Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menyerang penduduk pada

usia dewasa dan orang tua. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular

yang sering terjadi di dunia termasuk di Indonesia atau disebut juga sebagai

penyakit ‘silent killer’ sehingga banyak angka kematian yang terjadi.

(Kowalak dkk , 2011)

Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia

menderita hipertensi artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita

hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. Jumlah penderita

hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025

akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap

tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi

(Kemenkes RI, 2018).

Data Riskesdas 2013, hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi

tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%) dan yang terendah di Papua

(16,8%). Data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016

menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun

ke atas sebesar 32,4%. Data BPJS kesehatan, biaya pelayanan hipertensi

1
2

mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni Rp.2,8 triliun pada 2014, Rp.

3,8 triliun pada 2015, dan Rp. 4,2 triliun pada 2016 (Kemenkes RI, 2018).

Data di Kalimantan Timur terdapat 1.218.259 jiwa yang menderita

hipertensi. Data ini menunjukan banyak kasus hipertensi di wilayah

Kalimantan Timur belum ditanggulangi dengan baik (Riskesdas, 2016).

Hipertensi menjadi penyakit terbanyak yang di derita di Samarinda. Data

dinas kesehatan Samarinda, sejak Januari hingga Agustus 2016, terdapat

23.412 penderita hipertensi. Hipertensi berada di puncak daftar penyakit yang

paling banyak di derita sejak 2015. Jumlah klien hipertensi mencapai 37.163

orang (Riskesdas, 2016). Data penderita hipertensi di puskesmas Temindung

Samarinda dari bulan Januari - Desember pada tahun 2018 sebanyak 1005

orang.

Data di atas, dapat disimpilkan bahwa jumlah penderita hipertensi

sangat tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat, hal ini merupakan

masalah kesehatan yang serius bagi masyarakat. Kondisi tersebut perlu diatasi

agar tidak memberikan dampak yang lebih buruk bagi masyarakat. Hipertensi

yang tidak terkontrol akan menimbulkan beberapa komplikasi yaitu kerusakan

pembuluh darah otak, stroke, gagal ginjal, gagal jantung, sindrome metabolik

dan bahkan kematian. Pravelensi stroke dari komplikasi hipertensi meningkat

dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu dari 8,3 per 1000 menjadi 12,1 per 1000

(Badan Penelitian Kesehatan Kemenkes RI, 2013) .

Peningkatan kejadian hipertensi akan bertambah seiring dengan

pertambahan usia seseorang. Hipertensi bisa disebabkan oleh adanya


3

penyakit, seperti gagal ginjal kronis, obesitas, gangguan tidur dan penyebab

lainnya bisa karena gaya hidup tidak sehat, gaya hidup tinggi lemak dan

rendah serat, kurangnya olahraga serta banyaknya bahan tambahan makanan

yang tidak sesuai dengan takaran mestinya (Shanty, 2011).

Penatalaksanaan hipertensi tidak selalu menggunakan obat-obatan.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan nonfarmakologis dapat

dilakukan pada penderita hipertensi yaitu meliputi: teknik-teknik

mengurangi stres, penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan

tembakau, olahraga atau latihan yang dapat meningkatkan lipoprotein

berdensitas tinggi dan terapi relaksasi yang merupakan intervensi wajib yang

harus dilakukan pada setiap terapi hipertensi (Mutaqqin, 2009).

Terapi relaksasi nonfarmakologi yaitu slow stroke back massage

merupakan salah satu terapi masase yang bisa digunakan untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi. Slow stroke back massage adalah

terapi pijat punggung yang dilakukan 12-15 kali pijatan dalam satu menit

dalam waktu 3-10 menit. Usapan yang panjang dan lembut memberikan

kesenangan dan kenyamanan bagi klien, sedangkan usapan yang pendek

dan sirkuler cenderung bersifat menstimulasi (Lindquist dkk, 2013).

Tekanan darah sistolik dan diastolik yang sudah dilakukan terapi slow

stroke back massage pada penderita hipertensi derajat 1 menunjukkan terjadi

penurunan nilai tekanan darah. Masase ini dapat menstimulasi sirkulasi

darah serta metabolisme dalam tubuh serta dapat meningkatkan relaksasi

fisik dan psikologis (Septiari & Restuning, 2017).


4

Pemberian slow stroke back massage dapat merangsang pengeluaran

hormon endhorphin, hormon ini dapat memberikan efek tenang pada pasien

dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun

menjadi rileks dan akan terjadi penurunan tekanan darah. Slow stroke back

massage merupakan pijatan lembut dengan penekanan berirama pada daerah

torakal 10 sampai 12 dan lumbal 1 yang merupakan sumber persarafan yang

berfungsi untuk meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf

simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis (A, Setyawan, &

Widiyanto, 2016).

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Mohebbi (2014)

terhadap 90 orang responden selama 2 kali dalam seminggu menunjukkan

bahwa terapi pijat ini secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah

tinggi dengan melakukan pijatan lembut pada punggung. Pada kelompok

intervensi yang ia lakukan terjadi penurunan nilai sistolik dan diastolik

sebesar 6,44 mmHg dan 4,77 mmHg setiap kali dilakukan pemijatan

(Mohebbi, 2014).

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Anastasi Widyo Retno dan

Dian Prawesti (2012) besar sampel adalah 24 responden dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan

menggunakan tensimeter air raksa. Hasil penelitian menunjukkan tekanan

darah mengalami penurunan yang signifikan. Slow stroke back massage

menurunkan tekanan darah, dengan nilai maksimal penurunan sistolik dan

diastolik 8,00 mmHg dan 24,00 mmHg (Prawesti & Retno, 2012).
5

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh A.A Arista Shinta (2014).

Tekanan darah diukur setiap awal dan akhir sesi setelah sampel diberikan

perlakukan, yakni sebanyak 6 kali selama dua minggu dengan jumlah sampel

21 orang dari penelitiannya intervensi slow stroke back massage dapat

menurunkan sistole sebesar 11,74 mmHg dan diastole sebesar 8,76 mmHg

pada wanita rentang middle age dengan kondisi pre-hypertension (Shinta

dkk, 2014)

Penatalaksanaan nonfarmakologis yaitu terapi relaksasi slow stroke

back massage untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

sangat penting dikarenakan terapi relaksasi ini merupakan cara yang mudah,

sederhana dan murah. Teknik ini dapat dilakukan oleh perawat dan dapat di

ajarkan kepada kelurga pasien. Hasil wawancara dengan salah satu petugas

kesehatan di puskesmas Temindung Samarinda, bahwa terapi relaksasi slow

stroke back massage belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian di atas

maka peneliti perlu untuk menganalisa pengaruh slow stoke back massage

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Temindung Samarinda.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti

dengan ini merumuskan satu masalah yaitu :“ Bagaimana efek stimulasi slow

stroke back massage pada tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Temindung Samarinda ? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek stimulasi slow stroke back massage pada

tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Temindung

Samarinda.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum diberikan stimulasi slow

stroke back massage pada penderita hipertensi diwilayah kerja

puskesmas Temindung Samarinda.

b. Untuk mengetahui tekanan darah setelah diberikan stimulasi slow stroke

back massage pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas

Temindung Samarinda.
7

D. Manfaat

Penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh ilmu baru untuk pengalaman dalam melakukan

penelitian dan penulisan ilmiah ini, serta untuk memperluas wawasan dan

memperoleh ilmu baru khususnya tentang penatalaksanaan hipertensi.

2. Bagi Responden

Menambah pengetahuan penderita mengenai penatalaksanaan non

farmakologi yaitu stimulasi slow stroke back massage dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

3. Bagi institusi Kesehatan

Menambah referensi mengenai pengaruh terapi slow stroke back

massage pada penderita hipertensi dan untuk menjaga tekanan darah agar

tetap normal dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu

juga diharapkan hasil penelitian ini mampu digunakan sebagai acuan

dalam melakukan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.

4. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi dorongan untuk memberikan

pengetahuan serta keterampilan yang profesional kepada peserta didik

sehingga siap menjadi tenaga kesehatan yang mengupayakan teknik

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi saat terjun di

masyarakat.

Вам также может понравиться