALAM

1. DEFENISI

Bentang alam (Inggris: landform) adalah suatu unit geomorfologis yang


dikategorikan berdasarkan karateristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi,
stratifikasi, paparan batuan, dan jenis tanah. Jenis-jenis bentang alam antara lain
adalah bukit, lembah, tanjung, dll, sedangkan samudra dan benua adalah contoh
jenis bentang alam tingkat tertinggi.

Beberapa faktor, mulai dari lempeng tektonik hingga erosi dan deposisi
dapat membentuk dan memengaruhi bentang alam.

Faktor biologi dapat pula memengaruhi bentang alam, contohnya adalah


peranan tumbuhan dan ganggang dalam pembentukan rawa serta terumbu karang.

Istilah-istilah bentang alam tidak hanya dibatasi bagi bentukan di bumi,


melainkan dapat pula digunakan untuk menjelaskan bentukan pada
permukaan planet dan objek-objek lain di alam semesta.

Sejarah genetika bentangalam dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:

1. Bentang alam kontruksional, yaitu semua bentang alam yang terbentuk


akibat gaya endogen (gaya eksogen belum bekerja disini, jadi masih
berada pada tingkat initial).
2. Bentang alam destruksional, yaitu semua bentangalam yang terbentuk
akibat gaya eksogen terhadap bentang alam yang dihasilkan oleh gaya
endogen, melalui proses pelapukan, erosi, abrasi, dan sedimentasi

Bentang Alam Page 3


B. GAYA YANG BERPENGARUH DALAM PEMBENTUKAN
BENTANG ALAM

Gaya yang mempengaruhi pembentuk bentangan alam adalah :

a) Faktor endogen

Faktor endogen merupakan faktor dari dalam bumi yang membentuk


bentangan alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya-gaya endogen,
seperti aktivitas gunung api, aktivitas magmatis dan aktivitas tektonik (perlipatan
dan patahan).
Aktifitas magmatis adalah aktifitas magma yang berasal dari dalam bumi,
sedangkan aktifitas tektonik adalah aktifitas atau gerakan yang berasal dari
lempeng-lempeng yang berada pada kerak bumi.
Bentuk bentangan alam yang dikendalikan oleh gaya endogen adalah :
1. Bentangan alam struktural
Merupkan proses pembentukan bentangan alam yang dipengaruhi oleh gaya
tektonik seperti lipatan dan patahan. Morfologi atau bentuk-bentuk lipatan terbagi
atas :

 Bukit antiklin (anticlinal ridges)


 Lembah antiklin (synclinal valleys)
 Bukit Sinklin (synclinal ridges)
 Lembah Sinklin (synclinal valleys)
 Bukit Monoklin (monoclinal ridges)
2. Bentang alam intrusi
Merupakan bentangan alam yang proses terbentuknya dikontrol oleh
aktivitas magma. Terbagi atas :

 Bukit intrusi
 Plateau Basalt

3. Bentang Alam fluvial

Bentang Alam Page 4


Bentang alam fluvial adalah bentang alam hasil proses kimia maupun fisika
yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan.
Proses pembentukan bentang alam fluvial dapat dibedakan menjadi:

 Proses erosi : proses terkikisnya batuan karena air. Pengikisan ini dapat
berupa abrasi, skouring, pendongkelan dan korosi.
 Proses transportasi : proses terangkutnya material-material hasil erosi.
Proses ini dapat berupa menggelinding, meloncat, atraksi dan mengambang.
 Proses pengendapan : proses yang terjadi apabila tenaga angkut dari sungai
berkurang sehingga beban yang lebih berat akan terendapkan di bawah
material yang lebih ringan.
4. Bentangan Alam Denudasional
Bentang alam denudasional adalah bentuk bentang alam yang terbentuk
akibat dar proses erosi, pelapukan dan pergerakan massa batuan yang
menyebabkan terjadinya pengikisan permukaan bumi sehingga akan menjadi
bentukan lahan yang lebih rendah dan proses tersebut akan berhenti apabila
permukaan bumi telah mencapai level dasar yang sama dengan permukaan di
sekitarnya.

b) Faktor Eksogen

Faktor eksogen merupakan faktor dari luar bumi ,yaitu proses yang terjadi dari
interaksi antara selaput hidrosfir, atmosfir, litosfir, dan biosfir.

Bentuk-bentuk aktifitas yang dipengaruhi oleh faktor eksogen adalah

1.Pelapukan, Merupkan proses perubahan fisik (desintegrasi) atau dekomposisi


dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan dipengaruhi
oleh iklim, temperature dan komposisi kimia.
Bentuk – bentuk pelapukan adalah :

 Pelapukan mekanis
 Pelapukan kimiawi
 Pelapukan biologis

Bentang Alam Page 5


2. Erosi, Merupakan proses pengikisan yang terjadi pada batuan maupun hasil
pelapukan batuan oleh media seperti air, angin, gletser.

3. Sedimentasi, Proses pengendapan material yang ditransport oleh media air,


angin, gletser disuatu cekungan. Delta yang terdapat dimulut-mulut sungai adalah
hasil dari proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan Sand Dunes yang terdapat digurun-gurun dan di tepi pantai adalah
hasil pengendapan yang diangkut oleh angin.

C. JENIS-JENIS BENTANG ALAM BERDASARKAN GENESA

Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut Van Zuldam (1979),


diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi menjadi :

1. Bentang alam alluvial


2. Bentang alam structural
3. Bentang alam kars
4. Bentang alam eolian
5. Bentang alam laut dan pantai
6. Bentang alam vulkanik
7. Bentang alam glacial dan periglasial

Penjelasan :

1)Bentang Alam Alluvial

Gambar 1 bentang alam aluvial

Bentang Alam Page 6


Bentang alam alluvial adalah bentang alam yang terbentuk dari proses
yang berkaitan dengan air permukaan/aliran sungai (proses fluvial). Sungai itu
sendiri dapat dibedakan berdasar keberadaan saluran yang tetap menjadi :

 Stream; aliran sungai belum memiliki saluran yang tetap (masih dapat
berpindah).
 River; aliran sungai telah memiliki saluran yang permanen.

Sungai dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan stadium erosinya


menjadi :

 Sungai muda; bercirikan erosi vertical efektif, relative lurus dan mengalir
di atas batuan induk, tidak terjadi sedimentasi, dan penampang berbentuk
V.
 Sungai dewasa; bercirikan erosi lateral efektif dan relatif kecil, terdapatnya
cabang-cabang sungai dan penampang berbentuk U.
 Sungai tua; bercirikan erosi lateral sangat efektif dengan aliran berliku-liku
(meander), anak sungai relatif lebih banyak dibandingka dengan sungai
dewasa.
2) Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya
dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi
sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.
Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang
bekerja adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan,
pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan
relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang
berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah
pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta
gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).
a. Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam
penafsiran bentang alam struktural adalah :

Bentang Alam Page 7


1. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi
struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.
2. Kelurusan dari punggungan, puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.
3. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.
4. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh
struktur kekar, sesar atau lipatan.
b. Macam-macam Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang
mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan
klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya
menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran, pegunungan lipatan dan pegunungan
patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan
keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi.
1. Bentang alam dengan struktur mendatar (Lapisan Horisontal)
Menurut letaknya (elevasinya) dataran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari
muka air laut.
 Dataran tinggi(plateau/high plain ), adalah dataran yang menempati elevasi
lebih dari 500 kaki diatas muka air laut.
2. Bentang Alam dengan Struktur Miring
Hampir semua lapisan diendapkan dalam posisi yang mendatar. Sedimen
yang mempunyai kemiringan asal diendapkan pada dasar pengendapan yang
sudah miring, seperti pada lereng gunung api dan disekitar terumbu karang.
Kemiringan lapisan sedimen yang demikian disebut kemiringan asal dengan sudut
maksimum 350(Tjia, 1987).
Kebanyakan sedimen yang memperlihatkan kemiringan, disebabkan
karena adanya proses geologi yang bekerja pada suatu daerah tersebut. Morfologi
yang dihasilkan oleh proses tersebut akan memperlihatkan pola yang memanjang
searah dengan jurus perlapisan batuan.
Berdasarkan besarnya sudut kemiringan dari kedua lerengnya, terutama
yang searah dengan kemiringan lapisan batuannya, bentang alam ini dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :

Bentang Alam Page 8


 Cuesta.Ø Pada cuesta sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak
simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan
kurang dari 450 (Thornbury, 1969, p.133), sedangkan Stokes & Varnes, 1955 :
p.71 sudut kelerengannya kurang dari 200. Cuesta memiliki kelerengan fore
slope yang lebih curam sedangkan back slopenya relatif landai pada arah
sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.
 Hogback. Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 450(Thornbury, 1969, p.133).
sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 200.
Hogback memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama
sehingga terlihat simetri.
3. Bentang alam dengan Stuktur Lipatan
Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya
kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan
disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut sinklin.
Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan
kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah
kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan
bagian garis kontur.
4. Struktur antiklin dan sinklin
Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas
kenampakan fore slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara
berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing scarp), maka
terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling berhadapan adalah back
slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola pengaliran yang dijumpai pada
lembah antiklin biasanya adalah pola trellis.
5. Struktur antiklin dan sinklin menunjam
Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan
lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila
tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin
menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut
sebagai lembah sinklin menunjam .

Bentang Alam Page 9


6. Struktur lipatan tertutup
· Kubah.
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
o Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
o Mempunyai pola kontur tertutup
o Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda
o Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
· Cekungan
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
 Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)
 Mempunyai pola kontur tertutup
 Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
7. Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi,
sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan.
Berdasarakan arah gerak relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
Sesar normal/ sesar turun (normal fault)
Sesar naik( reverse fault)
Sesar geser mendatar (strike-slip fault)
Sesar diagonal (diagonal fault/ oblique-slip fault)
Sesar rotasi (splintery fault/hinge fault)
3) Bentang Alam Kars
Karst adalah Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi
berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang
tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan
meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata
air yang besar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Kars
 Faktor Fisik
- Ketebalan Batugamping
- Porositas dan Permeabilita
- Intesitas Struktur Terhadap Batuan

Bentang Alam Page 10


 Faktor Kimiawi
Faktor kimiawi yang berpengaruh dalam proses karstifikasi adalah kondisi
kimia batuan dan kondisi kimia media pelarut.
- Kondisi Kimia Batuan
- Kondisi Kimia Media Pelarut
 Faktor Biologis
Aktifitas biologis dapat mempengaruhi pembentukan topografi kars, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
 Faktor Iklim dan Lingkungan
Iklim dan lingkungan merupakan dua hal yang sering kali sulit untuk
dipisahkan. Lingkungan dalam arti sempit adalah kondisi disekitar tempat yang
dimaksud (dalam hal ini adalah lahan pembentukan topografi kars) dan
lingkungan dalam arti luas meliputi seluruh aspek biotik dan abiotik yang ada
didaerah yang dimaksud.
Proses Pembentukan Topografi Kars.
Von Engeln (1942) menyebutkan bahwa kondisi batuan yang menunjang
terbentuknya topografi kars ada 4 , yaitu :
- Mudah larut dan berada dipermukaan atau dekat dengan permukaan
- masif, tebal dan terkekarkan
- berada pada daerah yang curah hujannya sedang sampai tingg
- dikelilingi oleh lembah sehingga air permukaan dapat melalui rekahan-
rekahan yang ada pada batuan sambil melarutkannya
Pembentukan topografi kars dimulai pada saat air permukaan memasuki
rekahan yang diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut.
4) Bentang Alam Eolian

Gambar 2 bentang alam Eolian

Bentang Alam Page 11


Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk sebagai pengaruh
dari angin. Dalam hal ini, bentang alam eolian akan lebih terlihat di daerah gurun
(gurun pasir) karena sedikitnya faktor penghalang dan ketiadaan faktor pengikat
oleh material-material bebas.

Di daerah ini, proses pembentukan yang terjadi pada umumnya meliputi


proses pengikisan oleh angin dan proses sedimentasi. Proses sedimentasi
(pengendapan) oleh angin ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Dune; merupakan bukit yang terbentuk sebagai hasil dari timbunan pasir
oleh hembusan angin. Dune akan sangat dipengaruhi oleh kuatnya
hembusan dan kecepatan angin, bentuk dari permukaan dan adanya
rintangan. Dune memiliki berbagai macam tipe, yaitu :
1. Star dune; dune dengan banyak punggung bukit pasir ridge yang bertemu
pada satu titik.
2. Transverse dune; dune yang terbentuk di sepanjang jejak angin.
3. Barchan; bukit pasir lengkung bertanduk.
b) Loess; merupakan daerah yang luas yang tertutup oleh material-material
halus.
5) Bentang alam laut dan pantai
a. Tempat Terjadinya Bentang Alam Pantai
Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya
dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan
dan lautan (Thornbury, 1969).

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk morfologi pantai


tersebut antara lain adalah pengaruh diatropisme, tipe batuan, stuktur
geologi, pengaruh perubahan naik turunnya muka air laut, serta
pengendapan sediment asal daratan / sungai, erosi daratan dan angin.

b. Proses Terjadinya Bentang Alam Pantai

Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara


langsung maupun tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang

Bentang Alam Page 12


laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut, tenaga es, dan kegiatan
organisme laut.

6) Bentang Alam Vulkanik

Gambar 3 Bentang Alam Vulkanik

Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai akibat
dari proses atau kegiatan vulkanisme/gunung berapi. Vulkanisme dibagi dalam
menjadi tiga macam :

 Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan


kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya
menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.
 Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer,
dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis ini
akan membentuk gunung api jenis perisai.
 Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate, umumnya
membentuk gunung api strato.

Gunung api dapat dibedakan berdasarkan tipe erupsinya menjadi :

a. Tipe Hawaii (perisai); tipe gunung ini memiliki tipe vulkanisme lelehan
dengan bentuk kubah yang relatif landai, umumnya tedapat kaldera.
b. Tipe Krakatau; memiliki tipe vulkanisme lelehan dan letusan.
c. Tipe Pelee; memiliki tipe vulkanisme letusan dengan bentuk bentang
gunung kerucut.

Bentang Alam Page 13


Gambar 4 Tipe Vulkanik

Berdasarkan penampakan morfologi, bentang alam gunung api


diklasifikasikan menjadi :

 Depresi vulkanik; umumnya berupa bentang alam cekungan. Depresi


vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah, dan kaldera.
 Kubah vulkanik; bentang alam yang memiliki bentuk cembung ke atas,
berupa Parasite cone, Cinder cone.
 Vulkanik semu; bentang alam yang mirip gunung api, bahkan dapat
terbentuk karena proses vulkanisme yang berdekatan.
 Dataran vulkanik; dicirikan dengan puncak vulkanik yang datar dan
memiliki perbedaan/variasi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu
mencolok. Dataran vulkanik berupa dataran rendah basal, plato basal, dan
dataran plato basal.
7) Bentang Alam Glasial (Gletser)

Gletser merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan mampu bergerak
karena pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang mengalami
kompaksi dan rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat setelah
melewati beberapa periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak melebur atau
hilang.

Bentang Alam Page 14


Ada dua tipe bentang alam glasial :
 Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah pegunungan.
 Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada musim
panas sangat kecil. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor-faktor
pendukung sebagai berikut :
Tingginya tingkat presipitasi
Suhu lingkungan yang sangat rendah
Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
Pada musim panas tingkat peleburannya rendah
Benua Antartika menyimpan lebih dari 85 % cadangan es dunia, 10 %
berada di Greenland dan 5 % sisanya tersebar di tempat lain di seluruh dunia. Dari
fakta ini dapat disimpulkan bahwa Antartika menyimpan cadangan air dunia
dalam jumlah besar, sehingga bila es di Antartika meleleh maka muka air laut
akan meningkat 60 meter (200 feet) yang dapat mngakibatkan banjir dan daratan
tenggelam.
Tipe-tipe gletser :
Valley Glacier
Merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat ankak-anak sungai.
Valley Glacier terdapat pada alpine glaciation.
Ice Sheet
Merupakan massa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup
dataran yang luas biasanya > 50.000 kilometer persegi. Ice sheet terdapat pada
continental glaciation yaitu pada Greenland dan Antartika
Ice cap
Merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti
valley glacier contohnya di Laut Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet dan
ice cap mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (titik tertinggi).

Bentang Alam Page 15


Ice berg
Ice shet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang /
terbuang dalam jumlah besar, bila mengenai tubuh air maka balok-balok es
tersebut akan pecah dan mengapung bebas di permukaan air, hal ini disebut ice
berg

D. KENAMPAKAN BENTANG ALAM PADA PETA

Peta yang banyak digunakan untuk mengedentifikasi bentang alam adalah


peta topografi dan peta rupa bumi, karena peta tersebut memberikan gambaran
tentang ketinggian tempat (garis kontur) dan bentuk penggunaan lahan, sehingga
dapat diinterpretasi mengenai suhu udara, kemiringan, morfologi, batuan, tanah,
dan kondisi air.

Dengan bantuan garis kontur, pembaca peta dapat mengetahui


ketinggian suatu tempat pada bentang alam, dengan memperhatikan beberapa
prinsip berikut:
• Garis-garis kontur menghubungkan titik-titik yang sama tinggi.
• Garis kontur tidak pernah bertemu.
• Jarak antara garis kontur menunjukkan tingkat kelandaian/kecuraman suatu
lereng. Jika garis kontur berimpit, tempat tersebut memiliki lereng curam.
• Garis yang melengkung ke dalam menunjukkan adanya cekungan (dapat
mewakili lekukan/alur lereng perbukitan/pegunungan.
Perhatikan gambar berikut!

Gambar5 Contoh Kontur pada Peta

Bentang Alam Page 16


Ikutilah garis-garis yang ditarik dari peta kontur yang dipertemukan
dengan skala vertikal! Angka pada garis kontur mewakili ketinggian (dalam
meter).

Contoh kenampakan bentang alam pada peta

untuk lebih memahami pemakaian symbol warna dan garis kontur pada
peta sebagai berikut :

1. Contoh penggunaan simbol

Simbol dalam peta digunakan untuk menunjukkan berbagai kenampakan alami


dan buatan, serta berbagai tempat penting lain. Pada peta juga terlihat penggunaan
warna untuk membedakan ketinggian daratan dan kedalaman laut.

Gambar 6 : Berbagai simbol yang dapat ditemui dalam sebuah peta

2. Contoh penggunaan warna

Warna digunakan untuk menunjukkan perbedaan ketinggian tempat di


daratan. Legenda peta (kiri bawah), memberikan informasi rentang ketinggian
untuk setiap warna.

Bentang Alam Page 17


Gambar7 : Peta yang menggunakan warna untuk membedakan ketinggian tempat.

3. Contoh penggambaran kontur

Kontur pada peta topografi menghubungkan tempat-tempat dengan


ketinggian sama. Garis kontur biasa menunjukkan interval 20 feet, sedangkan
garis kontur tebal menunjukkan interval 100 feet (1 feet =0,3048 meter).

Gambar 8: Peta yang memnggunakan garis kontur untuk membedakan


ketinggian (Peta kontur).

Bentang Alam Page 18


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Geomorfologi (geomorphology)adalah ilmu tentang roman muka bumi


beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan
salah satubagian dari geografi

Bentangan alam yang sangat luas terdiri dari beragam bentukan alam dan
sumber dayanya serta ragam sebaran vegetasi dan fauna yang hidup sesuai dengan
kemampuan adaptasi mereka dengan lingkungan sehingga membuat ekosistem
tersendiri sesuai dengan kondisi wilayah dan makhluk hidup di dalamnya.

Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut Van Zuldam (1979),


diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi menjadi :

1. Bentang alam alluvial


2. Bentang alam structural
3. Bentang alam kars
4. Bentang alam eolian
5. Bentang alam laut dan pantai
6. Bentang alam vulkanik
7. Bentang alam glacial dan periglasial

3.2 SARAN

Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan penjelasan tentang

bentang alam. Untuk itu bagi pembaca agar mencari literatur yang lebih lengkap.

Bentang Alam Page 19


DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2015, “ Diktat penuntun Praktikum Geologi Umum” Universitas


Islam Bandung, Bandung Diakses pada 23 Mei 2016, Pukul 19.00 WIB
Noor.,Djauhari., 2009, “ Proses-proses Geologi”

Bentang Alam Page 20

Вам также может понравиться